Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah melakukan pembangunan disegala bidang. Salah satu bidang pembangunan yang sangat penting dan mendesak untuk senantiasa dilakukan secara berkesinambungan adalah pembangunan perekonomian nasional. (Johannes Ibrahim,2004) Pembangunan perekonomian nasional bergerak secara kompetitif dan terintegrasi dengan berbagai tantangan yang semakin beragam serta sistem keuangan yang semakin maju, maka sangat diperlukan penyesuaian kebijakan di bidang perekonomian termasuk perbankan sehingga dapat memperbaiki dan memperkokoh perekonomian nasional. (Johannes Ibrahim,2004) Pembangunan perekonomian nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai, karena karena pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan ekonomi sangat diperlukan. Salah satu lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi adalah Bank. Dalam berbagai buku perbankan, suatu bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang dapat menunjang proses pencapaian perbaikan pertumbuhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan bank memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana kemasyarakat secara efektif dan efisien dalam rangka peningkatan dan percepatan perekonomian masyarakat secara nasional. Peranan bank sebagai perantara keuangan didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank akan dapat melakukan kegiatan apabila masyarakat percaya untuk menempatkan uangnya dalam produk-produk perbankan yang ada pada bank tersebut. Berdasarkan kepercayaan dari masyarakat tersebut maka bank dapat menggerakkan dana masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa perbankan. (Johannes Ibrahim,2004) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bank pada umumnya adalah menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun dana yang diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah maupun Bank Indonesia. Bank merupakan lembaga perantara yang menghimpun dana dan menempatkannya dalam bentuk aktiva produktif yaitu kredit. Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan, dalam bahasa latin kredit berarti ”credere” artinya percaya. Maksudnya, si pemberi kredit percaya bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian, sedangkan bagi penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktunya (Kasmir, 2002). Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006:113), “kredit adalah pemberian fasilitas pinjaman (bukan berdasarkan prinsip syariah) kepada nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai (cash loan) maupun pinjaman non tunai (noncashloan)”. Dengan melaksanakan penyaluran kredit dapat dikatakan bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Saat ini, masyarakat baik individu maupun kelompok banyak yang meminjam dana ke bank untuk memenuhi kebutuhannya baik untuk kebutuhan konsumtif ataupun modal usaha. Hal itu sangat menguntungkan bagi pihak bank karena pemberian kredit merupakan sumber utama penghasilan bank. (Rafika Lihani, 2013) Sumber utama penghasilan terbesar bank berasal dari kredit yang diberikan, namun merupakan sumber risiko bisnis terbesar pula. Risiko tersebut adalah risiko kegagalan kredit/ kredit bermasalah. Kegagalan kredit adalah kegagalan/ keterlambatan debitur dalam pengembalian angsuran pokok dan bunga pinjamannya. Rasio kredit bermasalah ini disebut Non Performing Loan (NPL). Non performing loanm adalah rasio yang menggambarkan persentasi antara total kredit bermasalah (kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet) dengan total kredit yang diberikan (Jhon Hendri, 2009). Pemberian kredit kepada calon debitur harus melalui prosedur pengajuan kredit dan proses analisis pemberian kredit terhadap kredit yang diajukan, agar risiko kredit bermasalah dapat diminimalkan. Bank dapat mengabulkan permohonan kredit calon debitur apabila semua persyaratannya dapat terpenuhi. Analisis pemberian kredit dapat didasarkan pada the 5 C ofcredit yaitu charakter, capacity, capital, collateral, dan condition, serta menggunakan prinsip kehati-hatian. Dalam memberikan kredit tersebut, hampir setiap bank mengalami kredit bermasalah atau dengan kata lain nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya dan hal ini menimbulkan kerugian bagi pihak bank, terjadinya kredit bermasalah dapat diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya, nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu, atau hal tersebut dapat juga diakibatkan karena nasabah tidak sengaja misalnya, akibat terjadinya bencanaalam. Oleh karena itu, setiap bank harus mengendalikan kreditnya dengan baikdan melakukan penanggulangan atau penyelesaian terhadap kredit yang digolongkan bermasalah. Penanggulangan kredit adalah suatu usaha atau tindakan penyelesaian kredit yang dilakukan oleh bank terhadap kredit yang digolongkan sebagai kredit bermasalah. Penanggulangan kredit merupakan tindakan terakhir yang dilakukan bank dalam menyelesaikan atau mengatasi kredit bermasalah setelah upaya pembinaan kredit dilakukan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu lembaga keuangan bank yang dikenal melayani golongan pengusaha yang bergerak pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan. UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia dengan menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur. Selain itu UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. (Rini Saputri,2015) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) NTB Sumbawa merupakan lembaga keuangan yang bergerak dalam usaha jasa perbankan yang memberikan pelayanan jasa pada nasabah dalam berbagai bentuk. Salah satu pelayanan yang diberikan oleh bank tersebut adalah dalam bentuk pemberian fasilitas kredit. Peningkatan pemberian kredit oleh bank dapat mengakibatkan laba yaitu berupa bunga atas pinjaman yang diberikankepada nasabah dan juga akan menaikkan jumlah piutang pada bank tersebut. Dengan naiknya jumlah kredit akan diikuti pula oleh kemungkinan tidak tertagihnya kredit dan yang terjerat kedalam kredit bermasalah. Maka untuk menanggulangi atau menyelesaikan kredit bermasalah, harus diperlukan analisis penyelesaian kredit bermasalah yang tepat. Penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan reverensi pada Tugas Akhir sebelumnya yaitu Analisis Kredit Bermasalah pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (persero) Tbk. Kantor Cabang Pembantu Wonogiri Tahun 2011 (Galuh Nastiti Anindita) dan Analisis Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada Pt. Bpr. Mangatur Ganda Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu UtaraTahun 2014 (Mei H. M. Munte, SE., M.Si dan Santi Pebrina Sitorus, SE). Reverensi tersebut dipilih karena Bank BTPN dan Bank BPR juga menyediakan jasa kredit. Perbedaan tugas Akhir ini dengan Tugas Akhir yang menjadi reverensi adalah pada objek yang diteliti, periode penelitian, langkah perhitungan, dan islitah yang digunakan. Bank wajib menjaga kualitas kredit yang diberikan untuk mengurangi risiko kerugiannya. Bank dapat menjaga kualitas kreditnya dengan penyelamatan dan penyelesaian terhadap kredit bermasalah. Oleh karena itudalam Tugas Akhir ini penulis ingin mengetahui rasio kredit bermasalah yang terjadi, mencari faktor-faktor yang menyebabkan NPL, dan bagaimana upaya untuk memperkecil NPL. Berdasarkan alasan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir yang berjudul: “ANALISIS KREDIT BERMASALAH PADA PD. BPR NTB SUMBAWA”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar berlakang diatas, maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah: 1. Bagaimana perhitungan Non Performing Loan (NPL) pada PD. BPR NTB Sumbawa? 2. Apa penyebab terjadinya kredit bermasalah pada PD. BPR NTB Sumbawa? 3. Upaya apa yang ditempuh oleh PD. BPR NTB Sumbawa untuk menangani kredit yang bermasalah?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perhitungan Non Performing Loan (NPL) pada PD. BPR NTB Sumbawa. 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kredit bermasalah pada PD. BPR NTB Sumbawa. 3. Untuk mengetahui upaya apa yang ditempuh oleh PD. BPR NTB Sumbawa dalam menanganikredit bermasalah yang terjadi. 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi perusahaan, memberikan referensi tentang hasil analisis kreditbermasalah dan penyelesaian kredit bermasalah. 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi atau tambahaninformasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.