Anda di halaman 1dari 90

KETRAMPILAN KEPRAMUKAAN

( SCOUTING SKILLS)
UNTUK PENEGAK

Oleh :
Natal Kristiono,S.Pd.,M.H.

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Salam Pramuka,
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah, sehingga
kami dapat menyelesaikan buku Ketrampilan Kepramukaan
Untuk Penegak.
Penerbitan diktat ini melibatkan berbagai pihak dan bertujuan
sebagai pegangan mahasiswa mata kuliah Pendidikan Generasi
Muda dan Kepramukaan program studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang dalam rangka turba dan praktek mengajar. Penulis
berupaya menyusun buku ajar ini untuk membantu pramuka
penegak dalam mempelajari teknik serta ketrampilan dalam
kepramukaan.
Di dalam buku ini disajikan teori-teori tentang kepramukaan
sehingga para pramuka penegak mengetahui, dan memahami
bagaimana sejatinya kepramukaan itu sendiri serta di harapkan
mampu mengamalkan Tri Satya dan Dasa Dharma, serta nilai-nilai
Pancasila. Pramuka penegak juga di harapkan mampu menerapkan
ketrampilan pramuka di kehidupannya nanti. Dengan demikian,
semoga buku ketrampilan kepramukaan ini dapat menjadi bekal
minimal yang harus di pelajari pramuka penegak dalam menempuh
dunia kepramukaan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu proses pembuatan, serta berkontribusi baik materi
maupun pikirannya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Semarang, 5 januari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................. iii

Bab I Pola Pembinaan Pramuka Penegak


1. Pengertian Gerakan Pramuka ......................................... 1
2. Maksud Dan tujuan ........................................................ 2
3. Dasar .............................................................................. 2
4. Pengertian....................................................................... 2
5. Masalah Dan Pendekatan ............................................... 4
6. Sasaran Pembinaan......................................................... 4
7. Prinsip Pembinaan .......................................................... 5
8. Wadah Pembinaan .......................................................... 6
9. Pelaksanaa Pembinaan ................................................... 7
10.Materi Pembinaan ......................................................... 7
11.Mekanisme Pembinaan ................................................. 7
12.Organisasi ...................................................................... 11
13.Metode Kegiatan ........................................................... 13
14.Jenis Kegiatan ............................................................... 14
Bab II Manajemen Organisasi
1. Pengertian Manajemen Organisasi ................................. 16
2. Tujuan Manajemen Organisasi....................................... 17
3. Fungsi Manajemen Organisasi ....................................... 17

Bab III Tanda Penghargaan, Syarat Kecakapan Dan Tanda


Kecakapan Pramuka Penegak
1. Tanda Penghargaan ........................................................ 19
2. Tata Cara Pemakaian...................................................... 21
3. Syarat Dan Tanda Kecakapan Penegak .......................... 23

iii
Bab IV Survival
1. Pengertian Survival ........................................................ 26
2. Api .................................................................................. 27
3. Bivak .............................................................................. 28
4. Tanda/Sinyal .................................................................. 29
5. Makanan Dan Minuman ................................................. 31
5. Pertolongan Pertama ...................................................... 32

Bab V Pertolongan Pertama


1. Pengertian Dan Tujuan ................................................... 33
2. Resusitas ........................................................................ 33
3. Bentuk Pertolongan Pertama .......................................... 35

Bab VI Satuan Karya Pramuka ( Saka)


1. Pengertian Dan Jenis Saka ............................................. 40

Bab VII Peraturan Baris Berbaris/Pbb Dan Tata Upacara


Pramuka Penegak
1. Pbb Dasar ....................................................................... 47
2. Tata Upacara Pramuka Penegak ..................................... 52
3. Macam Upacara Di Ambalan Penegak .......................... 54

Bab VIII Pendidikan Bela Negara


1. Pengertian Bela Negara ................................................. 60
2. Upaya Meningkatkan Kesadaran Pemuda Dalam
Bela Negara ........................................................................ 61
3. Hal-Hal Yang Perhatikan Terhadap Semangat
Bela Negara ........................................................................ 63
4. Pemuda Sebagai Wajah Bangsa .................................... 64

Bab IX Bahaya Narkoba


1. Pengertian Narkoba ........................................................ 65
2. Macam-Macam Narkoba ............................................... 66

iv
3. Faktor Yang Mendorong Bahaya Narkoba .................... 69
4. Penyelesaian Atau Solusi .............................................. 74

Bab X Dinamika Kelompok Dan Outbond


1. Pengertian Dinamika Kelompok .................................... 75
2. Ciri-Ciri Dan Fungsi Dinamika Kelompok ................... 75
3. Bentuk Pertolongan Pertama .......................................... 77

Daftar Pustaka .................................................................... 81

v
vi
BAB I
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA
PENEGAK

1. Pengertian Gerakan Pramuka


Berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor : 176 Tahun 2013, Gerakan Pramuka adalah organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan bagi kaum muda. Gerakan Pramuka mempunyai
tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi
kaum muda dengan bimbingan anggota dewasa, guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik,
bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan
nasional serta membangun dunia yang lebih baik. Sebagai
organisasi pergerakan, langkah-langkah pembinaan kaum muda
bergerak maju menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan kaum
muda, serta kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
serta ketentuan-ketentuan pengembangan program peserta didik
yang telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional.
Gerakan Pramuka bertujuan membentuk setiap pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader
bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila serta melestarikan
lingkungan hidup.
Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun
kaum muda dalam satuan pramuka sesuai dengan golongan usia, di
antaranya satuan pramuka penegak yaitu untuk mereka yang
berusia 16 sampai dengan 20 tahun. Pembinaan pramuka penegak
dilaksanakan di kwartir, gugus depan, dan satuan karya pramuka,
bersendikan Sistem Among, dengan menerapkan Prinsip Dasar

vii
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud disusunnya pola dan mekanisme ini adalah untuk
digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan
pembinaan bagi pramuka penegak dengan sistematis dan
terarah.
b. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan pelaksanaan
pembinaan pramuka penegak.
3. Dasar
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka
b. Keputusan Munaslub Gerakan Pramuka Tahun 2012 Nomor
05/Munaslub/2012 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c. Keputusan Munas Gerakan Pramuka Tahun 2008 Nomor
09/Munas/2008 tentang Rencana Strategik Gerakan
Pramuka 2009-2014.
d. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun
2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok
Organisasi Gerakan Pramuka.
e. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun
2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan
Gerakan Pramuka.
f. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 170.A Tahun
2008 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka.
g. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 198 Tahun
2011 tentang Syarat Kecakapan Umum.
4. Pengertian
a. Gugus depan disingkat gudep adalah satuan pendidikan dan
satuan organisasi terdepan penyelenggara pendidikan
kepramukaan serta sebagai wadah berhimpun anggota
muda.

viii
b. Pramuka adalah Warga Negara Indonesia yang aktif dalam
pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya dan
Darma Pramuka. Pramuka juga merupakan sebutan bagi
anggota muda Gerakan Pramuka yang terdiri atas pramuka
siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, dan pramuka
pandega.
c. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
pramuka.
d. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan.
e. Pembina Pramuka adalah tenaga pendidik Gerakan Pramuka
yang bertugas melatih (membina) peserta didik di gugus
depan.
f. Pamong Satuan Karya Pramuka adalah tenaga pendidik
Gerakan Pramuka yang bertugas mendidik peserta didik
pada satuan karya pramuka (saka).
g. Andalan adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka yang
menjadi pengurus di kwartir Gerakan Pramuka.
h. Ambalan adalah satuan gerak untuk golongan pramuka
penegak, dan dipimpin oleh Pradana dengan pendamping
pembina ambalan.
i. Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk
memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu
tujuan tertentu.
j. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha
pendidikan yang dilakukan secara terus menerus oleh
anggota dewasa terhadap peserta didik, dengan
menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, serta Sistem Among yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

ix
k. Pembinaan pramuka penegak adalah proses pendidikan dan
pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan,
keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran
jasmani, dan kepemimpinan bagi pramuka penegak
sehingga dapat hidup mandiri.
l. Pola Pembinaan Pramuka Penegak adalah kerangka kegiatan
pembinaan bagi pramuka penegak.
m. Mekanisme Pembinaan adalah tahapan proses pembinaan
secara terencana, terinci, dan terarah.

5. Masalah dan Pendekatan


Dalam pelaksanaan proses pembinaan pramuka penegak dan
mekanismenya terdapat beberapa masalah yang menjadi tantangan
Gerakan Pramuka, antara lain:
a. Transisi dari masa remaja ke masa dewasa.
b. Urbanisasi dan pengangguran.
c. Situasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan nasional
d. Penurunan nilai moral kaum muda.
e. Perkembangan industrialisasi, teknologi yang tidak terkendali
dan menurunnya kualitas lingkungan hidup.
f. Menurunnya semangat patriotisme dan nasionalisme kaum
muda.
g. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba dan minuman keras
(miras) di kalangan kaum muda.
h. Minat remaja terhadap Gerakan Pramuka semakin berkurang.
Untuk mempermudah mengatasi berbagai masalah, dilakukan
pendekatan melalui:
a. Kemitraan dan konsultasi.
b. Pendidikan yang efektif, efisien, berguna, dan bermanfaat.
c. Peningkatan kreativitas dan kemampuan berinovasi dalam
kegiatan disesuaikanmdengan perkembangan lingkungan.

6. Sasaran Pembinaan

x
Sasaran pembinaan pramuka penegak diarahkan kepada
peningkatan kualitas yang mampu:
a. Melaksanakan kewajiban agamanya secara teratur.
b. Menyampaikan rasa syukur dengan meningkatkan keimanan
dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Menghormati agama dan kepercayaan orang lain.
d. Menjalin komunikasi yang baik di antara keluarga dan
masyarakat di sekitarnya.
e. Mengendalikan emosi diri dan emosi orang lain.
f. Menghargai pendapat orang lain.
g. Bekerjasama dan berinteraksi dengan orang lain di dalam
sebuah kelompok.
h. Mematuhi aturan kelompok dan sanggup menerima
konsekuensinya.
i. Peduli terhadap orang lain dan lingkungannya.
j. Menghimpun dan memproses informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah dalam mengambil keputusan.
k. Berinovasi dan berkreasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kegiatan keterampilan kepramukaan.
l. Mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya.
m. Menjaga dan memelihara kesehatan tubuh antara lain dengan
berolahraga.
n. Memanfaatkan kemampuan fisiknya.
o. Menjelaskan perkembangan fisik dan psikologis manusia.

7. Prinsip Pembinaan
Pembinaan Pramuka penegak adalah untuk mempersiapkan diri
sebagai pemimpin yang bertanggungjawab kepada diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan Tuhan Yang Maha Esa,
melalui tri bina yaitu: bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat.
a. Bina diri adalah kegiatan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.

xi
b. Bina satuan adalah mempersiapkan diri menjadi Instruktur
dalam keterampilan kepramukaan tertentu pada perindukan
siaga dan pasukan penggalang.
c. Bina masyarakat adalah mempersiapkan diri menjadi pemimpin
di masyarakat.

8. Wadah Pembinaan
Wadah pembinaan pramuka penegak adalah sebagai berikut:
a. Wadah pembinaan di gugus depan:
1) Ambalan Penegak
Ambalan penegak adalah satuan gerak untuk golongan
pramuka penegak yang menghimpun sangga dan dipimpin
oleh Pradana dengan didampingi Pembina ambalan sebagai
penasehat.
2) Sangga
Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya
dengan jumlah anggota 4-8 orang pramuka penegak.
3) Sangga Kerja
Sangga kerja adalah wadah untuk melaksanakan suatu tugas
atau kegiatan yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota
sangga yang ada, jumlah anggota disesuaikan dengan beban
tugas atau kegiatan yang diemban. Sangga kerja bersifat
sementara sampai tugas atau kegiatan selesai dilaksanakan.
b. Wadah pembinaan di satuan karya pramuka
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan
dan pembinaan guna menyalurkan minat, mengembangkan
bakat dan menambah pengalaman para pramuka penegak dan
pandega dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta keterampilan. Saka juga memotivasi mereka
untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga
memberi bekal bagi kehidupannya dalam melaksanakan
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai

xii
dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan
pembangunan serta peningkatan ketahanan nasional.
c. Wadah pembinaan di kwartir
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega adalah
wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi
kepemimpinan di tingkat kwartir. Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pandega beranggotakan pramuka penegak dan
pandega yang dipilih dalam Musyawarah Pramuka Penegak dan
Pandega Putri Putra (Musppanitra) bersifat kolektif dan kolegial
yang merupakan bagian integral dari kwartir, berkedudukan
sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan
kepercayaan untuk mengelola kegiatan pramuka penegak dan
pandega.
9. Pelaksana Pembinaan
a. Pembinaan di gugus depan dilaksanakan oleh pembina yang
berfungsi sebagai pembimbing, penasehat, motivator dan
pengarah ambalan penegak.
b. Pembinaan di saka dilaksanakan oleh pamong saka yang
berfungsi sebagai pembimbing, penasehat, motivator dan
pengarah satuan karya pramuka.
c. Pembinaan di kwartir dilaksanakan oleh pimpinan kwartir
yang berfungsi sebagai pembimbing, penasehat,
narasumber, pendukung sarana dan prasarana kegiatan,
motivator dan konsultan Dewan Kerja Pramuka Penegak
dan Pandega.
10. Materi Pembinaan
Materi pembinaan meliputi seluruh aspek kehidupan yang
mencakup ranah pembinaan spiritual, emosional, sosial, intelektual
dan fisik melalui pencapaian syarat kecakapan umum (SKU),
syarat kecakapan khusus (SKK), dan syarat pramuka garuda
(SPG).
11. Mekanisme Pembinaan
a. Tamu Ambalan

xiii
1) Tamu ambalan adalah seorang pramuka penggalang yang
karena usianya dipindahkan dari pasukan penggalang ke
ambalan penegak, atau pemuda yang berusia 16 sampai
dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota
Gerakan Pramuka.
2) Tamu ambalan wajib mengikuti latihan rutin ambalan dan
diberi kesempatan menyesuaikan diri dengan adat istiadat
yang berlaku di ambalan tersebut.
3) Tamu ambalan beradaptasi paling lama 3 (tiga) bulan
kemudian menjadi calon penegak.
4) Bagi anggota ambalan lainnya diberi kesempatan untuk
mengenal dan menilai tamu ambalan tersebut.
b. Calon Penegak
1) Calon penegak ialah tamu ambalan yang dengan sukarela
menyatakan diri sanggup menaati peraturan dan adat
ambalan, dan di terima oleh semua anggota ambalan untuk
menjadi anggota ambalan tersebut.
2) Perpindahan status dari tamu ambalan menjadi calon
penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog
yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota
ambalan tersebut.
3) Lamanya menjadi calon penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
4) Calon penegak harus menyadari hak dan kewajibannya
sebagai berikut:
a) Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah
b) Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan, dan
musyawarah
c) Harus mengikuti acara ambalan yang bersangkutan
d) Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat penegak
bantara
e) Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama
baik ambalannya
5) Dalam proses pembinaan, setiap calon penegak didampingi
oleh dua orang penegak bantara/laksana yang berfungsi

xiv
sebagai pendamping kanan (moral) dan pendamping kiri
(keterampilan).
c. Penegak Bantara
1) Penegak Bantara adalah calon penegak yang telah
memenuhi SKU bagi penegak bantara dan mentaati adat
ambalan.
2) Perpindahan dari calon penegak menjadi penegak bantara
dilaksanakan dengan upacara pelantikan, yang bersangkutan
mengucapkan Tri Satya dengan suka rela dan berhak
memakai tanda pengenal untuk penegak bantara.
3) Selama menjadi penegak bantara diberi kesempatan latihan
membaktikan diri kepada masyarakat dan membentuk
kepribadian yang kuat.
4) Seorang penegak bantara tetap melanjutkan latihan dan
kegiatan lainnya untuk:
a) Menyelesaikan SKU tingkat penegak laksana sehingga
dapat dilantik sebagai penegak laksana.
b) Menempuh SKK sesuai dengan minat dan bakatnya
sehingga mendapatkan tanda kecakapan khusus.
c) Mengembangkan bakat dan minatnya di satuan karya
pramuka serta menyebarkan tugas pokok Saka sesuai
dengan kemampuannya dan Penegak Bantara yang
menjadi anggota Saka, tidak meninggalkan gugus
depannya.
d) Berperanserta dalam memberikan bantuan kepada
kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang
ada padanya.
d. Penegak Laksana
1) Penegak Laksana ialah penegak bantara yang telah
memenuhi SKU tingkat penegak laksana dan menaati
adat ambalan.
2) Perpindahan dari penegak bantara menjadi penegak
laksana dilaksanakan dengan upacara kenaikan tingkat
dengan mengucapkan ulang janji Tri Satya dengan

xv
sukarela dan berhak memakai tanda pengenal untuk
penegak laksana.
3) Selama menjadi penegak laksana diberi kewajiban
memimpin kegiatan bakti untuk Gerakan Pramuka dan
masyarakat.
4) Seorang penegak laksana tetap melanjutkan latihan dan
kegiatannya yang dikembangkan untuk:
a) Meningkatkan pencapaian SKK sehingga
mendapatkan tanda kecakapan khusus yang lebih
tinggi.
b) Memperdalam dan menambah keikutsertaannya
dalam satuan karya pramuka
c) Mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka.
d) Memberikan kesempatan untuk membaktikan dirinya
dengan membantu menyelenggarakan latihan atau
kegiatan untuk pramuka siaga atau pramuka
penggalang.
e) Berperanserta dalam memberikan bantuan kepada
kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan
yang ada padanya.
e. Penegak Garuda
1) Penegak Garuda adalah pramuka penegak laksana yang
telah menyelesaikan syarat pramuka garuda golongan
penegak, menaati adat ambalan dan dapat menjadi
teladan bagi anggota yang lain.
2) Syarat menjadi Pramuka Penegak Garuda:
a. Menjadi contoh yang baik di gugus depan, di rumah,
di sekolah/perguruan tinggi, di tempat kerja, dan di
masyarakat sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
b. Memahami UUD 1945, UU Gerakan Pramuka, serta
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.

xvi
c. Telah menyelesaikan SKU tingkat pramuka penegak
laksana.
d. Memiliki TKK pramuka penegak sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) macam, terdiri dari 5 (lima)
TKK wajib dan 5 (lima) TKK pilihan yang ditentukan
oleh gugus depannya. Dari kesepuluh TKK tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) macam TKK tingkat
utama dan 5 (lima) macam TKK tingkat madya.
e. Sekurang-kurangnya telah 3 (tiga) kali mengikuti
pertemuan pramuka penegak, di tingkat ranting,
cabang, daerah, Nasional, atau internasional.
f. Dapat menggunakan komputer dan berkomunikasi
dengan salah satu bahasa internasional dengan baik.
g. Tergabung dalam salahsatu satuan karya pramuka.
h. Dapat menyelenggarakan suatu proyek produktif
yang bersifat perorangan/bersama di gugus depan
atau di satuan karya pramuka.
i. Sebagai penabung yang rajin dan teratur.
j. Mampu menampilkan kecakapannya di bidang seni
budaya, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi di
depan umum.
k. Dapat melakukan kegiatan pembangunan di
lingkungannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian.
l. Aktif menjadi asisten/pembantu pembina di gugus
depan
3) Seorang Penegak Garuda berkewajiban:
a) menjaga nama pribadi dan meningkatkan
kemampuannya agar tetap menjadi teladan, baik bagi
pramuka maupun bagi anak-anak dan pemuda
lainnya.
b) Memotivasi, membantu, dan menggiatkan teman-
teman sesama pramuka untuk memenuhi syarat-
syarat pramuka garuda.

xvii
12. Organisasi
a. Ambalan Penegak
1) Ambalan penegak terdiri dari 12-32 orang pramuka penegak
yang dibagi menjadi 3-4 kelompok yang disebut Sangga.
2) Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang
dipilih mereka sesuai aspirasinya dan mengandung kiasan
dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.

3) Sangga
Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya
usia antara 16-20 tahun. Jumlah anggota sangga adalah 4-8
orang pramuka penegak. Pembentukan sangga dilakukan
oleh para pramuka penegak sendiri. Nama sangga dipilih di
antara nama-nama perintis, pencoba, pendobrak, penegas
dan pelaksana. Nama tersebut merupakan identitas sangga
dan mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan
motivasi kehidupan sangga.
b. Dewan Ambalan Penegak
1) Dalam melaksanakan program kegiatan, ambalan
membentuk dewan ambalan penegak yang terdiri dari:
a) Ketua yang disebut Pradana.
b) Sekretaris yang disebut Kerani.
c) Bendahara yang mengatur keuangan dan harta benda
milik ambalan.
d) Pemangku Adat yakni pemimpin tata cara adat
ambalan, pada hakekatnya adalah penjaga kode etik
ambalan.
e) Beberapa orang anggota.
2) Dewan Ambalan Penegak bertugas:
a) Merancang dan melaksanakan program kegiatan.
b) Mengevaluasi pelakanaan kegiatan.
c) Melaporkan pelaksanaan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan kepada pembina
gudep.

xviii
d) Merekrut anggota baru.
e) Membantu sangga dalam mengintegrasikan anggota
baru dalam sangga.
c. Dewan Kehormatan Penegak
1) Untuk mengembangkan kepemimpinan dan rasa
tanggungjawab serta disiplin para pramuka penegak,
dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri dari
beberapa anggota ambalan yang sudah dilantik, diketuai
oleh pemangku adat dan didampingi pembina.
2) Tugas Dewan Kehormatan Penegak adalah memberikan
rekomendasi kepada ketua gugus depan untuk:
a) Pemberian penghargaan kepada pramuka penegak
yang berprestasi, baik di dalam maupun di luar
Gerakan Pramuka.
b) Pemberian sanksi atas pelanggaran terhadap kode etik
ambalan.
c) Pemberian rehabilitasi anggota ambalan penegak.
3) Pertemuan Dewan Kehormatan Penegak bersifat formal
a) Undangan disampaikan paling lama 1 (satu) minggu
sebelumnya dan perihal yang akan dibicarakan
dicantumkan di undangan tersebut.
b) Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam
pramuka.
c) Tempat ditentukan lebih dahulu.
13. Metode Kegiatan
Kegiatan pramuka penegak dilaksanakan melalui metode, antara
lain:
a. Permainan
b. Diskusi
c. Ceramah
d. Demonstrasi
e. Lomba
f. Kerja kelompok
g. Penugasan pribadi

xix
h. Perkemahan
i. Seminar dan lokakarya
Metode kegiatan pramuka penegak dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan:
a. Kesinambungan dan keteraturan
b. Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan
c. Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia

14. Materi Kegiatan


Materi kegiatan pada hakekatnya meliputi semua aspek
kehidupan berupa nilai-nilai dan keterampilan. Materi dikemas
sehingga memenuhi 4H sebagaimana dikemukakan Baden Powell
yakni health (kesehatan jiwa dan raga), Happiness (kebahagiaan
yang meliputi 3 indikator yakni: kegembiraan, kedamaian, dan
kesyukuran), Helpfulness (tolong menolong/gotong royong), dan
Handicraft (hasta karya).
15. Jenis Kegiatan
a. Kegiatan di gugus depan antara lain:
1) Keterampilan
2) Kewirausahaan
3) Pelestarian lingkungan hidup
4) Pramuka peduli
5) Napak tilas perjuangan pahlawan
6) Pengembaraan
7) Forum penegak
8) Giat prestasi
b. Kegiatan di kwartir antara lain:
1) Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK)
2) Kursus Instruktur
3) Kursus Pengelola Dewan Kerja (KPDK)
4) Pendidikan Bela Negara (PBN)

xx
5) Raimuna (pertemuan pramuka penegak dan pandega
putra dan putri)
6) Perkemahan Wirakarya (Community Development
Camp)
7) Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Putri Putra
(Musppanitra)
8) Sidang Paripurna (untuk dewan kerja)
9) Pelatihan tanggap bencana
10) Gladian pemimpin satuan
11) Jamboree on the air and Jamboree on the internet
(Jota-Joti)
12) Pelatihan SAR (search and rescue)

xxi
BAB II
MANAGEMEN ORGANISASI

1. Pengertian Managemen Organisasi


Manajemen Organisasi berasal dari dua kata yaitu manajemen
dan organisasi. Menurut asal katanya, manajemen berasal dari kata
latin yaitu “manus” yang artinya “to control by hand” atau “gain
result”. Kata menejemen mungkin juga berasal dari bahasa italia
maneggiare yang berarti “mengendalikan” kata ini merupakan kata
yang mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manage yang berarti
“kepemilikan kuda” (yang berasal dari bahasa inggris yang berarti
seni mengendalikan kuda), dimana dalam istilah inggris ini juga
berasal dari bahasa italia. Bahasa perancis kemudian mengadopsi
kata ini dari bahasa inggris menjadi management, yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur.
Jadi manajemen dapat didefinisiskan sebagai proses
perencanaan pengorganisasian, pengisian staf, pemimpin dan
pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber yang ada
dan pelaksanan tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien. Sedangkan organisasi adalah kumpulan orang
yang memiliki tujuan yang sama, bekerja bersama untuk mencapai
tujuan bersama.
Dengan kata lain, pengertian manajemen organisasi adalah
proses pengorganisasian, perencanaan, memimpin dan
mengendalikan sumber daya dalam suatu organisasi atau entitas
dengan tujuan keseluruhan mencapai tujuan. Manajemen

xxii
organisasi ini merupakan proses lanjutan setelah proses penentuan
strategi untuk mencapai visi dan misi organisasi.

2. Tujuan Manajemen Organisasi


Tujuan manajemen organisasi yaitu untuk memberikan rasa
aman dan kesatuan bagi para anggota, sehingga dalam kinerjanya
bisa lebih efektif terutama saat melakukan koordinasi ke berbagai
departemen.
3. Fungsi Manajemen Organisasi
Berdasarkan alurnya, fungsi utama manajemen organisasi yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
kepegawaian (staffing), pengarah (lead), kontrol (control),
manajemen waktu (time management) dan motivasi (motivation).
a. Perencanaan (Planning)
Manajemen organisasi berfungsi untuk merencanakan bisnis
yang efektif. Hal tersebut sangat penting untuk menentukan
langkah agar terhindar dari kebingungan di kemudian hari. Hal
terkait dengan perencanaan meliputi rencana kerja atau kegiatan
serta anggaran yang dibutuhkan. Teknis perencanaan dapat
ditentukan melalui rapat kepengurusan atau rapat anggaran.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian mengacu pada kebijakan penggunaan sumber
daya agar dalam prakteknya bisa tersusun dengan baik sehingga
tidak terjadi kerancuan terutama dalam koordinasi. Sebagai
contoh, job description yang jelas sesuai dengan posisi atau
pengelolaan arsip dan inventaris organisasi seperti surat atau
lainnya.
c. Kepegawaian (Staffing)
Suatu manajemen organisasi yang buruk dapat menyebabkan
anggota tidak bahagia yang berakibat pada penciptaan masalah
bagi diri sendiri maupun organisasi. Untuk itu, manajer harus
dapat merekrut bakat yang tepat bagi organisasi.
d. Pengarahan (Lead)

xxiii
Salah satu fungsi manajer atau pemimpin dalam organisasi
yaitu menetapkan target yang jelas bagi anggota tim. Tujuannya
agar setiap kegiatan anggota dapat terarah. Seorang pemimpin
harus memastikan timnya bekerja serempak guna maencapai
tujuan yang sama.
e. Kontrol (Control)
Atasan sebagai pemegang kuasa pengambilan keputusan, maka
harus bisa menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Bila tidak
maka ia tidak akan bisa mengambil kontrol dalam organisasi.
Tingkatan kekuasaan, harus didefinisikan dengan baik agar
dapat menjalankan manajemen yang efektif. Selain itu, manajer
harus meninjau kinerja dan kemajuan setiap anggota dan
membimbing mereka setiap kali dibutuhkan.
f. Manajemen Waktu (Time Management)
Dengan adanya manajemen waktu yang efektif dalam sebuah
organisasi, tentu bisa membantu anggota melakukan hal yang
benar pada waktu yang tepat.
g. Motivasi (Motivation)
Manajemen organisasi juga berfungsi sebagai motivasi.
Motivasi tersebut dalam artian menjadikan anggota mampu
bekerja sama.
Salah satu bentuk motivasi yang dapat dilakukan yaitu dengan
menghargai pekerjaan yang baik dari anggota dengan
memberikan insentif. Dengan begitu anggota akan lebih giat
dan semakin nyaman dalam organisasi.

xxiv
BAB III
TANDA PENGHARGAAN, SYARAT DAN TANDA
KECAKAPAN PRAMUKA PENEGAK

A. Tanda Penghargaan
a. Tanda Penghargaan adalah tanda yang diberikan kepada
seseorang di dalam dan di luar Gerakan Pramuka, sebagai
penghargaan atas:
1. perilaku yang luhur, kesetiaan, keaktifan;
2. jasa, karya, dan darma baktinya;
3. keberanian yang luar biasa. yang dianggap cukup
berguna bagi kepentingan dan perkembangan
kepramukaan
b. Tanda Penghargaan Kegiatan, yaitu tanda yang diberikan
kepada anggota muda Gerakan Pramuka yang telah
memperlihatkan keaktifan dan prestasi dalam kegiatan
kepramukaan. Tanda penghargaan kegiatan meliputi Tanda
Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti
Gotong Royong (Tigor).
c. Bintang Tahunan Pramuka, yaitu tanda yang
diberikan kepada anggota muda Gerakan
Pramuka sebagai penghargaan atas kesetiaan
kepada organisasi dan keaktifannya sebagai

xxv
anggota Gerakan Pramuka selama satu tahun atau
kelipatannya.
d. Lencana Pancawarsa, yaitu tanda penghargaan
yang diberikan kepada anggota dewasa Gerakan
Pramuka, sebagai penghargaan atas
kesetiaannya kepada organisasi dan
keaktifannya melakukan kegiatan orang dewasa
Gerakan Pramuka selama lima tahun atau
kelipatannya secara terus-menerus

e. Lencana Wiratama, yaitu tanda penghargaan yang diberikan


kepada anggota Gerakan Pramuka, yang telah:
1) memperlihatkan keberanian, kesungguhan
kerja, dan keuletannya, sehingga berhasil
dalam usaha menyelamatkan orang lain
secara spontan meskipun usaha itu
membahayakan dirinya sendiri, atau
2) memperlihatkan keberanian, kesungguhan
kerja, kesabaran, dan ketekunannya dalam
mempertahankan kebaikan dan kebenaran, sehingga
berhasil dan bermanfaat bagi kepramukaan.
f. Lencana Karya Bakti, yaitu tanda penghargaan yang
diberikan kepada anggota Gerakan Pramuka yang dengan
keikhlasan, pengorbanan, disiplin, dan keberaniannya telah
terlibat langsung dan aktif dalam upaya penanggulangan
bencana yang merupakan bencana nasional, sehingga
bermanfaat bagi kepramukaan, masyarakat, bangsa, dan
negara.
g. Lencana Teladan, yaitu tanda penghargaan yang diberikan
kepada anggota muda Gerakan Pramuka yang telah
memperlihatkan sikap laku yang utama, yang tampak dari
usaha, tanggungjawab, keuletan, kesabaran, ketabahan,
kesopanan, keramahtamahan serta akhlak yang luhur,

xxvi
sehingga dirinya dapat menjadi teladan bagi anggota
Gerakan Pramuka, keluarga, dan anggota masyarakat
lainnya.
h. Lencana Satyawira, yaitu tanda penghargaan yang diberikan
kepada pimpinan, pengurus, dan penggiat (aktivis)
organisasi kepramukaan nasional (National Scout
Organisation/NSO) negara sahabat dan organisasi
kepramukaan regional maupun internasional serta
organisasi/institusi nasional Indonesia atas dasar
penghormatan dan persahabatan yang bermakna bagi
pengembangan kepramukaan.
i. Lencana Jasa, yaitu tanda penghargaan yang diberikan
kepada orang dewasa di dalam dan di luar Gerakan Pramuka,
yang dianggap telah berjasa bagi pengembangan
kepramukaan.
Lencana Jasa meliputi:
 Lencana Darma Bakti, yaitu tanda
penghargaan yang diberikan kepada
seseorang yang telah menyumbangkan
tenaga, pikiran, milik, dana dan fasilitas
yang cukup besar, dan sangat membantu
kelancaran kegiatan pembinaan dan
pengembangan kepramukaan.

 Lencana Melati, yaitu tanda penghargaan


yang diberikan kepada seorang yang
dianggap telah memberikan jasa dan
pengabdian yang lebih besar bagi
kepentingan kepramukaan.

xxvii
 Lencana Tunas Kencana, yaitu tanda
penghargaan tertinggi dalam Gerakan
Pramuka, yang diberikan kepada seorang
yang dianggap telah memberikan jasanya
yang sangat besar bagi kepentingan
kepramukaan

Tata Cara Pemakaian


Penempatan pada pakaian seragam.
1) Tanda penghargaan kegiatan dipakai di atas saku kanan baju
seragam putra di atas tanda WOSM dan untuk seragam putri
menyesuaikan. Apabila yang bersangkutan mengenakan
bintang tahunan maka tanda penghargaan kegiatan dipakai di
atas bintang tahunan.
2) Bintang Tahunan Pramuka dipakai di atas saku kanan baju
seragam putra di atas tanda WOSM dan untuk seragam putri
menyesuaikan. Apabila yang bersangkutan memiliki bintang
tahunan lebih dari satu maka yang dikenakan bintang tahunan
yang tertinggi)
3) Urutan penempatan Bintang Tahunan Pramuka ditinjau dari
pemakainya, dari kanan ke kiri adalah Bintang Tahunan
Pramuka Siaga, Pramuka Pengalang, Pramuka Penegak, lalu
Pramuka Pandega.
4) Urutan penempatan tanda penghargaan ditinjau dari
pemakainya, dari kanan ke kiri dan dari bawah ke atas adalah
berturut-turut sesuai dengan tingkat tanda penghargaan.
5) Tanda penghargaan Gerakan Pramuka yang menggunakan pita
gantung (Lencana Pancawarsa, Satyawira Pratama, Karya
Bakti, Wiratama, dan Darma Bakti) dikenakan sebagai berikut:
a) Seragam Upacara:
1. menggunakan lencana pita gantung dikenakan di atas saku
kiri baju seragam pramuka putra dan untuk putri
menyesuaikan.

xxviii
2. apabila lencana yang dikenakan lebih dari satu, dikenakan
berjajar dari kanan ke kiri sesuai dengan tingkatannya
maksimum enam lencana, apabila lebih dari enam lencana
maka disusun jajaran baru di atasnya.
b) Seragam Harian:
1. menggunakan tanda harian lencana yang dikenakan di atas
saku kiri baju seragam pramuka putra dan untuk putri
menyesuaikan.
2. apabila tanda harian lencana yang dikenakan lebih dari
satu dikenakan berjajar dari kanan ke kiri sesuai dengan
tingkatannya maksimum tiga tanda harian lencana, apabila
lebih dari tiga tanda harian lencana maka disusun jajaran
baru di atasnya.
6) Tanda penghargaan Gerakan Pramuka yang menggunakan pita
kalung (Lencana Tunas Kencana, Lencana Melati, Lencana
Satyawira Utama, dan Lencana Satyawira Madya) dikenakan
sebagai berikut:

a) Seragam Upacara:
1. menggunakan lencana pita kalung yang dikalungkan pada leher
baju seragam pramuka penerima.
2. apabila yang diterima lebih dari satu lencana dikenakan lencana
yang tertinggi.
b) Seragam Harian:
1. menggunakan tanda harian lencana yang dikenakan di atas saku
kiri baju seragam pramuka putra dan untuk putri menyesuaikan
2. apabila tanda harian lencana yang dikenakan lebih dari satu
dikenakan berjajar dari kanan ke kiri sesuai dengan
tingkatannya maksimum tiga tanda harian lencana, apabila
lebih dari tiga tanda harian lencana maka disusun jajaran baru
di atasnya.
3. pada seragam harian sesuai kebutuhan dapat juga menggunakan
lencana dengan pita kalung sebagaimana pemakaian pada
seragam upacara.

xxix
(7) Tanda penghargaan/lencana yang diperoleh dari
negara/organisasi lain dapat dikenakan dengan ketentuan sbb:
a. lencana dari Gerakan Pramuka dikenakan paling bawah.
b. lencana dari organisasi kepramukaan dunia dan negara lain
dikenakan di atasnya.
c. lencana dari negara Republik Indonesia dan negara lain
dikenakan di atasnya.

B. Syarat Dan Tanda Kecakapan Penegak


Dalam rangka Revitalisasi Gerakan Pramuka, untuk
menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan
persaingan dalam membina dan mengembangkan anggota Gerakan
Pramuka, diperlukan standarisasi dan kualifikasi sumber daya
manusia. Untuk mengembangkan sumberdaya manusia, terutama
bagi kaum muda yang menjadi anggota Gerakan Pramuka,
diterapkan beberapa metode kepramukaan antara lain sistem tanda
kecakapan.
Sistem Tanda Kecakapan Gerakan Pramuka, khususnya Pramuka
Penegak meliputi (SK.KWARNAS Gerakan Pramuka no.199
Tahun 2011):
1. Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) untuk mencapai tanda
kecakapan umum
2. Syarat-syarat Kecakapan Khusus (SKK) untuk mencapai tanda
kecakapan khusus
Selain kecakapan tersebut, Pramuka Penegak dapat
memperoleh Tanda Pramuka Penegak Garuda sebagai
penghargaan setelah memenuhi syarat-syarat Pramuka Penegak
Garuda (SPG). Pramuka Penegak dalam proses revitalisasi dewasa
ini telah memiliki SKU yang disesuaikan dengan tuntutan dan
kemajuan teknologi, informasi dan pembangunan masyarakatnya.
Agar SKU Pramuka Penegak dapat dilaksanakan dalam proses
tepat guna dan hasil guna, maka diperlukan panduan untuk
menyelesaikan SKU nya.

xxx
A. Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Penegak adalah
syarat-syarat kecakapan yang wajib dipenuhi oleh pramuka
Penegak untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU).
TKU Pramuka Penegak merupakan tanda kecakapan setelah
memenuhi syarat-syarat kecakapan umum sesuai dengan
tingkatannya. SKU dan TKU Pramuka Penegak memiliki 2
(dua) tingkatan yaitu SKU dan TKU Penegak Bantara dan
Penegak Laksana (SK. Gerakan Pramuka no.199 Tahun 2011).
Adapun bentuk TKU Penegak adalah sebagai berikut :

B. Syarat Kecakapan Khusus adalah semua syarat yang harus


dipenuhi seorang Pramuka untuk memperoleh T.K.K. tertentu,
sesuai dengan usia dan kemampuannya. Sedangkan tanda
kecakapan khusus adalah suatu tanda yang menunjukkan
kecakapan, kepandaian, ketangkasasn, keterampilan,
kemampuan sikap dan usaha seorang Pramuka di bidang
tertentu, sesuai dengan uusia dan kemampuan jasmani dan
rokhaninya (SK. KWARNAS GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 134/KN/76 TAHUN 1976:20)
 Macam Tanda Kecakapan khusus
1. bidang agama, mental, moral, spirituil, pembentukan
pribadi dan watak(warna dasar kuning)
2. bidang patriotisme dan seni budaya (warna dasar merah)
3. bidang keterampilan dan tehnik pembangunan(warna
dasar hijau)
4. bidang ketangkasan dan kesehatan(warna dasar putih)
5. bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong,
ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan
hidup

xxxi
 Tingkatan Tanda kecakapan Khusus
T.K.K. untuk Pramuka Penegak dan Pandega diadakan
dalam tiga tingkat, sebagai berikut:
1) Tingkat Purwa, yaitu apabila Pramuka tersebut telah tahu dan
menaruh minat atau perhatian pada kecakapan tertentu, dan
telah menolong sedikitnya seorang Pramuka sehingga
memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Purwa.
2) Tingkat Madya, yaitu apabila Pramuka tersebut telah
memperlihatkan perhatian dan kecakapannya dalam salah
satu jenis kecakapan dan telah menolong sedikitnya seorang
Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut
tingkat Purwa.
3) Tingkat Utama, yaitu apabila Pramuka tersebut telah
memperlihatkan kemahiran/keahliannya dan
memperlihatkan penghasilannya, serta menolong Pramuka
sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat
Madya.

BAB IV
SURVIVAL

Survival adalah salah satu cara hidup di alam bebas. Kata


survival berasal dari bahasa Inggris “survive” yang artinya tetap
hidup (bisa bertahan hidup). Sedangkan pengertian yang lebih luas
adalah mampu melepaskan diri dari keadaan yang sulit guna
mempertahankan hidup dialam bebas. Dikalangan penggiat out
bound survival dimaknai sebagai kemampuan dan teknik bertahan
terhadap kondisi yang membahayakan kelangsungan hidup yang
terjadi di alam terbuka dengan mempergunakan perlengkapan
seadanya. Pelaku survival disebut survivor.
Kemampuan atau teknik hidup di alam bebas ini merupakan
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang baik bagi seorang

xxxii
pramuka yang gemar akan petualangan atau pengembaraan di alam
bebas. Dengan memahami prinsip dasar survival. Seorang survivor
diharapkan mampu mempersiapkan diri (penguasaan medan,
peralatan, dan teknik) dan mampu mengambil tindakan yang tepat.
Berdasarkan jenis medannya, survival dapat dikategorikan menjadi
4 jenis, yaitu:
1. Survival di hutan (Jungle Survival)
2. Survival di Laut (Sea Survival)
3. Survival di Padang Pasir (Desert Survival)
4. Survival di Daerah Kutub (Antartic Survival)

Namun jika dilihat berdasarkan kondisi alam di Indonesia


surviaval bisa juga mencakup bertahan terhadap medan hutan
belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapi, dsb. Dari
masing-masing medan tersebut diperlukan persiapan dan
penanganan yang kadang berbeda. Ketika menghadapi kondisi
yang menuntut untuk survival yang terpenting adalah tidak perlu
panik. Hal ini biasanya dirumuskan dengan istilah STOP yang
terdiri atas:

1. S : Seating (Berhenti)
2. T : Thinking (Berpikir)
3. O : Observe (Amati keadaan sekitar)
4. P : Planning (Buat rencana mengenai tindakan yang harus
dilakukan)
Sikap tidak panik ini sangat penting sehingga sehingga
seorang survivor mampu menggunakan lima elemen dasar dalam
survival dengan baik. Kemampuan memanfaatkan kelima elemen
ini sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu survival.
Kelima elemen dasar itu adalah api, bivak, tanda/sinyal, makanan
dan minuman pertolongan pertama.

1. Api

xxxiii
Dalam kehidupan sehari-hari api selalu dibutuhkan untuk
memenuhi aktivitas dan kebutuhan manusia. Begitu juga dalam
keadaan bertahan hidup di alam bebas yang jauh dari zona aman
manusia. Dengan adanya api akan banyak manfaatnya bagi
survivor. Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan
makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita.
Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai
binatang buas yang takut terhadap api. Perapian yang baik
seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar
secara merata. Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat
khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara
tradisional, seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan
kering lainnya. Dalam teknik membuat api, bunga api adalah tahap
awal dalam pembuatan api. Selanjutnya adalah mengusahakan
untuk menangkap bunga api dengan ranting atau daun kering.
a. Mematik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan
dua benda keras, sejenis atau beda jenis. Salah satu caranya
adalah dengan memaku kayu bidang datar sehingga yang
tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan atau
benturkan logam atau batu kearah kepala paku tersebut.
Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga
menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api dapat ditangkap
dengan sabut kering dan sebagainya.
b. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang besar dan kuat. Cara ini
memanfaatkan efek panas akibat gesek kayu. Metodenya
seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya. Sehingga
menimbulkan bunga api, biasanya kayu yang digunakan
berbeda antara kayu yang satu dengan kayu yang lainnya. Kayu
yang dipilih adalah kayu yang empuk, sehingga tidak terlalu
sulit dalam melakukan penggergajian.
c. Fire Thong

xxxiv
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu
atau rotan kering yang ditarik menyilang diatas sepotong kayu
atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang
pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri
secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut atau
deaunan yang siap menangkap bunga api.

2. Bivak/Shelter
Bivak adalah tempat berlindung yang sifatnya sementara atau
darurat. Fungsi dari bivak adalah melindungi dari cuaca buruk,
serta dapat memberi rasa aman. Materi atau bahan bivak ada 2,
yaitu:
a. Dari bahan alam seperti pepohonan (dahan, ranting, dan daun),
batu besar, gua dan sebagainya.
b. Dari bahan yang sudah jadi, seperti jas hujan ponco, sly-sheet
atau parasut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak, adalah:
1. Pilih tempat yang datar (hindari area tanah yang cekung sebab
kalau hujan dapat tergenang air)
2. Pastikan arah pintu bivak membelakangi arah angin berhembus
3. Jangan sekali-kali mendirikan bivak di aliran air
4. Pastikan tempat mendirikan tidak tempat serangga, seperti
semut, kalajengking dan serangga lainnya.
5. Pilih tempat yang terhindar dari pohon tumbang, longsor, banjir
dan hal yang membahayakan lainnya.
6. Membuat parit disekitar bivak

3. Tanda/Sinyal
Ada dua cara untuk dapat berkomunikasi menggunakan sinyal,
yaitu visual dan audio. Cara yang dapat kita gunakan tergantung
kondisi dan peralatan yang ada .
a. Kode Visual
Cahaya

xxxv
Cahaya merah merupakan kode internasional untuk keadaan
darurat, warna lain dapat digunakan untuk membantu tim
pencari mengetahui lokasi kita. Kita dapat menggunakan api,
senter, pen flare, star cluster dan sebagainya.
Asap
Di siang hari, membuat dan menggunakan asap untuk
memancing perhatian dapat dilakukan. Dalam membuat asap
harus kontras, misalnya jika permukaan tanah gelap maka
buatlah asap dengan warna terang/putih. Dengan menambahkan
dedaunan hijau, lumut atau sedikit air pada api. Namun jika
permukaan tanah terang buatlah asap dengan warna
gelap/hitam. Dengan menambahkan karet atau kain yang
dibasahi oli.
Cermin
Pada siang hari, cermin merupakan peralatan terbaik untuk
membuat sinyal. Jika kita tidak memiliki cermin, kita dapat
menggunakan benda mengkilat yang dapat memantulkan sinar
matahari. Arahkan kilatan pada pesawat, helikopter, kapal atau
perahu , posisi tim pencari sehingga tim pencari mengetahui
posisi kita.
Pakaian
Menyusun pakaian pada permukaan tanah atau diatas pohon
merupakan cara lain untuk membuat sinyal. Gunakan warna
yang cukup kontras dari lingkungan sekitar. Susun pakaian
menjadi bentuk geometri yang besar agar mudah dilihat dari
jauh.
Material Alami
Jika tidak memiliki material lain, kita dapat menggunakan
material alami untuk membuat simbol. Kita dapat
menggunakan gundukan tanah yang dapat membuat bayangan,
semak-semak, dedaunan, atau batu.
b. Kode Audio
Radio Panggil /HT

xxxvi
Jika kita memiliki perangkat radio panggil HT/AN/PRC, kita
dapat mengirimkan pesan pada tim penyelamat. Untuk
mendapat performa maksimal pada radio, hal-hal yang perlu
diperhatian adalah:
 Kirimkan pesan pada cuaca yang cerah dan area tidak
terhalang.
 Pastikan antena berada pada sudut yang tepat dan jauhkan
benda yang dapat menghalangi sinyal.
 Perhatikan kondisi baterai, matikan radio jika tidak
digunakan.
 Dalam cuaca dingin letakan baterai dalam pakaian agar tidak
terpapar dingin secara langsung.
 Pastikan radio dan baterai selalu kering.
Peluit
Penggunaan peluit merupakan cara terbaik untuk pembuatan
sinyal dalam jarak yang cukup dekat. Suara peluit dapat di
dengar hingga radius 1,6 kilometer.
Suara Tembakan
Kode ini biasanya digunakan oleh tentara dalam keadaan
darurat. Dengan menembakan peluru sebanyak tiga kali
berturut-turut.

4. Makanan dan Minuman


a. Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan
manusia akan air lebih banyak dibandingkan kebutuhan
manusia akan makan. Manusia bisa bertahan hidup kurang
lebih sepuluh hari tanpa makanan. Tetapi tanpa air manusia
akan sulit bertahan hidup lebih dari tigga hari.
Cara-cara mendapatkan air antara lain:
 Air sungai, danau, dll

xxxvii
 Memeras tumbuhan lumut untuk diambil airnya,
kemudian disaring hingga bersih.
 Mengambil air rembesan dari tebing-tebing.
 Batang rotan yang dipotong secara miring, kemudian
ditadah.
 Memeras akar rumput alang-alang.
 Mengumpulkan air embun dipagi hari.
 Menampung air hujan.
b. Makanan
Seorang survivor dilarang asal-asalan dalam memilih
sumber makanan ketika berada didalam hutan. Karena
dapat mengakibatkan hal-hal yang membahayakan.
Beberapa pedoman penting dalam menentukan sumber
makanan dihutan:
 Pilih tumbuhan yang dimakan monyet atau kera.
 Berburu hewan seperti, ayam hutan, burung, jangkrik,
dll.
 Hindari tumbuhan yang berbulu.
 Hindari tumbuhan yang mengandung banyak getah.
 Hindari tumbuhan yang berbau tidak sedap atau
menyebabkan pusing.
 Carilah umbi dari tanaman. Misalnya, bengkoang,
kentang, talas, dll.
 Carilah batang yang dapat dimakan. Seperti,
rebung,tebu, batang pisang.
 Carilah daun yang dapat dimakan.
 Jika terpaksa carilah jamur. Hindari yang berwarna
mencolok, berbau menyengat, mengeluarkan getah,
tumbuh dikotoran hewan dan berbintik-bintik.
Pada prinsipnya tanaman dapat diketahui dari ciri-ciri berikut:
 Tumbuhan yang beracun mempunyai getah yang
berwarna putih, batangnya mempunyai bulu-bulu
halus, ruas daun tidak beraturan.

xxxviii
 Tumbuhan yang tida beracun mempunyai getah yang
berwarna bening, batangnya tidak berbulu, ruas daun
beraturan.
5. Pertolongan Pertama
Dalam kegiatan dialam bebas pengetahuan dan
keterampilan tentang pertolongan pertama sangat diperlukan
oleh seorang pramuka. Tujuannya adalah untuk
menyelamatkan jiwa, mencegah cacat dan kondisi memburuk,
menunjang penyembuhan.

xxxix
BAB V
PERTOLONGAN PERTAMA

A. Pengertian dan Tujuan


Pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera yang
memerlukan medis dasar. Pertolongan pertama memiliki tujuan
meliputi:
1. Menyelamatkan jiwa
2. Mencegah cacat dan kondisi memburuk
3. Menunjang penyembuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai tanggung jawab
penolong:
1. Dapat menilai situasi
2. Dapat mengenal kondisi korban dan prioritasnya
3. Segera beri pertolongan sesuai dengan cidera yang diderita
4. Harus dapat mengatur dan merencanakan transportasi
Tiga situasi darurat yang beresiko tinggi yang harus dapat
dikenali penolong:
1. Henti nafas dan jantung
2. Pendarahan besar
3. Ketidaksadaran
Bila ketiga hal diatas tidak dapat dikenali, maka penolong harus
dapat menguasai teknik penunjang hidup dasar, meliputi:
1. Respon
2. Airway
3. Breathing
4. Circulation
B. Resusitas
Suatu teknik penyelamatan dengan membuat atau melihat
airway, breathing, dan circulation serta perawatan darurat.
Dalam melakukan resusitas, lakukanlah sesuai aturan umum
resusitas jantung/paru-paru, yaitu:

xl
a. Pastikan dalam keadaan sadar atau tidak sadar
b. Minta pertolongan
c. Posisi korban
Hentikan resuitas bila:
a. Diambil oleh dokter atau medis terlatih
b. Penolong kelelahan
Macam-macam resuitas
1. Resuitas Nafas Buatan
Bantuan nafas buatan yang paling efektif bila dilakukan secara
benar dengan teknik mulut ke mulut atau mulut ke hidung.
Masalah yang sering terjadi pada nafas buatan harus dapat
diktahui segera, kemudian penolong juga dapat mengenal
dengan baik sumbatan nafas, dan jika jalan nafas merupakan
masalah maka pelaku P3K harus melakukan teknik membuka
jalan nafas, terutama pada korban tak sadar. Sudah tentu teknik
disesuaikan dengan jenis cidera agar tidak terjadi kesalahan
pada pertolongan pertama.
Pemeriksaan nafas memerlukan cara tersendiri yang dilakukan
dengan cara melihat, mendengar, dan rasakan baik untuk
korban sadar maupun tak sadar. Setelah jalan nafas dikuasai,
teknik membersihkan jalan nafas baik dalam posisi stabil
maupun terlentang.
2. Resuitas Kompersi Dada Luar
Bantuan sirkulasi yang dapat dilakukan oleh satu atau dua
penolong. Teknik ini harus dikuasai dengan baik dan perlu
latihan teratur. Hal yang perlu diingat dalam kompersi dada luar
yaitu dapat membedakan perlakuan dada dewasa, dada anak
atau bayi mengenai titik komersi, cara dan tekanan yang
dilakukan.
3. Pernafasan
Oksigen merupakan zat vital yang diperlukan manusia. Tujuan
pernafasan adalah mengirim oksigen ke seluruh tubuh serta
membuang karbon dioksida dan sisa pembakaran. Oksigen

xli
yang kita gunakan hanya 5% dari 21% oksigen di udara, 16%
sisanya dalam bentuk oksigen dan karbon dioksida.
4. Gejala Oksigen (Afikasi)
Suatu kondisi berpotensi fatal bila tidak cukup tersedia oksigen
dijaringan tubuh. Gejala dan tanda ini bervariasi, misalnya
adalah:
a. Kesukaran nafas
b. Nafas berisik
c. Tanda sumbatan jalan nafas
d. Menurunnya kesadaran
e. Henti Nafas
C. Bentuk Pertolongan Pertama
1. Bagi Pasien Yang Berhenti Bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba nafasnya berhenti, apapun latar
belakangnya harus dilakukan nafas buatan. Cara yang paling
praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut
adalah dengan cara nafas buatan. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Kepala korban diletakan dengan posisi dagu mendongok ke
atas
b. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
c. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan
kemulut
korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban
dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban
rapat-rapat, selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke
hidung korban dan meniupnya.
d.Tiup kemulut /Hidung Korban
Pada orang dewasa ditiup secara teratur 12 kali tiupan setiap
menit.
Pada anak-anak ditiup 20 kali tiap menit.
2. Bagi Korban Sengatan Listrik
a. Penolong hendaknya berdiri diatas karet, karton, papan atau
karpet yang dalam keadaan kering.

xlii
b. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau
mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh
korban.
c.Setelah kontak dengan aliran lisrik tiada lagi, selanjutnya
segera
dilakukan nafas buatan bantuan medis datang.
3. Bagi Pasien yang Menderita Pendarahan Parah
a. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril.
Selanjutnya
kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan
sampai pendarahan berhenti.
b. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena
pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh
dibersihkan adalah kulit disekitar luka, dengan air sabun atau
air yang sudah dimasak.
c. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu
diancam
shock. Untuk itu diselimuti dan letakan penderita pada posisi
yang
paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh
harus
dilepaskan termasuk ikat pinggang.
4. Pertolongan Pertama Mengurangi Shock
a. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering
kali disertai dengan shock, baik ringan maupun parah. Bahkan
sampai fatal, karena shock merupakan reaksi tubuh yang
ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darahdan
berakibat persendian darah pada organ-organ penting.
b. Tanda-tanda Shock
 Denyut nadi cepat, tapi lemah
 Merasa lemas
 Muka pucat
 Kulit dingin, keringat dingin pada kening dan telapak
tangan

xliii
 Merasa haus
 Merasa mual
 Nafas tidak teratur
 Tekanan darah sangat rendah
c. Pertolongan Pertama Mengurangi Shock
 Menghentikan pendarahan.
 Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas.
 Memberi nafas buatan.
 Menyelimuti dan meletakan penderita pada posisi yang
paling menyenangkan.
d. Langkah-langkah Pertolongan pertama Mengurangi Shock
 Baringkan korban dengan posisi kepala sama datar atau
lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah
aliran darah kejantung dan otak. Bila kaki tidak patah,
tungkai dapat ditinggikan 30-45cm diatas posisi kepala.
 Selimuti pasien dan hindarkan dari udara dingin.
 Usahakan pasien tidak melihat lukanya.
 Pasien yang sadar dan tidak mengalami luka diperut,
dapat diberi larutan shock yang terdiri dari:
- 1 st garam dapur
- ½ st tepung soda kue
- 4 sampai 5 gelas air, dan bisa juga ditambahkan
dengan
- air kelapa/kopi/teh
5. Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang
a. Tanda-tanda Patah Tulang
 Penderita tidak dapat menggerakan bagian yang luka
 Bentuk bagian yang patah tampak tidak rata
 Ada rasa nyeri kalau digerakan
 Kulit tidak terasa kalau disentuh
 Pembengkakan dan warna biru disekitar kulit yang luka
b. Pedoman Umum Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang

xliv
 Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus
darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali
demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan
menggerakan penderita.
 Kalau korban harus dipindahkan temapat, pindahkan
korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang
tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan.
 Kemudian periksa apakah ada luka-luka lainnya.
 Kalau bantuan medis terlambat, sedangkan penderita harus
diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembalut (bidai) sebelum menggerakan
atau mengangkat penderita.
c. Macam-macam Patah Tulang dan Pertolongan Pertamanya
1. Patah Lengan Bawah Pergelangan Tangan
 Letakan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke
dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat
dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di
dada.
 Siapkan 2 bidai yang dilengkapi dengan kain
pengempuk, satu untuk membelatt bagian dalam,
sedang yang lain untuk membelat bagian luar.
 Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke
punggung jemari.
 Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa,
sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya7,5-10cm
ke siku.
2. Patah Tulang Lengan Atas (Siku ke Bahu)
 Letakan tangan perlahan-lahan kesamping tubuh
dalam posisi sealamiah mungkin.
 Letakan lengan bawah didada dengan telapak tangan
menempel perut.
 Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis
bahan empuk disebelah luar lengan dan ikatlah

xlv
dengan 2 carik kain diatas dan dibawah bagian yang
patah.
 Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan
atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain
yang melingkari dada dan belatan (bidai).
3. Patah Tulang Lengan Bawah
Letakan pembelat (bidai) berlapis dibawah telapak
tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
4. Patah Tulang di Paha
 Patah tulang dipaha sangat berbahaya, tanggulangi
shock dulu dan segera panggil dokter.
 Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal.
 Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar.
 Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15cm yang
dilapisi dengan kain empuk.
 Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang
dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk
bagian dalam sepanjang dari pangkal dari pangkal
paha sampai ke lutut.
d. Pembalut dan Pembalutan
1. Macam-macam Pembalut
 Pembalut kasa gulung
 Pembalut kasa perekat
 Pembalut penekan
 Kasa penekan steril
 Gulungan kapas
 Pembalut segi tiga
2. Pembalutan
 Pembalutan segitiga pada kepala atau kening
 Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
 Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
 Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
 Pembalutan spiral pada tangan

xlvi
 Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke
tangan atau pergelangan tangan yang cidera.

BAB VI
SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)

Satuan karya pramuka atau saka adalah wadah pendidikan guna


menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman bagi
para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Satuan karya diperuntukkan bagi para pramuka
penggalang terap, pramuka penegak dan pandega, dan pemuda-
pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap saka
memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada
sub bidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya
tersebut. Setiap Krida memiliki SKK untuk TKK khusus saka yang
dapat diperoleh pramuka yang bergabung dengan krida tertentu di
sebuah saka.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang
disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka (PERTISAKA)
yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang
dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang
disebut perkemahan antar saka (PERAN SAKA) dimana
dimungkinkan tiap saka mentrasnfer bidang keilmuan masing-
masing. Bagian terkecil dari saka di sebut krida.
Satuan Karya Pramuka yang dulu ada 7, pada saat ini satu lagi
satuan karya pramuka yang dibentuk adalah satuan karya pramuka
Wira Kartika yang merupakan hasil kerja sama Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dengan Mabes TNI Angkatan Darat, sehingga
satuan karya pramuka pada saat ini ada 8 , antara lain :

1. Saka Dirgantara

xlvii
Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang
kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan
dirinya dalam pembangunan nasional. Ialah satuan karya yang
membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya
berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan atau
memiliki landasan udara.
Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara umumnya
memperbantukan para professional di bidang kedirgantaraan, TNI
AU pihak perusahaan penerbangan dan club aeromodelling.
Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu :
1. Krida Olahraga Dirgantara (ORGIDA)
2. Krida Pengetahuan Dirgantara
3. Krida jasa Kedirgantaraan

2. Saka Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah
kegaitan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan da
keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan
serta dalam pembangunan nasional. Ialah satuan karya yang
membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah Satuan Karya terbesar dan paling
berkembang di Indonesia. Saka Bhayangkara dapat dibentuk di
hamper seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada
suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam pelatihan Saka
Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan
pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang
memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasannya
Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI.
Saka Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
2. Krida Lalu Lintas (Lantas)

xlviii
3. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Pada Krida PPB terdapat 4 sub krida :
1. Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2. Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3. Subkrida DAMKAR (Pemadam Kebakaran)
4. Subkrida SAR (Search And Rescue)
3. Saka Bahari
Satuan Karya Pramuka Bahari adalah wadah bagi pramuka
yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan
bermanfaat dalam rangka menanam rasa cinta dan menumbuhkan
sikap hidup yang berorientasi kebaharian termasuk laut dan peraian
dalam. Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI
AL, Profesional di bidang olahraga Air, Departemen Pariwisata
dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di
wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Saka Bahari meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Sumberdaya Bahari
2. Krida Jasa Bahari
3. Krida Wisata Bahari
4. Krida Reksa Bahari

4. Saka Bhakti Husada


Satuan Karya Pramuka Bakti Husada adalah wadah
pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan,
penambahan pengalaman da pemberian kesempatan untuk
membaktikan dirinya kepada msyarakat dalam bidang kesehatan.
Pembinaan Saka Bhakti Husada berada dibawah naungan
Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Departemen
Kesehatan, Dinas Kesehatan, PMI, Rumah Sakit, dan juga
Lembaga Kesehatan Profesional lainnya.

Saka Bhakti Husada meliputi 5 krida, yaitu :

xlix
1. Krida Bina Lingkungan Sehat
2. Krida Bina Keluarga Sehat
3. Krida Penanggulangan Penyakit
4. Krida Bina Obat
5. Krida Bina Gizi
6. Krida Pola Hidup Bersih dan Sehat

5. Saka Kencana ( Keluarga Berencana)


Satuan Karya Pramuka Kencana adalah wadah kegiatan
dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan
praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana,
Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan
Pramuka yan bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN).
Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reporduksi
(KB dan KR)
2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
(KS dan PK)
3. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advoksi
dan KIE)
4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM)

6. Saka Taruna Bumi


Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi adalah wadah bagi
para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan
kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan
kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung
kegiatan pembangunan pertanian.

l
Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerjasama dengan
Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga
Holtikultura.

Saka Taruna Bumi meliputi 5 krida, yaitu :


1. Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
3. Krida Perikanan
4. Krida Peternakan
5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura

7. Saka Wanabhakti
Satuan Karya Pramuka Wanabhakti adalah wadah bagi
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan
kegaitan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka
menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan
Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan
Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Saka Wanabhakti meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Tata Wana
2. Krida Reksa Wana
3. Krida Bina Wana
4. Krida Guna Wana

8. Saka Wira Kartika


Satuan Karya Pramuka Wira Kartika baru berupa Satuan
Karya Rintisan yang mulai di laksanakan pada akhir tahun 2007.
Pembentukannya berdasarkan Peraturan bersama Kepala Staf
Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor
182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 oktober 2007 tentang
kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan
bela negara dan kepramukaan.

li
Pengorganisasian Saka binaan TNI AD ini, tidaklah jauh
berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya. Namun demikian
Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang di
bentuk dalam Satuan Krida antara lain :
1. Krida Survival
2. Krida Pioner
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida Bintal Juang

9. Saka Pariwisata
Saka Pariwisata merupakan wadah kegiatan pendidikan
dan pembinaan guna menyalurkan minat, bakat dan menambah
pengetahuan, ketrampilan, pengalaman para Pramuka Penegak dan
Pandega, dalam bidang kepariwisataan.

Saka Pariwisata meliputi 3 Krida, yaitu :


1. Krida Penyuluh Pariwisata
2. Krida Pemandu Pariwisata
3. Krida Kuliner Wisata

10. Saka Widya Budaya Bakti


Saka Widya Budaya Bakti adalah wadah pendidikan dan
pembinaan bagi para pramuka penegak dan pramuka pandega
untuk menyalurkan minat, mengembangkan bakat, kemampuan,
dan pengalaman dalam bidang pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan di bidang pendidikan da kebudayaan yang dapat
menjadi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya ntuk mengabdi
pada masyarakat, bangsa, dan negara.

Saka Widya Budaya Bakti meliputi 7 Krida, yaitu :

lii
1. Krida Pendidikan Masyarakat
2. Krida Anak Usia Dini
3. Krida Pendidikan Kecakapan Hidup
4. Krida Bina Sejarah
5. Krida Bina Seni dan Film
6. Krida Bina Nilai Budaya, berisi
7. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum

12. Saka Kalpataru


Saka Kalpataru merupakan satuan kaya pramuka tempat
meningkatkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan
kecakapan, dan kepemimpingan Pramuka Penegak dan Pandega
serta sebagai wadah untuk menanamkan kepedulian dan rasa
tanggungjawab dalam mengelola, menjaga, dan mempertahankan
dan melestarikan lingkungan untuk keberlanjutan generasi
sekarang dan mendatang.
Pembentukan Saka Kalpataru berutjuan untuk member
wadah pendidikan dan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega untuk menyalurkan minat, mengembangkan
bakat, kemampuran, pengalaman dalam bidang pengetahuan dan
teknologi serta keterampilang khususnya yang berkaitan dengan
substansi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH)
yang menjadi bekal penghidupannya untuk mengabdi pada
masyarakat, bangsa dan Negara.

Saka Kalpataru meliputi 3 Krida, yaitu :


1. Krida 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
2. Krida Perubahan Iklim, dan
3. Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati.

liii
liv
BAB VII
PERATURAN BARIS BERBARIS DAN TATA UPACARA
PRAMUKA PENEGAK

A. PBB Dasar
Peraturan Baris - Berbaris yang selanjutnya disingkat
menjadi PBB adalah peraturan tata cara baris berbaris yang
diwujudkan dalam bentuk latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dan jiwa korsa dalam kehidupan militer
yang diarahkan kepada terbentuknya suatu sikap prajurit
berkarakter dan jasmani yang tegap, tangkas, menumbuhkan
disiplin, loyalitas tinggi, kebersamaan dan rasa tanggung jawab
sehingga senantiasa mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan individu.
Maksud dan tujuan PBB :
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
a. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara
dan dapat membedakan hak dan kewajiban
b. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin,
mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa
persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu,
dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung
jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh
yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan
sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan
serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.

Dalam PBB ada yang namanya aba-aba. Aba-aba adalah


perintah yang diberikan oleh seorang Komandan / pemimpin
/ pejabat tertua / pejabat yang ditunjuk kepada pasukan /

lv
sekelompok orang untuk dilaksanakan pada waktunya secara
serentak atau berturut-turut dengan tepat dan tertib. Aba-aba
petunjuk adalah dipergunakan hanya jika perlu, untuk
menegaskan maksud dari pada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang harus jelas untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Aba-aba pelaksanaan
adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-
aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.
Gerak adalah aba-aba pelaksanaan untuk gerakan-
gerakan yang menggunakan kaki dan gerakan-gerakan yang
memakai anggota tubuh serta alat lainnya baik dalam keadaan
berjalan maupun berhenti. Mulai adalah aba-aba pelaksanaan
untuk gerakan-gerakan pelaksanaan perintah yang harus
dikerjakan berturut-turut. Jalan adalah aba-aba pelaksanaan
untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.

 Dalam baris berbaris ada tiga macam aba-aba yaitu:


a. aba-aba petunjuk.
b. aba-aba peringatan.
c. aba-aba pelaksanaan.

 Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk


menegaskan maksud dari aba aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a. “UNTUK PERHATIAN”.
b. “KEPADA KOMANDAN KOMPI”.
c. “KOMPI A”.
Catatan:
1. Dalam pelaksanaan upacara, aba-aba petunjuk
disesuaikan dengan jabatan dalam upacara, Inspektur
Upacara : ”KEPADA INSPEKTUR UPACARA”

lvi
2. Dalam pelaksanaan apel, aba-aba petunjuk disesuaikan
dengan jabatan organik untuk Komandan / Wadan / Kas, Ka
/ Waka, Dir / Wadir “KEPADA DAN/DIR/KA/WAKIL” dan
selain itu aba-aba petunjuknya adalah pawas “KEPADA
PERWIRA PENGAWAS ”.
3. Kepada Komandan Batalyon: ”KEPADA
KOMANDAN
BATALYON”.
4. Kepada Kepala Ajendam: ”KEPADA KEPALA
AJENDAM”.

 Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang harus jelas untuk


dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a. “LENCANG KANAN”.
b. “DUDUK SIAP”.
c. “ISTIRAHAT DI TEMPAT”.

 Aba-aba pelaksanaan untuk menegaskan mengenai saat


untuk melaksanakan aba-aba petunjuk/peringatan dengan
cara serentak atau berturut-turut.
Contoh :
a. “GERAK‟‟.
b. “JALAN”.
c. “MULAI”.

 Kententuan pemberian aba-aba diatur sebagai berikut:


a. Pemberi aba-aba harus berdiri dengan sikap sempurna
menghadap pasukan kecuali aba-aba yang diberikan itu berlaku
juga bagi pemberi aba-abamaka pemberi aba-aba tidak perlu
menghadap pasukan.
Contoh: Waktu Komandan Upacara (Dan Up) memberi aba-
aba penghormatan kepada Irup: “HORMAT SENJATA=
GERAK”.

lvii
Pelaksanaan: Pada waktu memberi aba-aba Dan Up menghadap
ke arah Inspektur Upacara (Irup) sambil melakukan gerakan
penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah
penghormatan selesai dibalas oleh Irup maka dalam sikap
“Sedang memberi hormat” Dan Up memberikan aba-aba
“TEGAK SENJATA= GERAK”. dan setelah aba-aba itu Dan
Up bersamasama pasukan kembali kesikap sempurna.
b. Aba-aba diucapkan dengan suara lantang, tegas dan
bersemangat.

 Ketentuan umum dalam sikap sempurna sebagai berikut:


a. Sikap sempurna diawali dari sikap istirahat.
b. Aba-aba dalam sikap sempurna terdiri atas.
1. Pada posisi berdiri “SIAP = GERAK”.
2. Pada posisi duduk “DUDUK SIAP = GERAK”.

 Pelaksanaan sikap sempurna posisi berdiri diatur dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Sikap berdiri badan tegak.
b. Kedua tumit rapat dengan kedua telapak kaki
membentuk sudut 45°.
c. Lutut lurus dan paha dirapatkan, tumpuan berat badan
dibagi atas kedua kaki.
d. Perut ditarik dan dada dibusungkan.
e. Pundak ditarik sedikit kebelakang dantidak dinaikkan.
f. Kedua tangan lurus dan rapat disamping badan,
pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan (mengepal)
menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha.
g. Punggung ibu jari menghadap kedepan merapat pada
jahitan celana.
h. Leher lurus, dagu ditarik sedikit ke belakang.
i. Mulut ditutup, pandangan mata lurus mendatar
kedepan, bernapas sewajarnya.

lviii
 Ketentuan umum dalam istirahat sebagai berikut:
a. Sikap istirahat diawali dari sikap sempurna.
b. Aba-aba dalam sikap istirahat adalah:
1. Istirahat biasa “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
2. Istirahat perhatian “UNTUK PERHATIAN - ISTIRAHAT
DITEMPAT = GERAK”.
3. Istirahat Parade “PARADE - ISTIRAHAT DITEMPAT
= GERAK”.
 Pelaksanaan sikap istirahat posisi berdiri diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kaki kiri dipindahkan kesamping kiri, dengan jarak
selebar bahu.
b. Kedua belah tangan dibawa kebelakang. Tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan dengan ibu jari dan jari
telunjuk tepat dipergelangan tangan kanan, punggung tangan kiri
diletakkan dipinggang/kopelrim.
c. Pandangan mata tetap lurus ke depan.

 Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar


1. Sikap sempurna. Aba-aba : Siap - GERAK
2. Istirahat. Aba-aba: Istirahat ditempat – GERAK
3. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf). Aba-aba
: Lencang kanan/kiri - GERAK
4. Setengah lencang kanan/kiri. Aba-aba : Setengah lencang
kanan/kiri - GERAK
5. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar). Aba-aba :
Lencang depan - GERAK
6. Cara berhitung. Aba-aba : Hitung – MULAI
7. Hadap kanan/kiri. Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
8. Hadap serong kanan/kiri. Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri
– GERAK
9. Balik kanan. Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK

lix
10. Cara berkumpul. Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul -
MULAI
11. Cara latihan memberi hormat. Aba-aba : Hormat - GERAK
12. Bubar. Aba-aba : Bubar - JALAN
13. Jalan di tempat. Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
14. Membuka/menutup barisan. Aba-aba : Buka barisan –
JALAN/Tutup barisan – JALAN
15. Maju – jalan. Dari sikap sempurna. Aba-aba : Maju –
JALAN
16. Langkah Biasa. Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
17. Langkah Tegap. Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
18. Langkah perlahan (mengantar jenazah dalam upacara
kemiliteran). Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
19. Langkah ke samping. Aba-aba : ……..Langkah ke
kanan/kiri – JALAN
20. Langkah ke belakang. Aba-aba : ……..Langkah ke belakang
– JALAN
21. Langkah ke depan. Aba-aba : …….Langkah ke depan –
JALAN
22. Langkah di waktu lari. Dari sikap sempurna aba-aba : Lari
maju – JALAN, dari langkah biasa aba-aba : Lari – JALAN
23. Langkah merdeka. Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
24. Ganti langkah. Aba-aba : Ganti langkah – JALAN

B. Tata Upacara Pramuka Penegak


1. Pengertian
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu
ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat,
sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk
memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
Istilah dalam upacara :
a. Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan
tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara
umum.

lx
b. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan
yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan
usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan
GerakanPramuka.
c. Upacara Pelantikan yaitu :
 upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang
calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
 upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan
pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
d. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan
dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum
yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai
dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.
e. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam
rangka pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan
lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
f. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang
dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak dan/atau
Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti
secara langsung sesuai dengan bidangnya.
g. Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang
menerima penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara
dan merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
h. Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun
dan mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang
berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.
i. Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan
peserta upacara.
j. Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara
dalam suatu upacara.
k. Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah
pimpinan Pemimpin Upacara.

lxi
l. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas
tertentu dalam suatu upacara misalnya : pengibar bendera,
pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.

2. Macam upacara di Ambalan Penegak


Macam upacara di dalam Ambalan Penegak meliputi :
a. Upacara Pembukaan Latihan
b. Upacara Penutupan Latihan
c. Upacara Penerimaan Tamu
d. Upacara Penerimaan Calon
e. Upacara Pelantikan
f. Upacara Kenaikan Tingkat
g. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
h. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega
i. Upacara Pelepasan

3. Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak


Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur
sebagai berikut :
a. Kerapihan setiap anggota ambalan
b. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
c. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk
barisan bersaf.
d. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.
e. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil
Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
f. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat
di sebelah kanan barisan.
g. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah
kanan para pemimpin Sangga.
h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan
adat ambalan yang berlaku.
i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana
memimpin penghormatannya.
j. Pembacaan Dasaidarma oleh petugas.

lxii
k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca
Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara
latihan.

4. Upacara Penerimaan Tamu


Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan
dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan
sebagai berikut :
a. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau
Pembina.
b. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada
anggota Ambalan.
c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu
untuk mengikuti kegiatan ambalan.
d. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

5. Upacara Penerimaan Calon Penegak


Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan
sesudah Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai
berikut:
a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan
menyiapkan pertanyaan.
d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan
kepada ambalan.
e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan
diterima sebagai calon Penegak.
g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.

lxiii
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan
calon.
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan
penerimaannya di ambalan.
j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan
acara latihan.

6. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak


Bantara
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara,
tidak boleh dihadiri Calon Penegak lainnya. Pelaksanaannya
diatur sebagai berikut :
a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping
kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan
pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon.
d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke
sangganya.
e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan
Pembina, anggota ambalan menghormat dipimpin oleh
Pradama/Petugas.
f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara
Pembina dan calon.
g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
i. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal,
dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan
tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan
jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda
Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.

lxiv
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru
dilantik.
k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput
Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke
sangganya.

7. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi


Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi
Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota
ambalan.
b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh
pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai
perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan.
d. Para pendamping kembali ketempat.
e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah
diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan
naik tingkat.
f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan
depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih
memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat
dipimpin Pradama atau petugas.
g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada
Penegak yang bersangkutan.
h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan
seperlunya.
i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang
bersangkutan.
j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya
dituntun Pembina memegang ujung Sang Merah Putih
dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada
jantungnya

lxv
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan
masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk
meneruskan acara.

8. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada


Pramuka Penegak
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak
yang telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian
Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai
berikut :
a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus
dipangggil kedepan Pembina.
b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah
dipenuhi.
c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat
keterangan oleh Pembina.
d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
e. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk
meneruskan acara.

9. Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke


Racana Pandega
Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana
Pandega dilakukan sebagai berikut :
a. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan
dalam bentuk barisan bersaf.
b. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan
Pembina Penegak.
c. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena
kecakapannya, melainkan karena usianya
d. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota
ambalan.
e. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada
Pembina Racana Pandega.

lxvi
f. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat
racana yang berlaku.

10. Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke


masyarakat
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat
dilakukan dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin.
a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
b. Acara upacara meliputi :
1) Penjelasan Pembina.
2) Penegak yang bersangkutan minta diri.
3) Sambutan wakil anggota ambalan.
4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat
keterangan.
5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan
meninggalkan ambalan.
6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.
7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai
persaudaraan.
c. Tempat dan waktu tidak terikat.

lxvii
BAB VIII
PENDIDIKAN BELA NEGARA

1. Pengertian Bela Negara


Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik.
Secara fisik :
Bela negara adalah segala upaya untuk mempertahankan
kedaulatan negara dengan cara berartisipasi secara langsung
dalam upaya pembelaan negara (TNI mengangkat senjata,
rakyat berkarya nyata dalam proses pembangunan).
Secara non fisik :
Bela negara adalah segala upaya untuk mempertahankan NKRI
dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif
dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan
kemampuannya.

2. Dasar Hukum Bela Negara


Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945). Pasal tersebut memiliki dua makna,
yaitu :
Pertama, bahwa setiap warga negara memliki hak
sekaligus kewajiban dalam menentukan kebijakan-kebijakan
tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga
perwakilan sebagaimana diamanatkan oleh UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Kedua, setiap warga negara harus turut serta dalam setiap
usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan
profesinya masing-masing.

lxviii
3. Upaya Meningkatkan Kesadaran Pemuda dalam Bela
Negara
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis
terdepan dalam melakukan perubahan, hanya dengan
demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini,
mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih
besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru di
segala aspek atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung
juga merupakan salah satu cara menjaga negara ini. Hal lain
yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memliki kepekaan
sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat
saat ini, maka harus turut serta mencari solusinya.
Kesadaran pemuda dalam bela negara dapat diwujudkan
dengan berbagai macam cara, yaitu dengan uaya-upaya berikut:
a. Melakukan pelestarian lingkungan
Pemuda dapat menggerakkan masyarakat dalam upaya
pekestarian lingkungan seperti bersama-sama melakukan
reboisasi atau penanaman kembali ladang yang telah gundul
dengan membentuk organisasi besar yang tersebar di seluruh
Indonesia. Melalui aksi penghijauan (go green) masyarakat
lebih tertarik untuk menanam pohon dan melestarikan
lingkungan.
b. Mempertahankan dan memperkenalkan budaya Indonesia
sebagai kekayaan bangsa
Sebagai pemuda, banyak yang dapat kita lakukan untuk
mempertahankan dan memperkenalkan budaya bangsa ini di
dalam maupun di luar negeri. Misalnya seperti melakukan
orientasi budaya dengan menampilkan informasi fakta unik
tentang budaya tersebut melalui teknologi internet yang
telah kita dapatkan di zaman globalisasi ini, sehingga orang
di luar daerah maupun di luar negeri dapat melihat
kebudayaan yang kita miliki. Selain itu, pemuda juga bisa
memperkenalkan berbagai macam tari-tarian tradisional,

lxix
lagu tradisional, dan kuliner khas Indonesia melalui pameran
budaya di sekolah-sekolah, kampus, atau bahkan
masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan bekerja sama
dengan dinas pariwisata dan kebudayaan setempat, sehingga
aksi pemuda juga dilirik dan didukung oleh pemerintah.
c. Berperilaku ramah dan kooperatif terhadap warga asing
Para warga asing yang ke Indonesia, tidak hanya datang
untuk menikmati keindahan alamnya saja, tetapi banyak
juga yang membuka usaha di Indonesia bahkan banyak yang
sudah menjadi warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
sebagai warga negara Indonesia asli khususnya pemuda
Indonesia harus dapat membuat warga asing mencintai dan
memandang positif terhadap bangsa Indonesia, yaitu salah
satunya dengan cara bersikap ramah dan kooperatif.
d. Berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan olimpiade dan
IPTEK tingkat internasional
Mengharumkan nama bangsa Indonesia merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan pemuda Indonesia sebagai
bentuk dalam bela negara. Secara tidak langsung, bangsa
lain akan lebih menghargai bangsa kita atas prestasi yang
telah kita dapatkan.
Tindakan-tindakan orasi atau demo tanpa batas yang
mengatasnamakan upaya pembelaan negara oleh para
mahasiswa juga bukanlah bentuk upaya bela negara yang
diharapkan. Pemuda Indonesia harusnya bisa melakukan
tindakan itu dengan cara-cara yang lebih terhormat dan
menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang
berpendidikan.
Persoalan ini juga tampak dari banyakanya pemuda
Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikannya di luar
negeri namun tidak ingin kembali lagi ke Indonesia karena
kenyamanan yang telah mereka terima disana. Bukannya
kembali untuk membantu negara supaya menjadi maju,
mereka seakan-akan bangga dapat menikmati kehidupan di

lxx
tanah orang lain dan tidak sedikit pula dari mereka yang
membantu pihak luar untuk menguras harta negeri ini.
e. Mengikuti pendidikan bela negara
Demi meningkatkan kesadaran bela negara untuk
masyarakat pada umumnya dan terhadap pemuda pada
khususnya, Tentara Republik Indonesia telah melakukan
pelatihan atau pendidikan bela negara dengan membentuk
divisi khusus yaitu Dodik Bela Negara di setiap rindam atau
kodim di seluruh Indonesia. Hal ini perlu dikembangkan dan
disosialisasikan secara merata agar sekolah-sekolah dan
lembaga-lembaga kepemudaan bisa mengkuti pendidikan
bela negara bersama Tentara Republik Indonesia.
Pendidikan bela negara ini bukan semata-mata wajib militer
atau memiliterisasi pemuda, tetapi untuk melatih
kedispilinan serta meningkatkan kesadaran cinta tanah air
dan menghargai perjuangan bangsa Indonesia.

4. Hal yang perlu diperhatikan terhadap semangat bela


negara
Terdapat beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai
bahan motivasi setiap pemuda untuk ikut dalam usaha bela
negara. Kaelan dan Achmad Zubaidi (2007:121)
mengemukakan bahwa untuk mewujudkan motivasi pemuda
terhadap semangat bela negara setidaknya harus diperhatikan
beberapa hal, antara lain :
a. Pengalaman sejarah perjuangan Republik Indonesia
b. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
c. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
d. Kekayaan sumber daya alam
e. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang persenjataan
f. Kemungkinan timbulnya peperangan

lxxi
Keenam pokok pikiran diataslah yang harus diperhatikan
dan dtumbuhkembangkan sebagai jalan meningkatkan motivasi
generasi muda agar melakukan upaya-upaya pembelaan negara.
Dengan membangun kesadaran itulah, maka pemuda telah
melakukna salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga
keutuhan negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Pemuda sebagai wajah bangsa


Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan pemudanya,
karena mereka akan menunjukkan wajah kehormatan suatu
bangsa dalam kontes kehidupan. Jika para pemuda dalam suatu
negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka nasib
bangsa perlu dikhawatirkan. Bagaimanapun, pemuda adalah
kader bangsa yang harus dibina dengan segala bentuk
pendidikan, baik pendidikan kejiwaan (psikologi) sampai
pendidikan politik. Jangan sampai pendidikan yang dirancang
oleh negara tidak memperhatikan masa depan para pemudanya.
Apalagi hanya mengedepankan kepentingan pribadi atau
golongan saja.
Pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan
kepemimpinan negara berada di tangannya. Karena itu pemuda
harus mengetahui asas kepemimpinan. Asas kepemimpinan
adalah kesadaran dan kemauan. Sikap dan ciri pemimpin yang
baik adalah sebagai berikut :
a. Berilmu, berakhlak, berintegritas, professional, dan pandai
b. Dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab atas
keputusannya
c. Dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi dan mampu
menjadi contoh yang baik
d. Bersedia mendengar masukan dan kritik dari orang lain
e. Bisa memberi semangat dan memotivasi

lxxii
BAB IX
BAHAYA NARKOBA

A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan
Bahan Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan
oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya
Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas
Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada
ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para
praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya
pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis
zat yang sama.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan


pengertian dari:
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan”.

Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis


bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku”.

Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan


narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan
dapat menimbulkan ketergantungan”

Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua


jenis narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena

lxxiii
cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki
manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan
pengembangan pengetahuan.

Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997,


narkotika dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I
merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status
illegalnya tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi,
menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan narkotika dan
psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

B. Macam – Macam Narkoba


1. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin
merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin
rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam
bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan
disuntikkan.

2. Codeina
Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein
lebih lemah daripada heroin dan potensinya untuk menimbulkan
ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau
cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.

3. Heroin (putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin
dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan
orang di Indonesia pada akhir – akhir ini. Heroin yang secara
farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi
mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun
pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi

lxxiv
diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit
kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik.

4. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk
mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah
besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine
(Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan
propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan
orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid
telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan
opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone
(Trexan), nalorphine, levalorphane dan apomorphine. Sejumlah
senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah
disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol
(Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah
menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang
efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid :
putauw, etep, PT, putih.

5. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat
ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan
cairan tidak berwarna.

6. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap
(menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar
berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan
mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat
kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang
menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau

lxxv
candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat
aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat
tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak
kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,
burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya
dengan cara dihisap.

C. Faktor yang Mendorong


a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata
menyangkut motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu
(motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional,
mental-intelektual dan interpersonal.

b. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu


tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang
mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat
yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini dan ini merupakan
suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja antara
lain:
1. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang
berpindah-pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di rumah dan
sebagainya
2. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan
dan zat.
3. Perubahan teknologi yang cepat.
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya
standar moral; (hal ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti –
Akhlaq)
5. Meningkatnya waktu menganggur.
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan,
perbedaan ekonomi etno rasial, kemewahan yang membosankan
dan sebagainya.
7. Menjadi manusia untuk orang lain.

lxxvi
D. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila
dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan
seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda
yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD

Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ


tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja
biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk
sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna
lebih senang dan gembira untuk sementara waktu

Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat
dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai
merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak
sadarkan diri. Contohnya putaw

Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya


akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba
mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara
tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam
otak,contohnya ganja , heroin , putaw

"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka


lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah
melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya
kematian".

b. Menurut Jenisnya
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai
berikut:

lxxvii
Opioid:
 depresi berat
 apatis
 rasa lelah berlebihan
 malas bergerak
 banyak tidur
 gugup
 gelisah
 selalu merasa curiga
 denyut jantung bertambah cepat
 rasa gembira berlebihan
 banyak bicara namun cadel
 rasa harga diri meningkat
 kejang-kejang
 pupil mata mengecil
 tekanan darah meningkat
 berkeringat dingin
 mual hingga muntah
 luka pada sekat rongga hidung
 kehilangan nafsu makan
 turunnya berat badan

Kokain:
 denyut jantung bertambah cepat
 gelisah
 rasa gembira berlebihan
 rasa harga diri meningkat
 banyak bicara
 kejang-kejang
 pupil mata melebar
 berkeringat dingin
 mual hingga muntah

lxxviii
 mudah berkelahi
 pendarahan pada otak
 penyumbatan pembuluh darah
 pergerakan mata tidak terkendali
 kekakuan otot leher

Ganja:
 mata sembab
 kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
 sering melamun
 pendengaran terganggu
 selalu tertawa
 terkadang cepat marah
 tidak bergairah
 gelisah
 dehidrasi
 tulang gigi keropos
 liver
 saraf otak dan saraf mata rusak
 skizofrenia

Ectasy:
 enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
 berkeringat
 sulit tidur
 kerusakan saraf otak
 dehidrasi
 gangguan liver
 tulang dan gigi keropos
 tidak nafsu makan
 saraf mata rusak

lxxix
Shabu-shabu:
 enerjik
 paranoid
 sulit tidur
 sulit berfikir
 kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan
hingga merasa sesak nafas
 banyak bicara
 denyut jantung bertambah cepat
 pendarahan otak
 shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada
kematian

Benzodiazepin:
 berjalan sempoyongan
 wajah kemerahan
 banyak bicara tapi cadel
 mudah marah
 konsentrasi terganggu
 kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

Jadi dapat disimpulkan dampak narkoba apabila narkoba


dikonsumsi Oleh:
a. Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa
anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa
anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang
tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan
remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah
masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba,


mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar

lxxx
sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi
hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba,


para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan
remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui
jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja
yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

b. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin
pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11
sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau
usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba
biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.

Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang


wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan
terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke
dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau


remaja (pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,

lxxxi
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai
pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.

E. Penyelesaian atau Solusi


Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah
terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi,
yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba,
pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti
halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini.
kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai
bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan
keluarga.

2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal
(initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan
fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi
medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tertier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase
stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna

lxxxii
kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan
kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya
berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
BAB X
DINAMIKA KELOMPOK DAN OUTBOND

A. Pengertian Dinamika Kelompok


Dinamika kelompok merupakan suatu lingkup pengetahuan
sosial yang lebih berkosentrasi pada pengetahuan tentang
hakekat kehidupan berkelompok (Johnson, 2012: 24).
Sedangkan dalam bukunya Santoso (2006: 5), dinamika
kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu
atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas
antara anggota yang satu dengan yang lain.

B. Ciri-Ciri dan Fungsi dinamika kelompok


Adapun ciri-ciri dinamika kelompok yaitu:
1. Memiliki motif yang sama antar individu satu dengan yang
lainya.
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara
individu satu dengan yang lainnya.
3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau
organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta
kedudukan masing-masing.
4. Adanya penuguhan norma pedoman tingkah laku anggota
kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Fungsi dari dinamika di dalam keompok antara lain:


1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam
mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan segala pekerjaan.

lxxxiii
3. Mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan pemecahan
masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar
sehingga selesai lebih efektif, cepat dan efisien.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan
masyarakat.

C. Komunikasi, Kepemimipinan Dan Sinergi Dalam Kelompok


Komunikasi kelompok prespektif adalah dimana dalam
kelompok itu terjadi interaksi satu sama lain dengan cara
tertentu. Dimana masing-masing mempenagruhi oleh pihak
lainnya. Kepemimpinan dalam kelompok adalah tindakan
perbuatan diantara perseorangan dan kelompok yang
menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju
kearah tujuan. Adapun tujuan kepemimpinan adalah :
1. Untuk memajukan organisasi yang yang bersangkutan dan
menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional
organisasi yang ada.
2. Untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing
anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
Adapun fungsi kepemimpinan adalah:
 Menentukan kegunaan dan tujuan
 Memfokuskan diri pada proses kerja secara bersama.
 Mengevaluasi kemajuan dan berkembang.
Sinergi dalam kelompok yaitu:
 membantu tersusunya aturan kelompok dan berusaha
mematuhinya dengan baik
 Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta
dalam seluruh kegiatan kelompok.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hubungan di dalam
suatu kelompok
1. Atmofser yang rileks dan nyaman bebas dari berkenaan
dimana tiap individu dapat berinteraksi dan terlibat.
2. Diskusi, fokus pada tiap orang berpartisipasi.

lxxxiv
3. Tujuan atau obyektif, di pahami secara jelas dan diterima
oleh anggota kelompok.
4. Listening, anggota akan aktif mendengarkan anggota lain.
5. Keputusan, dibuat dengan konsensus atau persetujuan yang
umum.
6. Critisim, terbuka tidak ada agenda yang di sembunyikan,
sehingga anggota merasa nyaman.
7. Feeling, dapat di ekspresikan dengan bebas
8. Kesadaran diri, kelompok penuh dengan cara kerja.

E. Outbond dan Permainan Pramuka

1. REBUT DAN RAMPAS


Peralatan : Tongkat atau sapu lidi untuk tiap anak
Jumlah pemain : Bebas
Waktu : 10 menit
Tujuan : Melatih kecekatan & Melatih kesetiakawanan
Unsur hiburan
Semua anak membentuk lingkaran dengan jarak kira-kira 1
meter. Semakin ahli, jaraknya dapat semakin jauh. Tiap anak
memegang tongkatnya hingga berdiri tegak di lantai. Bila ada
perintah “ya” tiap anak harus melepaskan tongkatnya dan cepat-
cepat menangkap tongkat teman di sebelah kanannya. Bila
tongkat itu sudah keburu jatuh, maka ia dikeluarkan.
Permainan ini sangat menyenangkan dan dapat bervariasi. Jarak
antar anak dapat diperbesar bila anak-anak sudah mampu,
perintah dapat berupa “kiri” atau “kanan”. Bila ingin permainan
lebil lama, maka setelah jatuh 3 kali baru dikeluarkan.

2. PETANI DAN PENCURI


Peralatan : Karet gelang atau tali, kantong kacang, atau
potongan kain atau agar kelihatan sungguhan, sebuah apel.
Jumlah pemain : bebas
Waktu : 8-10 menit

lxxxv
Tujuan : Melatih kecepatan
Unsur hiburan
Anak-anak membentuk lingkaran dan seorang anak, yang jadi
pencuri disuruh keluar ruangan. Selagi ia diluar, seorang anak
ditunjuk sebagai petani. Sebuah benda ditaruh di tengah
lingkaran. Pencuri tadi datang dan berjalan diluar lingkaran. Ia
boleh memasuki lingkaran dari mana saja dan mencuri benda
itu. Petani harus menangkapnya pada saat pencuri menyentuh
benda tersebut. Pencuri itu harus lari keluar dari lingkaran lewat
jalan masuk tadi dan ia selamat bila ia dapat keluar tanpa
tertangkap. Bila ia tertangkap maka petani itu harus jadi pencuri
dan dipilih petani baru.

3. ARUNG JERAM
Tujuan :
 Kerja sama tim.
 Kekompakan regu.
 Yang kuat membantu yang lemah.
 Menetapkan bersama trategi manajemen secara tepat.
 Menempatkan diri saat bertindak/ menjalankan tugas.

Alat :
Tali besar ( diameter 4-5 cm/ seukuran tali Perahu ).( panjang
tali sesuaikan dengan anggota regu yang bermain. )
Kedua ujung tali di ikat dengan kuat.

Pelaksanan :
Semua anggota regu duduk melingkar dengan kedua kaki
menjulur (selonjor) ke dalam lingkaran.
Tiap anggota regu kedua tangannya memegang tali, jarak antar
anggota regu 0,5 – 1 meter. Jarak semakin rapat semakin baik.

Peraturan :

lxxxvi
Semua anggota regu berupaya untuk berdiri secara bersama-
sama. Saat mencoba berdiri, kedua kaki/ lutut tidak boleh
ditekuk ( Tetap Lurus )
Setelah dapat berdiri bersama, kemudian berupaya duduk
bersama kembali. Diupayakan jangan ada peserta yang terjatuh.

4. STICK GOYANG
Tujuan :
 Menjalin Kerja sama dan toleransi antar anggota.
 Belajar saat menerima dan kapan harus memberikan
kesempatan kepada yang lain.
 Berlatih menghadapi segala rintangan atas asas
kebersamaan.
Alat :
 Tali Pramuka/ boleh rafia. Sejumlah peserta.
 Tongkat/ Balok/ papan kayu/ Bambu . Panjang ( 2- 3
meter ) Diameter bebas.
 Aneka Halang rintang.

Pelaksanaan :
Tiap anggota regu berhak memegangi utas tali . boleh sebelah
kanan atau kiri
Ditengah tarikan utas tali, diletakkan balok/ bambu dengan tali
dalam kondisi kencang.
Regu Menempuh suatu perjalanan penuh rintangan dengan
jarak bebas.
Regu dengan waktu tempuh tercepat dan balok/ bambu tidak
pernah jatuh itulah yang terbaik
Rintangan dapat dibuat sedemikian rupa, sehingga perjalanan
membawa balok/ bambu nampak penuh tantangan. ( Melebar,
menyempit, lompat, naik dan turun)

lxxxvii
5. BAUT BARISAN
Tujuan : Agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik
maupun sifat-sifat mereka, sekaligus melatih mereka
bekerjasama dalam kelompok.

Langkah-langkah :
Peserta di bagi dalam 2 kelompok yang sama banyak (bila
jumlah peserta ganjil, seorang pemandu bisa masuk ke dalam
salah 1 kelompok).
Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
Kedua keompok akan berlomba menyusun barisan. Barisan
disusun berdasarkan aba-aba pemandu :tinggi badan, panjang
rambut, usia dst.
Pemandu akan menghitung sampai 10, kemudian kedua
kelompok, selesai atau belum, harus jongkok.
Setiap kelompok secara bergantian memeriksa apakah
kelompok lawan telah melaksanakan tugasnya dengan benar.
Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan
tugasnya dengan benar dan cepat ( bila kelompok dapat
meyelesaikan tugasnya sebelum hitungan ke 10 mereka boleh
langsung jongkok untuk menunjukkan bahwa mereka telah
selesai melakukan tugas).
Sebelum pertandingan di mulai bisa dicoba terlebih dahulu
untuk memastikan apakah aturan mainnya sudah dipahami
dengan benar.

lxxxviii
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan & Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan


Kewarganegaraan. Paradigma: Yogyakarta

Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor: 134/Kn/76


Tahun 1976 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Kecakapan Khusus

Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 199 Tahun


2011 Tentang Panduan Penyelesaian Sku Pramuka
Penegak

Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 175


Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda
Penghargaan Gerakan Pramuka

Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun


2013 Tentang Pola Dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak

Peraturan Panglima TNI NO. 46 TH. 2014 (PASOPATI)


Tentang Peraturan Baris Berbaris (PBB)

Sutomo, dkk. 2016. Manajemen Sekolah. Semarang : UNNES


Press.

Tartilan, Ayu. 2014. Konsep Dasar Dinamika Kelompok.


http://ayutartilan.blogspot.co.id/2014/12/konsep-dasar-
dinamika-kelompok_2.html?m=1 diakses pada tanggal 11
Desember 2017

Undang-Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta

Zeqis. 2015. Materi Kepemimpinan dan Manajemen


Organisasi.
https://zeqjs.wordpress.com/2015/10/17/materi-
kepemimpinan-dan-manajemen-organisasi/ diakses pada

lxxxix
tanggal 11 Desember 2017, diakses pada tanggal 11
Desember 2017

Satuan Karya Pramuka, https://pramuka.or.id/satuan-karya/ ,


diakses pada tanggal 11 Desember 2017

Permainan Pramuka, https://pramuka.or.id/permainan-


pramuka/&ei=FBai3sai&lc=id , diakses pada tanggal 11
Desember 2017

Peran Strategis Pemuda dalam Penguatan Pancasila dan Bela


Negara, http://nasional.sindonews.com , diakses pada
tanggal 11 Desember 2017

xc

Anda mungkin juga menyukai