Anda di halaman 1dari 11

Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

PENDAHULUAN
Metode numerik merupakan suatu teknik atau cara untuk menganalisa dan
menyelesaikan masalah – masalah di dalam bidang rekayasa teknik dan sain dengan
menggunakan operasi perhitungan matematik. Masalah-masalah tersebut biasanya
diidealkan dan diformulasikan secara matematis. Operasi perhitungan matematik di
dalam metode numerik ini biasanya dilakukan secara berulang ulang. Bila dilakukan
secara manual operasi perhitungan ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Oleh karena itu, untuk operasi perhitungan metode numerik diperlukan bantuan
komputer. Dengan bantuan komputer operasi perhitungan yang dilakukan berulang-
ulang dapat diselesaikan dengan sangat cepat.
Metode numerik sudah lama sejak lama dikembangkan orang. Akan tetapi
pada awal perkembangannya aplikasi metode tersebut dalam menyelesaikan
permasalahan masih sangatlah jarang. Hal ini disebabkan karena alat bantu operasi
perhitungan matematik, yaitu komputer masih sangatlah kurang. Setelah
perkembangan teknologi komputer semakin pesat dan pemakaian komputer sudah
semakin meluas, metode numerik ini menjadi metode yang handal untuk
menganalisa dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam segala bidang
ilmu pengetahuan. Masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan metode
numerik tersebut tidak hanya masalah sederhana yang masih dapat diselesaikan
secara analitis, akan tetapi juga masalah-masalah kompleks yang tidak dapat lagi
diselesaikan secara analitis.
Pada awalnya metode numerik banyak diperkenalkan oleh para ahli
matematik. Akan tetapi selanjutnya dalam perkembangan metode numerik juga
banyak konstribusi dari ahli rekayasa sipil, mesin, elektro, ekonomi, sosial dan
bidang ilmu lainnya.
Didalam metode numerik, permasalahan-permasalahan yang diformulasikan
secara matematis merupakan suatu pendekatan. Akurasi perhitungan dari
permasalahan yang didekati secara matematis sangat tergantung pada asumsi-
asumsi yang diberikan. Misalnya, untuk aliran air sungai satu dimensi, profil

Pendahuluan Metode Numerik 1 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

kecepatan setiap titik hitung diasumsikan sama. Semakin akurat data yang
dipergunakan untuk perhitungan operasi matematik dan semakin sedikit asumsi
yang diberikan maka pendekatan akan memberikan hasil yang lebih baik. Ukuran
akurasi dari pendekatan ini lebih dikenal dengan nama error atau kesalahan.

Kesalahan (error)
Hasil operasi perhitungan matematik dari persamaan matematik (yang merupakan
pemodelan dari permasalahan) merupakan suatu perkiraan yang mendekati nilai
eksak, apabila persamaan tersebut dapat diselesaikan secara analitis.

Tiga macam kesalahan dalam operasi perhitungan matematik adalah sebagai berikut,
1. kesalahan bawaan
2. kesalahan pembulatan
3. kesalahan pemotongan

Kesalahan bawaan adalah suatu kesalahan yang terjadi karena kesalahan input data
yang dipergunakan untuk perhitungan. Kesalahan ini terjadi karena kurang telitinya
pencatatan data dari lapangan maupun pencatatan dari data primer dan sekunder.

Kesalahan pembulatan terjadi karena pemotongan desimal dari bilangan yang


diperhitungkan, baik untuk input data maupun pada waktu operasi perhitungan
matematik. Contoh dari kesalahan pembulatan ini adalah sebagai berikut:

2,71828183 dibulatkan menjadi 2,71


3,14159265 dibulatkan menjadi 3,14

Kesalahan pemotongan terjadi karena didalam operasi matematik tidak dilakukan


prosedur perhitungan matematik yang sesuai dengan pemodelannya. Misalnya suatu

Pendahuluan Metode Numerik 2 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

persamaan tak hingga dimodelkan menjadi persamaan berhingga seperti pendekatan


untuk metode beda hingga yang diturunkan dari deret Taylor.

Kesalahan Absolut dan kesalahan Relatif

Kesalahan Absolut dapat dipresentasikan sebagai berikut,

Ee = p − p *

dimana:
Ee = kesalahan absolut
p = nilai eksak
p* = pendekatan nilai eksak

Kesalahan relatif dapat ( ε exact ) dipresentasikan sebagai berikut,

Ee
εe = .100 %
p

Jika nilai eksak tidak diketahui, perhitungan kesalahan relatif ( ε approximat e ) juga dapat

ditulis sebagai berikut,

Ea
εa = .100 %
p*

perhitungan kesalahan relatif juga dapat dipresentasikan,

p*n+1 − p*n
εa = .100 %
p*n

Pendahuluan Metode Numerik 3 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

Deret Taylor

Pendekatan fungsi f ( x + Δx ) dan fungsi f ( x − Δx ) dengan menggunakan deret Taylor

dapat dipresentasikan sebagai berikut,

Pendekatan untuk f ( x + Δx ) ,

∂f Δx ∂ 2 f (Δx ) ∂ 3 f (Δx ) ∂ n f (Δx )


2 3 n
f (x + Δx ) = f ( x ) + . + 2 . + 3. +K+ n .
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!

Pendekatan untuk f ( x − Δx ) ,

∂f Δx ∂ 2 f (Δx ) ∂ 3 f (Δx ) ∂ n f (Δx )


2 3 n
f ( x − Δx ) = f ( x ) − . + 2 . − 3. +K+ n .
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!

1. Pendekatan untuk satu suku pertama (orde nol) dapat ditulis sebagai,

f ( x + Δx ) ≈ f ( x ) + Ο( x )

2. Pendekatan untuk dua suku pertama (orde satu) dapat ditulis sebagai,

∂f Δx
f ( x + Δx ) ≈ f ( x ) + . + Ο x2
∂x 1!
( )

dari pendekatan ini dapat diturunkan,

∂f f ( x + Δx ) − f ( x )
∂x

Δx
+ Ο x2( )

Pendahuluan Metode Numerik 4 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

3. Pendekatan untuk tiga suku pertama (orde dua) dapat ditulis sebagai,

∂f Δx ∂ 2 f (Δx )
( )
2
f ( x + Δx ) ≈ f ( x ) + . + 2. + Ο x3
∂x 1! ∂x 2!

dari pendekatan di atas dapat diturunkan,

∂2 f ⎧ f ( x + Δx ) − f ( x ) ∂f 1 ⎫
≈ 2.⎨ − . ⎬ + Ο x3 ( )
∂x 2
⎩ (Δx )2
∂x Δx ⎭

⎛ ∂2 f ⎞
Berdasarkan fungsi f ( x + Δx ) dan fungsi f ( x − Δx ) , turunan kedua ⎜⎜ 2 ⎟⎟ dari fungsi
⎝ ∂x ⎠
f (x ) dapat dapat disusun sebagai berikut,

∂f Δx ∂ 2 f (Δx ) ∂ 3 f (Δx ) ∂ n f (Δx )


2 3 n
f ( x + Δx ) ≈ f (x ) + . + 2 . + 3. +K+ n .
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!

∂f Δx ∂ 2 f (Δx ) ∂ 3 f (Δx ) ∂ n f (Δx )


2 3 n
f (x − Δx ) ≈ f ( x ) − . + 2. − 3. +K+ n .
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!
+

∂2 f
f ( x + Δx ) + f ( x − Δx ) ≈ 2. f ( x ) +
∂x 2
2
( )
.(Δx ) + Ο x 3

Kesalahan pendekatan dari persamaan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut,

∂2 f f ( x + Δx ) − 2. f ( x ) + f ( x − Δx )
≈ + Ο x3 ( )
∂x 2
(Δx ) 2

Nilai eksak Nilai pendekatan Error

Pendahuluan Metode Numerik 5 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

Dari persamaan di atas dapat dibuat sebagai berikut,

∂ 2 f 1. f ( x + Δx ) − 2. f ( x ) + 1. f ( x − Δx )

∂x 2 (Δx )2

lebih sederhana persamaan ini dapat disusun sebagai berikut,

∂ 2 f 1. f i +1 − 2. f i + 1. f i −1

∂x 2 (Δx )2

dimana: 1, 2, dan 1 merupakan koefisien pemberat beda hingga


Persamaan ini merupakan persamaan pendekatan turunan kedua fungsi f (x )
dengan derajad kesalahan atau akurasi orde dua. Persamaan di atas dikenal sebagai
persamaan pendekatan metode beda hingga (finite-difference) yang merupakan
pendekatan beda hingga terpusat (central differences).
Dengan cara yang sama dapat dibuat tabel pendekatan metode beda hingga untuk
berbagai turunan dan akurasi sebagai berikut:

Tabel 1. koefisien pemberat pendekatan beda hingga untuk akurasi orde 2

f i −2 f i −1 fi f i +1 f i +2

∂f
2.Δx. -1 0 1
∂x

(Δx )2 ∂
2
f
1 -2 1
∂x 2

∂3 f
2.(Δx ) -1 2 0 -2 1
3

∂x 3

(Δx )4 ∂
4
f
1 -4 6 -4 1
∂x 4

central differences Ο(Δx )


2

Pendahuluan Metode Numerik 6 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

Tabel 2. koefisien pemberat pendekatan beda hingga untuk akurasi orde 4


f i −3 f i −2 f i −1 fi f i +1 f i +2 f i +3

∂f
12.Δx. 1 -8 0 -8 1
∂x

∂2 f
12.(Δx ) -1 16 -30 16 -1
2

∂x 2
∂3 f
8.(Δx ) 1 -8 13 0 -13 8 -1
3

∂x 3
∂4 f
6.(Δx ) -1 12 -39 56 -39 12 -1
4

∂x 4
central differences Ο(Δx )
4

Problem Set:

1. Dari Tabel 1 diketahui bahwa pendekatan beda hingga untuk turunan orde
tiga adalah sebagai berikut,

∂3 f
2.(Δx ) . = −1. f i −2 + 2. f i −1 + 0. f − 2. f i +1 + 1. f i + 2
3

∂x 3

∂ 3 f − 1. f i −2 + 2. f i −1 + 0. f − 2. f i +1 + 1. f i + 2
=
∂x 3 2.(Δx )
3

∂ 3 f − 12 . f i −2 + 1. f i −1 − 1. f i +1 + 12 . f i + 2
=
∂x 3 (Δx )3

Diminta: Buktikan persamaan tersebut di atas

Pendahuluan Metode Numerik 7 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

Jawab:

Dari deret Taylor dapat disusun persamaan sebagai berikut,

∂f 2Δx ∂ 2 f (2Δx) ∂ 3 f (2Δx) ∂ n f (2Δx)


2 3 n
f (x + 2Δx) = f (x) + . + 2. + 3. + K+ n . (1)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!

∂f Δx ∂ 2 f (Δx ) ∂ 3 f (Δx ) ∂ n f (Δx )


2 3 n
f ( x + Δx ) = f ( x ) + . + 2. + 3. +K+ n . (2)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!

∂f Δx ∂ 2 f (Δx ) ∂ 3 f (Δx ) ∂ n f (Δx )


2 3 n
f ( x − Δx ) = f ( x ) − . + 2 . − 3. +K+ n . (3)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!

∂f 2Δx ∂ 2 f (2Δx ) ∂ 3 f (2Δx ) ∂ n f (2Δx )


2 3 n
f (x − 2Δx ) = f ( x ) − . + 2. − 3. +K+ n . (4)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x n!

Substitusi persamaan (2) dan (3) didapat persamaan (A) berikut,

(2) – (3)

∂f ∂ 3 f (Δx )
3
f ( x + Δx ) − f ( x − Δx ) ≈ 2Δx .+ 2 3 . (A)
∂x ∂x 3!

Substitusi persamaan (1) dan persamaan (4) didapat persamaan (B),

(1) – (4)

∂f ∂ 3 f (2Δx )
3
f (x + 2Δx ) − f ( x − 2Δx ) ≈ 4Δx . + 2 3 . (B)
∂x ∂x 3!

Substitusi persamaan (A) dan (B) didapat persamaan berikut,

Pendahuluan Metode Numerik 8 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

2(A ) − (B)

∂ 3 f (Δx )
3
2 f ( x + Δx ) − 2 f ( x − Δx ) − f ( x + 2Δx ) + f (x − 2Δx ) ≈ (4 − 16 ) .
∂x 3 3 !

∂3 f
2 f (x + Δx ) − 2 f ( x − Δx ) − f ( x + 2Δx ) + f ( x − 2Δx ) ≈ −2(Δx )
3
.
∂x 3

∂3 f
2(Δx ) ≈ − f ( x − 2Δx ). + 2 f (x − Δx ) − 2 f ( x + Δx ) + f ( x + 2Δx )
3

∂x 3

∂3 f
2(Δx ) ≈ − f i −2 + 2 f i −1 − 2 f i +1 + f i + 2
3

∂x 3

∂ 3 f − f i −2 + 2 f i −1 − 2 f i +1 + f i + 2

∂x 3 2(Δx )
3

∂ 3 f − 12 . f i −2 + 1. f i −1 − 1. f i +1 + 12 . f i + 2

∂x 3 (Δx )3

⎛ ∂3 f ⎞
∴Terbukti bahwa pendekatan beda hingga untuk turunan ketiga ⎜⎜ 3 ⎟⎟ adalah
⎝ ∂x ⎠
sebagai berikut,

∂ 3 f − 12 . f i −2 + 1. f i −1 − 1. f i +1 + 12 . f i + 2

∂x 3 (Δx )3

Pendahuluan Metode Numerik 9 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

2. Dari Tabel 2 diketahui bahwa pendekatan beda hingga untuk turunan orde
dua dengan akurasi orde empat adalah sebagai berikut,

∂2 f
12.(Δx ) ≈ −1 f i −2 + 16 f i −1 − 30 f i + 16 f i +1 − 1 f i + 2
2

∂x 2

∂ 2 f − 1 f i − 2 + 16 f i −1 − 30 f i + 16 f i +1 − 1 f i + 2

∂x 2 12.(Δx )
2

Diminta: Buktikan persamaan tersebut di atas!


Jawab:
Dari deret Taylor dapat disusun persamaan sebagai berikut,

∂f 2Δx ∂2 f (2Δx) ∂3 f (2Δx) ∂4 f (2Δx) ∂n f (2Δx)


2 3 4 n
f (x + 2Δx) = f (x) + . + 2. + 3. + 4. +K+ n . (1)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x 4! ∂x n!

∂f Δx ∂ 2 f (Δx) ∂3 f (Δx) ∂ 4 f (Δx) ∂n f (Δx)


2 3 4 n
f (x + Δx) = f (x) + . + 2. + 3. + 4. + K+ n . (2)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x 4! ∂x n!

∂f Δx ∂ 2 f (Δx) ∂3 f (Δx) ∂ 4 f (Δx) ∂n f (Δx)


2 3 4 n
f ( x − Δx) = f ( x) − . + 2. − 3. + 4. + K+ n . (3)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x 4! ∂x n!

∂f 2Δx ∂2 f (2Δx) ∂3 f (2Δx) ∂4 f (2Δx) ∂n f (2Δx)


2 3 4 n
f (x − 2Δx) = f (x) − . + 2. − 3. + 4. +K+ n . (4)
∂x 1! ∂x 2! ∂x 3! ∂x 4! ∂x n!

Substitusikan persamaan (2) dan (3),

(2) + (3)

∂ 2 f (Δx ) ∂ 4 f (Δx )
2 4
f ( x + Δx ) + f ( x − Δx ) ≈ 2. f ( x ) + 2. 2 . +2 4 . (A)
∂x 2! ∂x 4!

Pendahuluan Metode Numerik 10 Ahmad Zakaria


Analisa Numerik Bahan Matrikulasi

Substitusikan persamaan (1) dan (4),

(1) + (4)

∂ 2 f (2Δx ) ∂ 4 f (2Δx )
2 4
f ( x + 2Δx ) + f ( x − 2Δx ) ≈ 2. f ( x ) + 2. . + 2 . (B)
∂x 2 2! ∂x 4 4!

Substitusi persamaan (A) dan (B),

16.(A ) − (B)

16 f (x + Δx ) + 16 f (x − Δx ) − f ( x + 2Δx ) − f ( x − 2Δx ) ≈

∂ 4 f (Δx )
(16.2 − 2) f (x ) + (16 − 4). ∂
2 4
.(Δx ) + (16 − 16 ).2
f 2
.
∂x 2 ∂x 4 4 !
∂2 f
16 f (x + Δx ) + 16 f (x − Δx ) − f (x + 2Δx ) − f ( x − 2Δx ) ≈ 30 f ( x ) + 12 .(Δx )
2

∂x 2

∂2 f
.(Δx ) ≈ − f (x − 2Δx ) + 16 f (x − Δx ) − 30 f ( x ) + 16 f ( x + Δx ) − f ( x + 2Δx )
2
12
∂x 2

∂ 2 f − f (x − 2Δx ) + 16 f (x − Δx ) − 30 f (x ) + 16 f (x + Δx ) − f (x + 2Δx )

∂x 2 12.(Δx )
2

⎛ ∂2 f ⎞
∴Terbukti bahwa pendekatan beda hingga untuk turunan kedua ⎜⎜ 2 ⎟⎟ untuk
⎝ ∂x ⎠
akurasi orde empat adalah sebagai berikut,

∂ 2 f − f i − 2 + 16 f i −1 − 30 f i + 16 f i +1 − f i + 2

∂x 2 12.(Δx )
2

Pendahuluan Metode Numerik 11 Ahmad Zakaria

Anda mungkin juga menyukai