Proposal Air Gambut
Proposal Air Gambut
OLEH
1. DIAN AGUSTIN
2. HOTNI LAMTIAR
3. IWAN FAUZI
4. KAMALUDDIN ADITYA
2. Asam Fulvat
a. Asam fulvat berasal dari kata fulvus yang berarti kuning, warna dari
asam fulvat adalah kuning terang hingga mendekati coklat. Asam
merupakan senyawa asam organik alami yang berasal dari humus,
larut dalam air, sering ditemukan dalam air permukaan dengan berat
molecular yang rendah yaitu antara rentang 1000 hingga 10.000
(Collet, 2007).
b. Asam ini larut dalam air pada berbagai kondisi pH dan sangat rentan
terhadap serangan mikroba. Asam-asam fulvat mengandung atom
oksigen dua kali lebih banyak dari pada asam humat. Karena
banyaknya gugus carboksil (COOH) dan hidroksil (COH) sehingga
secara kimia asam fulvat lebih reaktif dibandingkan senyawa-senyawa
humus lainnya. Struktur asam humat dapat digambarkan sebagai
berikut:
3. Humin
a. Humin adalah bagian dari senyawa humat yang tidak dapat larut baik
di dalam larutan basa kuat-asam kuat maupun dalam asam lemah-basa
lemah, atau tidak larut dalam air pada setiap pH. Kompleks humin
dianggap sebagai molekul yang paling besar dari senyawa humus
karena rentang berat molekulnya mencapai 100,000 hingga
10,000,000. Sedangkan sifat kimia dan fisika humin belum banyak
diketahui (Tan, 1982).
b. Tan (1982) juga menyatakan bahwa karakteristik humin adalah
berwarna coklat gelap, tidak larut dalam asam dan basa, dan sangat
resisten akan serangan mikroba. Tidak dapat diekstrak oleh asam
maupun basa.
c. Petitt dalam Collet (2007) menyatakan keberadaan humin di dalam
tanah paling resistan terhadap dekomposisi dari semua senyawa-
senyawa humat. Beberapa fungsi utamanya di dalam tanah itu bersifat
struktural, yaitu untuk memelihara kestabilan tanah, untuk
meningkatkan tanah terhadap kapasitas penahan air, tetapi humin juga
berfungsi sebagai sistim pertukaran kation, dan dapat memperbaiki
kandungan tanah sehingga secara umum meningkatkan kesuburan
tanah. Oleh karena fungsi fungsinya itu, humin merupakan kunci
penting dari kesuburan tanah.
Dalam berbagai kasus, intensitas warna akan semakin tinggi karena adanya
logam besi yang terikat oleh asam-asam organik yang terlarut dalam air tersebut.
Kelima ciri yang telah disebutkan di atas ternyata mempunyai hubungan satu dengan
lainnya. pH yang rendah juga disebabkan oleh kandungan kation yang rendah,
kehadiran zat organik dalam bentuk asam, dan sedikitnya kation dan partikel
tersuspensi. Hal ini yang menyebabkan kurangnya proses koagulasi secara alami.
Karakteristik air gambut bersifat spesifik, tergantung pada lokasi ataupun dari segi
vegetasi, jenis tanah dimana air gambut itu berada, ketebalan gambut, usia gambut,
dan cuaca (Mahmud, 2002).
Fasa utama anorganik dari tulang adalah sebuah mineral garam kristalin yang
merupakan kalsium fosfat dan sering kali diidealkan sebagai hidroksilapatit yang juga
disebut hidroksiapatit. Sedangkan fasa anorganik tulang selain hidroksiapatit adalah
garam-garam dari natrium, magnesium, kalium, klor, flour, dan sitrat dalam jumlah
yang bervariasi.
Kristal hidroksiapatit secara fisik merupakan material biokeramik dengan
struktur permukaannya yang memiliki pori-pori (Kubo, 2003). Hal ini ditunjukkan
gambar berikut:
Hidroksiapatit adalah mineral yang terjadi secara alami, dalam keadaan murni
berbentuk kristal putih dengan rumus Ca5(PO4)3(OH), tetapi biasanya ditulis
Ca10(PO4)6(OH)2. Secara teoritis hidroksiapatit, Ca10(PO4)6(OH)2 memiliki
kandungan (dalam % berat) kalsium 39,68 ; posfor 18,45. Perbandingan Ca/P sebesar
2,151 dan perbandingan molar Ca/P adalah 1,67 (Yildirim, 2004).
Material yang bersifat keramik secara umum memiliki kemampuan sebagai
adsorben, penyebabnya adalah permukaan material ini cenderung berpori-pori,
adanya gaya adhesi mengakibatkan material ini dapat menyerap zat-zat lain ke dalam
pori-porinya.
Hidroksiapatit sebagai salah satu material keramik sangat memungkinkan
memiliki kemampuan dalam mengadsorpsi zat-zat lain ke dalam pori-pori di
permukaannya.
Karakteristik Hidroksiapatit
a) Modulus elastisnya 85 GN m-2 dan kekuatan tariknya 40-100 MN m-2.
b) Hidroksiapatit yang berbasis senyawa kalsium fosfat yang mempunyai rumus
kimia Ca10 (PO4) 6 (OH) 2 merupakan bagian keluarga apatit (struktur kimia
sama tetapi komposisi kimia yang berbeda).
c) HA dapat diproduksi dalam 2 metode utama yaitu menggunakan bahan
mentah dari bahan alami (tulang sapi dan karang) dan secara sintetis.
Bahan alami sesuai karena memiliki koneksi pori-pori yang sama seperti
tulang manusia, namun masalah pencemaran dan benda asing yang ada telah
membatasi penggunaannya. Dengan demikian, produksi HA sintetis telah diberi
fokus secara meluas untuk mengatasi masalah tersebut.
Sifat mekanis merupakan faktor yang membatasi penggunaan Hidroksiapatit
(HA) sebagai implan pada bagian yang menanggung beban tinggi. Umumnya faktor
yang mempengaruhi sifat mekanis HA adalah bentuk serbuk, pori-pori dan besar
butir. Serbuk HA yang memiliki stoikiometri yang tepat yaitu rasio molar Ca/P
sebanyak 1,67 dapat menghasilkan sifat mekanis HA yang unggul. Pori-pori HA yang
letaknya tidak teratur dan tidak saling berhubungan satu sama lain ( tidak rekat)
menyebabkan pori-pori menjadi faktor yang melemahkan kekuatan bahan HA .
Ukuran butir juga menurunkan kekuatan bahan HA dengan mempengaruhi ikatan
antara butir .
Hidroksiapatit merupakan suatu kalsium fosfat yang banyak digunakan
sebagai material pengganti tulang atau untuk bone filler (pengisi tulang) karena
kemiripannya dengan struktur kimia tulang dan jaringan keras pada mamalia.
Material ini dapat mendorong pertumbuhan tulang baru, serta mempercepat proses
penyatuan tulang. Dengan sifat-sifat mekanik dan struktur kimia yang dimiliki
sehingga HA banyak digunakan sebagai implan tulang femur (paha) manusia dan
dalam aplikasi bidang medis lainnya.
Kelebihan dari hidroksiapatit sehingga cukup aman di gunakan sebagai bahan
implant adalah karena sifatnya yang non toxic, cepat membangun ikatan dengan
tulang (bioaktif), memiliki biokompatibilitas dengan jaringan sekitar dan dapat
mendorong pertumbuhan tulang baru dalam strukturnya yang berpori. Namun, pori-
pori Hidroksiapatit ini tidak teratur dalam bentuk dan ukuran serta tidak sepenuhnya
saling berhubungan satu sama lain. Hal ini menyebabkan porositas hidroksiapatit
yang dihasilkan rendah, akibatnya struktur keramik hidroksiapatit tidak kompak
sehingga apabila digunakan sebagai implant ortopedik karakteristiknya rapuh atau
mudah patah.
Karena hal tersebut, dikembangkanlah IP-CHA (Interconnecte Porous
Hydroxypatite Ceramics) yaitu hidroksiapatit yang memiliki pori-pori yang letaknya
teratur dan ukurannya seragam sehingga dapat meningkatkan kekerasannya ketika
digunakan sebagai material implan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dengan cara yang sama dengan mengganti serbuk tulang ayam dengan
karbon aktif dan kalsium karbonat.
3.3. Bagan Penelitian
3.3.1. Dengan Massa Sebagai Variabel
3.3.2. Dengan Waktu Kontak Sebagai Variabel
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni. 2006. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 61-62
Elisa. 2008. Reaksi Kimia Tanah. http://elisa.ugm.ac.id. akses, 20 November 2012
Kusnaedi. 2006. Mengolah Air Gambut dan Kotor untuk Air Minum. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal. 17-20
Syarfi, Syamsu Herman. 2007. Rejeksi Zat Organik Air Gambut dengan Membran
Ultra filtrasi. Jurnal Sains dan Teknologi. Jakarta. Vol. XII. hal. 9-14
Tjahyono, Eko. 2007. Kajian Potensi Endapan Gambut Indonesia Berdasarkan Aspek
Lingkungan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Jakarta.
Hal. 6 14
Anonymous, a. 2012. http://infosaya.meugah.com/2012/03/bahan-organik-tanah.html
Anonymous,b.2012.http://cms.1m-bio.com/bahan-organik/
Arsyad,S. 1979. Konservasi Tanah.Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,IPB. Bogor.