LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..
ABSTRAK……………………………………………………………………………………........
1
BAB 4 PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................................... 26
4.1. Jadwal Kegiatan .......................................................................................................... 26
4.2. Pelaksanaan kegiatan .................................................................................................. 28
4.3. Skema Alur Perencanaan............................................................................................. 29
4.4. Mekanisme dan Hubungan Kerja ................................................................................ 30
4.4.1. Hubungan Kerja Pengelola Dengan Pelaksana Proyek.......................................... 30
4.4.2. Hubungan Kerja Antar Unsur Organisasi Proyek ................................................ 31
BAB 5 EVALUASI KEGIATAN .............................................................................................. 33
5.1. Faktor Cuaca ............................................................................................................... 33
5.2. Faktor K3 .................................................................................................................... 33
5.3. Kondisi Lingkungan Sekitar Proyek ............................................................................ 34
5.4. Faktor Administrasi..................................................................................................... 34
5.5. Faktor Manusia ........................................................................................................... 35
5.6. Faktor Alat Kerja ........................................................................................................ 35
5.6. Faktor Bahan Kerja ..................................................................................................... 35
BAB 6 PENUTUP .................................................................................................................... 36
6.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 36
6.1. Saran........................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 38
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 39
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Album Fortopolio…….. ……………………………………………………………16
Gambar 2. Fortopolio interior…….. ……………………………………………………………16
Gambar 3. Fortopolio masterplan………….……………………………………………………17
Gambar 4. Fortopolio Lansekap………….…………………………………………………….17
Gambar 5. Konsep tempat wudhu………….……………………………………………………25
Gambar 6. Konsep aula………….……………………………………………………………..26
Gambar 7. Tampak Depan………….………………………………………………………..…38
Gambar 8. Denah lantai 1………….………………………………………………………..….39
Gambar 9. Denah lantai 2………….……………………………………………………………40
Gambar 10. Potongan a-a………….……………………………………………………………41
Gambar 11. Potongan b-b………….……………………………………………………………42
Gambar 12. Rencana atap………….……………………………………………………………43
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Organisasi CV. Imajiner Arsite………………………………………………16
Tabel 2. Organisasi Proyek.. ……………………………………………………………………21
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan……………………………………………………….26
Tabel 4. Skema Alur Pelaksanaan…………………………………………………………….29
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagai sumber daya manusia kita dituntut untuk mempunyai keahlian,
pengalaman dan kepekaan dalam mengatassi dan menghadapi berbagai permasalahan dan
tantangan yang terjadi di dunia kerja.
Berdasarkan hal tersebut maka Kuliah Kerja Profesi sangat membantu kami
dalam mengenal dan sebagai gambaran supaya kami tidak asing lagi ketika memasuki
dunia kerja. Selain itu dalam kerja praktek ini kami diberikan kesempatan untuk
mengimplementasikan disiplin ilmu yang telah kami pelajari di bangku kuliah dan juga
memperoleh pengetahuan baru yang sangat berguna untuk kami.
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun didunia kerja yang sebenarnya,
mahasiswa dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan yang lebih tinggi
setelah melewati masa perkuliahan, karena pada dasarnya pengetahuan yang didapat di
bangku kuliah belum cukup memadai untuk bisa terjun kedunia kerja sebenarnya. Untuk
itu diperlukan pembekalan dengan praktek-praktek langsung dilapangan, untuk
mengetahui bagaimana arsitek berproses merancang sebuah desain yang valid dan siap
diterapkan. Disamping itu Kuliah Kerja Profesi ini, mahasiswa juga dapat mulai
mengenal banyak pihak yang terkait dengan dunia proyek arsitektur yang nantinya dapat
memperbanyak referensi dan koneksi sehingga memudahkan ketika sudah terjun kedunia
kerja atau proyek.
Kuliah Kerja Profesi merupakan salah satu mata kuliah semester VII dalam
silabus Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di kampus
Institut Teknologi Nasional Malang. Dalam pelaksanaan kuliah Kerja Profesi ini,
mahasiswa dibimbing oleh pembimbing yang berasal dari tempat pelaksanaan Kuliah
Kerja Profesi dan Dosen Jurusan Teknik Arsitektur. Praktik Kerja dilaksanakan pada
proyek Al-Izzah International Boarding School selama 60 hari kalender.
Dalam Kuliah Kerja Profesi ini peran utama seorang arsitek dalam suatu proyek
adalah pada tahap perencanaan dan perancangan disamping pelaksanaan dan
pengawasan. Lebih dari itu, praktikan tertarik dalam profesi arsitek atau bekerja dibidang
5
kontruksi kesempatan kerjanya lebih besar. Perkembangannya didunia kontruksi dan
property memang meningkat seiring perkembangan teknologi. Oleh karena itu kebutuhan
akan jasa kontruksi meningkat pula. Mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur
mempunyai kemampuan untuk bersaing secara global dalam bidang teknologi Arsitektur.
Dengan mengikuti Kuliah Kerja Profesi, mahasiswa dapat secara langsung
menerapkan sebagian besar teori-teori arsitektur yang didapat dari bangku kuliah. Kuliah
Kerja Profesi dapat menambah wawasan berpikir dan pengetahuan tentang dunia
profesionalisme arsitektur, seperti pengetahuan struktur dan konstruksi bangunan,
bagaimana manajemen perusahaan dan sebagainya.
Merujuk kepada alasan diatas, maka sebagai Mahasiswa Teknik Arsitektur, kita
dituntut untuk mengikuti Kuliah Kerja Profesi yang memberikan kesempatan untuk
melibatkan diri secara langsung pada sebuah biro kontraktor, sehingga pada akhirnya
menjadi seorang perencana/arsitek yang benar-benar menguasai profesinya.
1.2.Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja adalah :
1. Mempelajari mekanisme kerja suatu perusahaan dengan melihat dan mempelajari
secara langsung tentang prinsip-prinsip kerjanya.
2. Para pratikan dapat mengetahui manajemen suatu perusahaan kontraktor.
3. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum mata kuliah jurusan arsitektur.
4. Untuk melihat dan membandingkan antara teori yang didapat dalam proses
perkuliahan dengan teknis pelaksanaan di lapangan.
5. Mengetahui proses kerja atau kegiatan biro kontraktor pelaksana dalam mengelola
suatu proyek.
6. Mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan suatu proyek
6
1.4.Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penyusunan laporan Kerja Praktik Profesi ini kami jelaskan berdasarkan bab-
bab, antara lain :
BAB I. PENDAHULUAN
Memberikan penjelasan tentang latar belakang kerja praktik profesi, maksud dan tujuan
kerja praktik profesi, metode penusunan laporan dan sistematika penyusunan laporan dari
hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan. Selain itu juga berisi lingkup dan waktu
pelaksanaan kerja praktik.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
Berisikan tinjauan secara umum teori-teori yang berkaitan dengan proses pembangunan,
tugas dan wewenang dari masing-masing divisi dalam sebuah proyek.
BAB III. TINJAUAN PROYEK
Berisikan pembahasan khusus mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
proyek, struktur organisasi dan prosedur pelaksanaan proyek.
BAB IV. PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN
Merupakan bab yang membahas secara keseluruhan tentang teknis pelaksanaan pekerjaan
selama mahasiswa yang bersangkutan melakukan kerja praktik dalam hal ini pada bidang
perancangan.
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang dibuat oleh para peserta kerja praktik berdasarkan hasil
laporan yang telah disusun secara keseluruhan. Selain itu bab ini juga berisi saran-saran
yang diberikan oleh mahasiswa berkaitan dengan kegiatan perancangan selama proses
kerja praktik berlangsung yang mungkin saja bisa dijadikan masukan bagi perencana
pelaksana yang terkait pada proyek tersebut.
7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Ditinjau dari asal proyek, terdapat dua sumber proyek seperti dalam diagram, yaitu :
1. Proyek Pemerintah
Syarat resmi untuk menangani projek pemerintah adalah harus berbadan hukum. Hal
ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor selalu mematuhi segala peraturan
yang ditetapkan. Kontraktor yang telah mendaftarkan dirinya ke Departemen
Pekerjaan Umum (DPU) berhak mendapatkan projek dari pemerintah maupun dari
8
pihak swasta. Dalam melaksanakan projek pemerintah, kontraktor mendapatkan
pengawasan dari dinas jawatan gedung-gedung, konsultan ahli, dan owner. Untuk
melaksanakan sebuah projek, harus diawasi oleh BPK (Badan Pengawas Keuangan).
Badan ini akan mengadakan proses pemeriksaan guna mengatur keuangan yang
berhubungan dengan uang pemerintah.
2. Proyek Swasta
Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direktur perusahaan mengangkat
seorang pemimpin projek tidak jarang perusahaan swasta menggunakan jasa konsultan
untuk mengawasi pekerjaan proyek.
9
(TOR) dari pemberi tugas sebagai acuan dan pedoman untuk pekerjaan
perencanaan. Setelah menerima TOR, maka konsultan perencana membuat usulan
Pra Rencana sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pra Rencana ini meliputi :
a. Konsep perencanaan.
b. Design awal (denah, tampak).
c. Usulan penawaran biaya (fee) perencanaan.
Kemudian usulan design dipresentasikan kepada pemberi tugas, di mana dalam
tahap ini konsultan perencana akan mendapatkan koreksi atau langsung disetujui.
Apabila belum disetujui, maka konsultan harus mengadakan revisi terhadap pra
rencana yang diusulkan. Setelah usulan pra rencana disetujui, maka pemberi tugas
memberikan surat perintah (SPK) sebagai dasar konsultan perencana untuk
melakukan kerja sepenuhnya.
a. Pemberi Tugas :
Adalah seseorang atau badan hukum, baik itu swasta maupun pemerintah yang
mempunyai gagasan untuk membuat suatu bangunan serta menyampaikan
keinginannya pada seorang ahli bangunan untuk merencanakan apa yang dikehendaki
serta besarnya biaya yang diperlukan dalam proyek tersebut.
b. Konsultan Perencana
Adalah seseorang atau badan hukum sebagai pihak yang menerima tugas dari pemilik
proyek untuk merencanakan dan memberikan penjelasan yang tertuang dalam bentuk
gambar rencana dalam batas yang telah ditentukan baik itu secara teknis maupun
administratif. Adapun pihak yang bergabung dalam konsultan perencana ini meliputi
10
bidang keahlian khusus, seperti; Arsitektural, Struktur dan konstruksi, Mekanikal dan
elektrikal.
a. Konsultan Perencana
adalah suatu perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakan
tugas konsultansi dalam bidang perencanaan dan perancangan suatu bangunan.
(Sumber : Dirjen Cipta Karya; Tentang Pedoman Operasional Pengisian
Pelaksanaan Dip.)
Konsultan Perencana dalam kegiatannya merupakan suatu badan usaha
yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian
tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan atau pengawasan pembangunan
di bidang teknik bangunan. (Sumber : Buku IAI ; Pedoman Hubungan Kerja
Antara Arsitek dan Pemberi Tugas).
b. Perencana konstruksi
adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang
mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan
atau bentuk fisik lain; (Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi ).
2.1.2. Klasifikasi Konsultan Perencana :
a. Konsultan swasta,
Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan modal
sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak oleh
pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli teknik melainkan
dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal demikian ini ia
menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik.
b. Konsultan pemerintah
Adalah konsultan perencana milik pemerintah yang didalamnya
bergabung beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya.
11
2.6. Tahapan Perancangan
Proses perancangan dalam praktek profesional dikelola melalui tahapan proses
perancangan sebagai berikut :
Membuat konsep perancangan mulai dari program ruang sampai dengan sketsa –
sketsa, berupa alternatif – alternatif yang bisa dipilih pemilik proyek.
Membantu pemilik proyek dengan membuat rancangan yang masih dalam batasan
anggaran (dibantu Quantity Surveyor)
Berkoordinasi pemilik proyek serta pihak-pihak yang terkait dengan perijinan atau
pihak konsultan spesialis lain yang ditunjuk.
12
Memperjelas outline spefisifikasi sesuai bagian bangunan yang dirancang dan
penjelasan mengenai sistem dan peralatan pada bangunan.
Menyusun detail spefisifikasi teknis atau rencana kerja & syarat-syarat (RKS) sesuai
bagian bangunan yang dirancang.
13
BAB 3
TINJAUAN PROYEK
3.1. Tinjauan Proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu,
biaya, dan mutu untuk mewujudkan suatu rencana. Pelaksanaan suatu proyek
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu, biaya dan mutu yang
ditetapkan perlu dibentuk suatu system organisasi kerja yang dapat mengatur
seluruh kegiatan yang terlibat.
Pelaksanaan pembangunan diartikan sebagai melakukan pekerjaan pada
suatu lokasi sedemikian hingga pembangunan terwujud. Proses yang perlu
dipikirkan dalam hubungan dengan proses pembangunan, dimana cukup banyak
profesi yang aktif dan bermacam-macam bahan yang digunakan. Ditujukan
kepada semua pihak baik yang tinggi sampai yang rendah dapat melakukan
tugasnya suatu tim.
Setiap orang harus mendapatkan penjelasan yang jelas dan saling bekerja
sama, hingga dapat memanfaatkan kepastian seefektif mungkin. Organisasi kerja
merupakan suatu kesatuan kerja yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu, yang diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
keahlian orang-orang yang terlibat didalamnya.
Proses manajemen sangat berperan dalam organisasi kerja karena pada
hakekatnya berfungsi untuk mengelola dan mengatur tiap-tiap anggota organisasi
kerja sehingga dapat memainkan peran secara efektif, yang pada akhirnya
menentukan keberhasilan suatu proyek.
Hal ini terutama sekali pada 15 proyek yang berskala besar karena banyak
hal yang terkait dalam pelaksanaan proyek. Sasaran proyek dimaksudkan untuk
menghasilkan suatu bangunan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti yang
diharapkan pemilik proyek. Manajemen berguna untuk merencanakan dan
mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan supervisi sehingga sesuai dengan
tujuan akhir.
14
Adapun tujuan akhir manajemen proyek adalah :
1. Tepat waktu.
2. Tepat Kuantitas (dimensi proyek).
3. Tepat Kualitas ( Standart mutu).
4. Tepat biaya ( sesuai biaya rencana).
Website : www.imaaajinerarsitek.id
16
3.1.5. Pengalaman Perusahaan
Album portofolio desain rumah tinggal dari tim Imajiner Arsitek dengan
mewujudkan keinginan klien melalui desain yang estetis, aman dan nyaman.
17
Selain desain rumah tinggal, Imajiner Arsitek juga merancang sebuah
master plan dan bangunan komersial, berikut adalah portofolinya
18
3.2. Tinjauan Obyek KKP
3.2.1. Data Umum Proyek
Al Izzah Islamic Boarding School berada didalam lingkungan Kota Wisata
Batu yang sejuk serta letaknya jauh dari keramaian kota, dibawah kaki gunung
banyak yang membuat suasana lingkungan sekolah yang nyaman dalam proses
pembelajaran. Jarak dengan rumah sakit sekitar 2 km, sehingga memudahkan
warga Boarding School mendapatkan layanan kesehatan dan pertolongan pertama
jika terjadi gangguan kesehatan atau kecelakaan. Selain dekat dengan fasilitas
kesehatan, Al Izzah Islamic Boarding School juga dekat dengan kantor polisi
yaitu 2 km, sehingga memudahkan untuk mengadakan kontak dengan apparat jika
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
19
3.2.2. Latar Belakang Proyek
Lembaga Pendidikan Muslimah Indonesia (LPMI) Al-Izzah didirikan
Oleh Ustad H. Ali Imron, M.Ag pada tanggal 17 Juli 2006 dan diresmikan oleh
Menteri Pemuda dan Olahraga Bapak Adiyaksa Daut dan Bapak Imam Kabul
selaku Walikota Batu. Berkedudukan di Jalan Indragiri Gang Pangkur No 87,
Sumberejo, Kota Batu, LPMI Al Izzah dibangun berlandaskan keinginan yang
kuat memberi jawaban alternatif tehadap kecemasan para orang tua mengenai
masa depan anak-anaknya, khususnya anak-anak putri. Sebuah lembaga yang
mengintegrasikan nilai-nilai fundamental Islam dengan pemberian wawasan yang
komperehensif mengenai tantangan di zamannya. Di awali tahun 2006 Al Izzah
menyelenggarakan pendidikan menengah (SMP) dan di tahun 2011 memulai
program pedidikan menengah atas (SMA).
Dengan mengikrarkan diri menjadi sekolah berstandard internasional dan
ter-akreditasi A, sekolah ini telah beranjak menjadi salah satu sekolah unggulan di
Kota Batu, LPMI Al Izzah Batu menggambarkan kemajuan yang signifikan
terhadap komitmen membangun nilai-nilai keislaman dan moralitas secara umum.
20
3.2.4. Organisasi Proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu,
biaya dan mutu. Keberhasilan dalam suatu proyek diukur berdasarkan tiga hal
yaitu tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Proyek merupakan suatu kegiatan
yang memiliki awal dan akhir dalam mewujudkan gagasan yang timbul, dalam
proyek-proyek yang besar masalah yang dihadapi juga semakin besar dan juga
kompleks.
Manajemen yang baik dan teratur dalam suatu proyek dapat menunjang
keberhasilan dan kelancaran proyek hingga tujuan dari proyek dapat tercapai
sesuai yang diharapkan.
Pada proyek pembangunan gedung masjid Al Izzah, pemilik proyek
didukung oleh perencana dan kontraktor pelaksana proyek. Badan-badan unsur
pendukung proyek tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemilik proyek adalah Al Izzah International Boarding School
b. Perencana proyek : CV. Imajiner Architect
c. Kontraktor proyek : Mandrika Kontraktor
Badan-badan tersebut diatas mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang
lain saling terkait. Hubungan antara badan-badan dapat dilihat pada skema berikut
ini :
OWNER
AL IZZAH INTERNATIONAL
BOARDING SCHOOL
PERENCANA
CV. IMAJINER
ARCHITECT
KONTRAKTOR
MANDRIKA
KONTRAKTOR
21
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek merupakan badan swasta, instansi pemerintah, ataupun perorangan yang
mempunyai kepentingan untuk mendirikan bangunan dan mempunyai kesanggupan untuk
menyediakan dana untuk merealisasikan proyek tersebut. Pemilik proyek akan mempercayakan
kepada pihak lain yaitu perencana dan kontraktor untuk membantu dalam merancang bangunan
yang akan dibangun. Bidang-bidang yang akan diserahkan kepada perencana tergantung pada
banyaknya bidang yang terlibat. Perencana yang digunakan pada proyek Pembangunan Masjid
Al Izzah ada 4 macam yaitu: Perencana arsitektur, Perencana struktur, Perencana mekanikal dan
elektrikal dan perencana biaya. Perencanaan dapat dipilih dengan pelelangan atau juga dapat
dengan penunjukan langsung. Pada proyek ini, perencana proyek dipilih dengan penunjukan
langsung.
Setelah perencana dapat mengkonkritkan serta menghitung biaya yang dibutuhkan,
pemilik proyek akan melakukan pelelangan pekerjaan untuk menentukan kontraktor-kontraktor
yang akan mengerjakan. Kontraktor yang menang dalam pelelangan adalah sebagai kontraktor
utama. Penentuan kontraktor dilakukan dengan lelang ataupun dengan penunjukan. Sebagai
pemilik proyek yaitu Al Izzah International Boarding School memiliki tugas dan wewenang,
antara lain :
1. Mengusahakan dan menyediakan dana bagi pelaksana proyek.
2. Mengadakan pelelangan pekerjaan atau penunjukan secara langsung.
3. Memilih dan menentukan pihak perencana yang akan bekerja sama.
4. Memilih dan menentukan pihak kontraktor yang akan mengerjakan.
5. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
memperhatikan pertimbanganpertimbangan yang diberikan oleh konsultan
supervise maupun perencana.
6. Menetapkan pekerjaan tambahan pada proyek yang sedang dilaksanakan atas
saran konsultan supervise maupun perencana.
7. Menetapkan denda kepada kontraktor jika terjadi keterlambatan dalam
menyelesaikan pekerjaan.
22
2. Perencana proyek
Perencana merupakan pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk membantu
dalam mewujudkan idenya dalam bentuk perencanaan arsitektur, struktur, biaya dan
mekanikal Elektrikal. Adapun pihak-pihak yang merupakan perencana adalah sebagai
berikut : Perencana arsitektur, perencana struktur, perencana ME dan perencana biaya
berasal dari CV. IMAJINER ARSITEK . Perencana bertugas menyiapkan pekerjaan
perencanaan menurut keahlian masing-masing berdasarkan kesepakatan dengan pemilik
dan konsultan supervisi.
a. Perencana Struktur Perencana struktur
Merupakan pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk membuat
perencanaan dan perhitungan struktur. Perencana struktur bertugas merencanakan
struktur dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan pemilik proyek.
Baik struktur atas maupun struktur bawah dengan mempertimbangkan beberapa
hal antara lain : Kondisi tanah, fungsi bangunan, bentuk bangunan, kondisi bahan
serta kondisi alamnya.
b. Perencana Arsitektur
Perencana Arsitektur merupakan pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk
merancang bangunan dari segi arsitektur dan estetika ruangan agar bangunan
tampak lebih indah dan harmonis. Peranan dari perencana Arsitektur antara lain :
1. Membuat perencanaan (desain) yang lengkap dan menyeluruh pada segi
arsitektur dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada yaitu :
lokasi, keamanan, estetika, ekonomis, fungsi dan lain-lain.
2. Menjelaskan rancangan-rancangan dalam perincian yang tepat kepada
pemilik proyek agar mempermudah dalam pelaksanaan proyek maupun
penggunaan.
23
c. Perencana Mekanikal Elektrikal
Perencana ME merupakan pihak yang dipercaya untuk menangani perencanaan
dalam hal instalasi listrik yang direncanakan sesuai dengan fungsinya dengan
aman. tugasnya antara lain :
1. Merencanakan penempatan peralatan-peralatan mesin untuk keperluan
penunjang fungsi bangunan.
2. Merancang instalasi listrik disesuaikan dengan keadaan dan fungsi
bangunan.
3. Memberikan informasi untuk penunjang keperluan pemasangan instalasi
dan mesin-mesin pada pelaksanaan konstruksi.
d. Perencanaan biaya
Perencanaan biaya merupakan pihak yang dipercaya dan bertanggung jawab
mengurusi masalah anggaran dan mengatur arus dana dari pemilik kepada para
kontraktor dan para penyuplai bahan bangunan. Bertugas menyusun berbagai
kebutuhan atas pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dan juga bertanggung jawab
pada laporan-laporan pembiayaan tungga tertentu dan menyampaikan hasil
kepada manajemen.
24
c. Menyerahkan gambar – gambar kerja dan metode kerja sebelum pekerjaan
dimulai,
d. Mengadakan perubahan – perubahan yang diperlukan apabila dikehendaki oleh
pemilik proyek,
e. Melaporkan rencana kerja dan hasilkegiatan serta sumber dana,
f. Bertanggung jawab atas kebenaran dan kesempurnaan proyek,
g. Membuat laporan harian,mingguan,dan bulanan,
h. Membayar ganti rugi akibat kecelakaan kerja,kecuali disebabkan oleh kelalaian
pemilik proyek atau diluar jam kerja.
25
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Minggu Pertama
Pada minggu pertama praktikan di beri tugas untuk menggambar konsep
tempat wudhu masjid dengan acuan denah yang sudah di gambar oleh drafter
sebelumnya pada perencanaan gedung masjid Al-Izzah. Konsep denah tempat
wudhu yang digambar adalah denah lantai satu.
26
2. Minggu Kedua
Pada minggu kedua praktikan menggambar konsep aula dan tempat
wudhu yang sudah di asistensi oleh pembimbing bapak Afys.
3. Minggu Ketiga
Pratikan menggambar konsep bentukan masjid yang akan dirancang di Al-Izzah
International Boarding School dengan berupa gambar sketsa atau 3D dengan acuan
bentukan bangunan yang ada disekitar Al-Izzah Boarding School.
4. Minggu Keempat s/d Minggu Keenam
Pada minggu ini praktikan diberi tugas merancang konsep design bentuk masjid
yang diasistensi oleh pembimbing bapak Afys selama 3 minggu sebelum diajukan
kepada klien proyek.
5. Minggu Ketujuh
Pada minggu ini pratikan melakukan revisi dengan acuan keinginan dari klien
yang ingin sedikit perubahan pada bentukan fasad bangunan dari rancangan Masjid Al-
Izzah
6. Minggu Kedelapan
Pada minggu ini pratikan membuat gambar-gambar detail arsitektur dan interior
dengan berupa hasil gambar 3D.
27
4.2. Pelaksanaan kegiatan
Kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 3 September 2018 sampai dengan
3 November 2018.
Secara garis besar, pekerjaan yang telah dilakukan praktikan selama kerja
praktek ialah Perencanaan dan perancangan yang meliputi Perancangan
pengembangan layout denah masjid. Dalam pelaksanaan kerja praktek, praktikan
mendapatkan bimbingan secara langsung dari bapak Afys selaku direktur
sekaligus tenaga ahli, mendapatkan lansung juga bimbingan dari bapak Zaenal
Abidin dan Anas selaku junior arsitek dan drafter senior. Dengan demikian proses
kerja Praktek menjadi lebih baik dan dapat dengan mudah diaplikasikan.
Lingkup materi kerja praktek yang di laksanakan di CV. Imajiner Arsitek
adalah ikut membuat perencanaan dan perancangan gedung masjid Al-Izzah
International Boarding School, yang meliputi hal – hal sebagai berikut:
a. Data lokasi obyek proyek
b. Perencanaan dan perancangan
c. Pengembangan design
d. Detail design
28
4.3. Skema Alur Perencanaan
Perencanaan lokasi gedung Jasa Raharja (persero) wilayah Jawatengah ini
disuaikan dengan tujuan dibangunnya gedung tersebut. Hal ini dilihat dari skema
dibawah ini.
29
4.4. Mekanisme dan Hubungan Kerja
4.4.1. Hubungan Kerja Pengelola Dengan Pelaksana Proyek
Untuk mencapai tujuan yang direncanakan, suatu proyek harus memiliki
pengelola-pengelola yang dapat melaksanakan pekerjaannya masing-masing
dengan baik. Hal ini sangat penting karena pengelola proyek adalah salah satu
kunci keberhasilan suatu proyek.
Hubungan antara pihak-pihak yang terkait dalam proyek, dalam hal ini
hubungan antara pemilik, konsultan supervisi, perencana, kontraktor adalah
sebagai berikut :
a. Hubungan Kontrak
Hubungan kontrak adalah hubungan antara dua belah pihak
mengenai suatu perjanjian suatu pekerjaan dengan imbalan
sejumlah uang tertentu. Satu pihak mempunyai kewajiban untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, dan pihak lainnya dan mempunyai
kewajiban membayar sejumlah sesuai dengan perjanjian yang
disepakati. Hubungan ini terdapat pada hubungan antara pemilik
dengan kontraktor, pemilik dengan perencana, perencana dengan
konsultan supervisi.
b. Hubungan Koordinasi
Hubungan koordinasi adalah hubungan antara satu pihak mengenai
koordinasi dan supervision pelaksanaan suatu pekerjaan tanpa ada
kaitannya dengan pembayaran. Disatu pihak melaksanakan
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan dipihak lain melakukan
supervision atas pekerjaan tersebut. Hubungan ini misalnya
terdapat antara konsultan supervise yang juga bertindak sebagai
supervisi dengan kontraktor. Dimana konsultan tersebut berhak
memerintahkan untuk menghentikan sutu pekerjaan maupun
memerintahkan untuk membongkar suatu pekerjaan yang dianggap
tidak sesuai dengan perjanjian kontrak. Didalam kualitas dan
30
kuantitas pekerjaan, kontraktor tidak dibenarkan untuk
berhubungan langsung dengan pemilik melainkan hanya melalui
supervisi.
31
d. Perencana dan kontraktor pelaksana
Konsultan terlebih dahulu menyampaikan pekerjaan proyek,
sedangkan kontraktor pelaksana bertugas untuk melaksanakan
pekerjaan proyek sesuai dengan perencanaan perencana melalui
komando supervisi.
e. Perencana dan supervisi
Terdapat hubungan koordinasi diantara keduanya. Dimana
supervisi berhak menilai dan memutuskan terhadap persyaratan
perencanaan seperti yang telah ditetapkan oleh perencana.
f. Kontraktor pelaksana dan supervisi
Supervisi berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan
kontraktor agar memenuhi semua persyaratan perencanaan. Dalam
hal ini supervisi mempunyai hak untuk memberikan perintah
kepada kontraktor.
32
BAB 5
EVALUASI KEGIATAN
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan di sebuah proyek, pasti diharapkan semua hal berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah disepakati sebelumnya. Tetapi, tidak semua
pekerjaan dapat sesuai dengan rencana tersebut karena pada realisasinya pasti akan muncul
berbagai permasalahan yang ada. Masalah yang ada bisa berupa masalah administrasi,
manajerial, pelaksanaan teknis di lapangan, dan lain sebagainya. Permasalahan yang ada harus di
selesaikan dengan baik dan cepat agar tidak mempengaruhi pelaksanaan proyek secara
signifikan. Di bawah ini merupakan beberapa kendala-kendala yang berkaitan dengan
Manajemen Proyek, yang muncul pada Proyek Pembangunan Masjid Al Izzah ini:
5.2. Faktor K3
Permasalahan yang terjadi:
Masih banyak pekerja di lapangan yang kurang mematuhi aturan-aturan keamanan dan
keselamatan kerja. Hal itu terlihat dari beberapa pekerja yang tidak menggunakan alat-
alat keselamatan kerja seperti safety helmet dan safety shoes yang memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja. Para pekerja juga masih terlihat ada yang merokok di area
33
pelaksanaan proyek, membuang sampah sembarangan, dan tidak mematuhi peraturan
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Solusi penyelesaian masalah:
Pihak K3 memberikan informasi akan pentingnya mematuhi aturan keamanan dan
keselamatan kerja di lapangan, memberikan alat-alat keselamatan kerja, serta
memberikan teguran bagi para pekerja yang melanggar peraturan yang sudah ditentukan
agar mereka tidak melakukan pelanggaran kembali. Sesuai dengan peraturan K3 yang
sudah ditetapkan di proyek ini, para pekerja yang ketahuan melanggar peraturan yang ada
akan dikenakan denda sebesar Rp 100.000,- untuk setiap poin pelanggaran. Dan bagi para
pekerja yang mendapati rekannya melakukan pelanggaran dan melaporkan ke pihak K3,
maka pekerja tersebut akan memperoleh apresiasi dan penghargaan. Hal itu ditujukan
agar para pekerja jera untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran aturan K3, dan
bersamasama menciptakan area kerja yang sehat dan aman.
34
5.5. Faktor Manusia
Permasalahan yang terjadi:
1. Terjadi keropos pada kolom yang disebabkan karena proses pemadatan dengan
menggunakan vibrator concrete kurang maksimal. Sehingga saat beton sudah
mengering dan bekistingnya dilepas, terjadi keropos pada bagian bawah kolom.
Solusi penyelesaian masalah:
1. Dilakukan penambalan pada bagian yang keropos dengan menggunakan
campuran lem beton, semen acian, serta air.
35
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Selama dilaksanakannya kegiatan praktik kerja, mahasiswa dapat mempelajari banyak hal
dari suatu pelaksanaan proyek misal permasalahan yang ada, cara-cara pelaksanaan
proyek di lapangan, dan juga pengambilan keputusan untuk menyelesaikan kendala yang
muncul dalam pelaksanaan proyek tersebut. Hal-hal yang didapatkan tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan kadang kala berbeda dengan teori yang ada,
hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan
di lapangan antara lain ekonomi, efisien dan lain sebagainya
2. Pelaksanaan suatu proyek, permasalahan yang dihadapi sangat kompleks,
sehingga membutuhkan perencanaan yang matang, baik mengenai perencanaan
waktu, biaya, tenaga kerja, metode kerja, bahan dan peralatan. Perencanaan yang
kurang matang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan sehingga
mengakibatkan pekerjaan tambah kurang dan perubahan-perubahan
3. Pelaksanaan yang professional, kemampuan teknis, kemampuan manajer dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan baik yang diperoleh dari pengalaman maupun
dari pengetahuan sangat membantu dalam menunjang kelancaran dan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
4. Penyelesain masalah yang sering kali menggunakan penalaran dan pengalaman
praktek cenderung lebih efektif dan efisien dalam mencapai hasil sesuai rencana,
5. Perlu adanya peninjauan akan rencana kerja secara rutin dalam setiap pekerjaan.
Karena ketepatan waktu didalam pelaksanaan memegang peranan penting, karena
setiap terjadinya keterlambatan pada suatu pekerjaan akan mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan berikutnya
6. Selama pekerjaan pembangunan, maka mutlak diperlukannya suatu pengawasan
serta controlling baik itu oleh pihak pemilik, konsultan maupun dari kontraktor itu
sendiri agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan ataupun kendala lainnya
didalam proyek sehingga kegiatan didalam proyek tersebut dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
36
6.1. Saran
Beberapa saran dari praktikan setelah mengikuti Kerja Praktek pada proyek:
1. Keselamatan kerja pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan lebih diperhatikan
serta perlu adanya tindakan tegas dalam hal tersebut agar keselamatan pihakpihak
yang terlibat langsung dalam proyek lebih terjamin, baik itu mengenai
kelengkapan peralatan K3 yang harus dipakai pada saat bekerja ataupun
ketentuan-ketentuan umum lainnya.
2. Perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap para pekerja dalam
memaksimalkan penggunaan waktu kerja, sehingga tidak terjadi
penyimpanganpenyimpangan terhadap pekerjaannya yang berdampak terhadap
waktu, bahan, dan biaya pelaksanaan.
3. Pentingnya dilakukan pemeliharaan serta penyimpanan alat dan barang dengan
baik, hal ini perlu dilakukan agar peralatan tersebut dapat digunakan secara
maksimal dan akan memperlancar dari pelaksanaan pekerjaan diproyek.
4. Terjadinya hubungan kerja, sistem komunikasi dan koordinasi yang baik antar
pihak yang terkait, sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan dan tidak mengalami keterlambatan.
5. Kebersihan alat-alat yang dipakai, material, dan juga lokasi proyek hendaknya
perlu diperhatikan, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan lancar, dan juga
kesehatan para pekerja dapat lebih terjamin.
6. Adanya keterbukaan didalam memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
melakukan Kerja Praktek serta bimbingan dari pihak terkait dalam memberikan
ilmu-ilmu kepada mahasiswa
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
39
40
41
42
43
44