Anda di halaman 1dari 27

DEMENSIA

Pembimbing :
dr. Yoseph Chandra, M.Kes

Dibuat oleh :
Mendy
(11-2015-085)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 18 APRIL – 21 MEI 2016
RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR CIPTO SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang


menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali
menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral
symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-
disruptive) demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala
yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan
kepribadian dan tingkah laku.
Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati secara
abnormal. Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak
degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas
bila mengalami demensia.
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan
untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Definisi demensia
Demensia ialah suatu sindrom yang terdiri dari gejala-gejala gangguan daya
kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun
bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak
atau sedikit demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia.1

2. Definisi demensia menurut WHO


Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya
kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur
multiple seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan.
Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif biasanya
disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi.2

1
B. Epidemiologi
 Demensia dianggap penyakit yang timbul pada akhir hidup karena cenderung
berkembang terutama pada orang tua. Sekitar 5% sampai 8% dari semua orang di
atas usia 65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia, dan jumlah ini meningkat
dua kali lipat setiap lima tahun di atas usia itu. Diperkirakan bahwa sebanyak
setengah daripada orang berusia 80-an menderita demensia. Penyebab tersering
demensia di AS dan Eropa adalah penyakit Alzheimer, sedangkan di Asia
diperkirakan demensia vaskular merupakan penyebab tersering demensia.
Penyebab tersering demensia di AS dan Eropa adalah penyakit Alzheimer,
sedangkan di Asia diperkirakan demensia vaskular merupakan penyebab tersering
demensia. Tipe demensia yang lebih jarang adalah demensia tipe Lewy body,
Demensia Fronto-temporal dan demensia pada penyakit Parkinson.4

C. Etiologi

Penyebab penyakit Alzheimer sampai saat ini masih belum pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diperkirakan dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bukti
yang sejalan, yaitu:
- Usia
Bertambahnya usia memang menjadi salah satu faktor resiko paling penting
seseorang menderita penyakit Alzheimer. Walaupun begitu penyakit Alzheimer ini
dapat diderita oleh semua orang pada semua usia. Namun 96% diderita oleh
individu yang berusia 40 tahun keatas.
- Genetik
Faktor genetik merupakan faktor resiko penting kedua setelah faktor usia. Individu
yang memiliki hubungan keluarga yang dekat dengan penderita beresiko dua kali
lipat untuk terkena Alzheimer. Pada penderita early onset umumnya disebabkan
oleh faktor turunan. Tetapi secara keseluruhan kasus ini mungkin kurang dari 5%
dari semua kasus Alzheimer. Sebagian besar penderita Down’s Syndrome memiliki
tanda-tanda neuropatholigic Alzheimer pada usia 40 tahun.
- Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, maka prevalensi wanita yang menderita Alzheimer lebih
banyak tiga kali lipat dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan karena usia
harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan dengan pria.
- Pendidikan
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki faktor pelindung dari
resiko menderita Alzheimer, tetapi hanya untuk menunda onset manifestasi klinis.
Hal ini disebabkan karena edukasi berhubungan erat dengan intelegensi, oleh karena

2
itu ada juga penderita dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Tetapi beberapa ahli
mengatakan bahwa kemampuan linguistik seseorang lebih baik dalam hal menjadi
prediktor daripada edukasi.
- Trauma kepala
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penyakit Alzheimer
dengan trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita
demensia pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary
tangles.

D. Klasifikasi Demensia
Demensia dapat dibagi dalam demensia yang reversible dan yang tak reversible.
Pada demensia yang reversible, daya kognitif global dan fungsi luhur lainnya terganggu
oleh karena metabolisme neuron-neuron kedua belah hemisferium tertekan atau
dilumpuhkan oleh berbagai sebab. Apabila sebab ini dapat dihilangkan, maka
metabolisme kortikal akan berjalan sempurna kembali. Dengan demikian fungsi luhur
dalam keseluruhannya akan pulih kembali. Apabila sebab ini sudah menimbulkan
kerusakan infrastruktur neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih
kembali dan demensia menetap.1

Dementia reversible (dapat dirawat) 3

 Demensia akibat penyalahgunaan bahan kimia


(marijuana/methamphetamines,cocain heroin/alcohol).
 Tumor yang dapat dioperasi
 Subdural hematoma
 Normal-pressure hydrocephalus
 Kelainan metabolic, seperti kekurangan vitamin B12
 Hypothyroidisn
 Hypoglycemia

Dementia irreversible 3

 Alzheimer’s disease
 Multi-infark dementia (stroke)
 Dementia akibat penyakit Parkinson
 AIDS dementia complex
 Creutzfeldt-jakob disease

3
E. Patogenesis

Sejumlah patogenesa penyakit alzheimer yaitu:


a. Faktor genetik
Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer iniditurunkan
melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garispertama pada keluarga
penderita alzheimer mempunyai resiko menderitademensia 6 kali lebih besar
dibandingkan kelompok kontrol normal. Pemeriksaan genetika DNA pada penderita
alzheimer dengan familial early onset terdapat kelainan lokus pada kromosom 21
diregio proximallog arm, sedangkan pada familial late onset didapatkan kelainan
lokuspada kromosom 19. Begitu pula pada penderita down syndrom memempunyai
kelainan gen kromosom 21, setelah berumur 40 tahunterdapat neurofibrillary tangles
(NFT), senile plaque dan penurunan Marker kolinergik pada jaringan otaknya yang
menggambarkan kelainan histopatologi pada penderita alzheimer.
Hasil penelitian penyakit alzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50%
adalah monozygote dan 50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa
faktor genetik berperan dalam penyakit alzheimer. Pada sporadik non familial (50-
70%), beberapa penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini
menunjukkan bahwa kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetika
pada alzheimer.

b. Faktor infeksi
Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluargapenderita
alzheimer yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan
adanya antibodi reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan
saraf pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi.
Beberapa penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru, diduga
berhubungan dengan penyakit alzheimer. Hipotesa tersebut mempunyai beberapa
persamaan antara lain, manifestasi klinik yang sama, tidak adanya respon imun yang
spesifik, adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat, timbulnya gejala
mioklonus, adanya gambaran spongioform

c. Faktor lingkungan
Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam
patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antar alain, aluminium, silicon,
mercury, zinc. Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada susunan saraf
pusat yang ditemukan neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS).
Hal tersebut diatas belum dapat dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan

4
aluminum adalah penyebab degenerasi neurosal primer atau sesuatu hal yang
tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan keadan
ketidakseimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang
belum jelas. Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan
depolarisasi melalui reseptor N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke
intraseluler (Cairan-influks) danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler
dengan akibat kerusakan dan kematian neuron.

d. Faktor imunologis
Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer
didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan
alpha protein, anti trypsin alphamarcoglobuli dan haptoglobuli.
Heyman (1984), melaporkan terdapat hubungan bermakna dan meningkat dari
penderita alzheimer dengan penderita tiroid. Tiroid Hashimoto merupakan penyakit
inflamasi kronik yang sering didapatkanpada wanita muda karena peranan faktor
immunitas

e. Faktor trauma
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan
trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia
pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.

f. Faktor neurotransmiter
Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita alzheimer mempunyai
peranan yang sangat penting seperti asetilkolin, noradrenalin, dopamin, serotonin,
MAO (Monoamine Oksidase).

F. Gejala klinis

Alzheimer's Disease and Related Disorders Association (2001), membuat 10 gejala


penyakit Alzheimer Demensia yang sering muncul. Gejala-gejala tersebut adalah sebagai
berikut:
- Hilang ingatan
Pada awalnya penderita akan mengalami penurunan fungsi kognitif yang dimulai
dengan sulit mengingat informasi baru dan mudah melupakan informasi yang baru
saja didapat. Semakin lama individu menderita Alzheimer, penurunan fungsi
kognitif ini akan semakin parah. Pada gejala ini biasanya juga disertai dengan gejala

5
agnosia, yaitu: kesulitan mengenali orang-orang yang disayanginya, seperti keluarga
dan teman.
- Apraxia
Hal ini ditandai dengan penderita sulit mengerjakan tugas yang familiar. Penderita
sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sehari-hari yang sangat
mereka ketahui, contohnya mereka tidak mengetahui langkah-langkah untuk
menyiapkan makanan, berpakaian, atau menggunakan perabot rumah tangga.
- Gangguan bahasa
Pada awalnya penderita akan terlihat sulit untuk mencari kata yang tepat dalam
mengungkapkan isi pikirannya. Semakin parah penyakitnya, maka ucapan dan/ atau
tulisan penderita jadi sulit untuk dimengerti karena penderita menggunakan kalimat
dengan substitusi kata-kata yang tidak biasa digunakan. Contohnya: jika penerita
sulit menemukan sikat giginya, maka ia akan bertanya "sesuatu untuk mulut saya".
- Disfungsi visuo-spatial yang ditandai dengan disorientasi waktu dan tempat.
Penderita dapat tersesat di jalan dekat rumahnya sendiri, lupa di mana ia berada,
bagaimana ia sampai ke tempat tersebut, dan tidak tahu bagaimana caranya kembali
ke rumah.
- Disfungsi eksekutif
Hal ini disebabkan karena frontal lobe penderita mengalami gangguan, ditandai
dengan: sulit menyelesaikan masalah, reasoning, pembuatan keputusan dan
penilaian. Misalnya penderita mengenakan baju tanpa mempertimbangkan cuaca,
memakai beberapa kaos di hari yang panas/ memakai pakaian yang sangat minim
ketika cuaca dingin.
- Bermasalah dengan pemikiran abstrak
Menyeimbangkan buku cek dapat menjadi begitu sulit ketika tugas tersebut lebih
rumit dari biasanya. Namun demikian, pada penderita, mereka akan benar-benar
lupa berapa jumlah atau angkanya, dan apa yang harus mereka lakukan terhadap
angka-angka tersebut.
- Salah menempatkan segala sesuatu
Penderita akan meletakkan segala sesuatu pada tempat yang tidak sewajarnya,
contoh: meletakkan gosokan di dalam freezer atau meletakkan jam tangan di dalam
mangkuk gula.
- Perubahan moody atau tingkah laku
Setiap orang dapat menjadi sedih atau moody dari waktu ke waktu, tetapi penderita
menampilkan mood yang berubah-ubah dari tenang menjadi ketakutan kemudian
menjadi marah secara tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas.
- Perubahan kepribadian

6
Merupakan bentuk lanjutan dari perubahan moody, ditandai dengan gejala psikitrik
dan perilaku. Penderita dapat sangat berubah, menjadi benar-benar kacau, penuh
kecurigaan, cemas, ketakutan atau menjadi bergantung pada anggota keluarga.
Menurut Ethical Digest, untuk gejala psikitrik, sekitar 50% penderita mengalami
depresi. Selain itu penderita juga sering mengalami delusi paranoid dan terkadang
juga mengalami halusinasi (dengar, visual, dan haptic). Sedangkan untuk gangguan
perilaku, meliputi agitasi (aktivitas verbal maupun motorik yang berlebihan dan
tidak selaras), wandering (mondar-mandir, mencari-cari/ membututi caregiver ke
mana pun mereka pergi, berjalan mengelilingi rumah, keluyuran), dan gangguan
tidur (berupa disinhibisi, yaitu perilaku yang melanggar norma-norma sosial, yang
disebabkan oleh hilangnya fungsi pengendalian diri individu).
- Kehilangan inisiatif/ apatis
Penderita jadi pasif, duduk di depan televisi selama berjam-jam, tidur lebih dari
biasanya atau tidak ingin melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.

Selain 10 gejala tersebut, juga terdapat penanda neuropatologis demensia


Alzheimer, yaitu neurotic plaque dan neurofibrillary tangles. Neurotic plaque pada
penderita memiliki 2 jenis plaque amyloid, yaitu diffuse plaques dan plaque ”burn-out”.
Sedangkan neurofibrillary tangles adalah kumpulan filamen abnormal dalam sel syaraf di
otak, dimana filamen ini terhubung dengan protein tau dan merupakan tanda tipikal dari
penyakit Alzheimer. Gangguan patologis lainnya yang umum terlihat pada otak penderita
adalah neuropil threads, granulovascuolar degeneration, dan amyloid angiopathy
(ETHICAL DIGEST: Alzheimer, Edisi 45 tahun V, November 2007).
Berdasarkan National Alzheimer's Association (2003), gejala-gejala Alzheimer di atas
dapat dibagi menjadi 3 tahap, sesuai dengan tingkat keparahannya, yaitu:
- Gejala ringan, umum terdapat pada penderita early onset, yaitu: sering bingung dan
melupakan informasi yang baru dipelajari, disorientasi (tersesat di daerah yang
dikenalnya dengan baik), bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin, mengalami
perubahan dalam kepribadian dan penilaian.
- Gejala menengah, yaitu: kesulitan dalam mengerjakan aktivitas hidup sehari-hari
(makan, mandi), cemas, curiga, agitasi, mengalami gangguan tidur, keluyuran,
agnosia. Gejala akut, umum pada penderita late onset, yaitu: kehilangan
kemampuan berbicara, hilangnya nafsu makan, menurunnya berat badan, tidak
mampu mengontrol otot spinchtes, sangat tergantung pada caregiver atau pengasuh.

7
G. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umum berguna untuk mendeteksi kelainan-kelainan
metabolit yang mungkin timbul pada penderita tersebut.2 Tanda-tanda regresi sel-sel
saraf otak yang ditunjukkan dengan 8ataka-refleks berikut : 1
a. “Snout reflex”
Pada penderita dengan demensia tiap kali bibir atas atau bawah diketuk
m.orbikularis oris berkontraksi.

b. Refleks 8atakana
Orang dengan demensia akan memejamkan matanya setiap kali glabelanya
diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-kali pada
8atakana timbul dua tiga kali saja, dan selanjutnya mata tidak akan memejam
lagi.

c. Refleks palmomental
Pada penderita dengan demensia, goresan pada kulit tenar membangkitkan
kontraksi otot mentalis ipsilateral.

8
H. ALAT TOLAK UKUR DEMENSIA
1. Pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Examination)
Pemeriksaan fisik ditunjang dengan pemeriksaan MMSE yang berguna untuk
mengetahui kemampuan orientasi, registrasi, perhatian, daya ingat, kemampuan
bahasa, dan berhintung.2

Tabel. Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)

NILAI
NO TES
MAKSIMAL
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (Bulan), (tanggal), Hari apa ? 5
2 Kita berada dimana? (Negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), 5
(lantai/kamar)
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 3
detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1
untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan.

ATENSI DAN KALKULUS


4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. 5
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata
“WAHYU” (Nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan ;
misalnya uyahw = 2 nilai.
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3
BAHASA
6 Pasien disuruh menyebut nama benda yang ditunjukkan (pensil, 2
buku)
7 Pasien disuruh mengulangi kata-kata: “namun”, “tanpa”, “bila”. 1
8 Pasien disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan 3

9
anda!, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai!”.
9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkanlah 1
mata anda”
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1
11 Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1

Total 30

Skor

 Nilai 24-30 : Normal


 Niali 17-23 : Gangguan kognitif Probable
 Nilai 0-16 : Gangguan kognitif 10atakana10e

10
2. Pemeriksaan Montreal Cognitive Assesment

11
PEMERIKSAAN SKRINING MONTREAL COGNITIVE ASSESSMENT VERSI INDONESIA (MoCA-InA)

1. Menelusuri Jejak Secara Bergantian (Alternating Trail Making)


Instruksi:
“Buatlah garis yang menghubungkan sebuah angka dan sebuah huruf dengan urutan
meningkat. Mulailah di sini (tunjuk angka [1] dan tariklah sebuah garis dari angka 1 ke
huruf A, kemudian menuju angka 2 dan selanjutnya. Akhiri di sini [tunjuk huruf (E)]

Penilaian:
Berikan nilai 1 bila subyek menggambar dengan sempurna mengikuti pola berikut ini:
1-A-2-B-3-C-4-D-5-E, tanpa ada garis yang salah. Setiap kesalahan yang tidak segera
diperbaiki sendiri oleh subyek diberi nilai 0

2. Kemampuan visuokonstruksional (kubus)


Instruksi:
“Contohlah gambar berikut setepat mungkin pada tempat yang disediakan di bawah ini”

Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk gambar yang benar:
 Gambar harus tiga dimensi
 Semua garis tergambar
 Tidak terdapat garis tambahan
 Garis-garis tersebut 12atakana sejajar dan panjangnya sesuai (bentuk prisma segi
empat dapat diterima)
Nilai tidak diberikan untuk masing-masing elemen jika kriteria di atas tidak dipenuhi

3. Kemampuan visuokonstruksional (jam dinding)


Instruksi:
“Gambarlah sebuah jam dinding, lengkapi dengan angka-angkanya dan buat waktunya
menjadi pukul 11 liwat 10 menit”

Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk masing-masing dari tiga kriteria berikut:
 Bentuk (nilai 1): bentuk jam harus berupa lingkaran dengan hanya sedikit distorsi
(mis: ketidak sempurnaan dalam menutup lingkaran)
 Angka (nilai 1): semua angka yang terlihat dalam jam harus lengkap tanpa
tambahan angka; angka harus diletakkan dalam urutan yang tepat dan dalam
kuadran yang sesuai dengan bentuk jam; angka-angaka Romawi dapat diterima;
angka dapat diletakkan di luar lingkaran
 Jarum jam (nilai 1): harus terdapat dua jarum jam yang secara bersamaan
menunjukkan waktu yang dimaksud. Jarum yang menunjukkan jam harus secara jelas
lebih pendek dari jarum yang menunjukkan menit; jarum jam harus berpusat di dalam
lingkaran dengan pertemuan kedua jarum berada dekat dengan pusat lingkaran
Nilai tidak diberikan untuk masing-masing elemen jika kriteria di atas tidak dipenuhi

4. Penamaan
Instruksi:
“Katakan kepada saya nama dari binatang ini (dimulai dari kiri)”

Penilaian:
Masing-masing 1 nilai diberikan untuk jawaban berikut (1) Gajah, (2) Badak, (3) Unta

5. Daya Ingat

12
Instruksi:
“Ini adalah pemeriksaan daya ingat. Saya akan membacakan sederet kata yang harus anda
ingat sekarang dan nanti. Dengarkan baik-baik, setelah saya selesai 13atakana kepada saya
sebanyak mungkin kata yang dapat anda ingat, tidak masalah disebutkan tidak berurutan “
(kemudian pemeriksa membacakan 5 kata dengan kecepatan satu kata setiap detik).
Tandai dengan tanda centang (√) di tempat yang disediakan, untuk tiap kata yang dapat
diingat secara benar oleh subjek pada pemeriksaan pertama. Ketika subjek menunjukkan
bahwa ia telah selesai (telah mengingat semua kata) atau sudah tidak dapat lagi
mengingat kata lainnya, bacakan sederet kata untuk kedua kalinya disertai instruksi
berikut:
“Saya akan membacakan sederet kata yang sama untuk keduaklinya. Cobalah untuk
mengingat dan katakana kepada saya sebanyak mungkin kata yang dapat anda ingat,
termasuk kata-kata yang sudah anda sebutkan di kesempatan pertama”.
Di akhir pemeriksaan kedua, jelaskan kepada subjek bahwa dia akan diminta lagi untuk
mengingat kembali kata-kata tersebut dengan mengatakan “Saya akan meminta anda
untuk mengingat kembali kata-kata tersebut pada akhir pemeriksaan”.

Penilaian:
Tidak ada nilai yang diberikan untuk pemeriksaan pertama dan kedua

6. Perhatian
Rentang Angka Maju (Forward Digit Span)
Instruksi:
“Saya akan mengucapkan beberapa angka, dan setelah saya selesai, ulangi apa yang saya
ucapkan tepat sebagaimana saya mengucapkannya”
(Bacakan kelima urutan angka dengan kecepatan satu angka setiap detik)

Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk tiap urutan angka yang diulangi secara benar

Rentang Angka mundur (Backward Digit Span)


Instruksi:
“Sekarang saya akan mengucapkan beberapa angka lagi, akan tetapi jika saya sudah
selesai, anda harus mengulangi apa yang saya ucapkan dalam urutan terbalik”
(Bacakan ketiga urutan angka dengan kecepatan satu angka setiap detik)

Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk tiap urutan angka yang diulangi secara benar. (N.B.: jawaban yang
benar untuk pemeriksaan angka mundur adalah 2-4-7)

Kewaspadaan
Instruksi:
“Saya akan membacakan sebuah urutan huruf, setiap kali saya mengucapkan huruf “A”,
tepuk tangan anda sekali, jika saya mengucapkan huruf lainnya jangan tepuk tangan anda”

Penilaian:
Berikan nilai 1 jika terdapat nol sampai satu kesalahan (tepuk tangan pada huruf yang
salah atau tidak bertepuk tangan pada huruf “A” dihitung sebagai satu kesalahan)

Rangkaian 7 (Serial 7s)


Instruksi:

13
“Sekarang saya ingin anda berhitung dengan cara mengurangi, mulai angka 100 dikurang
tujuh kemudian terus dikurangi dengan angka tujuh sampai saya memberitahukan anda
untuk berhenti”.
Ulangi instruksi ini untuk kedua kali jika diperlukan

Penilaian:
Nilai maksimal adalah 3. Berikan:
nilai 0 : jika tidak ada jawaban yang benar,
nilai 1 : untuk satu jawaban yang benar,
nilai 2 : untuk 2 sampai tiga jawaban yang benar,
nilai 3 : jika subyek dapat memberikan empat atau lima jawaban yang benar.
Hitung setiap jawaban pengurangan 7 yang benar dimulai dari 100. Setiap pengurangan
dinilai secara independen, maksudnya jika subyek menjawab dengan jawaban yang salah
akan tetapi melanjutkan pengurangan 7 yang benar dari angka tersebut, berikan nilai
untuk tiap hasil pengurangan yang benar.
Sebagai contoh, seorang subyek menjawab “92-85-78-71-64” yang mana angka “92”
adalah jawaban yang salah, akan tetapi semua angka berikutnya dikurangi tujuh
jawabannya benar. Dalam hal ini hanya ada satu kesalahan dan nilai yang dapat diberikan
pada bagian ini adalah 3.

7. Pengulangan Kalimat
Instruksi:
“Saya akan membacakan kepada anda sebuah kalimat, setelah itu ulangi kepada saya
tepat seperti apa yang saya bacakan [jeda]:
“Wati membantu saya menyapu lantai hari ini”
Setelah mendapat jawaban, 14atakana: “Sekarang saya akan membacakan kepada anda
kalimat berikutnya, setelah itu ulangi kepada saya tepat seperti apa yang saya bacakan
[jeda]:
“Tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang”

Penilaian:
Berikan nilai 1 untuk setiap kalimat yang diulangi dengan benar. Pengulangan kalimat
harus urutan yang tepat. Perhatikan kemungkinan kesalahan kecil seperti kata yang
dihilangkan (misalnya, tidak menyertakan kata “saya”, “ketika”) atau adanya penambahan
(misalnya, “Tikus tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang”)

8. Kelancaran Berbahasa
Instruksi:
“Katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda tahu yang dimulai dengan huruf
tertentu yang akan saya 14atakana sesaat lagi. Anda boleh menyebut kata apa saja yang
anda pikirkan kecuali nama orang/nama kota (misalnya Budi, Bandung), dan kata yang
sama ditambah akhiran kata (misalnya, bayar, bayaran). Saya akan meminta anda untuk
berhenti setelah satu menit. Apakah anda siap? [jeda],
“Sekarang 14atakana kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda ketahui yang dimulai
dengan huruf S [beri waktu 60 detik]. Berhenti”

Penilaian:
Berikan niali 1 jika subyek berhasil memberikan 11 kata atau lebih dalam 60 detik. Tulis
jawaban subyek pada bagian bawah atau samping formulir pemeriksaan.

14
9. Kemampuan Abstrak
Instruksi:
“Katakan kepada saya apa kesamaan antara jeruk dan pisang” jika subyek menjawab
dengan jawaban yang konkrit/tidak abstrak, maka tambahan pertanyaan hanya sekali lagi:
“Katakan kepada saya kesamaaan lainnya dari kedua benda tersebut” Jika subyek tidak
memberikan jawaban yang sesuai (buah), 15atakana, “Ya, keduanya adalah buah”. Jangan
memberikan perintah atau penjelasan tambahan.
Setelah latihan, 15atakana: “Sekarang, (beritahu) 15atakana kepada saya apa kesamaan
kereta api dan sepeda.” Setelah mendapat jawaban, lakukan pemeriksaan yang kedua,
dengan mengatakan “Sekarang, (beritahu) 15atakana kepada saya apa kesamaan sebuah
penggaris dan jam tangan”. Jangan memberikan perintah atau penjelasan tambahan.

Penilaian:
Hanya dua pasangan kata terakhir yang dinilai. Berikan nilai 1 untuk tiap pasangan kata
yang dijawab secara benar. Jawaban-jawaban berikut ini dianggap benar:
Kereta Api – Sepeda = alat transportasi, sarana bepergian, kita dapat melakukan
perjalanan dengan keduanya.
Penggaris – Jam tangan = alat ukur, digunakan untuk mengukur
Jawaban-jawaban berikut ini dianggap tidak tepat:
Kereta Api – Sepeda = keduanya mempunyai roda
Penggaris – Jam tangan = keduanya mempunyai angka-angka

10. Memori tertunda


Instruksi:
“Saya telah membacakan beberapa kata kepada anda sebelumnya, dan saya telah
meminta anda untuk mengingatnya. Beritahukan kepada saya sebanyak mungkin kata-
kata tersebut yang bisa anda ingat. Beri tanda centang (√) di tempat yang telah disediakan
untuk setiap kata yang dapat diingat secara spontan tanpa petunjuk.

Penilaian:
Berika nilai 1 untuk setiap kata yang dapat diingat secara spontan tanpa petunjuk apapun.

Pilihan:
Sebagai lanjutan dari tes memori tertunda beri petunjuk kepada subyek dengan petunjuk
kategori 15atakana yang diberikan di bawah ini untuk tiap kata yang belum dapat diingat.
Beri tanda centang (√) pada tempat yang disediakan jika subyek dapat mengingat kata
tersebut dengan bantuan petunjuk kategori atau pilihan ganda. Informasikan kata-kata
yang belum diingat dengan cara berikut ini. Jika subyek masih belum dapat mengingat kata
tersebut setelah diberikan petunjuj kategori, berikan kepadanya pertanyaan pilihan ganda,
seperti contoh instruksi berikut,
“Apakah kata tersebut dari pilihan kata berikut ini, HIDUNG, WAJAH atau TANGAN?”
Gunakan petunjuk kategori dan atau petunjuk pilihan ganda beriut jka diperlukan:

WAJAH : petunjuk kategori: bagian dari tubuh pilihan ganda: hidung, wajah, tangan
SUTERA : petunjuk kategori: jenis kain pilihan ganda: katun, beludru, sutera
MASJID : petunjuk kategori: jenis bangunan pilihan ganda: masjid, sekolah, rumah
sakit
ANGGREK : petunjuk kategori: jenis bunga pilihan ganda: mawar, anggrek, melati
MERAH : petunjuk kategori: warna pilihan ganda: merah, biru, hijau

15
Penilaian:
Tidak ada nilai yang diberikan untuk kata-kata yang dapat diingat dengan bantuan
petunjuk. Petunjuk digunakan hanya untuk memperoleh informasi klinis dan dapat
memberikan informasi tambahan yang diperlukan mengenai jenis kelainan daya ingat.
Untuk penurunan daya ingat yang disebebkan oleh kegagalan proses mengingat kembali
(retrieval failures), kinerja dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk. Untuk
penurunan daya ingat yang disebaban oleh kegagalan menerjemahkan sandi ingatan
(encoding failures), kinerja tidak dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk.

11. Kemampuan Orientasi


Instruksi:
“Katakan kepada saya tanggal hari ini”
Jika subyek tidak dapat memberikan jawaban yang lengkap, berikan tanggapan dengan
mengatakan “Katakan kepada saya tahun, bulan, tanggal dan hari pada saat ini” kemudian
16atakana: “Sekarang, 16atakana kepada saya nama tempat ini dan berada di kota apa?”

Penilaian:
Berikan nilai satu untuk tiap jawaban yang benar. Subyek harus menjawab secara tepat
untuk tanggal dan nama tempat (nama rumah sakit, klinik, kantor). Tidak ada nilai yang
diberijkan jika subyek membuat kesalahan walau satu hari dalam penyebutan tanggal.

NILAI TOTAL:

Nilai maksimal sebesar 30

Nilai total akhir 26 atau lebih dianggap normal

Berikan tambahan 1 nilai untuk individu yang mempunyai pendidikan formal selama 12 tahun atau
kurang (tamat Sekolah Dasar-tamat Sekolah Menengah Atas), jika total nilai kurang dari 30.

16
3. Pemeriksaan SLUM10

17
4. Abbreviated Mental Test (AMT)

Intepretasi :

~ Normal: 8-10
~ Gangguan ingatan sedang: 4-7
~ Gangguan ingatan berat: 0-3

18
Tabel : Skor Iskemik Hachinski2

Riwayat dan Gejala Skor


Awitan mendadak 2
Deteriorasi bertahap 1
Perjalanan Klinis fluktuatif 2
Kebingungan malam hari 1
Kepribadian relative tidak terganggu 1
Depresi 1
Keluhan somatic 1
Emosi labil 1
Riwayat hipertensi 1
Riwayat penyakit serebrovaskuler 2
Arteriosklerosis penyerta 1
Keluhan neurologi fokal 2
Gejala neurologi fokal 2

Skor iskemik Hachinski berguna untuk membedakan demensia Alzheimer dengan demensia
vaskuler

 Bila skor ≤ 4 : demensia Alzheimer


 Bila skor ≥ 7 : demensia Vaskuler

19
I. Diagnosis banding
 Penurunan kognitif akibat usia
Apabila usia meningkat, terjadi kemunduran memori yang ringan. Volume otak
akan berkurang dan beberapa sel saraf atau neurons akan hilang.
 Depresi
Biasanya orang yang depresi akan pasif dan tidak berespon. Kadang-kadang keliru
dan pelupa.
 Delirium
Adanya kekeliruan dan perubahan status mental yang cepat. Individu ini
disorientasi, pusing, inkoheren. Delirium disebabkan keracunan atau infeksi yang dapat
diobati.Biasanya sembuh sempurna setelah penyebab yang mendasari diatasi
 Kehilangan memori
Antara penyebab kehilangan memori yang lain adalah malnutrisi, dehidrasi, fatigue,
depresi, efek samping obat, gangguan metabolik, trauma kepala, tumor otak jinak, infeksi
bakteri atau virus dan Parkinson

20
J. Penatalaksanaan
1) Tatalaksana Demensia Alzheimer
Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan
patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya
memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin B, C, dan
E belum mempunyai efek yang menguntungkan.
- Inhibitor kolinesterase
Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk pengobatan
simptomatik penyakit alzheimer, dimana penderita alzheimerdidapatkan penurunan kadar
asetilkolin.Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan
antikolinesterase yang bekerja secara sentral seperti fisostigmin, THA
(tetrahydroaminoacridine). Pemberian obat ini dikatakan dapat memperbaikimemori
danapraksia selama pemberian berlangsung. Beberapa penelitimenatakan bahwa obat-
obatan anti kolinergik akan memperburukpenampilan intelektual pada orang normal dan
penderita alzheimer.
- Thiamin
Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan penurunan
thiamin pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate(75%) dan transketolase
(45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal padanukleus basalis. Pemberian thiamin
hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hariselama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan
bermakna terhadap fungsikognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.
- Nootropik
Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaikifungsi
kognisi dan proses belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian4000 mg pada
penderita alzheimer tidak menunjukkan perbaikan klinis yangbermakna.
- Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkankerusakan
noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yangmerupakan noradrenergik alfa
2 reseptor agonis dengan dosis maksimal 1,2mg peroral selama 4 minggu, didapatkan
hasil yang kurang memuaskanuntuk memperbaiki fungsi kognitif.
- Haloperidol

21
Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi,halusinasi) dan
tingkah laku. Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4minggu akan memperbaiki
gejala tersebut. Bila penderita alzheimer menderita depresi sebaiknya diberikan tricyclic
anti depresant (amitryptiline25-100 mg/hari).
- Acetyl L-Carnitine (ALC)
Merupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdriadengan bantuan
enzym ALC transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa ALC dapat meningkatkan
aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase.Pada pemberian dosis 1-2
gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan,disimpulkan bahwa dapat memperbaiki
atau menghambat progresifitaskerusakan fungsi kognitif.

2) Tatalaksana Demensia Vaskular


a. Tatalaksana komprehensif
- Terapi Suportif
Berikan perawatan fisik yang baik, misalnya nutrisi yang bagus, kacamata, alat bantu
dengar, alat proteksi (untuk anak tangga, kompor, obat-obatan) dan lain-lain. Sewaktu-
waktu mungkin perlu pembatasan/pengekangan secara fisik.
Pertahankan pasien berada dalam lingkingan yang sudah dikenalnya dengan baik, jika
memungkinkan. Usahakan pasien dikelilingi oleh teman-teman lamanya dan benda-benda
yang biasa ada di dekatnya. Tingkatkan daya pengertian dan partisipasi anggota keluarga.
Pertahankan keterlibatan pasien melalui kontak personal, orientasi yang sering
(mengingatkan nama hari, jam, dsb). Diskusikan berita aktual bersama pasien.
Pergunakan kalender, radio, televisi. Aktifitas harian dibuat terstruktur dan terencana.
Bantulah untuk mempertahankan rasa percaya diri pasien. Rawatlah mereka sebagai
orang dewasa (jangan perlakukan sebagai anak kecil, jaga dignity dari pasien-komentar
penerjemah). Rencana diarahkan kepada kekuatan/kelebihan pasien. Bersikaplah
menerima dan menghargai pasien.
Hindari suasana yang remang-remang, terpencil; juga hindari stimulasi yang berlebihan.
- Terapi Simtomatik
Kondisi pasien psikiatrik memerlukan obat-obatan dengan dosis yang sesuai :

22
 Ansietas akut, kegelisahan, agresi, agitasi: Haloperidol 0,5 mg per oral 3 kali
sehari (atau kurang); Risperidon 1 mg peroral sehari. Hentikan setelah 4-6
minggu.
 Ansietas non psikotik, agitasi: Diazepam 2 mg per oral dua kali sehari, venlafaxin
XR. Hentikan setelah 4-6 minggu.
 Agitasi kronik: SSRI (misal Fluozetine 10-20 mg/hari) dan atau Buspiron (15 mg
dua kali sehari); juga pertimbangkan Beta Blocker dosis rendah.
 Depresi: pertimbangkan SSRI dan anti depresan baru lainnya dahulu; dengan
Trisiklik mulai perlahan-lahan dan tingkatkan sampai ada efek – misal
Desipramin 75-150 mg per oral sehari.
 Insomnia: hanya untuk penggunaan jangka pendek.
- Terapi Khusus :
Identifikasi dan koreksi semua kondisi yang dapat diterapi. Tidak ada terapi obat khusus
untuk demensia yang ditemukan bermanfaat secara konsisten, walaupun banyak yang
sedang diteliti (misal vasodilator serebri, antikoagulan, stimulan metabolik serebri,
oksigen hiperbarik).
Perubahan perilaku dan berbagai aspek psikologis pada orang dengan demensia
merupakan problem tersendiri bagi keluarga. Tidak jarang hal ini membuat suasana kacau
dan mengakibatkan stres bagi pelaku rawat (caregiver). Untuk itu perlu adanya strategi
penanganan yang tepat agar gangguan perilaku pada demensia seperti agitasi, wandering,
depresi, delusi paranoid, apatis, halusinasi, dan agresivitas (verbal/fisik) dapat diatasi.
Strategi tatalaksana meliputi pengembangan program aktivitas dan pemberian obat bila
perlu. Program aktivitas meliputi stimulasi kognitif, mental, dan afektif yang dikemas
dalam bentuk yang sesuai untuk pasien tersebut.

Tatalaksana demensia harus disesuaikan dengan tahapan demensia, kondisi lingkungan,


dan sumber-sumber dukungan yang ada (fisik maupun finansial), sarana terapi yang tersedia,
serta harapan pasien dan keluarganya.
Pemberian obat untuk gangguan perilaku pada demensia bersifat simtomatik, dapat
dipergunakan beberapa jenis psikotropik dalam dosis kecil. Pemeilihan jenis terapi harus sesuai
dengan target terapi berdasarkan hasil pengkajian yang cermat dan menyeluruh.

23
b. Prevensi dan Rehabilitasi
Di tingkat sekunder, pencegahan progresivitas penyakit dilakukan dengan pemberian obat
yang dapat menahan laju perkembangan demensia. Dalam hal ini diperlukan keteraturan dan
kesinambungan obat dalam jangka waktu lama.
Pada tingkat tersier, upaya pencegahan perburukan fungiskognitif dilakukan dengan
program aktivitas dan stimulasi (jangan berlebihan atau di luar batas kemampuan individu),
terapi kenangan (reminiscence), validation, snoezelen, penyesuaian lingkungan dan latihan
orientasi realitas. Rehabilitasi kognitif dalma hal ini bererti mengawetkan (preserve) fungsi-
fungsi (aset) kognitif yang masih ada, bukan mengembalikan kepada fungsi semula.

K. Prognosis
Prognosis demensia vascular lebih bervariasi dari penyakit Alzheimer, pasien dengan
penyakit Alzheimer mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4 – 10 tahun sesudah diagnosis
dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder. Penyebab kematian lainnya untuk
demensia secara umum adalah komplikasi dari demensia, penyakit kardiovaskular, dan berbagai
faktor seperti keganasan.

24
BAB III
KESIMPULAN

Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya kelainan yang
bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi,
kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu.
Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan
motivasi.
Demensia Alzheimer merupakan demensia yang paling sering terjadi dan belum ada
penyembuhannya. Demensia vascular merupakan merupakan penyakit kedua setelah demensia
Alzaimer yang dapat menyebabkan demensia. Sebagai dokter kita perlu memberikan edukasi
terhadap pasien dan keluarga pasien. Menasihati keluarga pasien supaya sentiasa mendukung dan
bersabar.

25
Daftar Pustaka

1. Prof. DR, Mahar Mardjono; Prof.DR, Priguna Sidharta; Dementia; neurolgi klinis dasar;
Dian rakyat; 2009 Bab VI halaman 211-213.
2. Dr George Dewanto,Sp.S; Dr wita J. Suwono, Sp.S; Dr Budi Riyanto, Sp.S; Dr Yuda
Turana, Sp.S Demensia Alzheimer, demensia Vaskular, Farmako terapi demensia;
Diagnosis & tatalaksana penyakit saraf; Departemen Ilmu penyakit saraf fakultas
kedokteran UNIKA ATMAJAYA; penerbit buku kedokteran 2009 Bab 12 hal 174-183.
3. Dementia ; A.D.A.M Medical Encyclopedia.;Pub Med Health; Diunduh dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001748/ pada 17/12/2014.
4. Alzheimer’s Disease Health Center; Web MD; Diunduh dari
http://www.webmd.com/alzheimers/guide/alzheimers-dementia.page=2 Pada 20/11/2012
5. Processes which affect the brain; Dementia care center; Diunduh dari
http://www.dementiacarecentral.com/node/1458 pada 17/12/2014.
6. Alzheimer’S disease; neuropathology web; Diunduh dari http://neuropathology-
web.org/chapter9/chapter9bAD.html pada 17/12/2014
7. Demensia (penurunan daya ingat), diunduh dari
www.emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id pada 17/12/2014.
8. Clinical Dementia Rating, diunduh dari:
http://www.dementiaassessment.com.au/global/cdr_scale.pdf pada 17/12/2014
9. Montreal Cognitive Assesment, diunduh dari:
https://www.scribd.com/doc/97522386/MOCA-InA-Instruksi-Dan-Penilaian#download
pada 17/12/2014
10. SLUMS Examination, diunduh dari:
http://medschool.slu.edu/agingsuccessfully/pdfsurveys/slumsexam_05.pdf pada
17/12/2014

26

Anda mungkin juga menyukai