oleh/by:
1 2 3
Bambang Riadi , Arief Syafi’i dan Heru Mulyo Widodo
1
Peneliti Madya Sistem Informasi Spasial
2
Kepala Bidang Pengembangan Simpul dan Jaringan
3
Pejabat Fungsional Surveyor Pemetan
Email : briadi@bakosurtanal.go.id, arief@bakosurtanal.go.id
Diterima (received): 28 Desember 2010; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): 20 Mei 2011
ABSTRAK
Data spasial merupakan informasi yang handal untuk menggambarkan fakta yang ada,
khususnya mengenai kondisi wilayah di suatu daerah. Guna mengoptimalkan penanganan
perencanaan dan pengelolaan pembangunan suatu daerah perlu dilakukan pembangunan
Sistem Informasi Spasial (SIS) guna menginformasikan potensi yang dimiliki oleh suatu
daerah ke khalayak. Oleh karena itu, pada kegiatan ini diharapkan pengelolaan data
spasial/peta, khususnya yang berhubungan dengan pemetaan potensi wilayah, dilakukan
dalam sistem penyimpanan yang baku dan dalam basis data terpusat sehingga
memungkinkan dapat dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan. Konsep penyimpanan
data terpusat dan dapat dibagi-pakai oleh institusi yang memerlukan telah sesuai dengan
program pemerintah mengenai Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). Software
Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC juga dikenal sebagai Classic Life Cycle
Model atau Linear Sequential Model atau Metode Waterfall banyak digunakan oleh kalangan
pengembang sistem aplikasi. Pada kegiatan pengembangan aplikasi sistem basis data
spasial Kabupaten Pidiejaya ini, metode pengembangan yang dipilih adalah metode SDLC.
Dari kegiatan ini terbangun sistem basis data spasial terpadu yang meliputi Sistem Informasi
Geospasial berbasis webservice yang menampilkan data hasil kajian, pekerjaan, baik dari
instansi Bappeda maupun data sekunder lainnya serta template pencetakan peta.
Kata Kunci: Basis data, Web SIG, Sistem Informasi Spasial, SDLC, Kabupaten Pidiejaya
ABSTRACT
Spatial data is reliable information to describe the facts, especially that related to the
condition of territory in an particular area. In order to optimize planning and management of
regional development, the development of Spatial Information System (SIS) is needed to
inform potency of the area to the public. Therefore, in this activity it is expected that
management of the spatial data / maps, especially those associated with the mapping of
potential areas, conducted in a standard storage system and a centralized database that
allows used access by the parties in need. The concept of centralized data storage that can
be shared by agencies in need is in accordance with the government program of the
National Spatial Data Infrastructure (NSDI). Software Development Life Cycle (SDLC), SDLC
69
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76
method also known as Classic Life Cycle Model or Linear Sequential Model or the Waterfall
method is widely used by SIS developers. The method also has been used on the
development of applications of spatial database system in Pidiejaya area, with the selected
development method is SDLC. Result of this activity generates an integrated spatial data
base system which includes a webservice based Geospatial Information System that
displays the data results from the work and study, both from the spatial planning agency
(Bappeda) and other secondary data and printing a map template.
70
Pembangunan Sistem Informasi Spasial ….........................................................… (Riadi, B, Arief, S. dan Heru MW.)
71
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76
3. Peta Web : Browser yang telah • Topologi tersimpan dalam fitur dataset
terpasang Adobe Flash Player yang tediri dari beberpa fitur class
4. Web Services : ArcGIS Server 9.3. yang harus memiliki referensi spasial
yang sama.
Fungsionalitas Sistem adalah: • Suatu fitur klas hanya bisa berpar-
1. Sistem dapat menampilkan informasi tisipasi dalam satu topologi.
peta dasar • Topologi dapat hanya diterapkan pada
2. Sistem dapat menampilkan informasi fitur class titik, garis, dan area.
tematik Ada beberapa parameter yang dapat
3. Sistem dapat menampilkan informasi membantu dalam mendefinisikan topologi
infrastruktur pada fitur class, antara lain :
4. Pengguna dapat melakukan identify- a. Cluster tolerance (nilai toleransi
kasi objek, dengan informasi tekstual, validasi) dimaksudkan untuk menjadi
foto, dan video pembatas jarak minimum antara satu
5. Pengguna dapat menampilkan area obyek dengan obyek lainnya dimana
peta pada skala yang beragam vertex akan dianggap menempel atau
melalui fasilitas zoom out dan zoom in identik. Nilainya berdasarkan batasan
6. Pengguna dapat menggeser-geser ketelitian peta (1/10 ketelitian peta atau
peta (pan) lebih kecil lagi). Cluster tolerance ini
7. Pengguna dapat memilih area tidak dimaksudkan untuk editing data
berdasarkan kecamatan (bukan penghilang undershoot atau
lainnya) dan berguna untuk memas-
Proses Topologi Data Spasial tikan integritas data, dimana garis
saling memotong di vertex, garis
Topologi adalah hubungan relatif bersebelahan menggunakan segmen
antara objek yang satu dengan objek yang sama, tidak ada vertex yang lebih
yang lain yang disesuaikan dengan dekat dari toleransi.
karakteristik data seperti line, polygon b. Rank (ranking) berguna untuk mende-
maupun point/titik. Setiap karakteristik finisikan tingkatan dari setiap fitur class
data tertentu mempunyai rule/aturan yang ada, dan mengontrol bagaimana
tertentu. Topologi dilakukan untuk untuk suatu fitur class berpotensi untuk diedit
menjaga kualitas dari basis datanya. (dihapus atau dipindahkan) dalam
Kebutuhan mendasar dari suatu proses hubungannya dengan fitur class lainnya
topologi adalah : ketika terjadi proses validasi topologi.
Fitur class yang memiliki rangking yang
1. Menentukan dan membatasi bagai- paling rendah memiliki potensi lebih
mana objek (fitur) dapat ”berbagi” besar untuk “diedit” dibanding yang
secara geometri. memiliki rangking rendah. Misalkan,
2. Membuat objek (fitur) baru dari Fitur class parcel_line (persil_garis)
geometri yang tidak beraturan (tidak memiliki rangking 1 dan parcel (persil)
terstruktur). memiliki rangking 2. Pada kasus ini fitur
3. Mengedit objek-objek yang mendukung class parcel_line harus dipindahkan
aturan/model topologi yang telah dan menempel pada fitur class parcel.
ditentukan. Bila pada kedua fitur ini memiliki
4. Tetap menjaga arsitektur basis data rangking yang sama, maka nilai rata-
yang sudah terbangun secara kontinu rata digunakan untuk menen-tukan
dan mampu menangani data yang lokasi/posisi kedua fitur class tersebut.
sangat besar. c. Topology Rule merupakan sebuah set
aturan yang menentukan jenis
Topologi di dalam Geodatabase memiliki hubungan antar obyek dan diimplemen-
karakteristik sebagai berikut: tasikan di dalam geodatabase. Setiap
72
Pembangunan Sistem Informasi Spasial ….........................................................… (Riadi, B, Arief, S. dan Heru MW.)
73
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76
74
Pembangunan Sistem Informasi Spasial ….........................................................… (Riadi, B, Arief, S. dan Heru MW.)
75
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76
76