Anda di halaman 1dari 4

NOVASI

Ada 3 macam novasi (pembaharuan hutang) yaitu :


1. Perjanjian lama antara debitur dan kreditur diganti dengan perjanjian baru.
Umpamanya perjanjian dalam mana salah satu pihak diwajibkan
membayar sekaligus, diganti dengan pembayaran berangsur-angsur.
Penggantian ini adalah mengenai obyek dari perjanjian;
2. Penggantian seorang debitur lama dengan debitur baru;
3. Penggantian seorang kreditur dengan kreditur yang baru.
Ad 2 dan ad 3 disebut novasi subyektif, sebab subyeknya yang diganti.
Sedangkan yang ad 1 obyeknya yang diganti.
Akibat novasi adalah bahwa perikatan hapus. Hal itu tidak terjadi pada
subrogasi, dimana perikatan lama dengan segala ketentuan-ketentuannya tetap
berlaku.
Novasi tidak pernah boleh disimpulkan tetapi harus dinyatakan tegas-tegas,
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 1415 BW.
Pasal 1415 BW :
“Tiada pembaharuan utang yang dipersangkakan, kehendak seorang untuk
mengadakannya harus dengan tegas ternyata dari perbuatannya.”
Dalam teks aslinya pasal 1415 BW, perkataan terakhir yaitu perbuatannya
dalam bahasa Belanda tertulis sebagai ackten. Oleh karena itu orang dahulu
berpikir novasi harus diadakan tertulis, tetapi tidak demikian, dan dalam
terjemahan Prof. Subekti disebut perbuatan atau tindakan.
Karena seluruh perikatan hapus disebabkan novasi, maka semua hipotik dan
hak-hak utama sebagai perikatan accessoir turut hapus. Tetapi Undang-undang
dalam pasal 1421 BW memberi kesempatan kepada kreditur untuk
mempertahankan hak-hak utamanya.
Pasal 1421 BW :
“Hak-hak istimewa dan hypotheek yang melekat pada piutang lama, tidak
berpindah pada piutang baru yang menggantikannya, kecuali kalau hal itu secara
tegas dipertahankan oleh si berpiutang.”
Jadi menurut pasal 1421 BW, hak-hak hipotek dan hak-hak utama boleh
dipertahankan.
Penggantian Debitur
Apakah dalam hal ini bantuan dari debitur lama diperlukan? Pasal 1421 BW
menyatakan, bahwa tidak diperlukan bantuan dari debitur lama.

Pasal 1416 BW :
“Pembaharuan utang dengan penunjukan seorang berutang baru untuk
mengganti yang lama dapat dijadikan tanpa bantuan orang berutang yang
pertama.

Supaya lebih jelas diberikan skema sebagai berikut :


Obyek perjanjian diganti
Obyek dengan obyek perjanjian yang baru
Novasi
Kreditur lama diganti dengan
kreditur baru.
Subyek
Debitur lama diganti dengan
debitur baru.

Pasal 1417 BW, menyatakan suatu delegasi atau pemindahan, yaitu seorang
debitur memberi kepada kreditur, seorang debitur baru yang mengikat dirinya
untuk membayar. Hal ini tidak mengakibatkan novasi, karena debitur lama tidak
dibebaskan. Pada hakekatnya pemindahan (delegasi) ini menghasilkan 2 (dua)
debitur bagi kreditur.
Pasal 1417 BW :
“Delegasi atau pemindahan, dengan mana seorang berutang memeberikan
kepada orang yang menghitungkan padanya seorang berutang baru yang
mengikatkan dirinya kepada si berpiutang tidak menerbitkan suatu
pembaharuan utang, jika si berpiutang tidak secara tegas menyatakan bahwa
ia bermaksud membebaskan orang berutang yang melakukan pemindahan
itu, dari prikatannya.”

Jadi pasal tersebut diatas mengatur delegasi atau pemindahan.


DEBITUR LAMA

pengambil alihan
KREDITUR
hutang

DEBITUR BARU

Kalau kreditur menganggap bahwa debitur baru cukup kuat, maka debitur
lama dibebaskan, barulah terjadi novasi. Dalam novasi tahap demi tahap harus
dijelaskan dalam akta.
Dalam pembaharuan debitur, praktek juga mengenal mengambil alih hutang
(dalam bahasa Belanda disebut “schuld overneming”).
Ini adalah perjanjian kedua belah pihak, dalam mana pihak kedua menerangkan
mengambil alih hutang-hutang pihak yang pertama.
Ada seorang kreditur ada debitur. Debitur membuat perjanjian dengan orang
lain (bukan kreditur) dalam mana orang lain itu mengambil alih hutang debitur.

Contoh:
1. Sebuah rumah dengan harga Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)
dibebani dengan hipotik sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
Rumah itu dijual dengan harga Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah)
dengan janji bahwa pembeli ambil alih hutang penjual serta hutang itu sebagai
hutangnya sendiri.
2. Jual beli perusahaan, dalam mana pembeli mengikatkan diri untuk
membayar hutang perusahaan.

Dalam praktek pengikatan diri itu tidak diberitahukan kepada kreditur, karena tidak
mungkin disebabkan kreditur jumlahnya banyak.

Dalam hal pembaharuan debitur dikenal 3 tingkat ialah :


1. Debitur lama menunjuk debitur baru yang mengikat dirinya membayar
hutang kepada kreditur. Ini disebut pengambil alihan hutang.
(Pengoperan)
2. Kreditur menerima perikatan untuk membayar dari debitur baru (delegasi
pemindahan).
3. Kreditur membebaskan debitur lama pada saat ini barulah terjadi novasi.

Novasi mengenai kreditur mengakibatkan adanya kreditur baru.

Adanya kreditur baru ini juga terdapat dalam subrogasi dan cessie. Dalam
hal cessie, piutang dijual kepada orang lain; orang lain tersebut sebagai kreditur
baru.

Beda novasi dan cessie/subrogasi :


1. Novasi : perikatan yang lama hapus.
Cessie dan subrogasi : perikatan tetap dengan segala
ketentuan-ketentuannya;
2. Novasi : harus ada juga ijin dari debitur.
Cessie dan subrogasi : debitur lama tidak perlu mengizinkan
atau mengetahuinya

Anda mungkin juga menyukai