PAPER/MATERI
GEOTEKNIK TAMBANG TERBUKA
OLEH :
I. PENDAHULUAN
1.1. UMUM
perencanaan atau design tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar
kemiringan adalah satu faktor utama yang mempengaruhi bentuk dari final pit dan
geologinya, maka kemiringan optimum dapat beragam diantara berbagai pit dan
bahkan dapat beragam pula dalam satu pit yang sama. Sudut pit pada umumnya
menambang bijih.
SURFACE
0
44
470
420 380
PIT
BOTTOM
410
430 490
TUJUAN
maupun peralatan
2. Menetapkan besarnya sudut kemiringan pit yang dianggap aman pada suatu
OBSERVASI UMUM
Kehilangan bijih
Biaya stripping tambahan, karena push back baru untuk recover bijih yang
tertutup longsoran.
Keterlambatan produksi.
kemiringan dalam penambangan open pit dan untuk nilai ekonomi yang
Dsign
Better awareness of condition
of slopes
Design of support system if
Safety required and economically
justified
Water control surface and
undergrouns
Slope
Stability
Jenis batuan atau tanah, penyebaran dan hubungan antar batuan yang
terdapat didaerah penyelidikan harus diketahui. Ini perlu dilakukan karena sifat-
sifat fisis dan mekanis suatu batuan akan berbeda dengan batuan lainnya, sehingga
pengendapan, dan juga akan menentukan arah aliran air permukaan dan air tanah,
hal ini disebabkan karena pada daerah yang curam, kecepatan aliran air
dengan daerah yang landai. Karena erosi yang intensif, maka akan banyak
dijumpai singkapan batuan dan ini akan menyebabkan pelapukan yang lebih
cepat. Batuan yang lapuk mempunyai kekuatan yang rendah sehingga kemantapan
geologi lainnya. Struktur geologi ini adalah merupakan hal yang penting didalam
lemah didalam suatu masa batuan dan dapat menurunkan kemantapan lereng.
5
1.2.4. IKLIM
dalam waktu yang singkat akan mempercepat proses pelapukan batuan. Untuk
daerah tropis pelapukan lebih cepat dibandingkan dengan daerah dingin, oleh
karena itu singkapan batuan pada lereng di daerah tropis akan lebih cepat lapuk
lereng yang terlalu tinggi akan mengakibatkan menjadi tidak mantap dan
cenderung untuk lebih mudah longsor dibanding dengan lereng yang tidak terlalu
tinggi dan dengan jenis batuan penyusun yang sama.. demikian pula dengan sudut
lereng, semakin besar sudut kemiringan lereng, maka akan semakin tidak mantap.
Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng sebagian besar basah
dan batuannya mempunyai kandungan air yang tinggi, kondisi ini menjadikan
kekuatan batuan menjadi rendah dan batuan juga akan menerima tambahan beban
berada didekat lereng tersebut. Getaran ini misalnya ditimbulkan oleh peledakan,
lalu-lintas kendaraan dan sebagainya. Gaya luar ini sedikit banyak dapat
Jenis atau bentuk longsoran tergantung pada jenis material penyusun dari
suatu lereng dan juga struktur geologi yang berkembang didaerah tersebut. Karena
batuan dan tanah mempunyai sifat yang berbeda, maka jenis longsorannyapun
sakan berbeda pula. Adapun jenis-jenis dari longsoran yang umum dijumpai
Bidang Bebas
Bidang Gelincir
berkembang seperti kekar (joint) ataupun patahan yang dapat merupakan bidang
luncur.
terpenuhi semua:
1. Jurus bidang luncur sejajar atau mendekati sejajar terhadap jurus bidang
7
3. Kemiringan bidang luncur lebih besar dari sudut geser dalam atau > .
4. Bidang bebas yang merupakan batas lateral dari masa batuan yang longsor
adanya dua struktur geologi (dapat sama jenis atau berbeda jenis dan dapat single
Longsoran baji ini terjadi bila dua buah jurus bidang diskontinue
berpotongan dan besar sudut garis potong kedua bidang tersebut (i) lebih besar
dari sudut geser dalam () dan lebih kecil dari sudut kemiringan lereng (i).
Longsoran busur biasanya terjadi pada material tanah atau batuan lunak
lereng batuan adalah: geometri lereng, struktur batuan, serta sifat fisik dan
9
mekanik batuan.
Geometri Lereng.
Struktur Batuan
Sifat fisik dan sifat mekanik batuan yang diperlukan sebagai dasar analisis
2. Porositas batuan
A. Penyelidikan di Lapangan.
laboratorium.
5. Uji batuan di lapangan (insitu test) untuk mendapatkan data tentang sifat
B. Penyelidikan dilaboratorium.
Sifat fisik dan sifat mekanik batuan diperoleh dari hasil uji coba (test) di
2. Triaxial test
BAB II
adalah sudut geser dalam (), cohesi (C) dan berat jenis batuan ().
Tegangan normal
Tegangan geser
Tegangan geser
Kohesi C
Tegangan normal
Gambar 2.1.
Hubungan antara tegangan geser dengan tegangan normal
bekerja tegangan geser dan tegangan normal sehingga akan menyebabkan batuan
tersebut retak pada bidang diskontinue dan mengalami geseran. Tegangan geser
yang dibutuhkan sehingga batuan tersebut retak dan bergeser, akan bertambah
sesuai pertambahan tegangan normal. Pada grafik hal ini berhubungan secara
Bila tegangan normal dibuat nol dan kemudian batuan diberikan tegangan geser
sampai batuan tersebut mulai retak, maka harga tegangan geser yang
12
dibutuhkanpadasaat batuan mulai retak adalah merupakan harga kohesi (C) dari
batuan tersebut.
Hubungan antara tegangan geser () dan tegangan normal () dapat
W Sin W Cos
W
Gaya berat yang mempunyai arah vertikal dapat diuraikan pada arah sejajar dan
tegak lurus bidang miring. Komponen gaya berat yang sejajar bidang miring dan
Sedangkan komponen gaya yang tegak lurus bidang dan merupakan gaya yang
menahan benda untuk menggelincir adalah W cos atau gaya normal. Gaya
W .Cos
............................................................... 2
A
dimana:
W . cos
c . tan atau
A
dimana:
Benda dalam kondisi batas kesetimbangan apabila gaya yang menyebabkan benda
tergelincir tepat sama dengan gaya yang menahan benda atau dapat dinyatakan
R
14
W sin 1
1
W cos 1
Sebuah bejana diisi air dan diletakkan diatas bidang bidang miring,
susunan gaya yang bekerja pada sebuah benda diatas bidang miring adalah seperti
yang telah dibahas diatas (gambar 2-2). Untuk penyederhanaan, kohesi antara
dasar bejana dan bidang miring diasumsikan nol. Menurut persamaan (5) bejana
Dasar bejana kini dilubangi sehingga air dapat masuk ke celah antara
dasar bejana dan bidang miring dan memberikan tekanan air sebesar u atau gaya
Gaya normal W.cos 2 sekarang dikurangi oleh gaya angkat U, dan besarnya gaya
berikut:
R W . cos 2 U . tan ................................................. 6
Dimisalkan berat per unit volume dari bejana yang berisi air adalah t, dan berat
U
R
U
W sin 2
2
W cos 2
Gambar 2.4. Tekanan air pada celahantara bejana dan bidang miring
w
U .................................................... 7
t W . cos 2
w
R W . cos 21 . tan ........................................ 8
t
w
tan 2 1 . tan ........................................ 9
t
bocor bejana akan tergelincir pada kemiringan bidang 1 =300 (persamaan 5).
Dengan kata lain bejana bocor akan tergelincir pada kemiringan yang lebih kecil,
hal ini disebabkan karena adanya U yang mengurangi gaya normal sehingga
mengurangi gaya yang menahan bejana untuk tergelincir. Berat total bejana dan
air hanya sedikit lebih besar dari berat air. Dimisalkan w / t = 0,9 dan = 300,
persamaan (9) menunjukkan bahwa bejana yang bocor akan tergelincir pada
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk melakukan analisis terhadap
kemantapan lereng, baik untuk batuan maupun untuk tanah. Pada bukaan atau
penggalian yang tidak terlalu dalam, umumnya metode yang digunakan adalah
metode untuk tanah. Dibawah ini akan diberikan tentang berbagai metode analisis
kemantapan lereng dengan membuat model grafis lereng secara dua dimensi.
lingkaran. Harga faktor keamanan (F) dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
l
F C '.l tan '.W . cos u.l ..........................10
W . sin
dimana:
b = lebar irisan
c’ = kohesi efektif
n b
n+1
En
w Xn+1
Xn
a ll En+1
b
Metode ini pada dasarnya sama dengan metode swedia, tetapi dengan
Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik
pusat busur lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan. Untuk menentukan titik
pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada longsoran busur
berikut:
1 sec
F c ' b W 1 B tan ' ..................................11
W . sin tan . tan
1
F
18
1
dimana: B u.
w/b
dalam proses analisis adalah membagi masa material diatas bidang longsor
minimum lima untuk menganalisis kasus yang sederhana. Untuk profil lereng
yang kompleks atau yang terdiri dari banyak material yang berbeda, jumlah
elemen harus lebih besar. Parameter yang mutlak dimiliki untuk tiap-tiap elemen
adalah kemiringan dari dasar elemen yaitu sebesar , tegangan vertikal yang
merupakan perkalian antara tinggi h dan berat jenis tanah atau batuan ( ), tekanan
air yang dihasilkan dari perkalian antara tinggi muka air tanah dari dasar elemen
(hw) dan berat jenis air (w) dan kemudian lebar elemen (b). Disamping para meter
persamaan (11). Seandainya nilai faktor keamanan yang didapat dari perhitungan
mempunyai selisih lebih besar dari 0,001 terhadap faktor keamanan yang
antara ke dua F kurang dari 0,001, dan F yang terahir tersebut adalah faktor
keamanan yang paling tepat dari bidang longsor yang telah dibuat.
19
janbuditentukan berdasarkan zona lemah yang terdapat pada massa batuan atau
tanah. Cara lain yaitu dengan mengasumsikan suatu faktor keamanan tertentu
yang tidak terlalu rendah. Kemudian melakukan perhitungan beberapa kali untuk
foX / 1 Y / F
F ................................................ 12
Z Q
dimana:
Y = tan . tan
Z = h x sin
Q = ½ w Z2
Untuk c’ = 0; K = 0,31
Proses perhitungannya mirip dengan metode Bishop yaitu dengan iterasi faktor
selanjutnya sama dengan metode bishop hingga didapat faktor keamanan yang
Rekahan tarik
x
x/3
½wX2
H lapisan
X
h
h
hw
x
l
Parameter ini didapat dari hasil pengujian fisik batuan dan pengujian
mekanik batuan seperti nilai kuat tekan batuan (UCS), kohesi, sudut geser dalam,
densitas material, dan banyak lagi yang nanti akan kita bahas pada kesempatan
pada lereng. Identifikasi kondisi air tanah pada daerah pengamatan dilakukan
lembab (damp),
basah (wet),
menetes (dripping)
Pada penggambaran pola air tanah metode yang dikemukakan oleh Hoek
and Bray dimana metode ini menggambarkan lima buah pola aliran tanah dari
kondisi kering sampai kondisi jenuh, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
22
1. Tentukan kondisi air tanah yang akan terjadi pada lereng dan pilih chart
2. Hitung nilai rasio tak berdimensi c/(gH.tanf) dan temukan nilai ini pada
3. Ikuti garis radial dari nilai pada langkah 2 sampai perpotongannya dengan
4. Temukan harga tanf/F atau c/gHF yang sesuai dan hitung Faktor
Keamanan.
23
Berikut chart Hoek and Bray berdasarkan dari kondisi air tanahnya, seperti yang
natural, dengan data masukan untuk metoda grafis Hoek and Bray sebagai berikut:
28
diperoleh nilai faktor keamanan lereng dengan kondisi lereng natural, sebesar
pada nilai kritisnya 1,047 FK < 1,25 artinya lereng berada pada kondisi tidak
aman.
2. Terdapat regangan tarik tegak (vertikal) yang terisi air sampai kedalaman Zw.
Regangan tarik ini dapat terletak pada muka lereng maupun diatas lereng
29
(gambar 2.9)
3. Tekanan air pada regangan tarik dan sepanjang bidang luncur tersebar secara
linier.
4. Semua gaya yang bekerja pada lereng melalui titik pusat massa batuan yang
Gaya gayaPenahan
F
Gaya gayaPenggerak
dimana:
U = Gaya angkat yang ditimbulkan oleh tekanan air disepanjang bidang l uncur
(ton)
U = ⅕ w Zw (H – Z) cosec
V = Gaya mendatar yang ditimbulkan oleh tekanan air pada regangan tarik (ton)
V = ½ w Zw2
dimana:
Regangan tarik
w V Z
Zw
Muka
lereng U
H
w
Regangan tarik
Muka
lereng H w V Zw
Disini hanya akan dibahas longsoran baji yang dibentuk oleh dua bidang
lemah. Dalam analisa dengan menggunakan metode Hoek dan Bray, longsoran
baji dianggap hanya akan terjadi pada garis perpotongan kedua bidang lemah.
berikut:
F
3
C a . X Cb .Y A w
. tan . a B w .Y . tan .b ................. 15
.H 2 2
dimana:
sin . 24
X
sin . 45 . cos . 2 na
sin .13
Y
sin .35 . cos .1nb
Jika pada bidang I dan II tidak terdapat kohesi, serta kondisi lereng kering, maka
dimana A dan B adalah suatu faktor tanpa satuan yang besarnya tergantung pada
jurus (strike) dan kemiringan (dip) kedua bidang lemahnya. Bidang lemah yang
Bidang 1
Bidang 2
Muka lereng
Distribusi tekanan
Air tanah Keterangan:
= Kemiringan lereng
= Kemiringan garis perpotongan bidang
lemah
= Sudut geser dalam
Tampak samping
Tegak lurus perpotongan bidang lemah
hanya berlaku untuk kasus-kasus yang sederhana. Untuk menganalisis lereng yang
lapangan. Model tersebut berupa balok-balok yang disusun pada suatu tangga
yang miring (lihat gambar 2-10). Dengan model tersebut akan dianalisis
kemantapan batas adalah suatu keadaan dimana lereng pada saat akan longsor.
Gaya-gaya yang bekerja pada setiap balok dihitung dengan nilai (angka)
sudut geser dalam () tertentu, sampai diperoleh nilai Po positif terkecil. Nilai Po
tersebut merupakan gaya yang menahan balok 1 (lihat gambar 2-10). Nilai sudut
sebagai dudut geser dalam pada keadaan kemantapan batas. Faktor kemantapan
34
tan . .1
F
tan . .2
dimana:
F = Faktor Kemantapan