Anda di halaman 1dari 17

1. Jelaskan yang melatarbelakangi aliran-aliran atau mazhab dalam islam!

Problematika teologis di kalangan umat Islam baru muncul pada masa


pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib (656-661M) yang ditandai dengan
munculnya kelompok dari pendukung Ali yang memisahkan diri mereka karena tidak
setuju dengan sikap Ali yang menerima Tahkim dalam menyelesaikan konfliknya
dengan muawiyah bin abi Sofyan, gubernur syam, pada waktu perang siffin.
Kelompok ini selanjutnya dikenal dengan Kelompok Khawarij. Lahirnya Kelompok
Khawarij ini dengan berbagai pendapatnya selanjutnya, menjadi dasar kemunculan
kelompok baru yang dikenal dengan nama Murji’ah. lahirnya Aliran teologi inipun
mengawali kemunculan berbagai Aliran-Aliran teologi lainnya. Dan dalam
perkembangannya telah banyak melahirkan berbagai Aliran teologi yang masing-
masing mempunyai latar belakang dan sejarah perkembangan yang berbeda-
beda.Berikut ini akan dibahas tentang pertumbuhan dan perkembangan Aliran tersebut
berikut pokok-pokok pikiran nya masing-masing.
1) Aliran Khawarij.
 Pengertian dan latar belakang timbulnya Aliran khawarij
Aliran Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran
pertama yang muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-
Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari
imam yang hak dan telah di sepakati para jema’ah, baik ia keluar pada masa
sahabat khulafaur rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik. Menurut
bahasa nama khawarij ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama
itu diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali. Kelompok ini juga
kadang kadang menyebut dirinya Syurah yang berarti “golongan yang
mengorbankan dirinya untuk allahdi samping itu nama lain dari khawarij ini
adalah Haruriyah, istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat
kufah, yang merupakan tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya
kapada Ali bin abi Thalib yang mau berdamai dengan Mu’awiyah. Kelompok
khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang memisahkan
diri, dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin abi Thalib
yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan

1
persilisihan dan konfliknya dengan mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam,
pada waktu perang siffin.
Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu
merupakan penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-Qur’an,
tapi ditentukan oleh manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum
dengan al-quran adalah kafir. Dengan demikian, orang yang melakukan tahkim
dan merimanya adalah kafir Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula
mendukung Ali ini selanjutnya berbalik menentang dan memusuhi Ali beserta
tiga orang tokoh pelaku tahkim lainnya yaitu Abu Musa Al-Asyari, Mu’awiyah
bin Abi Sofyan dan Amr Bin Ash.Untuk itu mereka berusaha keras agar dapat
membunuh ke empat tokoh ini, dan menurut fakta sejarah, hanya Ali yang
berhasil terbunuh ditangan mereka.
2) Aliran Murji’ah
 Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Murji’ah
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau
terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa
besar, sebagai mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka
menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa
tahkim itu di hadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan
iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melukan dosa besar masih
di anggap mukmin di hadapan mereka. Orang mukmin yang melakukan dosa
besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada tuhansealin allah dan Nabi
Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun
melakukan dosa besar masih tetap mangucapkan dua kalimat syahadat yang
menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang tersebut masih tetap
mukmin, bukan kafir. Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang
barasal dari kata arja-a yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi
pengharapan.
 Hal-hal yang melatarbelakangi kehadiran murji’ah antara lain adalah :
1. adanya perbedaan pendapat antara Syi’ah dan Khawarij; mengkafirkan pihak-
pihak yang ingin merebut kekuasaan ali dan mengakfirkan orang- yang
terlihat dan menyetujui tahkim dalam perang siffin.

2
2. adanya pendapat yang menyalahkan aisyah dan kawan-kawan yang
menyebabkan terjadinya perang jamal.
3. adanya pendapat yang menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan
Usman bin Affan.
1. Ajaran-ajaran Murji’ah
1. Ajaran-ajaran pokok murji’ah dapat disimpulan sebagai berikut: .
2. Iman Hanya membenarkan (pengakuan) di dalam Hati
3. Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir. Muslim
tersebut tetap mukmin selama ia mengakui dua kalimat syahadt.
4. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat
3) Aliran Qadariyah
 Pengertian dan latar belakang timbulnya aliran Qadariyah
Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki
kekuatan atau kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam,
qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan
penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan
perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariyah manusia di pandang
mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan
berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada
Tuhan. Mazhab qadariyah muncul sekitar tahun 70 H(689 M). Ajaran-ajaran
tentang Mazhab ini banyak memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah
sehingga Aliran Qadariyah ini sering juga disebut dengan aliran Mu’tazilah,
kesamaan keduanya terletak pada kepercayaan kedunya yang menyatakan
bahwa manusia mampu mewujudkan tindakan dan perbuatannya, dan tuhan
tidak campur tangan dalam perbuatan manusia ini, dan mereka menolak segala
sesuatu terjadi karena qada dan qadar Allah SWT.Aliran ini merupakan aliran
yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip ajaran Al-Qur’an
dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan berdasarkan logika
semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu tidak bisa menjamin seluruh
kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran yang menyerap hasil tangkapan
panca indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan

3
akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qura’n dan Hadits, bukan
sebaliknya.
4) Aliran Jabariyah
 Pengerian, dan latar belakang Kemunculan jabariyah.
Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.
Sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan
perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan
tersebutkepada Allah. Dan dalam bahasa inggris disebut dengan fatalism atau
predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia di
tentukan sejak semula oleh qada dan qadar tuhan. Menurut catatan sejarah,
paham jabariyah ini di duga telah ada sejak sebalum agama Islam datangke
masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara
telah memberikan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan keadaan yang
sangat tidak bersahabat dengan mereka pada waktu itu. Hal ini kemudian
mendasari mereka untuk tidak bisa berbuat apa-apa, dan menyebankan mereka
semata-mata tunduk dan patuh kepada kehendak tuhan. Munculnya mazhab ini
berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah kelahirannya pun berdekatan.
Qadariyah muncul di irak, jabariyah di khurasan. Aliran ini pada mulanya di
pelopori oleh al-ja’ad bin dirham. Namun, dalam perkembangannya. Aliran ini
di sebarluaskan oleh jahm bin Shafwan. Karena itu aliran ini terkadang disebut
juga dengan Jahmiah.
5) Aliran Mu’tazilah
 Pengertian dan latar belakang munculnya Mu’tazilah
Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata Í’tizal” yang artinya “memisahkan
diri”, pada mulanya nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah karena
pendirinya, Washil bin Atha’, tidak sependapat dan memisahkan diri dari
gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya, nama ini
kemudian di setujui oleh pengikut Mu’tazilah dan di gunakan sebagai nama dari
bagi aliran teologi mereka.Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad
permulaan kedua hijrah di kota basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang,
namun sebenarnya, aliran ini telah muncul pada pertengahan abad pertama hijrah
yakni diisitilahkan pada para sahabat yang memisahkan diri atau besikap netral

4
dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada peristiwa meletusnya perang
jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari sejumlah sahabat yang tidak
mau terlibat dalam konflik tersebut dan memilih untuk menjauhkan diri mereka
dan memilih jalan tengah. Disisi lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua
Mu’tazilah diatas tidaklah sama dan tidak ada hubungannya karena yang
pertama lahir akibat kemelut politik, sedangkan yang kedua muncul karena
didorong oleh persoalan aqidah.
6) Ahlussunah Wal- Jamaah
 Pengertian dan para tokoh serta pemikiran-pemikiran mereka.
Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW,
dan jemaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama’ah mengandung arti
“penganut Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau. Ahlussunnah sering
juga disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi 2 pengertian, yaitu khusus
dan umum, Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah, Dalam
pengertian ini, Mu’tazilah sebagai mana juga Asy’ariyah masuk dalam barisan
Sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang berada dalambarisan
Asy’ariyah dan merupakan lawan Mu’tazilah. Aliran ini, muncul sebagai reaksi
setelah munculnya aliran Asy’ariyah dan maturidiyah, dua aliran yang
menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.
7) Aliran Syiah
 Pengertian dan kemunculannya Syi’ah
Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini
ialah para pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di
maksudkan pada kaum muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya
selalu merujuk pada keturuan Nabi Muhammad SAW, atau yang sebut sebagai
ahl al-bait.selanjutnya, istilah yiah ini untuk pertama kalinya di tujukan pada
para pengikut ali (syi’ah ali), pemimpin pertama ahl- al bait pada masa Nabi
Muhammad SAW. Para pengikut ali yang disebut syi’ah ini diantaranya adalah
Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin Al aswad dan Ammar bin Yasir. Mengenai
latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama menurut Abu
Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin
Affankemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi

5
Thalib, Adapun menurut Watt, Syi’ah bener-bener muncul ketika berlangsung
peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal denganPerang siffin. Dalam
peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan ali terhadap arbitrase yang
diatwarkan Mu’awiyah, pasukan Ali di ceritakan terpecah menjadi dua, satu
kelompok mendukung sikap Ali –kelak di sebut Syi’ah dan kelompok lain
menolak sikap Ali, kelak di sebut Khawarij.
8) Aliran Salafiyah
 Pengertian dan latar belakang munculnya Salafiyah
Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang
dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul
SAW, para sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan salafiyah berarti
orang-orang yang mengikuti salaf. Istilah salaf mulai dikenal dan muncul
beberapa abad abad sesudah Rasul SAW wafat, yaitu sejak ada orang atau
golongan yang tidak puas memahami al Qur’an dan hadits tanpa ta’wil, terutama
untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari ayat-ayat al-Qur’an sehingga
tidak menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah SWT. Orang yang
termasuk dalam kategori salaf adalah orang yang hidup sebelum tahun 300
hijriah, orang yang hidup sesudah tahun 300 H termasuk dalam kategori khalaf.
2. Apa dampak terjadinya kemunduran dalam islam (pada masa abad [ertengahan)
dan apa langkah-langkah untuk bangkit kembali yang harus dilakukan oleh
umat islam
 Kemunduran umat islam pada masa pertengahan (1250-1500 m), Faktor-Faktor
Penyebab Kemunduran Kebudayaan Islam
Kemunduran peradaban dan kebudayaan Islam sudah terasa saat terpecahnya
kekuasaan Islam yang ditandai dengan banyaknya kerajaan yang terpisah-pisah,
secara umum penyebab terjadinya kemunduran peradaban Islam adalah sebagai
berikut:
1. Tidak menjaga dengan baik wilayah kekuasaan yang luas
2. Penduduknya sangat heterogen sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
3. Para Penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
4. Krisis ekonomi
5. Dekadensi moral yang tidak terkendali

6
6. Apatis dan staknasi dalam dunia Iptek
7. Konflik antar kerajaan islam
Adapun beberapa faktor-lain penyebab kemunduran peradaban Islam adalah
sebagai berikut :
a) Disentregasi politik (Faktor Internal)
Disintegrasi politik ini sebenarnya bukan hanya terjadi di dalam
pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah, juga terjadi pada Dinasti Bani Umayah,
dan kerajaan-kerajaan Islam lainnya. Pada dinasti Bani Umayah, puncak
disintegrasi terjadi ketika para khalifah tidak lagi memiliki kekuatan politik
untuk menekan gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh lawan politik yang
tidak menyukai kepemimpinan para khalifaah tersebut. Hal itu disebabkan antara
lain, karena pada masa-masa akhir kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah para
khalifahnya tidak memiliki kekuatan dan hanya sebagai simbol kekuasaan saja.
Mereka menjadi boneka para penguasa yang menguasai roda pemerintahan
saat itu, seperti penguasa Bani Buwaihiyah, Bani Saljuk dan para perwira tinggi
Turki lainnya. Hal itu diperparah dengan banyaknya daerah yang mencoba
melepaskan diri dari pusat kekuasaan di Bagdad. Dalam kata lain, disintegrasi
politik dan kekuasaan pememrintahan Bani Abbasiyah muncul dalam beberapa
bentuk.
1) Pemberontakan
Berdasarkan data dari perjalanan sejarah panjang pemerintahan Dinasti
Abbasiyah, hampir semua khalifah pernah mengalami masa-masa
pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok yang tidak menyukai
kepemimpinan khalifah-khalifah tersebut. Sebagian pemberontakan itu dapat
diatasi, sehingga tidak menimbulkan kegoncangan sosial politik dan
ekonomi. Tetapi sebagian lagi tidak dapat diatasi dengan baik, sehingga
membawa dampak negatif bagi pemerintahan dan perekonomian negara.
Diantara pemberontakan-pemberontakan yang pernah terjadi adalah sebegai
berikut:
a) Pemberontakan Kaum Zanj
b) Gerakan Kelompok Qaramithah
c) Gerakan Kelompok Assasins

7
2) Perebutan Kekuasaan
Sejak masa-masa awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah, terlihat ada
indikasi adanya perebutan kekuasaan di dalam keluarga khalifah. Di antara
penyebabnya adalah kurang tegasnya para khalifah dalam menentukan putera
mahkota. Bagaimanapun, perebutan kekuasaan di dalam istana membawa
dampak yang negatif bagi pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah. Pada
akhirnya juga memperlemah dan menghancurkan kekuasaan Bani Abbas.
3) Kedudukan Khalifah yang lemah.
Wibawa khalifah Bani Abbas memudar sejak masa al-Watsiq, al-
Mutawakil dan sesudahnya. Tidak ada seorangpun di antara mereka yang
mempunyai kemampuan cukup untuk memimpin kerajaan. Mereka hanya
menjadi boneka kekuasaan para wazir dan para menteri yang korup dan
ambisius. Kelemahan dan ketidakmampuan mereka dimanfaatkan oleh para
pejabat gubernur di berbagai provinsi untuk melepaskan diri dari
pemerintahan pusat. Sebagai contoh, sepeninggal al-Muntashir orang-orang
Turki mengangkat al-Musta’in sebagai khalifah (248-252 H/862-866 M).
Sebagai seorang khalifah, mestinya ia memiliki kekuasaan penuh. Tapi
nyatanya, ia banyak diatur oleh orang-orang Turki yang pernah
mengangkatnya dan tidak diijinkan untuk menjalankan roda
pemerintahan.Kenyataan ini merupakan gambaran dari peta politik
kekuasaan pada masa-masa akhir pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah.
Para khalifah tidak lagi memiliki kekuatan hukum dan politik untuk
menentukan jalannya pemerintahan. Hal itu terjadi karena mereka hanya
sebagai simbol kekuasaan dan bertindak hanya sebagai pejabat negara, bukan
pejabat pemerintahan. Kenyataan ini sekali lagi menunjukkan kelemahan-
kelemahan para khalifah Bani Abbas. Kelemahan ini tidak hanya membawa
citra buruk bagi pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah, juga membawa
dampak pada melemahnya sistem dan struktur pemerintahan. Pada akhinrya
juga akan membawa pada kehancuran pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah.
4) Kemerosotan Ekonomi
Salah satu penyebab kemunduran Abbasiyah adalah kemerosotan ekonomi
mereka. Hal ini dilatar belakangi oleh menyempitnya wilayah kekuasaan

8
karena munculnya dinasti-dinasti kecil yang memisahkan diri dari
kepemerintahan pusat. Akhirnya pendapatan kas negara berkurang , karena
yang semula mereka membayar upeti kepada khalifah , tidak lagi membayar.
Lemahnya ekonomi menyebabkan naiknya pajak, lahan-lahan banyak
terbengkalai dan tidak dimanfaatkan karena penduduk sipil terlibat perang.
Atas dasar inilah yang menjadi penyebab kemunduran Abbasiyah
b) Ancaman dari luar (Faktor eksternal)
1) Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol
bukan saja megakhiri khilafah Abbasiyah disana, tetapi juga merupakan awal
dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai
pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah
ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan
Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan. Bangsa Mongol berasal dari
daerah Pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke
Siberia utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur.
Nenek moyang mereka bernama Aanja Khan, yang mempunyai dua putera
kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa yang
besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang
melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol dikemudian hari.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar
200.000 orang tiba disalah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu’yashim,
penguasa bani abbasiyah terakhir betul-betul tidak mampu membendung
tentara Hulagu Khan. Pada saat krisis wazir Khilafah abbasiyah, Ibn al-
‘alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. Ia
mengatakan pada khalifah “Saya telah menemui mereka untuk perjanjian
damai. Raja Hulagu Khan ingin mengawinkan anak perempuannya dengan
Abu Bakr, putera khalifah. Dengan demikian Hulagu Khan akan menjamin
posisimu, ia tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana
kakek-kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk”.
Khalifah menerima usul tersebut , lalu ia keluar bersama beberapa orang
pengikutnya dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga

9
lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Tetapi sambutan Hulagu
Khan diluar dugaan khalifah, apa yang dikatakan wazirnya tidak benar.
Mereka semua termasuk wazirnya sendiri dibunuh dengan leher dipancung
secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini berakhirlah kekuasaan
abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdada sendiri dihancurkan rata dengan tanah,
sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol. Dan Hulagu Khan
mendirikan dinasti Ilkhan.
c) Serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari
kehancuran akibat serangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan,
malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya adalah serangan yang juga dari
keturunan bangsa Mongol. Berbeda dengan Hulagu Khan dan keturunannya
pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa
kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh
Timur Lenk, yang berarti Timur si Pincang.
Sang penakluk ini lahir dekat Kesh ( Sekarang Khakhrisyabz, “kota hijau”
Ubzbekistan), sebelah selatan Samarkand, di Transoxiana. Ayahnya bernama
Taragai, kepala suku Barlas, keturunan karachar Noyan yang menjadi mentri dan
kerabat jagatai, putera Jengish Khan. Sejak usia muda , keberanian dan
keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk
menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu binatang-
binatang liar. Setelah jagatai wafat, masing-masing amir melepaskan diri dari
pemerintahan pusat. Timur lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana,
Amir Qazaghan. Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari
Tughluq temur khan, pemimpin Moghulistan yang menjarah dan menduduiki
Transoxiana. Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib
kaumnya yang tertindas, dan Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq temur.
Pada tahun 1381 Masehi Timur Lenk menyerang dan berhasil menaklukkan
Khurasan. Setelah itu ia berhasil menaklukkan negeri-negeri lain seperti
Afganistan, Persia, dan Kurdistan. Disetiap negeri yang ia taklukkan ia
membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar, Afganistan

10
bahkan ia membangun menara yang disusun dari 200 mayat yang dibalut dengan
batu dan tanah liat.
Kondisi Umat Islam Pada Masa Abad Pertengahan
1. Keadaan dalam bidang sosial politik
Setelah mengelami kemunduran di bidang politik akibat penyerangan dari
bangsa mogul, umat Islam mencoba bangkit kembali dan memulai episode
baru. Fase kebangkitan ini dimulai dengan muncul dan berkembangnya tiga
kesultanan besar, yaitu Usmani di Turki, Mogul di India, dan Safawi di Persia.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
Pada abad pertengahan tersebut, muncul beberapa tokoh-tokoh ilmu
pengetahuan yang ahli dalam bidangnya, diantaranya sebagai berikut:
a) Dalam bidang tasawuf, muncul tokoh Ibnu Taimiyah
b) Bidang astronomi muncul tokoh Nashirudin Al-Tusi
c) Bidang matematika muncul tokoh Abu al Faraj al Ibri
d) Bidang Kedokteran muncul tokoh Abu al-Hasan Ali Nafis dan Abdul
Mun’im
e) Bidang Psikoterapi muncul tokoh ar-Razi
f) Bidang Agama muncul tokoh Ibn Taimiyah, Jalaludin as-Suyuti, Ibn Hajar
al-Saqalani, Ibnu Batutah
g) Bidang Sejarah dan Sosiologi muncul tokoh Ibnu Khaldun. selain
munculnya beberapa tokoh ahli dalam bidang pengetahuan, pada abad
pertengahan ini dibangun sebuah observatorium untuk menyelidi
perbintangan di wilayah Tabriz.
3. Seni dan Arsitektur
Tokoh yang muncul pada abad pertengahan ini tidak hanya tokoh ahli dalam
bidang ilmu pengetahuan, dalam bidang seni dan arsitektur muncul tokoh
Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi
 Faktor-Faktor Kebangkitan Dunia Islam
1. Pemahaman umat akan kehidupan pemerintahan yang beraneka ragam yang
menerapkan kapitalisme, sosialisme, dan sekularisme yang tampak jelas
kelemahannya dalam mewujudkan kebahagiaan bagi manusia atau mencapai
kebangkitan dan memperbaiki kondisi mereka.

11
2. Pemahaman umat akan kepalsuan seruan patriotisme dan nasionalisme.
Pemahaman ini gagal menyatukan kelompok-kelompok bangsa yang satu,
apalagi untuk menyatukan umat.
3. Kemunculan sejumlah harakah, partai dan kelompok Islam yang menyerukan
Islam secara umum atau menyerukan kebangkitan dengan asas Islam.
4. Pemahaman umat akan permusuhan nyata negara-negara kafir terhadap Islam
dan kaum Muslim. Perhatian umat terhadap langkah-langkah negara kafir dalam
menanamkan doktrin, nilai-nilai dan propaganda kepada kaum Muslim. Doktrin,
tata-nilai dan propaganda kufur mereka itu di antaranya berupa seruan
kebebasan, demokrasi, penjagaan Hak Asasi Manusia dan sebagainya. Jika
perkaranya berkaitan dengan kaum Muslim maka lihat perkataan James Baker –
Menhan AS terdahulu – bahwa demokrasi tidak layak bagi bangsa-bangsa Timur
Tengah. Lihatlah Perancis, penyeru kebebasan, yang justru mengumumkan akan
mengintervensi Aljazair secara militer jika FIS memegang pemerintahan.
Lihatlah AS dan sikapnya terhadap pencaplokan tanah, yaitu Israel. Padahal AS
mengetahui kebengisan dan dosa Israel karena hal itu tidak perlu penjelasan.
Lihatlah Inggris yang bersegera menyematkan cap teroris dan fundamentalis
kepada kaum Muslim yang berjuang untuk Islam. Inggrislah yang mereka-reka
istilah fundamentalisme dengan sangat getol dikaitkan dengan setiap aktivitas
fisik menentang pemerintahan yang menekan berbagai bangsa karena Islam
mereka. Masih banyak lagi contoh yang tidak cukup tempat untuk
memaparkannya.
5. Kedudukan dan posisi tawar kaum Muslim terus menukik turun. Kemiskinan,
kehinaan, penyakit dan sebagainya terus menyebar di tengah-tengah kaum
Muslim di dunia. Hal itu menyebabkan kaum Muslim mulai berpikir mengenai
metode menyelesaikannya dan mulai berjuang demi kebangkitan.
6. Munculnya sistem-sistem tiranik yang terus menimpakan tekanan, siksaan,
paksaan dan kezaliman. Hal itu menyebabkan kaum Muslim mulai berpikir
tentang perubahan, mencari metode paling efektif yang bisa mengantarkan pada
kebangkitan yang benar serta membebaskan dari ketidakadilan dan kejahatan.

12
 Makna Kebangkitan Dunia Islam
Pengertian kebangkitan (ash-shahwah) yang langsung terlintas di dalam benak
adalah kata shaha-yashhu, yakni bangun dari tidur. Akan tetapi, tatkala kita
membicarakan kebangkitan Islam (ash-shahwah al-Islamiyyah) maka maknanya
benar-benar berbeda meskipun bahwa umat ini sedang dalam kondisi terlena dari
agamanya. Keadaan umat ini bagaikan orang yang sedang tidur, yang terlena dari
kesadarannya. Realitanya, kedua pengertian tersebut memiliki banyak kedekatan
makna. Karena itu, penjelasan makna ash-shahwah (kebangkitan) secara bahasa
dan istilah sangat bermanfaat dan menghantarkan untuk menjelaskan maksud dari
tulisan buku ini dalam mewujudkan kebangkitan.
Inilah pengertian etimologis dari kata bangkit dan kebangkitan. Adapun makna
istilah kata kebangkitan (ash-shahwah) sebagaimana diketahui adalah kebangkitan
dari keterpurukan dan keterlenaan serta dari ketiadaan pemahaman terhadap realita
hakiki yang menjadi realita hidup umat. Hal itu akibat dari banyak faktor yang
menutupi umat dari kebenaran; memalingkan umat dari memahami realita; dan
kewaspadaan umat terhadap realita ini serta upaya umat untuk mengubah dan
membebaskan diri darinya menuju realita yang lebih mulia
 Langkah-Langkah Kebangkitan Dunia Islam
1. Pengetahuan Islam yang mendalam. Berbagai disiplin ilmu harus dikuasai
dengan baik semisal kalam, akhlak, fikih, Al-Quran, Hadist dan cabang-cabang
keilmuan Islam lainnya.
2. Islam tidak bersifat personal. Persoalan-persoalan kaum Musliman di belahan
dunia manapun menjadi tanggung jawab seorang Muslim. Apa yang terjadi di
Palestina telah menjadi perhatian serius Imam Khomeini. Imam menyerukan
untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina.
3. Berupaya untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis antar berbagai
kelompok dalam masyarakat, demokrasi hanyalah metode. Demokrasi Barat
didasari nilai-nilai liberalisme dan humanisme, sedangkan bagi Imam Khomeini
demokrasi harus diisi dengan nilai-nilai Islam yang suci. Dalam penilaian
Larijani, praktek demokrasi ala Barat telah gagal dalam menciptakan situasi yang
damai. Padahal, politik yang sebenarnya adalah bagaimana seluruh umat
beragama hidup berdampingan secara damai dan harmonis, ucapnya. Imam

13
Khomeini senantiasa menekankan pentingnya hidup harmonis dengan penuh
kasih sayang terhadap seluruh umat manusia. Dan Imam bertindak sangat tegas
terhadp musuh-musuh Islam dan kemanusiaan, yakni Amerika, Israel dan antek-
anteknya.
4. Menekankan pentingnya bangsa-bangsa Muslim menguasai Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Ia mencontohkan bagaimana kemajuan yang pesat Iran dalam
bidang sains dan teknologi sejak kemenangan revolusi. Berbagai bidang seperti
medis, pertanian, pertahanan hingga teknologi tinggi seperti nuklir.
5. Menyeru kaum Muslimin untuk memperkuat infrastruktur ekonomi dan
pertahanan. Kemajuan teknologi rudal balistik yang dikuasai Iran, bagi Larijani
bukanlah untuk menyerang, tapi tindakan defensif dari serbuan ataupun serangan
musuh-musuh Iran.
 Sejarah Islam Pada Pertengahan 1250-1800 M
Keturunan Jengis Khan datang membawa penghancuran ke dunia islam. Jengis
khan berasal dari mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun 1212 M, ia
mengalihkan serangan-serangannya ke arah barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan
islam di barat jatuh ke tangannya di tahun 1219/1220 M. Dari sini ia meneruskan
serangan-serangannya ke eropa dan ke rusia. Pada permulaan tahun 1258 M ia sampai
ke tepi kota bagdad. Pemerintah untuk menyerah ditolak oleh khalifah Al-Musta’sim
dan kota bagdag di kepung. Pada tahun 1258 benteng bagdad ditembus dan
dihancurkan hulagu. Hulagu bukanlah beragama islam dan anaknya Abaga (1265-
1281 M) masuk kristen. Ghasan Mahmud (1295-1304 M) juga masuk islam dan
demikian juga Uljaytun Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaytun pada mulanya
beragama kristen adalah Raja Mongol besar yang terakhir.
Pada itu Timur Link, seorang yang berasal dari keturunan Jengis Khan dapat
menguasai Samarkand di tahun 1369 M. Kedatangannya ke daerah-daerah di antara
Delhi dan laut Marmara membawa penghancuran. Mesjid-mesjid dan madrasah-
madrasah dihancurkan. Pasukan mongol pada tahun (1260-1277 M) melakukan
pengacuran di mesir, tetapi sebaliknya pasukan mongol dihancurkan oleh mesir. Pada
tahun 1250 M kekuasaan mesir dikuasai kaum Mamluk. Di india juga persaingan dan
peperangan untuk merebut kekuasaan selalu terjadi sehingga india senantiasa
menghadapi perubahan penguasa. Kekuasaan dinasti ghazanawi dipatahkan oleh

14
pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal dari salah satu suku bangsa Turki. Mereka
masuk ke india di tahun 1175 M , dan bertahan samapai tahun 1206 M. Di spanyol
timbul peperangan antara dinasti-dinasti islam yang ada di sana dengan raja-raja
kristen. Di dalam peperangan itu raja-raja kristen dapat memakai politik Adu-Domba
antara dinasti-dinasti islam. Raja-raja kristen mengadakan persatuan sehingga satu
demi satu dinasti islam dapat dikalahkan. Di tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada
lagi orang islam di spanyol. Di zaman inilah penghacuran khilafah secara formal. Islam
tidak lagi mempunyai khalifah, yang diakui oleh semua umat sebagai lambang
persatuan dan ini berlaku sampai kerajaan usmani mengangkat khalifah yang baru di
istanbul di abad keenam belas.
Periode usmani (1299-1422) dimulai dari awal berdirinya perluasan pertama
sampai kehancuran sementara oleh serangan Timur Lenk. Pada masa usman dilakukan
ekspansi islam dengan merebut wilayah dikuasai Bizantium. Orkhan menggantikan
usman, juga dapat menundukkan wilayah turkeman, nicaea, nicomedia, dan dapat
mengontrol wilayah antara teluk edremit meluaskan wilayah eropa. Bayazid, putra
murad, menggantikannya. Bayazid menaklukan wilayah yang belum ditundukkan
sultan-sultan sebelumnya. Di masanya terjadi peperangan besar antara pasukan usmani
melawan tentara sekutu eropa yang dimenangkan oleh pasukan usmani. Pasukan
bayazid juga harus menghadapi pasukan mongol dibawah komando Timur Link.
Karena jumlah pasukannya tidak seimbang, ia pun dikalahkan dan ditawan oleh timur
lenk dan wafat di tahun 1402. Di Turki ada tiga kerajaan yaitu, Sultan Muhammad Al-
Fatih (1451-1481 M) dari kerajaan usmani mengalahkan kerajaan bizantium dengan
menduduki istanbul di tahun 1453 M. Ekspansi ke arah barat dengan demikian berjalan
lebih lancar. Pengganti sultan muhammad al-fatih adalah sultan salim (1512-1520 M)
sultan salim memilki kemampuan memerintah dan memimpin peperangan. Pada masa
pemerintahannya wilayah usmani bertambah luas menembus afrika utara, syiria, dan
mesir. Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al- Qanuni (1512-1566
M). Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Wilaya kekuasaannya
mencakup tiga benua yaitu ASIA, AFRIKA, dan EROPA. Pada di tahun (1556-1699
M) ditandai dengan kemampuan Usmani mempertahankan wilayahnya sampai
lepasnya Hungaria. Pada periode ini mulai bermunculan pemberontakan dan usaha-
usaha memisahkan diri dari pemerintahan usmani. Di tahun (1699-1839 M) ditandai

15
dengan surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah di tangan penguasa wilayah.
Tanda-tanda ini semakin tampak, kekuatan asing seperti Rusia dan Australia mulai
memainkan perannya dalam memanfaatkan kelemahan militer usmani. Perang
berakhir pada tahun 1774, dimana turki kehilangan Crimea. Jelasnya di abad 18, Turki
Usmani mengalami penurunan kekuasaan. Wilayah-wilayah kekuasaannya di berbagai
benua satu persatu mulai menunjukkan ketidakloyalannya.
Pada di tahun (1839-1922) ditandai dengan kebangkitan kultural dan administratif
dari negara di bawah pengaruh ide-ide barat. Pada periode ini dilakukan pembaharuan
politik, administratif dan kebudayaan hingga kejatuhannya di tahun 1924 dan berganti
menjadi Republik. Khilafah Turki Usmani dihapuskan oleh Kemal Attaturk, dan turki
dirombak menjadi negara Nasional Republik Turki.

16

Anda mungkin juga menyukai