Anda di halaman 1dari 6

JURNAL Pengabdian Untuk Mu negeRI, VOL. 1, NO.

1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN KEUANGAN


MESJID DI KOTA PEKANBARU

Muhammad Ahyaruddin*, Evi Marlina, Zul Azmi, Adriyanti Agustina Putri, Della Hilia
Anriv, Isran Bidin, Agustiawan, Nadia Fathurahmi Lawita
Prodi Akuntansi, FakultasEkonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Riau
*email: ahyaruddin@umri.ac.id

Abstrak

Masjid sering menjadi sorotan masyarakat dalam hal keterbukaan mengenai dana
sumbangan masjid yang diberikan para donatur. Dengan demikian, secara tidak
langsung pengelola masjid berusaha untuk menyampaikan informasinya yang dapat
meningkatkan akuntabilitasnya dan kesuksesan organisasi meskipun informasi tersebut
tidak diwajibkan. Akuntabilitas inilah yang akan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Penerapan akuntansi merupakan bentuk akuntanbilitas dan transparansi yang dapat
mempersempit kesenjangan informasi antara pengelola masjid dengan masyarakat.
Masjid merupakan salah satu organisasi non profit. Akuntansi untuk organisasi non
profit telah diatur oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45. PSAK
No. 45 menghendaki penerapan akuntansi aktual bagi organisasi non
profit.Permasalahan yang selama terjadi di masyarakat adalah kurangnya kesadaran
masyarakat (jamaah) tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan masjid serta pencatatan keuangan mesjid yang hanya menggunakan proses
manual dan tidak didukung dengan teknologi system infromasi. Pengabdian ini dilakukan
untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan mesjid.
Kegiatan ini dilakukan di mesjid Darul Ihsan Kelurahan Delima Kecataman Tampan
Kota Pekanbaru. Pendekatan yang dilakukan adalah workshop dan pelatihan, yaitu
dengan memberikan penjelasan materi secara tutorial dan diskusi serta memberikan
contoh pembuatan laporan keuangan mesjid yang baik dan benar sesuai dengan standar
akuntansi.

Kata kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Pengelolaan Keuangan, Akuntansi Mesjid

semacam ini sering dipandang


PENDAHULUAN
sebelah mata oleh para pemangku
Beberapa dekade terakhir ini, kepentingan sehingga sering
akuntansi telah mengalami termarjinalkan. Peran akuntansi
perkembangan yang cukup pesat. sebagai tools dalam lingkup
Kalau dalam perkembangannya keagamaan untuk entitas-entitas
akuntansi yang kita kenal lebih peribadatan sebenarnya hadir dengan
banyak berorientasi di sektor swasta, bentuk kombinasi antara akuntansi
kini akuntansi masjid hadir sebagai dan agama (spiritual) atau sistem
bagian budaya yang lahir di tengah- nilai dan transenden.
tengah masyarakat. Namun dalam Sebagai entitas, masjid
prakteknya, akuntansi yang menggunakan pelaporan akuntansi
beroperasi di lingkup sektor publik yang dananya berasal dari

7
JURNAL Untuk Mu negeRI VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

sumbangan masyarakat sebagai berfikir dan bertindak, sebuah simbol


sumber keuangannya, seperti: yang patut dijadikan perangkat untuk
sumbangan donatur, sedekah atau mengaplikasikan bentuk yang utuh
bentuk bantuan sosial lainnya. Oleh dari akuntansi masjid.
karena itu, menjadi penting untuk Kota Pekanbaru memiliki budaya
mempertanggungjawabkan kepada yang sangat kental dengan semboyan
publik semua laporan keuangan “kota madani”. Oleh karena itu,
tersebut. Perlunya penyajian yang akuntansi perlu hadir dengan wajah
akuntabel dan transparan dalam baru menjadi bagian dari cerminan
pelaporannya, agar menjadi kunci budaya yang dianut dimana
sukses bagi entitas untuk tetap eksis akuntansi itu bersinggungan. Dengan
dan bertahan hidup di tengah-tengah demikian, mengisyaratkan bahwa
masyarakat. akuntansi tidak hanya sebatas angka-
Masjid adalah simbol ibadah dan angka keuangan semata tapi
jika dimaknai sebagai akuntansi akuntansi juga dapat dimaknai
masjid maka masjid berdampingan berbeda oleh lingkungan dan
dengan sisi maskulin akuntansi yang mahkluk sosialnya, termasuk budaya
selalu diartikan materialis. Dalam dan spritual dimana akuntansi itu
bentuk pelaporan mereka hadir untuk praktekkan.
saling melengkapi. Ada anggapan Bagi seorang pemikir seperti
yang berkembang khususnya untuk Booth berpendapat bahwa,
entitas yang berorientasi laba pemisahan kehidupan spiritual dan
(privat), bahwa akuntansi selama ini keduniawian menempatkan akuntansi
tidak bisa berdampingan dengan sebagai ilmu yang didasari oleh
spiritual, dikarenakan spiritual dapat pemahaman sekuler, menyebabkan
mempersempit ruang gerak para institusi keagamaan seperti Gereja
pemilik perusahaan untuk sebagai objek penelitian Booth,
mendapatkan keuntungan sebanyak- hanya mentolerir akuntansi pada
banyaknya. Sebagai sebuah simbol batas mendukung kegiatan spiritual,
para pelaku keputusan lebih tidak terintegrasi mendukung tugas-
menghidupkan sisi egoistik tugas suci keagamaan [1]. Sebagai
dibanding altruistik. Berbeda halnya sebuah ilmu pengetahuan, akuntansi
dengan simbol dibalik akuntansi pada dasarnya adalah tools atau
masjid yang mungkin hadir sebagai instrumen yang dapat memberikan
bentuk pelaporan keuangan yang informasi keuangan dan mendukung
lebih emansipatoris dan humanis, kinerja entitas dimana akuntansi itu
walaupun masih dalam bentuk yang dipraktekkan.
sangat sederhana, tetapi sarat ajaran Keuangan mesjid agar dikelola
Tauhid. Islam menjadi bagian dari secara akuntabel dan transparan
budaya, oleh karena itu, perubahan dalam bentuk penyajian laporan
radikal dalam pemikiran akuntansi keuangan menjadi sangat penting
itu menjadi penting ketika nilai saat ini. Terlebih dengan adanya
historis budaya hadir sebagai program pemerintah khususnya pada
penyeimbang. Dalam budaya yang beberapa mesjid yang dikategorikan
kita anut tentu memiliki ciri khas dan sebagai “mesjid paripurna”. Namun
pola tersendiri bertujuan untuk pada kenyataannya, dari beberapa
mengatur bagaimana cara kita hidup penemuan di lapangan, menurut
bermasyarakat. Bagaimana manusia pandangan sebahagian pengurus

8
JURNAL Pengabdian Untuk Mu negeRI, VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

masjid bahwa ada keraguan untuk pentingnya transparansi dan


menyampaikan informasi keuangan akuntabilitas pengelolaan
yang berhubungan dengan laporan keuangan mesjid.
penyumbang (jumlah disumbangkan) 2. Pentingnya akuntansi mesjid
kepada publik (jamaah). Anggapan dalam menciptakan transparansi
sementara menurut pendapat mereka dan akuntabilitas.
bahwa laporan sumbangan yang 3. Pencatatan keuangan mesjid
disampaikan dapat menimbulkan hanya menggunakan proses
sifat “ria, ujub, takabbur dan manual yang tidak didukung
sombong”, misalnya penyampaian dengan teknologi system
berapa jumlah sumbangan dari infromasi yang pada akhirnya
jamaah setempat. Situasi dilematis memunculkan masalah
yang dipertontonkan seperti ini, akuntabilitas dan transparansi.
menyebabkan para pengurus pada 4. Penyusunan laporan keuangan
akhirnya merasa tidak perlu masih menggunakan sistem
menyampaikan laporan penyumbang single entry yang hanya
(siapa dan berapa jumlah mencatat penerimaan dan
sumbangnnya). Berbeda dengan pengeluaran pada satu pos akun
jamaah lainnya, yang memandang saja.
perlunya laporan siapa dan jumlah Tujuan Kegiatan dan rencana
sumbangan yang masuk dari donatur, pemecahan masalah
agar informasi mengenai posisi Kegiatan pengabdian ini bertujuan
keuangan secara jelas, transparan dan untuk: (1) meningkatkan kesadaran
dapat dipertanggungjawabkan. masyarakat (jamaah) tentang
Kehadiran akuntansi sebagai pentingnya transparansi dan
informasi, sebenarnya diharapkan akuntabilitas pengelolaan keuangan
dapat mendorong perubahan sosial, mesjid, (2) memberikan pemahaman
merubah paradigma dan pola pikir tentang pentingnya akuntansi mesjid
masyarakat. Dengan kata lain, dalam menciptakan transparansi dan
laporan keuangan atau bentuk akuntabilitas, (3) memberikan
laporan lainnya yang berhubungan pengetahuan tentang bagaimana
dengan posisi keuangan perlu melakukan pencatatan keuangan
menjadi perhatian serius dan perlu mesjid berbasis teknologi system
dilaporkan ke publik agar tidak infromasi yang memadai, dan (4)
meresahkan dan menimbulkan meberikan pelatihan tentang
kecurigaan antara pengurus dan penyusunan laporan keuangan mesjid
jamaah. sesuai dengan standar akuntansi.
Adapun solusi yang ditawarkan
Permasalahan untuk pemecahan masalah tersebut
Dari penjelasan di atas dapat adalah melalui program Ipteks bagi
diungkapkan beberapa masalah yang masyarakat dengan kegiatan
umumnya dihadapi oleh pihak mitra workshop dan pelatihan kepada
terkait dengan pengelolaan keuangan pengurus mesjid bagaimana
mesjid, yaitu: mengelola, menyusun dan
1. Kurangnya kesadaran menyajikan informasi keuangan
masyarakat (jamaah) tentang

9
JURNAL Untuk Mu negeRI VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

mesjid yang berbasis sistem HASIL DAN PEMBAHASAN


teknologi informasi.
Pelaksanaan Kegiatan
METODE PENGABDIAN Kegiatan pengabdian masyarakat
Tempat dan Waktu ini diawali dengan persiapan
pelaksaan kegiatan, yaitu persiapan
Kegiatan pengabdian masyarakat tim dengan melakukan rapat
tentang manajemen pengelolaan koordinasi, pembuatan surat
keuangan mesjid ini dilaksanakan di undangan, penyebaran undangan
Mesjid Darul Ihsan Perumahan kepada pengurus mesjid yang ada di
Flamboyan Kelurahan Delima sekitar wilayah kelurahan Delima,
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan kegiatan workshop dan pelatihan
pada hari Rabu tanggal 15 Maret bagi pengurus mesjid. Dari undangan
2017. yang disebarkan, ada beberapa
peserta yang mengkonfirmasi hadir.
Ruang Lingkup dan Objek
Berikut ini daftar peserta yang hadir:
Pengabdian
Objek yang menjadi sasaran dari Tabel 0.1. Daftar hadir peserta
kegiatan pengabdian ini adalah para Mesjid Nama
pengurus mesjid yang ada disekitar Mesjid Darul Ihsan Zul Azmi
kelurahan Delima dan beberapa Mesjid Al Raudhoh Ardilis
Mesjid Al Jihad Zainuar
pengurus mesjid yang
Mesjid Al Ikhlas Mizan Asnawi
direkomendasikan oleh Dewan Mesjid Al Muttaqin Ilham
Mesjid Indonesia (DMI). Mereka Mesjid Rosyidin H. Abdul Rahman
yang menjadi sasaran adalah ketua Mesjid Ihsan H. Saifuddin
atau bendahara mesjid sebagai pihak Mesjid Al Manar Anton
yang bertanggungjawab terhadap Mesjid Tawakkal H. Helmi Ifwan
pengelolaan keuangan atau dana
mesjid.
Pendekatan atau teknik
pengabdian
Kegiatan pengabdian ini
dilakukan dengan menggunakan
pendekatan workshop dan pelatihan
kepada pengurus mesjid terkait
dengan manajemen pengelolaan
keuangan mesjid. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan yaitu: (1)
Gambar 1. Peserta dan Panitia
tahapmeningkatkanpengetahuanpeng
urustentangakuntansimesjid, (2)
tahap pengaplikasian pembuatan
laporan keuangan mesjid, dan (3)
tahappengaplikasianteknologi sistem
informasiakuntansi mesjid dengan
menggunakan excel.

10
JURNAL Pengabdian Untuk Mu negeRI, VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

pertama berupa penjelasan tentang


konsep dasar pengelolaan keuangan
mesjid, dasar hukum, sumber-sumber
pendapatan mesjid, serta
permasalahan-permasalahan yang
selama ini sering dihadapi oleh
sebagian besar mesjid. Materi kedua
berupa penjelasan dan pemaparan
tentang pentingnya akuntabilitas dan
transparansi mesjid, struktur
Gambar 2. Diskusi dengan Pemateri
organisasi pengelolaan keuangan
mesjid, praktik akuntansi mesjid,
serta contoh penyusunan laporan
keuangan mesjid.

Workshop dan pelatihan diberikan


selama lebih kurang dua jam dan
kemudian dilanjutkan dengan diskusi
antara peserta dengan pemateri. Pada
sesi diskusi, para peserta terlihat
Gambar 3. Peserta Pelatihan sangat antusias dengan
menyampaikan pertanyaan-
Kegiatan selanjutnya adalah pertanyaan terkait dengan
persiapan kelengkapan kegiatan yang permasahan yang selama ini mereka
meliputi hal-hal sebagai berikut: hadapi di praktiknya. Sesi diskusi ini
1. Mempersiapkan tempat memberikan ruang dan suasana
pelaksanaan workshop dan kedekatan antara peserta dan panitia
pelatihan, yaitu ruang kelas TPA maupun pemateri. Banyak peserta
Mesjid Darul Ihsan yang menyampaikan saran kepada
2. Mempersipkan media presentasi, panitia agar kegiatan seperti terus
yaitu slide presentasi dan dilakukan dalam rangka untuk
Infocus/LCD meningkatkan pemahaman pengurus
3. Pembuatan modul yang akan mesjid tentang manajemen
digunakan dalam workshop dan pengelolaan keuangan mesjid.
pelatihan. Modul tersebut dibuat Pada akhir kegiatan, para peserta
oleh pemateri dengan cakupan dan panitia berfoto bersama untuk
berupa materi-materi yang akan mengabadikan kegiatan yang
diberikan dalam workshop dan dilakukan serta diakhiri dengan
pelatihan. Modul tersebut dibuat makan bersama.
dalam bentuk tutorial, teori dan
contoh laporan keuangan. SIMPULAN
Dalam kegiatan workshop dan Kesimpulan dari kegiatan
pelatihan tersebut, ada dua orang pengabdian masyarakat bagi
pemateri yang memberikan pengurus mesjid di Kelurahan
penjelasan tentang manajemen Delima Kecamatan Tampan Kota
pengelolaan keuangan mesjid. Materi Pekanbaru untuk program

11
JURNAL Untuk Mu negeRI VOL. 1, NO.1, MEI 2017

ISSN : 2550-0198

manajemen pengelolaan keuangan DAFTAR PUSTAKA


mesjid adalah sebagai berikut.
[1] Booth, P., (1993). “Accounting
1. Peserta pelatihan sangat antusias
ketika mengikuti workshop dan in churches: a research
pelatihan. Para peserta dapat framework and agenda.
melihat manfaat workshop ini, Accounting Auditing and
yakni menambah pengetahuan Accountability Journal, Vol. 6,
pada bidang manajemen No.4. pp 37-67.
pengelolaan keuangan
mesjid,khususnya akuntansi [2] Dewan Standar Akuntansi
mesjid. Keuangan. (2009).
2. Berdasarkan sharing yang StandarAkuntansi Keuangan
dilaksanakan pada saat diskusi,
Entitas Tanpa Akuntabilitas
tidak ada kesanburuk dari peserta
selama pelaksanaan workshop, Publik. IkatanAkuntan
baik dari segisarana dan Indonesia. Jakarta.
prasarana maupun penyampaian
materi, hanya saja perlu dibuat
dalam skala yang lebih luas.
3. Pengabdian selanjutnya tetap
diarahkan pada sharing masalah
keilmuan dan praktik akuntansi
mesjid, khususnyatentang
pembuatan aplikasi sistem
informasi akuntansi mesjid. Oleh
karena itu,pengembangan
pengabdian selajutnya
kemungkinan akan diarahkan
pada pembuatan software sistem
informasi akuntansi mesjid
secara online.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih dan apresiasi yang sebesar-
besarnya kepada LPPM UMRI yang
telah memberikan bantuan dana serta
kepada Dewan Mesjid Indonesia
(DMI) Provinsi Riau dan pengurus
mesjid yang telah membantu
mensukseskan terlaksananya
kegiatan pengabdian ini dengan
lancar.

12

Anda mungkin juga menyukai