Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA TINDAKAN

PEMBERIAN NEBULIZER

Project ini dikumpulkan untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan Kegewadaruratan di
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang

Oleh:

Dwinur Rahmantika P. S. G2B009036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI INTENSIVE CARE UNIT RSI ROEMANI SEMARANG

Inisial pasien : Tn. E (54 tahun)


Diagnosa medis : CHF (Chronic Hearth Failure)
Tanggal masuk : 19 November 2012
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran
a. Diagnosa keperawatan
DS: klien mengatakan bahwa ia merasakan sesak nafas ketika batuk, batuk berdahak tapi
agak susah dikeluarkan.
DO: klien tampak sesak, RR=34x/menit, tidak ada suara tambahan,
Diagnosa keperawatan: ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan
volume paru (edema paru)
b. Dasar pemikiran
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana jantung tidak dapat memompa
darah kembali ke sisi kanan jantung atau memberikan sirkulasi sistemik yang adekuat
untuk memenuhi kebutuhan organ-organ jaringan dalam tubuh. Komponen CHF
mencakup volume preload dan volume sirkulasi, afterload dan kontraktilitas1.
Pada pasien gagal jantung terdapat komplikasi kegagalan pompa pada vetrikel
kanan. Hal ini menyebabkan meningkatnya tekanan diastole yang kemudian berakibat
pada adanya bendungan pada atrium kanan. Dengan adanya bendungan akan
menyebabkan bendungan sistemik vena yang mengalir pada lien dan hepar. Aliran yang
berlebih ini akan menyebabkan splenomegali dna hepatomegali yang karena ukurannya
akan mendesak diafragma. Dari pergeseran diafragma inilah muncul sesak nafas yang
nantinya akan diperberat dengan komplikasi lainnya, seperti penurunan reflek batuk yang
menyebabakan penumpukan secret di paru sehingga mengakibatkan gangguan pertukaran
gas1.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu terapi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu
dengan terapi inhalasi atau nebulizer.
Terapi inhalasi merupakan suatu metode yang mengubah obat cair menjadi aerosol,
dihisap melalui masker/mouthpiece dan bekerja secara langsung ke target organ di saluran
napas.2
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Melakukan nebuliser combivent 1 amp dan flixotid 1 amp
3. Prinsip-prinsip tindakan
Nebuliser merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip bersih karena bukanlah
tidakan invasif. Prinsip-prinsip pelaksanaan nebulizer, seperti menyiapkan alat-alat dan
bahan (mesin nebulizer dan masker, obat), klien diposisikan fowler/duduk. Suara nafas,
denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah tindakan.
Ajarkan klien cara menghirup yang benar.3
4. Analisa tindakan keperawatan
Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan secret, mengobati peradangan saluran
napas atas, melegakan saluran napas.4 Terapi nebulizer dapat diberikan langsung pada
tempat/sasaran aksinya (seperti paru) oleh karena itu dosis yang diberikan rendah, dosis yg
rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik, pengiriman obat
melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya
seperti subkutan atau oral, udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat
membantu mengeluarkan sekresi bronchus.5
Perawat langsung menyiapkan alat-alat untuk nebuliser seperti alat nebuliser, masker
oksigen disambungkan dengan selang pada mesin nebuliser, obat yang dimasukkan
(combivent 1 amp dan flixotid 1 amp) .Sakelar dalam mesin nebuliser dihubungkan dengan
sumber listrik.
Tn. E diposisikan fowler, combivent dan flixotid kemudian dimasukkan dalam tabung di
dalam nebuliser. Memasang masker oksigen pada klien, kemudian menekan tombol on.
Maka uap obat akan mengalir dari mesin nebuliser ke masker oksigen dan akhirnya akan
dihirup oleh klien. Perawat mengajarkan cara menghirup yang benar. Setelah obat habis,
nebulizer dimatikan dan klien kembali memakai kanul oksigen.
Ketika hendak melakukan nebuliser, perawat tidak cuci tangan terlebih dahulu, dan tidak
menggunakan sarung tangan, paling tidak sarung tangan bersih. Wadah nebulizer untuk
cairan obat tidak dibersihkan. Wadah dalam nebulizer sebaiknya dibersihkan setelah dipakai,
yaitu dengan membuang sisa obatnya, dibersihkan dengan air panas dan sabun setelah
dipakai, dibersihkan dengan disinfektan setiap 24 jam bila penggunaan setiap hari. 2 Perawat
juga hanya mengkaji frekuensi nafas, dan suara napas sebelum dan sesudah tindakan.
5. Bahaya yang dapat terjadi3
a. Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan
b. Mual
c. Muntah
d. Tremor
e. Bronkospasme
f. Takikardi
6. Hasil yang didapat dan maknanya
S: pasien mengatakan sudah lega, sesak napas berkurang, rasa ingin batuk berkurang.
O: irama napas teratur, frekuensi 20x/menit, suara nafas vesikuler tidak ada bunyi nafas
tambahan
A: masalah teratasi
P: anjurkan pasien untuk napas dalam, batuk efektif, minum air putih hangat
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa di atas (mandiri
dan kolaboratif)
a. Pemeriksaan suara napas
b. Memposisikan semifowler/fowler
c. Melakukan fisioterapi dada
d. Pemberian bronkodilator
8. Evaluasi diri
Dalam mempersiapkan alat-alat sampai melakukan nebuliser, akan lebih baik jika cuci
tangan terlebih dahulu. Membersihkan masker oksigen dengan kapas alkohol, membuang
sisa obat dan membersihkan wadah dalam nebuliser dengan air hangat dan sabun. Suara
nafas, denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah
tindakan
9. Kepustakaan
1. Linda A.Sowden; Lynn Bezt.Cecilin. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. EGC:
Jakarta.

2. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI. Terapi Inhalasi. Upload: 1


Mei 2009.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/7001abad927d536232531639aaf2b156d9e1
ea62.pdf . Diakses tanggal 22 November 2012.
3. Layman, ME. Nebuliser Therapy, dalam buku Emergency Nursing Procedures. Edisi ke-
2 oleh Jean A Proehl. USA: W.B. Saunders Company.
4. Kusyati, E. et al. Keterampilan dan prosedur Keperawatan Dasar. Semarang: Kilat Press.
2003.
5. Winariani. Perbedaan Fungsi Paru Pasien PPOK Yang Menggunakan Terapi Nebulizer
Dengan Terapi Intravena di Ruang Paviliun Cempaka RSUD Jombang. Update: Minggu,
04 Desember 2011. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com/2011/12/perbedaan-
fungsi-paru-pasien-ppok-yang.html. Diakses tanggal 22 November 2012.

Anda mungkin juga menyukai