Bahan
Bahan
Definisi
Kehamilan postmatur adalh kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih. Istilah lainnya
yaitu serotinus. Menentukan kehamilan postmatur dengan menggunakan rumus Neagle
dihitung dari HPHT dan berdasarkan Taksiran Persalinan (280 hari atau 40 minggu) dari HPHT.
Pemeriksaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat. (Obstetri
Patologi; 12)
Etiologi
Factor potensial berupa defisiensi hormone adenokortikotropik (ACTH) pada fetus atau
defisiensi enzim sulfatase plasenta, kelainan system saraf pusat pada janin seperti pada
anansefalus, terdapatnya factor yang mengganggu ibu maupun anak dan plasenta dengan
gambaran klinis: menghilangnya lemak subkutan, kulit kering, keriput, atau retak-retak,
pewarnaan mekonium pada kulit, umbilicus dan selaput ketuuban, kuku dan rambut panjang,
bayi malas.
Komplikasi yang terjadi : kematian janin dalam rahim akibat insufisiensi plasenta karena
menuanya plasenta, kematian neonatus yang tinggi, asfiksia. Penilaian kesejahteraan janin
harus dilakukan seperti evaluasi cairan amnion dengan amniosentesis atau USG untuk melihat
adanya hidramnion, pantau perubahan denyut jantung janin, mennetukan scoring dari USG
untuk melihat pernapasan janin, tonus, pergerakan fetus dan jumlah cairan amnion
Pengelolaan
Pengelolaan dibagi menjadi ikspektatif dan aktif
a. ekspektatif : syaratnya keadaan janin baik dengan dasar 60% kehamilan akan berakhir
dengan persalinan spontan pada usia kehamilan 40-41 minggu dan 80% pada
kehamilan 43 minggu.
b. aktif : tanpa melihat keadaan serviks induksi harus dilakukan pada fetus yang memiliki
resiko untuk mengalami dismaturitas atau bila kehamilan mencapai 44 minggu,
syaratnya dilakukan pengawasan intrapartum yang lebih ketat. Induksi dilakukan
dengan tetesan oksitosin per infuse atau dengan pemakaian preparat prostaglandin
(Sukrisno, Adi. 2010. Asuhan kebidanan 4 patologi kebidanan. Jakarta: Trans Info Media)
Tujuh langkah manajeman Varney
Rencana asuhan dapat dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaannya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana telah efektif, sedangkan sebagian lainnya belum.
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, perlu
mengulang kembali dari awal setiap asuhan ynag tidak efektif melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhan tersebut.