Anda di halaman 1dari 2

Green Architecture atau sering disebut sebagai arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim

mengonsumsi sumber daya alam termasuk energi, air, dan material serta minim menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan (http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/green-architecture-
arsitektur-hijau.html)

Menurut saya green arsitektur sangat cocok digunakan di daerah tropis, terkhusus
Indonesia. Mengapa? Karena dengan banyaknya tanaman hijau akan membantu mengurangi
global warming. Pepohonan akan membantu area asap menjadi area asri.
Seperti yang kita ketahui, di Indonesia terkhusus Ibukota Jakarta dipenuhi bangunan
pencakar langit berbahan kaca, yang saya rasa akan menyumbang global warming secara
maksimal. Hanya sedikit area hutan lindung ataupun pepohonan di pinggiran jalan yang
menunjang. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi polusi udara dan suara yang
dihasilkan oleh kendaran roda dua dan roda empat di Jakarta.
Dengan penanaman pohon secara maksimal, pohon-pohon dapat menyerap
karbondioksida yang dihasilkan mobil atau motor dengan oksigen yang baik. Selain
membantu mengasrikan daerah kota juga mengasrikan tubuh kita sendiri. Dan juga pohon
pohon dapat menyerap noise (kebisingan), seperti contoh dengan menanam pohon peneduh
seperti pohon mangga atau pohon jambu dapaat mengurangi kebisingan yang ditimbulkan
oleh kendaraan roda dua atau empat.
Jika mulai ditatan, mungkin bisa dimulai dari daerah luar Jakarta seperti Surabaya atau
Semarang. Saya rasa Bandung juga mulai tergrogoti wilayah hijaunya dengan bangunan-
bagunan pencakar langit, padahal kita tahu dulunya Bandung terkenal dengan “Kota
Kembang”. Dengan mulai memberlakukan green arsitektur, dengan itu pula kita memulai
kehidupan yang sehat.
Menurut saya Jakarta bisa menerapkan green building, dengan menanam ataupun
menggunakan pot yang ditanami tanaman hijau pada setiap lantainya, seperti sebuah
bangunan pencakar langit yang didesain oleh arsitek Ken Yeang.
—* Secara sederhana konsep green architecture bisa diterapkan dalam rancangan rumah
sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya. Konsep-
konsep sederhana seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai
diterapkan untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-
hari.
—Green architecture saat ini lebih menjadi suatu kebutuhan daripada sekedar sebuah pola
labelisasi style atau gaya saja, menjadi suatu keharusan ketika buruknya kualitas lingkungan
hidup terus dededungkan saat ini. Kadang disayangkan ketika green architecture yang
seharusnya merupakan sebuah prinsip sebagai perwujudan moral seorang arsitek telah
terperangkap pada pola labelisasi style.

Anda mungkin juga menyukai