Anda di halaman 1dari 4

1.

Karakteristik penyakit dalam sindrom flour albus


a. BV
-duh vagina berwarna putih keabu-abuan
- melekat pada vulva vagina
- terdapat clue cell pada duh
- bau amis – fishy odor
- ph vagina >4.5
- duh sedikit atau sedang
b. Trikomoniasis
- Secret seropurulen sampai mukopurulen
- Berwarna kuning s/d kuning kehijauan
- Berbuih, duh tubuh >>
- Bau apek
c. Kandidiasis Vulvo-vaginalis (KVV)
- Duh tubuh >>
- Berwarna putih susu pecah
- Cottage chesse
- Duh tubuh mucoid (lendir dan kental)
- Pseudomembran (+) blastospora
d. Sifilis GO
- Duh tubuh purulent
- Neisseria gonorhae
e. NSGI
- Duh tubuh jernih –keruh
- Urea plasma urealiticum
- Chlamydia trachomatis
2. Kriteria hanifin hajka
Kriteria Mayor (Minimal harus ada 3 dari 4 tanda) Kriteria Minor (Ditambah 3 atau lebih kriteria
minor)
a. Mayor
1. Pruritus (eksoriasi kadang terlihat)
2. Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak
3. Dermatitis fleksura pada dewasa
4. Dermatitis kronis atau residif
5. Riwayat atopi pada penderita pada keluarganya
b. Minor
1. Xerosis (kulit kering)
2. Infeksi kulit
3. Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
4. Dermatitis kronis atau residif
5. Riwayat atopi pada penderita pada keluarganya
6. Iktiosis
7. Ptiriasis alba
8. Dermatitis di papilla mamae
9. Lipatan infra orbital DennieMorgan
10. Konjungtivitis berulang
11. Orbita menjadi gelap
12. Alergi makanan
13. Muka pucat atau eritem
14. Gatal bila berkeringat
15. Hipersensitif terhadap makanan
16. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau emosi

3. Kecacatan kusta
- Tingkat 0
a. Mata : tidak ada kelainan
- Tingkat 1 (satu)
a. mata tidak ada cacat tingkat 1 pada mata.
b. telapak kaki : beresiko ulkus plataris, namun dapat dicegah.
- Tingkat 2 (dua)
Mata
a. Tidak mampu menutup dengan rapat (langopthalamus)
b. Kemerahan yang jelas pada mata (terjadi pada ulserasi kornea atau uveitis)
c. Gangguan penglihatan berat atau kebutaan.
tangan dan kaki : aLuka atau ulkus di telapak.
a. Deformitas yang disebabkan oleh kelumpuhan otot dan hilangnya jaringan (atropi) atau
reabsorbsi parsialis dari jari-jari

4. Segitiga sediaan topical


zat pembawa dibagi atas 3 kelompok  cairan, bedak, dan salep. Ketiga pem- bagian tersebut
merupakan bentuk dasar zat pembawa Kombinasi  berupa krim, pasta, bedak kocok dan pasta
pendingin.
a. Cairan
Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air.
b. Bedak
sediaan topikal berbentuk padat
c. Salep
sediaan semisolid untuk kulit dan mukosa
d. Krim
sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. emulsi air dalam minyak misalnya cold cream,
dan minyak dalam air
e. Pasta
Pasta ialah campuran salep dan bedak sehing- ga komponen pasta terdiri dari bahan untuk
salep
f. Bedak kocok
Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan komponen bedak
dengan bahan perekat seperti gliserin.
g. pasta pendingin
Pasta pendingin merupakan campuran bedak, salep dan cairan

5. Siklus hidup penyebab cutaneous larva migrans


1. Berawal dari feses (berserta telur) yang dikeluarkan binatang menuju tanah  larva menetas
2. larva akan menetas dari telur (larva rhabditiform)
3. Setelah 5-10 hari, larva rhabditiform berkembang menjadi larva filariform
4. Filariform larva kontak dengan hewan dan menjalani siklusnya didalam tubuh hewan sampai
dewasa
5. manusia dapat kontak dengan larva filariform, dan larva kemudian menembus kulit manusia
dan menimbulkan infeksi

Anda mungkin juga menyukai