( SCOUTING SKILLS)
UNTUK PENEGAK
Oleh :
Natal Kristiono,S.Pd.,M.H.
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Salam Pramuka,
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah, sehingga
kami dapat menyelesaikan buku Ketrampilan Kepramukaan
Untuk Penegak.
Penerbitan diktat ini melibatkan berbagai pihak dan bertujuan
sebagai pegangan mahasiswa mata kuliah Pendidikan Generasi
Muda dan Kepramukaan program studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang dalam rangka turba dan praktek mengajar. Penulis
berupaya menyusun buku ajar ini untuk membantu pramuka
penegak dalam mempelajari teknik serta ketrampilan dalam
kepramukaan.
Di dalam buku ini disajikan teori-teori tentang kepramukaan
sehingga para pramuka penegak mengetahui, dan memahami
bagaimana sejatinya kepramukaan itu sendiri serta di harapkan
mampu mengamalkan Tri Satya dan Dasa Dharma, serta nilai-nilai
Pancasila. Pramuka penegak juga di harapkan mampu menerapkan
ketrampilan pramuka di kehidupannya nanti. Dengan demikian,
semoga buku ketrampilan kepramukaan ini dapat menjadi bekal
minimal yang harus di pelajari pramuka penegak dalam menempuh
dunia kepramukaan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu proses pembuatan, serta berkontribusi baik materi
maupun pikirannya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Semarang, 5 januari 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................. iii
iii
Bab IV Survival
1. Pengertian Survival ........................................................ 26
2. Api .................................................................................. 27
3. Bivak .............................................................................. 28
4. Tanda/Sinyal .................................................................. 29
5. Makanan Dan Minuman ................................................. 31
5. Pertolongan Pertama ...................................................... 32
iv
3. Faktor Yang Mendorong Bahaya Narkoba .................... 69
4. Penyelesaian Atau Solusi .............................................. 74
v
vi
BAB I
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA
PENEGAK
vii
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud disusunnya pola dan mekanisme ini adalah untuk
digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan
pembinaan bagi pramuka penegak dengan sistematis dan
terarah.
b. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan pelaksanaan
pembinaan pramuka penegak.
3. Dasar
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka
b. Keputusan Munaslub Gerakan Pramuka Tahun 2012 Nomor
05/Munaslub/2012 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c. Keputusan Munas Gerakan Pramuka Tahun 2008 Nomor
09/Munas/2008 tentang Rencana Strategik Gerakan
Pramuka 2009-2014.
d. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun
2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok
Organisasi Gerakan Pramuka.
e. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun
2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan
Gerakan Pramuka.
f. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 170.A Tahun
2008 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka.
g. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 198 Tahun
2011 tentang Syarat Kecakapan Umum.
4. Pengertian
a. Gugus depan disingkat gudep adalah satuan pendidikan dan
satuan organisasi terdepan penyelenggara pendidikan
kepramukaan serta sebagai wadah berhimpun anggota
muda.
viii
b. Pramuka adalah Warga Negara Indonesia yang aktif dalam
pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya dan
Darma Pramuka. Pramuka juga merupakan sebutan bagi
anggota muda Gerakan Pramuka yang terdiri atas pramuka
siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, dan pramuka
pandega.
c. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
pramuka.
d. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan.
e. Pembina Pramuka adalah tenaga pendidik Gerakan Pramuka
yang bertugas melatih (membina) peserta didik di gugus
depan.
f. Pamong Satuan Karya Pramuka adalah tenaga pendidik
Gerakan Pramuka yang bertugas mendidik peserta didik
pada satuan karya pramuka (saka).
g. Andalan adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka yang
menjadi pengurus di kwartir Gerakan Pramuka.
h. Ambalan adalah satuan gerak untuk golongan pramuka
penegak, dan dipimpin oleh Pradana dengan pendamping
pembina ambalan.
i. Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk
memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu
tujuan tertentu.
j. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha
pendidikan yang dilakukan secara terus menerus oleh
anggota dewasa terhadap peserta didik, dengan
menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, serta Sistem Among yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
ix
k. Pembinaan pramuka penegak adalah proses pendidikan dan
pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan,
keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran
jasmani, dan kepemimpinan bagi pramuka penegak
sehingga dapat hidup mandiri.
l. Pola Pembinaan Pramuka Penegak adalah kerangka kegiatan
pembinaan bagi pramuka penegak.
m. Mekanisme Pembinaan adalah tahapan proses pembinaan
secara terencana, terinci, dan terarah.
6. Sasaran Pembinaan
x
Sasaran pembinaan pramuka penegak diarahkan kepada
peningkatan kualitas yang mampu:
a. Melaksanakan kewajiban agamanya secara teratur.
b. Menyampaikan rasa syukur dengan meningkatkan keimanan
dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Menghormati agama dan kepercayaan orang lain.
d. Menjalin komunikasi yang baik di antara keluarga dan
masyarakat di sekitarnya.
e. Mengendalikan emosi diri dan emosi orang lain.
f. Menghargai pendapat orang lain.
g. Bekerjasama dan berinteraksi dengan orang lain di dalam
sebuah kelompok.
h. Mematuhi aturan kelompok dan sanggup menerima
konsekuensinya.
i. Peduli terhadap orang lain dan lingkungannya.
j. Menghimpun dan memproses informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah dalam mengambil keputusan.
k. Berinovasi dan berkreasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kegiatan keterampilan kepramukaan.
l. Mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya.
m. Menjaga dan memelihara kesehatan tubuh antara lain dengan
berolahraga.
n. Memanfaatkan kemampuan fisiknya.
o. Menjelaskan perkembangan fisik dan psikologis manusia.
7. Prinsip Pembinaan
Pembinaan Pramuka penegak adalah untuk mempersiapkan diri
sebagai pemimpin yang bertanggungjawab kepada diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan Tuhan Yang Maha Esa,
melalui tri bina yaitu: bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat.
a. Bina diri adalah kegiatan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
xi
b. Bina satuan adalah mempersiapkan diri menjadi Instruktur
dalam keterampilan kepramukaan tertentu pada perindukan
siaga dan pasukan penggalang.
c. Bina masyarakat adalah mempersiapkan diri menjadi pemimpin
di masyarakat.
8. Wadah Pembinaan
Wadah pembinaan pramuka penegak adalah sebagai berikut:
a. Wadah pembinaan di gugus depan:
1) Ambalan Penegak
Ambalan penegak adalah satuan gerak untuk golongan
pramuka penegak yang menghimpun sangga dan dipimpin
oleh Pradana dengan didampingi Pembina ambalan sebagai
penasehat.
2) Sangga
Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya
dengan jumlah anggota 4-8 orang pramuka penegak.
3) Sangga Kerja
Sangga kerja adalah wadah untuk melaksanakan suatu tugas
atau kegiatan yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota
sangga yang ada, jumlah anggota disesuaikan dengan beban
tugas atau kegiatan yang diemban. Sangga kerja bersifat
sementara sampai tugas atau kegiatan selesai dilaksanakan.
b. Wadah pembinaan di satuan karya pramuka
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan
dan pembinaan guna menyalurkan minat, mengembangkan
bakat dan menambah pengalaman para pramuka penegak dan
pandega dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta keterampilan. Saka juga memotivasi mereka
untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga
memberi bekal bagi kehidupannya dalam melaksanakan
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai
xii
dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan
pembangunan serta peningkatan ketahanan nasional.
c. Wadah pembinaan di kwartir
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega adalah
wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi
kepemimpinan di tingkat kwartir. Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pandega beranggotakan pramuka penegak dan
pandega yang dipilih dalam Musyawarah Pramuka Penegak dan
Pandega Putri Putra (Musppanitra) bersifat kolektif dan kolegial
yang merupakan bagian integral dari kwartir, berkedudukan
sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan
kepercayaan untuk mengelola kegiatan pramuka penegak dan
pandega.
9. Pelaksana Pembinaan
a. Pembinaan di gugus depan dilaksanakan oleh pembina yang
berfungsi sebagai pembimbing, penasehat, motivator dan
pengarah ambalan penegak.
b. Pembinaan di saka dilaksanakan oleh pamong saka yang
berfungsi sebagai pembimbing, penasehat, motivator dan
pengarah satuan karya pramuka.
c. Pembinaan di kwartir dilaksanakan oleh pimpinan kwartir
yang berfungsi sebagai pembimbing, penasehat,
narasumber, pendukung sarana dan prasarana kegiatan,
motivator dan konsultan Dewan Kerja Pramuka Penegak
dan Pandega.
10. Materi Pembinaan
Materi pembinaan meliputi seluruh aspek kehidupan yang
mencakup ranah pembinaan spiritual, emosional, sosial, intelektual
dan fisik melalui pencapaian syarat kecakapan umum (SKU),
syarat kecakapan khusus (SKK), dan syarat pramuka garuda
(SPG).
11. Mekanisme Pembinaan
a. Tamu Ambalan
xiii
1) Tamu ambalan adalah seorang pramuka penggalang yang
karena usianya dipindahkan dari pasukan penggalang ke
ambalan penegak, atau pemuda yang berusia 16 sampai
dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota
Gerakan Pramuka.
2) Tamu ambalan wajib mengikuti latihan rutin ambalan dan
diberi kesempatan menyesuaikan diri dengan adat istiadat
yang berlaku di ambalan tersebut.
3) Tamu ambalan beradaptasi paling lama 3 (tiga) bulan
kemudian menjadi calon penegak.
4) Bagi anggota ambalan lainnya diberi kesempatan untuk
mengenal dan menilai tamu ambalan tersebut.
b. Calon Penegak
1) Calon penegak ialah tamu ambalan yang dengan sukarela
menyatakan diri sanggup menaati peraturan dan adat
ambalan, dan di terima oleh semua anggota ambalan untuk
menjadi anggota ambalan tersebut.
2) Perpindahan status dari tamu ambalan menjadi calon
penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog
yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota
ambalan tersebut.
3) Lamanya menjadi calon penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
4) Calon penegak harus menyadari hak dan kewajibannya
sebagai berikut:
a) Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah
b) Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan, dan
musyawarah
c) Harus mengikuti acara ambalan yang bersangkutan
d) Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat penegak
bantara
e) Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama
baik ambalannya
5) Dalam proses pembinaan, setiap calon penegak didampingi
oleh dua orang penegak bantara/laksana yang berfungsi
xiv
sebagai pendamping kanan (moral) dan pendamping kiri
(keterampilan).
c. Penegak Bantara
1) Penegak Bantara adalah calon penegak yang telah
memenuhi SKU bagi penegak bantara dan mentaati adat
ambalan.
2) Perpindahan dari calon penegak menjadi penegak bantara
dilaksanakan dengan upacara pelantikan, yang bersangkutan
mengucapkan Tri Satya dengan suka rela dan berhak
memakai tanda pengenal untuk penegak bantara.
3) Selama menjadi penegak bantara diberi kesempatan latihan
membaktikan diri kepada masyarakat dan membentuk
kepribadian yang kuat.
4) Seorang penegak bantara tetap melanjutkan latihan dan
kegiatan lainnya untuk:
a) Menyelesaikan SKU tingkat penegak laksana sehingga
dapat dilantik sebagai penegak laksana.
b) Menempuh SKK sesuai dengan minat dan bakatnya
sehingga mendapatkan tanda kecakapan khusus.
c) Mengembangkan bakat dan minatnya di satuan karya
pramuka serta menyebarkan tugas pokok Saka sesuai
dengan kemampuannya dan Penegak Bantara yang
menjadi anggota Saka, tidak meninggalkan gugus
depannya.
d) Berperanserta dalam memberikan bantuan kepada
kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang
ada padanya.
d. Penegak Laksana
1) Penegak Laksana ialah penegak bantara yang telah
memenuhi SKU tingkat penegak laksana dan menaati
adat ambalan.
2) Perpindahan dari penegak bantara menjadi penegak
laksana dilaksanakan dengan upacara kenaikan tingkat
dengan mengucapkan ulang janji Tri Satya dengan
xv
sukarela dan berhak memakai tanda pengenal untuk
penegak laksana.
3) Selama menjadi penegak laksana diberi kewajiban
memimpin kegiatan bakti untuk Gerakan Pramuka dan
masyarakat.
4) Seorang penegak laksana tetap melanjutkan latihan dan
kegiatannya yang dikembangkan untuk:
a) Meningkatkan pencapaian SKK sehingga
mendapatkan tanda kecakapan khusus yang lebih
tinggi.
b) Memperdalam dan menambah keikutsertaannya
dalam satuan karya pramuka
c) Mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka.
d) Memberikan kesempatan untuk membaktikan dirinya
dengan membantu menyelenggarakan latihan atau
kegiatan untuk pramuka siaga atau pramuka
penggalang.
e) Berperanserta dalam memberikan bantuan kepada
kwartir sesuai dengan kemampuan dan kesempatan
yang ada padanya.
e. Penegak Garuda
1) Penegak Garuda adalah pramuka penegak laksana yang
telah menyelesaikan syarat pramuka garuda golongan
penegak, menaati adat ambalan dan dapat menjadi
teladan bagi anggota yang lain.
2) Syarat menjadi Pramuka Penegak Garuda:
a. Menjadi contoh yang baik di gugus depan, di rumah,
di sekolah/perguruan tinggi, di tempat kerja, dan di
masyarakat sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.
b. Memahami UUD 1945, UU Gerakan Pramuka, serta
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.
xvi
c. Telah menyelesaikan SKU tingkat pramuka penegak
laksana.
d. Memiliki TKK pramuka penegak sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) macam, terdiri dari 5 (lima)
TKK wajib dan 5 (lima) TKK pilihan yang ditentukan
oleh gugus depannya. Dari kesepuluh TKK tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) macam TKK tingkat
utama dan 5 (lima) macam TKK tingkat madya.
e. Sekurang-kurangnya telah 3 (tiga) kali mengikuti
pertemuan pramuka penegak, di tingkat ranting,
cabang, daerah, Nasional, atau internasional.
f. Dapat menggunakan komputer dan berkomunikasi
dengan salah satu bahasa internasional dengan baik.
g. Tergabung dalam salahsatu satuan karya pramuka.
h. Dapat menyelenggarakan suatu proyek produktif
yang bersifat perorangan/bersama di gugus depan
atau di satuan karya pramuka.
i. Sebagai penabung yang rajin dan teratur.
j. Mampu menampilkan kecakapannya di bidang seni
budaya, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi di
depan umum.
k. Dapat melakukan kegiatan pembangunan di
lingkungannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian.
l. Aktif menjadi asisten/pembantu pembina di gugus
depan
3) Seorang Penegak Garuda berkewajiban:
a) menjaga nama pribadi dan meningkatkan
kemampuannya agar tetap menjadi teladan, baik bagi
pramuka maupun bagi anak-anak dan pemuda
lainnya.
b) Memotivasi, membantu, dan menggiatkan teman-
teman sesama pramuka untuk memenuhi syarat-
syarat pramuka garuda.
xvii
12. Organisasi
a. Ambalan Penegak
1) Ambalan penegak terdiri dari 12-32 orang pramuka penegak
yang dibagi menjadi 3-4 kelompok yang disebut Sangga.
2) Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang
dipilih mereka sesuai aspirasinya dan mengandung kiasan
dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.
3) Sangga
Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya
usia antara 16-20 tahun. Jumlah anggota sangga adalah 4-8
orang pramuka penegak. Pembentukan sangga dilakukan
oleh para pramuka penegak sendiri. Nama sangga dipilih di
antara nama-nama perintis, pencoba, pendobrak, penegas
dan pelaksana. Nama tersebut merupakan identitas sangga
dan mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan
motivasi kehidupan sangga.
b. Dewan Ambalan Penegak
1) Dalam melaksanakan program kegiatan, ambalan
membentuk dewan ambalan penegak yang terdiri dari:
a) Ketua yang disebut Pradana.
b) Sekretaris yang disebut Kerani.
c) Bendahara yang mengatur keuangan dan harta benda
milik ambalan.
d) Pemangku Adat yakni pemimpin tata cara adat
ambalan, pada hakekatnya adalah penjaga kode etik
ambalan.
e) Beberapa orang anggota.
2) Dewan Ambalan Penegak bertugas:
a) Merancang dan melaksanakan program kegiatan.
b) Mengevaluasi pelakanaan kegiatan.
c) Melaporkan pelaksanaan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan kepada pembina
gudep.
xviii
d) Merekrut anggota baru.
e) Membantu sangga dalam mengintegrasikan anggota
baru dalam sangga.
c. Dewan Kehormatan Penegak
1) Untuk mengembangkan kepemimpinan dan rasa
tanggungjawab serta disiplin para pramuka penegak,
dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri dari
beberapa anggota ambalan yang sudah dilantik, diketuai
oleh pemangku adat dan didampingi pembina.
2) Tugas Dewan Kehormatan Penegak adalah memberikan
rekomendasi kepada ketua gugus depan untuk:
a) Pemberian penghargaan kepada pramuka penegak
yang berprestasi, baik di dalam maupun di luar
Gerakan Pramuka.
b) Pemberian sanksi atas pelanggaran terhadap kode etik
ambalan.
c) Pemberian rehabilitasi anggota ambalan penegak.
3) Pertemuan Dewan Kehormatan Penegak bersifat formal
a) Undangan disampaikan paling lama 1 (satu) minggu
sebelumnya dan perihal yang akan dibicarakan
dicantumkan di undangan tersebut.
b) Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam
pramuka.
c) Tempat ditentukan lebih dahulu.
13. Metode Kegiatan
Kegiatan pramuka penegak dilaksanakan melalui metode, antara
lain:
a. Permainan
b. Diskusi
c. Ceramah
d. Demonstrasi
e. Lomba
f. Kerja kelompok
g. Penugasan pribadi
xix
h. Perkemahan
i. Seminar dan lokakarya
Metode kegiatan pramuka penegak dilaksanakan dengan tetap
memperhatikan:
a. Kesinambungan dan keteraturan
b. Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan
c. Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia
xx
5) Raimuna (pertemuan pramuka penegak dan pandega
putra dan putri)
6) Perkemahan Wirakarya (Community Development
Camp)
7) Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Putri Putra
(Musppanitra)
8) Sidang Paripurna (untuk dewan kerja)
9) Pelatihan tanggap bencana
10) Gladian pemimpin satuan
11) Jamboree on the air and Jamboree on the internet
(Jota-Joti)
12) Pelatihan SAR (search and rescue)
xxi
BAB II
MANAGEMEN ORGANISASI
xxii
organisasi ini merupakan proses lanjutan setelah proses penentuan
strategi untuk mencapai visi dan misi organisasi.
xxiii
Salah satu fungsi manajer atau pemimpin dalam organisasi
yaitu menetapkan target yang jelas bagi anggota tim. Tujuannya
agar setiap kegiatan anggota dapat terarah. Seorang pemimpin
harus memastikan timnya bekerja serempak guna maencapai
tujuan yang sama.
e. Kontrol (Control)
Atasan sebagai pemegang kuasa pengambilan keputusan, maka
harus bisa menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Bila tidak
maka ia tidak akan bisa mengambil kontrol dalam organisasi.
Tingkatan kekuasaan, harus didefinisikan dengan baik agar
dapat menjalankan manajemen yang efektif. Selain itu, manajer
harus meninjau kinerja dan kemajuan setiap anggota dan
membimbing mereka setiap kali dibutuhkan.
f. Manajemen Waktu (Time Management)
Dengan adanya manajemen waktu yang efektif dalam sebuah
organisasi, tentu bisa membantu anggota melakukan hal yang
benar pada waktu yang tepat.
g. Motivasi (Motivation)
Manajemen organisasi juga berfungsi sebagai motivasi.
Motivasi tersebut dalam artian menjadikan anggota mampu
bekerja sama.
Salah satu bentuk motivasi yang dapat dilakukan yaitu dengan
menghargai pekerjaan yang baik dari anggota dengan
memberikan insentif. Dengan begitu anggota akan lebih giat
dan semakin nyaman dalam organisasi.
xxiv
BAB III
TANDA PENGHARGAAN, SYARAT DAN TANDA
KECAKAPAN PRAMUKA PENEGAK
A. Tanda Penghargaan
a. Tanda Penghargaan adalah tanda yang diberikan kepada
seseorang di dalam dan di luar Gerakan Pramuka, sebagai
penghargaan atas:
1. perilaku yang luhur, kesetiaan, keaktifan;
2. jasa, karya, dan darma baktinya;
3. keberanian yang luar biasa. yang dianggap cukup
berguna bagi kepentingan dan perkembangan
kepramukaan
b. Tanda Penghargaan Kegiatan, yaitu tanda yang diberikan
kepada anggota muda Gerakan Pramuka yang telah
memperlihatkan keaktifan dan prestasi dalam kegiatan
kepramukaan. Tanda penghargaan kegiatan meliputi Tanda
Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti
Gotong Royong (Tigor).
c. Bintang Tahunan Pramuka, yaitu tanda yang
diberikan kepada anggota muda Gerakan
Pramuka sebagai penghargaan atas kesetiaan
kepada organisasi dan keaktifannya sebagai
xxv
anggota Gerakan Pramuka selama satu tahun atau
kelipatannya.
d. Lencana Pancawarsa, yaitu tanda penghargaan
yang diberikan kepada anggota dewasa Gerakan
Pramuka, sebagai penghargaan atas
kesetiaannya kepada organisasi dan
keaktifannya melakukan kegiatan orang dewasa
Gerakan Pramuka selama lima tahun atau
kelipatannya secara terus-menerus
xxvi
sehingga dirinya dapat menjadi teladan bagi anggota
Gerakan Pramuka, keluarga, dan anggota masyarakat
lainnya.
h. Lencana Satyawira, yaitu tanda penghargaan yang diberikan
kepada pimpinan, pengurus, dan penggiat (aktivis)
organisasi kepramukaan nasional (National Scout
Organisation/NSO) negara sahabat dan organisasi
kepramukaan regional maupun internasional serta
organisasi/institusi nasional Indonesia atas dasar
penghormatan dan persahabatan yang bermakna bagi
pengembangan kepramukaan.
i. Lencana Jasa, yaitu tanda penghargaan yang diberikan
kepada orang dewasa di dalam dan di luar Gerakan Pramuka,
yang dianggap telah berjasa bagi pengembangan
kepramukaan.
Lencana Jasa meliputi:
Lencana Darma Bakti, yaitu tanda
penghargaan yang diberikan kepada
seseorang yang telah menyumbangkan
tenaga, pikiran, milik, dana dan fasilitas
yang cukup besar, dan sangat membantu
kelancaran kegiatan pembinaan dan
pengembangan kepramukaan.
xxvii
Lencana Tunas Kencana, yaitu tanda
penghargaan tertinggi dalam Gerakan
Pramuka, yang diberikan kepada seorang
yang dianggap telah memberikan jasanya
yang sangat besar bagi kepentingan
kepramukaan
xxviii
2. apabila lencana yang dikenakan lebih dari satu, dikenakan
berjajar dari kanan ke kiri sesuai dengan tingkatannya
maksimum enam lencana, apabila lebih dari enam lencana
maka disusun jajaran baru di atasnya.
b) Seragam Harian:
1. menggunakan tanda harian lencana yang dikenakan di atas
saku kiri baju seragam pramuka putra dan untuk putri
menyesuaikan.
2. apabila tanda harian lencana yang dikenakan lebih dari
satu dikenakan berjajar dari kanan ke kiri sesuai dengan
tingkatannya maksimum tiga tanda harian lencana, apabila
lebih dari tiga tanda harian lencana maka disusun jajaran
baru di atasnya.
6) Tanda penghargaan Gerakan Pramuka yang menggunakan pita
kalung (Lencana Tunas Kencana, Lencana Melati, Lencana
Satyawira Utama, dan Lencana Satyawira Madya) dikenakan
sebagai berikut:
a) Seragam Upacara:
1. menggunakan lencana pita kalung yang dikalungkan pada leher
baju seragam pramuka penerima.
2. apabila yang diterima lebih dari satu lencana dikenakan lencana
yang tertinggi.
b) Seragam Harian:
1. menggunakan tanda harian lencana yang dikenakan di atas saku
kiri baju seragam pramuka putra dan untuk putri menyesuaikan
2. apabila tanda harian lencana yang dikenakan lebih dari satu
dikenakan berjajar dari kanan ke kiri sesuai dengan
tingkatannya maksimum tiga tanda harian lencana, apabila
lebih dari tiga tanda harian lencana maka disusun jajaran baru
di atasnya.
3. pada seragam harian sesuai kebutuhan dapat juga menggunakan
lencana dengan pita kalung sebagaimana pemakaian pada
seragam upacara.
xxix
(7) Tanda penghargaan/lencana yang diperoleh dari
negara/organisasi lain dapat dikenakan dengan ketentuan sbb:
a. lencana dari Gerakan Pramuka dikenakan paling bawah.
b. lencana dari organisasi kepramukaan dunia dan negara lain
dikenakan di atasnya.
c. lencana dari negara Republik Indonesia dan negara lain
dikenakan di atasnya.
xxx
A. Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Penegak adalah
syarat-syarat kecakapan yang wajib dipenuhi oleh pramuka
Penegak untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU).
TKU Pramuka Penegak merupakan tanda kecakapan setelah
memenuhi syarat-syarat kecakapan umum sesuai dengan
tingkatannya. SKU dan TKU Pramuka Penegak memiliki 2
(dua) tingkatan yaitu SKU dan TKU Penegak Bantara dan
Penegak Laksana (SK. Gerakan Pramuka no.199 Tahun 2011).
Adapun bentuk TKU Penegak adalah sebagai berikut :
xxxi
Tingkatan Tanda kecakapan Khusus
T.K.K. untuk Pramuka Penegak dan Pandega diadakan
dalam tiga tingkat, sebagai berikut:
1) Tingkat Purwa, yaitu apabila Pramuka tersebut telah tahu dan
menaruh minat atau perhatian pada kecakapan tertentu, dan
telah menolong sedikitnya seorang Pramuka sehingga
memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Purwa.
2) Tingkat Madya, yaitu apabila Pramuka tersebut telah
memperlihatkan perhatian dan kecakapannya dalam salah
satu jenis kecakapan dan telah menolong sedikitnya seorang
Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut
tingkat Purwa.
3) Tingkat Utama, yaitu apabila Pramuka tersebut telah
memperlihatkan kemahiran/keahliannya dan
memperlihatkan penghasilannya, serta menolong Pramuka
sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat
Madya.
BAB IV
SURVIVAL
xxxii
pramuka yang gemar akan petualangan atau pengembaraan di alam
bebas. Dengan memahami prinsip dasar survival. Seorang survivor
diharapkan mampu mempersiapkan diri (penguasaan medan,
peralatan, dan teknik) dan mampu mengambil tindakan yang tepat.
Berdasarkan jenis medannya, survival dapat dikategorikan menjadi
4 jenis, yaitu:
1. Survival di hutan (Jungle Survival)
2. Survival di Laut (Sea Survival)
3. Survival di Padang Pasir (Desert Survival)
4. Survival di Daerah Kutub (Antartic Survival)
1. S : Seating (Berhenti)
2. T : Thinking (Berpikir)
3. O : Observe (Amati keadaan sekitar)
4. P : Planning (Buat rencana mengenai tindakan yang harus
dilakukan)
Sikap tidak panik ini sangat penting sehingga sehingga
seorang survivor mampu menggunakan lima elemen dasar dalam
survival dengan baik. Kemampuan memanfaatkan kelima elemen
ini sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu survival.
Kelima elemen dasar itu adalah api, bivak, tanda/sinyal, makanan
dan minuman pertolongan pertama.
1. Api
xxxiii
Dalam kehidupan sehari-hari api selalu dibutuhkan untuk
memenuhi aktivitas dan kebutuhan manusia. Begitu juga dalam
keadaan bertahan hidup di alam bebas yang jauh dari zona aman
manusia. Dengan adanya api akan banyak manfaatnya bagi
survivor. Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan
makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita.
Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai
binatang buas yang takut terhadap api. Perapian yang baik
seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar
secara merata. Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat
khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara
tradisional, seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan
kering lainnya. Dalam teknik membuat api, bunga api adalah tahap
awal dalam pembuatan api. Selanjutnya adalah mengusahakan
untuk menangkap bunga api dengan ranting atau daun kering.
a. Mematik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan
dua benda keras, sejenis atau beda jenis. Salah satu caranya
adalah dengan memaku kayu bidang datar sehingga yang
tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan atau
benturkan logam atau batu kearah kepala paku tersebut.
Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga
menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api dapat ditangkap
dengan sabut kering dan sebagainya.
b. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang besar dan kuat. Cara ini
memanfaatkan efek panas akibat gesek kayu. Metodenya
seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya. Sehingga
menimbulkan bunga api, biasanya kayu yang digunakan
berbeda antara kayu yang satu dengan kayu yang lainnya. Kayu
yang dipilih adalah kayu yang empuk, sehingga tidak terlalu
sulit dalam melakukan penggergajian.
c. Fire Thong
xxxiv
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu
atau rotan kering yang ditarik menyilang diatas sepotong kayu
atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang
pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri
secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut atau
deaunan yang siap menangkap bunga api.
2. Bivak/Shelter
Bivak adalah tempat berlindung yang sifatnya sementara atau
darurat. Fungsi dari bivak adalah melindungi dari cuaca buruk,
serta dapat memberi rasa aman. Materi atau bahan bivak ada 2,
yaitu:
a. Dari bahan alam seperti pepohonan (dahan, ranting, dan daun),
batu besar, gua dan sebagainya.
b. Dari bahan yang sudah jadi, seperti jas hujan ponco, sly-sheet
atau parasut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak, adalah:
1. Pilih tempat yang datar (hindari area tanah yang cekung sebab
kalau hujan dapat tergenang air)
2. Pastikan arah pintu bivak membelakangi arah angin berhembus
3. Jangan sekali-kali mendirikan bivak di aliran air
4. Pastikan tempat mendirikan tidak tempat serangga, seperti
semut, kalajengking dan serangga lainnya.
5. Pilih tempat yang terhindar dari pohon tumbang, longsor, banjir
dan hal yang membahayakan lainnya.
6. Membuat parit disekitar bivak
3. Tanda/Sinyal
Ada dua cara untuk dapat berkomunikasi menggunakan sinyal,
yaitu visual dan audio. Cara yang dapat kita gunakan tergantung
kondisi dan peralatan yang ada .
a. Kode Visual
Cahaya
xxxv
Cahaya merah merupakan kode internasional untuk keadaan
darurat, warna lain dapat digunakan untuk membantu tim
pencari mengetahui lokasi kita. Kita dapat menggunakan api,
senter, pen flare, star cluster dan sebagainya.
Asap
Di siang hari, membuat dan menggunakan asap untuk
memancing perhatian dapat dilakukan. Dalam membuat asap
harus kontras, misalnya jika permukaan tanah gelap maka
buatlah asap dengan warna terang/putih. Dengan menambahkan
dedaunan hijau, lumut atau sedikit air pada api. Namun jika
permukaan tanah terang buatlah asap dengan warna
gelap/hitam. Dengan menambahkan karet atau kain yang
dibasahi oli.
Cermin
Pada siang hari, cermin merupakan peralatan terbaik untuk
membuat sinyal. Jika kita tidak memiliki cermin, kita dapat
menggunakan benda mengkilat yang dapat memantulkan sinar
matahari. Arahkan kilatan pada pesawat, helikopter, kapal atau
perahu , posisi tim pencari sehingga tim pencari mengetahui
posisi kita.
Pakaian
Menyusun pakaian pada permukaan tanah atau diatas pohon
merupakan cara lain untuk membuat sinyal. Gunakan warna
yang cukup kontras dari lingkungan sekitar. Susun pakaian
menjadi bentuk geometri yang besar agar mudah dilihat dari
jauh.
Material Alami
Jika tidak memiliki material lain, kita dapat menggunakan
material alami untuk membuat simbol. Kita dapat
menggunakan gundukan tanah yang dapat membuat bayangan,
semak-semak, dedaunan, atau batu.
b. Kode Audio
Radio Panggil /HT
xxxvi
Jika kita memiliki perangkat radio panggil HT/AN/PRC, kita
dapat mengirimkan pesan pada tim penyelamat. Untuk
mendapat performa maksimal pada radio, hal-hal yang perlu
diperhatian adalah:
Kirimkan pesan pada cuaca yang cerah dan area tidak
terhalang.
Pastikan antena berada pada sudut yang tepat dan jauhkan
benda yang dapat menghalangi sinyal.
Perhatikan kondisi baterai, matikan radio jika tidak
digunakan.
Dalam cuaca dingin letakan baterai dalam pakaian agar tidak
terpapar dingin secara langsung.
Pastikan radio dan baterai selalu kering.
Peluit
Penggunaan peluit merupakan cara terbaik untuk pembuatan
sinyal dalam jarak yang cukup dekat. Suara peluit dapat di
dengar hingga radius 1,6 kilometer.
Suara Tembakan
Kode ini biasanya digunakan oleh tentara dalam keadaan
darurat. Dengan menembakan peluru sebanyak tiga kali
berturut-turut.
xxxvii
Memeras tumbuhan lumut untuk diambil airnya,
kemudian disaring hingga bersih.
Mengambil air rembesan dari tebing-tebing.
Batang rotan yang dipotong secara miring, kemudian
ditadah.
Memeras akar rumput alang-alang.
Mengumpulkan air embun dipagi hari.
Menampung air hujan.
b. Makanan
Seorang survivor dilarang asal-asalan dalam memilih
sumber makanan ketika berada didalam hutan. Karena
dapat mengakibatkan hal-hal yang membahayakan.
Beberapa pedoman penting dalam menentukan sumber
makanan dihutan:
Pilih tumbuhan yang dimakan monyet atau kera.
Berburu hewan seperti, ayam hutan, burung, jangkrik,
dll.
Hindari tumbuhan yang berbulu.
Hindari tumbuhan yang mengandung banyak getah.
Hindari tumbuhan yang berbau tidak sedap atau
menyebabkan pusing.
Carilah umbi dari tanaman. Misalnya, bengkoang,
kentang, talas, dll.
Carilah batang yang dapat dimakan. Seperti,
rebung,tebu, batang pisang.
Carilah daun yang dapat dimakan.
Jika terpaksa carilah jamur. Hindari yang berwarna
mencolok, berbau menyengat, mengeluarkan getah,
tumbuh dikotoran hewan dan berbintik-bintik.
Pada prinsipnya tanaman dapat diketahui dari ciri-ciri berikut:
Tumbuhan yang beracun mempunyai getah yang
berwarna putih, batangnya mempunyai bulu-bulu
halus, ruas daun tidak beraturan.
xxxviii
Tumbuhan yang tida beracun mempunyai getah yang
berwarna bening, batangnya tidak berbulu, ruas daun
beraturan.
5. Pertolongan Pertama
Dalam kegiatan dialam bebas pengetahuan dan
keterampilan tentang pertolongan pertama sangat diperlukan
oleh seorang pramuka. Tujuannya adalah untuk
menyelamatkan jiwa, mencegah cacat dan kondisi memburuk,
menunjang penyembuhan.
xxxix
BAB V
PERTOLONGAN PERTAMA
xl
a. Pastikan dalam keadaan sadar atau tidak sadar
b. Minta pertolongan
c. Posisi korban
Hentikan resuitas bila:
a. Diambil oleh dokter atau medis terlatih
b. Penolong kelelahan
Macam-macam resuitas
1. Resuitas Nafas Buatan
Bantuan nafas buatan yang paling efektif bila dilakukan secara
benar dengan teknik mulut ke mulut atau mulut ke hidung.
Masalah yang sering terjadi pada nafas buatan harus dapat
diktahui segera, kemudian penolong juga dapat mengenal
dengan baik sumbatan nafas, dan jika jalan nafas merupakan
masalah maka pelaku P3K harus melakukan teknik membuka
jalan nafas, terutama pada korban tak sadar. Sudah tentu teknik
disesuaikan dengan jenis cidera agar tidak terjadi kesalahan
pada pertolongan pertama.
Pemeriksaan nafas memerlukan cara tersendiri yang dilakukan
dengan cara melihat, mendengar, dan rasakan baik untuk
korban sadar maupun tak sadar. Setelah jalan nafas dikuasai,
teknik membersihkan jalan nafas baik dalam posisi stabil
maupun terlentang.
2. Resuitas Kompersi Dada Luar
Bantuan sirkulasi yang dapat dilakukan oleh satu atau dua
penolong. Teknik ini harus dikuasai dengan baik dan perlu
latihan teratur. Hal yang perlu diingat dalam kompersi dada luar
yaitu dapat membedakan perlakuan dada dewasa, dada anak
atau bayi mengenai titik komersi, cara dan tekanan yang
dilakukan.
3. Pernafasan
Oksigen merupakan zat vital yang diperlukan manusia. Tujuan
pernafasan adalah mengirim oksigen ke seluruh tubuh serta
membuang karbon dioksida dan sisa pembakaran. Oksigen
xli
yang kita gunakan hanya 5% dari 21% oksigen di udara, 16%
sisanya dalam bentuk oksigen dan karbon dioksida.
4. Gejala Oksigen (Afikasi)
Suatu kondisi berpotensi fatal bila tidak cukup tersedia oksigen
dijaringan tubuh. Gejala dan tanda ini bervariasi, misalnya
adalah:
a. Kesukaran nafas
b. Nafas berisik
c. Tanda sumbatan jalan nafas
d. Menurunnya kesadaran
e. Henti Nafas
C. Bentuk Pertolongan Pertama
1. Bagi Pasien Yang Berhenti Bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba nafasnya berhenti, apapun latar
belakangnya harus dilakukan nafas buatan. Cara yang paling
praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut
adalah dengan cara nafas buatan. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Kepala korban diletakan dengan posisi dagu mendongok ke
atas
b. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
c. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan
kemulut
korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban
dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban
rapat-rapat, selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke
hidung korban dan meniupnya.
d.Tiup kemulut /Hidung Korban
Pada orang dewasa ditiup secara teratur 12 kali tiupan setiap
menit.
Pada anak-anak ditiup 20 kali tiap menit.
2. Bagi Korban Sengatan Listrik
a. Penolong hendaknya berdiri diatas karet, karton, papan atau
karpet yang dalam keadaan kering.
xlii
b. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau
mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh
korban.
c.Setelah kontak dengan aliran lisrik tiada lagi, selanjutnya
segera
dilakukan nafas buatan bantuan medis datang.
3. Bagi Pasien yang Menderita Pendarahan Parah
a. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril.
Selanjutnya
kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan
sampai pendarahan berhenti.
b. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena
pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh
dibersihkan adalah kulit disekitar luka, dengan air sabun atau
air yang sudah dimasak.
c. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu
diancam
shock. Untuk itu diselimuti dan letakan penderita pada posisi
yang
paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh
harus
dilepaskan termasuk ikat pinggang.
4. Pertolongan Pertama Mengurangi Shock
a. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering
kali disertai dengan shock, baik ringan maupun parah. Bahkan
sampai fatal, karena shock merupakan reaksi tubuh yang
ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darahdan
berakibat persendian darah pada organ-organ penting.
b. Tanda-tanda Shock
Denyut nadi cepat, tapi lemah
Merasa lemas
Muka pucat
Kulit dingin, keringat dingin pada kening dan telapak
tangan
xliii
Merasa haus
Merasa mual
Nafas tidak teratur
Tekanan darah sangat rendah
c. Pertolongan Pertama Mengurangi Shock
Menghentikan pendarahan.
Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas.
Memberi nafas buatan.
Menyelimuti dan meletakan penderita pada posisi yang
paling menyenangkan.
d. Langkah-langkah Pertolongan pertama Mengurangi Shock
Baringkan korban dengan posisi kepala sama datar atau
lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah
aliran darah kejantung dan otak. Bila kaki tidak patah,
tungkai dapat ditinggikan 30-45cm diatas posisi kepala.
Selimuti pasien dan hindarkan dari udara dingin.
Usahakan pasien tidak melihat lukanya.
Pasien yang sadar dan tidak mengalami luka diperut,
dapat diberi larutan shock yang terdiri dari:
- 1 st garam dapur
- ½ st tepung soda kue
- 4 sampai 5 gelas air, dan bisa juga ditambahkan
dengan
- air kelapa/kopi/teh
5. Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang
a. Tanda-tanda Patah Tulang
Penderita tidak dapat menggerakan bagian yang luka
Bentuk bagian yang patah tampak tidak rata
Ada rasa nyeri kalau digerakan
Kulit tidak terasa kalau disentuh
Pembengkakan dan warna biru disekitar kulit yang luka
b. Pedoman Umum Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang
xliv
Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus
darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali
demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan
menggerakan penderita.
Kalau korban harus dipindahkan temapat, pindahkan
korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang
tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan.
Kemudian periksa apakah ada luka-luka lainnya.
Kalau bantuan medis terlambat, sedangkan penderita harus
diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembalut (bidai) sebelum menggerakan
atau mengangkat penderita.
c. Macam-macam Patah Tulang dan Pertolongan Pertamanya
1. Patah Lengan Bawah Pergelangan Tangan
Letakan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke
dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat
dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di
dada.
Siapkan 2 bidai yang dilengkapi dengan kain
pengempuk, satu untuk membelatt bagian dalam,
sedang yang lain untuk membelat bagian luar.
Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke
punggung jemari.
Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa,
sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya7,5-10cm
ke siku.
2. Patah Tulang Lengan Atas (Siku ke Bahu)
Letakan tangan perlahan-lahan kesamping tubuh
dalam posisi sealamiah mungkin.
Letakan lengan bawah didada dengan telapak tangan
menempel perut.
Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis
bahan empuk disebelah luar lengan dan ikatlah
xlv
dengan 2 carik kain diatas dan dibawah bagian yang
patah.
Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan
atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain
yang melingkari dada dan belatan (bidai).
3. Patah Tulang Lengan Bawah
Letakan pembelat (bidai) berlapis dibawah telapak
tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
4. Patah Tulang di Paha
Patah tulang dipaha sangat berbahaya, tanggulangi
shock dulu dan segera panggil dokter.
Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal.
Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar.
Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15cm yang
dilapisi dengan kain empuk.
Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang
dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk
bagian dalam sepanjang dari pangkal dari pangkal
paha sampai ke lutut.
d. Pembalut dan Pembalutan
1. Macam-macam Pembalut
Pembalut kasa gulung
Pembalut kasa perekat
Pembalut penekan
Kasa penekan steril
Gulungan kapas
Pembalut segi tiga
2. Pembalutan
Pembalutan segitiga pada kepala atau kening
Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
Pembalutan spiral pada tangan
xlvi
Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke
tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
BAB VI
SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)
1. Saka Dirgantara
xlvii
Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang
kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan
dirinya dalam pembangunan nasional. Ialah satuan karya yang
membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya
berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan atau
memiliki landasan udara.
Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara umumnya
memperbantukan para professional di bidang kedirgantaraan, TNI
AU pihak perusahaan penerbangan dan club aeromodelling.
Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu :
1. Krida Olahraga Dirgantara (ORGIDA)
2. Krida Pengetahuan Dirgantara
3. Krida jasa Kedirgantaraan
2. Saka Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah
kegaitan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan da
keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan
serta dalam pembangunan nasional. Ialah satuan karya yang
membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah Satuan Karya terbesar dan paling
berkembang di Indonesia. Saka Bhayangkara dapat dibentuk di
hamper seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada
suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam pelatihan Saka
Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan
pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang
memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasannya
Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI.
Saka Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
2. Krida Lalu Lintas (Lantas)
xlviii
3. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Pada Krida PPB terdapat 4 sub krida :
1. Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2. Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3. Subkrida DAMKAR (Pemadam Kebakaran)
4. Subkrida SAR (Search And Rescue)
3. Saka Bahari
Satuan Karya Pramuka Bahari adalah wadah bagi pramuka
yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan
bermanfaat dalam rangka menanam rasa cinta dan menumbuhkan
sikap hidup yang berorientasi kebaharian termasuk laut dan peraian
dalam. Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI
AL, Profesional di bidang olahraga Air, Departemen Pariwisata
dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di
wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Saka Bahari meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Sumberdaya Bahari
2. Krida Jasa Bahari
3. Krida Wisata Bahari
4. Krida Reksa Bahari
xlix
1. Krida Bina Lingkungan Sehat
2. Krida Bina Keluarga Sehat
3. Krida Penanggulangan Penyakit
4. Krida Bina Obat
5. Krida Bina Gizi
6. Krida Pola Hidup Bersih dan Sehat
l
Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerjasama dengan
Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga
Holtikultura.
7. Saka Wanabhakti
Satuan Karya Pramuka Wanabhakti adalah wadah bagi
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan
kegaitan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka
menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan
Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan
Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Saka Wanabhakti meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Tata Wana
2. Krida Reksa Wana
3. Krida Bina Wana
4. Krida Guna Wana
li
Pengorganisasian Saka binaan TNI AD ini, tidaklah jauh
berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya. Namun demikian
Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang di
bentuk dalam Satuan Krida antara lain :
1. Krida Survival
2. Krida Pioner
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida Bintal Juang
9. Saka Pariwisata
Saka Pariwisata merupakan wadah kegiatan pendidikan
dan pembinaan guna menyalurkan minat, bakat dan menambah
pengetahuan, ketrampilan, pengalaman para Pramuka Penegak dan
Pandega, dalam bidang kepariwisataan.
lii
1. Krida Pendidikan Masyarakat
2. Krida Anak Usia Dini
3. Krida Pendidikan Kecakapan Hidup
4. Krida Bina Sejarah
5. Krida Bina Seni dan Film
6. Krida Bina Nilai Budaya, berisi
7. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum
liii
liv
BAB VII
PERATURAN BARIS BERBARIS DAN TATA UPACARA
PRAMUKA PENEGAK
A. PBB Dasar
Peraturan Baris - Berbaris yang selanjutnya disingkat
menjadi PBB adalah peraturan tata cara baris berbaris yang
diwujudkan dalam bentuk latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dan jiwa korsa dalam kehidupan militer
yang diarahkan kepada terbentuknya suatu sikap prajurit
berkarakter dan jasmani yang tegap, tangkas, menumbuhkan
disiplin, loyalitas tinggi, kebersamaan dan rasa tanggung jawab
sehingga senantiasa mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan individu.
Maksud dan tujuan PBB :
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
a. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara
dan dapat membedakan hak dan kewajiban
b. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin,
mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa
persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu,
dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung
jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh
yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan
sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan
serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
lv
sekelompok orang untuk dilaksanakan pada waktunya secara
serentak atau berturut-turut dengan tepat dan tertib. Aba-aba
petunjuk adalah dipergunakan hanya jika perlu, untuk
menegaskan maksud dari pada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang harus jelas untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Aba-aba pelaksanaan
adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-
aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.
Gerak adalah aba-aba pelaksanaan untuk gerakan-
gerakan yang menggunakan kaki dan gerakan-gerakan yang
memakai anggota tubuh serta alat lainnya baik dalam keadaan
berjalan maupun berhenti. Mulai adalah aba-aba pelaksanaan
untuk gerakan-gerakan pelaksanaan perintah yang harus
dikerjakan berturut-turut. Jalan adalah aba-aba pelaksanaan
untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
lvi
2. Dalam pelaksanaan apel, aba-aba petunjuk disesuaikan
dengan jabatan organik untuk Komandan / Wadan / Kas, Ka
/ Waka, Dir / Wadir “KEPADA DAN/DIR/KA/WAKIL” dan
selain itu aba-aba petunjuknya adalah pawas “KEPADA
PERWIRA PENGAWAS ”.
3. Kepada Komandan Batalyon: ”KEPADA
KOMANDAN
BATALYON”.
4. Kepada Kepala Ajendam: ”KEPADA KEPALA
AJENDAM”.
lvii
Pelaksanaan: Pada waktu memberi aba-aba Dan Up menghadap
ke arah Inspektur Upacara (Irup) sambil melakukan gerakan
penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah
penghormatan selesai dibalas oleh Irup maka dalam sikap
“Sedang memberi hormat” Dan Up memberikan aba-aba
“TEGAK SENJATA= GERAK”. dan setelah aba-aba itu Dan
Up bersamasama pasukan kembali kesikap sempurna.
b. Aba-aba diucapkan dengan suara lantang, tegas dan
bersemangat.
lviii
Ketentuan umum dalam istirahat sebagai berikut:
a. Sikap istirahat diawali dari sikap sempurna.
b. Aba-aba dalam sikap istirahat adalah:
1. Istirahat biasa “ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK”.
2. Istirahat perhatian “UNTUK PERHATIAN - ISTIRAHAT
DITEMPAT = GERAK”.
3. Istirahat Parade “PARADE - ISTIRAHAT DITEMPAT
= GERAK”.
Pelaksanaan sikap istirahat posisi berdiri diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kaki kiri dipindahkan kesamping kiri, dengan jarak
selebar bahu.
b. Kedua belah tangan dibawa kebelakang. Tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan dengan ibu jari dan jari
telunjuk tepat dipergelangan tangan kanan, punggung tangan kiri
diletakkan dipinggang/kopelrim.
c. Pandangan mata tetap lurus ke depan.
lix
10. Cara berkumpul. Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul -
MULAI
11. Cara latihan memberi hormat. Aba-aba : Hormat - GERAK
12. Bubar. Aba-aba : Bubar - JALAN
13. Jalan di tempat. Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
14. Membuka/menutup barisan. Aba-aba : Buka barisan –
JALAN/Tutup barisan – JALAN
15. Maju – jalan. Dari sikap sempurna. Aba-aba : Maju –
JALAN
16. Langkah Biasa. Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
17. Langkah Tegap. Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
18. Langkah perlahan (mengantar jenazah dalam upacara
kemiliteran). Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
19. Langkah ke samping. Aba-aba : ……..Langkah ke
kanan/kiri – JALAN
20. Langkah ke belakang. Aba-aba : ……..Langkah ke belakang
– JALAN
21. Langkah ke depan. Aba-aba : …….Langkah ke depan –
JALAN
22. Langkah di waktu lari. Dari sikap sempurna aba-aba : Lari
maju – JALAN, dari langkah biasa aba-aba : Lari – JALAN
23. Langkah merdeka. Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
24. Ganti langkah. Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
lx
b. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan
yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka melaksanakan
usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di lingkungan
GerakanPramuka.
c. Upacara Pelantikan yaitu :
upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang
calon menjadi anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan
pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
d. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan
dalam rangka pengesahan kenaikan tingkat kecakapan umum
yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai
dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.
e. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam
rangka pemindahan anggota dari satu golongan ke golongan
lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
f. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang
dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak dan/atau
Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti
secara langsung sesuai dengan bidangnya.
g. Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang
menerima penghormatan, mengesahkan pelaksanaan upacara
dan merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
h. Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun
dan mengatur pelaksanaan tertib acara dalam upacara, yang
berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.
i. Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan
peserta upacara.
j. Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara
dalam suatu upacara.
k. Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah
pimpinan Pemimpin Upacara.
lxi
l. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas
tertentu dalam suatu upacara misalnya : pengibar bendera,
pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.
lxii
k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca
Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara
latihan.
lxiii
h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan
calon.
i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan
penerimaannya di ambalan.
j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan
acara latihan.
lxiv
j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru
dilantik.
k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput
Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke
sangganya.
lxv
k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan
masing-masing.
l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk
meneruskan acara.
lxvi
f. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat
racana yang berlaku.
lxvii
BAB VIII
PENDIDIKAN BELA NEGARA
lxviii
3. Upaya Meningkatkan Kesadaran Pemuda dalam Bela
Negara
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis
terdepan dalam melakukan perubahan, hanya dengan
demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini,
mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih
besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru di
segala aspek atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung
juga merupakan salah satu cara menjaga negara ini. Hal lain
yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memliki kepekaan
sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat
saat ini, maka harus turut serta mencari solusinya.
Kesadaran pemuda dalam bela negara dapat diwujudkan
dengan berbagai macam cara, yaitu dengan uaya-upaya berikut:
a. Melakukan pelestarian lingkungan
Pemuda dapat menggerakkan masyarakat dalam upaya
pekestarian lingkungan seperti bersama-sama melakukan
reboisasi atau penanaman kembali ladang yang telah gundul
dengan membentuk organisasi besar yang tersebar di seluruh
Indonesia. Melalui aksi penghijauan (go green) masyarakat
lebih tertarik untuk menanam pohon dan melestarikan
lingkungan.
b. Mempertahankan dan memperkenalkan budaya Indonesia
sebagai kekayaan bangsa
Sebagai pemuda, banyak yang dapat kita lakukan untuk
mempertahankan dan memperkenalkan budaya bangsa ini di
dalam maupun di luar negeri. Misalnya seperti melakukan
orientasi budaya dengan menampilkan informasi fakta unik
tentang budaya tersebut melalui teknologi internet yang
telah kita dapatkan di zaman globalisasi ini, sehingga orang
di luar daerah maupun di luar negeri dapat melihat
kebudayaan yang kita miliki. Selain itu, pemuda juga bisa
memperkenalkan berbagai macam tari-tarian tradisional,
lxix
lagu tradisional, dan kuliner khas Indonesia melalui pameran
budaya di sekolah-sekolah, kampus, atau bahkan
masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan bekerja sama
dengan dinas pariwisata dan kebudayaan setempat, sehingga
aksi pemuda juga dilirik dan didukung oleh pemerintah.
c. Berperilaku ramah dan kooperatif terhadap warga asing
Para warga asing yang ke Indonesia, tidak hanya datang
untuk menikmati keindahan alamnya saja, tetapi banyak
juga yang membuka usaha di Indonesia bahkan banyak yang
sudah menjadi warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
sebagai warga negara Indonesia asli khususnya pemuda
Indonesia harus dapat membuat warga asing mencintai dan
memandang positif terhadap bangsa Indonesia, yaitu salah
satunya dengan cara bersikap ramah dan kooperatif.
d. Berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan olimpiade dan
IPTEK tingkat internasional
Mengharumkan nama bangsa Indonesia merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan pemuda Indonesia sebagai
bentuk dalam bela negara. Secara tidak langsung, bangsa
lain akan lebih menghargai bangsa kita atas prestasi yang
telah kita dapatkan.
Tindakan-tindakan orasi atau demo tanpa batas yang
mengatasnamakan upaya pembelaan negara oleh para
mahasiswa juga bukanlah bentuk upaya bela negara yang
diharapkan. Pemuda Indonesia harusnya bisa melakukan
tindakan itu dengan cara-cara yang lebih terhormat dan
menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang
berpendidikan.
Persoalan ini juga tampak dari banyakanya pemuda
Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikannya di luar
negeri namun tidak ingin kembali lagi ke Indonesia karena
kenyamanan yang telah mereka terima disana. Bukannya
kembali untuk membantu negara supaya menjadi maju,
mereka seakan-akan bangga dapat menikmati kehidupan di
lxx
tanah orang lain dan tidak sedikit pula dari mereka yang
membantu pihak luar untuk menguras harta negeri ini.
e. Mengikuti pendidikan bela negara
Demi meningkatkan kesadaran bela negara untuk
masyarakat pada umumnya dan terhadap pemuda pada
khususnya, Tentara Republik Indonesia telah melakukan
pelatihan atau pendidikan bela negara dengan membentuk
divisi khusus yaitu Dodik Bela Negara di setiap rindam atau
kodim di seluruh Indonesia. Hal ini perlu dikembangkan dan
disosialisasikan secara merata agar sekolah-sekolah dan
lembaga-lembaga kepemudaan bisa mengkuti pendidikan
bela negara bersama Tentara Republik Indonesia.
Pendidikan bela negara ini bukan semata-mata wajib militer
atau memiliterisasi pemuda, tetapi untuk melatih
kedispilinan serta meningkatkan kesadaran cinta tanah air
dan menghargai perjuangan bangsa Indonesia.
lxxi
Keenam pokok pikiran diataslah yang harus diperhatikan
dan dtumbuhkembangkan sebagai jalan meningkatkan motivasi
generasi muda agar melakukan upaya-upaya pembelaan negara.
Dengan membangun kesadaran itulah, maka pemuda telah
melakukna salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga
keutuhan negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
lxxii
BAB IX
BAHAYA NARKOBA
A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan
Bahan Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan
oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya
Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas
Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada
ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para
praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya
pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis
zat yang sama.
lxxiii
cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki
manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan
pengembangan pengetahuan.
2. Codeina
Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein
lebih lemah daripada heroin dan potensinya untuk menimbulkan
ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau
cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
3. Heroin (putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin
dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan
orang di Indonesia pada akhir – akhir ini. Heroin yang secara
farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi
mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun
pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi
lxxiv
diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit
kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik.
4. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk
mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah
besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine
(Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan
propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan
orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid
telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan
opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone
(Trexan), nalorphine, levalorphane dan apomorphine. Sejumlah
senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah
disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol
(Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah
menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang
efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid :
putauw, etep, PT, putih.
5. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat
ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan
cairan tidak berwarna.
6. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap
(menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar
berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan
mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat
kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang
menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau
lxxv
candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat
aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat
tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak
kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,
burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya
dengan cara dihisap.
lxxvi
D. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila
dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan
seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda
yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat
dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai
merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak
sadarkan diri. Contohnya putaw
b. Menurut Jenisnya
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai
berikut:
lxxvii
Opioid:
depresi berat
apatis
rasa lelah berlebihan
malas bergerak
banyak tidur
gugup
gelisah
selalu merasa curiga
denyut jantung bertambah cepat
rasa gembira berlebihan
banyak bicara namun cadel
rasa harga diri meningkat
kejang-kejang
pupil mata mengecil
tekanan darah meningkat
berkeringat dingin
mual hingga muntah
luka pada sekat rongga hidung
kehilangan nafsu makan
turunnya berat badan
Kokain:
denyut jantung bertambah cepat
gelisah
rasa gembira berlebihan
rasa harga diri meningkat
banyak bicara
kejang-kejang
pupil mata melebar
berkeringat dingin
mual hingga muntah
lxxviii
mudah berkelahi
pendarahan pada otak
penyumbatan pembuluh darah
pergerakan mata tidak terkendali
kekakuan otot leher
Ganja:
mata sembab
kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
sering melamun
pendengaran terganggu
selalu tertawa
terkadang cepat marah
tidak bergairah
gelisah
dehidrasi
tulang gigi keropos
liver
saraf otak dan saraf mata rusak
skizofrenia
Ectasy:
enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
berkeringat
sulit tidur
kerusakan saraf otak
dehidrasi
gangguan liver
tulang dan gigi keropos
tidak nafsu makan
saraf mata rusak
lxxix
Shabu-shabu:
enerjik
paranoid
sulit tidur
sulit berfikir
kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan
hingga merasa sesak nafas
banyak bicara
denyut jantung bertambah cepat
pendarahan otak
shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada
kematian
Benzodiazepin:
berjalan sempoyongan
wajah kemerahan
banyak bicara tapi cadel
mudah marah
konsentrasi terganggu
kerusakan organ-organ tubuh terutama otak
lxxx
sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi
hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
remaja.
b. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin
pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11
sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau
usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba
biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
lxxxi
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai
pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.
2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal
(initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan
fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi
medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase
stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna
lxxxii
kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan
kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya
berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
BAB X
DINAMIKA KELOMPOK DAN OUTBOND
lxxxiii
3. Mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan pemecahan
masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar
sehingga selesai lebih efektif, cepat dan efisien.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan
masyarakat.
lxxxiv
3. Tujuan atau obyektif, di pahami secara jelas dan diterima
oleh anggota kelompok.
4. Listening, anggota akan aktif mendengarkan anggota lain.
5. Keputusan, dibuat dengan konsensus atau persetujuan yang
umum.
6. Critisim, terbuka tidak ada agenda yang di sembunyikan,
sehingga anggota merasa nyaman.
7. Feeling, dapat di ekspresikan dengan bebas
8. Kesadaran diri, kelompok penuh dengan cara kerja.
lxxxv
Tujuan : Melatih kecepatan
Unsur hiburan
Anak-anak membentuk lingkaran dan seorang anak, yang jadi
pencuri disuruh keluar ruangan. Selagi ia diluar, seorang anak
ditunjuk sebagai petani. Sebuah benda ditaruh di tengah
lingkaran. Pencuri tadi datang dan berjalan diluar lingkaran. Ia
boleh memasuki lingkaran dari mana saja dan mencuri benda
itu. Petani harus menangkapnya pada saat pencuri menyentuh
benda tersebut. Pencuri itu harus lari keluar dari lingkaran lewat
jalan masuk tadi dan ia selamat bila ia dapat keluar tanpa
tertangkap. Bila ia tertangkap maka petani itu harus jadi pencuri
dan dipilih petani baru.
3. ARUNG JERAM
Tujuan :
Kerja sama tim.
Kekompakan regu.
Yang kuat membantu yang lemah.
Menetapkan bersama trategi manajemen secara tepat.
Menempatkan diri saat bertindak/ menjalankan tugas.
Alat :
Tali besar ( diameter 4-5 cm/ seukuran tali Perahu ).( panjang
tali sesuaikan dengan anggota regu yang bermain. )
Kedua ujung tali di ikat dengan kuat.
Pelaksanan :
Semua anggota regu duduk melingkar dengan kedua kaki
menjulur (selonjor) ke dalam lingkaran.
Tiap anggota regu kedua tangannya memegang tali, jarak antar
anggota regu 0,5 – 1 meter. Jarak semakin rapat semakin baik.
Peraturan :
lxxxvi
Semua anggota regu berupaya untuk berdiri secara bersama-
sama. Saat mencoba berdiri, kedua kaki/ lutut tidak boleh
ditekuk ( Tetap Lurus )
Setelah dapat berdiri bersama, kemudian berupaya duduk
bersama kembali. Diupayakan jangan ada peserta yang terjatuh.
4. STICK GOYANG
Tujuan :
Menjalin Kerja sama dan toleransi antar anggota.
Belajar saat menerima dan kapan harus memberikan
kesempatan kepada yang lain.
Berlatih menghadapi segala rintangan atas asas
kebersamaan.
Alat :
Tali Pramuka/ boleh rafia. Sejumlah peserta.
Tongkat/ Balok/ papan kayu/ Bambu . Panjang ( 2- 3
meter ) Diameter bebas.
Aneka Halang rintang.
Pelaksanaan :
Tiap anggota regu berhak memegangi utas tali . boleh sebelah
kanan atau kiri
Ditengah tarikan utas tali, diletakkan balok/ bambu dengan tali
dalam kondisi kencang.
Regu Menempuh suatu perjalanan penuh rintangan dengan
jarak bebas.
Regu dengan waktu tempuh tercepat dan balok/ bambu tidak
pernah jatuh itulah yang terbaik
Rintangan dapat dibuat sedemikian rupa, sehingga perjalanan
membawa balok/ bambu nampak penuh tantangan. ( Melebar,
menyempit, lompat, naik dan turun)
lxxxvii
5. BAUT BARISAN
Tujuan : Agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik
maupun sifat-sifat mereka, sekaligus melatih mereka
bekerjasama dalam kelompok.
Langkah-langkah :
Peserta di bagi dalam 2 kelompok yang sama banyak (bila
jumlah peserta ganjil, seorang pemandu bisa masuk ke dalam
salah 1 kelompok).
Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
Kedua keompok akan berlomba menyusun barisan. Barisan
disusun berdasarkan aba-aba pemandu :tinggi badan, panjang
rambut, usia dst.
Pemandu akan menghitung sampai 10, kemudian kedua
kelompok, selesai atau belum, harus jongkok.
Setiap kelompok secara bergantian memeriksa apakah
kelompok lawan telah melaksanakan tugasnya dengan benar.
Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan
tugasnya dengan benar dan cepat ( bila kelompok dapat
meyelesaikan tugasnya sebelum hitungan ke 10 mereka boleh
langsung jongkok untuk menunjukkan bahwa mereka telah
selesai melakukan tugas).
Sebelum pertandingan di mulai bisa dicoba terlebih dahulu
untuk memastikan apakah aturan mainnya sudah dipahami
dengan benar.
lxxxviii
DAFTAR PUSTAKA
lxxxix
tanggal 11 Desember 2017, diakses pada tanggal 11
Desember 2017
xc