Kekusaan Presiden Complitdocx
Kekusaan Presiden Complitdocx
Mariadi
Sastria Agustin
Permanent Lecture, Department Legal Studies Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Pertiba
Pangkalpinang
Abstrak
Dalam sejarah ketatanegaran indonesia, kekuasaan presiden mengalami perkembangan sesuai dengan
hukum dasar yang menjadi landasaannya. kekuasaan presiden menurut undang-undang dasar 1945,
deketahui dibagi menjadi 2 periode, 1) orde lama, dimana kekuasaan presiden sebagai kepala negara
menjadi pemimpin revolusi dengan kekuasaan tanpa batas, 2) orde baru, dengan kedudukan kepala
negara sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi, serta memiliki
kewenangan administratif sebagai konsekuensi . kekuasaan presiden sebagai kekuasaan eksekutif
bertujuan untuk menjalankan sistem pemerintahan dalam suatu negara dengan sistem pemerintahan
presidensial. Penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian dengan tipe decriptive explanatory,
yakni dengan mengumpulkan dan menyimpulkan informasi tentang permasalahan yang diteliti.
Sementara studi explanatory digunakan untuk menjelaskan dan menghitung informasi deskriptif.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Selain itu untuk memperdalam analisis
dalam tesis ini, metode comparative analysis digunakan untuk mendapatkan fokus studi yang khusus
dalam masyarakat yang berbeda
Kata kunci: KEPALA NEGARA, PRESIDEN, KEKUASAAN
1. Pendahuluan
A. Latar belakang
Sistem presidensial merupakan sistem pemerintahan dimana presiden yang memegang kekuasaan
eksekutif tertinggi. Oleh karena itu, kekuasaan pemerintahan dipimpin oleh presiden sebagai kepala
negara, dan kepala pemerintahan, dibantu oleh wakil presiden dan para mentri. Namun, dalam
beberapa hal di dalam pemerintahan, presiden memiliki kekuasaan – kekuasaan tertentu yang dibatasi
dan diatur dalam undang – undang dasar . Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang
relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik.
Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran
konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa
dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil
presiden akan menggantikan posisinya.1
Kekuasaan Presiden pada negara yang modern ini selalu didasarkan pada konstitusi yang
digunakan pada negara tersebut. Di Indonesia sendiri mulai dari kemerdekaan hingga saat ini sudah
mengalami beberapa perubahan konstitusi, mulai dari UUD 1945, Konsitusi RIS 1949, UUDS 1950,
kembali ke UUD 1945 melalui dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan perubahan UUD
1945 sebanyak empat kali mulai dari tahun 1999 sampai 2002. Kekuasaan Presiden sebelum
perubahan berbeda dengan kekuasaan Presiden setelah perubahan. Sebelum perubahan UUD 1945
kekuasaan Presiden cenderung lebih besar dan dalam praktiknya ternyata disalahgunakan oleh
Presiden itu sendiri. Kejadian seperti itulah yang menyebabkan banyak tuntutan agar dilaksanakannya
perubahan UUD 1945.2
Selain itu, beberapa hak mutlak (prerogatif) presiden yang tercantum dalam UUD 1945,
setelah perubahan terjadi sedikit “pengurangan.” Pengurangan tersebut dapat dilihat dari adanya
pelibatan DPR, baik harus mendapat persetujuan DPR maupun sekadar minta pertimbangan saja.
Selain itu, pelaksanaannya ditentukan oleh undang-undang yang tentunya melibatkan peran DPR.
Kekuasaan mutlak presiden yang telah dikurangi, yaitu pengangkatan duta besar dan konsul,
pemberian amnesti dan abolisi, serta kewenangan membuat perjanjian internasional.
1
Wikipedia, “Sistem presidensial”, https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial ( diakses pada 26 juli
2018 , pukul 17:06 )
2
Dika diko, “Kekuasaan Presiden Setelah Perubahan UUD 1945”,
https://www.kompasiana.com/dikadiko/59a5a4c342bc3a0af327a165/kekuasaan-presiden-setelah-perubahan-
uud-1945 (diakses pada 26 juli 2018 , pukul 17:06 )
Dari uraian pemaparan di atas, jelas terlihat bahwa perubahan UUD 1945 pada tahun 1999 -
2002 telah mengurangi kekuasaan presiden. Oleh banyak kalangan, pengurangan tersebut dinilai
sebagai salah satu pemicu instabilitas pemerintahan pada kurun waktu 10 tahun terakhir ini.3
Bertitik tolak dari deskripsi sederhana diatas, penelitian ini secara komprehensif mengkaji dan
menganalisis kekuasaan presiden dengan membandingkan dengan negara-negara lain yang berhasil
menjadi negara maju di dunia.
B. Permasalahan
Penelitian ini secara spesifik manganalisis kekuasaan presiden di indonesia dengan
membandingkan dengan negara lain .
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk meneliti secara spesifik, manganalisis dan
mengkaji tentang kekuasaan presiden di indonesia dengan membandingkan dengan negara-negara
lain.
kekuasaan presiden terbagi atas 3 jenis, kepala negara, kepala pemerintahan (eksekutif), legislatif.
Negara Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial yang diatur berdasarkan UUD NRI
Tahun 1945 yang berarti bahwa kekuasaan pemerintahan dipimpin oleh presiden. Kekuasaan presiden
diatur dalam berbagai pasal dan ayat UUD NRI Tahun 1945 baik itu selaku kepala negara, kepala
pemerintahan, dan kekuasaan di bidang legislatif. Presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden
dalam melakukan kewajibannya dalam Pasal 4 Ayat (2). Presiden dan wakil presiden dipilih dalam
satu pasangan secara langsung oleh rakyat dalam suatu pemilihan umum [Pasal 6A Ayat (1) UUD
NRI Tahun 1945]. Dengan demikian, presiden dan wakil presiden merupakan pelaksana kedaulatan
rakyat. Presiden dan wakil presiden menjabat selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam satu kali masa jabatan (Pasal 7 UUD NRI Tahun 1945).4
Secara teoritik asal kekuasaan Presiden dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
3
Abdul Ghoffar, ”KEKUASAAN PRESIDEN (Studi Komparatif RI dengan Beberapa Negara Maju) “,(Jln.
Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta 10110), hlm.82
4
Kekuasaan Presiden Sebagai Kepala Negara “, http://www.artikelsiana.com/2015/03/kekuasaan-presiden-
sebagai-kepala-negara.html
Presiden dalam menjalankan kekuasaan yang diperoleh melalui dua cara tersebut, memiliki hak untuk
melaksanakan keleluasaan bertindak, meskipun tidak jelas dasar hukumnya, namun tidak dibenarkan
dilaksanakanbertentangan dengan hukum yang berlaku. Keleluasaan bertindak bagi aparat Tata Usaha
Negara dinamakan “Freis Ermessen“.
Pengakuan kekuasaan dapat diberikan oleh rakyat melalui UUD 1945, dan dapat diberikan oleh MPR
dengan membentuk kekuasaan melalui Ketetapan MPR, sebelum perubahan, serta dapat pula oleh
Badan Pembuat Undang-Undang. Syarat utama pada “pengakuan wewenang” ialah menimbulkan
kekuasaan yang asli. Kekuasaan yang asli ini, dapat disebut sebagai kekuasaan Presiden yang
diperoleh secara atributif. Kekuasaan Presiden dalam fungsinya sebagai Kepala Pemerintahan dan
selaku Kepala Negara. Sedangkan kekuasaan Presiden yang diperoleh melalui pelimpahan, secara
teoritik hanya dapat dilaksanakan oleh Presiden dalam fungsinya selaku “delegataris” atau
“mandataris”.5
E. Metode Penelitian
Secara Umum Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan tipe penelitian
descrivtive explanatory, dengan pendekatan kualitatif. descriptive explanatory merupakan
gabungan dari penelitian descriptive dengan penelitian explanatory. Dalam bukunya devoloving
effective research proposals, punch berpendapat bahwa 6
Studi deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data, mengatur dan kemudian menyimpulkan
informasi tentang permasalahan yang akan diteliti. Sedangkan studi eksplanatory digunakan untuk
menjelaskan, menghitung informasi data deskriptif. penelitian deskriptif mempunyai tujuan
terbatas dibandingkan dengan penelitian eksplanasi.
5
Seru,” Kekuasaan Presiden RI sebelum Amandemen UUD 1945 (Tugas Mata Kuliah Sistem
Politik Indonesia)” , https://seruankasih.wordpress.com/2012/07/29/kekuasaan-presiden-ri-sebelum-
amandemen-uud-1945-tugas-mata-kuliah-sistem-politik-indonesia/
6
Keith Punch, devoloving effective research proposals, second edition. Sage publication. 2006, hlm. 33-35
2. Pembahasaan
A. Kekuasaan Presiden Di Indonesia
Sebelum perubahan UUD 1945 pada tahun 1999-2002, Republik Indonesia pernah berganti-
ganti konstitsi mulai dari UUD 1945, UUD RIS 1949, UUD Sementara 1950, dan kembali lagi ke
UUD 1945 melalui dekrit Presiden pada tanggal 05 Juli 1959. Perubahan tersebut tentu berpengaruh
terhadap lembaga kepresidenan maupun kekuasaan Presiden. Berikut akan dijelaskan mengenai
kekuasaan Presiden pada masing-masing konstitusi tersebut.7
Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan kedudukan Presiden pada posisi yang sangat
penting dalam struktur ketatanegaraan Indonesia. Itu terlihat dengan dimilikinya dua fungsi penting
oleh presiden, yaitu fungsi sebagai kepala negara dan fungsi sebagai kepala pemerintahan. Untuk itu,
kekuasaan yang dimiliki oleh presiden menembus pada area kekuasaan-kekuasaan yang lain, seperti
kekuasaan legislatif dan kekuasaan yudisial. Kekuasaan tersebut akan dijelaskan satu per satu di
bawah ini.8
Pasal 4 ayat 1: presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut uud (pasal
4)
Pasal 4 ayat 1 menjelaskan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi di negara indonesia yaitu
presiden, karena presiden adalah kepala negara. Wewenang presiden diatur dalam UUD sehingga
pembatasan wewenang tersebut terletak sesuai apa yang tertulis didalam UUD tersebut. Meskipun
presiden adalah orang yang memiliki wewenang tertinggi pesiden juga harus tunduk pada ketentuan
peraturan lain karena indonesia adalah negara hukum.
7
Seru, loc.cit.
8
Seru.,ibid.,
B. Kekuasaan dibidang militer
Maksud dari pasal-pasal tersebut, dalam praktiknya dipahami bahwa pesiden sebagai panglima
tertinggi angkatan besenjata karena presiden memegang kekuasaan tertinggi atas kemiliteran.
Presiden dengan kekuasaan nya yang tertinggi dapat mengajukan tindakan perang untuk melindungi
negara nya bila terjadi hal yang mendesak dan menjadi ancama bagi indonesia .
C. Kekuasaan legislatif
D. Kekuasaan yudikatif
Kekuasaan presiden dibidang yudikatif seperti yang tertera didalam pasal 14 ayat 1 dan 2
menjelaskan bahwa:
Pasal 14 ayat 1 : presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung.
Pasal 14 ayat 2 : pesiden memberi amnesti dan abolisidengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
Berikut adalah penjelasan tentang pasal – pasal tersebut:
Presiden berkewenangan memberi GRASI, yakni ampunan yang diberi pada mereka yang
telah dijatuhi hukuman dengan tetap memperhatikan pertimbangan MA.
Secara eksplisit UUD 1945 hanya mencantumkan beberapa pejabat tinggi negara yang harus
diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Pejabat tinggi negara yang secara eksplisit dikatakan oleh
UUD 1945 diangkat dan diberhentikan oleh presiden adalah; menteri-menteri, duta dan konsul.
Namun, karena presiden mempunyai kewenangan membentuk undang-undang dengan persetujuan
DPR, dan mempunyai kekuasaan untuk membentuk peraturan pemerintah, maka hampir semua
pejabat tinggi diangkat oleh presiden, seperti: hakim-hakim agung, jaksa agung, ketua badan
pemeriksa keuangan, dan lain-lain.
9
Adhitya Nugraha Novianta, “ kekuasaan presiden di bidang legislatif” Jumat, 14 September 2012, di akses di
http://adhityanugrahanovianta.blogspot.com/2012/09/grasi-amnesti-abolisi-dan-rehabilitasi.html
pasal 24 A ayat 3 : calon hakim agung diusulkan komisi yudisial kepada dewan
perwakilan rakyatuntuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh presiden
Dalam keadaan mendesak, jika suatu negara menimbulkan ancaman baik melalui
politik atau hal lainnya kepada indonesia. presiden dengan wewenangnya dapat memberikan
pernyataan tentang keadaan bahaya dan melakukan prosedur yang di perlukan untuk
menanggulangi hal tersebut. Hal tersebut tertulis dalam uud 1945:
Pasal 12: presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya
keadaan bahaya di tetapkan dengan undang-undang.
Pasal 12 UUD 1945 tidak secara detail dan tegas mengatur mengenai pengertian dan batasan
keadaan bahaya. Pasal 12 UUD 1945 menyebutkan bahwa syarat-syarat dan akibat keadaan bahaya
ditetapkan dengan undang-undang.
Pada saat ini undang-undang yang berlaku adalah UU (Prp) No. 23 Tahun 1959 tentang
Keadaan Bahaya. Dalam Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa keadaan bahaya dengan tingkatan
keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau keadaan perang, terjadi apabila:
1. keamanan atau ketertiban hukum di seluruh wilayah atau di sebagian wilayah Negara
Republik Indonesia terancam oleh pemberontakan, kerusuhan-kerusuhan atau akibat
bencana alam, sehingga dikhawatirkan tidak dapat diatasi oleh alat-alat perlengkapan
secara biasa; .
2. timbul perang atau bahaya perang atau dikhawatirkan perkosaan wilayah Negara
Republik Indonesia dengan cara apapun juga;
3. hidup negara berada dalam keadaan bahaya atau dari keadaan-keadaan khusus ternyata
ada atau dikhawatirkan ada gejala-gejala yang dapat membahayakan hidup Negara10.
a) argentina
Berdasarkan dalam ketentuan dalam section I konstitusi argentina secara tegas menyatakan
bahwa argentina merupakan negara federal berbentuk republik demokrasi dengan sistem perwakilan.
Argentina terdiri dari suatu distrik federal ciudad automata de buenos aires atau capital federal
dengan 23 propinsi yakni , buenos aries, catamarca, chaco,chubut,chordoba, corientes, entre rio,
formosa, jujuy, la pampa, la rioja , mendoza, misiones, neuquen, rio negro, salta, san luis, santa cruz,
santa fe, santiago de estero , tiera del fuego dan tucuman. Guna menjamin pelaksanaan keadilan,
masing - masing propinsi diberikan kewenangan untuk menetapkan konstitusinya sendiri atas dasar
10
Kompas, “Antara Makna Kegentingan yang Memaksa dan Keadaan Bahaya dalam Penerbitan
Perppu”, https://biz.kompas.com/read/2017/10/16/100409028/antara-makna-kegentingan-yang-
memaksa-dan-keadaan-bahaya-dalam-penerbitan-perppu, (diakses pada tanggal 28 juni 2018
20:55)
sistem republik perwakilan sesuai dengan prinsip – prinsip deklarasi dan jaminan konstitusi
nasional.11
Konstitusi Argentina 1853, yang diubah pada 1994, memberi mandat pembagian kekuasan
antara badan eksekutif, legislatif, dan kehakiman di peringkat nasional dan negara bagian. Presiden
dan wakil presiden dipilih secara langsung setiap empat tahun. Berdasarkan konstitusi, presiden
mempunyai dua jabatan sekaligus, yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Selain itu,
presiden juga mempunyai kuasa untuk mengubah undang-undang dengan syarat terdesak dan perlu.
Presiden juga mempunyai hak veto yang terbatas.
Parlemen Argentina dikenal sebagai Kongres Nasional atau Congreso National. Argentina
menggunakan sistem parlemen dwi dewan, terbagi atas dua dewan yang utama yaitu: Dewan Senat
dan Kamar Perwakilan. Kedua dewan tersebut dipilih secara langsung. Lembaga yudikatifnya bebas
dari lembaga eksekutif dan legislatif.
Mahkamah Agung Argentina mempunyai 9 anggota, yang diangkat oleh Presiden atas
persetujuan Senat. Sisa hakim-hakimnya ditunjuk oleh Consejo de la Magistratura de la Nación
(Dewan Kehakiman Nasional), sebuah sekretariat yang terdiri atas wakil-wakil para hakim,
pengacara, Kongres, dan pihak Eksekutif. Undang-undang Dasar menetapkan pengadilan sebagai
badan pemerintah independen. Presiden menunjuk anggota Mahkamah Agung dengan persetujuan
Senat setelah proses pemeriksaan publik. Presiden, berdasarkan rekomendasi dari dewan hakim,
menunjuk hakim federal lainnya. Mahkamah Agung memiliki kekuasaan untuk menyatakan
inkonstitusional tindakan legislatif.
11
Syfri hariansah,”pengisian jabatan presiden dan wakil presiden studi 8 negara”yogyakarta : AG Publishing,
2015. Hlm.72
Mahkamah Agung (yudikatif) terdiri dari 9 Hakim Agung yang ditunjuk oleh Presiden dengan
12
persetujuan Senat.
Section 99 (1)
Section 99 (10)
He oversees the performance of the duties of the Chief of the
Ministerial Cabinet as regards the collection of the revenues
of the Nation, and their investment according to the law or
budget of national expenditures
Section 99 (5)
12
Amelia vina, “konstitusi argentina” ,https://id.scribd.com/doc/227127011/Argentina(diakses pada 28 juli
2018 21:21 )
Section 99 (6)
Section 99 (17)
Section 99 (18)
Section 99 (20)
2. Merancang undang-undang
Dalam pembentukan undang-undang presiden turut ambil bagian dengan
memberikan ketentuan- ketentuan , mengumumkannya dan juga mempublikasikan hasil dari
rancangan undang- undang tersebut. Presiden juga memiliki kuasa untuk memberikan aturan
dan instruksi hukum yang diperlukan untuk penegakan hukum.hal itu dijelaskan didalam
section 99 (2-3) konstitusi argentina yang berbunyi:
Section 99 (2)
Section 99 (3)
He takes part in the making of laws according to the Constitution,
promulgates them and has them published. The Executive Power
shall in no event issue provisions of legislative nature, in which case
they shall be absolutely and irreparably null and void. Only when
due to exceptional circumstances the ordinary procedures foreseen
by this Constitution for the enactment of laws are impossible to be
followed, and when rules are not referred to criminal issues,
taxation, electoral matters, or the system of political parties, he shall
issue decrees on grounds of necessity and urgency, which shall be
decided by a general agreement of ministers who shall countersign
them together with the Chief of the Ministerial Cabinet. Within the
term of ten days, the Chief of the Ministerial Cabinet shall personally
submit the decision to the consideration of the Joint Standing
Committee of Congress, which shall be composed according to the
proportion of the political representation of the parties in each
House. Within the term of ten days, this committee shall submit its
report to the plenary meeting of each House for its specific
consideration and it shall be immediately discussed by both Houses.
A special law enacted with the absolute majority of all the members
of each House shall regulate the procedure and scope of Congress
participation.
Section 99 ( 4)
He appoints the justices of the Supreme Court with the consent of the Senate
by two-thirds of its members present, in a public meeting convoked to this
effect. He appoints the other judges of the lower federal courts according to a
binding proposal consisting of a list of three candidates submitted by the
Council of the Magistracy, with the consent of the Senate in a public meeting,
in which the qualifications of the candidates shall be taken into account.
Once they have attained to the age of seventy five years, a new appointment,
with the same consent, shall be necessary so that they may continue in office.
Judges of that age or over shall be appointed for five years, and may be
indefinitely re-appointed by this same procedure.
Section 99 (12)
Section 99 (13)
He provides for the military posts of the Nation: with the consent of the
Senate, he grants posts or ranks for the higher officers of the Armed Forces;
and on his own account, he has the same faculties in the battlefield.
Section 99 (14)
He has the control of the Armed Forces and is in charge of their organization
and distribution, according to the needs of the Nation.
Section 99 (15)
He declares war and orders reprisals with the consent and approval of
Congress.
Section 99 (16)
In the event of foreign attack, he declares, with the consent of the Senate, one
or more places of the Nation in state of siege for a limited period. In the event
of domestic disorder, he only exerts this power when Congress is in recess,
since this is a power pertaining to this body. The President exercises it under
the limitations prescribed in Section 23.
5. Kekuasaan legislatif
presiden memiliki wewenang untuk turut bagian dalam urusan legislatif yang tertulis dalam
section 99 yang berbunyi
section 99 (8)
section 99 (10 )
Menurut section diatas presiden memiliki peran dalam melakukan pembukaan sisi legislatif
kongres, memperluas sesi legislatif kongres. Badan Legislatif argentina adalah Kongres
Nasional (Congreso de la Nacíon)
Hubungan luar negri sangat penting bagi sebuah negara karena dengan hubungan tersebut
sebuah negara dapat mempelajari dan membuat aliansi yang sangat bermanfaat untuk politik
keamanan dan lainya . presiden memiliki kekuasaan untuk membentuk sebuah hubungan
dengan negara lain . hal itu , tertulis dalam section 99 (11) konstitusi argentina yang
berbunyi:
3. Kesimpulan
Meskipun begitu tidak banyak perbedaan yang ada pada kekuasaan presiden indonesia dengan
argentina
4. Saran
Kekuasaan presiden saat ini tidak perlu dilakukan prombakan lagi ,karena jika kekuasan yang
diberikan kepada presiden ditambah akan jadi sebuah acaman penyalahgunaan kekuasaan yang
dilakukan kepala negara. Banyak kasus yang bisa dijadikan dasar argumen tersebut, misalnya
Presiden Soekarno pada masa demokrasi terpimpin dan Presiden Soeharto pada era orde baru. Kedua
pemimpin tersebut akhirnya menjadi pemimpin otoriter karena UUD 1945 memberikan kekuasaan
yang sangat besar. oleh karena itu, alangkah baik nya kekuasaan presiden ditambah atau di ubah
sesuai keperluan yang semestinya.13
Daftar pustaka
Wikipedia, “Sistem presidensial”, ( diakses pada 26 juli 2018 , pukul 17:06 ) ,dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial
kompasiana, “Kekuasaan Presiden Setelah Perubahan UUD 1945”, ( diakses pada 26 juli 2018 , pukul
17:06 ), dari https://www.kompasiana.com/dikadiko/59a5a4c342bc3a0af327a165/kekuasaan-
presiden-setelah-perubahan-uud-1945
Ghoffar, Abdul. ”KEKUASAAN PRESIDEN (Studi Komparatif RI dengan Beberapa Negara Maju)
“,(Jln. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta 10110), (hlm.82-89). Jln. Medan Merdeka Barat No. 6,
Jakarta 10110
wordpress,” Kekuasaan Presiden RI sebelum Amandemen UUD 1945 (Tugas Mata Kuliah Sistem
Politik Indonesia)” ,(diakses pada 29 juni 2018)
https://seruankasih.wordpress.com/2012/07/29/kekuasaan-presiden-ri-sebelum-amandemen-uud-
1945-tugas-mata-kuliah-sistem-politik-indonesia/
Punch ,Keith. 2006. devoloving effective research proposals, second edition. Sage publication.,
Adhitya Nugraha Novianta, “ kekuasaan presiden di bidang legislatif” Jumat, 14 September 2012, di
akses di http://adhityanugrahanovianta.blogspot.com/2012/09/grasi-amnesti-abolisi-dan-
rehabilitasi.html
13
Abdul Ghoffar, op.cit., hlm.89
Kompas, “Antara Makna Kegentingan yang Memaksa dan Keadaan Bahaya dalam Penerbitan
Perppu”, (diakses pada tanggal 28 juni 2018 20:55) ,
https://biz.kompas.com/read/2017/10/16/100409028/antara-makna-kegentingan-yang-memaksa-dan-
keadaan-bahaya-dalam-penerbitan-perppu,