Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………....
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………...

BAB II. Pembahasan

2.1 Syarat-Syarat Mendirikan Perusahaan Kontraktor……………………………...


2.2 Cara Lelang Kontraktor…………………………………………………………
2.3 Pekerjaan Yang Ditawarkan…………………………………………………….

BAB III. Penutup

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………

3.2 Saran……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Kontruksi. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai persyaratan dalam mengikuti kuliah Manajemen Kontruksi pada Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.

Laporan ini ditulis berdasarkan hasil pembelajaran Manajemen Kontruksi yang


dilakukan di bengkel tertutup dengan bimbingan dari bapak instruktur.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak ir.Wahidin,M.T
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan semangat
3. Rekan-rekan kelas 3SA yang sudah membantu dalam proses pembuatan makalah
ini.
Dengan selesainya laporan ini, penulis mengharapkan agar laporan ini dapat
bermanfaat dalam menunjang proses perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil, khususnya tentang
Praktek Kerja Sistem Saluran dan Pembuangan.
MAKALAH
MANAJEMEN KONTRUKSI

Disusun Oleh :
ADRIAN TANDO 061730100001
M. NAUFAL ANDYMAS 061730100010
3 SA

Dosen Pembimbing :

Ir.Wahidin,M.T.
NIP : 195405311985031008

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNSIL SIPIL
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kontraktor (Pemborong) berasal dari kata “kontrak” artinya surat perjanjian atau
kesepakatan kontrak bisa juga berarti sewa, jadi kontraktor bisa disamakan dengan orang
atau suatu badan hukum atau badan usaha yang di kontrak atau di sewa untuk menjalankan
proyek pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang dimenangkannya dari pihak pemilik proyek
yang merupakan instansi /lembaga pemerintahan, badan hukum, badan usaha, maupun
perorangan, yang telah melakukan penunjukan secara resmi Berikut aturan-aturan
penunjukan, dan target proyek ataupun order/pekerjaan yang di maksud tertuang dalam
kontrak yang di sepakati antara pemilik proyek (owner) dengan kontraktor pelaksana.
Wilayah bidang usaha kontraktor sebenarnya sangat luas,dan setiap kontraktor memiliki
fokus usaha dan spesialisasi di bidangnya masing-masing seperti kontraktor bangunan
penyedia jasa pelaksana kontruksi, kontraktor bidang jasa pengadaan tenaga kerja, kontraktor
bidang pertahanan dan militer, dan lain-lain.

Kontraktor adalah perusahaan yang melakukan kontrak kerja dengan orang atau
perusahaan lain untuk memasok barang atau menyelesaikan jasa tertentu. Bidang kerjanya
mungkin pembangunan gedung, pembuatan jalan raya, pembangunan instalasi listrik, dan
penyediaan ribuan generator. Dalam prakteknya, sebuah perusahaan kontraktor tidak
menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut secara sendirian. Bahkan, bila nilai proyeknya
besar, maka kontraktor tersebut mencari puluhan atau ratusan kontraktor lain untuk
menyelesaikan proyek. Ringkasnya, perusahaan tersebut mensubkontrakkan pekerjaan ke
perusahaan-perusahaan lain, contohnya di bidang properti.

1.2 Rumusan Masalah


1. Syarat-syarat mendirikan perusahaan kontraktor?
2. Cara lelang kontraktor?
3. Pekerjaan yang ditawarkan?
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahuiapa saja syarat-syarat untuk mendirikan suatu perusahaan
kontraktor.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana prosedur atau tata cara lelang kontraktor.
3. Agar mahasiswa mengetahui apa saja pekerjaan yang ditawarkan oleh owner kepada
kontraktor.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Syarat-Syarat Mendirikan Perusahaan Kontraktor


Prosedur Pendirian Perusahaan di Bidang Jasa Konstruksi.
Berikut ini adalah bagan prosedur pendirian perusahaan yang bergerak di bidang
jasa konstruksi / kontraktor:
Cara Mendirikan Cv Bidang Jasa Konstruksi dan Kontraktor
1) Persiapan.
Persiapan terdiri dari :
 Konsultasi, yang berguna untuk : mengetahui ruang lingkup pendirian perusahaan,
mengetahui biaya administrasi dan cara pembayarannya, dan mengetahui prosedur
dan persyaratan pendirian perusahaan
 Pengisian Formulir
 Pengisian Surat Kuasa
2) Pengajuan Nama Perusahaan.
Di daftarkan oleh notaris melalui SISMINBAKUM dengan persyaratan :
 Melampirkan asli formulir dan pendirian surat kuasa
 Melampirkan copy KTP para pendirinya dan para pengurus perusahaan
 Melampirkan copy KK pimpinan perusahaan
3) Persetujuan Nama dan Pendaftaran
Proses pendaftaran dilakukan oleh notaris untuk mendapatkan persetujuan dari
instansi terkait (menteri Hukum dan HAM RI) sesuai dengan UU no. 40 tahun 2007
tentang perseroan terbatas (PT) dan peraturan pemerintah no.26 tahun 1998 tentang
pemakaian perseroan terbatas.
4) Pembuatan Akta
Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang diseluruh wilayah
negara Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan dari menteri kehakiman dan
HAM RI.
5) Surat Keterangan Domisili
Permohonan surat keterangan domisili diajukan kepada kantor kelurahan setempat
sesuai dengan alamat kantor perusahaan tersebut berada sebagai bukti keterangan /
keberadaan alamat perusahaan. Lama proses adalah 2 hari kerja. Persyaratan lain yang
dibutuhkan adalah : copy bukti PBB tahun terakhir atau bukti PPN atas sewa atau kontrak
tempat usaha bagi yang berdomisili di gedung perkantoran.
6) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Permohonan pendaftaran nomor pokok wajib pajak diajukan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan. Lama proses 2 hari kerja.
Persyaratan lain yang dibutuhkan :
 Untuk wajib pajak perseorangan: FC KTP bagi WNI atau FC paspor bagi WNA,
surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang bagi orang asing
minimal lurah atau kepala desa, surat keterangan tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan dari instansi yang berwenang.
 Untuk wajib pajak badan usaha: FC akta pendirian dan perubahan terakhir, FC KTP
bagi WNI atau FC paspor bagi WNA ditambah surat keterangan tempat tinggal dari
instansi yang berwenang bagi orang asing minimal lurah atau kepala desa, surat
keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang minimal lurah atau
kepala desa.

7) Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM RI


Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kehakiman dan HAM RI untuk
mendapatkan pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (Akta Pendirian) sebagai badan
hukum PT sesuai dengan UU no. 40 tahun 2007 tentang perseroaan terbatas. Lama proses
25 hari kerja setelah permohonan diajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah :
 Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian
 Bukti PNBP sebagai pembayaran berita acara negara
 Asli akta pendirian
8) SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)
Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten/Propinsi
sesuai dengan keberadaan domisili Perusahaan. Lama proses adalah 10 hari kerja.
Penggolongan SIUP terdiri dari SIUP Besar, Menengah dan Kecil dengan ketentuan
sebagai berikut :
 SIUP Besar untuk Modal disetor diatas 500 Juta,
 SIUP Menengah untuk Modal disetor diatas 200 juta s.d 500 juta.
 SIUP Kecil untuk Modal disetor s.d 200 juta.
Prosedur permohonan SIUP :
 Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohona SIUP beserta
persyaratan melalui kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota atau wilayah
sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil
 sedangkan permohonan SIUP besar diajukan melalui Kanwil Perindutrian dan
Perdagangan kota atau propinsi sesuai domisili perusahaan.

9) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)


Permohonan pendaftaran dajukan kepada kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili perusahaan. Bagi
perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat TANDA DAFTAR
PERUSAHAAN sebagai bukti bahwa perusahaan / badan usaha telah melakukan wajib
daftar prusahaan sesuai dengan peratran Menteri Perdagangan RI no.37 / m-DnG / DER /
9 / 2007 tentang penyelenggaraan pendaftaran perusahaan.
Persyaratan yang dibutuhkan :
 FC izin persetujuan investasi dari BKPM untuk PMA / PMDN (asli
diperlihatkan)
 FC akta pendirian dan perubahannya (asli ditunjukan)
 Asli SK Menteri Hukum dan HAM RI dan laporan perubahan akta
 FC surat keterangan domisili perusahaan, SIUP / SIUJPT / SIUPA / ijin
operasional lainnya (asli ditunjukan)
 FC KTP pengurus (direksi dan komisaris) atau paspor jika pengurus adalah
WNA.

10) Pengumuman dalam Berita Acara Negara Republik Indonesia


Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI, maka harus di umumkan dalam berita
negara dari perusahaan yang telah diumumkan dalam berita negara, maka perusahaan
telah sempurna statusnya sebagai badan hukum.
11) SKT (Surat Keterangan Tenaga Teknis)
Merupakan bukti kompetensi dan kemampuan proses keterampilan kerja bidang jasa
pelaksana konstruksi yang harus dimiliki tenaga kerja / ahli perusahaan untuk dapat
ditetapkan sebagai penanggung jawab.

12) KTA (Kartu Tanda Anggota)


Kartu tanda anggota ini merupakan tanda anggota asosiasi perusahaan untuk
mendaftarkan sebagai anggota asosiasi, terlebih dahulu harus mempunyai sertifikat
ketrampilan contohnya KTA pada kontraktor adalah KTA GAPENSI, GAPINDO, DAN
GAPEKNAS.
Untuk permohonan KTA pada GAPENSI:
Penerimaan dan pendaftaran berkas:
 Verifikasi/ validasi berkas
 Permohonan registrasi KTA
 Persetujuan registrasi KTA
 Cetak KTA
 Tanda tangan ketua umum
 Penyerahan KTA
Persyaratan:
 Akta pendiri dan perubahannya, serta pengesahan mentri kehakiman atau
pendaftaran pengadilan dalam negeri.
 Domisili badan usaha.
 Neraca keunagnan perusahaan.
 Bukti pembayaran.

13) SBU (Surat Badan Usaha)


Langkah-langkah pembuatan SBU adalah sebagai berikut:
 Persiapan permohonan
 Menentukan sub bidang, dan bidang yang ingin diajukan
 Tentukan kwalisifikasi dari setiap sub bidang yang dimiliki
 Menentukan asosiasi
 Siapkan daftar tenaga ahli dan tetapkan seorang tenaga ahli sebagai penanggung
jawab
 Siapkan persyaratan dan kelengkapan data
14) SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi)
Persyaratan utama untuk dapat mengajukan permohonan SIUJK adalah setiap
perusahaan harus memiliki sertifikat badan usaha terlebih dahulu yang dikeluarkan badan
sertifikasi asosiasi terakreditasi (LPJK).

2.2 Cara Lelang Kontraktor

Cara dan Proses Pelelangan Tender


Tata Cara dan Proses Pelelangan Tender yang harus dilakukan adalah sebagai berikut di
bawah ini :
a) Perencanaan pekerjaan yang akan dilelang tender.
b) Dokument pekerjaan yang akan dilelang :
 Gambar pelaksanaan Secara detail
 BQ ( Bill Quantity )
 Spesipikasi teknis
- Ketentuan bahan yang akan dipakai ( Merk / Speck )
- Ketentuan pekerjaan ( Schedule )
 R.K.S.
c) Koordinasi Intern Owner membahas pekerjaan yang akan dilelang
- Team perencana ( User )
- Team pengadaan ( Purchasing )
- Team Audit ( Budget kontrol )
- Team Keuangan.
Team tersebut diatas disebut manajemen.
d) Undangan tender ke Kontraktor.
e) Rapat tender Owner ( User ) dan kontraktor
 Anutzuizing ( Penjelasan Tender )
Masalah administrasi
- Bentuk kontrak yang akan dibuat
- System pembayaran.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Usulan kontraktor.
 Survey lapangan ( Pencocokan gambar dengan kondisi lapangan yang akan
dilaksanakan dan penghitungan ulang BQ akhir antara kontraktor peserta tender
dengan pemberi tugas ) dan dibuatkan Berita Acara Anutzuizing untuk acuan
pembuatan kontrak.
f) Penawaran harga dari kontraktor.
g) Undangan Negosiasi tender.
h) Buka tender ( menentukan pemenang pekerjaan ).
i) Pembuatan Berita Acara Negosiasi dan penunjukan pemenang.
j) Pembuatan Kontrak Kerja ( SPK, Perjanjian Kerja Sama atau PO )
Apabila ingin mengikuti tender pelelangan yang dilaksanakan oleh kementerian,
departemen, lembaga, atau instansi ada beberapa hal yang harus dimiliki dan diketahui,
sehingga kita dapat mengikuti atau bersaing untuk memenangkan tender tersebut, yaitu:
1) Memiliki Usaha baik dalam bentuk Comanditer atau perorangan, yang akan kita bahas
adalah usaha perseroan comanditer. Untuk memiliki perseroan comanditer diharuskan dua
orang atau lebih . Caranya mudah, datang saja ke Notaris dengan membawa KTP yang
masih berlaku. Biayanya berkisar antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000,- (tahun 2010)
tergantung dari notarisnya dan hasil negosiasi. Kemudian daftarkan dipanitera pengadilan
Setempat.
2) Daftarkan ke kantor pelayanan pajak terdekat untuk medapatkan NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak) Badan. Biasanya kalo urus sendiri tidak dipungut biaya, cukup menyiapkan
materai secukupnya.
3) Daftarkan ke instansi yang dapat mengeluarkan SITU, SIUP, TDP, SIUJK .biasanya
dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. biayanya tergantung
daerah masing-masing.
4) Daftarkan Ke Asosiasi, untuk pengadaan barang asosiasinya seperti Ardin, Ardin R,
Aspanji, Arpabpi, dan banyak lagi, untuk jasa Konstruksi anda dapat mendaftar ke
Gapensi, Gapeknas, Gapeksindo dan lain-lain. Untuk jasa Konsultan dapat didaftarkan di
IKI, Pertindo dan Lain-lain. biayanya juga beragam. Setelah memiliki semua yangtersebut
diatas kita sudah dapat mengikuti pelelangan sesuai dengan kompentensi yang telah
dimiliki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah setelah anda memiliki Perseroan Komanditer dan
terdaftar di kantor Pelayanan Pajak maka setiap Bulan anda berkewajiban untuk
melaporkan pajak masa setiap bulannya dan SPT tahunan, Meskipun Nihil. Karena
Apabila anda tidak melaporkan pajak masa atau spt tahunan, anda akan terkena sanksi,
yaitu denda untuk pelaporan pajak masa PPN sebesar Rp. 500.000,- perbulan. dan untuk
SPT sebesar 1 juta. untuk pelaporan pajak PPN masa terakhir tanggal 20 pada bulan
depannya, misalkan pajak masa bulan Januari, maka terakhir masa pelaporan pajaknya
adalah tanggal 20 februari, anda terlambat sehari maka sanksi akan dikenakan. Untuk SPT
tahunan pelaporan pajaknya terakhir tanggal 31 April, misalnya untuk tahun pajak 2010,
maka terakhir pelaporan pajaknya pada tanggal 31 april 2011.

Pengadaan Barang dan Jasa - Proses pengadaan barang dan jasa di pemerintahan saat
ini memasuki sebuah babak baru, yaitu dengan mulai diterapkannya pengadaan
barang/jasa berbasis elektronik atau e-procurement.
Apa yang dimaksud dengan e-procurement ?
E-Procurement atau lelang secara elektronik adalah proses pengadan barang/jasa
dalam lingkup pemerintah yang menggunakan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi
dalam setiap proses dan langkahnya.Dasar hukum pelaksanaan e-procurement adalah UU
No. 11 Tahun 2008 tentang ITE, Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Peraturan Kepala LKPP
No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Carae-Tendering.
Secara umum, e-procurement dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu e-tendering dan e-
purchasing. E-Tendering adalah proses pengadaan barang/jasa yang diikuti oleh penyedia
barang/jasa secara elektronik melalui cara satu kali penawaran, sedangkan E-Purchasing
adalah proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui katalog elektronik.
E-Tendering sama persis dengan pola pengadaan yang selama ini dilaksanakan secara
manual, perbedaannya hanya seluruh tahapan dilaksanakan secara elektronik, sedangkan
E-Purchasing menggunakan cara yang sama sekali berbeda. Pengguna barang/jasa tinggal
memilih barang/jasa yang diinginkan melalui katalog elektronik yang terbuka serta
transparan. Katalog ini disusun oleh LKPP melalui sebuah kontrak payung kepada
Produsen atau penyedia utama, sehingga harga yang ditawarkan dipastikan jauh lebih
rendah dibandingkan harga pasaran.
Bagaimana perbedaan antara E-Procurement dengan Pengadaan konvensional ? Saya
akan coba memaparkan pada beberapa tahapan utama.

1. Persiapan
Tahap ini khusus untuk PPK dan Panitia. Yang perlu diperhatikan pada tahapan ini
adalah dokumen pemilihan. Dokumen untuk e-proc dengan konvensional amat berbeda,
utamanya pada tahapan pengadaan, penyampaian dokumen dan bentuk surat penawaran
serta lampirannya.
2. LPSE
Pelaksanaan pengadaan secara elektronik membutuhkan sebuah unit khusus di
pemerintahan, unit tersebut bernama Layanan Pengadaan Secara Elektronik disingkat
LPSE. LPSE inilah yang berfungsi sebagai penghubung antara PPK/Panitia dengan
Penyedia Barang/Jasa melalui aplikasi e-procurement.
LPSE bertugas untuk membangun sistem e-proc, memberikan username dan
password kepada semua pihak yang terlibat, memberikan pelatihan kepada semua pihak
yang terlibat, serta menjaga, merawat, dan memperbaiki sistem e-procurement.
Oleh sebab itu, apabila ada yang hendak melaksanakan lelang secara elektronik, atau
hendak ikut lelang yang dilaksanakan secara elektronik, silakan menghubungi LPSE
terdekat atau LPSE yang melaksanakan pengadaan barang/jasa.
3. Pengumuman
Pengumuman lelang e-procurement berbeda dengan lelang konvensional. Kalau
lelang konvensional, pengumumannya dapat dilihat di halaman depan Portal LPSE pada
fitur “Cari Lelang Non Eproc”. Sedangkan pada lelang e-proc, pengumumannya akan
tampil di halaman depan Portal LPSE di bawah tulisan “e-Procurement”. Pengumuman
yang lebih rinci dan detail sudah dimasukkan pada sistem LPSE. Termasuk jadwal
pemilihan mulai pengumuman sampai penandatanganan kontrak, nilai pagu, bahkan
sampai ke persyaratan kualifikasi.
4. Pendaftaran
Proses pendaftaran lelang mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dalam
sistem manual, panitia harus menyiapkan meja dan kursi khusus untuk menerima
pendaftar, juga harus ada orang yang menjaga untuk menerima pendaftar, serta
menyiapkan formulir pendaftaran untuk diisi oleh calon penyedia barang/jasa. Dari sisi
penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan Surat Kuasa yang bermaterai kalau yang
mendaftar bukan direktur atau yang berada di dalam akte, dan persyaratan lainnya.
Namun, dengan sistem e-proc, pendaftaran dilakukan secara online saja. Dari sisi
panitia tidak melakukan apa-apa, cukup melihat layar monitor sekali-sekali untuk
mengecek jumlah pendaftar, dan dari sisi peserta cukup login menggunakan username dan
password yang telah dimiliki, membaca pengumuman lelang dan syarat-syaratnya,
kemudian mengklik tombol daftar pada lelang tersebut. Dengan mengklik tombol daftar,
maka secara otomatis sudah dilakukan penandatanganan Pakta Integritas juga.
Jadi tidak perlu meja pendaftaran, tidak perlu fotokopi SIUP, tidak perlu datang jauh-jauh
ke kantor pelaksana lelang, dan cukup dilakukan dari kantor penyedia masing-masing
sambil bersantai minum kopi.
5. Aanwijzing
Tahapan ini merupakan “momok” bagi panitia pengadaan di beberapa daerah.
Mengapa menjadi momok? Karena pada tahapan inilah seluruh pihak-pihak yang terlibat
berkumpul pada satu tempat, termasuk seluruh pendaftar yang berasal dari calon penyedia
barang/jasa.Hal ini karena ada pihak-pihak tertentu yang memang menginginkan adanya
keributan sehingga pembahasan dokumen pemilihan menjadi tidak efektif.
Dengan sistem e-procurement, tidak dilakukan tatap muka pada tahapan ini. Masing-
masing pihak cukup berada di depan komputer mereka. Penjelasan, pertanyaan dan
jawaban dilakukan secara online. Bentuknya mirip mengisi komentar pada facebook.
Panitia dan seluruh pendaftar pada lelang tersebut bisa saling bertukar penjelasan,
pertanyaan, dan jawaban. Dengan cara seperti ini, tidak ada kontak fisik yang terjadi, dan
tidak ada emosi yang tertumpah.
Tanya jawab dilakukan sampai batas waktu Aanwijzing selesai. Apabila jadwalnya
telah selesai, maka secara otomatis penyedia tidak bisa mengirimkan pertanyaan lagi,
namun panitia masih punya waktu minimal 1 jam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan pada akhir waktu. Tugas berikutnya bagi panitia adalah menyusun
adendum dokumen pengadaan yang selanjutnya diunggah pada sistem LPSE.
6. Pemasukan Dokumen
Di dalam sistem lelang konvensional, kita mengenal sistem satu sampul, dua sampul,
dan dua tahap. Untuk e-procurement dikenal yang namanya satu file dan dua file. Yang
dulunya berupa sampul, sekarang berganti menjadi file. Dengan sistem ini, maka penyedia
tidak perlu repot-repot menyiapkan dana untuk fotokopi semua dokumen pendukung
kualifikasi (Akta, SIUP, kontrak-kontrak, dan lain-lain) serta dokumen administrasi
maupun teknis. Di beberapa lelang yang saya ikuti, dokumen ini kadang tingginya bisa
mencapai setengah meter dan beratnya berkilo-kilogram.
Seluruh dokumen yang sifatnya fisik, diganti menjadi elektronik dalam format PDF
atau JPEG.Dari semua dokumen itu, hanya 1 yang bentuknya masih harus secara fisik,
yaitu Jaminan Penawaran dan tidak dikirimkan ke panitia pengadaan melainkan dititipkan
ke LPSE penyelenggara.Satu yang WAJIB diperhatikan oleh penyedia, mohon seluruh
dokumen yang akan dikirim tidak dikompres menjadi file ZIP atau kompresi lainnya
seperti TAR atau RAR, karena ini akan menyebabkan dokumen tersebut tidak dapat
dibuka oleh panitia.
Sistem e-proc telah menyediakan sebuah aplikasi khusus yang akan menggabungkan
file yang akan dikirim sekaligus melakukan enskripsi data agar aman dari “kejahilan”
dunia maya. Aplikasi ini dibuat oleh Lembaga Sandi Negara dan dapat diunduh pada akun
masing-masing penyedia. Setelah dikompres dan dienskripsi, maka seluruh dokumen
yang sudah disiapkan (dokumen administrasi, teknis dan harga untuk sistem satu sampul;
dan dokumen administrasi dan teknis untuk dua sampul) akan menjadi 1 (satu) file saja.
Inilah yang disebut dengan sistem satu file, dan ini yang dikirim ke panitia untuk
dilakukan evaluasi.

7. Pembukaan Dokumen
Dalam sistem konvensional, tahap ini menjadi “momok” yang kedua setelah
Aanwijzing. Hal ini karena kembali seluruh penyedia barang/jasa berkumpul disatu
tempat untuk menyaksikan pembukaan dokumen pengadaan masing-masing. Setelah
dibuka, kemudian kelengkapan seluruh dokumen dicek satu persatu didepan seluruh
panitia dan peserta. Disini sering terlihat sesama peserta akan saling menjatuhkan dan
sikut-sikutan. Perbedaan yang tidak signifikan dan tidak substansial sering dipaksakan
untuk menjadi alasan ketidaklengkapan dokumen peserta lainnya.
Dalam sistem e-proc, tidak ada “kumpul-kumpul rekanan” pada satu tempat. Karena
pada tahapan ini yang dimaksud pembukaan artinya benar-benar hanya membuka
dokumen yang telah dikirimkan oleh peserta pengadaan. Seluruh file yang telah
dikirimkan oleh peserta, hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada
saat pembukaan dokumen. Pembukaan filenya juga tidak bisa menggunakan aplikasi
sembarangan, melainkan juga harus menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Lembaga
Sandi Negara.
Jadi, Berita Acara Pembukaan Dokumen hanya ditanda tangani oleh Panitia Lelang
dan diupload, tidak ada tandatangan 2 orang saksi, dan tidak ada kumpul-kumpul pada
tahapan ini di sistem e-proc.
8. Evaluasi
Tahapan evaluasi antara sistem konvensional dengan sistem e-proc sama saja. Yaitu
sama-sama memeriksa dokumen dari peserta. Yaitu dokumen administrasi, teknis, harga,
dan kualifikasi. Bedanya, pada sistem konvensional, panitia melihat dokumen fisik,
sedangkan pada sistem e-proc, panitia melihat layar komputer atau layar LCD Projector.
Kalau mau dicetak juga bisa, tapi akan boros kertas dan tidak bermanfaat, karena nanti
setelah dicetak akan dibuang kembali.
Salah satu persamaan lainnya adalah, panitia tetap diwajibkan untuk membuat Berita
Acara Evaluasi dan Berita Acara Hasil Pelelangan, karena kedua Berita Acara ini harus
diunggah ke dalam sistem dan nanti akan dapat diunduh oleh peserta lelang setelah
pengumuman pemenang.

9. Penetapan Pemenang
Pada tahapan ini di dalam sistem pengadaan konvensional, Ketua Panitia akan membuat
surat penetapan pemenang dan 2 cadangan.Pada sistem e-proc, seluruh kegiatan tadi
dilaksanakan hanya dengan klik pada tombol mouse dan sedikit pengetikan pada
keyboard. Ketua panitia mengklik pada nama peserta yang ditetapkan sebagai pemenang.
Secara otomatis peserta yang sudah disetujui akan menjadi pemenang dan tinggal
menunggu jadwal pengumuman untuk ditampilkan.
10. Pengumuman
Pada sistem konvensional, pengumuman dipasang pada papan pengumuman di
institusi masing-masing maupun di portal LPSE. Sedangkan untuk sistem e-procurement,
pengumuman pemenang dapat dilihat pada website LPSE serta seluruh peserta akan
dikirimi email secara resmi yang berisi pengumuman pemenang.
Pengumuman tidak hanya berisi nama perusahaan pemenang, melainkan juga akan
memperlihatkan siapa saja yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada tahapan
mana, kenapa sampai gugur dan berapa harga masing-masing peserta. Jadi, setiap peserta
tidak akan berpraduga yang tidak-tidak mengenai hasil pengadaan. Masing-masing secara
terbuka akan mengetahui kesalahannya.
11. Sanggah
Dari 2 tahapan sanggah (sanggah awal dan sanggah banding), e-procurement hanya
melaksanakan 1 tahap saja, yaitu sanggah awal. Sanggahan hanya dapat dilakukan oleh
perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran. Sanggahan ini juga hanya dapat
dilihat oleh perusahaan yang memberikan sanggahan. Sistemnya mirip dengan aanwijzing
tetapi lebih dibatasi. Panitia juga hanya bisa menjawab sanggahan ini sebanyak 1 (satu)
kali saja.Apabila peserta lelang tidak puas dengan jawaban Panitia, maka dapat
melakukan sanggah banding yang kembali kepada sistem konvensional, yaitu melalui
surat kepada PA/KPA/Kepala Daerah dan ditembuskan kepada Inspektorat (APIP).

Demikian tulisan singkat mengenai e-procurement, semoga bermanfaat.


Terungkapnya nuansa korupsi dan nepotisme dalam proses tender pengadaan barang dan
jasa oleh pemerintah, menyebabkan masalah ini tidak akan pernah lepas dari kontroversi.
Terlebih munculnya peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang banyak berperan
dalam mengamankan uang negara dalam proses pengadaan barang dan jasa. Seolah peran
KPK memberi harapan dalam pembersihan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah,
sehingga pelaku penyedia barang dan jasa lainnyapun dapat mengikuti.Tidak banyak
informasi yang dapat kita peroleh dari media-media yang membahas tentang bagaimana
alur proses dan persyaratan tender pengadaan barang dan jasa pemerintah yang
sebenarnya sesuai peraturan yang berlaku. Pengadaan barang dan jasa sudah diasumsikan
sarat dengan KKN. Sehingga tidak sedikit pelaku bisnis yang merasa enggan
menjamahnya. Sesungguhnya, dibalik kontroversi tersebut terdapat penawaran peluang
bisnis yang sangat besar. Misalnya untuk tahun 2009, total Anggaran Belanja Negara hasil
revisi mencapai Rp 988,1 Triliun dan peluang ini sebenarnya ditujukan bagi UMKM,
perusahaan kecil dan koperasi.
Pada setiap awal tahunnya, selalu dimarakkan dengan peluang bisnis dalam
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Bisnis ini bukan sekedar bisnis yang main-main,
karena uang yang dikeluarkan mencapai triliunan rupiah. Sangat disayangkan, bila
peluang bisnis tersebut berlalu begitu saja, sedangkan banyak pelaku bisnis yang
sebenarnya potensial dan berkompeten, namun belum mampu memahami proses tender
tersebut dengan baik. Apalagi tender, ditujukan terutama untuk perusahan-perusahaan
kecil, misalnya UMKM. Peluang bisnis yang ditenderkan bagi penyedia barang dan jasa,
antara lain:
1. Jasa Konsultan,
2. Katering,
3. Pengadaan komputer dan asesorisnya,
4. Jasa pembuatan program dan aplikasi komputer (IT),
5. Periklanan,
6. Pengadaan furnitur,
7. Pengadaan mesin-mesin dan perangkat elektronik,
8. Kendaraan bermotor, seperti mobil, motor dan truk,
9. Jasa cetak mencetak,
10. Jasa penginapan,
11. Penyediaan jasa sarana seminar dan pelatihan,
12. Studi kelayakan,
13. Pembangunan infrastruktur, seperti gedung, jembatan dan jalan,
14. Jasa pengepakan, Dan sebagainya.
Pertimbangkanlah untuk mengikuti peluang bisnis ini. Karena peluang tersebut
ditujukan untuk UMKM, perusahaan kecil dan koperasi. Sebagai pelaku bisnis UMKM,
Anda perlu tahu tentang kiat sukses ikut tender dan penyusunan dokumen lelang secara
efektif bagi calon peserta. Setelah itu, peserta lelang dapat menyusun dokumen lelang
secara selektif dan mendapatkan penilaian yang tinggi sehingga berpeluang besar untuk
memenangkan lelang pengadaan barang dan jasa.
Dalam mengikuti proses tender, Anda akan mendapatkan banyak manfaat seperti :
1. Memahami tatacara dan proses pengadaan barang dan jasa,
2. Mengetahui jenis-jenis dokumen lelang,
3. Menyusun dokumen lelang secara efektif, dan Memahami ketentuan-ketentuan
kontrak.

2.3 Pekerjaan Yang Ditawarkan


Kontraktor sebagai pelaksana proyek pasti mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam melaksanakan fungsi-fungsi, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Melaksanakan pembangunan bekerja sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang
telah direncanakan dan ditentukan di dalam kontrak Perjanjian Pemborongan.
2. Memberikan laporan kemajuan proyek meliputi laporan harian, mingguan, dan bulanan
kepada pemilik proyek yang berisi antara lain :
 Pelaksanaan pekerjaan.
 Prestasi kerja dicapai.
 Jumlah tenaga kerja yang digunakan.
 Jumlah bahan-bahan yang masuk. Keadaan cuaca dan lain-lain.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan, tempat kerja, dan alat-alat pendukung
lainnya yang digunakan mengacu pada gambar dan spesifikasi set memperhatikan
waktu, biaya, kualitas dan pekerjaan keamanan.
4. Sepenuhnya bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan dan metode pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
5. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan jadwal (schedule) yang telah disepakati.
6. Melindungi semua peralatan, bahan, dan bekerja terhadap kerugian dan kerusakan
sampai dengan serah terima pekerjaan.
7. Kontraktor dapat meminta kepada pemilik proyek untuk memberikan perpanjangan
waktu penyelesaian proyek dengan memberikan alasan yang masuk akal dan sesuai
dengan kenyataan yang menyebabkan perlunya waktu tambahan tersebut.
8. Mengganti semua kerusakan yang disebabkan oleh kecelakaan selama pelaksanaan
pekerjaan, serta menyediakan perlengkapan wajib pertolongan pertama pada
kecelakaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil diskusi pembuatan makalah ini didapatlah kesimpulan :


1. Mahasiswa menjadi tahu apa saja syarat-syarat untuk mendirikan suatu perusahaan
kontraktor.
2. Masiswa menjadi mengetahui bagaimana prosedur atau tata cara lelang kontraktor.
3. Mahasiswa menjadi tahu apa saja pekerjaan yang ditawarkan oleh owner kepada
kontraktor.

3.2 Saran

Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya manajemen kontruksi proyek dalam


Manajemen kontruksi maka disarankan agar melakukan persiapan sematang-matangnya dalam
melakukan perencanaan manajemen karena kalau adanya kesalahan manajemen maka akan
gagal totallah suatu proyek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai