Anda di halaman 1dari 9

PENGEVALUASIAN STRATEGIS (Chapter 9)

A. Aktivitas pokok dlm evaluasi strategis :


1. Penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi perusahaan.
2. Pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya.
3. Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan
rencana

B. Kriteria Rumelt untuk Meng-evaluasi Strategi


1. KonsistensiAdanya konflik dan pertikaian di dalam organisasi merupakan tanda
adanya ketidakkonsistenan dalam strategis
2. KesesuaianMengacu pada perlunya penyusunan strategi untuk mencermati
serangkaian tren (sets of trends). Satu kesulitan dalam mencocokkan faktor-fktor
internal dan eksternal dalam perumusan strategi adalah bahwa kebanyakan tren
merupakan hasil dari interaksi antar tren.
3. KelayakanBisakah strategi diusahakan dalam sumber daya fisik, sumber daya
manusia dan sumber daya keuangan yang dimiliki suatu bisnis ?
4. KeunggulanKeunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil keunggulan dari
salah satu bidang yaitu sumber daya, ketrampilan, dan posisi.

C. Alasan kenapa evaluasi strategi lebih sulit saat ini :


1. Meningkatnya kompleksitas lingkungan yang dramatis
2. Semakin sulitany untuk memprediksi masa depan secara akurat
3. Bertambahnya jumlah variable
4. Cepatnya laju pengusangan bahkan untuk rancangan yang paling bagus sekalipun
5. Semakin banyaknya kejadian di dalam negeri dan dunia yg mempengaruhi organisasi
6. Berkurangnya rentang waktu untuk menjalankan perencanaan dengan derajat
kepastian tertentu.
D. Kerangka Kerja Evaluasi Strategi

1. Mengkaji Ulang Landasan Strategi


Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengembangkan revisi matriks IFE dan matrik
EFE.
a. Revisi matriks IFE berfokus pada perubahan-perubahan dalam kekuatan dan
kelemahan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,litbang,
dan sistem informasi manajemen organisasi.
b. Revisi matriks EFE mengindikasikan seberapa efektif strategi suatu perusahaan
merespon berbagai peluang dan ancaman utama
Faktor yg menghambat perusahaan untuk meraih tujuan jangka panjang dan tahunan
• Faktor Eksternal : langkah pesaing, perubahan permintaan, perubahan teknologi,
perubahan ekonomi, pergesaran demografis.
• Faktor Internal : strategi yg tidak efektif, penerapan aktivitas yg buruk

2. Mengukur Kinerja Organisasi


Aktivitas nya mencakup;
a. Pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sebenarnya.
b. Penyelidikan terhadap penyimpangan dari rencana.
c. Evaluasi kinerja individual
d. Pengamatan kemajuan yg telah dibuat ke arah pencapaian tujuan yg tersurat.

 Beberapa rasio keuangan yg penting:

No Rasio Rumus Interpretasi Kesimpulan


A. Likuiditas:
1. Current Ratio = Aktiva lancar / utang lancer Kemampuan PT melunasi  Baik
2. Quick Ratio = (Aktiva Lancar – persediaan)/ hutang jangka pendeknya
Utang lancer
3. Kas rasio (aktiva/utang
lancer) = Kas /Utang Lancar
B. Solvabilitas: kemampuan perusahaan
1. Total Debt Total Asset = Total Utang/ Total Aktiva dalam membayar kewajiban  Buruk
2. TDTE = Total Utang / Modal (equity) jangka panjangnya
C. Profitabilitas: kemampuan perusahaan
1. Margin Laba = EAT / Sales mendapatkan laba melalui  Baik
2. ROI = EAT / Total Asset semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti
3. ROA = EBIT / Total Asset
kegiatan penjualan, kas,
4. ROE = EAT / Equity modal,
D. Aktivitas:
1. Receivable Turnover = Sales / AR *Berapakali penjualan kredit  Baik
2. Average collection peride = 360 / receivable turnover *rata2 u/ mengumpulkan  Buruk
/DSO piutang (/hari)

3. Inventory turnover = COGS / average inventory *turnover revenue  Baik


4. Total Asset turnover/TATO = Sales / Total asset
5. FixedAsset turnover /FATO = Sales / Total fixed aset
E. Market Ratio: khusus dipergunakan di
1. Price earning ratio = Harga pasar saham/ Laba bersih pasar modal yang  Buruk
2. Earning PerShare = (EAT-Dividen) / Saham yg menggambarkan situasi /
 Baik
keadaan prestasi
beredar
perusahaan di pasar modal
F. Rasio Pertumbuhan = (Penjualan Tahun Ini-Penjualan  Baik
(penjualan) Tahun Lalu) / Penjualan Tahun
Lalu

3. Mengambil Tindakan Korektif


Meliputi :
a. Perubahan struktur organisasi
b. Pergantian satu atau beberapa karyawan penting
c. Penjualan sebuah divisi
d. Revisi misi bisnis
E. Balanced Scorecard
Merupakan sebuah proses yang memungkinkan perusahaan mengevaluasi strategi dari
empat prespektif, yaitu :
1. Kinerja keuangan
2. Pengetahuan konsumen
3. Proses bisnis internal
4. Pembelajaran dan pertumbuhan

Isu utama dalam mengevaluasi menggunakan balance scorecard:


1) konsumen, 4) Komunitas/tanggungjawab sosial
2) Manajer/karyawan, 5) Etika Bisnis/lingkungan hidup
3) Operasi/proses, 6) Keuangan.

F. Perencanaan Kontijensi
Merupakan perencanaan alternatif yang dapat dijalankan jika peristiwa-peristiwa penting
tertentu tidak terjadi seperti yang diharapkan. Hanya bidang yang mendapat prioritas
tinggi yang membutuhkan jaminan rencana kontijensi.
Beberapa rencana kontijensi yang lazim dibuat oleh perusahaan mencakup :
1. Jika pesaing utama menarik diri dari pasar tertentu.
2. Jika sasaran penjualan kita tidak tercapai.
3. Jika permintaan akan produk baru kita melampaui rencana.
4. Jika bencana tertentu terjadi
5. Jika suatu perkembangan teknologi baru membuat produk baru kita usang lebih dini
daripada yang diperkirakan

Rencana kontijensi yang efektif melibatkan :


1. Mengidentifikasi kejadian-kejadian yang menguntungkan maupun tidak diinginkan
yang bisa menghambat pelaksanaan strategi.
2. Menemukan titik-titik picu.
3. Menilai dampak dari setiap kejadian kontijensi. Perkirakan manfaat atau bahaya
potensial dari setiap kejadian kontijensi.
4. Mengembangkan rencana kontijensi. Pastikan bahwa rencana kontijensi sesuai
dengan strategi saat ini.
5. Menilai dampak negatif dari setiap rencana kontijensi. Itu artinya, memperkirakan
seberapa jauh setiap rencana kontijensi akan membiarkan begitu saja kejadian
kontijensi yang terkait.
6. Menentukan sinyal-sinyal awal dari kejadian kontijensi penting.
7. Untuk kejadian kontijensi dengan sinyal awal yang bisa dipercaya, kembangkan
rencana tindakan di awal untuk menarik keuntungan menjadi yang pertama.

G. Audit
Merupakan proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
memastikan derajat kesesuaian antara penilaian dengan kriteria yang diterapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna.

Audit Lingkungan
Audit lingkungan sama perlunya dengan audit keuangan. Semakin banyak perusahaan
yang ada maka pengawasan terhadap masalah lingkungan harus di tingkatkan.
Tantangan Dlm Manajemen strategis di abad ke 21:
1. Isu : Seni / Ilmu Pengetahuan
Dalam penyusunan sebuah strategi diperlukan sebuah pengetahuan yang cukup dan
tidak jarang pula intuisi yang tepat juga diperlukan. Intuisi yang tepat akan muncul
seiring dengan seringnya manajer melakukan penyusunan sebuah strategi untuk
perusahaannya.

2. Strategi perlu dibukakan / ditutup ?


Alasan untuk terbuka penuh dalam proses strategi dan keputusan yang dihasilkan
adalah:
a. Manajer, karyawan, dan pemangku kepentingan (stakeholder) yang lain dapat
memberikan kontribusi bagi proses tersebut.
b. Investor, kreditor, dan para pemangku kepentingan lain memiliki dasar yang lebih
besar untuk mendukung sebuah perusahaan bila mereka tahu apa yang akan
dilakukan dan kemana perusahaan menuju.
c. Visibilitas mendorong demokrasi, sementara kerahasiaan menghasilkan otokrasi.
Kebanyakan perusahaan memilih demokrasi daripada otokrasi sebagai gaya
manajemen.
d. Partisipasi dan keterbukaan mendorong kesepahaman, komitmen dan komunikasi
di dalam perusahaan.

Alasan yang membuat beberapa perusahaan memilih untuk menjalankan perencanaan


secara rahasia adalah:
a. Penyebaran startegi perusahaan secara bebas bisa dengan mudah berubah menjadi
intelijensi kompetitif bagi perusahaan pesaing yang kemudian dapat
mengeksploitasinya.
b. Kerahasiaan membatasi kritik, praduga, dan melihat ke belakang hal-hal yang
sudah terjadi.
c. Partisipan dalam proses strategi yang terbuka menjadi lebih menarik bagi
perusahaan pesaing yang mungkin lalu mencoba memikat dan merebut mereka.
d. Kerahasiaan membatasi akses perusahaan pesaing untuk meniru atau
menduplikasi strategi perusahaan.

3. Prosesnya di dalam perusahaan harus dari atas ke bawah atau sebaliknya


Kedua pendekatan ini harus diusahakan seimbang dalam sebuah perusahaan. Dengan
meningkatnya tingkat pendidikan dan keberagaman angkatan kerja di semua
tingkatan adalah alasan mengapa para manajer di semua tingkatan perlu dilibatkan
dalam proses perencanaan perusahaan.

Kesimpulan
Evaluasi strategi memungkinkan sebuah organisasi untuk membentuk masa depannya
sendiri. Walaupun tidak menjamin keberhasilan, manajemen strategis memungkinkan
organisasi untuk membuat keputusan jangka panjang dan menjalankan keputusan tersebut secara
efektif serta mengambil tindakan korektif ketika diperlukan.
EVALUASI TAHAPAN STRATEGI PT. SIDO MUNCUL

I. Strategi PT. Sido Muncul


Strategi yang akan diterapkan PT. Sido Muncul untuk periode berikutnya adalah sebagai
berikut.
1. Perluasan pasar di luar negeri melalui outlet dan produk baru (herbal)
2. Menggarap pasar baru di dalam negeri (usia 20 tahunan),
3. Membuat jamu dalam kemasan.
Ketiga strategi itu dapat dikelompokkan menjadi beberap level. Berikut analisis kelompok
kami.
1. Corporate Level 2. Corporate Level
Market Development : Market Development :
PT. Sido Muncul yang dikenal sebagai PT. Sido Muncul yang dikenal sebagai
produsen herbal terbesar di Indonesia fokus produsen herbal terbesar di Indonesia fokus
untuk memperluas pangsa pasar, yaitu pasar untuk memperluas pangsa pasar, yaitu pasar
di luar negeri dan pasar baru di dalam negeri di luar negeri dan pasar baru di dalam negeri
(usia 20 tahunan). (usia 20 tahunan).
Product Development : Product Development :
PT. Sido Muncul juga menyiapkan produk PT. Sido Muncul juga menyiapkan produk
baru, yaitu jamu dalam kemasan, yang mana baru, yaitu jamu dalam kemasan, yang mana
akan lebih mudah untuk masuk ke pasar akan lebih mudah untuk masuk ke pasar
yang telah ditargetkan, yaitu pasar di luar yang telah ditargetkan, yaitu pasar di luar
negeri dan pasar di kalangan usia 20 negeri dan pasar di kalangan usia 20
tahunan. tahunan.

3. Division Level 4. Functional Level


 Melakukan segmentasi pasar  Menghitung biaya tiap produk
 Membuat produk yang menyesuaikan  Mencari pasar di luar negeri
dengan regulasi  Memiliki SDM yang berpengalaman dan
 Membuat produk herbal dalam kemasan berkualitas
5. Operational Level  Memiliki laboratorium yang lengkap
 Membuat produk jamu dalam kemasan untuk pengujian dan penelitian
 Melakukan promosi ke target pasar  Mencari penyedia bahan baku
 Memberikan sampel untuk dicoba oleh
pelanggan
 Mengikankan di media sosial dan
elektronik
 Menarik minat target pasar untuk minum
jamu sebagai tren

II. Evaluasi Strategi PT. Sido Muncul


1. Review Underlying Bases
Dalam tahap pertama, yaitu mempelajari hal-hal yang paling mendasar. Hal-hal ini
meliputi Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat.

Strength Weakness
1. Produsen herbal terbesar ; 1. Pangsa pasar terbatas (60 tahun keatas dan
2. Dapat ekspansi ke luar negeri ; ekspansi ke luar negeri hanya di
3. Laboratorium yang lengkap ; supermarket asia) ;
4. Tenaga kerja yang berpengalaman dan 2. Waktu penelitian yang lama untuk produk
berkualitas ; baru ;
5. Bahan baku melimpah. 3. Banyak herbal yang masih belum bisa
diteliti.
Opportunity Threat
1. Sudah mendapat celah untuk ekspansi ke 1. Tidak adanya regulasi pemerintah tentang
luar negeri dari beberap aproduk yang telah herbal ;
dipasarkan diluar negeri ; 2. Kenaikan harga tiap 10 tahun dan tiap 8
2. Kesadaran untuk gaya hidup sehat tahun mengalami krisis ;
dikalangan masyarakat ; 3. Industri jamu lebih sering stagnan
3. Produk herbal mulai digandrungi oleh
segala kalangan.

Dari analisis SWOT, dapat dikatakan bahwa performa perusahaan tidak


mengalami kemunduran, yaitu PT. Sido Muncul masih menjadi merk herbal terbesar di
Indonesia dan dapat bertahan selama puluhan tahun.
Maskipun Industri Jamu lebih sering stagnan, tetapi PT. Sido Muncul masih
mendapatkan profit yang meningkat, terbukti dari kenaikan omset tahun 2016 dan 2017.
Kendala-kendala yang terjadi masih bisa ditangani dengan baik oleh PT. Sido Muncul.

2. Measure Firm Performance


Comparative Analysis - Penjualan
Penjualan 2017 2016 2015 ∆ 2016 - 2017 ∆ 2015 - 2016
a b c D= (b-c)/b E= (a-b)/a
Jamu Herbal dan Suplemen 1.690.351 1.518.871 1.145.731 10% 25%
Makanan dan Minuman 794.972 963.202 996.768 -21% -3%
Farmasi 88.517 79.733 76.037 10% 5%
Jumlah Penjualan 2.573.840 2.561.806 2.218.536 0,5% 13,4%
Penjualan semua jenis usaha pada tahun 2016 – 2017 mengalami penurunan di
penjualan herbal dan suplemen dan makanan dan minuman, namun begitu farmasi
mengalami peningkatan, yang mana tidak mengalami kerugian.

Common Size Analysis - Penjualan


Penjualan 2017 2016 2015 2017 2016 2015
a b c D=a1/ E= b1/ E= c1/
Jamu Herbal dan Suplemen 1.690.351 1.518.871 1.145.731 66% 59% 52%
Makanan dan Minuman 794.972 963.202 996.768 31% 38% 45%
Farmasi 88.517 79.733 76.037 3% 3% 3%
Jumlah Penjualan () 2.573.840 2.561.806 2.218.536 100% 100% 100%
Komposisi penjualan terbesar PT. Sido Muncul setiap tahun terdapat pada penjualan
jamu herbal dan suplemen.
Comparative Analysis - Pengeluaran
∆ 2016 - ∆ 2015 -
Beban 2017 2016 2015
2017 2016
Beban Pokok Penjualan 1.441.881 1.494.142 1.335.171 -4% 11%
Beban Penjualan dan pemasaran 364.203 370.195 303.031 -2% 18%
Beban Umum dan Administrasi 172.018 138.026 303.031 20% -120%
Beban Lain-Lain 2.938 4.547 303.031 -55% -6564%
Jumlah Beban 1.981.040 2.006.910 2.244.264 -1% -12%
Peningkatan jenis beban usaha terbesar terdapat pada beban pokok penjualan dan
beban penjualan dan pemasaran.

Common Size Anaysis - Pengeluaran

Beban 2017 2016 2015 2017 2016 2015


Beban Pokok Penjualan 1.441.881 1.494.142 1.335.171 72,8% 74,4% 59,5%
Beban Penjualan dan pemasaran 364.203 370.195 303.031 18,4% 18,4% 13,5%
Beban Umum dan Administrasi 172.018 138.026 303.031 8,7% 6,9% 13,5%
Beban Lain-Lain 2.938 4.547 303.031 0,1% 0,2% 13,5%
Jumlah Beban 1.981.040 2.006.910 2.244.264 100% 100% 100%
Beban pokok penjualan menjadi beban terbesar.

Analisis Rasio :
Rata-rata Rata-rata PT Sido Muncul
Rasio
Industri 2017 2017 2016 2015
Current Rasio 1,82 7,812213 8,318226 9,276535
Debt to Asset Ratio 52% 8,306414 7,68938 7,074004
Debt to Equity Ratio 110% 9,05 8,329898 7,612513
Inv TO 7,29 4,826968 2 2,293856
AR TO 8,95 5,964839 3,858658 6,380053
FA TO 3,88 2,11808 2,436967 2,306475
TA TO 1,3 0,814971 0,857476 0,793436
Analisis Current Ratio : pada dasarnya perusahaan mampu untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek tetapi perusahaan tidak mengalokasikan aktiva lancarnya
secara optiomal, karena angka menunjukan lebih dari rata-rata industri, namun ada
perbaikan dari tahun ke tahun dengan memperkecil angka rasionya yaitu perusahaan
berusaha mengoptimalkan aktiva lancarnya.
Analisis Debt to Asset Ratio : berdasarkan neraca keuangan dari tahun ke tahun
menunjukan bahwa 8 % aset yang dimilikinya di biayai oleh hutang, 92 % nya di biayai
oleh modal. Solvabilitas perusahaan sangat baik karena dengan modal 92% dari aset,
maka perusahaan punya kemampuan untuk memenuhi semua kewajiban yang ada, tetapi
perusahaan ini juga dianggap mensia-siakan potensi hutang untuk menunjang
perusahaan.
Analisis Debt to Equity Ratio : berdasarkan neraca keuangan dari tahun ke tahun
menunjukan angka DER dibawah 1,00 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki
hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimilikinya.
Analisis Activity Ratio : Berdasarkan neraca keuangan dari tahun ke tahun
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya tidak begitu baik karena hanya
beberapa kali saja tidak sebanding dengan perputaran rata-rata industri.
3. Take Corrective Action
Dari analisis hasil evaluasi diatas, strategi yang telah disiapkan lebih baik dilanjutkan
karena dengan memperluas pangsa pasar dan membuat produk jamu dalam kemasan
akan menambah penjualan. Meskipun akan menambah beban penjualan dan pemasaran,
tetapi diperkirakan akan meningkatkan penjualan. Kondisi ini juga didukung oleh minat
pasar yang mulai merambah kepada kaula muda untuk minum jamu, apalagi PT. Sido
Muncul bersiap mengeluarkan produk jamu dlam kemasan yang lebih memudahkan
pembeli untuk mengonsumsi jamu. Dengan begitu, diharapkan agar pendapatan
perusahaan akan naik.
Dari evaluasi diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan sudah cocok dan
perlu dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai