Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN


Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah melakukan
pembangunan disegala bidang. Salah satu bidang pembangunan yang sangat penting
dan mendesak untuk senantiasa dilakukan secara berkesinambungan adalah
pembangunan perekonomian nasional. (Johannes Ibrahim,2004)
Pembangunan perekonomian nasional bergerak secara kompetitif dan terintegrasi
dengan berbagai tantangan yang semakin beragam serta sistem keuangan yang
semakin maju, maka sangat diperlukan penyesuaian kebijakan di bidang
perekonomian termasuk perbankan sehingga dapat memperbaiki dan memperkokoh
perekonomian nasional. (Johannes Ibrahim,2004)
Pembangunan perekonomian nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya
pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga
keuangan untuk membiayai, karena karena pembangunan ekonomi sangat memerlukan
tersedianya dana. Oleh karena itu keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan
pembangunan ekonomi sangat diperlukan.
Salah satu lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan
ekonomi adalah Bank. Dalam berbagai buku perbankan, suatu bank didefinisikan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang dapat menunjang proses
pencapaian perbaikan pertumbuhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan bank
memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana kemasyarakat secara efektif dan efisien dalam rangka peningkatan
dan percepatan perekonomian masyarakat secara nasional. Peranan bank sebagai
perantara keuangan didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan
kepercayaan. Suatu bank akan dapat melakukan kegiatan apabila masyarakat percaya
untuk menempatkan uangnya dalam produk-produk perbankan yang ada pada bank
tersebut. Berdasarkan kepercayaan dari masyarakat tersebut maka bank dapat
menggerakkan dana masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit serta
memberikan jasa-jasa perbankan. (Johannes Ibrahim,2004)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bank pada umumnya adalah
menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit baik bersumber
dari dana yang diterima dari masyarakat maupun dana yang diperoleh dari pemilik bank
(pemegang saham), pemerintah maupun Bank Indonesia. Bank merupakan lembaga
perantara yang menghimpun dana dan menempatkannya dalam bentuk aktiva produktif
yaitu kredit.
Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan, dalam bahasa latin kredit berarti
”credere” artinya percaya. Maksudnya, si pemberi kredit percaya bahwa kredit yang
disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian, sedangkan bagi penerima kredit
merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar
sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2002). Menurut Budisantoso dan Triandaru
(2006:113), “kredit adalah pemberian fasilitas pinjaman (bukan berdasarkan prinsip
syariah) kepada nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai (cash loan) maupun
pinjaman non tunai (noncashloan)”. Dengan melaksanakan penyaluran kredit dapat
dikatakan bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Saat ini,
masyarakat baik individu maupun kelompok banyak yang meminjam dana ke bank untuk
memenuhi kebutuhannya baik untuk kebutuhan konsumtif ataupun modal usaha. Hal itu
sangat menguntungkan bagi pihak bank karena pemberian kredit merupakan sumber
utama penghasilan bank. (Rafika Lihani, 2013)
Sumber utama penghasilan terbesar bank berasal dari kredit yang diberikan, namun
merupakan sumber risiko bisnis terbesar pula. Risiko tersebut adalah risiko kegagalan
kredit/ kredit bermasalah.
Kegagalan kredit adalah kegagalan/ keterlambatan debitur dalam pengembalian
angsuran pokok dan bunga pinjamannya. Rasio kredit bermasalah ini disebut Non
Performing Loan (NPL). Non performing loanm adalah rasio yang menggambarkan
persentasi antara total kredit bermasalah (kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan
kredit macet) dengan total kredit yang diberikan (Jhon Hendri, 2009).
Pemberian kredit kepada calon debitur harus melalui prosedur pengajuan kredit dan
proses analisis pemberian kredit terhadap kredit yang diajukan, agar risiko kredit
bermasalah dapat diminimalkan. Bank dapat mengabulkan permohonan kredit calon
debitur apabila semua persyaratannya dapat terpenuhi. Analisis pemberian kredit dapat
didasarkan pada the 5 C ofcredit yaitu charakter, capacity, capital, collateral, dan
condition, serta menggunakan prinsip kehati-hatian.
Dalam memberikan kredit tersebut, hampir setiap bank mengalami kredit bermasalah
atau dengan kata lain nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya dan hal ini
menimbulkan kerugian bagi pihak bank, terjadinya kredit bermasalah dapat diakibatkan
oleh beberapa faktor diantaranya, nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya
padahal mampu, atau hal tersebut dapat juga diakibatkan karena nasabah tidak sengaja
misalnya, akibat terjadinya bencanaalam. Oleh karena itu, setiap bank harus
mengendalikan kreditnya dengan baikdan melakukan penanggulangan atau penyelesaian
terhadap kredit yang digolongkan bermasalah.
Penanggulangan kredit adalah suatu usaha atau tindakan penyelesaian kredit yang
dilakukan oleh bank terhadap kredit yang digolongkan sebagai kredit bermasalah.
Penanggulangan kredit merupakan tindakan terakhir yang dilakukan bank dalam
menyelesaikan atau mengatasi kredit bermasalah setelah upaya pembinaan kredit
dilakukan.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu lembaga keuangan bank yang
dikenal melayani golongan pengusaha yang bergerak pada usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat
yang membutuhkan.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan suatu bentuk usaha kecil
masyarakat yang pendiriannya milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan.
UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia
dengan menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur. Selain itu UMKM telah
berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. (Rini
Saputri,2015)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) NTB Sumbawa merupakan lembaga keuangan yang
bergerak dalam usaha jasa perbankan yang memberikan pelayanan jasa pada nasabah
dalam berbagai bentuk. Salah satu pelayanan yang diberikan oleh bank tersebut adalah
dalam bentuk pemberian fasilitas kredit. Peningkatan pemberian kredit oleh bank dapat
mengakibatkan laba yaitu berupa bunga atas pinjaman yang diberikankepada nasabah dan
juga akan menaikkan jumlah piutang pada bank tersebut.
Dengan naiknya jumlah kredit akan diikuti pula oleh kemungkinan tidak tertagihnya
kredit dan yang terjerat kedalam kredit bermasalah. Maka untuk menanggulangi atau
menyelesaikan kredit bermasalah, harus diperlukan analisis penyelesaian kredit
bermasalah yang tepat.
Penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan reverensi pada Tugas Akhir sebelumnya
yaitu Analisis Kredit Bermasalah pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (persero)
Tbk. Kantor Cabang Pembantu Wonogiri Tahun 2011 (Galuh Nastiti Anindita) dan
Analisis Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada Pt. Bpr. Mangatur Ganda Aek Kanopan
Kabupaten Labuhan Batu UtaraTahun 2014 (Mei H. M. Munte, SE., M.Si dan Santi
Pebrina Sitorus, SE). Reverensi tersebut dipilih karena Bank BTPN dan Bank BPR juga
menyediakan jasa kredit. Perbedaan tugas Akhir ini dengan Tugas Akhir yang menjadi
reverensi adalah pada objek yang diteliti, periode penelitian, langkah perhitungan, dan
islitah yang digunakan.
Bank wajib menjaga kualitas kredit yang diberikan untuk mengurangi risiko
kerugiannya. Bank dapat menjaga kualitas kreditnya dengan penyelamatan dan
penyelesaian terhadap kredit bermasalah. Oleh karena itudalam Tugas Akhir ini penulis
ingin mengetahui rasio kredit bermasalah yang terjadi, mencari faktor-faktor yang
menyebabkan NPL, dan bagaimana upaya untuk memperkecil NPL. Berdasarkan alasan
tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir yang berjudul: “ANALISIS KREDIT
BERMASALAH PADA PD. BPR NTB SUMBAWA”

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar berlakang diatas, maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah:
1. Bagaimana perhitungan Non Performing Loan (NPL) pada PD. BPR NTB Sumbawa?
2. Apa penyebab terjadinya kredit bermasalah pada PD. BPR NTB Sumbawa?
3. Upaya apa yang ditempuh oleh PD. BPR NTB Sumbawa untuk menangani kredit
yang bermasalah?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perhitungan Non Performing Loan (NPL) pada PD. BPR NTB
Sumbawa.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kredit bermasalah pada PD. BPR NTB
Sumbawa.
3. Untuk mengetahui upaya apa yang ditempuh oleh PD. BPR NTB Sumbawa dalam
menanganikredit bermasalah yang terjadi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi perusahaan, memberikan referensi tentang hasil analisis kreditbermasalah dan
penyelesaian kredit bermasalah.
2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi atau tambahaninformasi yang
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai