Bab 2 Fifa
Bab 2 Fifa
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “shizein” yang berarti “terpisah” atau
“pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau
ketidakserasian antara afeksi, kognitif, dan perilaku. Secara umum, gejala skizofrenia
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu gejala positif, gejala negatif, dan gangguan
Abnormalitas persepsi dapat berupa gangguan komunikasi sosial yang nyata. Sering
terjadi pada dewasa muda, ditegakkan melalui pengalaman pasien dan dilakukan
variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat
kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh
afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted), kesadaran yang jernih
1
Skizofrenia merupakan suatu gangguan psikotik yang kronik, sering mereda,
namun hilang timbul dengan manifestasi klinis yang amat luas variasinya. Menurut
Eugen Bleuler, skizofrenia adalah suatu gambaran jiwa yang terpecah belah, adanya
1.2 Epidemiologi
John McGrath PhD dari Pusat Penelitian Kesehatan Mental Queensland, Wacol,
Australia, dalam simposium bertema Psychosis Round the World, yang membahas data
kejadian skizofrenia. Ia mengatakan, kejadian skizofrenia pada pria lebih besar daripada
wanita. Kejadian tahunan berjumlah 15,2% per 100.000 penduduk, kejadian pada
imigran dibanding penduduk asli sekitar 4,7%, kejadian pada pria 1,4% lebih besar
dirawat di bagian psikiatri karena skizofrenia. Angka di masyarakat berkisar 1-2% dari
1.3 Etiologi
Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosis yang sering dijumpai sejak dulu.
2
Genetik
Dapat dipastikan bahwa ada faktor genetik yang turut menentukan timbulnya
penderita skizofrenia dan terutama anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi
saudara tiri adalah 0,9-1,8%; bagi saudara kandung 7-15%; bagi anak dengan salah satu
orang tua yang menderita skizofrenia 7-16%; bila kedua orang tua menderita skizofrenia
40-68%; bagi kembar dua telur (heterozigot) 2-15%; bagi kembar satu ttelur
(monozigot) 61-86%.
skizofrenia (bukan penyakit itu sendiri) melalui gen yang resesif. Potensi ini mungkin
kuat, mungkin juga lemah, tetapi selanjutnya tergantung pada lingkungan individu itu
Endokrin
Teori ini dikemukakan karena skizofrenia sering timbul pada waktu pubertas, waktu
kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium. Tetapi hal ini tidak dapat
dibuktikan.
Metabolisme
metabolisme, karena penderita dengan skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat. Ujung
extremitas agak sianotik, nafsu makan berkurang dan berat menurun. Hipotesis ini tidak
dibenarkan oleh banyak sarjana. Belakangan ini teori metabolisme mendapat perhatian
3
lagi karena penelitian dengan memakai obat halusinogenik, seperti meskalin dan asam
disebabkan oleh suatu inborn error of metabolism, tetapi hubungan terakhir belum
ditemukan.
somatogenik, yaitu teori yang mencari penyebab skizofrenia dalam kelainan badaniah.
Kelompok teori lain adalah teori psikogenik, yaitu skizofrenia diaggap sebagai suatu
gangguan fungsional dan penyebab utama adalah konflik, stress psikologis dan
Kemudian muncil teori lain yang menganggap skizofrenia sebagai suatu sindrom
pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badani seperti lues otakm
gejala-gejala pada badan hanya sekunder karena gangguan dasar yang psikogenik, atau
justru kesukarannya adalah untuk menentukan mana yang primer dan mana yang
sekunder, mana yang merupakan penyebab dan mana yang hanya akibat saja.
Neurokimia
pada jaras dopamine mesolimbik. Hal ini didukung oleh temuan bahwa amfetamin,
4
yang kerjanya meningkatkan pelepasan dopamine, dapat menginduksi psikosis yang
mirip skizofrenia; dan obat antipsikotik (terutama antipsikotik generasi pertama atau
reseptor D2.2,3
1. Status fisik
Sifat keluhan pasien penting untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya suatu
pemeriksaan fisik lengkap. Gejala fisik seperti nyeri kepala dan palpitasi
proses somatik. Bila ada, yang berperan menyebabkan penderitaan tersebut. Hal
yang sama dapat digunakan pada gejala mental misalnya depresi, ansietas,
halusinasi, dan waham kejar, yang bisa jadi merupakan ekspresi dan proses
perlawanan sikap bertahan atau keduanya. Pada keadaan ini, riwayat medis harus
diperoleh dari anggota keluarga bila memungkinkan. Namun, kecauali ada alasan
mendesak untuk melanjutkan pemeriksaan fisik, hal itu sebaiknya ditunda sampai
pasien menurut.
Pemeriksaan Neurologis
Selama proses anamnesis pada kasus tersebut, tingkat kesadaran dan atensi
pasien terhadap detil pemeriksaan, pemahaman, ekspresi wajah, cara bicara, postur,
dan cara berjalan perlu diperhatikan. Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk dua
5
tujuan. Tujuan pertama dicapai melalui pemeriksaan neurologis rutin, yaitu
refleks pada kedua sisi tubuh yang disebabkan oleh penyakit hemisferik fokal.
Tujuan kedua tercapai dengan mencari untuk memperoleh tanda yang selama ini
dikaitkan dengan disfungsi otak difus atau penyakit lobus frontal. Tanda ini
tanda seperti itu tidak berkaitan erat dengan patologi otak yang mendasari.2
2. Status mental
Deskripsi umum
o Penampilan
imobil.
Kategori ini merujuk pada aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku
6
Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat dideskripsikan sebagai kooperatif,
Mood didefinisikan sebagai emosi menetap dan telah meresap yang mewarnai
Afek didefinisikan sebagai responsivitas emosi pasien saat ini, yang tersirat dari
tidak spontan, atau terespons normal terhadap petunjuk dari pewawancara. Gaya
bicara dapat cepat atau lambat, tertekan, tertahan, emosional, dramatis, monoton,
Persepsi
(contohnya: auditorik, visual, olfaktorik, atau taktil) dan isi ilusi atau halusinasi
Halusinasi senestik
Halusinasi senestik merupakan sensasi tak berdasar akan adanya keadaan organ
7
pada otak, sensasi terdorong pada pembuluh darah, serta sensasi tertusuk pada
sumsum tulang.
Ilusi
nyata, sementara halusinasi tidak didasarkan pada citra atau sensasi yang nyata.
Ilusi dapat terjadi pada pasien skizofrenik selama fase aktif, namun dapat pula
Pasien dapat memiliki ide yang sangat banyak atau justru miskin ide. Dapat
terjadi proses pikir yang cepat, yang bila berlangsung sangat ekstrim, disebut
flight of ideas. Seorang pasien juga dapat menunjukkan cara berpikir yang
perseveratif.
Bloking adalah suatu interupsi pada jalan pemikiran sebelum suatu ide selesai
menyertakan banyak detail yang tidak relevan dan komentar tambahan namun
stimulus eksternal atau internal yang tidak relevan dan tidak pernah kembali
8
ke ide semula. Gangguan proses pikir dapat tercermin dari word salad
ganda), dan neologisme (kata-kata baru yang diciptakan oleh pasien melalui
o Isi pikir
rencana, niat, ide berulang mengenai bunuh diri atau pembunuhan, gejala
Pemeriksaan ini berusaha mengkaji fungsi organik otak dan inteligensi pasien,
o Kesadaran
pada otak.
o Kemampuan visuospasial
9
Pasien diminta untuk menyalin suatu gambar, misalnya bagian depan jam
o Pikiran abstrak
kognitif atau psikotik atau merupakan hasil suatu defek karakter yang kronik,
diobati. Waham yang bersifat kejar, episode kekerasan sebelumnya, dan defisit
Kurang lebih 50 persen pasien skizofrenik mencoba bunuh diri, dan 10 sampai
15 persen pasien skizofrenia meninggal akibat bunuh diri. Mungkin faktor yang
paling tidak diperhitungkan yang terlibat dalam kasus bunuh diri pasien ini
adalah depresi yang salah diagnosis sebagai afek mendatar atau efek samping
obat. Faktor pemicu lain untuk bunuh diri mencakup perasaan kehampaan
mungkin dilakukan dengan alasan yang aneh atau tak disangka-sangka yang
10
Daya nilai dan tilikan
imajiner. Contohnya: apa yang akan pasien lakukan ketika ia mencium asap
lain, faktor eksternal, atau bahkan faktor organik. Mereka mungking menyadari
dirinya sakit, namun menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang asing atau
Realiabilitas
Kesan psikiater tentang sejauh mana pasien dapat dipercaya dan kemampuan
3. Pemeriksaan tambahan
Tes psikologis: tes inteligensi, tes kepribadian, tes ketangkasan atau bakat, dan tes
neuropsikologis.
11
Tes inteligensi
sebagai berikut:
Umur mental
Umur kalender
Umur mental didapat dari tes inteligensi. Umur kalender diambil paling tinggi
15 (biarpun sebenarnya lebih), karena tes inteligensi yang ada sekarang sukar
Tes kepribadian
Tes kepribadian lebih sukar dibuat, dipakai dan dinilai sehingga reliabilitas dan
validitas kurang dari tes inteligensi. Hal ini disebabkan antara lain karena begitu
indikatro yang tepat dan dapat diukur untuk suatu sifat kepribadian tertentu.
hubungan antar manusia, pribadinya dapat dibedakan dari pribadi lain. Peran ini
bukan saja perilaku yang nyata, tetapi juga sikap internal, kecenderungan
12
wawancara, atau melalui daftar pertanyaan, tes melengkapi kalimat atau tes
proyeksi.
Tes neuropsikologis
Tes neuropsikologis merupakan tes yang mempelajari hubungan antara otak dan
disebabkan oleh disfungsi otak. Dalam hal ini, ranah (domain) yang dievaluasi
memilih pengobatan, dan memonitor respon klinis. Hasil pemeriksaan laboratorik harus
Sampai saat ini belum ada konsensus mengenai tes apa saja yang digunakan
13
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Elektrolit serum
3. Glukosa darah
6. Kalsium serum
berada dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-
tahun) dalam fase residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang
“ringan”. Selama periode residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri, dan
“aneh”. Gejala-gejala penyakit biasanya terlihat lebih jelas oleh orang lain. Pasien dapat
kehilangan pekerjaan dan teman karena ia tidak berminat dan tidak mampu berbuat
sesuatu atau karena sikapnya yang aneh. Pemikiran dan pembicaraan mereka samar-
keyakinan yang salah yang tidak dapat dikoreksi. Penampilan dan kebiasaan-kebiasaan
mereka mengalami kemunduran serta afek mereka terlihat tumpul. Meskipun mereka
dapat mempertahankan inteligensia yang mendekati normal, sebagian besar performa uji
14
rasa senang. Pasien juga mengalami deteorisasi yaitu perburukan yang terjadi secara
berangsur-angsur.
Gejala positif mencakup waham dan halusinasi. Gejala negatif meliputi afek
mendatar atu menumpul, miskin bicara (alogia) atau isi bicara, bloking, kurang merawat
Gangguan Pikiran
Pasien biasanya mengalami gangguan proses pikir. Pikiran mereka sering tidak
dapat dimengerti oleh orang lain dann terlihat tidak logis. Tanda-tandanya adalah:
1. Asosiasi longgar: ide pasien sering tidak menyambung. Ide tersebut seolah dapat
melompat dari satu topik ke topik lain yang tak berhubungan sehingga
dan disambung kembali beberapa saat kemudian, biasanya dengan topik lain. Ini
15
5. Klang asosiasi: pasien memilih kata-kata berikut mereka berdasarkan bunyi
7. Konkritisasi: pasien dengan IQ rata-rata normal atau lebih tinggi, sangat buruk
pembicaraan) atau dapat berbicara dalam jumlah normal tetapi sangat sedikit ide
1. Waham: suatu kepercayaan palsu yang menetap yang taksesuai dengan fakta dan
kepercayaan tersebut mungkin “aneh” atau bisa pula “tidak aneh” tetapi sangat
bukti yang jelas untuk mengkoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan
jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
a. Waham kejar
b. Waham kebesaran
c. Waham rujukan
16
2. Tilikan
gangguan yang ada pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.
Gangguan Persepsi
- Halusinasi
Halusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bisa juga
diterima pasien sebagai sesuatu yang berasal dari luar kepala pasien dan kadang-
Suara-suara cukup nyata menurut pasien kecuali pada fase awal skizofrenia.
Pasien juga dapat mengalami ilusi atau depersonalisasi. Ilusi yaitu adanya
asing terhadap diri sendiri. Derealisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap
17
Gangguan Perilaku
Salah satu gangguan aktivitas motorik pada skizofrenia adalah gejala katatonik
yang dapat berupa stupor atauh gaduh gelisah. Paien dengan stupor tidak bergerak,
tidak berbicara, dan tidak berespons, meskipun ia sepenuhnya sadar. Sedangkan pasien
dengan katatonik gaduh gelisah menunjukkan aktivitas motorik yang tidak terkendali.
Kedua keadaan ini kadang-kadang terjadi bergantian. Pada stupor katatonik juga bisa
didapati fleksibilitas serea dan katalepsi. Gejala katalepsi adalah bila suatu posisi
badan dipertahankan untuk waktu yang lama. Sedangkan fleksibilitas serea adalah bila
anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan seperti pada lilin atau malam dan
melakukan suatu gerakan atau mengambil sikap badan tertentu disebut stereotipi.
Misalnya, menarik-narik rambutnya, atau tiap kali bila mau menyuap nasi mengetuk
piring dulu beberapa kali. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai
diulang-ulangi, hal ini sering juga terdapat pada gangguan otak orgnaik. Manerisme
adalah stereotipi tertentu pada skizofrenia, yang dapat dilihat dalam bentuk grimas pada
Gangguan Afek
terhadap hal-hal yang penting untuk dirinya sendiri sepertti keadaan keluarganya dan
masa depannya. Perasaan halus sudah hilang. Parathimi, apa yang seharusnya
18
menimbulkan rasa senang dan gembira, pada penderita timbul rasa sedih atau marah.
Paramimi, penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis. Parathimi
dan paramimi bersama-sama dinamakan incongruity of affect dalam bahasa inggris dan
seperti tertawa.semua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang khas untuk
Emosi berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, seperti pada penderita sedang
bersandiwara.
mengadakan hubungan emosi yang baik (emotional rapport). Karena itu sering kita
dual hal yang berlawanan mungkin timbul bersama-sama, misalnya mencintai dan
membenci satu orang yang sama; menangis dan tertawa tentang satu hal yang sama. Ini
1.7 Diagnosis
gangguan pada pasien didiagnosis sebagai skizofrenia apabila pasien menunjukkan dua
gejala yang terdaftar sebagai gejala 3 sampai 5 pada kriteria A (1.waham 2. Halusinasi
3. Bicara kacau 4. Perilaku yang sangat kacau/katatonik 5. Gejala negatif, yaitu: afek
medatar, alogia, atau anhedonia). Hanya dibutuhkan satu gejala kriteria A bila
19
wahamnya bizare atau halusinasinya terdiri atas suara yang terus-menerus memberi
komentar terhadap perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara yang saling
memburuk, yang tampak selama fase aktif penyakit. Gejala harus berlangsung selama
paling tidak 6 bulan dan diagnosis gangguan skizoafektif atau gangguan mood harus
mendiskusikan pasien, atau suara halusinasi lain yang berasal dari bagian tubuh
tertentu; dan
4. Waham persisten jenis lain yang secara budaya tidak sesuai dan sangat tidak masuk
akal.
Diagnosis juga dapat ditegakkan bila setidaknya dua hal berikut ada:
1. Halusinasi persisten dalam modalitas apapun, bila terjadi setiap hari selama
20
4. Gejala negatif, seperti apatis yang nyata, miskin isi pembicaraan, dan respons
emosional tumpul serta ganjil (harus ditegaskan bahwa hal ini bukan disebabkan depresi
a. Tipe paranoid
Skizofrenia tipe ini ditandai dengan preokupasi terhadap satu atau lebih waham
atau halusinasi auditorik yang sering serta tidak adanya perilaku spesifik yang
sugestif untuk tipe hebrefrenik atau katatonik. Secara klasik, skizofrenia tipe
paranoid terutama ditandai dengan adanya waham kejar atau kebesaran. Pasien
skizofrenia paranoid biasanya mengalami episode pertama penyakit pada usia yang
lebih tua dibanding pasien skizofrenia hebefrenik dan katatonik. Pasien yang
skizofrenianya terjadi pada akhir usia 20-an atau 30-an biasanya telah memiliki
kehidupan sosial yang mapan yang dapat membantu mengatasi penyakitnya, dan
sumber ego pasien paranoid cenderung lebih besar dibanding pasien skizofrenia
mereka secara adekuat pada situasi sosial. Inteligensi mereka dalam area yang tidak
b. Tipe disorganized
21
Skizofrenia tipe disorganized (sebelumnya disebut hebefrenik) ditandai dengan
regresi nyata ke perilaku primitif, tak terinhibisi, dan kacau serta dengan tidak
adanya gejala yang memenuhi kriteria tipe katatonik. Onset subtipe ini biasanya
dini, sebelum usia 25 tahun. Pasien hebefrenik biasanya aktif namun dalam sikap
yang nonkonstruktif dan tak bertujuan. Gangguan pikir menonjol dan kontal dengan
emosional mereka tidak sesuai dan tawa mereka sering meledak tanpa alasan jelas.
Seringai atau meringis yang tak pantas lazim dijumpai pada pasien inim yang
c. Tipe katatonik
- Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak berespons terhadap lingkungan
- Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku atau rigid.
- Postur katatonik yaitu pasein mempertahankan posisi yang tak biasa atau aneh.
- Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira. Mungkin dapat
22
tetapi tidak dapat digolongkan pada tipe paranoid, katatonik, hebefrenik, residual,
e. Tipe residual
Pasien dalam keadaan remmsi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan
gejala-gejala residual (penarikan diri secara sosial, afek datar atau tak serasi,
f. Skizofrenia simpleks
Skizofrenia simpleks adalah sulatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinka
progresif dari gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia residual tanpa adanya
riwayat halusinasi, waham atau manifestasi lain tentang adanya suatu episode
1.9 Patofisiologi
Neurobiologi
patofisiologis area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, serebelum, dan
ganglia basalis. Keempat area ini saling terhubung sehingga disfungsi satu area dapat
melibatkan proses patologi primer di tempat lain. Pencitraan otak manusia hidup dan
23
lokasi potensial proses patologi primer pada setidaknya beberapa, bahkan mungkin
Dua are yang menjadi subjek penelitian aktif adalh waktu ketika suatu lesi
neuropatologi terlihat di otak serta interaksi lesi tersebut dengan stresor sosial dan
abnormal atau pada degenerasi neuron setelah pembentukan. Namun, fakta bahwa
adanya interaksi yang masih sangat sedikit diketahui antara lingkungan dan timbulnya
skizofrenia. Di lainppihak, faktor yang mengatur ekspresi gen baru mulai dipahami.
Meski kembar monozigotik mempunyai informasi genetik yang sama, regulasi gen yang
lateral dan ketiga pada pasien skizofrenia. Studi ini umumnya juga menunjukkan
tertentu dalam ukuran dari struktur lobus temporal medial, seperti amigdala dan
hipokampus. Selain itu, penelitian telah melaporkan penurunan ukuran dari thalamus
dan kelainan pada garis tengah daerah perkembangan. Tak satu pun dari perubahan ini
spesifik untuk skizofrenia, meskipun beberapa telah terbukti ada pada pasien dengan
24
Teknik fungsional neuroimaging, seperti tomografi emisi positron (PET),
menunjukkan secara in vivo pengukuran metabolisme glukosa regional atau aliran darah
pada pasien skizofrenia sering diamati selama tugas aktivasi kognitif dan memori kerja.
Selama halusinasi pendengaran aktif, aktivasi abnormal thalamus, striatum, limbik, dan
daerah paralimbik telah terdeteksi. Pasien skizofrenia yang menampilkan kelainan pada
pontine-cerebellar-thalamic-frontal.
Neurokimia
termasuk hubungan antara efektivitas dopamin reseptor yang mengikat obat dan
pengurangan gejala positif serta peningkatan reseptor D2 dalam studi postmortem dan
PET.
reuptake dalam sistem mesolimbik. Hipo-aktivitas dari sistem dopamin ditunjukkan dari
penemuan penurunan onset dopamin pada pasien dengan gejala negatif, dan dalam
25
beberapa penelitian agonis dopamin telah terbukti memperbaiki gejala negatif.
Pencitraan fungsional juga menunjukkan bahwa hipo-frontalitas akan lebih parah pada
mengacu pada interaksi dengan sistem dopaminergik.. Dalam studi tentang sistem
diamati dalam korteks prefrontal pada pasien skizofrenia, dan perubahan dalam subtipe
Sistem opioid juga telah dianggap sebagai kandidat yang berpotensial yang
terlibat dalam skizofrenia, didasarkan terutama pada kesamaan antara efek farmakologis
dari terjadinya tanda opioid dan kejiwaan. Hipotesis telah diusulkan pada peningkatan
maupun penurunan level dari berbagai peptide opioid sebagai faktor yang mendasari
skizofreniform berbeda dari skizofrenia berupa gejala yang berdurasi setidaknya 1 bulan
26
tapi kurang dari 6 bulan. Gangguan psikotik singkat merupakan diagnosis yang sesuai
bila gejala berlangsung setidaknya 1 hari tapi kurang dari 1 bulan dan bila pasien tidak
kembali ke keadaan fungsi pramorbidnya dalam waktu tersebut. Jika suatu sindrom
manik atau depresif terjadi bersamaan dengan gejala utama skizofrenia, gangguan
skizoafektif adalah diagnosis yang tepat. Waham nonbizar yang timbul selama
sekurangnya 1 bulan tanpa gejala skizofrenia lain atau gangguan mood patut didiagnosis
Gangguan Kepribadian
sama dengan skizofrenia. Gangguan kepribadian skizotipal, skizoid, dan ambang adalah
gangguan kepribadian dengan gejala yang paling mirip. Gangguan kepribadian obsesif-
kompulsif yang parah dapat menyamarkan suatu proses skizofrenik yang mendasari.
Tak seperti skizofrenia, gangguan kepribadian memiliki gejala ringan dan riwayat
terjadi seumur hidup pasien. Gangguan ini juga tidak memiliki tanggal awitan yang
dapat diidentifikasi.
Gangguan Waham
dengan skizofrenia dan gangguan mood. Gangguan waham lebih jarang daripada
skizofrenia maupun gangguan mood, onsetnya lebih lambat daripada skizofrenia dan
27
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Waham.3
A. Waham tidak bizar ( melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan nyata, seperti
merasa diikuti, diracuni, terinfeksi, dicintai dari jauh, atau dikhianati pasangan atau
B. Kriteria A skizofrenia tidak terpenuhi. Catatan: halusinasi taktil dan olfaktori dapat
C. Berbeda dengan dampak waham atau hasil akhirnya, fungsi tidak terganggu secara
D. Jika episode mood telah terjadi bersamaan dengan waham, durasi totalnya singkat
E. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis suatu zat secara langsung (c/o:
Jenis-jenis waham.3
Pada tipe waham ini, orang lain, biasanya dengan status lebih
Waham erotomania
tinggi, jatuh cinta kepada dirinya.
Waham kejar Pada tipe waham ini, orang (atau seseorang yang dekat)
28
dianggap diperlakukan dengan kasar.
Pada tipe waham ini ciri khas lebih dari satu tipe di atas tetapi
Waham campuran
tidak ada tema yang menonjol.
1.11 Penatalaksanaan
Farmakoterapi
terhadap gejala positif. Obat-obatan ini memiliki dua kekurangan utama. Pertama,
hanya presentase kecil pasien yang cukup terbantu untuk dapat memulihkan fungsi
mental normal secara bermakna. Kedua, antagonis reseptor dopamin dikaitkan dengan
efek samping yang mengganggu dan serius. Efek yang paling sering mengganggu aalah
29
akatisia adan gejala lir-parkinsonian berupa rigiditas dan tremor. Efek potensial serius
Antagonis Serotonin-Dopamin
standar, dan mempengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamat. Obat ini juga
menghasilkan efek samping neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih
efektif dalam menangani gejala negatif skizofrenia. Obat yang juga disebut sebagai obat
antipsikotik atipikal ini tampaknya efektif untuk pasien skizofrenia dalam kisaran yang
lebih luas dibanding agen antipsikotik antagonis reseptor dopamin yang tipikal.
Golongan ini setidaknya sama efektifnya dengan haloperidol untuk gejala positif
skizofrenia, secara unik efektif untuk gejala negatif, dan lebih sedikit, bila ada,
ini tampaknya akan menggantikan antagonis reseptor dopamin, sebagai obat lini
skizofrenia.2,3,6
30
Nama Obat
Haloperidol Untuk manajemen psikosis. Juga untuk saraf motor dan suara pada
(Haldol) anak dan orang dewasa. Mekanisme tidak secara jelas ditentukan,
31
atau agen neuroleptik klasik tidak bertoleransi.
(5HT2A).
32
Nama Obat Sediaan Dosis Anjuran
Risperidone Tab. 1 – 2 – 3
2 – 6 mg/hari
(Risperdal) mg
mg 50 – 400 mg/hari
200 mg
bradikinesia, rigiditas).
33
Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik (jaundice),
Efek samping ini ada yang dapat di tolerir pasien, ada yang lambat, ada yang sampai
involunter pada: lidah, wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, dimana pada waktu
tidur gejala tersebut menghilang). Biasanya terjadi pada pemakaian jangka panjang
(terapi pemeliharaan) dan pada pasien usia lanjut. Efek samping ini tidak berkaitan
Pada penggunaan obat anti-psikosis jangka panjang, secara periodik harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium: darah rutin, urin lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, untuk
overdosis atau untuk bunuh diri. Namun demikian untuk menghindari akibat yang
kurang menguntungkan sebaiknya dilakukan “lacage lambung” bila obat belum lama
dimakan.
Interaksi Obat
hati pada pasien dengan hipertrofi prostat, glaukoma, ileus, penyakit jantung).
34
Antipsikosis + antikonvulsan = ambang konvulsi menurun, kemungkinan serangan
kejang meningkat, oleh karena itu dosis antikonvulsan harus lebih besar. Yang
gangguan absorpsi.
Terapi Psikososial
keterampilan perilaku. Terapi ini secara langsung dapat mendukung dan berguna
untuk pasien bersama dengan terapi farmakologis. Selain gejala yang biasa tampak
pada pasien skizofrenia, beberapa gejala yang paling jelas terlihat melibatkan
hubungan orang tersebut dengan orang lain, termasuk kontak mata yang buruk,
keterlambatan respons yang tidak lazim, ekspresi wajah yang aneh, kurangnya
spontanitas dalam situasi sosial, serta persepsi yang tidak akurat atau kurangnya
perilaku ini melalui penggunaan video tape berisi orang lain dan si pasien, bermain
drama dalam terapi, dan tugas pekerjaan rumah untuk keterampilan khusus yang
dipraktekkan.
- Terapi kelompok
35
- Terapi perilaku kognitif
kesalahan daya nilai. Terdapat laporan adanya waham dan halusinasi yang
membaik pada sejumlah pasien yang menggunakan metode ini. Pasien yang
mungkin memperoleh manfaat dari terapi ini umumnya aalah yang memiliki tilikan
terhadap penyakitnya.
- Psikoterapi individual
jangka waktu dekade, dan bukannya beberapa sesi, bulan, atau bahakan tahun.
utnuk membentuk aliansi terapeutik dengan terapis dapat meramalkan hasil akhir.
Pasien skizofrenia yang mampu membentuk aliansi terapeutik yang baik cenderung
bertahan dalam psikoterapi, terapi patuh pada pengobatan, serta memiliki hasil
akhir yang baik pada evaluasi tindak lanjut 2 tahun. Tipe psikoterapi fleksibel yang
36
penyesuaian personal dan sosial serta mencegah terjadinya relaps. Terapi ini
1.12 Komplikasi
penderita dikucilkan oleh masyarakat. Setelah itu dapat juga menjadi korban kekerasan
dan melukai diri sendiri. Pada komplikasi depresi, penderita dapat melakukan tindakan
bunuh diri. Disamping bunuh diri karena depresi dan halusinasi, penderita skizofrenia
yang tadinya tidak merokok, banyak menjadi perokok berat ini diperkirakan karena
faktor obat, yang memblok satu reseptor dalam otak (nikotin). Reseptor nikotin yang
penderita skizofrenia mencari kompensasi dengan mengambil nikotin dari luar, dari
rokok. Dan resiko dari perokok memperpendek usia, karena adanya penyakit saluran
terjadi osteoporosis.4
37
1.13 Prognosis
rawat inap psikiatrik yang pertama untuk skizofrenia, hanya sekitar 10-20% persen yang
dapat dideskripsikan memiliki hasil akhir yang baik. Lebih dari 50% pasien dapat
digambarkan memiliki hasil akhir yang buruk, dengan rawat inap berulang, eksaserbasi
gejala, episode gangguan mood mayor, dan percobaan bunuh diri. Namun, skizofrenia
tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang memburuk dan sejumlah faktor
dikaitkan dengan prognosis yang baik. Angka pemulihan yang dilaporkan berkisar dari
10-60%, dan taksiran yang masuk akal adalah bahwa 20-30% pasien terus mengalami
gejala sedang, dan 40-60% pasien tetap mengalami hendaya secara signifikan akibat
1.14 Pencegahan
Mengingat belum bisa diketahui penyebab pastinya, jadi skizofrenia tidak bisa
dicegah. Lantaran pencegahannya sulit, maka deteksi dan pengendalian dini penting,
terutama bila sudah ditemukan adanya gejala. Dengan pengobatan dini, bila telah
didiagnosis dapat membuat penderita normal kembali, serta mencegah terjadinya gejala
skizofrenia berkelanjutan.4
38
DAFTAR PUSTAKA
2010.h.170-94.
Sadock VA. Kaplan & sadock’s concise textbook of clinical psychiatry. Edisi
4. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi ke-2. Surabaya: Airlangga
39