Sebelum menganalisis, ada tiga istilah yang berkaitan yaitu afek, emosi dan suasana hati. Afek
(Affect) adalah sebuah istilah umum yang mencakup beragam perasaan yang dialami orang yang
meliputi baik emosi maupun suasana hati. Emosi adalah perasaan – perasaan intens yang
ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Dan suasana hati adalah perasaan – perasaan yang
cenderung kurang intens dibandingkan dengan emosi dan seringkali rangsangan kontekstual.
Kita menunjukkan emosi ketika senang mengenai sesuatu, marah terhadap seseorang, atau takut
terhadap sesuatu. Sebaliknya suasana hati biasanya tidak ditujukan pada seseorang atau kejadian.
Sebagai contoh, jika kita dikritik rekan kerja mengenai cara bicara dan kita menjadi marah
dengan rekan kerja tersebut, hal ini menunjukkan emosi. Kita dalam keadaan tidak normal,
kemudian mungkin bereaksi berlebihan terhadap kejadian lain. Keadaan afek ini
mendeskripsikan sebuah suasana hati. Berikut tampilan yang menunjukkan hubungan antara
afek, emosi dan suasana hati.
1
Intensitas
Setiap orang memberikan respon yang berbeda – beda terhadap rangsangan pemicu
emosi yang sama. Perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan – persyaratan
pekerjaan. Setiap orang mempunyai emampuan bawaan yang bervariasi untuk
mengekspresikan intensitas emosional.
Frekuensi dan Durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seseorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak
hanya bergantung pada emosi – emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi
juga pada beberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya
Beberapa pengamat menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling bertentangan, dan jika
menampilkan emosi, kemungkinan anda akan bertindak irasional. Emosi adalah penting terhadap
pemikiran rasional. Kita harus memiliki kemampuan untuk mengalami emosi agar dapat menjadi
rasional. Karena emosi membrikan informasi penting mengenai bagaimana kita memahami dunia
di sekitar kita.
2
suasana hati yang terdiri atas kegugupan, stress, dan kegelisahan pada ujung yang tinggi, serta
rileks, ketenangan, dan keseimbangan pada ujung rendah.
Cuaca
Cuaca memberikan sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi ilusif menjelaskan
mengapa orang cenderung berpikir bahwa cuaca yang menyenangkan meningkatkan
suasana hati mereka. Korelasi ilusif terjadi ketika orang mengasosiasikan dua kejadian
yang pada kenyataannya tidak memilii ssebuah korelasi
Stres
Tingkat stress dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk
suasana hati karyawan, sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi
negative.
Aktivitas soasial
Aktivitas social bersifat fisik, informal, atau Epicurean (makan bersama orang lain) lebih
diasosiasikan kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif dibandingkan kejadian –
kejadian formal atau yang bersifat duduk terus – menerus
3
Tidur
Kurang tidur pada malam sebelumnya memperburuk kepuasan kerja seseorang pada hari
berikutnya, karena sebagian besar orang merassa leleh, cepat marah, dan kurang
waspada.
Olahraga
Tetapi olahraga berpengaruh paling kuat terhadap mereka yang mengalami depresi.
Walaupun olahraga berpengaruh secara konsisten terhadap suasana hati, tetapi tidak
terlalu kuat. Jadi, olahraga dapat membantu anda berada dalam suasana hati yang lebih
baik, tetapi jangan mengharapkan mujizat.
Usia
Emosi negative tampaknya semakin sering terjaddi seiring bertambahnya usia seseorang.
Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih lama dan
suasana haati yang buruk menghilang dengan lebih cepat.
Gender
Dalam perbandingan antar gender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih
besar dibandingkan pria, mereka mengalami emosi lebih intens dan mereka menunjukkan
ekspresi emosi positif Maupin negative yang lebih sering, kecuali kemarahan
4
berstatus rendah. Lagipula ekspresi – ekspresi dari emosi yang intens, apakah negative atau
positif cenderung tidak dapat diterima karena manajemen menganggapnya dapat merusak
kinerja tugas rutin.
Norma untuk ekspresi emosi berbeda – beda pula di setiap kultur. Penelitian telah
menunjukkan bahwa pada negara – negara kolektivis, emungkinan orang lebih percaya
bahwa emosi yang ditunjukkan menimnulkan kaitan antara mereka dengan orang yang
mengekspresikan emosi terssebut. Sedangkan orang dalam kultur individualis tidak
menganggap bahwa ekspresi emosional orang lain diarahkan kepada mereka. Secara umum,
lebih mudah bagi mereka untuk mengenali emosi secara lebih akurat dalam kultur mereka
sendiri daripada kultur lain Menariknya beberapa kultur mereka sendiri daripada kultur lain.
Menariknya, beberapa kultur ekurangan kata – kata untuk istilah – istilah emosional standar
Amerika seperti kegelisahan, depresi, dan rasa bersalah.
Apa yang dapat diterima dalam sebuah kultur mungkin terlihat sangat tidak biasa atau
bahkan disfungsional dalam ultur yang lain. Para manajer perlu mengetahui norma – norma
dalam setiap kultur di mana mereka melakukan bisnis sehingga mereka tidak mengirimkan
sinyal – sinyal yang tidak dikehendaki atau salah membaca reaksi dari penduduk local.
Sebagai contoh, seorang manajer Amerika di Jepang harus mengetahui bahwa jika orang –
5
orang Amerika cenderung menganggap tersenyum secara positif, orang Jepang
mengatributkan banyak tersenyum pada kurangnya kecerdasan.
Kerja Emosional
Setiap karyawan mengeluarkan usaha fisik dan mental ketika mereka menempatkan kapabilitas
tubuh dan tubuh dan kognitif mereka, berturut – turut ke dalam pekerjaan mereka. Tetapi
pekerjaan juga membutuhkan kerja emosional. Kerja Emosional adalah ekspresi seorang
karyawan dari emosi – emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi antar
personal di tempat kerja. Kerja Emosional adalah relevan untuk hampir semua jenis pekerjaan.
Tantangan sebenarnya adalah ketika para karyawan harus menunjukkan satu emosi sementara
pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain. Disparitas atau perbedaan ini disebut
disonansi emosional, dan hal ini dapat berakibat sangat buruk pada karyawan. Jika dibiarkan
perasaan yang terkungkung, frustasi, kemarahan, dan kebencian akhirnya dapat menyebabkan
kelelahan emosional dak kejatuhan mental. Semakin pentingnya kerja emosional sebagai sebuah
komponen dari kinerja pekerjaan yang efektif menyebabkan pemahaman akan emosi
memperoleh relevansi yang semakin besat dalam bidang PO.
6
manajerial, para wanita melaporkan bahwa mereka harus menyembunyikan perasaan – perasaan
negative mereka untuk menampilkan perasaan yang lebih positif dibandingkan para pria untuk
menyesuaiakan diri dengan apa yang menurut mereka diharapkan atasan dan rekan kerja mereka.
Apakah pekerjaan – pekerjaan yang menurut secara emosional dibayar lebih tinggi
Baru – baru ini sebuah penelitian menguji isu ini terhadap beragam pekerjaan. Pengarang
penelitian tersebut menemukan bahwa hubungan antara tuntutan kognitif dan bayaran cukup
kuat, sementara hubungan antara tuntutan emosional dan bayaran tidak. Mereka menemukan
bahwa tuntutan – tuntutan emosional memiliki pengaruh tetapi hanya pada pekerjaan – pekerjaan
yang juga telah menuntut secara ognitif, pekerjaan – pekerjaan seperti pengacara dan perawat.
Tetapi misalnya, pekerja – pekerja pengasuh anak dan pelayan (pekerjaan –
pekerjaan dengan tuntunan emosional tinggi tetapi memiliki tuntutan kognitif yang rendah)
menerima kompensasi yang kecil untuk tuntutan emosional
7
Terdapat dua pesan penting dalam AET, yaitu :
a. Emosi – emosi menyediakan wawasan yang berharga untuk memahami perilaku
karyawan
b. Karyawan ddan manajer seharusnya tidak mengabaikan emosi dan peristiwa yang
menyebabkannya
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengolah petunjuk
– petunjuk dan informasi emosional. EI terdiri atas lima dimensi, yaitu :
Kesadaran diri : sadar atas apa yang anda rasakan
Manajemen diri : kemampuan mengelola emosi dan dorongan anda sendiri
Motivasi diri :kemampuan bertahan dalam menghadapi kemunduran dan kegagalan
Empati : kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain
Keterampilan social : kemampuan menangani emosi – emosi orang lain
Kasus Mendukung EI
Daya tarik intuitif
Orang – orang yang dapat mendeteksi emosi orang lain, mengendalikan emosi mereka
sendiri, dan menangani interaksi social dengan baik akan mempunyai kaki yang kuat untuk
berdiri dalam dunia bisnis.
8
EI berbasis biologi
EI berbasis secara neurologi dalam sedemikian rupa yang tidak berhubungan dengan ukuran
– ukuran kecerdasan standar, dan orang – orang yang menderita kerusakan neurologi
memiliki nilai rendah pada EI dan membuat keputusan lebih buruk dibandingkan orang –
orang yang lebih sehat dalam hal ini
Kasus menentang EI
EI adalah sebuah konsep yang samar
Bagi banyak peneliti, adalah tidak jelas mengenai apa yang dimaksud dengan EI. Konsep
EI telah menjadi sangat luas dan komponen – komponennya sangat beragam, sehingga
hal tersebut bukan lagi sebuah konsep kecerdasan
EI tidak dapat diukur
Validitas pertanyaan pada ukuran EI masih dipertanyakan
Ukuran yang digunakan ada yang bersifat laporan diri yang berarti tidak ada jawaban
benar dan salah
Validitas EI masih dipertanyakan
EI tidak memiliki suatu yang unik untuk ditawarkan. Belum ada cukup riset mengenai
apakah EI menambah wawasan melampaui ukuran – ukuran kepribadian dan kecerdasan
umum dalam meramalkan kinerja pada pekerjaan
Pengambil keputusan
Perasaan dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Orang dapat membuat pilihan yang
berbeda ketika mereka marah dan tertekan dibandingkan ketika mereka sedang tenang. Orang –
orang yng tertekan membuat keputusan lebih buruk dibandingkan dengan orang – orang yang
bahagia. Hal tersebut disebabkan karena orang – orang yang tertekan lebih lambat dalam
memproses informasi dan cenderung menimbang semua kemungkinan dari pada hanya pilihan
9
yang lebih mungkin diambil. Sebaliknya, emosi positif dapat meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah serta memahami dan menganalisis informasi baru.
Kreatifitas
Orang – orang yang berada dalam suasana hati yang baik lebih kreatif dibandingkan orang –
orang yang berada dalam suasana hati yang buruk. Mereka menghasilkan lebih banyak ide, orang
lain berfikir bahwa ide mereka adalah orisinil, dan mereka cenderung dapat mengidentifikasi
lebih banyak pilihan kreatif terhadap masalah
Motivasi
Dua penelitian telah menegaskan pentingnya suasana hati dan emosi pada motivasi. Penelitian
yang pertama meminta dua kelompok orang untuk memecahkan sejumlah teka – teki kata – kata.
Dan hasilnya kelompok dengan suasana hati positif melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi
untuk dapat memecahkan teka – teki tersebut, berusaha lebih keras, dan sebagai hasilnya dapat
memecahkan lebi banyak teka – teki tersebut, berusaha lebih keras, dan sebagai hasilnya dapat
memecahkan lebih banyak teka – teki. Penelitian yang kedua menemukan bahwa dengan
memberi umpan balik kepada orang baik nyatanya maupun palsu mengenai kinerja mereka dapat
mempengaruhi suasana hati mereka, yang kemudian mempengaruhi motivasi mereka. Jadi,
sebuah siklus dapat eksis di mana suasana hati positif menyebabkan orang menjadi kreatif, yang
menimbulkan umpan balik positif dari mereka yang mengamati pekerjaan mereka. Umpan balik
positif ini kemudian lebih jauh menguatkan suasana hati positif mereka yang kemudian ddapat
membuat mereka berkinerja bahkan lebih baik lagi, dan seterusnya.
Kedua penelitian ini menegaskan pengaruh suasana hati dan emosi pada motivasi dan
menyatakan bahwa organisasi – organisasi yang mempromosikan suasana hati positif di tempat
kerja lebih brkemungkinan mempunyai angkatan kerja yang lebih termotivasi.
Kepemimpinan
Kemampuan untuk memimpin orang lain adalah sebuah kualitas fundamental yang dicari
organisasi – organisasi dalam karyawan mereka. Para pemimpin yang efektif mengandalkan daya
tarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan – pesan mereka. Bahkan ekspresi, emosi
dalam pidato seringkali merupakan elemen penting yang membuat kita menerima atau menolak
10
pesan seorang pemimpin. Ketika para pemimpin bersemangat, antusias dan aktif mereka lebih
mungkin untuk memberi energy pada bawahan – bawahan mereka dan menyampaikan rasa
effektifitas, kompetensi, optimism dan kegembiraan.
Negosiasi
Negsiasi adalah sebuah proses emosional, namun penelitian telah menunjukkan bahwa
negosiator yang berpura – pura marah memiliki keuntungan atas lawan mereka. Ketika seorang
negosiator menunjukkan kemarahan, lawan menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah
menyerahkan semua yang ia dapat dan dengan demikian lawan menyerah. Menunjukkan sebuah
emosi negative, tetapi berperasaan buruk terhadap penampilan anda tampaknya merugikan
negosiasi – negosiasi di masa depan. Negosiator yang buruk mengalami emosi – emosi negative
mengembangkan persepsi – persepsi negative lawan mereka, dan kurang bersedia berbagi
informasi atau bersikap kooperatif dalam negosiasi mendatang. Menariknya, walaupun suasana
hati dan emosi bermanfaat di tempat kerja, dalam proses negosiasi, emosi dapat merugikan
kinerja seorang negosiator, kecuali jika ia mengekspresikan wajah palsu (berpura – pura marah).
Pelayanan Pelanggan
Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan pelanggan, yang berpengaruh
terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan. Pemberian pelayanan yang
berkualitas kepada pelanggan membuat karyawan menuntut banyak hal karena mereka sering
berada dalam situasi disonansi emosional. Seiring waktu, keadaan ini dapat menyebabkan
kepatuhan mental atau fisik dalam pekerjaan, penurunan kinerja, dan rendahnya kepuasan kerja.
Selain itu, emosi karyawan dapat berpindah kepada pelanggan. Penelitian
mengindikasikan adanya efek kesesuaian antara emosi karyawan dan pelanggan, sebuah efek
yang oleh praktisi PO disebut sebagai penularan emosional, “peangkapan” emosi dari orang lain.
11
Cara penularan emosi terjadi ketika seseorang mengalami emosi – emosi positif lalu tertawa dan
tersenyum kepada anda, anda mulai meniru perilaku orang tersebut.
Sikap Kerja
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang – orang yang mempunyai hati baik di tempat
erja, cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik di rumah pada malamnya. Sebaliknya
orang – orang yang mengalami hari buruk di tempat kerja, maka cenderung berada di suasana
hati yang buruk pula saat di rumah. Meskipun orang – orang secara emosional membawa pulang
pekerjaan mereka ke rumah pada hari berikutnya, pengaruh tersebut biasanya telah hilang.
12
Ringkasan dan Implikasi untuk Manajer
Emosi dan suasana hati adalah mirip karena keduanya bersifat afektif. Tetapi kedua hal ini juga
berbeda, suasana hati lebih umum dan kurang kontekstual dibandingkan emosi. Selain itu,
berbagai peristiwa juga membawa perbedaan. Waktu dalam sehari dan hari dalam seminggu,
peristiwa – peristiwa yang penuh tekanan, aktivitas – aktivitas social, pola tidur, seluruhnya
adalah faktor – faktor yang mempengaruhi emosi dan suasana hati. Emosi dan suasana hati
merupakan suatu bagian alami dari diri seorang individu. Para manajer melakukan kesalahan jika
mereka mengabaikan emosi rekan kerja mereka dan menganggap perilaku orang lain sebagai hal
rasional. Para manajer yang memahami peran emosi dan suasana hati akan secara signifikan
meningkatkan kemampuan mereka untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku rekan kerja
mereka.
Emosi dan suasana hati dapat mempengaruhi kinerja karyawa, terutama emosi
negative, namun emosi positif ternyata juga dapat meningkatkan kinerja. Emosi dan suasna hati
dapat meningkatkan rangsangan kerja dan memotivasi karyawan untuk dapat bekerja lebih baik.
Perasaan – perasaan tertentu juga dapat menjadi persyaratan sebuah pekerjaan.
13