Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama Index
Pembangunan Manusia (IPM) yang mendukung terciptanya Sumber Daya
Manusia yang sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu hak
dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Oleh
sebab itu dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan telah dilakukan
perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma
sehat sejalan dengan Visi Indonesia Sehat.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini
menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi dan penyakit.
HIV dan AIDS menunjukkan trend peningkatan setiap tahunnya.
Semenjak ditemukan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 terjadi
peningkatan jumlah kasus secara signifikan.
Kelompok usia 25 – 29 merupakan terbesar sebanyak 89 orang
(47,59 %) terjadinya kasus HIV dan AIDS dari tahun 2003 – 2012 dan usia
produktif mendominasi terjadinya kasus HIV dan AIDS di Kabupaten
Kebumen. Diperlukan upaya bersama dalam pemberantasan penyakit HIV
& AIDS, yang tidak saja ditujukan pada penanganan penderita yang
ditemukan tetapi juga diarahkan pada upaya pencegahan pada orang yang
beresiko melalui VCT (Voluntary Conseling and Test) maupun PICT
(Provider Inisiative Conseling and Test).
Asuhan gizi merupakan komponen penting dalam perawatan
individu yang terinfeksi HIV. Mereka akan mengalami penurunuan berat
badan dan hal ini berkaitan erat dengan kurang gizi. Penyebab kurang gizi
bersifat multifaktoral antara lain karena hilangnya nafsu makan, gangguan
penyerapan sari makanan Pada alat pencernaan, hilangnya cairan tubuh
akibat muntah dan diare, dan gangguan metabolisme. Akibat gangguan
tersebut kesehatan umum mereka cepat menurun. Sekitar 97% Odha

1
menunjukkan kehilangan berat badan sebelum meninggal. Kehilangan
berat badan tidak dapat dihindarikan sebagai konsekuensi dari infeksi HIV.
Jika seseorang dengan infeksi HIV mempunyai status gizi yang baik maka
daya tahan tubuh akan lebih baik sehingga memperlambat memasuki tahap
AIDS.
Asuhan gizi dan terapi gizi medis bagi Odha sangat penting bila
mereka juga mengkonsumsi obat-obat antiretroviral. Makanan yang
dikonsumsi mempengaruhi penyerapan ARV dan obatinfeksi oportunistik
dan sebaliknya penggunaan ARV-OI dapat menyebabkan gangguan gizi.
Beberapa jenis ARV-OI harus dikonsumsi pada saat lambung kosong,
beberapa obat lainnya tidak. Pengaturan diet dapat juga digunakan untuk
mengurangi efek samping ARV-OI.
Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penangan sebelum
kondisi kesehatan bertambah parah dan memicu penyakit komplikasi.
Dalam hal ini perawat memiliki peran dalam membantu pasien dengan
penyakit HIV, diataranya : Perawat sebagai tenaga Promotif yaitu yaitu
melakukan penyuluhan kesehatan terhadap pasien. Dengan meningkatkan
kesehatan pasien agar tidak terjadi komplikasi atau akibat lanjut dari HIV.
Perawat sebagai tenaga Preventif yaitu mencegah agar pasien tersebut
tidak mengalami komplikasi, yaitu dengan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien tersebut dengan tepat. Perawat sebagai tenaga
Kuratif yaitu memberikan tindakan pengobatan terhadap pasien HIV.
Pengobatan ini dilakukan secara kolaboratif dengan dokter, ahli gizi dan
farmasi. Perawat sebagai tenaga Rehabililitatif yaitu sebagai pusat tenaga
rehabilitasi terhadap pasien, yaitu dengan cara memberikan pendidikan
kesehatan tentang HIV.

B. Tujuan
1. Apa Definisi HIV/AIDS?
2. Apa Prinsip Nutrisi?
3. Apa Asupan Nutrisi?
4. Apa Syarat Diet HIV/AIDS?
5. Apa Jenis Diet?

2
6. Apa Terapi Medis?

C. Manfaat
1. Untuk Mengetahui Definisi HIV/AIDS
2. Untuk Mengetahui Prinsip Nutrisi
3. Untuk Mengetahui Asupan Nutrisi
4. Untuk Mengetahui Syarat Diet HIV/AIDS
5. Untuk Mengetahui Jenis Diet
6. Untuk Mengetahui Terapi Medis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat
menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang
memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan
cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi
DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk
pro virus dan kemudian melakukan replikasi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome atau sindrom runtuhnya kekebalan tubuh. AIDS adalah
kumpulan gejala akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang terjadi
karena infeksi virus HIV.

3
Zat Gizi atau nutrisi adalah zat pada makanan yang dibutuhkan
oleh organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan yang dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh yang meliputi protein, vitamin, mineral, lemak
dan air. Zat gizi diperoleh dari makanan yang didapatkan dalam bentuk
sari makanan dari hasil pemecahan pada sistem pencernaan.
Seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS membutuhkan asupan
makanan yang sehat dan seimbang. Diet untuk penderita HIV baik
dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan status gizi dan juga
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Virus HIV daapat
memperlemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga penderita HIV/AIDS
membutuhkan banyak karbohidrat, protein, lemak, dan mineral untuk
membantu melawan penyakit. Selain itu, diet untuk penderita HIV/AIDS
juga ditujukan untuk membantu menyembuhkan gejala dan komplikasi
HIV. Biasanya orang dengan HIV mempunyai masalah berat badan yang
terus menurun, masalah infeksi, dan juga diare.

B. Prinsip Nutrisi
Pada HIV-positif perlu lebih memperhatikan tentang nutrisi bagi tubuhnya,
karena masalah dengan daya tahan tubuh dan juga proses pengobatan,
maka tubuh akan mengalami prubahan yang cukup ekstrim. Perubahan
yang terjadi bisa berupa penurunan berat badan, diare atau bahkan
mengalami infeksi.
Perubahan lain yang umum dialami penderita HIV-positif adalah
lipodistrofi (sindrom distribusi lemak) yang membuat bentuk tubuh
berubah dan meningkatnya kadar kolesterol. Untuk itu sangat penting bagi
penderita HIV/AIDS untuk memperhatikan asupan makanannya.
1. Intervensi gizi yang agresif bagi pasien-pasien dengan penurunan berat
badan yang bermakna.
2. Jika kadar albumin turun hingga di bawah 2,8 mg/dL, dukung dengan
preparat suplemen nutrisi enteral harus dipertimbangkan dengan asupan
kalori yang cukup (35-40kcal/hari) akan membantu menaikkan kadar
albumin atau paling tidak mencegah penurunan lebih lanjut.

4
3. Pasien-pasien yang dirawat dengan infeksi oportunistik harus
mendapatkan semua vitamin dan mineral dengan takaran yang
menyamai 100-200% AKG.
4. Pasien-pasien diare (ekskresi feses lebih dari 500 ml/hari) harus
mendapat preparat suplemen vitamin larut air dengan takaram 200-300
AKG disamping sulfat dan magnesium serta kalium untuk
mempertahankan kadar yang normal dalam serum.
5. Suplemen gizi dapat diberikan untuk meningkatkan asupan kalori
dengan mempertimbangkan penerimaan pasien yang mungkin terbatas.
6. Nutrisi parenteral total hanya diberikan pada pasien-pasien yang tidak
bisa menerima nutrisi enternal akbita melabsorpsi yang signifikan.

C. Asupan Nutrisi
Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar untuk mempersiapkan makanan
bagi penderita HIV-positif:
1. Konsumsi diet tinggi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-
kacangan
2. Pilihlah makanan rendah lemak sebagai sumber protein.
3. Kurangi gula, minuman ringan dan makanan mengandung gula.

Untuk mempertahankan berat badan namun tanpa menambah


lemak, maka seorang penderita HIV-positif perlu meningkatkan jumlah
kalori. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Konsumsi 17 kalori per pon berat tubuh untuk mempertahankan berat


badan.
2. Konsumsi 20 kalori per pon berat tubuh jika mengalami infeksi.
3. Konsumsi 25 kalori per pon berat tubuh jika berat tubuh menurun.

Berikut ini adalah sumber kalori, sebagai berikut :

a. Protein membantu membangun otot, organ dan sistem kekebalan tubuh.


Untuk itu jika penderita adalah seorang pria, dia membutuhkan 100-150
gram protein setiap harinya, sedangkan jika wanita butuh 80-100 gram
perhari. Namun jika penderita HIV/AIDS mengalami masalah dengan
ginjalnya, dia harus mengurangi 15%-20% dari jumlah protein yang
dikonsumsinya.

5
b. Karbohidrat, penderita HIV/AIDS perlu mendapatkan jumlah yang
tepat. Setiap hari disarankan untuk mengkonsumsi lima sampai enam
porsi (sekitar 3 cangkir) buah dan sayuran. Pilihlah kacang-kacangan
dan biji-bijian seperti beras merah dan quinoa. Jika tidak memiliki
alergi bisa mengkonsumsi gandum utuh atau barley. Untuk yang
menderita diabetes, maka sebagian besar karbohidrat disarankan berasal
dari sayuran.
Kebutuhan protein yang dibutuhkan bagi penderita HIV/ AIDS adalah:
1) 100-150 gram per hari untuk pria yang positif HIV
2) 80-100 gram per hari untuk wanita yang positif HIV
3) Tidak lebih dari 15-20% dari kebutuhan kalori per hari jika juga
memiliki penyakit ginjal. Asupan protein dibatasi karena asupan
protein yang terlalu banyak dapat memperberat kerja ginjal.
c. Lemak yang baik dapat memberikan energi ekstra yang dibutuhkan
tubuh. Daparkan 30% kalori harian yang dibutuhkan tubuh dari lemak.
10 persen diantaranya bisa diambil dari lemak tak jenuh tunggal yang
bisa di dapat dari kacang-kacangan, alpukat, ikan, canola dan minyak
zaitun. 10 persen lagi adalah lemak tak jenuh ganda yang berasal dari
ikan, walnut, biji rami, jagung, bunga matahari kedelai dan minyak
safflower. Sedangkan 10% sisanya Anda bisa dapatkan dari daging
berlemak, unggas, mentega, makanan mengandung susu, kelapa dan
juga minyak kelapa.
d. Selain itu penderita HIV-positif perlu mendapatkan vitamin dan mineral
yang dibutuhkan tubuh untuk membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuhnya. Berikut adalah vitamin yang dibutuhkan dan
sumber makanan yang mengandung vitamin tersebut :
1) Vitamin A dan beta-karoten: hijau tua, kuning, sayuran berwarna
oranye, atau merah dan buah, hati, telur utuh, susu
2) Vitamin B: daging, ikan, ayam, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang
putih, alpukat, brokoli, dan sayuran berdaun hijauVitamin C: buah
jeruk
3) Vitamin E: sayuran berdaun hijau, kacang, dan minyak nabati
4) Selenium: biji-bijian, kacang-kacangan, unggas, ikan, telur, dan selai
kacang

6
5) Zinc: produk susu daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, kacang,
dan susu, dan lainnya.
e. Kalori
Kalori bisa Anda dapatkan dari setiap makanan yang Anda makan.
Kalori ini akan diubah menjadi energi yang akan dipakai untuk
melakukan berbagai aktivitas. Untuk tetap mempertahankan berat badan
Anda, Anda membutuhkan banyak kalori. Kebutuhan kalori Anda per
hari adalah sekitar.
1) 17 kalori x 0,5 kg berat badan, jika Anda sedang menjaga berat
badan.
2) 20 kalori x 0,5 kg berat badan, jika Anda mempunyai infeksi
3) 25 kalori x 0,5 kg berat badan, jika Anda mengalami kehilangan
berat badan
f. Air
Tidak ketinggalan adalah air. Ya, air juga banyak dibutuhkan oleh tubuh
Anda untuk membantu metabolisme nutrisi dari makanan yang masuk
ke tubuh Anda. Selain itu, tambahan konsumsi air juga dibutuhkan
untuk:
1) Mengurangi efek samping obat
2) Membantu tubuh dalam mengeluarkan sisa-sisa obat yang telah
digunakan oleh tubuh atau membuang racun dalam tubuh Anda
3) Mencegah Anda dari dehidrasi, mulut kering, dan sembelit
4) Membantu mengurangi kelelahan yang Anda rasakan

D. Syarat Diet HIV/AIDS


1. Kebutuhan zat gizi dihitung sesuai dengan kebutuhan individu
2. Mengkonsumsi protein yang berkualitas dari sumber hewani dan
nabati seperti daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan
produk olahannya
3. Banyak makanan sayuran dan buah-buahan secara teratur, terutama
sayuran dan buah-buahan berwarna yang kaya vitamin A (beta-
karoten), zat besi
4. Minum susu setiap hari
5. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi
(tape, brem)
6. Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia
7. Bila Odha mendapatkan obat antiretroviral, pemberian makanan
disesuaikan dengan jadwal minum obat di mana ada obat yang

7
diberikan saat lambung kosong, pada saat lambung harus penuh,
atau diberikan bersama-sama dengan makanan
8. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk
mencegah mual).
9. Menghindari rokok, kafein dan alcohol
E. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena HIV, yaitu kepada
pasien dengan:
1. Infeksi HIV positif tanpa gejala.
2. Infeksi HIV dengan gejala (misalnya : panas lama, batuk, diare,
kesulitan menelan, sariawan dan pembesaran kelenjar getah bening).
3. Infeksi HIV dengan gangguan syaraf.
4. Infeksi HIV dengan TBC.
5. Infeksi HIV dengan Kanker dan HIV Wasting Syndrome.
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu
secara oral, enteral (sonde) dan parenteral (infuse). Asupan makanan
secara oral sebaiknya dievaluasis secara rutin. Bila tidak mencukupi,
dianjurkan pemberian makanan enteral atau parenteral sebagai
tambahan atau sebagai makanan utama.

Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III.

1. Diet AIDS I
Diet ini diberikan pada pasien infeksi HIV akut, dengan gejala panas
tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut,
kesadarn menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi makan.
Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari
sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap tiga jam. Bila
ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk sonde atau
dalam bentuk kombinasi makanan cair dengan makanan sonde.
Makanan sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan
enteral komersial energy dan protein tinggi. Makanan ini cukup energy,
zat besi, tiamin dan vitamin C. Bila dibutuhkan lebih banyak energi
dapat ditambahkan glukosa polimer (misalnya Poyijoule).
Contoh makanan cair oral

8
Bahan Makanan Berat (g) URT
Susu Whole Bubuk 200 40 sdm
Tepung maizena / kcng
100 20 sdm
hijau / beras / havermout
Telur ayam 150 3 butir
Margarin / minyak 25 2,5 sdm
Gula pasir 100 10 sdm

Pembagian Waktu Makan Sehari:

06.00 Susu 16.00 Bubur susu


07.00 Susu 20.00 Bubur Susu
10.00 Bubur Havermout 21.00 Susu
13.00 Bubur susu

Kandungan Gizi
Energi (kkal) 2207
Protein (g) 73
Lemak (g) 103
Karbohidrat (g) 251
Kalsium (mg) 190
Besi (mg) 6,4
Vitamin A (RE) 1361
Tiamin (mg) 0,7
Vitamin C (mg) 12

2. Diet AIDS II

Diet ini diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut
teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap
tiga jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi diberikan makanan enteral
atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.

9
Pembagian makan sehari :
Pagi: Siang/Malam:
Tepung Beras = 50 g = 8 sdm Beras = 30 g = 1 gls
bubur
Telur ayam = 50 g = 1 btr Daging = 50 g = 1 ptg sdg
Tahu = 25 g = 1/4 bh bsr Tahu = 25 g = 1/2 bh bsr
susu = 200 g = 1 gls Sayuran = 50 g = 1/2 gls
gula pasir = 10 g = 1 sdm Pepaya = 100 g = 1 ptg
sdg
Margarin = 15 g = 1,5 sdm

Pukul 10.00 Pukul 16.00


Telur ayam = 50 g = 1 btr Maizena = 15 g = 3
sdm (Puding Maizena)
Susu = 200 g = 1 gls Susu = 200 g = 1 gls
Gula pasir = 10 g = 1 sdm Gula pasir = 30 g = 3 sdm
Pukul 20.00
Susu = 200 g = 1 gls
Gula Pasir = 10 g = 1 sdm

Kandungan Gizi
Energi (kkal) 1900
Protein (g) 72
Lemak (g) 83
Karbohidrat (g) 223
Kalsium (mg) 1300
Besi (mg) 25,6
Vitamin A (RE) 2940
Tiamin (mg) 0,8
Vitamin C (mg) 176

Contoh Menu:
Pagi :Bubur sumsum, telur 1/2 masak, susu, jus tomat

10
Selingan 1 (10.00): telur dan susu
Siang:Bubur, Semur daging/gadon daging, semur tahu, tumis sayur, jus
pepaya
Selingan 2 (16.00): Puding Maizena
Malam: Bubur, sup bola-bola ikan, perkedel tahu, sup wortel+buncis,
Pisang

3. Diet AIDS III


Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada
pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau
biasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi energi,
protein, vitamin dan mineral. Apabila kemamuan makanan melalui
mulut terbatas dan masih tejadi penurunan berat badan, maka
dianjurkan pemberian makanan sonde sebagai makanan tambahan atau
sebagai makanan utama.
Contoh Menu:

Waktu Makanan Lunak Makanan Biasa


Pagi Bubur Havermout Nasi
Telur ½ masak Telur dadar
Susu Setup buncis+wortel
10.00 Puding karamel Bubur kacang hijau
Siang Bubur nasi Nasi
Semur daging Ikan goreng
Orak-arik telur Telur bumbu rendang
Tumis tempe Perkedel tahu
Setup wortel Sayur sop
Jus tomat Pepaya
16.00 Sirup Sirup
Malam Bubur nasi Nasi
Sup daging + tomat Empal daging

Pembagian Makan Sehari:

11
Pagi: Siang / Malam:
Beras = 50 g = 1/2 gelas nasi Beras = 150 g = 2 1/4
gls nasi
Telur ayam = 50 g = 1 btr Daging = 50 g = 1 ptg
sdg
sayuran = 50 g = 1/2 gelas Tempe = 50 g = 2 ptg
sdg
susu = 200 g = 1 gls Sayuran = 75 g = 3/4 gls
gula pasir = 10 g = 1 sdm Pepaya = 75 g = 3/4 ptg
sdg
minyak = 5 g = 1/2 sdm Minyak = 10 g = 1,5
sdm
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Kacang Hijau = 25 g = 2,5 sdm Gula pasir = 10 g = 1
sdm (teh/ sirup/ kopi)
Gula pasir = 10 g = 1 sdm

Kandunga
Gizi
Energi
2530
(kkal)
Protein (g) 90
Lemak (g) 65
Karbohidrat
387
(g)
Kalsium
673
(mg)
Besi (mg) 27,9
Vitamin A
29502
(RE)
Tiamin
1,2
(mg)
Vitamin C
145
(mg)

12
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Jenis Yang dianjurkan Yang tidak dianjurkan


Protein Susu, telur, daging dan Daging dan ayam berlemak,
Hewani ayam tidak berlemak, ikan kulit ayam
Protein
Tempe, tahu, kacang hijau Kacang merah
Nabati
Minyak, margarin, santan, Semua makanan yang
Lemak dan kelapa dalam jumlah berlemak tinggi (digoreng,
terbatas santan kental)
Sayuran yang tidak
menimbulkan gas seperti Sayuran yang menimbulkan
Sayuran labu kuning, wortel, bayam, gas seperti kol, sawi, dan
kangkung, buncis. Kacang ketimun.
panjang, dan tomat
Buah-buahan yang
Buah- Pepaya, pisang, jeruk, apel,
menimbulkan gas seperti
buahan dsb
nangka, durian
Bumbu yang tidak
merangsang seperti bawang Bumbu yang merangsang
Bumbu merah, bawang putih, daun seperti cabe, lada, asam,
salam, ketumbar, laos, cuka
kecap
Minuman bersoda dan
Minuman Sirup, teh, kopi
mengandung alkohol

F. Terapi Medis
Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan obat-
obatan. Terapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status HIV
diketahui. Pada prinsipnya terapi diet harus mengandung kalori yang
memadai, protein yang sesuai dan berkualitas tinggi, bahan makanan yang

13
mempunyai efek antioksidan yang tinggi serta mengandung vitamin dan
mineral yang cukup.
Tujuan terapi gizi medis pada orang dengan HIV/AIDS:
1. Meningkatkan status gizi dan daya tahan tubuh
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal
3. Memberi asupan zat gizi makro dan mikro sesuai dengan kebutuhan
4. Meningkatkan kualitas hidup
5. Menjaga interaksi obat dan makanan agar penyerapan obat lebih
optimal

G. Preskripsi Diet
1. Makan sedikitnya 4 kali sehari.
2. Kalau makan direstaurant, pastikan agar makanan yang dihidangkan
benar-benar makanan alami yang segar dan baru dibuat (bukan
makanan kaleng atau makanan yang diawetkan).
3. Masaklah semua daging, ikan dan ayam hingga matang.
4. Jangan makan telur mentah mengandung avidin yang mengikat biotin,
yaitu salah satu anggota kelompok vitamin B kompleks. Disamping itu,
telur yang mentah sulit dicerna dan dapat mengandung parasite seperti
salmonella.
5. Jaga agar makanan dingin tetap dingin dan makanan panas tetap panas.
6. Perhatikan tanggal kadaluarsa pada setiap makanan kemasan.
7. Tingkatkan asupan serat dengan memakan sereal berserat tinggi (25
mg/hari) setiap pagi.
8. Usahakan untuk memakan sedikitnya 5kali sehari buah segar dan
sayuran. Sebaiknya sayuran berupa lalapan/rebusan (misalnya dalam
bentuk salad atau gado-gado) atau sayuran yang dimasak/ditumis
sebentar (misalnya capcay) mengingat bahan pangan nabati memiliki
kandungan antioksidan yang tinggi dalam bentuk vitamin dan mineral.
Sayuran yang dimasak lama seperti gudeg atau lodeh tidak lagi
mengandung vitamin peka terhadap pemanasan.
9. Minum suplemen multivitamin/mineral setiap hari bersama makan yang
bergizi.
10. Perhatikan berat badan dengan cermat. Timbang berat badan setiap
3-4 hari sekali dan segera laporkan setiap penurunan berat badan pada
dokter atau ahli gizi dan diet.

14
11. Berolahraga. Olahraga jalan kaki selama 30 menit setiap hari akan
membantu mempertahankan massa protein otot skeletal.

Pasien-pasien yang mengalami gangguan kekebalan harus


mematuhi anjuran keamanan makanan seperti tercantum untuk
mengurangi risiko terkena penyakit yang ditularkan lewat makanan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat
menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang
memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan
cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi
DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk
pro virus dan kemudian melakukan replikasi. Virus HIV ini dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama

15
sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala
penyakit HIV/AIDS tidak selalu muncul ketika terinfeksi AIDS, beberapa
orang menderita sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu setelah terpapar virus. Mereka mengeluh deman sakit
kepala, kelelahan dan kelenjar getah bening membesar di leher. Asuhan
gizi bagi Odha dilakukan melalui tiga kegiatan yang merupakan paket
kegiatan yaitu : pemantauan status gizi, intervensi gizi, konseling gizi.
Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan obat-obatan.
Terapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status HIV diketahui.
Penyakit AIDS merupakan penyakit kekebalan yang bersifat terminal
akibat infeksi retrovirus yang dikenal dengan nama virus HIV. Penularan
virus ini terjadi lelwat pertukaran cairan tubuh atau darah antara pasien
AIDS dengan orang sehat seperti lewat sanggama atau pemakaian jarum
suntik dan tranfusi produk darah yang terinfeksi AIDS, atau terjadi dari ibu
kepada anaknya saat hamil, melahirkan atau menyusui. Gejala klinis AIDS
yang nyata baru terlihat setelah terjadi infeksi oportunistik dan kanker
yang berkaitan dengan AIDS seperti sarcoma Kaposi.

B. Saran
1. Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengerti tentang pelajaran GIZI dan DIET terutama
pada pemberian nutrisi pada pasien HIV.
2. Institusi
Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga
dapat mendukung tercapainya makalah yang baik dan benar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abby H, Shevitz, Knox TA. “Nutrition in the era of highly active antiretroviral
therapy.” Clin Infect Dis 2001;321:1769-75.

Hartono, Andry. 2006. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Jakarta : EGC

Wanke CA, Silva M, Knox T, et al. “Weight loss and wasting remain common
complications in individuals infected with Human Immunodeficiency Virus in the
era of highly active antiretroviral therapy.” Clin Infect Dis, 2000; 31:803-5.

Zubairidjoerban.org/nutrisi-dan-diet-untuk-odha/ tanggal 28november jam 18:15

17

Anda mungkin juga menyukai