OLEH :
ALDI
R1D116089
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu. Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis
mengakui banyak mengalami kesulitan. Namun atas bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak, terutama kepada dosen pembimbing EKONOMI SUMBER DAYA
MINERAL, Bapak MARWAN ZAM MILI, ST., MT. sehingga laporan ini dapat
terselesaikan. Untuk itu sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih serta
penghargaan sebesar-besarnya, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat melimpahkan
rahmat-Nya atas segala amal yang dilakukan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya
itu kritik dan saran yang baik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan sertadalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha yang telah dilakukan. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM...............................................................................................
A. GENESA BIJIH......................................................................................................
B. SUMBER DAYA DAN CADANGAN..................................................................
C. PERSEBARAN BIJIH DI INDONESIA................................................................
BAB III PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN..............................................................
A. KONDISI PERTAMBANGAN..............................................................................
B. METODE PENAMBANGAN................................................................................
C. PRODUKSI, EKSPORT, IMPORT........................................................................
D. SISTEM PENGOLAHAN DAN KEBERADAAN SMELTER.............................
BAB IV PROSPEK DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH...........................................
A. KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG NILAI TAMBAH.............................
B. HARGA BIJIH DAN HARGA LOGAM...............................................................
C. PENINGKATAN NILAI TAMBAH......................................................................
BAB V PENUTUP..................................................................................................................
A. KESIMPULAN.......................................................................................................
B. SARAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
TABEL. 2.1. Sumber Daya dan Cadangan Bijih Besi Indonesia (2008)
TABEL. 2.2. Sumber Daya dan Cadangan Bijih Besi Indonesia (2003)
TABEL. 2.3. Sumber Daya dan Cadangan Besi Laterit
TABEL. 2.4. Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi tahun 2003
TABEL.2.5.Sumberdaya dan Cadangan Komoditi Utama Pertambangan(dalam Juta Ton)
DESDM dalam Alamsyah, 2006
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki berbagai sumber daya
mineral. Di samping potensi cadangannya cukup besar juga karena kualitasnya sangat baik
sehingga menjadi incaran para investor dari luar negeri. Selain itu, jenis mineral yang dimiliki
ternyata sangat bermanfaat bagi industri-industri manufaktur, bernilai ekonomi tinggi, dan
memiliki keterkaitan hulu dan hilir yang tinggi bagi sektor perekonomian lainnya. Beberapa di
antaranya adalah tembaga emas, perak, timah, bauksit, nikel dan pasir besi. Hampir seluruh
potensi tersebut sudah diusahakan/dieksploitasi baik oleh perusahaan pemerintah, swasta
nasional, maupun internasional, karena jenis-jenis tersebut memiliki nilai ekonomi tinggi.
Bahan galian adalah semua bahan atau subtansi yang terjadi dengan sendirinya di alam
dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan industrinya.Bahan tersebut
dapat berupa logam maupun non logam, dan dapat berupa bahan tunggal ataupun berupa
campuran lebih dari satu bahan. Proses terbentuknya endapan bahan galian adalah komplek
dan sering lebih dari satu proses yang bekerja bersama-sama. meskipun dari satu jenis bahan,
misalnya logam, kalau terbentuk oleh proses yang berbeda maka akan menghasilkan tipe
endapan yang berbeda pula. Contohnya adalah endapan bijih besi, bijih nikel, dan bijih bauksit.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. GENESA BIJIH
Bijih adalah sejenis batu yang mengandung mineral penting, baik itu logam maupun
bukan logam.Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian hasilnya dimurnikan lagi
untuk mendapatkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung
akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi
terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan
produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam
pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses
laterisasi.Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara
optimum adalah:
(1)Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium,
(2) Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan,
(3) Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah,
(4) Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering),
(5) Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan,
(6) Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum,
(7) Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan.
Sumber daya adalah bagian dari endapan bahan galian dalam bentuk dankualitas tertentu serta
mempunyai prospek yag beralasan yang memungkinkan untukditambang secara ekonomis .Lokasi,
kualitas, dan kuantitas karakteristik geologi dankemenerusan dari lapisan endapan telah
diketahui. Menurut tingkat keyakinan geologisumber daya terbagi atas 3 kategori yaitu
:1. Sumber daya jategori tereka2. Sumber daya kategori tertunjuk3. Sumber daya kategori terukur .
Cadangan adalah bagian dari sumber daya yang tertunjuk dan terukur dapatditambang
secara ekonomis. Estimasi cadangan harus melelui perhitungandilutiondanloses.
yang muncul pada saat batubara ditambang. Penentruan cadangan secaratepat telah dilaksanakan
yang mungkin termasuk pada studi kelayakan.Penetuatersebt harus telah mempertimbangkan
smeua faktor-faktor yang berkaitan sepertimetode penambangan, ekonomi, pemasaran, legal,
lingkungan, sosial, dan peraturanpemerintah. Penentuan ini harus dapat memperlihatkan bahwa pada saat
laporandibuat , penambangan ekonomis dapat ditentukan secara kemungkinan.
Dasar klasifikasi sumberdaya dan cadangan didasarkan pada tingkat keyakinangeologi dan kajian
kelayakan.Pengelompokan tersebut mengandung 2 aspek yaituaspek geologi dan aspek ekonomi.
BAB III
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
A. KONDISI PERTAMBANGAN
Kegiatan penambangan bijih besi di daerah ini sehari-hari dikerjakan oleh
kelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang yang bekerja secara bersama-
sama dimulai dari menggali bijih, kemudian dimuat ke dalam truk lalu kemudian
dipindahkan ke tempat penampungan sementara atau (pool). Setiap kelompok
menghasilkan bijih besi yang berbeda-beda tergantung kemampuan kelompoknya masing-
masing, mulai dari 3 truk sampai 10 truk (berisi 3 meter kubik atau lebih, tergantung dari
jenis truknya).
B. METODE PENAMBANGAN
NikelPenambangan secara terbuka dilakukan di Soroako, yang dilengkapi dengan
pabrik peleburah modern. Ekplorasi bijih nikel dilakukan dengan menggunakan alat bor
(mobile driil) dengan spiral bit dan pembutan sumur uji. Sumur uji digunakan sebagai bahan
perbandingan dengan data lubang bor, dan untuk menentukan recovery dari jenis
material.Pemboran dibagi dalam 2 tahapan, yaitu pemboran eksplorasi dan pemboran
pengembangan (development). Pemboran eksplorasi dilakukan dengan jarak lubang bor antara
200 m x 200 m – 400 m x 400 m, sedangkan pemboran pengembangannya dilakukan sebelum
pemboran tambang dengan jarak 25 m x 25 m, 50 m x 50 m, dan 100 m x 100 m.Dari bubuk
hasil pemboran (cutting) dan sumur uji dilakukan pengambilan contoh bijih untuk setiap
kedalaman 1 m. contoh diambil dari limonit berkadar sampai kedasar lubang. Contoh
dipreparasi dan dianalisis unutk mendapatkan data mutu bijih.Klasifikasi cadangan bijih nikel
dibagi dalam 3 kelas yaitu terukur, terkira dan terduga. Dan setiap tempat kerja harus
mempunyaicadangan tidak kurang dari 1 minggupenambangan 70.000 WMT r.o.m (Wet
Metrik tons).Dari hasil cadangan dihitung dengan menggunakan metodaLES(laterit evaluation
Sistem). Pemakain cara ini tergantung pada jenis dan kondisicadangan yang
mempertimbangkan dilution, baik top dilution karena adanya lapisan penutup, maupun bottom
dilution karena adanya batuan dasar.Data cadangan ini dikompilasi dengan menggunakan
komputer ataudengan perangkat lunakmineral resourse inventory(MRI) yang dapat
memberikan informasi mengenai cadangan bijh nikel.
Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu limonit dan
saprolit.Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade saprolit (LGSO) dimana kualitas
ore merupakan transisi antara saprolit dan limonit.Ke tiga jenis ore tersebut ditentukan oleh
Tim Eksplorasi dan Perencanaan Tambang. Pelaksanaan dilapangan akan diawasi oleh grade
controller. Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran
berdasarkan gravitasi atau Grizzly portable. Saprolit ditambang sebagian akan diangkut
langsung ke tempat penyaringan tetap atau disebut Grizzly portable. Pengambilan sample
dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dan sebagian akan
dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau disebut Stockyard dan pengambilan
sample diatas truk atau pada tumpahan truk dengan ketentuan yang ditetapkan
sebelumnya. Penentuan ore akan diangkut langsung ke grizzly atau diangkut ke stockyard oleh
gradecontrol. Hal ini didasari oleh fackor kualitas. Penambangan harus mengikuti prosedur
tersebut dan penentuan lokasi stock akan ditentukan oleh pihakperusahaan. Operator Tambang
harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau saprolit pada saat penggalian
di lokasi penambangan (front). Pembatuan jalan di front ataupun tempat penggalian harus
menggunakan batuan yang tidak mengandung silica tinggi diutamakan menggunakan
batuan/boulder sekitar area penggalian yang masih mengandung nikel. Selama penggalian
operator tambang harus memisahkan boulder yang berukuran besar sehingga dipastikan tidak
terangkut sebagai ore. Boulder dapat diangkut sebagai waste ataupun dipindahkan ketempat
aman yang tidak mengganggu kegiatan gali muat disekitar area penambangan. Saprolit yang
disimpan di stockyard pada saat diangkut kembali ke grizlly portable dipastikan diangkut
bersih, tidak terjadi pengotoran dari material lain diluar tumpukan ore, dan boulder yang besar
dipisahkan sehingga tidak terangkut ke grizzly. Tidak ada pengambilan sample yang dilakukan
pada kegiatan ini.
Bauksit diperoleh dalam bentuk lumpur basah.Lumpur ini dikeruk dengan alat-alat
modern, kemudian dicuci.Untuk melebur bauksit menjadi logam alumunium diperlukan tenaga
listrik yang sangat besar. Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap
lokasi mempunyai kadar yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara
selektif dan pencampuran salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor.
a. Pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat diatas endapan
bijih bauksit.
b. Pengupasan lapisan penutup (Strepping of overburden) yang umumnya memeliki
ketebalan 0,2 meter. Untuk pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer.
c. Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih dengan dump
truck.
d. pencucian
e. Pengangkutan bijih bauksit bersih
f. Penimbunan dan pengapalan
g. Penanganan Tailing dan Air Limbah
h. Reklamasi dan Revegetasi
Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat mengganggu dengan
menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat tidak larut. Fe2O3 dan TiO2 tidak
bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu (Red Mud), sedangkan V2O5, Cr2O3, Ga2O3
larut sebagai by product.
Penambangan biji besi tergantung keadaan dimana biji besi tersebut ditemukan.Jika biji
besi ada di permukaan bumi maka penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open-pit
mining), dan jika biji besi berada didalam tanah maka penambangan dilakukan dibawah tanah
(underground mining).Karena biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur
dengan kotoran-kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan biji besi tersebut terlebih
dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi biji yang lebih tinggi (25 -
40%). Proses pemurnian ini dilakukan dengan metode : crushing, screening, dan washing
(pencucian). Untuk meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%) serta
memudahkan dalam penanganan berikutnya, dilakukan proses agglomerasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut .
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi. Proses reduksi
ini memerlukan gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida (CO).
Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi langsung dan proses reduksi tidak
langsung.
a. Proses Reduksi LangsungProses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi
besi spons (sponge iron) atau sering disebut: besi hasil reduksi langsung (direct reduced
iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO yang dapat
dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu
reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :
CH4 + H O CO + 3H22 (gas hidro (uap air- (gas reduktor) karbon) panas)
Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses
reduksi terhadap pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :
Fe O23+ 3H22Fe + 3H O2 (pellet) (gas hidrogen) (Besi- (uap air) spons) atau Fe
O 23 + 3CO 2Fe + 3CO 2
2C + O22CO + Panas
Gas CO yang terjadi dapat menimbulkan reaksi reduksi terhadap biji yang dimasukkan
ke dalam tanur tersebut. Sedangkan panas yang ditimbulkan berguna untuk mencairkan
besi yang telah tereduksi tersebut.
Untuk pembuatan besi tuang, besi kasar tersebut biasanya dicetak dalam bentuk
lempengan-lempengan (ingot) yang kemudian di lebur kembali oleh pabrik pengecoran
(foundry). Sedangkan untuk pembuatan baja, besi kasar dalam keadaan cair langsung
dipindahkan dari tanur tinggi ke dalam tungku pelebur lainnya yang sering disebut : tungku
oksigen basa (basic oxygen furnace, atau disingkat BOF).
Dalam tungku BOF ini kadar karbon besi kasar akan diturunkan sehingga mencapai
tingkat kadar karbon baja.
Gambar. 3.6. Rantai Produksi Nikel dan Kemungkinan Peningkatan Nilai Tambahnya
Gambar. 3.7. Rantai Produksi Aluminium dan Kemungkinan Peningkatan Nilai Tambahnya
Di Indonesia pada 2006, produksi bauksit sendiri naik 4% menjadi 1,50 juta Wmt
dibandingkan dengan tahun sebelumnya; akan tetapi volume penjualan pada tahun yang sama
mengalami penurunan sebesar 5,01% akibat kondisi cuaca pada akhir tahun yang menghambat
pengapalan. Ekspor bauksit terutama ditujukan ke Jepang.Dengan adanya pabrik peleburan
bauksit di Sumatra Utara, bauksit dapat diolah di dalam negeri dan diekspor dalam bentuk
almunium. Perkembangan ekspor bauksit antara 1998 – 2006 naik rata-rata sebesar 5,68%.
Dengan nilai tersebut diperkirakan jumlah ekspor 2007 naik menjadi 1,57 juta Wmt. Kenaikan
ini tidak lepas dari semakin tingginya tingkat kebutuhan alumunium di Jepang dan Cina.
Selama kurun waktu tersebut, rata-rata biaya produksi akan naik secara signifikan pada kisaran
15,15%. Dengan asumsi tidak terjadi kenaikan terhadap komponen produksi maka pada tahun
2007 biaya produksi menjadi US$ 12,47/Wmt.
Proses added-value mineral tidak terlepas dari alur proses pengolahan dan ekstraksi
bahan galian bijih yang telah cukup lama dikenal dalam kegiatan industri metalurgi. Secara
skematis jalur utama proses pengolahan bahan galian bijih ditunjukkan dalam Gambar 2,
dimana pada pandangan konvensional semua jalur proses diarahkan menjadi hasil akhir logam
murni atau paduannya. Masing-masing tahap pemrosesan tersebut memiliki tingkat
pertambahan kualitas dari produk yang dihasilkan. Meskipun hanya pengolahan mineral seperti
pencucian dan pengayakan (screening) pada mineral aluvial, bisa dimungkinkan terjadi
peningkatan nilai tambahnya karena pengurangan kandungan clay-nya dan mineral berharga
terkonsentrasi pada fraksi ukuran tertentu. Peran sampling dan analisisnya sangat menentukan
dalam merancang langkah-langkah pengolahan yang tepat. Proses ekstraksi lebih lanjut yang
melibatkan proses kimia dan/atau suhu tinggi pada umumnya memerlukan investasi yang
tinggi sehingga perlu dipertimbangkan keekonomiannya apabila skala produksinya tidak cukup
tinggi.
Nikel
Produk Hasil Peningkatan Nilai Tambah Dari Nikel
Gambar. 4.3. Pelat Bahan Cupronickel
A. KESIMPULAN
Bijih besi batuan dan mineral dari mana logam besi dapat secara ekonomis
diekstrak.Bijih-bijih biasanya kaya oksida besi dan bervariasi dalam warna dari abu-abu
gelap, kuning cerah, ungu dalam, menjadi merah berkarat.Besi itu sendiri biasanya
ditemukan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethite (FeO (OH), limonit
(FeO (OH) n (H2O).Atau siderite (FeCO3). Bijih membawa jumlah yang sangat tinggi dari
hematite atau magnetit (lebih besar dari besi ~ 60%) yang dikenal sebagai "bijih alami"
atau "bijih pengiriman langsung", yang berarti mereka dapat diberi makan langsung ke
pembuatan besi blast furnace. Sebagian besar cadangan bijih tersebut kini telah habis. Bijih
besi adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat pig iron, yang merupakan salah
satu bahan baku utama untuk membuat baja. 98% dari bijih besi ditambang digunakan
untuk membuat baja. [1] Memang, telah berpendapat bahwa bijih besi "yang lebih integral
untuk ekonomi global daripada komoditas lainnya, kecuali mungkin minyak".
Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri
komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya.Meteorit besi atau siderit,
dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial
dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan
30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit nikel lainnya ditemukan di Kaledonia Baru,
Australia, Cuba, dan Indonesia.
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous
aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al
(OH) 3, boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida
besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 .
Pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernama Pierre Berthierpemberian
nama sama dengan nama desa Les Baux di selatan Perancis.
B. SARAN
Lingkungan akan baik tergantung orang yang ada disekitarnya merawat dengan
baik. Baik buruknya suatu daerah adalah penduduk yang mendiami daerah
tersebut.Apabila kita ingin hidup dalam lingkungan yang sehat, maka jagalah lingkungan
disekitar kita, untuk kita, milik kita, oleh tangan kita. Laporan ini seharusnya lebih
banyak sumber agar lebih melengkapi materidari bijih besi, bijih nikel dan bijih bauksit.
DAFTAR PUSTAKA
http://teknikmaju2.blogspot.com/2014/05/penambangan-nikel.html
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&i=
526:aplikasi-proses-upgrading-bauksit-dan-tailing-pencucianbauksit&catid=126:laporan-
kegiatan-mineral-dan-batubara-2010&Itemid=118
http://www.ipteknesia.com/ristek/index.php?option=com_content&view=article
&id=266:b&catid=111:bauksit&Itemid=510
http://zincoxideindonesia.blogspot.com/2018/03/understandingsome-applications-of-
zinc.html
http://cara-proses.blogspot.com/2015/01/proses-penambangan-dan-pengolahan-
biji-besi.html
http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/tahap-proses-
pengolahan-bijih-nikel-laterite/