Anda di halaman 1dari 51

SERI E-BOOK SAP2000 #1

brama_nalendra@yahoo.com

i
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

DISCLAIMER

Isi E-book ini berasal dari karya tulis ilmiah penulis.

E-book ini untuk didistribusikan secara gratis sepanjang untuk kepentingan non-
komersial, dengan tetap mencantumkan sumber asli. Dilarang mengubah bagian
apapun dari isi tulisan dan tidak diperkenankan untuk diperjualbelikan E-book
ini.

ii
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

DAFTAR ISI

COVER i

DISCLAIMER ii

DAFTAR ISI iii

1. Verifikasi Gaya-Gaya Dalam Balok Statis Tidak Tentu 1

A. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Balok Statis Tidak Tentu Dengan


Metode Clayperon 1
B. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Balok Statis Tidak Tentu Dengan
SAP2000® V.14.0.0 8

2. Verifikasi Gaya-Gaya Dalam Portal Sederhana Statis Tidak Tentu 17

A. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Portal Statis Tidak Tentu Dengan


Metode Clayperon Basic Stiffness Method 17
B. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Portal Statis Tidak Tentu Dengan
SAP2000® V.14.0.0 22

3. Verifikasi Luas Penulangan Balok Beton 30

A. Luas Penulangan Balok Beton Dengan Peraturan SNI 2847:2013 30


B. Luas Penulangan Balok Beton Dengan SAP2000® V.14.0.0 33

PENUTUP 48

iii
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

1. Verifikasi Gaya-Gaya Dalam Balok Statis Tidak Tentu

Pada buku E-book ini hanya diverifikasi gaya-gaya dalam momen lentur di titik
diskrit. Pada perhitungan secara manual menggunakan metode clapeyron.

A. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Balok Statis Tidak Tentu Dengan Metode
Clapeyron

adapun bentuk strukturnya sebagai berikut:

80 kN 70 kN/m' 50 kN
F
3EI 2EI 1EI
A B C D
10m 15m 12m 8m 1.5m

Gambar 1. Struktur balok statis tidak tentu

- Bentang (A-B) beban P


80 kN
F

A B

10m 15m
Gambar 2. Balok A-B dengan beban terpusat (P)

Reaksi Tumpuan

ΣMB = 0

RA × 25 m - P1 × 15 m = 0

RA × 25 m - 80 kN × 15 m = 0

1200 kN.m
RA = = 48 kN
25 m

ΣMA = 0

RB × 25 m - P1 × 10 m = 0

RB × 25 m - 80 kN × 10 m = 0

1
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

800 kN.m
RB = = 32 kN
25 m

Check RA + RB – P = 0

48 kN + 32 kN – 80 kN = 0 …oke!

Momen

ME = RA × 10 m = 48 kN × 10 m = 480 kN.m

80 kN
F

A B

10m 15m

1 2
480 kN.m
Gambar 3. Diagram momen balok A-B dengan beban terpusat (P)

Luas Diagram Momen

1
A1 = × 10 × 480 = 2400
2

1
A2 = × 15 × 480 = 3600
2

- Bentang (A-B) beban q

70 kN/m'
F

A B

10m 15m

Gambar 4. Balok A-B dengan beban terbagi rata (q)

Reaksi Tumpuan
ΣMB = 0

RA × 25 m – q × 15 m × 7,5 m = 0

2
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

RA × 25 m - 70 kN/m × 15 m × 7,5 = 0

7075 kN.m
RA = = 315 kN
25 m

ΣMA = 0
RB × 25 m – q × 15 m × 17,5 m = 0
RB × 25 m - 70 kN/m × 15 m × 17,5 m = 0

18372 kN.m
RB = = 735 kN
25 m

Check RA + RB – Q = 0

315 kN + 735 kN – (70 kN × 15 m) = 0

1050 kN – 1050 kN = 0 … oke!

Momen
MF = RA × 10 m = 315 kN × 10 m = 3150 kNm

1 1
Mmaks = RB × x - 2 q × x2 = 735 kN × x - 2
35 × x2 = -35 x2 + 735 x

dMx
=0
dx

-70 x + 735 = 0

735
x= = 10,5 m
70
Mmaks = -35 × 10,52 + 735 10,5 = 3858,750 kNm

70 kN/m'
F

A B

10m 15m
4,5m
3 4
5
6
3150 kN.m
3858,75 kN.m
Gambar 5. Diagram momen balok A-B dengan beban terbagi rata (q)

3
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Luas diagram momen

1
A3 = × 10 × 3150 = 15750
2

A4 = 4,5 × 3150 = 14175

A5 = 2/3 × 4,5 × 708,75 = 2126,25

A6 = 2/3 × 10,5 × 3858,75 = 27011,25

- Bentang (B-C) beban q


70 kN/m'

B C
12m
Gambar 6. Balok B-C dengan beban terbagi rata (q)

Momen
1 1
Mmaks = 8 × q × 12 m2 = 8
× 70 kN/m × 12m2 = 1260 kN.m

70 kN/m'

B C
12m
7
1260 kN.m
Gambar 7. Diagram momen balok B-C dengan beban terbagi rata (q)

Luas Diagram Momen

2
A7 = 3 × 12 × 1260 = 10080

4
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Bentang (D)
50 kN

D
1.5m
Gambar 8. Balok D dengan beban terpusat (P)

MD = -P × 1,5 m = -50 kN × 1,5 m = -75 kN.m

Persamaan 3 momen pada bentang A-B-C

80 kN 70 kN/m'
F
3EI 2EI
A B C
10m 15m 12m

1 2 7
480 kN.m 1260 kN.m

4,5m
3 4
5
6
3150 kN.m
3858,75 kN.m
Gambar 9. Persamaan 3 momen pada bentang A-B-C

L1 L1 L2 L2 6 ×A× x
MA + 2MB + + MC =-
I1 I1 I2 I2 L×I

MA = 0

25 m 12 m 12 m
2MB 3
+ 2 +MC 2
=
2 1 2
6 × A1 × 3 × 10 m 6 × A2 × 3 × 10 m + 10 m 6 × A3 × 3 × 10 m
- - -
25 m × 3 25 m × 3 25 m × 3

5
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

4,5 m 5 3
6 × A4 × +10 m 6 × A5 × × 4,5 m +10 m 6 × A6 × ×10,5 m + 1 4,5 m
- 2 - 8 - 8
25 m × 3 25 m × 3 25 m × 3

6 × A7 × 6 m
-
12 m × 2

25 m 12 m 12 m
2MB
3
+
2
+MC
2
=
20 15 m 20 m 4,5 m
6 × 2400× m 6 × 3600 × +10 m 6 × 15750 × 6 × 14175 × +10 m
3 3 3 2
- - - -
25 m × 3 25 m × 3 25 m × 3 25 m ×3

5 3
6 × 2126,250 × 8 × 4,5 m + 10 m 6 × 27011,250× 8 × 10,5 m +1 4,5 m
- -
25 m × 3 25 m × 3

6 × 10080 × 6 m
-
12 m × 2

28,667 MB+6 MC= −1280 − 4320 − 8400 − 13891,50 − 2779,406 −


39841,549 − 15120

28,667 MB + 6 MC = −85032,50 … … … … … … … … … … … … … Persamaan 1

Persamaan 3 momen pada bentang B-C-D

70 kN/m' 50 kN

2EI 1EI
B C D
12m 8m 1.5m

7
1260 kN.m

Gambar 10. Persamaan 3 momen pada bentang B-C-D

L2 L2 L3 L3 6×A×x
MB + 2MC + + MD =−
I2 I2 I3 I3 L×I

12 m 12 m 8 m 8m 6 × 10080 × 6 m
MB + 2MC + + MC =−
2 2 1 1 12 m × 2

6
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

8m
MB 6 + 2 MC 14 − 75 = −15120
1

6 MB + 28 MC − 600 = −151200

6 MB + 28 MC = −14520 … … … … … … … … … … … … … … … . . … Persamaan 2

Eliminasi Persamaan 1 dan 2

28,667 MB + 6 MC = -85032,50 x 4,667

6 MB + 28 MC = -14520 x1

133,778 MB + 28 MC = -396818,333

6 MB + 28 MC = - 14520

127,778 MB = -382298,333

MB = -382298,33/127,778 = -2991,90 kN.m

28,667 MB + 6 MC = -85032,50

28,667 (-2991,90) + 6 MC = -85032,50

-85767,80 + 6 MC = -85032,50

MC = (-85032,50 + 85767,80) / 6 = 122,550 kN.m

Jadi, diperoleh momen di titik diskrit sebagai berikut:


- A = 0 kNm
- B = -2991, 90 kNm
- C = 122,55 kNm
- D = -75 kNm.

7
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

B. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Balok Statis Tidak Tentu Dengan SAP2000®
V.14.0.0

Sesuai dengan soal balok statis tidak tertentu diatas yang telah dianalisa dengan
metode Clapeyron selanjutnya akan dianalisa momen dititik diskrit dengan
perangkat lunak SAP2000® V.14.0.0 dan akan dibandingkan nilai hasil momen di
titik diskrit.
Adapun langkah-langkah didalam memperoleh Momen pada titik Diskrit
SAP2000® V.14.0.0 adalah sebagai berikut :

- Jalankan programnya, kemudian Klik menu File > New Model


- Ubah Unit satuan menjadi kN,m,C (sesuai dengan satuan yang digunakan)

Gambar 11. Pemilihan model struktur pada SAP2000® V.14.0.0

- Pilih Grid Only >Number of Grid Lines, X direction = 6, Y direction = 1, Z


direction = 1 > Grid Spacing, X direction = 1, Y direction = 1, Z direction =
1 > OK. (untuk asumsi awal digunakan jarak 1 m, kemudian akan dirubah
pada tahap selanjutnya)

8
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 12. Menginput nilai grid pada SAP2000® V.14.0.0

- Selanjutnya muncul tampilan awal program SAP2000® V.14.0.0 sebagai


berikut :

Gambar 13. Tampilan halaman awal setelah mengisi nilai grid

- Double klik pada grid, kemudian muncul Define Grid System Data (berfungsi
untuk menganti ukuran elemen), pada X grid Data input B = 10, C = 25, D =
37, E = 45, F = 46,5> OKE.

9
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 14. Edit nilai grid sesuai bentuk struktur

- Selanjutnya penggambaran elemen Frame, Klik Draw > Draw


Frame/Cable/Tendon > selanjutnya gambar dari kiri ke kanan bagian layar,
dimulai dari titik diskrit A sampai D.

Gambar 15. Penggambaran elemen frame

- Langkah berikutnya pemberian tumpuan pada Struktur, sesuai dengan


persoalan Balok Statis tak tentu. Klik pada titik A, B, C, D dan klik Assign >
Joint > Restraint > Fast Restraint > Klik icon Sendi > OK.

10
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 16. Memberi tumpuan sendi

- Berikutnya adalah pemberian beban pada elemen, yaitu dengan cara klik pada
titik E untuk beban terpusat >Assign > Joint Loads > Force > Force Global
Z = -80 > OKE.

Gambar 17. Input beban terpusat

- Untuk Pemberian Beban Terbagi rata, yaitu q = 70 kN/m dengan cara Klik
Elemen Batang E-B dan B-C >Assign > Frame Loads > Distributed >
Uniform Load = 70 > OKE.

11
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 18. Input beban terbagi rata

- Semua beban pada struktur telah selesai diinput, dan tampilan halaman awal
program SAP2000 sebagai berikut :

Gambar 19. Tampilan awal setelah beban selesai diinput

- Langkah berikutnya adalah mengabaikan berat sendiri frame, dikarena secara


default program secara otomatis akan memiliki potongan penampang. Klik

12
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Define > Loads Patterns > Self Weight Multiplier = 0 > Modify Load Pattern
> OKE.

Gambar 20. Mengabaikan berat sendiri

- Kemudian tahap selanjutnya adalah memberikan Data Inersia Penampang,


Sesuai pada soal yaitu inersia disetiap balok Frame berbeda-beda. Klik
Define > Section Properties > Frame Setions > Add New Property > Frame
Section Property Type = Concrete > Rectangular > Section Name =3EI
(ubah nama potongan sesuai dengan EI agar muda diingat) > Concrete
Reinforcement > Beam > OKE. Set Modifiers = Cross-section Area = 0,
Shear Area in 2 direction = 0, Shear Area in 3 direction = 0, Torsional
Constant = 0, Momen of Inertia about 2 axis = 0, Momen of Inertia about 3
axis = 3, Mass = 0, Weight = 0, > OKE.
- Lakukan langkah yang sama untuk 2 EI dan 1 EI.

Gambar 21. Memasukan nilai EI

13
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Berikutnya memasukan data EI yang telah kita buat sebelumnya kedalam


Elemen Frame, yaitu dengan cara Klik Elemen Frame A-B Klik Assign >
Frame > Frame Sections > 3EI > OKE. Lakukan langkah yang sama untuk
2EI dan 1EI.

Gambar 22. Menginput EI sesuai balok masing-masing

- setelah semuanya selesai, tahap terakhir adalah mengeksekusi program, Klik


Analyze > Set Analyze Options > Plane Frame > OKE.

Gambar 23. Memilih jenis D.O.F

14
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Terakhir, Klik Analyze > Run Analysis > Do Not Run Untuk modal (beban
gempa tidak diinput) > Run Now. Tunggu hingga program selesai
menganalisa, selanjutnya simpan Data hasil Run ke laptop.

Gambar 24. Analyze balok statis tidak tertentu

- Untuk melihat gaya-gaya dalam, yaitu klik Display > Show Forces/Stresses >
Frames/Cables > Momen 3-3 > Show Value on Diagram > OKE.

Gambar 25. Memunculkan diagram momen

15
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Adapun hasil dari momen pada titik diskrit sebagai berikut :

Sumber : Analisa Data, 2016

Gambar 26. Hasil diagram momen

Tabel 1. Hasil Output momen dititik diskrit dengan metode Clapeyron dan
SAP2000® V.14.0.0
Momen di Titik Clapeyron (M.Excel®) SAP2000® V.14.0.0
Selisih
Diskrit (kNm) (kNm)

A 0 0 0%

B - 2991,90 - 2991,90 0%

C 122,55 122,55 0%

D -75 -75 0%

16
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

2. Verifikasi Gaya-Gaya Dalam Portal Sederhana Statis


Tidak Tentu

Pada buku E-book ini hanya diverifikasi gaya-gaya dalam momen lentur di titik
diskrit. Pada perhitungan secara manual menggunakan metode basic stiffness
method dengan deformasi axial diabaikan. Perhitungan dibantu dengan program
Mathcad® V.15.0.

A. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Portal Statis Tidak Tentu Dengan Metode
Clapeyron Basic Stiffness Method

100 kg/m

EI

EI EI

Gambar 27. Portal statis tidak tentu

17
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Jumlah titik diskrit yang ditinjau ada 4 yaitu : A, B, C, dan D.

B C

A D
5

Gambar 28. Penamaan titik diskrit yang ditinjau

Pada portal diperoleh jumlah D.O.F = 2, yaitu pada titik diskrit B dan C.

D1 D2

B C

A D
5

Gambar 29. Jumlah D.O.F yang diperoleh = 2

18
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

FEM (fix end moment) hanya diperoleh pada bentang B-C, Pada bentang A-B dan

C-D tidak diperoleh FEM dikarenakan tidak ada vektor gaya luar yang bekerja

pada batang A-B dan C-D

Pada batang B-C


100 kg/m

B C
5

Gambar 30. FEM pada bentang B-C akibat beban terbagi rata 100 kg/m

.
* *
MF BC = − × q × L+ = − × 100 × 5+ = −208,333 kgm
*+ *+

* *
MF BC = + × q × L+ = + × 100 × 5+ = +208,333 kgm
*+ *+

D1 d3
d4
B C
d5

d2

A d1 D d6
5

Gambar 31. Perubahan bentuk pada portal akibat displacement D1

19
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

D2

d3
B C
d2
d4
d5

A d1 D d6
5

Gambar 3.32. Perubahan bentuk pada portal akibat displacement D2

Matriks A (hubungan displacement dan deformasi)

0 0
1 0
 
A := 
1 0
0 1
0 1

 
0 0

Matriks S (hubungan antara gaya dalam dan deformasi)

 0.8 0.4 0 0 0 0 
 0.4 0.8 0 0 0 0 
 
S := 
0 0 0.8 0.4 0 0 
0 0 0.4 0.8 0 0 
0 0 0 0 0.8 0.4

 
0 0 0 0 0.4 0.8

20
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Matrik K (kekakuan strukur)

/K1 = 2A34 × 2S3 × 2A3

T
0 0
1 0
 
0 1 1 0 0 0
AT := 
1 0
=  
0 1 0 0 0 1 1 0
0 1

 
0 0

Sehingga,

 0.8 0.4 0 0 0 0  0 0
 0.4 0  1
0.8 0 0 0 0
   
0 
0  1
/K1 = 
0 0 0.8 0.4 0 0
0 1 1 0 0 :=
= = 
1.6 0.4 
  0 0 0.4 0.8 0 0  0 1 
0 0 0 1 1 0  0.4 1.6 
0  0 1

  
0 0 0 0.8 0.4

0 0 0 0 0.4 0.8  0 0

Lendutan di titik diskrit

/D1 = 2K36* × 2Q3

2K36* =  0.667 −0.167


 
 −0.167 0.667 

2Q3 =
 −208.333
 
 208.333 

Sehingga,

/D1 = 
0.667 −0.167  −208.333 −173.611
   =  
 −0.167 0.667   208.333   173.611 

21
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

/H1 = 2S3 × 2A3 × 2D3

 0.8 0.4 0 0 0 0  0 0
 0.4 1 0
 −69.444 
0.8 0 0 0 0   −138.889
   
1 0   −173.611  
= := 
0 0 0.8 0.4 0 0 
  =  −69.444 
0 0 0.4 0.8 0 0  0 1   173.611   69.444 
0  0 1
  138.889 
0 0 0 0.8 0.4  
   
0 0 0 0 0.4 0.8  0 0  69.444 

Sehingga diperoleh momen di titik diskrit sebagai berikut :

- MA = −69,444 − 0 = −69,444 kgm


- MBA = −138,889 − 0 = −138,889 kgm
- MBC = −69,444 − −208,333 = 138,889 kgm
- MCB = 69,444 − 208,333 = −138,889 kgm
- MCD = 138,889 − 0 = 138,889 kgm
- MD = 69,444 − 0 = 69,444 kgm

B. Gaya-Gaya Dalam Di Titik Diskrit Portal Statis Tidak Tentu Dengan SAP2000®
V.14.0.0

Sesuai dengan soal portal statis tidak tentu diatas yang telah dianalisa dengan
metode basic stiffness selanjutnya akan dianalisa momen dititik diskrit dengan
perangkat lunak SAP2000® V.14.0.0 dan akan dibandingkan nilai hasil momen di
titik diskrit.
Adapun langkah-langkah didalam memperoleh Momen pada titik Diskrit
SAP2000® V.14.0.0 adalah sebagai berikut :

- Jalankan program, setelah muncul dihalaman awal program, ubah satuan

terlebih dahulu menjadi kgm.

22
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 33. Jendela awal program SAP2000® V.14.0.0

- Langkah selanjutnya adalah Klik file >new model > grid only dan diisi

sesuai seperti berikut.

Number of grid lines :

X direction =2

Y direction =1

X direction =2

Grid spacing :

X direction =5

Y direction =1

Z direction =5

23
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 34. Jendela awal program SAP2000® V.14.0.0

- Berikutnya, muncul 2 jendela program. Kita cukup menggunakan 1 jendela

saja, close 1 jendela pada bagian kanan halaman. Kemudian pilih XZ seperti

berikut.

Gambar 35. Tampilan jendela XZ

24
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Langkah berikutnya, klik define > load pattern > self weight multiplier = 0 >

ok.

Gambar 36. Mengabaikan berat sendiri elemen

- Berikutnya, klik draw > draw frame elemen kemudian gambar portal sesuai

soal. Klik kedua join kemudian klik assign > joint > Restraint > pilih gambar

jepit > ok

Gambar 37. Hasil gambar frame portal

- Langkah selanjutnya klik Define > section properties > frame sections >

FSEC1 >modify >Set modifier > kemudian isi seuai gambar berikut.

25
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 38. Set modifier

- Langkah berikutnya adalah memasukkan beban. Klik elemen balok

berikutnya klik Assign > Frame loads > distributed > uniform load = 100

kg/m > ok.

Gambar 39. Input beban

- Tahap selanjutnya, klik analyze > set analyze options > plane frame > ok.

26
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 40. Analyze options

- Berikutnya, klik Analyze > run analysis > pada modal klik run/do not run

case > run now > ok.

Gambar 41. Run program

- Untuk memunculkan diagram momen, klik Display > show forces/stresses >

frames > component = momen 3-3 > options = show values on diagram >

ok.

27
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 42. Menampilkan diagram momen

Gambar 43. Hasil diagram momen

28
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Tabel 2. Hasil Output momen dititik diskrit dengan Basic stiffness methode dan
SAP2000® V.14.0.0
Momen di titik ® Selisih
Basic stiffness method SAP2000 V.14.0.0

diskrit (kgm) (kgm) (%)

A-B 69,44 69,19 0,36 %

B-A 138,89 138,76 0,09 %

B-C 138,89 138,76 0,09 %

C-B 138,89 138,76 0,09 %

C-D 138,89 138,76 0,09 %

D-C 69,44 69,19 0,36 %

29
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

3. Verifikasi Luas Penulangan Balok Beton

Pada buku E-book ini hanya diverifikasi luas penulangan lentur dan geser, yang
dimodelkan dengan balok konsol.

A. Luas Penulangan Balok Beton Dengan Aturan SNI 2847:2013

Diketahui balok konsol dengan beban terfaktor qu = 60 kN/m sudah termasuk

berat sendiri.

Gambar 44. Balok konsol untuk luas tulangan secara manual

Reaksi tumpuan

Ra = q x L = 60 kN/m x 3 m = 180 kN

Momen

x
Ma = - q × x × L-
2

kN 3m
Ma = - 60 × 3 m × 3 m- = -270 kNm
m 2

30
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Geser

Va = q × L

9:
Va = 60 ;
× 3 m = 180 kN

Jadi, diperoleh Momen Maksimum pada titik Diskrit a = -270 kNm, dan Gaya

Geser Maksimum pada titik diskrit a = 180 kN.

- Tulangan Lentur

Mu = -270 kNm

dasumsi = 439 mm

f’c = 28 MPa

=1 = 0,85 (≤ 28 MPa)

Menghitung ρ

1,4 1,4
fy 400
= = = 0,0035
ρmin = max Yang terbesar menentukan = 0,0035
√fc √28
4 x fy 4 x 400
= = = 0,0033

Mu 270 kN.m

Mn = = = 300 kNm
0,9

fy 400 MPa
m = ' = = 16,807
0,85 × f c 0,85 × 28 MPa

Mn 300×106 N.mm
Rn = 2= = 4,447 N/mm2
b×d 350 mm × 439 mm 2

31
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

× 1- D 1-
1 2 × m × Rn
ρ =
m fy

× E1-D1- F = 0,0124
n
1 2 × 16,807 × 4,447 2
mm
=
16,807 400 MPa

0,85 × f' c 600


ρb = × β1 ×
fy 600 + fy

0,85 × 28 MPa 600


= × 0,85 × = 0,0303
400 MPa 600 + 400 MPa

ρmaks = 0,75 × ρG = 0,75 × 0,0303 = 0,0227

check rasio penulangan, ρmin = 0,0035 < ρ = 0,0124 < ρmaks = 0,0227, desain

balok persegi tidak memerlukan penulangan rangkap, cukup dengan tulangan

tunggal saja, dan dipakai rasio penulangan yang digunakan ρ = 0,0124

As = ρ × b × d = 0,0124 × 350 mm × 439 mm = 1907,407 mm+

Jadi, diperoleh luas tulangan Lentur adalah 1907,407 mm+

- Tulangan Geser

Mu = -270 kNm

dasumsi = 439 mm

f’c = 28 MPa

=1 = 0,85 (≤ 28 MPa)

λ = faktor modifikasi beton, untuk beton normal λ=1

32
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Kekuatan Beton Menahan Geser (Vc)

= × λ ×Kf' c × bw × d
1
Vc
6

*
× 1 × √28 MPa × 350 mm × 439 mm = 135506,563 N
L
=

Kekuatan Geser yang disediakan oleh tulangan Geser (Vs)

Vu 180 × 103 N
Vs = - Vc= -1135506,563 N = 104493,447 N
∅ 0,75

Vs > Vc, penampang bisa digunakan dan tidak perlu diperbesar.

Kebutuhan Tulangan Geser (mm2/mm)

Av Vs 104493,447 N
= = = 0,596 mm2 /mm
s fy × d 400 MPa × 439 mm

jadi, diperoleh kebutuhan tulangan geser adalah 0,596 mm+ /mm

B. Luas Penulangan Balok Beton Dengan SAP2000® V.14.0.0

Sesuai dengan hasil luas penulangan lentur dan geser diatas, selanjutnya akan
dihitung luas penulangan lentur dan geser menggunakan program SAP2000®
V.14.0.0.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Jalankan programnya, kemudian Klik menu File > New Model

- Ubah Unit satuan menjadi kN,m,C

33
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 45. Pemilihan Model Struktur

- Klik Beam, kemudian muncul

Gambar 46. Menginput bentang dan panjang bentang

Pada Number of Spans (Jumlah Bentang) = 1, pada Span Length (Panjang

Bentang) = 3 Dan Klik OK.

- Selanjutnya muncul halaman awal program SAP2000, untuk

menyederhanakan tampilan, cukup menggunakan tampak X-Z Plane Y = 0,

sehingga muncul tampilan berikut.

34
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 47. Halaman awal

- Selanjutnya ganti tumpuan yang digunakan, yaitu tumpuan jepit pada bagian

kiri (titik diskrit A), dengan cara Klik tumpuan sendi > Assign > Joint >

Restraint > Fast Restraint Pilih Icon Jepit > OK.

Gambar 48. Input tumpuan yang digunakan

35
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Pada Tumpuan Rol bagian kanan dihilangkan, dengan cara Klik tumpuan

bagian kanan, Klik Assign > Joint > Restraint > Fast Restraint Klik Icon

Titik > OK.

Gambar 49. Menghilangkan tumpuan pada bagian ujung kanan

- Kemudian, tampilan halaman awal pada SAP2000 sebagai berikut :

Gambar 50. Hasil pemodelan struktur

36
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Selanjutnya menginput data Material Beton Bertulang, Klik Define >

Materials > Add New Materials > Material Name and Display Color (nama

material dan warna tampilan) = Beton f’c 28 > Material Type = Concrete >

Weight Per Unit Volume (berat jenis) = 24 kN/m3 > Modulus Elastistisitas =

24870062 kN/m2 > Poisson’s Ratio = 0,2 > Speciefed Concrete Compressive

Strength, f’c = 28000 kN/m2 > OK.

Gambar 51. Input data material

- Setelah selesai menginput data material, langkah selanjutnya adalah

menginput Potongan Penampang (Section Properties), Klik Define > Section

Properties > Frame Sections > Add New Property > Secton Name = Balok

350 x 500 >Dimensions, Depth = 0,5 m, Width = 0,35 m > Material = Beton

fc’ 28.

37
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 52. Input dimensi balok

- Klik Concrete Reinforcement > Design Type = Beam > Concrete to

Longitudinal Rebar Center (jarak terluar selimut beton ke titik berat tulangan)

Top dan Bottom = 0,061.

Gambar 53. Input nilai d’

38
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Pada Rebar Material (tulangan), Klik Icon + pada Longitudinal Bars

(Tulangan Utama) dan Confinement Bars (Tulangan Ikat/Geser) > (pada

perintah ini kita mendefinisikan kembali data Tulangan) Add New Material >

Material Name and Display Color (nama material dan warna tampilan) =

fy400 > Material Type = Rebar > Weight Per Unit Volume (berat jenis) =

78,5 kN/m3 > Modulus Elastistisitas = 2.00E+08 kN/m2 (200000 MPa) >

Poisson’s Ratio = 0,3 > Minimum Yield Stress, fy = 400000 kN/m2 (400 MPa)

> OK.

Gambar 54. Input nilai tulangan

- Rubah data material tulangan menjadi fy400 sesuai dengan mutu baja

tulangan yang kita gunakan didalam perhitungan.

39
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 55. Memilih tulangan yang dipakai

- Langkah selanjutnya adalah menginput data yang telah kita input sebelumnya

ke dalam frame (struktur), Klik Elemen Struktur > Assign > Frame > Frame

Section > Pilih Balok 350x500 yang telah dibuat sebelunya > OK.

Gambar 56. Tampilan awal setelah selesai diinput data balok

40
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Berikutnya, menginput beban pada struktur yang telah dibuat, qu = 60 kN/m,

Klik Struktur (Frame) >Assign > Frame Loads > Distributed > Uniform

Load = 60 > OK.

Gambar 57. Input beban

- Setelah selesai menginput beban pada stuktur, maka tampilan halaman


sebagai berikut.

Gambar 58. Hasil halaman awal setelah beban diinput

41
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Dikarenakan pada soal berat sendiri balok tidak dihitung, oleh karena itu

berat sendiri balok beton bertulang diabaikan, Klik Define > Load Pattern >

Self Weight Multiplier = 0 (maksud dari pemberian nilai 0 adalah

mengabaikan berat sendiri pada struktur) > Modify Load Pattern > OK.

/
Gambar 59. Mengabaikan berat sendiri

- Pada saat menghitung luas tulangan beton, program secara otomatis meminta

kombinasi Pembebanan. Pada soal Beban qu = 60 kN/m sudah termasuk

beban terfaktor, oleh karena itu diinput kombinasi pembebanan sebagai

berikut. Klik Define > Loads Combination > Add New Combo > Scale

Factor = 1 (maksud dari pemberian nilai 1 adalah faktor pengali beban adalah

1, dikarenakan pada soal beban sudah termasuk beban terfaktor) > Add >

OK.

Gambar 60. Kombinasi beban

42
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Kemudian, memilih peraturan Beton Bertulang yang digunakan, yaitu ACI

318-99 yang memiliki kesamaan dengan SNI 2847:2013 dengan

menyesuaikan sedikit peraturan yaitu berupa faktor reduksi sesuai dengan

SNI 2847:2013, untuk Momen Lentur = 0,9, untuk Gaya Geser = 0,75. Klik

Design > Concrete Frame Design > View/Revise Preferences > Design Code

= ACI 318-99 > Phi (Shear) = 0,75 > OK.

Gambar 61. Memilih peraturan perhitungan bahan

- Selanjutnya memilih Desain Kombinasi yang digunakan. Klik Design >

Concrete Frame Design > Select Design Combo > Comb1 Add > Non Check

pada Automatically Generate Code-Based Design Load Combinations > OK.

43
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Gambar 62. Memilih kombinasi yang digunakan

- Selanjutnya memilih Sistem rangka pemikul Momen, pada soal Sistem yang

digunakan adalah sistem rangka pemikul momen biasa (Sway Ordinary). Ctrl

+ A > Design > Concrete Frame Design > View/Revise Overwrites >

Framing Type = Sway Ordinary > OK.

Gambar 63. Memilih rangka momen biasa (sway ordinary)

44
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Berikutnya, Klik Analyze > Set Analisys Options > Plane Frame (XZ Plane)

> OK.

Gambar 64. Memilih D.O.F

- Langkah terakhir adalah mengeksekusi, Klik Analyze > Run Analysis >

Modal = Do not Run (untuk beban gempa tidak dimasukkan) > Run Now >

OK. Tunggu dan Check Hasil analisis, pastikan tidak ada tulisan ERROR.

Gambar 65. Analyze struktur (eksekusi program)

- Untuk melihat hasil Gaya-gaya dalam, Klik Display > Show Force/Stress >

Frame/Cabel > Component Momen 3-3 > Options = Show Values on

45
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

Diagram > OK. (untuk Gaya geser melakukan langkah yang sama, tinggal

mengganti menjadi Shear 2-2).

Gambar 66. Memunculkan diagram momen

- Hasil Momen Lentur = -270 kNm

Gambar 67. Hasil diagram momen

- Hasil Gaya Geser = 180 kN

Gambar 68. Hasil diagram geser

46
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

- Untuk Luas tulangan Lentur dan Geser, Klik Design > Concrete Frame

Design > Display Design Info > Design Output = Longitudinal Reinforcing

(untuk luas tulangan lentur) dan Shear Reinforcing (untuk luas tulangan

Geser) > OK.

Gambar 69. Hasil luas tulangan dengan SAP2000® V.14.0.0

Jadi, diperoleh luas tulangan Lentur = 1907,407 mm2 dan Luas tulangan Geser =

0,598 mm2/mm.

Tabel 3. Hasil output luas tulangan secara manual dan SAP2000®

Tulangan Manual (M.Excel®) SAP2000®V.14.0.0 Selisih

Lentur (mm2) 1907,407 1907,407 0%

Geser (mm2/mm) 0,596 0,598 0,33 %

47
SERI E-BOOK SAP2000 #1
brama_nalendra@yahoo.com

PENUTUP
Alhamdulillah, itulah beberapa materi yang dapat dibagikan oleh penulis, sungguh
banyak sekali kekurangan didalam buku E-book ini, penulis harap dapat
memberikan sedikit pencerahan dan dapat membantu kawan-kawan sekalian.

Semoga penulis dapat meneruskan seri buku E-book yang lainnya tak terputus
hanya sebatas seri ini saja.

Jika kawan-kawan terdapat pertanyaan, saran, dan kritik yang membangun


diharapkan untuk dapat menghubungi penulis via E-mail
Brama_nalendra@yahoo.com.

48

Anda mungkin juga menyukai