Anda di halaman 1dari 8

Pembangunan Sistem Informasi Spasial ….........................................................… (Riadi, B, Arief, S. dan Heru MW.

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI SPASIAL:


Studi Kasus Kabupaten Pidiejaya, Provinsi Aceh
(Spatial Information System Development:
A Case Study of Pidiejaya Regency, Aceh Province)

oleh/by:
1 2 3
Bambang Riadi , Arief Syafi’i dan Heru Mulyo Widodo
1
Peneliti Madya Sistem Informasi Spasial
2
Kepala Bidang Pengembangan Simpul dan Jaringan
3
Pejabat Fungsional Surveyor Pemetan
Email : briadi@bakosurtanal.go.id, arief@bakosurtanal.go.id

Diterima (received): 28 Desember 2010; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): 20 Mei 2011

ABSTRAK

Data spasial merupakan informasi yang handal untuk menggambarkan fakta yang ada,
khususnya mengenai kondisi wilayah di suatu daerah. Guna mengoptimalkan penanganan
perencanaan dan pengelolaan pembangunan suatu daerah perlu dilakukan pembangunan
Sistem Informasi Spasial (SIS) guna menginformasikan potensi yang dimiliki oleh suatu
daerah ke khalayak. Oleh karena itu, pada kegiatan ini diharapkan pengelolaan data
spasial/peta, khususnya yang berhubungan dengan pemetaan potensi wilayah, dilakukan
dalam sistem penyimpanan yang baku dan dalam basis data terpusat sehingga
memungkinkan dapat dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan. Konsep penyimpanan
data terpusat dan dapat dibagi-pakai oleh institusi yang memerlukan telah sesuai dengan
program pemerintah mengenai Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). Software
Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC juga dikenal sebagai Classic Life Cycle
Model atau Linear Sequential Model atau Metode Waterfall banyak digunakan oleh kalangan
pengembang sistem aplikasi. Pada kegiatan pengembangan aplikasi sistem basis data
spasial Kabupaten Pidiejaya ini, metode pengembangan yang dipilih adalah metode SDLC.
Dari kegiatan ini terbangun sistem basis data spasial terpadu yang meliputi Sistem Informasi
Geospasial berbasis webservice yang menampilkan data hasil kajian, pekerjaan, baik dari
instansi Bappeda maupun data sekunder lainnya serta template pencetakan peta.

Kata Kunci: Basis data, Web SIG, Sistem Informasi Spasial, SDLC, Kabupaten Pidiejaya

ABSTRACT

Spatial data is reliable information to describe the facts, especially that related to the
condition of territory in an particular area. In order to optimize planning and management of
regional development, the development of Spatial Information System (SIS) is needed to
inform potency of the area to the public. Therefore, in this activity it is expected that
management of the spatial data / maps, especially those associated with the mapping of
potential areas, conducted in a standard storage system and a centralized database that
allows used access by the parties in need. The concept of centralized data storage that can
be shared by agencies in need is in accordance with the government program of the
National Spatial Data Infrastructure (NSDI). Software Development Life Cycle (SDLC), SDLC

69
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76

method also known as Classic Life Cycle Model or Linear Sequential Model or the Waterfall
method is widely used by SIS developers. The method also has been used on the
development of applications of spatial database system in Pidiejaya area, with the selected
development method is SDLC. Result of this activity generates an integrated spatial data
base system which includes a webservice based Geospatial Information System that
displays the data results from the work and study, both from the spatial planning agency
(Bappeda) and other secondary data and printing a map template.

Keywords : Database, WebGIS, Spatial Information System, SDLC, Pidiejaya Regency

PENDAHULUAN digunakan belum tentu sudah baku atau


terstandar.
Data spasial merupakan informasi Oleh karena itu, pada kegiatan ini
yang handal untuk menggambarkan fakta diharapkan pengelolaan data spasial/
yang ada, khususnya mengenai kondisi peta, khususnya yang berhubungan
wilayah - suatu daerah, sebagai titik awal dengan pemetaan potensi wilayah,
pembangunan yang berkesinambungan dilakukan dalam sistem penyimpanan
(sustainable development). Pada kajian yang baku dan dalam basis data terpusat
pembangunan sistem informasi spasial sehingga memungkinkan dapat diman-
potensi wilayah akan dititikberatkan pada faatkan oleh pihak yang memerlukan.
sektor perkebunan dengan studi kasus di Konsep penyimpanan data terpusat dan
Kabupaten Pidiejaya. Kabupaten Pidie- dapat dibagi-pakai oleh institusi yang
jaya adalah sebuah kabupaten di Provinsi memerlukan telah sesuai dengan program
Aceh dengan ibukotanya adalah Meureu- pemerintah mengenai Infrastruktur Data
du. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Spasial Nasional (IDSN), sebagaimana
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007, tertulis pada Perpres No.85/2007, tentang
pada tanggal 2 Januari 2007. Kecamatan Jaringan Data Spasial Nasional.
di kabupaten ini adalah berjumlah 8 Dengan demikian, pembangunan
kecamatan yaitu : Kecamatan Bandar sistem informasi spasial potensi wilayah
Baru, Kecamatan Bandar Dua, Kecama- Kabupaten Pidiejaya yang dikhususkan
an Jangkabuya, Kecamatan Kecamatan pada bidang perkebunan ini diharapkan
Meurah Dua, Kecamatan Kecamatan merupakan proses pengembangan
Meureudu, Kecamatan Panteraja, Keca- pengelolaan basis data spasial yang
matan Trienggadeng, dan Kecamatan berkelanjutan sehingga sistem yang
Ulim. dibangun akan selalu dapat dimanfaatkan
Pengelolaan dan perencanaan pem- seiring dengan perkembangan teknologi
bangunan daerah sangat erat kaitannya dan informasi.
jika dihubungkan dengan masalah
geografis dan keruangan. Oleh karena itu, Tujuan
untuk mengoptimalkan penanganan
perencanaan dan pengelolaan pem- Tujuan kegiatan ini adalah terpenuhi-
bangunan daerah, maka diperlukan nya kebutuhan akan data informasi
penggunaan sistem informasi spasial. spasial potensi wilayah Kabupaten
Proses pembangunan di Provinsi Aceh Pidiejaya yang tersimpan dalam suatu
terus dilakukan terutama pasca tsunami basis data (database) untuk membantu
tahun 2004. Begitu pula kegiatan kegiatan perencanaanan pengelolaan
pemetaan, banyak institusi yang melaku- potensi wilayah perkebunan di Kabupaten
kan akuisisi data di Provinsi Aceh namun Pidiejaya.
struktur dan format data peta yang

70
Pembangunan Sistem Informasi Spasial ….........................................................… (Riadi, B, Arief, S. dan Heru MW.)

METODOLOGI Software Development Life Cycle


(SDLC)
Proses pengolahan data dilakukan
setelah tahap pengumpulan data dan Metode SDLC juga dikenal sebagai
pengolahan peta dilakukan. Kompleksitas Classic Life Cycle Model atau Linear.
pengolahan data sangat bergantung pada Tidak ada langkah baku dalam SDLC, tapi
ketersediaan data yang dijadikan sebagai langkah di bawah merupakan life cycle
acuan. Jenis peta yang dapat dijadikan yang paling sering digunakan oleh para
acuan seperti peta hardcopy, peta pengembang perangkat lunak (software
softcopy (digital), dan citra satelit. Dari developer) profesional.
keseluruhan data yang tersedia terlebih a. Perencanaan Proyek, kegiatan pada
dahulu dikonvesikan menjadi data digital tahap ini lebih didominasi oleh studi
untuk selanjutnya dilakukan pengecekan kelayakan proyek yang akan dilaku-
terlebih dahulu terhadap sistem koordinat kan. Software developer mempelajari
dan datum yang digunakan oleh data konsep sistem yang diinginkan oleh
yang ada. Apabila tidak sama dengan pihak pengguna, apakah sistem baru
standar sistem koordinat dan datum tersebut realistis dalam masalah
nasional, maka dilakukan proses pembiayaan, waktu, serta perbedaan
transformasi koordinat. dengan sistem yang ada sekarang.
Transformasi koordinat merupakan Biasanya, dalam tahap ini diputuskan
proses pemindahan isi peta atau citra dari untuk meng-update sistem yang ada,
satu sistem koordinat ke sistem koordinat atau menggantinya dengan yang baru.
lainnya. Sumber data yang menggunakan Analisis, pengguna dan software
sistem koordinat berbeda-beda disatukan developer bekerjasama mengumpul-
ke dalam sistem koordinat standar yang kan, mempelajari, dan merumuskan
akan dipakai. Secara garis besar metode kebutuhan-kebutuhan bisnis.
kegiatan yang dilaksanakan pada b. Desain, pada langkah ini dilakukan
Gambar 1. pembuatan blueprint sistem. Di dalam-
nya termasuk penyesuaian dengan
arsitektur, hardware, dan software
Project Planning yang digunakan untuk pengembangan
lebih lanjut, serta membuat model
Analisys sistem menciptakan model graphical
Requirement
user interface (GUI), database, dan
Design
lain-lain. Adapun rancang-an antar
muka grafis untuk memper-mudah
Implementation
penggunaan aplikasi oleh user
Development dilakukan pada tahap ini. Rancangan
antar muka grafis dibuat sefamiliar
Integration & Test
mungkin agar mudah digunakan.
c. Implementasi & Coding, pada tahap ini
Installation dilakukan coding untuk menerapkan
desain ke dalam sistem yang
Operation &
Maintenance
sesungguhnya, membuat program,
dan menyiapkan database. Adapun
spesifikasi sistem yang akan dibangun
adalah :
Gambar 1. Alur Metode Kegiatan 1. Aplikasi (Script): Flex
2. Web Server : MS Windows 2003,
Java

71
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76

3. Peta Web : Browser yang telah • Topologi tersimpan dalam fitur dataset
terpasang Adobe Flash Player yang tediri dari beberpa fitur class
4. Web Services : ArcGIS Server 9.3. yang harus memiliki referensi spasial
yang sama.
Fungsionalitas Sistem adalah: • Suatu fitur klas hanya bisa berpar-
1. Sistem dapat menampilkan informasi tisipasi dalam satu topologi.
peta dasar • Topologi dapat hanya diterapkan pada
2. Sistem dapat menampilkan informasi fitur class titik, garis, dan area.
tematik Ada beberapa parameter yang dapat
3. Sistem dapat menampilkan informasi membantu dalam mendefinisikan topologi
infrastruktur pada fitur class, antara lain :
4. Pengguna dapat melakukan identify- a. Cluster tolerance (nilai toleransi
kasi objek, dengan informasi tekstual, validasi) dimaksudkan untuk menjadi
foto, dan video pembatas jarak minimum antara satu
5. Pengguna dapat menampilkan area obyek dengan obyek lainnya dimana
peta pada skala yang beragam vertex akan dianggap menempel atau
melalui fasilitas zoom out dan zoom in identik. Nilainya berdasarkan batasan
6. Pengguna dapat menggeser-geser ketelitian peta (1/10 ketelitian peta atau
peta (pan) lebih kecil lagi). Cluster tolerance ini
7. Pengguna dapat memilih area tidak dimaksudkan untuk editing data
berdasarkan kecamatan (bukan penghilang undershoot atau
lainnya) dan berguna untuk memas-
Proses Topologi Data Spasial tikan integritas data, dimana garis
saling memotong di vertex, garis
Topologi adalah hubungan relatif bersebelahan menggunakan segmen
antara objek yang satu dengan objek yang sama, tidak ada vertex yang lebih
yang lain yang disesuaikan dengan dekat dari toleransi.
karakteristik data seperti line, polygon b. Rank (ranking) berguna untuk mende-
maupun point/titik. Setiap karakteristik finisikan tingkatan dari setiap fitur class
data tertentu mempunyai rule/aturan yang ada, dan mengontrol bagaimana
tertentu. Topologi dilakukan untuk untuk suatu fitur class berpotensi untuk diedit
menjaga kualitas dari basis datanya. (dihapus atau dipindahkan) dalam
Kebutuhan mendasar dari suatu proses hubungannya dengan fitur class lainnya
topologi adalah : ketika terjadi proses validasi topologi.
Fitur class yang memiliki rangking yang
1. Menentukan dan membatasi bagai- paling rendah memiliki potensi lebih
mana objek (fitur) dapat ”berbagi” besar untuk “diedit” dibanding yang
secara geometri. memiliki rangking rendah. Misalkan,
2. Membuat objek (fitur) baru dari Fitur class parcel_line (persil_garis)
geometri yang tidak beraturan (tidak memiliki rangking 1 dan parcel (persil)
terstruktur). memiliki rangking 2. Pada kasus ini fitur
3. Mengedit objek-objek yang mendukung class parcel_line harus dipindahkan
aturan/model topologi yang telah dan menempel pada fitur class parcel.
ditentukan. Bila pada kedua fitur ini memiliki
4. Tetap menjaga arsitektur basis data rangking yang sama, maka nilai rata-
yang sudah terbangun secara kontinu rata digunakan untuk menen-tukan
dan mampu menangani data yang lokasi/posisi kedua fitur class tersebut.
sangat besar. c. Topology Rule merupakan sebuah set
aturan yang menentukan jenis
Topologi di dalam Geodatabase memiliki hubungan antar obyek dan diimplemen-
karakteristik sebagai berikut: tasikan di dalam geodatabase. Setiap

72
Pembangunan Sistem Informasi Spasial ….........................................................… (Riadi, B, Arief, S. dan Heru MW.)

topologi dalam geodatabase selalu Membangun Basisdata Spasial


berkaitan dengan sejumlah topology
rules. Topology rule mendefinisikan Membangun basis data spasial
kondisi topologi seperti kasus-kasus Kabupaten Pidiejaya terdiri dari membuat
apa saja yang mungkin terjadi dalam template basis data spasial berdasarkan
proses topologi fitur. Contoh topology data yang tersedia dan entry data ke
rule antara lain seperti poligon batas dalam basis data yang telah disiapkan
administrasi tidak boleh saling overlap tersebut. Basis data spasial yang
dan garis pantai harus tepat berba- dibangun merupakan file geodatabase
tasan dengan batas administrasi. Di (ESRI based).
dunia nyata batas administrasi tidak Geodatabase adalah basis data
pernah saling overlap dan juga garis relasional yang memuat data spasial atau
pantai dipakai sebagai batas adminis- informasi geografis. Geodatabase ini
trasi, jadi rule “tidak boleh overlap” dan terdiri dari klas fitur (spasial) dan tabel
“harus tepat berbatasan”. (non-spasial). Data yang telah melalui
proses dijitasi dan pengolahan citra
Adapun desain arsitektur yang dimasukkan (upload) ke dalam personal
dibangun disajikan pada Gambar 2. geodatabase menggunakan ArcCatalog.
Sedangkan contoh tampilan interface Kelebihan dari personal geodatabase
disajikan pada Gambar 3. adalah kemampuannya untuk menyimpan
beragam data (vektor, raster, survey data,
tabel) dan menyimpan hubungan spasial
(topologi, network) serta pengelolaan
atribut (domain, joining ID, null value).
Entry data dilakukan ke dalam format
geodatabase sesuai dengan skema fitur.
Tahap entry data ini dilakukan setelah
peta yang dikaji final dan bebas dari
kesalahan. Metode entri data yang
dilakukan dengan cara melakukan
konversi ke format goedatabase dengan
skema fitur yang telah disiapkan.
Software yang digunakan untuk
Gambar 2. Arsitektur WebSIG melakukan konversi ini dengan
menggunakan software ArcGIS dari ESRI.

Desain Data/Informasi Spasial

Desain data/informasi spasial melibat-


kan pengaturan informasi geografi
menjadi berbagai macam tema data
(dataset/layer) yang dapat diintegrasikan
ke dalam lokasi geografis. Desain
data/informasi spasial dimulai dengan
mengidentifikasi tema data yang akan
digunakan, kemudian menspesifikasikan
Gambar 3. Tampilan GUI Sistem Informasi jenis data dan jenis fitur untuk masing-
Spasial Pidiejaya
masing tema data. Pada tahap ini

73
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76

melibatkan proses mendefinisikan hal-hal


sebagai berikut: Pada tahap ini, software yang telah
diuji siap diinstalasi ke dalam sistem
a. Bagaimana fitur geografis akan pengguna. Selain instalasi, maka
ditampilkan untuk masing-masing tema dilakukan juga kegiatan transfer teknologi
(apakah sebagai point, line, polygon, melalui pelatihan penggunaan sistem.
atau raster)
b. Bagaimana data akan dikelompokkan Operasional & Perawatan
ke dalam dataset (apakah menjadi
kelas, atribut, atau raster) Setelah dilakukan instalasi, penggu-
c. Elemen spasial dan database naan sistem aplikasi dilakukan berba-
tambahan apa yang diperlukan untuk rengan dengan perawatan sistem.
membuat rules sehingga antar dataset Perawatan dimaksudkan agar sistem
terdapat hubungan (seperti topologi, yang telah diimplemantasikan dapat
networks, atau raster). mengikuti perkembangan dan perubahan
yang terjadi guna meraih tujuan
Pada sistem ifnormasi spasial penggunaannya. Help desk untuk
Pidiejaya ini data/informasi dikelompok- membantu pengguna, serta perubahan
yang dianggap penting dapat dilakukan
kan menjadi: Basemap (Peta dasar), Peta
terhadap sistem dalam tahap ini. Jika
Tematik, dan Sebaran Infrastruktur. memperhatikan langkah-langkah di atas,
Dalam mengembangkan suatu system coding dan debugging yang selama ini
software (perangkat lunak) seorang menjadi pekerjaan utama software
developer seyogyanya tidak mengesam- developer, hanyalah dua dari tujuh
pingkan metodologi pengembangan soft- tahapan dalam SDLC. Di luar kedua
ware yang digunakan. Kebanyakan soft- langkah tersebut, SDLC lebih banyak
berkutat pada urusan manajemen (non-
ware developer menganggap pengem-
teknis), yang mungkin kurang mendapat
bangan software adalah sebatas melaku- perhatian dari pada software developer.
kan coding menggunakan bahasa pemro- Software yang dikembangkan berda-
graman tertentu. Padahal, coding adalah sarkan SDLC diharapkan akan mengha-
bagian (salah satu langkah) dalam silkan sistem dengan kualitas yang tinggi,
sebuah metodologi pengembangan memenuhi harapan penggunanya, tepat
software. Tanpa memahami metodologi dalam waktu dan biaya, bekerja dengan
efektif dan efisien dalam infrastruktur
pengembangan sistem aplikasi, alih-alih
teknologi informasi yang ada atau yang
menjadi solusi, software yang dihasilkan direncanakan, serta murah dalam
justru akan menjadi sumber masalah baru perawatan dan pengembangan lebih
di kemudian hari. lanjut. SDLC merupakan pendekatan
sistematis untuk memecahkan masalah
Integrasi & Pengujian yang terdiri dari beberapa tahapan.

Setelah sistem berhasil dikembang- HASIL DAN PEMBAHASAN


kan, langkah selanjutnya adalah integrasi
antar modul dan dilakukan pengujian Terbangunnya sistem basis data
untuk melihat apakah sistem telah sesuai spasial terpadu wilayah Kabupaten
dengan harapan dan kebutuhan Pidiejaya, diharapkan dapat diperoleh
pengguna. Dalam tahap ini, juga dilaku- informasi baru dari kelanjutan pengelo-
kan debugging dan penyesuaian- laan dan pengolahan sistem basis data
penyesuaian akhir. spasial tersebut, antara lain:
Instalasi

74
Pembangunan Sistem Informasi Spasial ….........................................................… (Riadi, B, Arief, S. dan Heru MW.)

a. Area dan sebaran lahan perkebunan Koneksi internet, untuk mengakses


b. Produktifitas lahan kebun aplikasi ini dipengaruhi oleh:
c. Konflik lahan 1. Kecepatan ISP yang digunakan, paket
d. Tumpang tindih penggunaan kawasan internet dengan kecepatan dan
e. Pemantauan kinerja perusahaan ketentuan yang berbeda satu sama
perkebunan lainnya.
f. Pemilikan dan status perizinan 2. Jenis dari koneksi internet yang biasa
g. HGU yg terlantar dipakai di Indonesia secara umum :
h. Perubahan RTRW terkait perkebunan - Dial Up : melalui sambungan kabel
i. Monitoring peremajaan tanaman kebun telephone rumah dengan modem
j. Sebaran kebun rakyat biasa
k. Kebakaran lahan dan kebun - ADSL : melalui sambungan kabel
telephone rumah dengan modem
Terbangunnya Sistem Informasi ADSL, jenis koneksi ini lebih cepat
Spasial Wilayah (WebGIS), yang dapat dari Dial Up
diakses melalui http://180.241.125.191/ - GPRS : melalui modem
webgis pidiejaya yang meliputi: Handphone atau mobile modem atau
a. Sistem Informasi Geospasial berbasis modem GSM atau CDMA, tidak
webservice yang berisi data Kabupaten begitu cepat dibandingkan dengan
Pidiejaya. ADSL Modem
b. Menampilkan data hasil kajian, - Wireless: melalui Jaringan Wireless
pekerjaan, baik dari instansi Bappeda yang disediakan ISP, koneksi ini lebih
maupun data sekunder lainnya, dapat cepat dari ADSL Modem tergantung
ditampilkan pada sistem ini. dari berapa kecepatan yang diberikan
c. Kompilasi data tersebut dapat ISP dan kemampuan perangkat
dimanfaatkan untuk mendukung Tugas wireless menangkap sinyal.
pokok dan fungsi Bappeda dalam 3. Komputer yang digunakan juga mem-
rangka Pelaksanaan Pembangunan pengaruhi kecepatan akses internet,
Daerah. semakin bagus spesifikasi komputer
yang digunakan semakin baik koneksi
Salah satu manfaat sistem ini adalah internetnya.
dapat digunakannya data yang ada di 4. Sistem computer yang digunakan
dalam sistem untuk analisis kesesuaian berpengaruh terhadap kecepatan
lahan kakao. Contoh hasil analisis ini akses internet, seperti Operating
tersaji pada Gambar 4. System yang digunakan, sistem
keamanan pada komputer terhadap
serangan virus, dsb. Perlu diketahui
sistem yang bersih akan berpengaruh
pada kecepatan akses internet.
5. Aplikasi browser yang digunakan
browsing di internet berpengaruh
terhadap kecepatan akses internet.

Tersedianya template pencetakan peta.

Dengan adanya sistem tersebut,


penyiapan data pencetakan peta akan
lebih mudah dilakukan. Gambar 5
memperlihatkan contoh peta siap cetak.
Gambar 4. Sistem aplikasi analisis
kesesuaian lahan kakao

75
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 69 - 76

merupakan software GIS terpopuler


saat ini. Selain itu, penggunaan
software ini dikarenakan pihak
pengguna jasa telah memperoleh hak
pemakaian resmi (peminjaman semen-
tara sampai resmi memiliki lisensi).
Dengan memanfaatkan software
keluaran ESRI ini, diharapkan pengem-
bangan aplikasi sistem informasi
spasial Kabupaten Pidiejaya dapat
dilaksanakan secara maksimal dan
berdayaguna.
4. Data sudah ada dan bahkan banyak,
namun belum terstandarisasi dan
Gambar 5. Layout peta siap cetak
tersimpan secara terpusat sehingga
untuk perolehan data masih mengalami
KESIMPULAN DAN SARAN kendala dan membutuhkan waktu yang
cukup panjang.
Kesimpulan
Saran
1. Aplikasi sistem informasi yang
dibangun sudah dapat dipublikasikan Di masa yang akan datang arah
ke masyarakat luas melalui jaringan pengembangan sistem yang ada perlu
internet. Hal ini telah mendukung dikembangkan ke arah Jaringan Data
diimplementasikannya sistem Jaringan Spasial Nasional untuk mempermudah
Data Spasial Daerah dalam era pemanfaatan data spasial antar instansi
keterbukaan sebagaimana yang telah sehingga proses pengambilan keputusan
dicanangkan oleh pemerintah lebih cepat yang akan berdampak pada
Indonesia melalui peraturan dan proses pembangunan daerah akan
perundang-undangan. semakin cepat dikembangkan.
2. Manfaat dari pembangunan sistem
informasi spasial ini antara lain adalah DAFTAR PUSTAKA
sebagai media pemerintah dalam
melaporkan kegiatan kepada pihak lain Bakosurtanal. 2004. Pedoman Penye-
(masyarakat), yang menampilkan data lenggaraan Infrastruktur Data Spasial
potensi daerah kepada investor Nasional (IDSN). Cibinong. Bakosur-
berdasarkan data secara real (nyata), tanal.
seperti sarana/prasarana pendukung. ESRI. 2004. ArcGIS 9: What ArcGIS?
Sistem dapat menghasilkan data/ infor- ESRI Publisher, Reland, New York,
masi peta untuk dimanfaatkan pihak USA.
lain, sehingga tidak ada redundancy
Oracle. 2004. Oracle Spatial: An Oracle
proyek survei dan pemetaan. Dan Technical Paper.
informasi ini memiliki interkoneksi Edi, Eko dan Bagus. 2006. Manajemen
dengan data spasial lainnya di seluruh Basisdata dan Penyebarluasan
dunia, juga dapat berperan sebagai Informasi Spatial Pemerintah Daerah
media untuk menjebatani perma- Melalui Pembangunan Sulawesi GIS.
salahan (missal: konflik batas daerah). Prosiding Konferensi Nasional Tekno-
3. Software yang digunakan merupakan logi Informasi dan Komunikasi
software berlisensi komersial, yaitu Indonesia. ITB. Bandung.
berbasis ArcGIS 9.3. Software ArcGIS
telah teruji kehandalannya, dan

76

Anda mungkin juga menyukai