Peraturan Amonium Nata de Coco PDF
Peraturan Amonium Nata de Coco PDF
REPUBLIK INDONESIA
-2-
-3-
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
2. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara
atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
-4-
5. nata de coco adalah pangan olahan berbentuk lembaran putih yang
merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan menggunakan starter
bakteri Acetobacter xylinum.
BAB II
PERSYARATAN AMONIUM SULFAT
Pasal 2
(1) Amonium Sulfat dapat digunakan dalam proses pengolahan nata de coco
sebagai bahan penolong golongan nutrisi untuk mikroba (microbial nutrient
atau microbial adjusts).
(2) Amonium Sulfat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan mutu pangan (food grade).
Pasal 3
Pasal 4
(2) Dalam hal pembuatan nata de coco dilakukan oleh industri rumah tangga
pangan, maka proses pengolahan nata de coco wajib memenuhi ketentuan
Cara Produksi Pangan yang baik untuk Industri Rumah Tangga sesuai
peraturan perundang-undangan.
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 5
(2) Upaya penghilangan residu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dapat dilakukan dengan cara pencucian.
BAB III
LABEL
Pasal 6
(2) Selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga
wajib mencantumkan:
a. tulisan “BAHAN PENOLONG”;
b. tulisan “GOLONGAN NUTRISI UNTUK MIKROBA”; dan
c. tulisan “AMONIUM SULFAT MUTU PANGAN”.
BAB IV
SANKSI
Pasal 7
-6-
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Mei 2015
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ROY A. SPARRINGA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Mei 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY