Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat adalah suatu keadaan yang masih termasuk dalam variasi normal dalam
standar yang di terima untuk kriteria tertentu berdasarkan jenis kelamin, kelompok
penduduk dan wilayah (WHO,1957). Dalam era globalisasi segala upaya di tujukan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan kesehatan masyarakat
harus di mulai dari peningkatan kesehatan keluarga. Hal ini tidak mungkin dapat
terwujud tanpa perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat indonesia, maka di
butuhkan petugas kesehatan yang memiliki keterampilan ketelitian dan kecakapan
dalam merawat klien dalam mewujudkan derajat kesehatn yang optimal. Dalam
kesempatan ini,penulis membahas tentang perawatan pasien dengan retensio
urine,karena pasien dengan retensio urine merupakan hal yang penting yang harus di
tangani dan di butuhkan keterampilan, ketelitian serta kecakapan dalam merespon
keluhan-keluhan yang di alami oleh pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Retensio Urine ?
2. Apa saja etiologi dari Retensio Urine ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari Retensio Urine ?
4. Bagaimana patofisiologi dari Retensio Urine ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Retensio Urine ?
6. Bagaimana penatalaksaan dari Retensio Urine ?
8. Apa saja komplikasi dari Retensio Urine ?
9. Bagaimana askep pada klien dengan Retensio Urine ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah agar mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien penderita Retensio Urine.

1
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian dari Retensio Urine
b. Untuk mengetahui etiologi dari Retensio Urine
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Retensio Urine
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari Retensio Urine
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Retensio Urine
f. Untuk mengetahui penatalaksaan dari Retensio Urine
h. Untuk mengetahui komplikasi dari Retensio Urine

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari
fesikaurinaria. (Kapita Selekta Kedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine
di dalamakndung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI
Pusdiknakes 1995).
Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun
terdapatkeinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).
Retensio urine adalahsutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak
punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. (PSIK UNIBRAW).

B. Etiologi
Adapun penyebab dari penyakit retensio urine adalah sebagai berikut:
a. Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis S2 S4
setinggi T12L1.Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun
seluruhnya, misalnya pada operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medulla
spinalis, misalnya miningokel,tabes doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai
dengan rasa sakit yang hebat.
b. Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien
DM atau penyakit neurologist, divertikel yang besar.
c. Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika, striktur, batu
kecil,tumor pada leher vesika, atau fimosis.
d.Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat, kelainan patologi
urethra(infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.
e. Beberapa obat mencakup preparat antikolinergik antispasmotik (atropine),
preparatantidepressant antipsikotik (Fenotiazin), preparat antihistamin (Pseudoefedrin
hidroklorida= Sudafed), preparat penyekat β adrenergic (Propanolol), preparat
antihipertensi(hidralasin)

3
C. Patofisiologi
Pada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa
sakit yanghebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai
mengejan. Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor lainnya
seperti ansietas, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya.
Berdasarkan lokasi bisa dibagi menjadi supravesikal berupa kerusakan pusat
miksi di medulla spinalsi menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian
atau seluruhnya sehingga tidak terjadi koneksi dengan otot detrusor yang
mengakibatkan tidak adanya atau menurunnya relaksasi otot spinkter internal,vesikal
berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, intravesikal berupa hipertrofi
prostate, tumor atau kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil menyebabkan
obstruksiurethra sehingga urine sisa meningkat dan terjadi dilatasi bladder kemudian
distensia abdome.
Factor obat dapat mempengaruhi proses BAK, menurunkan tekanan darah,
menurunkan filtrasi glumerolus sehingga menyebabkan produksi urine menurun.
Factor lain berupa kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain
sebagainya yang dapat meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter analeksterna
tidak dapat relaksasi dengan baik. Dari semua factor di atas menyebabkan urine
mengalir labat kemudian terjadi poliuriakarena pengosongan kandung kemih tidak
efisien. Selanjutnya terjadi distensi bladder dandistensi abdomen sehingga
memerlukan tindakan, salah satunya berupa kateterisasi urethra.
D. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala atau menifestasi klinis pada penyakit iniadalah
sebagai berikut:
a.Diawali dengan urine mengalir lambat.
b.Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan
kandungkemih tidak efisien.
c.Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.
d.Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.

4
e.Pada retensi berat bisamencapai 2000 -3000 cc.

E. Komplikasi
Karena terjadinya retensi urine yang bekerpanjangan,maka kemampuan elastisitas
vesika uriaria menurun,dan terjadi penigkatan tekanan intra vesika yang menyebab
kan terjadinya reflek,sehingga penting untuk dilakukan pemeriksaan USG pada ginjal
dan ureter atau dapat juga dilakukan foto BND-IVP.
F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine
adalah sebagai berikut: Pemeriksaan specimen urine.
– Pengambilan: steril, random, midstream.
– Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit.
– Sistoskopy,IVP.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada retensio urine adalahsebagai
berikut:
a. Kateterisasi urethra.
b. Dilatasi urethra dengan boudy.
c. Drainagesuprapubik

H . Konsep Dasar Keperawatan


A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Identitas suami klien
3. Riwayat penyakit
a. Keluhan Utama
 Sakit perut , perdarahan , nyeri pada luka jahitan , takut bergerak
b. Riwayat Kehamilan
 Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai

5
c. Riwayat Persalinan
 Tempat persalinan
 Normal atau terdapat komplikasi
 Keadaan bayi
 Keadaan ibu
d. Riwayat Nifas Yang Lalu
 Pengeluaran ASI lancar / tidak
 BB bayi
 Riwayat ber KB / tidak
e. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum pasien
 Abdomen
 Saluran cerna
 Alat kemih
 Lochea
 Vagina
 Perinium + rectum
 Ekstremitas
 Kemampuan perawatan diri
f. Pemeriksaan psikososial
 Respon + persepsi keluarga
 Status psikologis ayah , respon keluarga terhadap bayi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, edema / pembesaran
jaringan atau distensi efek – efek hormonal
2. Ketadakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan, karakteristik payudara

6
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, penurunan
Hb, prosedur invasive, pecah ketuban, malnutrisi
4. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek hormonal, trauma
mekanis, edema jaringan, efek anastesi ditandai dengan distensi kandung kemih,
perubahan – perubahan jumlah / frekuensi berkemih
5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
penurunan masukan / penggantian tidak adekuat, kehilangan cairan berlebih
(muntah, hemoragi, peningkatan keluaran urine)
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesteron,
dehidrasi, nyeri perineal ditandai dengan perubahan bising usus, feses kurang dari
biasanya
7. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang pemahaman, salah interpretasi tidak tahu sumber –
sumber
8. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan nyeri luka jahitan
perineum

C. PERENCANAAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, edema / pembesaran
jaringan atau distensi efek – efek hormonal.
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang dengan
criteria evaluasi: skala nyeri 0-1, ibu mengatakan nyerinya berkurang sampai
hilang, tidak merasa nyeri saat mobilisasi, tanda vital dalam batas normal. S = 36-
370C. N = 60-80 x/menit, TD = 120/80 mmhg, RR= 18 – 20 x / menit

Intervensi dan Rasional:


a. Kaji ulang skala nyeri
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
b. Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri

7
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
c. Motivasi : untuk mobilisasi sesuai indikasi
Rasional : memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi dan
mengurangi nyeri secara bertahap.
d. Berikan kompres hangat
Rasional : meningkatkan sirkulasi pada perinium
e. Delegasi pemberian analgetik
Rasional : melonggarkan system saraf perifer sehingga rasa nyeri berkurang

2. Ketadakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,


pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan, karakteristik payudara.
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ibu dapat mencapai
kepuasan menyusui dengan criteria evaluasi: ibu mengungkapkan proses
situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang cukup.
Intervesi dan Rasional:
a. Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui
sebelumnya.
Rasional: membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar
memberikan intervensi yang tepat.
b. Demonstransikan dan tinjau ulang teknik menyusui
Rasional: posisi yang tepat biasanya mencegah luka/pecah putting yang dapat
merusak dan mengganggu.
c. Anjurkan ibu mengeringkan puting setelah menyusui
Rasional : agar kelembapan pada payudara tetap dalam batas normal.

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,


penurunan Hb, prosedur invasive, pecah ketuban, malnutrisi
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:

8
Setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak terjadi dengan KE :
dapat mendemonstrasikan teknik untuk menurunkan resiko infeksi, tidak
terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi dan Rasional:
a. Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan
episiotomi.
Rasional : untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi
dengan tepat.
b. Sarankan pada ibu agar mengganti pembalut tiap 4 jam.
Rasional : pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media yang
menjadi tempat berkembangbiaknya kuman.
c. Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : peningkatan suhu > 38C menandakan infeksi.
d. Lakukan rendam bokong.
Rasional : untuk memperlancar sirkulasi ke perinium dan mengurangi udema.
e. Sarankan ibu membersihkan perineal dari depan ke belakang.
Rasional : membantu mencegah kontaminasi rektal melalui vaginal.

4. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek hormonal, trauma


mekanis, edema jaringan, efek anastesi ditandai dengan distensi kandung
kemih, perubahan – perubahan jumlah / frekuensi berkemih.
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan ibu tidak mengalami gangguan eliminasi
(BAK) dengan KE: ibu dapat berkemih sendiri dalam 6-8 jam post partum
tidak merasa sakit saat BAK, jumlah urine 1,5-2 liter/hari.

Intervensi dan Rasional:


a. Kaji dan catat cairan masuk dan keluar tiap 24 jam.
Rasional: mengetahui balance cairan pasien sehingga diintervensi dengan
tepat.

9
b. Anjurkan berkamih 6-8 jam post partum.
Rasional: melatih otot-otot perkemihan.
c. Berikan teknik merangsang berkemih seperti rendam duduk, alirkan air
keran.
Rasional: agar kencing yang tidak dapat keluar, bisa dikeluarkan sehingga
tidak ada retensi.
d. Kolaborasi pemasangan kateter.
Rasional: mengurangi distensi kandung kemih.

5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan


penurunan masukan/penggantian tidak adekuat, kehilangan cairan
berlebih (muntah, hemoragi, peningkatan keluaran urine)
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep ibu diharapkan tidak kekurangan volume cairan
dengan KE : cairan masuk dan keluar seimbang, Hb/Ht dalam batas normal
(12,0-16,0 gr/dL)
Intervensi dan Rasional:
a. Ajarkan ibu agar massage sendiri fundus uteri.
Rasional: memberi rangsangan pada uterus agar berkontraksi kuat dan
mengontrol perdarahan.
b. Pertahankan cairan peroral 1,5-2 Liter/hari.
Rasional: mencegah terjadinya dehidrasi.
c. Observasi perubahan suhu, nadi, tensi.
Rasional: peningkatan suhu dapat memperhebat dehidrasi.
d. Periksa ulang kadar Hb/Ht.
Rasional: penurunan Hb tidak boleh melebihi 2 gram%/100 dL.

10
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesteron,
dehidrasi, nyeri perineal ditandai dengan perubahan
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan konstipasi tidak terjadi pada ibu dengan
KE : ibu dapat BAB maksimal hari ke 3 post partum, feses lembek.

Intervensi dan Rasional:


a. Anjurkan pasien untuk melakukan ambulasi sesuai toleransi dan
meningkatkan secara progresif.
Rasional: membantu meningkatkan peristaltik gastrointestinal.
b. Pertahankan diet reguler dengan kudapan diantara makanan, tingkatkan
makan buah dan sayuran.
Rasional: makanan seperti buah dan sayuran membantu meningkatkan
peristaltik usus.
c. Anjurkan ibu BAB pada WC duduk.
Rasional: mengurangi rasa nyeri.
d. Kolaborasi pemberian laksantia supositoria.
Rasional: untuk mencegah mengedan dan stres perineal.

7. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perawatan diri dan


bayi berhubungan dengan kurang pemahaman, salah interpretasi tidak
tahu sumber – sumber
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan pengetahuan ibu tentang perawatan dini
dan bayi bertambah dengan KE : mengungkapkan kebutuhan ibu pada masa
post partum dan dapat melakukan aktivitas yang perlu dilakukan dan
alasannya seperti perawatan bayi, menyusui, perawatan perinium.

11
Intervensi dan Rasional:
a. Berikan informasi tentang perawatan dini (perawatan perineal) perubahan
fisiologi, lochea, perubahan peran, istirahat, KB.
Rasional: membantu mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan dan
berperan pada adaptasi yang positif dari perubahan fisik dan emosional.
b. Berikan informasi tentang perawatan bayi (perawatan tali pusat, ari,
memandikan dan imunisasi).
Rasional: menambah pengetahuan ibu tentang perawatan bayi sehingga bayi
tumbuh dengan baik.
c. Sarankan agar mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari.
Rasional : memperjelas pemahaman ibu tentang apa yang sudah dipelajari.

8. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan nyeri luka


jahitan perineum
Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan askep diharapkan gerak dan aktivitas terkoordinasi dengan
KE : sudah tidak nyeri pada luka jahitan saat duduk, luka jahitan perinium
sudah tidak sakit (nyeri berkurang).
Intervensi dan Rasional:
a. Anjurkan mobilisasi dan latihan dini secara bertahap.
Rasional : meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke ekstremitas bawah.
b. KIE perawatan luka jahitan periniom.
Rasional : mempercepat kesembuhan luka sehingga memudahkan gerak dan
aktivitas.
c. Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional : melonggarkan sistem saraf parifer sehingga rasa nyeri berkurang

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T P4 A1 POST PARTUM


SPONTAN DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : RETENSIO
URIN DIRUANG 1 RSUD DR. SOEKARDJO TASIKMALAYA

A. Pengkajian
1. Identitas
1. Nama : Ny.T
2. Umur : 40 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Setatus Perkawinan : Menikah
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Agama : Islam
8. No Medik : 16948702
9. Tanggal Masuk : 19/12/2018 jam :23.57
10. Tanggal Pengkajian : 20/12/2018
11. Diagnosa Medis : P4A1 Post Partum spontan Hari ke 1 dgn
Retensio Urine
12. Alamat : Tamansari

2. Identitas Penanggung Jawab


1. Nama : Tn.T
2. Umur : 44 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Buruh
6. Hubungan dengan klien : Suami
7. Alamat : Tamansari

13
3. Riwayat penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh tidak bisa BAK setelah persalinan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan ini merupakan kehamilan yang ke 4 pernah
keguguran 1 kali merasa hamil 9 bulan HPHT tanggal 15-03-2018.
Ibu mengeluh mulas-mulas sejak jam 13.00 kemudian ke bidan.
Hasil pemeriksaan bidan pembukaan 3 cm kemudian di observasi
sampai jam 20.00 karena tidak ada kemajuan ibu di rujuk ke rumah
sakit dr soekardjo. Jam 23.57 ibu tiba di ruang ponek obgyn dan di
lakukan pemeriksaan. Setelah itu ibu di pindahkan ke ruang vk
untuk proses persalinan, jam 03.15 ibu telah melahirkan secara
normal dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3700 gram.
Pada saat persalinan ibu mengalami robekan pada jalan lahir dan di
lakukan penjahitan. Pada tanggal 20-12-2018 jam 05.40 ibu di
pindahkan ke ruang 1, kemudian pada saat pengkajian klien
mengeluh tidak bisa BAK. Karena belum BAK klien mengatakan
ada nyeri tekan di perut bagian bawah dengan skala nyeri 3.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan ini pertamakalinya dirawat dan melakuhkan
persalinan di Rumah Sakit, tidak ada riwayat penyakit yang
mengharuskan di rawat paling hanya penyakit demam dan flu yang
bisa sembuh bila di istirahatkan.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengaakan di keluarganya tidak ada riwayat penyakit menurun
ataupun menular seperti Hipertensi ,DM dan TB.
5. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
No Tahun Jenis Persalinan jk Penolong Keadaan Masalah
Bayi Kehamilan
1 1992 Spontan L Paraji Sehat
2 2008 Spontan L Bidan Sehat
3 2012 - - - - Abortus

14
6. Riwayat Menyusui
Klien mengatakan anak yang pertama dan kedua menggunakan ASI
Eksklusif selama 6 bulan, setelah itu baru di beri makanan tambahan
seperti Bubur ,Pisang ,Biskuit dan lainya.
7. Riwayat kehamilan dan persalinan saat ini
a. Riwayat Kehamilan
Klien mengatakan selama kehamilanya selalu rutin melakuhkan
pemeriksaan kehamilan tiap bulan ke posyandu, ini merupakan
pertamakalinya mengalami perdarahan pada kehamilannya
sehingga tidak dapat melakuhkan persalinan di Puskesmas
sehingga di Rujuk ke RSUD dr Soekarjo Tasikmalaya.
b. Riwayat Persalinan
Jenis persalinan saat ini Spontan dengan letak kepala di Bawah
.lahir pada tanggal 20 Desember 2018 di Ruang VK pada pukul
03.15 wib di bantu oleh bidan VK yang jaga. Jenis kelamin
bayi Laki-laki dengan BB 3700 gram dan PB 49 cm. Ketika
proses persalinan klien mengatakan adanya tidak ada masalah
saat persalinan.

8. Riwayat Ginekologi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat ginekologi dan penyakit lain
yang mengharuskan klien di rawat di Rumah Sakit .

9. Activity Daily Living (ADL)

No Kebutuhan
1 Nutrisi
a. BB/TB 50 Kg / 150 Cm 63 Kg / 150 Cm
b. Diet - Bebas kecuali
makanan pedas dan
asam

15
c. Kemampuan
 Mengunyah Baik Baik
 Menelan Baik Baik
 Bantuan total / Sebagian Mandiri Bantuan Sebagian
d. Frekuensi Makan 3x sehari 1x sehari
e. Porsi Makan 1 porsi 1 porsi
f. Makanan yang Tidak Ada Tidak Ada
menimbulkan alergi
2 Cairan
a. Intake
 Oral
 Jenis Air Mineral Air Mineral
 Jml ... CC/hari 1700cc(6-8 Gelas) 1700cc(6-8 Gelas)

 Bantuan - -
total/sebagian
 Intra Vena
 Jenis Tidak Ada Infus RL 10
b. Output tpm/menit
 Jenis
 Jml ... CC/hari Urine -
750-1000 cc/hari
3 Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 1x sehari 1x sehari
 Konsistensi Padat Padat
 Warna Kuning Kuning

 Keluhan Tidak Ada Tidak Ada

 Bantuan total/sebagian Mandiri Mandiri

b. BAK
 Frekuensi 7-8 x sehari Belum BAK sejak
persalinan, Blass

16
penuh
Cair
 Konsistensi Kuning keruh
 Warna Tidak Ada
 Keluhan Mandiri

 Bantuan total/sebagian
4 Istirahat Tidur
a. Lama tidur 7-8 jam 8-9 jam
b. Kesulitan memulai tidur Tidak Ada Tidak Ada
c. Gangguan tidur Tidak Ada Tidak Ada
d. Kebiasaan sebelum tidur Berdoa Berdoa
5 Personal Hygiene
a. Mandi
 Frekuensi 2 x Sehari 1 x Sehari/ waslap
 Bantuan total/sebagian Mandiri Bantuan sebagian
 Kebiasaan mandi Tidak Ada Tidak Ada
b. Gosok gigi 2 x sehari 1x/hari
c. Cuci rambut 1 minggu 1x Belum pernah
d. Gunting kuku 2 minggu 1x Belum pernah
e. Ganti pakaian 3 x sehari 1 x sehari
6 Aktivitas
a. Mobilitas fisik Mandiri Bantuan sebagian
b. Olahraga Tidak Pernah Tidak Pernah
c. Relaksasi Tidak Pernah Tidak Pernah

10. Riwayat Psikologis


Pada saat dilakuhkan pengkajian Bayi Belum di rawat gabungkan
11. Riwayat Psikososial
Riwayat psikososial klien baik klien masih dapat berkomunikasi
dengan baik ,baik dengan dokter , bidan ataupun keluarga.

17
12. Data Spiritual
Klien beragama islam klien percaya bahwa persalinan sekarang ujian
dari Allah SWT kepada dirinya, klien selalu berdoa untuk kesehatan
dirinya dan bayinya.
13. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Keadaan umum klien Baik ,Nilai GCS : 15 (E4V5M6) Kesadaran
Composmentis
b. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36 °c
c. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan leher
Inspeksi ; rambut hitam bersih ,tidak mudah dicabut ,telinga
berih dan simetris ,hidung bersih tidak ada polip atau
epitakis ,tidak ada cuping hidung ,mata simetris
konjungtiva merah muda ,sklera putih ,mulut bersih ,ada
cloasma gravidarum.
Palpasi ; tidak ada benjolan yang abnormal dikepala,tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena jugularis.
b. Dada
Inspeksi ; tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada otot
bantu pernafasan ,payudara simetris, puting susu positif
,aerola hitam .
Palpasi; tidak ada benjolan yang abnormal di payudara ,ASI
positif ,tidakada pembengkakan pada payudara.
Auskultasi ; bunyi jantung normal (lup-dup) ,irama reguler
c. Abdomen
Inspeksi ; abdomen nampak bersih,tida ada luka bekas SC,
linea gravidarum ada

18
Palpasi; TFU 3 jari di atas pusat ,blas penuh ,ada nyeri
tekan di bagian abdomen.
perkusi ; tidak ada asites
auskultasi ; BU 12 X permenit
d. Perinium dan genetalia
Inspeksi ; ada luka jahitan diperinium ,luka jahitan nampak
kotor , lochea rubra, anus tidak ada hemoroid.
e. Ektermitas
Inspeksi ; atas dan bawah nampak simetris ,tidak ada
varises
Palpasi ; tidak ada edema di ekstermitas ,CRT <2 detik,
tanda homan negatif. Kekuatan otot

5 5
5 5

Terapi saat ini:


Nama Obat Dosis Rute Jam
Amoxcilin 3x500 mg Oral /8 jam
Paracetamol 3x1 Oral /8 jam
SF 1x1 Oral /24 jam
Cefotaxin 3x500 IV /8 jam

14. Data Penunjang


1. Pemeriksaan Labolatorium

Tanggal 20/12/2018 jam 08:00:01


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satua Metode Interpretasi
n
Hematology
Hemoglobin 12,1 12-16 g/dl Auto Analyzer Turun
Leukosit 13800 5000-10000 /mm3 Auto Analyzer Naik

19
Hematokrit 37 35-45 gr/dl Auto Analyzer Normal
Trombosit 209000 150000-350000 gr/dl Auto Analyzer Normal
Waktu Perdarahan (bt) 2.00 1.00-3.00 - DUKE Normal
Waktu Pembekuan (ct) 4.00 1.00-7.00 - DUKE Normal

15. Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1. DS: proses persalinan perubahan
- Klien mengeluh eliminasi BAK:
tidak dapat BAK penekanan sfingter retensio urine
sejak persalinan uretra oleh kepala
DO: janin
- Klien nampak
kesulitan BAK penurunan sensitivitas
- TFU 3 jari di atas
pusat kesulitan BAK
- Blass penuh
- Ada nyeri tekan di perubahan eliminasi
abdomen bawah BAK
- Skala nyeri vas 3
(0-10)
2 DS: proses persalinan Resiko infeksi
- Klien mengeluh
ada luka jahitan robekan pada jalan
pada jalan lahir lahir
DO:
- Nampak ada luka ada luka jait di jalan
jaitan di perinium lahir
- Luka nampak

20
kotor resiko infeksi
- lokhea (rubra)
- leukosit 13800

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan eliminasi BAK bd penurunan sensitivitas uretra
2. Resiko infeksi bd luka jaitan di jalan lahir (perinium)

21
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Jam Implementasi Paraf Evaluasi
Keperawatan
1. Perubahan eliminasi Tujuan: 1. Kaji TTV 07:00 1. Mengobservasi TTV hasil wahyu Jam 14.00
BAK bd penurunan Setelah TD ; 110/80 mmHg, P; S : klien
sensitivitas uretra dilakukan 85X/menit, R;20X/mnt, S;36 mengatakan
tindakan 2. Kaji blas klien 07:00 2. Mengkaji blas klien. Hasil wahyu belum bisa BAK

DS: keperawatan blas terisi penuh dengan normal

- Klien 1x24 jam klien O : - kateter masih

mengeluh dapat BAK terpasang

tidak dapat dengan normal. 3. Kaji output klien 07:10 3. Mengkaji skala output urin inka - Urine 300 cc

BAK sejak Kriteria hasil: klien.Hasil urin tidak ada - TFU 1 jari di

persalinan 1. Klien 4. Ajarkan cara bleder 07:10 4. Mengajarkan cara bleder inka bawah pusat

DO: menyatakan training training Hasil klien - Blas tidak

- Klien dapat BAK kooperatif dapat penuh

nampak dengan mendemonstrasikan sendiri A : masalah belum

kesulitan normal 5. Ajarkan untuk senam 09:00 5. Mengajarkan senam nifas wahyu teratasi

BAK 2. Tidak nifas dan kegel dan kegel exercise . Hasil P : lanjutkan

- TFU 3 jari di menggunaka exercise klien kooperatif dapat intervensi

atas pusat n kateter mendemonstrasikan sendiri

- Blass penuh 6. Kolaborasi 09.10 6. Berkolaborasi pemasangan arip

- Ada nyeri pemasangan kateter kateter.hasil kateter

tekan di terpasang urin keluar 1350

22
abdomen cc
bawah 7. Kolaborasi dengan Dr 09.10 7. Berkolaborasi dengan Dr rizki
- Skala nyeri vas 3 SPOG untuk SPOG untuk pemberian
(0-10) pemberian terapi bila terapi advis, urotraktin 2x1,
perlu metikobalamin 2x1, invitake
3x1 hasil terapi di berikan ke
pasien
2. Resiko infeksi bd Setelah - Observasi keadaan luka, 10:00 - Mengobservasi Inka S : klien
adanya luka jahitan dilakukan derajat luka dan luas luka. keadaan luka, drajat mengatakan ada

di jalan lahir tindakan luka dan luas luka. luka jait di perinium
keperawatan Hasil drajat luka 1, O : - adanya luka
(perinium)
1x24 jam, klien luas luka jait di dm drajat 1
tidak terjadi perinium - Adanya
DS:
infeksi. - Observasi adanya tanda- 10:20 - Mengobservasi lokhea rubra
- Klien
Kriteria Hasil: tanda infeksi adanya tanda-tanda Inka A : masalah belum
mengeluh
1. Tidak ada infeksi.hasil tidak ada teratasi
ada luka
tanda tanda tanda infeksi P : lanjutkan
pada jalan
infeksi - Lakukan perawatan luka 10:45 - Melakukan perawatan intervensi
lahir
2. Luka jahitan perinium luka setiap pagi. Hasil wahyu
DO:
bersih luka tampak bersih
- Nampak ada
3. Tidak - Anjurkan klien utuk cebok 10:50 - Menganjurkan klien
luka jaitan di
terdapat pus yang bersih pakai sabun utuk cebok yang
perinium
dan setelahnya keringkan bersih pakai sabun wahyu
- Luka

23
nampak dengan tisu atau kain dan setelahnya
kotor yang bersih. keringkan dengan
- lokhea tisuatau kain yang
(rubra) bersih. Hasil klien
- leukosit mengerti dan mau
13800 melakukannya Arip

- Lakukan edukasi tentang : 11.05 - Melakukan edukasi Rizki


 Personal hygine tentang :
 Nutrisi yang baik  Personal hygine
untuk ibu nifas  Nutrisi yang baik
 Mobilisasi fisik untuk ibu nifas
 Mobilisasi fisik
Hasil klien mengerti dan mau
mengaplikasikanya
- Kolaborasi dengan Dr 11.05 - Berkolaborasi dengan Wahyu
SPOG tentang pemberian Dr SPOG untuk
Therapy pemberian terapi
antibiotik advis beri
amoxcilin 3x500
ml.hasil tterapi di
berikan

24
Catatan Perkembangan

Dx Kep Hari / Tgl Waktu Catatan Perkembangan Paraf


Perubahan Jumat 09.00 S : klien mengeluh sudah dapat mengontrol keinginan untuk BAK ttd
eliminasi BAK 21 Des O:
bd penurunan 2018 - Klien sudah tidak menggunakan kateter lagi
sensitivitas - TFU 1 jari di bawah pusat

uretra - Blass kosong


- Tidak Ada nyeri tekan di abdomen bawah
- Klien dapat BAK sendiri di toilet
A : Perubahan eliminasi BAK
P:
- Kaji TTV
- Up kateter
- Kaji blas klien
- Kaji output klien
- Anjurkan untuk cara bleder training
- Anjurkan untuk senam nifas
I:
- Mengkaji TTV hasil T : 110/70 mmHg, P : 90 X/menit, R : 20 X/menit, S : 36,5 C
- Melakuhkan tindakan up kateter hasil klien tidak menggunakan kateter
- Mengaji blas klien hasil Blas kosong

25
- Mengkaji output klien hasil klien mengatakan sudah 2 kali BAK dan urine cukup
banyak
- Mengobservasi TFU hasil : TFU 2 jari di bawah pusat
- Menganjurkan untuk cara bleder training.hasil klien dapat mendemonstrasikannya
- Menganjurkan untuk senam nifas. hasil klien dapat mendemonstrasikannya
E : Masalah Teratasi
R : Hentikan Intervensi

Resiko infeksi Jumat 09.30 S : Klien mengeluh ada luka jahitan pada jalan lahir ttd
bd luka jaitan di 21 Des O:

jalan lahir 2018 - Nampak ada luka jaitan di perinium


- Luka nampak bersih
(perinium)
- Tidak ada tanda infeksi
A : Resiko infeksi
P:
- Observasi keadaan luka, derajat luka dan luas luka.
- Observasi adanya tanda-tanda infeksi
- Lakukan perawatan luka jahitan
- Anjurkan utuk pulva hygene menggunakan sabun
- Berikan penkes mengenai personal hygene

I:
- Mengobservasi keadaan luka, drajat luka dan luas luka. Hasil drajat luka 1, luka jait di

26
perinium
- Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi.hasil tidak ada tanda infeksi
- Melakukan perawatan luka setiap pagi. Hasil luka tampak bersih
- Menganjurkan utuk pulva hygene menggunakan sabun .hasil klien mengerti dan sudah
melakuhkanya
- Memberikan penkes tentang personal hygene hasil klien dapat mengerti dan mau
melakuhkanya
- Menganjurkan utuk pulva hygene menggunakan sabun dan mengganti pembalut 2-3
kali sehari atau ketika pembalut sudah penuh. Hasil klien melakuhkannya setiap vagina
tampak kotor
E : Masalah Teratasi
R : Hentikan Intervensi

27
BAB IV
PEMBAHASAN

Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesikaurinaria.
(Kapita Selekta Kedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine di dalamakndung
kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).
Retensio urine adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapatkeinginan
atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).
Retensio urine adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya
kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. (psik UNIBRAW).

28
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesikaurinaria.
(Kapita Selekta Kedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam kandung
kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).
Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun
terdapatkeinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth). Retensio
urine adalahsutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya
kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. (PSIK UNIBRAW).
Retensio uriene pada klien post partum kebanyakan di sebabkan oleh proses
persalinan yang lama dan karena adanya trauma akibat tekanan dari kepala janin.

B. Saran
Untuk retensio urin pada ibu post partum merupakan kejadian yang sering terjadi yang di
sebabkan oleh proses persalinan yang lama atau karena penekanan sfingter uretra oleh kepala
janin sehingga urine sulit untuk dikeluarkan .

29
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta : EGC
Farrer H. 1999. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta. EGC

Mochtar R, Prof. dr. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif,dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.Jakarta: FKUI


Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

30

Anda mungkin juga menyukai