TIM PENGUSUL
KETUA: NOVI DEWI SARTIKA, S.TP., M.Si (NIDN: 0810118701)
ANGGOTA: ZUHRIYAH RAMDHANI, SP (NIDN: 0813058602)
Dibiayai oleh :
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan kontrak Penelitian Tahun Anggaran 2018
UNIVERSITAS CORDOVA
NOVEMBER 2018
Performance Mesin Perontok dalam Mempertahankan Kualitas dan Kuantitas Gabah di
Kabupaten Sumbawa Barat
RINGKASAN
Perontokan adalah salah satu proses pascapanen yang memiliki pengaruh atas kehilangan hasil
padi yang diperoleh para petani. Sejalan dengan perkembangan zaman, alat perontok yang digunakan
oleh para petani sudah beralih menggunakan mesin. Permasalahan yang belum dapat dicegah di
kalangan para petani adalah ketidakpahaman dan kurangnya kesadaran petani akan susut yang terjadi
dalam menggunakan mesin perontok, tidak terkecuali di Kabupaten Sumbawa Barat. Oleh sebab itu,
penelitian ini bertujuan menghitung besarnya penyusutan selama proses perontokan, menentukan
kualitas/mutu gabah yang dihasilkan dari proses perontokan, dan menentukan mesin perontok yang
mampu meminimalkan susut yang terjadi. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Beru, kabupaten
Sumbawa Barat. Perontokan dilakukan dengan merontokkan padi varietas Ciliwung menggunakan
dua power thresher dengan spesifikasi yang berbeda. Susut yang dihasilkan kedua power thresher
tersebut 1.68% pada power thresher A dan power thresher B 1.24%. Mutu fisik gabah telah
memenuhi SNI 0224-1987 dengan kadar air 14%, gabah hampa 0.474-0.512%, butir merah 0.446-
0.234%, butir mengapur 0.982-0.612%, dan varietas lain 0.386-0.074%.
1
Adapun faktor yang mempengaruhi kehilangan hasil pada proses pascapanen adalah
umur panen, kadar air dan cara yang digunakan dalam proses pascapanen tersebut.
Selain itu, permsalahan yang belum dapat dicegah di kalangan para petani adalah
ketidakpahaman dan kurangnya kesadaran petani akan susut yang terjadi. Keadaan
seperti ini hampir tejadi di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten
Sumbawa Barat (KSB). Penggunaan mesin perontok pun kurang diperhatikan, ansalkan
padi terontok semua itu sudah cukup bagi mereka tanpa memperhatikan banyaknya
padi yang tercecer saat perontokan berlangsung. Adapun mesin perontok yang
digunakan dalam proses perontokan di KSB yaitu power thresher buatan bengkel. Oleh
sebab itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang Performance Mesin Perontok dalam
Mempertahankan Kualitas dan Kuantitas Gabah di Kabupaten Sumbawa Barat.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan timbul dari
kurangnya pemahaman dan kesadaran para petani akan susut yang dihasilkan dalam
proses pascapanen, khususnya dalam penggunaan mesin perontok yang ada. Sehingga,
uji performance mesin perontok sangat diperlukan untuk menentukan susut bobot dan
kualitas gabah yang diperoleh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Padi
Sebagai bahan pangan pokok sumber karbohidrat, padi yang diolah menjadi beras
dipandang sebagai komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, sehingga ketersediaan
beras perlu terus dijaga kestabilannya. Beras yang dihasilkan tidak hanya berperan
sebagai sumber energi dan zat gizi, tetapi juga mengandung komponen aktif dengan
fungsi fisiologis yang bermanfaaat bagi kesehatan. Beras varietas tertentu atau yang
telah diproses melalui pengolahan khusus, selain sebagai makanan pokok juga dapat
berperan sebagai pangan fungsional. Pangan fungsional adalah pangan yang secara
alami atau telah melalui proses tertentu mengandung satu atau lebih senyawa yang
berdasarkan kajian-kajian dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis yang
bermanfaat bagi kesehatan (Wijayanti, 2004).
Sebelum diolah menjadi beras, padi akan dirontokkan dari malainya. Butir padi
yang telah rontok dari malainya ini disebut dengan gabah. Butir gabah terdiri dari satu
bagian yang dapat dimakan disebut “Caryopsis” dan satu bagian lagi yang merupakan
struktur kulit yang disebut sekam. Bagian sekam adalah 18 sampai 28 persen dari bobot
gabah. Bagian butir beras terdiri dari lapisan pericarp, testa atau tegmen, lapisan
aleuron, endosperm dan embrio. Struktur gabah dapat dilhat pada Gambar 1.
Keterangan :
STperontokan : Susut perontokan (%)
BGHpm : Berat gabah hasil perontokan pada alas petani (kg)
BGTpm : Berat gabah yang terlempar keluar alas petani (kg)
T1 : Berat gabah yang tidak terontok dan masih melekat pada jerami (gr)
T2 : Berat gabah yang terbuang/terbawa kotoran (gr)
Untuk mendapatkan T1mekanis dan T2mekanis digunakan rumus :
B
T1mekanis = Berat sampel1mekanis × Bmekanis …………… (2)
brangkasan (1 kg)
C
1mekanis
T2mekanis = Berat sampel × Cmekanis …………… (3)
kotoran (1 kg)
Keterangan :
Bmekanis : Berat jerami perontokan keseluruhan (kg)
Cmekanis : Berat kotoran sisa perontokan keseluruhan (kg)
B1mekanis : Gabah yang dipisahkan dari tangkai padi sampel 1 kg (gr)
C1mekanis : Gabah yang dipisahkan dari sampel kotoran 1 kg (gr)
Threser A
2 Thresher B
Susut Perontokan (%)
1.5
0.5
1.68±0.25 1.24±0.17
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Susut bobot yang diperoleh pada power thresher A 1.68% pada dan power
thresher B sebesar 1.24%.
2. Kedua power thresher tidak memiliki pengaruh nyata terhadap susut
perontokan.
3. Kadar air diperoleh dari kedua power thresher adalah 14%, gabah hampa
0.542% power thresher A dan 0.474% power thresher B, butir
kuning/rusak/mengapur masing-masing power thresher A dan B adalah 0.750%
dan 0.512% , butir merah 0.234% power thresher A dan power thresher B
0.446%, butir mengapur 0.982% pada power thresher A dan 0.612 pada power
thresher B dan varietas gabah lain power thresher A 0.074% dan power
thresher B 0.386%. dan semua komponen mutu tersebut telah memenuhi SNI
0224-1987.
6.2 Saran
Penelitian berikut bisa dilakukan dengan mengamati kapasitas mesin dan
pengaruh kecepatan putar dari power thresher.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2007. Buku Pedoman Survei Gabah Beras. 2007.
Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Tanaman Pangan Angka Tetap Tahun 2013 dan
Angka Ramalan 1 Tahun 2014. Jakarta : BPS RI.
Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Wotton M. 2009. Ilmu Pangan. Penerjemah; Hari
P, Adiono. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.
Ditjen PPHP Deptan. 2007. Pedoman Teknis Penanganan Pascapanen dan Pemasaran
Gabah. Direktorat Jenderal Pengolahan danPemasaran Hasil Pertanian. Departemen
Pertanian.
Herawati H. 2008. Mekanisme dan Kinerja pada Sistem Perontokan Padi. J Litbang
Provinsi Jawa Tengah. 6(196):195-203.
Koes S. 2007. Mesin perontok padi thresher. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen pertanian.
Perekayasa Madya pada BBPMektan, Serpong.
Shahbazi F. 2012. A Study on the Seed Susceptibility of Wheat (Triticum aestivum L.)
Cultivars to Impact Damage. J Agriculture science technology. 14: 505-512.
Power Thresher A
BGH (kg) BGT (g) Bj (Kg) Ck (kg) B1 (g) C1 (g)
52 2 112 25 7 8
52 2 128 25 6 7
53 1 125 20 6 7
54 0.5 123 22 8 5
58 0.6 114 20 6 4
Power Thresher B
BGH (kg) BGT (g) Bj (Kg) Ck (kg) B1 (g) C1 (g)
53 4 125 19 5 3
52 2.5 115 20 4 5
55 3.6 124 21 6 4
54 4 111 20 7 3
57 2 117 22 5 5
Lampiran 3. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 4. Biodata Peneliti
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama -
Perguruan Universitas Mataram Institut pertanian Bogor
Tinggi
Nama Ir. Cahyawan Catur EM, M. Eng Prof . Dr. Ir Sutrisno, M.Agr -
Pembimbing/ Rahmat Sabani., S.TP., MP Dr Ir Emmy Darmawati, M.Si
Pro motor
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1.
Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
No Ilmiah / Waktu danTempat
Seminar
1.
B. Riwayat Pendidikan
S1
1.
Nama
No Judul Artikel Ilmiah Jurnal Volume/ Nomor/Tahun
1.
Threser A
Susut Perontokan (%)
Thresher B
2
1.68±0.25 1.24±0.17
1
Tabel 2 Mutu Fisik Gabah
Thresher
No. Komponen mutu Satuan
A B
1 Kadar air (maks) % 14 14
2 Gabah hampa (maks) % 0.542 0.474
3 Butir kuning/rusak (maks) % 0.75 0.512
Butir mengapur/gabah muda
4 (maks) % 0.982 0.612
5 Butir merah (maks) % 0.234 0.446
6 Benda asing (maks) % 0 0
7 Gabah varietas lain (maks) % 0.074 0.386
KESIMPULAN
Chenglong H, Lingfeng D, Qian L,
1. Susut bobot yang diperoleh pada Wanneng Y. 2011. Development of a
power thresher A 1.68% pada dan whole-feeding and automatic rice
power thresher B sebesar 1.24%. thresher for single plant. J
2. Kadar air diperoleh dari kedua Mathematical and Computer Modelling
power thresher adalah 14%, gabah 58 (2013):684–690.
hampa 0.542% power thresher A Ditjen PPHP Deptan. 2007. Pedoman
dan 0.474% power thresher B, Teknis Penanganan Pascapanen dan
butir kuning/rusak/mengapur Pemasaran Gabah. Direktorat Jenderal
masing-masing power thresher A Pengolahan danPemasaran Hasil
dan B adalah 0.750% dan 0.512% , Pertanian. Departemen Pertanian.
butir merah 0.234% power thresher Herawati H. 2008. Mekanisme dan Kinerja
A dan power thresher B 0.446%, pada Sistem Perontokan Padi. J
butir mengapur 0.982% pada Litbang Provinsi Jawa Tengah.
power thresher A dan 0.612 pada 6(196):195-203.
power thresher B dan varietas Rokhani H, Riska I. 2009. Penggunaan
gabah lain power thresher A Teknologi Perontokan untuk Menekan
0.074% dan power thresher B Susut dan Mempertahankan Kualitas
0.386%. dan semua komponen Gabah. JTEP. 23(2):111-118.
mutu tersebut telah memenuhi SNI Rokhani H, Anggitha R. 2012. Teknik
0224-1987. Penanganan Pascapanen Padi untuk
Menekan Susut dan Meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA Rendemen Giling. J Pangan. 21 (1) :
17-28.
Badan Pusat Statistik. 2007. Buku Shahbazi F. 2012. A Study on the Seed
Pedoman Survei Gabah Beras. 2007. Susceptibility of Wheat (Triticum
Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Wotton aestivum L.) Cultivars to Impact
M. 2009. Ilmu Pangan. Penerjemah; Damage. J Agriculture science
Hari P, Adiono. Jakarta (ID): technology. 14: 505-512.
Universitas Indonesia Press.