Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 3(A) 14303

Analisis Cluster terhadap Tingkat Pencemaran Udara pada Sektor


Industri di Sumatera Selatan
Robinson Sitepu, Irmeilyana, dan Berry Gultom
Jurusan Matematika, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

Intisari: Analisis cluster merupakan suatu tehnik yang dipergunakan untuk mengklasi kasikan objek ke dalam kelom-
pok yang relatif homogen. Analisis cluster terbagi atas dua metode, hirarki dan non-hirarki. Penelitian ini dibahas
pengelompokkan 10 jenis industri yang ada di sumatera selatan berdasarkan jenis polutan yang dihasilkan dan menge-
tahui ciri-ciri dari setiap kelompok industri. Berdasarkan hasil analisis cluster metode hirarki, ada 3 kelompok industri
(cluster). Cluster pertama yaitu industri industri karet, industri sawit, industri pengalengan ikan, industri listrik, indus-
tri pertambangan, dan industri semen. Cluster kedua terdiri dari industri migas, industri minyak goreng, dan industri
makanan. Cluster ketiga yaitu industri pupuk. Pada metode non-hirarki, cluster pertama yaitu industri yang memi-
liki rata-rata polutan yang lebih besar dari pada cluster kedua, dapat digolongkan menjadi kelompok industri dengan
tingkat pencemaran tinggi. Anggotanya adalah industri migas, industri minyak goreng, industri makanan, dan industri
pupuk. Cluster kedua yaitu industri yang memiliki rata-rata polutan yang lebih kecil dari pada cluster pertama, dapat
digolongkan menjadi kelompok industri dengan tingkat pencemaran rendah. Anggotanya adalah industri karet, industri
sawit, industri pengalengan ikan, industri listrik, industri pertambangan, dan industri semen.
Kata kunci: analisis kluster, pencemaran, industri

Abstract: Cluster analysis is a technique used to classify objects into relatively homogeneous groups. Cluster analysis
is divided into two methods, hierarchical and non-hierarchical. This research covered 10 types of industrial clustering in
the southern Sumatran based on the type of pollutants generated and knowing the characteristics of each industry group.
Based on the results of hierarchical cluster analysis method, there are three industry groups (clusters). The rst cluster
of industrial rubber industry, oil industry, sh canning industry, power industry, mining industry and cement industry.
The second cluster consists of oil and gas industry, oil industry, and food industries. The third cluster is the fertilizer
industry. In non-hierarchical method, the rst clusters of industrial pollutants have on average larger than in the two
clusters, can be classi ed into groups of industries with high pollution levels. The members are oil and gas industry,
oil industry, food industry, and fertilizer industries. The second cluster of industrial pollutants have on average smaller
than the rst cluster, can be classi ed into groups of industries with low pollution levels. Its members are the rubber
industry, oil industry, sh canning industry, power industry, mining industry and cement industry
Keywords: cluster analysis, pollution, industry

Juli 2011

1 PENDAHULUAN menarik minat investor untuk menanamkan modal.


Selain dampak positif ini, kegiatan industri juga memi-
ndustri menempati posisi yang sentral dalam eko- liki dampak negatif. Adapun salah satunya adalah
I nomi masyarakat modern dan merupakan peng- pencemaran udara. Pencemaran udara dirasakan se-
makin hari semakin meningkat, terutama di daerah
gerak paling dasar dalam peningkatan kemakmuran,
terutama pada negara-negara maju. Sedangkan pada yang kepadatan lalu lintasnya cukup tinggi, serta
negara berkembang, industri sangat penting untuk di lokasi industri yang kurang memperhatikan dam-
memperluas landasan pembangunan dan memenuhi pak yang buruk pada lingkungannya. Udara yang
kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. tercemar dapat merusak lingkungan sekitarnya dan
berpotensi menganggu kesehatan masyarakat sekitar-
Pembangunan pada sektor industri membawa dam- nya.
pak bagi kehidupan manusianya, baik dampak posi-
tif maupun dampak negatif. Dampak positif dari Dalam analisis statistik, kriteria polutan tersebut
kegiatan industri adalah dapat mengurangi persen- dinyatakan sebagai variabel. Semakin banyak kriteria
tase pengangguran, menambah devisa negara, serta polutan akan semakin rumit analisis statistika yang
c 2011 FMIPA Universitas Sriwijaya 14303-11
Sitepu dkk./Analisis Cluster terhadap. . . Jurnal Penelitian Sains 14 3(A) 14303

akan dilakukan. Analisis multivariat merupakan salah Analisis cluster termasuk dalam analisis statistik
satu metode statistika yang cocok untuk meringkas multivariat metode interdependen, dan oleh karena itu
data dengan peubah banyak. Salah satu analisis mul- tujuan analisis cluster tidak untuk menghubungkan
tivariat yang dapat digunakan untuk memahami dan ataupun membedakan dengan sampel/variabel lain.
mempermudah interpretasi data adalah analisis clus- Analisis cluster berguna untuk meringkas data de-
ter
[1] . ngan jalan mengelompokkan objek-objek berdasarkan
Analisis cluster bertujuan untuk mengelompokkan kesamaan karakteristik tertentu diantara objek-objek
objek-objek berdasarkan karakteristik diantara objek- yang akan diteliti. Analisis cluster terbagi atas 2 me-
objek itu, sehinggga dapat diketahui ciri khas dari tiap tode, yaitu:
kelompok. Banyak objek yang dapat dikelompokkan
dengan analisis cluster, diantaranya adalah produk 1. Metode hirarki
(barang dan jasa), benda, manusia (responden kon- 2. Metode non-hirarki
sumen) [2] .
Pada metode hirarki ini dimulai dengan mengelom-
2 TINJAUAN PUSTAKA pokkan dua atau lebih objek yang mempunyai ke-
samaaan yang paling dekat. Kemudian proses diterus-
2.1 Analisis Multivariat kan ke objek lain yang mempunyai kedekatan kedua.
Demikian seterusnya sampai cluster akan membentuk
Analisis multivariat merupakan analisis yang meneliti
semacam \pohon" hierarki (tingkatan) yang jelas an-
masalah yang bersifat multidimensional dan menggu-
tar objek dari yang paling mirip sampai yang paling
nakan tiga atau lebih variabel. Analisis multivariat
tidak mirip. Deondogram biasanya digunakan untuk
dibagi menjadi dua kategori utama, yakni:
membantu memperjelas proses hierarki tersebut.
1. Dependence Method. Pada metode non-hirarki, digunakan jarak Euclid-
Analisis ketergantungan digunakan apabila tu- ian, untuk menetapkan nilai kedekatan antara ob-
juan dari analisis adalah menjelaskan atau mem- jek. Bakal cluster pertama adalah observasi pertama
prediksi variabel terikat berdasarkan dua atau dalam set data. Bakal kedua adalah observasi lengkap
lebih variabel bebas. Metode ini terdiri atas em- berikutnya yang dipisahkan dari bakal pertama oleh
pat jenis yaitu: jarak minimum khusus.
Analisis cluster adalah suatu alat untuk menge-
 Analisis Regresi Berganda lompokkan sejumlah n objek berdasarkan p variabel
(Multiple Regression Analysis ) yang secara relatif mempunyai kesamaan karakteris-
 Analisis Diskriminan Berganda tik diantara objek-objek tersebut, sehingga keragaman
(Multiple Discriminant Analysis ) dalam suatu kelompok tersebut lebih kecil dibanding-
 Analisis Multivariat Varians kan dengan keragaman antar kelompok. Objeknya da-
(Multivariate analysis of Variance ) pat berupa barang, jasa, hewan, manusia (responden,
konsumen, atau yang lain). Objek tersebut akan dikla-
 Analisis Korelasi Kanonikal si kasikan dalam satu atau lebih cluster (kelompok)
(Canonical Correlations Analysis ) sehingga objek-objek yang berada dalam satu cluster
2. Metode Saling Ketergantungan (Interdependence akan mempunyai kemiripan atau kesamaan karakter.
Method ) Jika terdapat n objek dan p variabel, maka observasi
Metode yang digunakan untuk menjelaskan se- xij dengan i = 1; 2; : : : ; n dan j = 1; 2; : : : ; p dan dapat
perangkat variabel atau pengelompokan berda- digambarkan sebagai berikut:
sarkan variabel-variabel tertentu. Metode ini di Adapun ciri-ciri cluster (gerombol) adalah:
kelompokkan menjadi tiga yaitu; 1. Homogenitas (kesamaan) yang tinggi antar ang-
 Analisis Faktor (Factor Analysis ) gota dalam satu cluster
 Analisis Cluster (Cluster Analysis ) 2. Heterogenitas (perbedaan) yang tinggi antar clus-
 Skala Multidimensional (Multidimensional ter yang satu dengan cluster yang lain
Scalling )
2.3 Tujuan Analisis Cluster
2.2 Analisis Cluster
Setelah mengelompokkan n buah objek pengamatan
Analisis cluster adalah analisis untuk mengelompok- kedalam m kelompok berdasarkan p variabel dapat
kan elemen yang mirip sebagai objek penelitian untuk diketahui bahwa tujuan utama dari penggerombolan
menjadi kelompok (cluster ) yang berbeda dan mutu- objek adalah untuk memperoleh kelompok objek yang
ally exclusive
[2] . memiliki nilai relatif sama. Sehingga nantinya dalam

14303-12
Sitepu dkk./Analisis Cluster terhadap. . . Jurnal Penelitian Sains 14 3(A) 14303

Tabel 1: Tabel data observasi x ij 2. Membuat cluster


Proses pembuatan cluster dapat silakukan dengan
Var Var ::: Var ::: Var dua tahap, yaitu:
1 2 j p

Objek 1 X11 X12 ::: X1j ::: X1p


(a) Metode Hirarki
Objek 2 X21 X22 ::: X2j ::: X2p Pada metode ini, dimulai dengan menge-
lompokkan data yang mempunyai kesamaan
      
yang paling dekat. Kemudian diteruskan ke
      
objek lain yang mempunyai kedekatan ke-
Objek i Xi1 Xi2  Xij  Xip dua. Demikian seterusnya sehingga kelom-
  pok akan membentuk semacam "pohon", di-
       mana ada hierarki yang jelas antar objek,
      
dari yang paling mirip sampai yang paling
Objek n Xn1 Xn2  Xnj  Xnp
tidak mirip. Metode yang digunakan adalah
single linkage (pautan tunggal). Metode ini
 
akan mengelompokkan dua objek yang mem-
punyai jarak terdekat lebih dahulu. Jadi
pada setiap tahapan, banyaknya cluster akan
interpretasi, objek-objek yang berada pada satu clus-
berkurang satu. Hasil berupa single link-
ter memiliki peluang yang cukup tinggi akan muncul
age clustering dapat disajikan dalam ben-
bersamaan pada satu individu
tuk suatu dendogram atau diagram po-
hon. Cabang-cabang pohon menunjukkan
2.4 Konsep Dasar dalam Analisis Cluster
cluster/gerombol. Cabang-cabang terse-
Proses analisis cluster tersebut meliputi: but bertemu bersama-sama pada simpul
yang posisinya sepanjang suatu sumbu jarak
1. Menentukan ukuran ketakmiripan antara kedua (kemiripan). Ini menunjukkan tingkat di-
objek mana penggabungan terjadi.
Proses pertama yaitu mengukur seberapa jauh
ada kesamaan antar objek. Dengan memiliki se- (b) Metode Non-Hirarki
buah ukuran kuantitatif untuk mengatakan dua Metode ini dimulai dengan proses penentuan
objek tertentu lebih mirip dibandingkan dengan jumlah gerombol terlebih dahulu, dan yang
objek lain, akan mempermudah proses peng- digunakan adalah metode k-means. Metode
k-means digunakan sebagai alternatif me-
cluster-an. Salah satu yang bisa menjadi ukuran
ketidakmiripan adalah fungsi jarak antara objek a tode cluster untuk data dengan ukuran yang
dan b, yang biasa dinotasikan dengan d(a,b) Ada- besar karena memiliki kecepatan yang lebih
pun sifat-sifat ukuran ketidakmiripan adalah: tinggi dibandingkan metode hierarki.
Mac Queen menyarankan bahwa penggu-
 d(a,b) 0 naan k-means untuk menjelaskan algoritma
 d(a,b)=0 dalam penentuan suatu objek ke dalam
cluster tertentu berdasarkan rataan ter-
 d(a,b)=d(b,a) dekat. Proses pengelompokan dengan k-
 (a,b) meningkat seiring semakin tidak mirip- means adalah:
nya kedua objek a dan b
 Menentukan besarnya k, yaitu banyak-
 d(a,c)d(a,b) + d(b,c) nya cluster dan menentukan centroid
(rata-rata) di tiap cluster.
Jarak paling umum digunakan adalah jarak Eu-
clidian.Ukuran jarak atau ketidaksamaan antar  Menghitung jarak tiap objek dengan se-
objek ke-i dengan objek ke-h, dapat disimbolkan tiap centroid.
dengan dih . Adapun nilai dih diperoleh melalui  Menghitung kembali rataan (centroid )

Xx
perhitungan jarak kuadrat sebagai berikut: untuk cluster yang baru terbentuk.
 Mengulangi langkah 2 sampai tidak ada
dih = ( ij xij )2 lagi pemindahan objek antar cluster.
di mana: dih = jarak kuadrat Euclidian antar ob- 3. Setelah cluster terbentuk, yaitu dengan kedua
jek ke-i dengan objek ke-h p = jumlah variabel metode yang disebutkan, langkah selanjutnya
cluster xij = nilai dari objek ke-i pada variabel adalah melakukan interpretasi terhadap cluster
ke-j xhj = nilai dari objek ke-h pada variabel ke-j yang terbentuk.

14303-13
Sitepu dkk./Analisis Cluster terhadap. . . Jurnal Penelitian Sains 14 3(A) 14303

4. Melakukan validasi cluster. i. Menentukan besarnya k, yaitu banyak-


Untuk menguji validasi cluster digunakan uji par- nya cluster dan menentukan centroid
sial F dengan taraf signi kasi . (rata-rata) di tiap cluster.
Hipotesis: ii. Menghitung jarak tiap objek dengan se-
H0 : Variabel i bukan variabel pembeda dalam tiap centroid.
penggerombolan. H1 : Variabel i merupakan vari- iii. Menghitung kembali rataan (centroid )
abel pembeda dalam penggerombolan. untuk cluster yang baru terbentuk.
Statistik uji iv. Mengulangi langkah (ii) sampai tidak
ada lagi pemindahan objek antar clus-
means square cluster ter.
F=
means square error { Memberi nama spesi k pada tiap clus-
ter, untuk menggambarkan karakter
Kriteria uji: tiap cluster.
{ Melakukan validasi cluster.
Tolak H0 jika F > F ;k 1;n k
4. Interpretasi hasil cluster yang diperoleh dari dua
3 METODOLOGI metode pada langkah kedua.
Langkah-langkah yang digunakan dalam menyusun
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah:
1. Pengambilan data pencemaran udara pada sek- Dari data awal, tabel data beban pencemaran udara
tor industri dari BLH (Badan Lingkungan Hidup) pada sektor industri di Sumatera Selatan pada tahun
Provinsi Sumatera Selatan. 2009.

2. Menentukan Variabel dan Objek 4.1 Menentukan Ukuran Ketakmiripan


Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam antara Dua Objek
skripsi ini ada 5 variabel, dimana merupakan je-
nis polutan yang meliputi debu (TSP=total sus- Jarak tiap objek (jenis industri) yang dihitung dengan
pended particulate ), Carbon Monoksida (CO), jarak Euclidian yang ditampilkan dalam Tabel Prox-
Amonia (NH3 ), Nitrogen Dioksida (NO2 ), dan imity Matrix dimana semakin kecil jarak antara dua
Sulfur Dioksida (SO2 ). Sedangkan objek-objek objek, maka semakin mirip kedua objek tersebut.
yang digunakan yaitu 10 jenis industri di Su-
matera Selatan, yaitu industri karet, industri 4.2 Proses Clustering secara Hirarki
sawit, industri pengalengan ikan, industri migas,
industri listrik, industri minyak goreng, indus- Proses penggerombolan yaitu dengan menggunakan
tri makanan, industri pupuk, industri pertamba- matriks jarak yang ada pada Tabel Proximity Matrix.
ngan, dan industri semen. Proses clustering dengan cara hirarki yaitu:

3. Menerapkan analisis cluster pada data penelitian 1. Bandingkan jarak Euclidian yang ada pada ta-
yaitu dengan: ble Proximity matriks, dimana menentukan jarak
yang terdekat antara dua objek dari sekian ba-
 Membentuk matriks ketidakmiripan antar nyak kombinasi jarak dari kesepuluh objek yang
objek dengan menggunakan jarak Euclidian. ada.
 Membuat cluster dengan dua metode, yaitu 2. Kemudian dilakukan perbaikan matriks jarak
metode hirarki dan non-hirarki.
menggunakan metode pautan tunggal dengan
a Metode hirarki dengan menggunakan me- persamaan: hfBr ; Bs g = min fd(xi ; xh ); xi ang-
tode pautan tunggal atau single linkage. gota Br ; xh anggotaBs g, sehingga diperoleh table
 Menentukan jarak ketakmiripan antara se- matriks jarak yang baru.
buah objek dalam gerombol yang satu de-
ngan sebuah objek dalam gerombol yang 3. Kembali menentukan jarak terdekat antara dua
lain. Adapun ukuran ketidakmiripan objek pada tabel matriks jarak yang baru dan
yang digunakan adalah hfBr ; Bs g = min mengulangi langkah 2, sampai tersisa satu gerom-
fd(xi ; xh ); xi anggota Br ; xh anggota Bs g bol
b Metode non hirarki dengan menggunakan Pada awal proses ada sepuluh gerombol. Tahap per-
metode k-means. tama yang dilakukan adalah menentukan jarak yang

14303-14
Sitepu dkk./Analisis Cluster terhadap. . . Jurnal Penelitian Sains 14 3(A) 14303

Tabel 2: Tabel Beban Pencemaran Udara Pada Sektor Industri di Sumatera Selatan
No Jenis Industri NO2 SO2 CO TSP NH3
1 Karet 630.545 1140.640 8620.366 948.708 2.102
2 Sawit 696.770 1841.352 1177.563 610.747 129.210
3 Pengalengan ikan 398.580 360.824 4380.000 206.999 0.876
4 Migas 1003.108 1672.109 16175.603 824.930 0.00
5 Listrik 370.110 405.150 5689.620 428.714 0.00
6 Minyak goreng 974.200 1641.624 17041.529 530.944 1.972
7 Makanan 956.855 1511.012 16950.600 1123.470 2.278
8 Pupuk 1097.453 2157.413 22250.400 1071.790 1.752
9 Pertambangan 605.841 449.563 4174.140 476.325 0.262
10 Semen 777.45 1727.910 9592.200 1151.414 0.00

terdekat antara dua objek dari sekian banyak kombi- 407,120 sehingga kedua industri tersebut menjadi satu
nasi jarak dari kesepuluh objek yang ada. Jarak an- kelompok. Sekarang tersisa sembilan gerombol.
tara industri pengalengan ikan dengan industri tam- Kemudian dilakukan perbaikan matriks jarak meng-
bang merupakan jarak yang terdekat yaitu sebesar gunakan metode pautan tunggal dengan persamaan:

hfBr ; Bs g = min fd(xi ; xh ); xi anggota Br ; xh anggota Bs g

sehingga terjadi perubahan jarak yang melibatkan hf(3; 9); (8)g = min fd(3; 8); d(9; 8)g
gerombol baru (gerombol yang anggotanya industri = min 17:994; 866; 18:173; 172
pengalengan ikan dan tambang) sehingga diperoleh:
= 17:994; 866
hf(3; 9); (1)g = min fd(3; 1); d(9; 1)g
= min 4:830; 954; 4:524; 409 hf(3; 9); (10)g = min fd(3; 10); d(9; 10)g
= 4:524; 409 = min 5:483; 741; 5:610; 235
= 5:483; 741
hf(3; 9); (2)g = min fd(3; 2); d(9; 2)g
= min 3:565; 945; 3:310; 516
= 3:310; 516 Kemudian lakukan lagi penentuan jarak terdekat
pada objek berdasarkan tabel matriks jarak yang baru.
hf(3; 9); (4)g = min fd(3; 4); d(9; 4)g
= min 11:899; 706; 12:075; 143 4.3 Proses Penggerombolan secara
= 11:899; 706 non-hirarki

hf(3; 9); (5)g = min fd(3; 5); d(9; 5)g 1. Tahap pertama, menentukan besarnya k.
= min 1:329; 3; 1:535; 086 2. Tahap kedua, menghitung jarak setiap objek de-
= 1:329; 300 ngan tiap centroid (rata-rata) dengan rumus jarak
kuadrat seperti ya disebutkan diatas, lalu diban-
hf(3; 9); (6)g = min fd(3; 6); d(9; 6)g dingkan untuk mengetahui kelompok objek.
= min 12:743; 275; 12:927; 853 3. Tahap ketiga, menghitung kembali centroid yang
= 12:743; 275 baru yang merupakan rataan kelima variabel dari
tiap cluster.
hf(3; 9); (7)g = min fd(3; 7); d(9; 7)g 4. Tahap keempat, mengulangi tahap kedua dan
= min 12:668; 643; 12:841; 597 ketiga. Jika tidak ada lagi perubahan hasil peng-
= 12:668; 643 cluster-an, maka proses terhenti

14303-15
Sitepu dkk./Analisis Cluster terhadap. . . Jurnal Penelitian Sains 14 3(A) 14303

Tabel 3: Tabel Jarak Euclidian, yaitu dari Tabel proximity Matriks


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 7484.723 4830.954 7584.075 3077.083 8453.378 8346.676 13676.433 4524.409 1162.765
2 0 3565.945 15004.208 4751.618 15868.360 15787.487 21084.442 3310.516 8434.128
3 0 11899.706 1329.300 12743.275 12668.643 17994.866 407.120 5483.741
4 0 10588.612 915.437 847.256 6099.879 12075.143 6595.591
5 0 11435.475 11351.633 16681.500 1535.08 4203.337
6 0 613.772 5263.657 12927.853 7478.211
7 0 5341.175 12841.597 7363.835
8 0 18173.172 12669.777
9 0 5610.235
10 0

Dari kesepuluh jenis Industri kita bandingkan cen- Tabel 5: Tabel Jarak Setiap Objek dari Sentroid Kedua
troid yang terbesar dan terkecilnya. Adapun centroid
terbesar (c1 ) adalah rata-rata polutan pada indus- Industri c2
tri pupuk dengan nilai c1 = (1.097,453; 2.157,413; Karet 56,02 106
22.250,400; 1.071,790; 1,752) dan centroid terkecil Sawit 0
(c2 ) adalah nilai rata-rata polutan pada industri sawit Pengalengan ikan 15,8 106
dengan nilai c2 = (696,770; 1.841,352; 1.177,563; Migas 225,13106
610,747; 129,210).
Listrik 22,6 106
Lalu penghitungan jarak setiap objek dari centroid
(pusat cluster) pertama dengan menggunakan kuadrat Minyak goreng 251,8 106
jarak Euclidian. Gunakan rumus jarak kuadrat, se- Makanan 249,24106
hingga diperoleh Tabel jarak setiap objek dari sentroid Pupuk 444,54106
Pertama dan kedua sebagai berikut: Pertambangan 10,96 106
Semen 71,13 106
Tabel 4: Jarak Setiap Objek dari Sentroid Pertama
Industri c1  H0 : Variabel i bukan pembeda dalam peng-
Karet 181,04106 cluster -an

Sawit 444,55106  H1 : Variabel i merupakan pembeda dalam peng-


Pengalengan ikan 323,79106 cluster -an
Migas 37,44 106 Kriteria uji
Listrik 278,27106
Minyak goreng 27,70 106 Tolak H0 jika F > F ;k 1;n k
Makanan 28,53 106 Dipilih = 0.05 dan nilai n =10, dan k = 2, sehingga
Pupuk 0 dalam tabel distribusi F diperoleh nilai F ;k 1;n k
Pertambangan 329,91106 adalah 5,32. Nilai F hitung pada tabel anova, vari-
Semen 160,52106 abel NO2 = 24,326, variabel SO2 = 4,304, vari-
abel CO= 41,94, variabel TSP= 1,44, variabel NH3 =
0,590. Karena nilai F hitung dari kelima variabel ada
Lalu kita bandingkan kedua jarak tiap objek (indus- dua yang bernilai > dari nilai F ;k 1;n k yaitu vari-
tri) ke pusat cluster (centroid). abel NO2 dan variabel CO, dengan demikian kedua
variabel tersebut merupakan variabel pembeda dalam
4.4 Validasi cluster peng-cluster-an.
Dari tabel anova, juga dapat dilihat nilai sig-
Untuk melihat apakah variabel-variabel yang telah ni kansi, dimana ada dua nilai, yaitu variabel NO2
membentuk cluster tersebut merupakan variabel pem- = 0,001 < = 0,05 dan CO = 0,00 < = 0,05,
beda dalam peng-cluster -an dapat dilihat pada tabel sehingga pada kedua variabel itu tolak H0. Hal ini be-
Anova. rarti hanya ada dua variabel, yaitu NO2 dan CO, yang
Hipotesis: merupakan variabel pembeda dalam peng-cluster-an

14303-16
Sitepu dkk./Analisis Cluster terhadap. . . Jurnal Penelitian Sains 14 3(A) 14303

Tabel 6: Tabel Jarak Setiap Objek (Industri) ke Pusat 1. cluster pencemar tinggi: kelima polutannya
Cluster memiliki rerata lebih besar dari cluster ke-
dua. Anggotanya adalah industri migas,
Industri c1 c2 minyak goreng,makanan, dan pupuk.
Karet 181,04106 56,02 106
2. cluster pencemar rendah: kelima polutan-
Sawit 444,55106 0
nya memiliki rerata lebih kecil dari cluster
Pengalengan ikan 323,79106 15,8 106 pertama. Anggotanya adalah industri karet,
Migas 37,44 106 225,13106 sawit, pengalengan ikan, listrik, pertamba-
Listrik 278,27106 22,6 106 ngan, dan semen
Minyak goreng 27,70 106 251,8 106
Makanan 28,53 106 249,24106 5.2 Saran
Pupuk 0 444,54106 Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dikemukakan,
Pertambangan 329,91106 10,96 106 maka peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran
Semen 160,52106 71,13 106 sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pengaruh polutan terhadap
5 KESIMPULAN DAN SARAN
pencemaran udara pada sektor industri, maka
harus diarahkan lagi ke polutan yang memberikan
5.1 Kesimpulan pengaruh besar ke sektor industri itu.

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil 2. Untuk peneliti selanjutnya, agar menambah vari-
keputusan sebagai berikut: abel lain yang mempengaruhi tingkat pencemaran
udara pada sektor industri di Sumatera Selatan.
1. Hasil analisis cluster dari 10 jenis industri berda- 3. Peranan industri dapat ditingkatkan untuk relo-
sarkan jenis polutan TSP, CO, NH3 , NO2 , dan kasi industri pencemar udara ke kawasan atau
SO2 , zona industri.
a. Untuk metode hirarki dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu cluster (kelom- DAFTAR PUSTAKA
pok industri) pencemar rendah, cluster pen- [1] Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer,
cemar sedang, dan cluster pencemar tinggi 2005, Pengembangan Analisis Multivariat dengan SPSS
12, Edisi Pertama, Salemba Infotek, Jakarta, Hal.120
b. Untuk metode non hirarki dapat dikelom- [2] Supranto, J., 2000, Teknik Sampling untuk Survei dan
pokkan menjadi dua kelompok, yaitu clus- Eksperimen, Edisi Baru, PT. Rineka Cipta, Jakarta
ter (kelompok industri) pencemar tinggi dan [3] , 2010, Analisis Peubah Ganda,
cluster (kelompok industri) pencemar ren- http://www.adia08. les. wordpress.coin/2008/06/analisis
dah. peubah ganda.pdf, Diakses pada 20 February 2010
[4] , 2010, Pencemaran Udara,
2. Ciri dari setiap kelompok yang terbentuk yaitu; http://www.sabah.org.my/bm/kenali sabah/as
pencemaran udara.asp, Diakses pada 20 February 2010
[5] Kristanto, P., 2004, Ekologi Industri, Andi O set,
a. Untuk metode hirarki: Yogyakarta
[6] Perkins, H.C., 1980, Air Pollution, Mcgraw-Hill Higher
1. cluster pencemar rendah: memiliki rerata
nilai variabel (polutan) yang paling kecil Education, New York
dan anggotanya adalah industri karet, sawit,
pengalengan ikan, listrik, pertambangan,
dan semen.
2. cluster pencemar sedang: memiliki rerata ni-
lai variabel (polutan) yang lebih besar dari
cluster pertama, namun lebih kecil dari clus-
ter ketiga. Anggotanya adalah industri mi-
gas, minyak goreng, dan makanan.
3. cluster pencemar tinggi: memiliki rerata ni-
lai variabel terbesar dan anggotanya adalah
industri pupuk
b. Untuk metode non hirarki:

14303-17

Anda mungkin juga menyukai