Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran
inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300
mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang bentuknya
berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak
berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun
ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air
tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai
parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa
bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun
zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus
(materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika
keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk
kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini
akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas
(soliter).

1.2. Rumusan Masalah


a) Bagaimanakah sistem hidup pada organisme protozoa?
b) Bagaimanakah klasifikasi pada organism protozoa?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang kehidupan pada organisme protozoa
serta klasifikasinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa
termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot
karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan
tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk
badan buah.

2.2. Bentuk Tubuh Protozoa


Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran tubuhnya
antara 3-1000 mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel
tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan sistem yang serba bisa.
Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang
tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau
seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel
atau bersilia.

2.3. Habitat Protozoa


Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya
hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa
spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat
parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebratayang
kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau
pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang

2
tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari
zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air
tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa
yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen
hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat
menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka
memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.[2].
Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa
merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang
tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya
mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari
zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi
jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di
dalam sel antara lain nucleus, badangolgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola.
Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu
makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu
dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan
cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic
dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa
dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada
persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk
sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.

2.4. Ciri-ciri Protozoa


Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu
filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri
dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan
mitokondria.

3
Ciri-ciri umum :
• Organisme uniseluler (bersel tunggal)
• Eukariotik (memiliki membran nukleus)
• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
• Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
• Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
• Hidup bebas, saprofit atau parasit
• Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting
sebagai indikator polusi
• Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup

• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia.
Memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa
berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa
yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai
sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan
bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan
adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan
pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel
atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya,
menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian
tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya
setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang
masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila
keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan,
maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi
amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali,

4
maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya
amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri
seperti semula.

2.5. Morfologi Protozoa


Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai
pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan
osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa
dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut
kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista
untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada
jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai
denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa
seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan
Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk
membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan
skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.
Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu
jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang
dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia,
namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan
mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

2.6. Fisiologi Protozoa


Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa
dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau
hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung

5
enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses
transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan
makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik
secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka
oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.
Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk
sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat
saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola.
Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul
dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar
dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari
kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel
untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola
makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom
memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan
makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna
dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri.
Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut
sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah
makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya
dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya
Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu
maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses
metabolismenya adalah antara pH 6-8.

2.7. Adaptasi Protozoa


Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang,
bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan

6
konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan
peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat
menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas,
mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau
"mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang
mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola. Sebagai
komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting
bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer
bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa
seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga
penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap
proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat
bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan
kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen
untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk
bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu
host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho
= untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses
mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses
mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation.Protozoa dapat
mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa
bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan
kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.Nama
lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan
malaria atau disentri amuba.

7
2.8. Cara Reproduksi Protozoa
Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara
aseksual/vegetatif dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan
cara membelah diri atau pembagian selnya sama. Pembelahan ini dapat terjadi, baik
secara membujur atau melintang pada sepanjang selnya sehingga menghasilkan anak-
anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika pada proses pembelahan
diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut pembelahan biner,
namun apabila terbentuk banyak anak sel dinamakan pembelahan bahu rangkap
(multipel fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu
dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu
kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat
yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru. Cara
pembiakan ini disebut dengan konjugasi. Berikut adalah gambar dari proses
konjugasi

2.9. Klasifikasi Protozoa


Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang
disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda yang sangat dikenal
adalah Amoeba sp. Selain Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam
Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan Arcella. Keduanya merupakan Rhizopoda yang
diselimuti oleh cangkang. Bentuk sel amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari
ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme ini berada di air tawar, air laut,
tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia.
Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran
endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan
pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Dengan
kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan. Mula-mula kaki

8
semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan tersebut.
Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu
mengelilingi makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk
vakuola. Makanan dicerna di dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan
diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang berupa cairan dikeluarkan melalui
vakuola berdenyut. Cara Amoeba mendapatkan makanannya dapat dilihat padaa
gambar berikut.
Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner tanpa melalui
tahap-tahap mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu
diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan
yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga terjadilah dua sel anak
Amoeba. Kedua sel anak ini akan mengalami pembelahan biner sehingga menjadi
empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Apabila kondisi lingkungan
tidak menguntungkan, amoeba dapat mempertahankan hidupnya dengan membentuk
kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna melindungi diri dari lingkungan
yang tidak menguntungkan. Berikut adalah gambar dari proses pembelahan biner dan
kistanya pada Amoeba sp.
Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda:
1. Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya:
a) Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak
jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
b) Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c) Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap kadang-
kadang menyebabkan diare.
2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang
terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut
dan merupakan tanah "globigerina". Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam
pencarian minyak bumi.

9
3. Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat membentuk
tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok
2. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig
artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak
menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di
antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis dalam
tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual
belum banyak diketahui.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1) Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen
hijau klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
a) Euglena viridis, hidup di air tawar.
b) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan
bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan
benang-benang plasma.
c) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan
yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam
hari.
2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata.
a) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur
pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan
Glosina mursitans. Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan
serebro spinal manusia.
b) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
c) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda
demam dan anemia.
d) Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.

10
e) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.
3. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia).
Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan
menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di
dalam air.Alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap, hidup di air
tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup
bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
1) Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti
sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada
membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang
terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma,
vakuola makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat
sisa). Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan menggetarkan cilianya.
Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena gerakannya sangat
cepatbereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan arah transversal,
seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).
1) Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. 2) Vorticella, bentuk
seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi
cilia di sekitar mulutnya.
3) Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium.
4) Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada
permukaan daun yang terendam air.
5) Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis
(gangguan pada perut).
Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai mulut sel. Pada
saat bergetar, rambut di sekitar mulut sel akan bergetar pula. Pada saat ini, terjadilah
aliran keluar masuk air pada mulut sel. Air yang masuk dan keluar mulut sel banyak
mengandung bakteri atau bahan organik atau bahan makanan lainnya yang tertambat

11
atau terkumpul di dalam mulut sel. Makanan yang terkumpul akan masuk dalam
sitofaring (kerongkongan sel) lalu masuk ke dalam vakuola makanan untuk dicerna
dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di dalam
sitoplasma. Sisa makanan padat dikeluarkan melalui membran plasma, sedangkan
sisa makanan berupa cairan dikeluarkan melalui vakuola berdenyut yang terletak di
kedua ujungnya.
4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus
hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-
organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk
menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Tubuh
Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai
vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan
tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh. Beberapa
contoh hewan yang termasuk dalam filum Sporozo adalah Toxoplasma gondii yang
menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh
manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari
kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena
dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio. Contoh
lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia.
Contoh lainnya adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium
vivax. Gregarina.
Reproduksi dibagi menjadi dua:
1) Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan
sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
2) Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh nyamuk.

12
2.10. Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia
a. Peran yang Menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi
salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang
secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam
mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.
Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk
tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria,
kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat
digunakan sebagai bahan
penggosok.

b. Peran yang Merugikan


Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit.
Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena
dapat menyebabkan penyakit.
Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:
• Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
• Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
• Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur;
• Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
• Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin
wanita;
• Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang
mikroskopik yaitu berukuran antara 3-1000mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya
ada yang berbentuk bola, memanjang, lonjong, berflagel, dan bersilia
Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat parasit.
Hidupnya secara soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai alat
gerak berupa pseudopodia, silia , atau flagella dan memiliki vakuola kontraktil
sebagai system reapirasinya. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa. Protozoa
juga berperan penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang
ekosistem. Beberapa protozoa juga merugikan karena menyebabkan penyakit.

3.2. Saran
Dalam pembelajaran matakuliah Mikrobiologi diharapkan mahasiswa dapat
mengenal lebih jauh tentang organisme protozoa, habitatnya, cara bereproduksinya
serta klasifikasinya. Sewajibnya kita memahami apa itu protozoa dalam mata kuliah
Mikrobiologi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah


Aliyah (MA). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas
X.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

15

Anda mungkin juga menyukai