Skripsi Rokok Rev

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 94

HUBUNGAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI BELAJARMAHASISWA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF


HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

Rasyid Hayadi

109011000044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA

2015
ABSTRAK
Nama :Rasyid Hayadi
NIM :109011000044
Fak/Jurusan :Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi :Hubungan Merokok Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok


dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebiasaan merokok pada mahasiswa merupakan sebuah kebiasaan yang
diciptakan sendiri, sehingga kebiasaan inilah yang sulit dilepaskan dan
ditinggalkan oleh mahasiswa perokok aktif.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang dalam
pelaksanaannya dilakukan penelitian lapangan dengan cara menyebar angket
kepada beberapa responden serta observasi di kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Adapun hasil penelitian yang menunjukkan bahwa antara hubungan
merokok terhadap motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan dengan hasil
perhitungan yang menunjukkan r hitung< r tabel(r hitung 0, 164 <r tabel 5% = 0, 388 / r
hitung 0, 164 <r tabel1% = 0, 496) yang artinya r hitung lebih kecil (0, 164) dari r tabel5%
(0, 388) dan r tabel1% (0, 496). Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa
hubungan antara merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tidak terdapat korelasi yang positif yakni tidak terdapat
hubungan yang signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah


Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikanSkripsi ini. Shalawat beriringan salam
semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Skripsi ini berjudul Hubungan
Merokok Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan syarat yang harus ditempuh untuk
menyempurnakan tugas akhir yang harus dipenuhi demi mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I).
Atas selesainya Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan serta doa dari
berbagai pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam rangka penyusunan
dan penulisan Skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan ribuan terima kasih
kepada:
1. Kepada kedua orang tuaku,tiada letih mengutamakan pendidikan anak-
anaknya, yang tersayang dan tercinta Ayah dan Mamak (H. Sailan, S.Pd
dan Hj. Nazilmah, S.Pd.I) terima kasih untuk setiap doa, motivasi,
perhatian, nasehat, kasih sayang dan segalanya. Semoga Allah melindungi
dan mengasihi kedua penyemangat hidupku, yang kuat menafkahi anak-
anaknya di masa pendidikan. Dan semoga Allah memberi kesempatan
yang panjang untuk saya membahagiakan orang tua sampai saya menjadi
orang sukses.
2. Kepada keluarga ku kakak, abang dan adik dr.Nurul Izmah, Mahadi
Maulana Nasution, Amd, SE, dr.Abdi Haqiqi, Wahyu Wilda Watidan
semua keluargaku tersayang.Semoga kita tetap berada dalam lindungan
Allah SWT.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan dan Tarbiyah (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii
4. Bapak H. Dr. Abdul Madjid Khon, MA dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA
selaku ketua dan sekretaris program studi Pendidikan Agama Islam UIN
Jakarta.
5. Bapak Rusydi Jamil, MA selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima
kasih atas semua pengetahuan, motivasi, nasihat, dan kesabaran beliau
yang sangat luar biasa dalam membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Bahrissalim, MA selaku dosen penasehat akademik, yang
memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
7. Bapak dan Ibu dosen FITK yang telah memberikan ilmunya dan
membimbing penulis selama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Bapak pimpinan beserta para staf perpustakaan utama, perpustakaan
tarbiyah atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk
mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat Pendidikan Agama Islam 2009 (Yusuf Qurdhawi, S.Pd.I, Ahmad
Fauzi S.Pd.I, Cyntia Indriani, S.Pd.I, Ali Umar, S.Pd.I beserta istri dan
teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tidak
satupun kenangan bersama kalian yang akan penulis lupakan. Terima kasih
untuk kebersamaan kita, sukses untuk kita dan seluruh angkatan 2009.
10. Sahabat Ikatan Pesantren Darul Arafah (IKAPDA) Henrizal Saidi Harahap
dan istri, Dienny, Siska Dasrin, Khairul Adha, Hafiz, Rija, Nurul, Udin,
Wilda, Aswandi, Surya dan Andre. Terima kasih untuk kehangatan ikatan
primodial kita selama penulis melakukan studi di kampus UIN Jakarta ini.

iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
perbaikan mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya, semoga Allah SWT meridhoi dan
dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Jakarta, 04 Oktober 2015

Rasyid Hayadi

iv
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 6
F. Kegunaan Penelitian 6

BAB II KAJIAN TEORI


A. Deskripsi Teoritik
1. Rokok 7
a. Pengertian Rokok 7
b. Zat Yang Terkandung dalam Rokok 8
c. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Rokok 9
d. Asumsi Masyarakat Tentang Rokok 14
2. Motivasi 14
a. Pengertian Motivasi 14
b. Peran Motivasi dalam Belajar 16
c. Jenis Motivasi 16
3. Belajar 18
a. Pengertian Belajar 18

v
b. Ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar 20
c. Tujuan Belajar 20
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 21
B. Kerangka Berfikir 24
C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan 25
D. Hipotesis Penelitian 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian 27
B. Metode Penelitian 27
C. Populasi dan Sampel 28
D. Tehnik Pengumpulan Data 29
E. Tehnik Analisis Data 30
F. Hipotesis Statistik 32

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data 33
1. Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa 33
2. Deskripsi Hasil Angket Penelitian 40
B. Pengujian Hipotesis Hubungan Rokok Dengan Motivasi Belajar
Mahasiswa 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian 56
1. Interprestasi dan Pemaknaan Hasil Penelitian 56
2. Keterkaitan Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa 58
3. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Penelitian Terpadu 60
D. Keterbatasan Penelitian 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 62
B. Saran 63

vi
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-Kisi Angket 29


Tabel 2 Penskoran Angket Positif 31
Tabel 3 Penskoran Angket Negatif 31
Tabel 4 Deskripsi Angket No.1 40
Tabel 5 Deskripsi Angket No.2 41
Tabel 6 Deskripsi Angket No.3 41
Tabel 7 Deskripsi Angket No.4 42
Tabel 8 Deskripsi Angket No.5 43
Tabel 9 Deskripsi Angket No.6 43
Tabel 10 Deskripsi Angket No.7 44
Tabel 11 Deskripsi Angket No. 8 45
Tabel 12 Deskripsi Angket No.9 45
Tabel 13 Deskripsi Angket No.10 46
Tabel 14 Deskripsi Angket No.11 47
Tabel 15 Deskripsi Angket No.12 47
Tabel 16 Deskripsi Angket No.13 48
Tabel 17 Deskripsi Angket No.14 49
Tabel 18 Deskripsi Angket No.15 50
Tabel 19 Deskripsi Angket No.16 50
Tabel 20 Deskripsi Angket No.17 51
Tabel 21 Deskripsi Angket No.18 52
Tabel 22 Deskripsi Angket No.19 52
Tabel 23 Deskripsi Angket No.20 53
Tabel 24 Indeks Korelasi Variabel X dan Variabel Y 54
Tabel 25 Indeks Korelasi product moment 57

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Penentuan Sampel

Lampiran 4 Data Mentah Hitungan Variabel X

Lampiran 5 Data Mentah Hitungan Variabel Y

Lampiran 6 Hasil Analisis Deskriptif

Lampiran 7 Foto-Foto Hasil Penelitian

Lampiran 8 Profil Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Lampiran 9 Hasil Uji Referensi

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
1
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Istilah rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di
Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa tembakau
yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini awalnya dilakukan
pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk mempererat hubungan antar suku
yang berbeda. Namun selain sebagai penguat hubungan antar suku, banyak juga
yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan suku Indian
menggunakannya sebagai media ritual terhadap dewa-dewa mereka.
Kemudian pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan rombongannya
datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba untuk menghisap
tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa budaya menghisap tembakau ini
ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah budaya ini dibawa ke Eropa,
ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh
Eropa. Dia lah Jean Nicot, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah
Nikotin. Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun
tidak seperti suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para
bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka.
Kepopulerannya yang semakin meningkat di Eropa membuat John Rolfe
tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah
orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang
kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa.
Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di
Inggris pada tahun 1855. Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari

1 Lisa Ellizabet Aula, Stop Merokok, (Jogjakarta, Garailmu, 2010) h. 11-12

1
2

Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian
2
kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam.
Perokok aktif dan perokok pasif memiliki resiko tinggi terkena berbagai
macam penyakit akibat merokok. Hal ini disebabkan oleh racun-racun dari rokok
tersebut dapat terakumulasi di dalam tubuh. Menurut penjelasan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok
bagi kesehatan, perokok aktif mempunyai resiko 2-4 kali lipat untuk terkena
penyakit jantung koroner dan memiliki resiko lebih tinggi untuk kematian
mendadak.
Sedangkan perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit kanker 30%
lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif itu sendiri. Masyarakat telah
mengetahui bahaya merokok, namun angka kejadian merokok masih cenderung
tinggi. Data Litbang Depkes tahun 2003, Indonesia merupakan urutan ke-5 di
antara 10 negara di dunia yang mengonsumsi rokok. Indonesia mengalami
peningkatan tajam konsumsi tembakau dalam 30 tahun terakhir, dari 33 milyar
batang per tahun di tahun 1970 ke 217 milyar batang di tahun 2000.
Biasanya kerusakan yang diakibatkan dari merokok akan terakumulasi
sedikit demi sedikit dan baru dapat dirasakan langsung dalam beberapa tahun atau
beberapa puluh tahun kemudian. Menurut data national cancer institute di
Amerika Serikat tahun 2007, kanker akan terlihat atau dapat dirasakan gejalanya
oleh perokok setelah 20 tahun atau lebih mengonsumsi rokok. Karena dampak
penyakit dari perilaku merokok tersebut akan terlihat dalam jangka panjang, hal
3
inilah yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini.
Orang yang sudah kecanduan merokok umumnya tidak dapat menahan
keinginan untuk merokok dan cenderung lebih sensitif terhadap efek dari nikotin.
Seorang perokok kemudian semakin meningkatkan konsumsi rokoknya saat tubuh
perokok menginginkan nikotin. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga akan

2 Ibid., h. 16-17
3 Tjandra, Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan, (Jakarta Penerbit Universitas
Indonesia UI Press 1997).h. 18-19

2
3

mempengaruhi otak. Apabila rokok dikonsumsi sejak usia dini akan berpengaruh
terhadap fungsi otaknya. Jika perokok terus-menerus menghisap rokok, maka
akan terjadi penumpukan nikotin di otak.Penumpukan nikotin tersebut akan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap motivasi belajar remaja.
Kini merokok sudah menjadi tren di setiap kalangan, mulai dari anak-
anak, remaja, hingga dewasa. Tren merokok sangat melekat di banyak kalangan
masyarakat hingga banyak menimbulkan istilah-istilah dalam pergaulan sehari-
hari seperti “dengan merokok membuat hidup menjadi santai”, “rokok adalah
solusi setiap permasalahan”, “dengan merokok pikiran menjadi tenang” dan lain
sebagainya. Istilah-istilah itu sering diucapkan kepada sesama pecinta rokok
maupun kepada orang yang belum pernah mengisap rokok, sehingga
menimbulkan perspektif yang jauh berbeda dengan fakta dalam dunia kesehatan
yang menyebutkan rokok adalah sumber kematian yang paling utama.
Seorang perokok akan menjadi lebih PD (Percaya Diri) ketika ia merokok
sehingga dalam mengerjakan kegiatan apapun akan merasa rileks dan nyaman.
Anggapan tersebut mendasar pada kepercayaan mayoritas perokok yang
mengatakan bahwa rokok dapat mendorong rasa percaya diri sehingga dapat
memotivasi diri untuk melakukan suatu hal dengan penuh keyakinan dan
kesiapan.
Sama halnya dengan para mahasiswa PAI (Pendidikan Agama Islam)
FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang sebagian besar merupakan perokok aktif sehingga memiliki anggapan yang
tak jauh berbeda tentang “Rokok”. Secara jelas dapat dilihat bahwa banyak dari
mahasiswa PAI yang sebelum ataupun sesudah jam pelajaran dan ketika
mengerjakan tugas mereka selalu menyalakan rokok, baik di dalam lingkungan
kampus maupun di luar lingkungan kampus.Dikatakan bahwa dengan merokok
dapat menghilangkan rasa khawatir dan stres ketika akan melangsungkan kegiatan
perkuliahan dan dengan merokok pikiran terasa rileks dan nyaman sehingga dapat
mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik.

3
4

Berbeda jauh dengan fakta kesehatan merokok yang telah diungkapkan,


bahwa dengan merokok dapat memunculkan berbagai penyakit, terutama fungsi
otak yang menjadi target pertama yang akan dirusak oleh rokok.
Berdasarkan realita tersebut, penulis mencoba mengangkat pembahasan
tentang pengaruh rokok terhadap motivasi belajar mahasiswa, karena sebagaimana
yang telah diketahui, bahwa motivasi dalam belajar terbagi menjadi dua yaitu, :
1. Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak
perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
4
adanya peransang dari luar.
Dengan adanya teori tersebut, penulis mencoba mencari kebenaran tentang
anggapan mahasiswa perokok aktif yang mengatakan bahwa rokok dapat
menenangkan pikiran sehingga mahasiswa dapat mengikuti kegiatan perkuliahan
dan dapat mengerjakan tugas kuliah dengan baik dan benar. Jika benar demikian,
maka merokok merupakan sebuah kegiatan yang dapat memotivasi mahasiswa
dan merupakan motivasi ekstrinsik dalam belajar. Berlawanan dengan fakta
kesehatan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Oleh karenanyalah, penulis bermaksud mengangkat realita tersebut untuk
dijadikan tulisan dalam tugas akhir sebagai mahasiswa yaitu skripsi yang berjudul
“Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta”

4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (2011, PT Remaja Rosdakarya, Bandung)


h. 75.

4
5

B. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Merokok tidak bisa memotivasi mahasiswa perokok aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kampus.
2. Merokok tidak dapat membantu konsentrasi mahasiswa perokok aktif
dalam mengerjakan tugas kuliah.

C. Pembatasan Masalah

Dalam skripsi ini, penulis membatasi masalah dengan persoalan sebagai berikut :

1. Merokok yang dimaksud penulis adalah kegiatan merokok yang dilakukan


mahasiswa sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus dan
ketika mahasiswa sedang mengerjakan tugas kuliah. Adapun aspek yang
diteliti dalam penulisan ini adalah :
a. Kegiatan merokok mahasiswa perokok aktif sebelum mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kantin FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b. Kegiatanmerokok mahasiswa perokok aktif ketika sedang mengerjakan
tugas kuliah

2. Motivasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah jenis motivasi
ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal dari luar tubuh manusia sehingga
dapat merangsang manusia untuk mengerjakan suatu kegiatan. Adapun
aspek yang diteliti dalam penulisan ini adalah :
a. Suasana mahasiswa ketika merokok untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kampus.
b. Suasana mahasiswa ketika merokok sambil mengerjakan tugas.
c. Suasana mahasiswa ketika tidak merokok untuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kampus.
d. Suasana mahasiswa ketika tidak merokok sambil mengerjakan tugas

5
6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimana motivasi mahasiswa perokok aktif apabila tidak merokok


ketika ingin mengikuti kegiatan perkuliahan?
2. Bagaimana motivasi mahasiswa perokok aktif apabila tidak merokok
ketika sedang mengerjakan tugas?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara Hubungan Merokok dengan
Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalahuntuk mengetahui hubungan
merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfa’at bagidiri saya pribadi
khususnya dan bagi setiap mahasiswa perokok pasif umumnya dalam
mengambil keputusan untuk tidak merokok.
2. Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat dijadikan referensi untuk
peningkatan mutu dan kualitas mahasiswa dalam pembelajaran.

6
7

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung/ dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan
pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang
rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya
beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi
(ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya.
Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
5
Alkohol, dan Zat Adiktif).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, rokok diartikan gulungan tembakau
(kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas). Adapun jenis-
jenis rokok diantaranya adalah :
1) Rokok Kawung adalah rokok yang penyalutnya (pembungkusnya) adalah
daun enau (aren)
2) Rokok Kelembak adalah rokok yang tembakaunya dibubuhi kelembak
6
3) Rokok Kretek adalah rokok yang tembakaunya dibubuhi cengkih.
Bagi orang yang aktif merokok disebut sebagai perokok aktif, sedang bagi
orang yang tidak merokok sementara menghirup asap rokok saja disebut sebagai
perokok pasif.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang
5
Lisa Ellizabet Aula, op. cit., h. 29.
6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke empat. Hal
1180

7
8

dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya “merokok dapat menyebabkan kanker


paru-paru, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”.

b. Zat Yang Terkandung dalam Rokok


Rokok merupakan gulungan kertas diisi dengan tembakau yang dalam
gulungan tersebut mengandung beberapa zat beracun, diantaranya adalah :
1) Nikotin
Nikotin merupakan zat yang berbahaya, termasuk jenis semikonduktor
alkalis. Nikotin adalah zat utama yang terdapat dalam rokok. Penelitian
menunjukan bahwa zat ini dapat meracunisaraf tubuh, meningkatkan peredaran
darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, serta menyebabkan
ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.
Tidak diragukan lagi bahwa dampak negatif dari rokok secara langsung
terhadap organ tubuh ditimbulkan dari zat ini. Riset membuktikan bahwa empat
tetes nikotin dapat membunuh seekor kelinci yang bertubuh besar.
Kadar nikotin yang terkandung pada sehelai daun tembakau kering
berkisar 1 – 3% dari berat tembakau. Dan berat daun dibedakan tergantung dari
jenis satu dengan jenis yang lainnya. Satu batang rokok pada umumnya
mengandung sekitar 25mg nikotin yang sebagian besar terserap oleh asap rokok
ketika dibakar.
2) Gas Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida terbentuk ketika terjadi pembakaran secara
perlahan pada tembakau dan kertas rokok. Para dokter telah membuktikan adanya
kandungan gas beracun tersebut dengan kadar yang banyak dalam tubuh perokok.
Gas tersebut merupakan gas yang mengurangi kemampuan sel-sel darah
merah untuk mengangkut oksigen, sehingga menyebabkan berkurangnya kadar
oksigen dalam jaringan tubuh, terutama dalam jaringan otot jantung. Karena
fungsi sel-sel darah merah adalah untuk menyatu dengan oksigen pada sel-sel
paru-paru dan mengangkutnya ke seluruh anggota tubuh, maka fungsi tersebut
relatif terhambat, karena gas karbon monoksida mampu menyatu dengan
hemoglobin (yang berada dalam sel-sel darah merah) lebih kuat dan cepat
daripada menyatunya hemoglobin dengan oksigen.

8
9

Hal ini mengakibatkan hemoglobin tidak bisa menyalurkan oksigen


keseluruh anggota tubuh, dan sebagai gantinya, ia menyalurkan gas beracun. Gas
inilah yang dapat merusak jaringan tubuh, menghilangkan vitalitas, kelenjar,
merusak selaput lendir pada mulut, trakea, bronkus, dan alveolus (kantung-
kantung udara).
3) Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida berpengaruh pada bulu-bulu halus yang meliputi bronkial
dan merangsang bulu-bulu tersebut, sehingga bertambah pula keluarnya cairan
ekskresi di selaput lendir pada saluran pernapasan, dan membesarlah kelenjar
getah bening yang ada pada bronkial. Dengan demikian, berubahlah kualitas
dahak yang keluar.
4) Tar
Zat inilah yang mengandung hidrokarbon (benzatrasin dan benzopirin)
yang dikenal sebagai penyebab kanker pada paru-paru dan kandung kemih.
5) Gas Amoniak
Gas inilah yang menyengat lidah, mengakibatkan terbentuknya lapisan
berwarna kuning pada permukaan lidah, dan mengganggu kelenjar pengecap dan
perasa yang ada pada permukaan lidah. Gas Amoniak juga dapat memperbanyak
keluarnya air liur, merangsang batuk, membuka peluang terserang pilek secara
7
berulang-ulang serta radang pada mulut, kerongkongan, dan farinks.

c. Penyakit yang Disebabkan Oleh Rokok


1) Ketergantungan
Akibat yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan.
Rokok adalah salah satu zat adiktif. Sekali seseorang perokok, ia pun akan sulit
mengakhiri kebiasaan buruk itu. Ketergantungan pada rokok itu akan menyerang
tubuh perokok baik secara fisik maupun psikologis.
Karena sifat adiktifnya, Diagnosticand statistical manual of mental
disorders (DSM IV) mengelompokkan rokok dalam nocotine related disorders.
Sementara,organisasi kesehatan sedunia World Health Organization (WHO)

7 Abdul Karim Muhammad Nashr, Rokok Haram, (Jakarta, Citra Risalah, 2008) h. 49-
56

9
10

menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Dan proses serta perilaku yang


menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan
ketagihan pada obat,seperti heroin dan kokain.

2) Penyakit Jantung dan Penyakit Pembuluh Darah


Dr. Vincent Sorrell, ahli jantung dari East Carolina University, Amerika
Serikat, menyimpulkan hasil dari sebuah penelitian yang telah dilakukannya,
satu kali isapan rokok bisa langsung memengaruhi fungsi jantung. Dalam
peneitiannya, dia mengumpulkan orang-orang yang bukan perokok konstan
atau bukan perokok aktif. Aliran darah yang keluar dari paru-paru dan jantung
orang-orang tersebut kemudian dipelajari dan dicatat. Mereka lalu diminta
untuk memilih mengunyah permen karet nikotin atau merokok satu batang.
Setelah itu, aliran darah mereka kembali dipelajari. Hasilnya sungguh
mengejutkan. Rata-rata orang yang memilih rokok daripada permen karet
mengalami perubahan arus aliran darah. “Fungsi Jantung orang yang merokok
8
satu batang tersebut juga mulai mengalami kerusakan,” kata Sorrell.

Zat yang dihasilkan oleh asap rokok menyebabkan adanya penyempitan


dan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang menyempit itu
kemudian akan mengurangi aliran oksigen menuju jantung, otak, dan organ-organ
penting lainnya.

3) Penyebab Depresi
Jurnal Addictive Behaviors pernah membuat laporan tentang efek
emosional yang diterima melalui merokok pada remaja. Dalam penelitian ini, 662
remaja SMU diminta untuk melengkapi 20 Kuisioner tentang penggunaan rokok
untuk memperbaiki mood. Para partisipan dibagi ke dalam tiga kelompok; tidak
pernah menjadi perokok, perokok yang tidak menggunakan rokok untuk
mengobati atau memperbaiki mood atau status psikologis, serta perokok yang
menggunakan rokok untuk mengobati status psikologis. “perokok yang
menggunakan rokok sebagai peningkat mood mempunyai resiko lebih tinggi
untuk mengalami peningkatan gejala depresi daripada remaja yang tidak pernah
merokok,”.

8 Ahmad Rifa’i Rif’an, Merokok Haram, (Jakarta, Republika, 2010) h. 69.

10
11

4) Kanker Paru-paru
Penelitian di Amerika Serikat menunjukaan merokok merupakan
penyebab tiga kematian utama, yaitu kanker paru, jantung koroner dan penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK). Apalagi anak-anak yang hidup dilingkungan
perokok pasif mempunyai resiko besar 30% lebih mengidap berbagai penyakit
berhubungan dengan paru-paru.
Universitas Texas Amerika Serikat telah melaporkan bahwa telah ditemukan
hubungan langsung antara merokok dengan kanker paru. Berdasarkan hasil
penelitian ditemukan bahwa benzo (a) pyrene dalam rokok antara 20 – 40
nanogram per satu batang rokok. Benzo(a)pyrene menyebabkan gen p53
(tumor suppressor genez) bermutasi yang semula berfungsi melindungi sel dari
9
kanker menjadi gen penyebab kanker.
5) Emfisema
Merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru
kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastissannya, maka paru-
paru menjadi sulit mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai
mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-
engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk
yang berat, dan mungkin dengan bronkitis kronis. Batuknya sering kali tidak
berhenti dan menjadi kronis.

6) Osteoporosis
Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin yang
terkandung di dalam rokok akan mempercepat penyerapan tulang. Selain
penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen
dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam
menghadapi proses pelapukan. Selain itu, proses pembentukan tulang pada
perokok akan sulit terjadi, hal itu disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah
keseluruh tubuh. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporisis baik secara
langsung maupun tidak langsung.

9Ibid h. 72

11
12

7) Rendahnya IQ
Studi yang dilakukan terhadap 20.000 orang dewasa yang dilakukan Sheba
Medical Centre menyimpulkan bahwa merokok satu bungkus perhari atau lebih
bisa menurunkan IQ 7,5 poin lebih rendah daripada non perokok. Mereka yang
merokok lebih dari satu bungkus sehari memiliki IQ sangat rendah, sekitar 90.
Kecerdasan rata-rata nilai IQ berkisar 84 – 116 poin. Kaum muda yang merokok
secara teratur cenderung memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah mencolok dari
pada yang bukan perokok. Tipikal perokok usia 18 – 21 tahun ditemukan memiliki
IQ 94, sementara non perokok pada usia yang sama rata-rata 101.
Tidak hanya perokok aktif yang memiliki IQ lebih rendah, namun perokok
pasif yang tinggal bersama dilingkungan para perokok juga akan terkena imbas
yang sama. Mereka yang tinggal bersama perokok memiliki IQ yang lebih rendah
dari mereka yang tinggal di lingkungan tanpa asap rokok.
Selain itu, World Health Organization (WHO)menambahkan penyakit-
penyakit yang disebabkan rokok antaralain :

1) Merontokkan Rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah
terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang dapat menyebabkan kerontokan
rambut, ulserasi/bisul atau sariawan di mulut, serta rash (ruam) di wajah, kulit
kepala, dan tangan

2) Katarak
Perokok mempunyai resiko 40 persen lebih tinggi terkena katarak,
buramnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya. Bahkan, dapat
menyebabkan kebutaan. Semburan zat kimia beracun dari asap rokok mengiritasi
mata atau menghambat aliran oksigendalam darah ke mata.

3) Keriput
Asap rokok yang membakar protein dan merusak vitamin A yang
memelihara elastisitas kulit, serta menurunkan kelancaran aliran darah. Kulit
perokok, khususnya di sekitar bibir dan mata, menjadi kering, kasar, dan bergaris-
garis.

12
13

4) Merusak Pendengaran
Rokok menyebabkan plaque (plak) pada pembuluh darah sehingga
menggangu aliran oksigen dalam darah yang menuju ke teliga dalam. Perokok
dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada mereka yang bukan perokok,
serta lebih mudah terkena infeksi telinga tengah yang dapat diikuti komplikasi
seperti meningitis dan kelumpuhan otot wajah.

5) Merusak Gigi
Zat-zat kimia beracun asap rokok menimbulkan plak yang aktif
berkontribusi merusak gigi. Perokok satu setengah kali lebih mudah kehilangan
gigi. Selain itu kebiasan merokok dapat menyebabkan struktur gigi rusak.

6) Tukak Lambung
Merokok menurunkan pertahanan tubuh terhadap bakteri penyebab tukak
lambung sekaligus merusak kemampuan lambung menetralisir asam sehabis
makan. Tukak pada perokok lebih sulit diobati dan lebih mudah kambuh.

7) Kanker Rahim dan Keguguran


Merokok menyebabkan resiko kanker leher rahim (serviks) dan kanker
rahim, serta merusak kesuburan wanita dan menyembabkan komplikasi
kehamilan. Merokok selama kehamilan mempertinggi resiko berat lahir bayi
rendah, yang menyebabkan si kecil rentan berbagai gangguan kesehatan.
Keguguran di dapati dua sampai tiga kali lebih sering pada perokok.

8) Kelainan Sperma
Berbagai racun rokok dapat merusak DNA dan mengubah bentuk sperma,
yang kemudian menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat. Merokok juga
mengurangi kesuburan pria serta mengurangi aliran darah ke penis, yang dapat
menyebabkan impotensi.

9) Penyakit Burger
Penyakit ini disebut juga dengan thromboangitis abliterans, yaitu suatu
peradangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta saraf pada kaki dan secara
keseluruhan mengurangi aliran darah. Jika tidak ditangani, penyakit burger dapat

13
14

menyebabkan gangrene (pembusukan jaringan tubuh), yang hanya dapat


10
dihentikan penyebarannya dengan amputasi.

d. Asumsi Masyarakat Tentang Rokok


Dimasyarakat kita begitu banyak keyakinan dan sugesti yang salah
mengenai rokok, adapun sugesti-sugesti tentang rokok yang diyakini oleh banyak
masyarakat di Indonesia antaralain adalah :
1) Banyak yang percaya bahwa merokok dapat membantu berfikir. Saya pernah
dinasehati oleh sahabat yang menjadi perokok aktif, “coba pas kamu nulis
kamu sambil merokok, pasti inspirasi-inspirasi baru cepat datang”. Padahal
kenyataannya, merokok justru mencerai beraikan pikiran, mengurangi
konsentrasi berfikir karena kandungan racun yang ada pada asap rokok dapat
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen kedalam otak akibat penyempitan
pembuluh darah.
2) Ada yang mengatakan merokok dapat membantu menenangkan urat saraf,
padahal sebaliknya rokok berpengaruh buruk pada urat saraf, sebagaimana ia
menyebabkan kencangnya detak jantung dan tentu saja itu sangat berbahaya.
3) Adalagi yang beralasan kalau merokok itu dapat memperbanyak teman dengan
saling menawarkan rokok dan berbasa-basi di dalamnya. Pendapat yang
demikian tentu tidak beralasan, sebab pada kenyataannya teman-teman yang
dimaksud adalah teman-teman sesama perokok saja.
4) Adalagi yang berpendapat bahwa merokok menghilangkan rasa lelah sehingga
waktu istirahat tiba, banyak yang mengisi waktunya dengan merokok, padahal
justru rokok menambah kelelahan dan kepayahan karena terganggunya banyak
11
organ tubuh, seperti urat saraf, alat pencernaan dan sebagainya.

2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan mengatakan bahwa motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang

10 Ibid h.
68-78 11Ibid., h.
4-5

14
15

disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya


untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi
pilihan-pilhan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang
dikehendaki. Kemudian John P. Campbell dan kawan-kawannya menambahkan
rincian dalam definisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup
di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihaan
tingkah laku. Di samping itu, istilah itu pun mencakup sejumlah konsep seperti
dorongan, kebutuhan, rangsangan, ganjaran, penguatan, ketetapan tujuan, harapan,
dan sebagainya.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen
pokok, yaitu:
1) Menggerakan adalah menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam
hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat
kesenangan.
2) Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia
menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan
terhadap sesuatu.
3) Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan
individu.
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel dalam
buku Educational Administration mengemukakan bahwa “Motivasi dapat
didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan,
kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan, atau mekanisme-
mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang
12
diinginkan kearah pencapaian tujaun-tujuan personal.”

12 Purwanto, op, cit., h. 71-72.

15
16

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan segala


sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku demi tercapainya
tujuan ataupun cita-cita yang diharapkan.

b. Peran Motivasi dalam Belajar


Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar
siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya.
Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai
berikut :
1) Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan
2) Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
3) Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi
13
senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan
tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan.

c. Jenis Motivasi
Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi Instrinsik
Hamalik berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang
tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan
siswa sendiri. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong
untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor pendorong dari
luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang

13 H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 2007)h. 86

16
17

bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau dengan kata lain
motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri
siswa.
Siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat terlihat dari kegiatannya
yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh dan ingin
mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan adalah ingin mencapai tujuan
yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi
instrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar.
Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu
mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar siswa, guru memanfaatkan dorongan keingintahuan siswa yang
bersifat alamiah dengan jalan menyajikan materi yang cocok dan bermakna bagi
siswa.
Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa
secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-
aktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. seseorang
mempunyai motivasi instrinsik karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan
menambah pengetahuan. Dengan kata lain, motivasi instrinsik bersumber pada
kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan
14
karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.

2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi
ini keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau
rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan,
hadiah, hukuman dan teguran dari guru. Menurut Sardiman motivasi ekstrinsik

14Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasar Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT.


Bumi Aksara, 2005), h.39

17
18

adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau
15
dorongan dari luar”.
Motivasi instrinsik juga diperlukan dalam kegiatan belajar karena tidak
semua siswa memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar. Guru
sangat berperan dalam rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian
motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa
diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang
sudah ada dalam diri siswa akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan
motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam
pembelajaran.

3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku. Maka belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
16
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit atau
terbatas dengan mengahafal atau memperoleh pengetahuan. Dalam kaitannya
dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor penentu proses
perkembanganmanusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan,
sikap, keterampilan, nilai, reaksi keyakinan dan lain-lain tingkah laku yang
dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar. Berikut pengertian belajar
menurut para ahli :

15
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h.90-91
16 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Memperngaruhi, (Jakarta: PT
Rineka Cipta,2013), h.2

18
19

1) Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan


reaksi. Pandangan ini dikemukakan oleh aliran psikologi yang dipelopori oleh
Thomdike aliran Koneksinonisme. Menurut ajaran koneksinonisme orang
belajar karena menghadapi masalah yang harus dipecahkan. Masalah itu
merupakan perangsang atau stimulus terhadap individu. Kemudian individu itu
mengadakan reaksi terhadap rangsang, dan bila reaksi itu berhasil, maka
terjadilah hubungan perangsang dan reaksi dan terjadi pula peristiwa belajar.
2) Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau
situasi-situasi disekitar kita. Dalam menyesuaikaan diri itu termasuk
mendapatkan kecekatan-kecekatan pengertian-pengertian yang baru, dan sikap-
sikap yang baru. Pandangan ini pada umumya dikemukakan oleh para pengikut
aliran Behaviourisme.
3) Bagi aliran Psycho refleksiologi, belajar dipandanganya sebagai usaha untuk
membentuk reflek-reflek baru. Bagi aliran ini belajar adalah perbuatan yang
berwujud rentan dengan gerak reflek itu dapat menimbulkan reflek-reflek
buatan.
4) Belajar adalah usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Pendapat
inidikemukakan oleh para ahli psikologi assosiasi. Peristiwa belajar
dipandangnya sebagai peristwa untuk menghadapi masalah-masalah
berdasarkan tanggapan-tanggapan yang telah ada. Orang mendapatkan
hubungan antara tanggapan-tanggapan itu dan hubungan antara tanggapan-
17
tangapan dengan obyek-obyek yang dipecahkan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar bukan menghafal dan
bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan

17
Musaqim, Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010) h. 60-61

19
20

kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang


18
ada pada individu.
Oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses
yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita
berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku
seseorang.

b. Ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar


Untuk mengenal lebih jelas tentang kegiatan apa yang disebut belajar,
maka perlu diketahui mengenai ciri-ciri kegiatan belajar dan kriteria persyaratan
yang merupakan kondisi yang fundamental dalam kegiatan belajar itu.
Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah diuraikan
di atas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri
kegiatannya sebagai berikut :
1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial
2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
19
3) Perubahan itu terjadi karena adannya usaha (dengan sengaja).

c. Tujuan Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang
benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang yang
belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan/pembentukan
tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara
efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.
Menurut Winarmo Surachmad, tujuan belajar disekolah itu ditujukan untuk
mencapai :

18 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (2010, Sinar Baru


Algesindo, Bandung)h. 28
19 Sabri,. Op, cit. h. 56

20
21

1) Pengumpulan pengetahuan
2) Penanaman konsep dan kecekatan/keterampilan
3) Pembentukan sikap dan perbuatan
Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih dikenal
dengan tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa
diarahkan untuk mencapai ketiga ranah : kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta /ingatan,
pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berfikir analisis, sintesis, dan evaluasi.
Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi, karakterisasi dan tujuan
psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitandengan
20
keterampilan gerakmaupun keterampilan ekspresi vebal dan nonverbal.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Belajar sebagai proses aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau
faktor-faktor. Adapun faktor-faktor tersebut terbagi atas dua hal yaitu :
1) Faktor ekstrinsik/faktor yang berasal dari luar diri pelajar, terbagi atas dua
macam yakni :
a) Faktor Nonsosial
Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya,
seperti misalnya : keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat
(letak, pergedungannya), alat-alat belajar. Semua faktor-faktor yang telah
disebutkan, dan juga faktor-faktor lain yang belum disebutkan harus
diatur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu (menguntungkan)
proses/perbuatan belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat
belajar misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti ditempat yang
tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai.
b) Faktor-faktor sosial
Yang dimaskud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor
manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun
kehadirannya itu dapat disimpulkan,jadi tidak langsung hadir. Kehadiran

20 Sabri,. Op, cit. h. 58-59

21
22

orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak
sekali mengganggu belajar itu, misalnya seandainya satu kelas murid
sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain
becakap-cakap di samping kelas. Kecuali kehadiran yang langsung
seperti yang telah dikemukakan, mungkin juga oranglain itu hadir tidak
langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya, misalnya sajapotret dapat
merupakan representasi dari seseorang, suara nyanyian yang sedang
didengar melalui radio atau tape recorder juga dapat merupakan
representasi bagi kehadiran seseorang.
Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan pada
umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi belajar.
Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi, sehingga
perhatian tidak dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau akitivitas
belajar itu semata-mata. Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut
harus diatur, supaya belajar dapat berlangsung dengan baik.
2) Faktor Instrinsik/faktor yang berasal dari dalam diri pelajar terbagi atas dua
macam yakni :
a) Faktor Fisiologis terbagi atas dua macam, adalah :
1) Keadaan tonus Jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan
melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan
lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar,
keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak
lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu
dikemukakan, yaitu :
(i) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan
mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya
dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan
sebagainya.
(ii) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu.
Penyakit-penyakit seperti pileks, influensa, sakit gigi, batuk dan
yang sejenis dengan itu biasa diabaikan karena dipandang tidak

22
23

cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan,


akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini
sangat mengganggu aktivitas belajar.
2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani terutama fungsi-fungsi panca indera.
Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara panca indera yang
paling berperan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu
adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga, agar
panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik.
b) Faktor-faktor Psikologi Dalam Belajar
Arden N Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong
seseorang untuk belajar itu adalah :
(i) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luas.
(ii) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju
(iii) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua,
guru, dan teman-teman
(iv) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalaan yang lalu
dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan
kompetisi
(v) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran
(vi) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

Selain itu, Maslow menambahkan motif-motif dalam belajar itu


antara lain adalah :
(i) Adanya kebutuhan fisik
(ii) Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran.
(iii) Adannya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam
hubungan dengan orang lain.
(iv) Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari
masyarakat

23
24

(v) Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau megetengahkan


21
diri.

21 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013)


h. 235-237

24
25

B. Kerangka Berfikir
Merokok merupakan sebuah budaya yang sudah membudidaya di
Indonesia, dari semua kalangan baik muda remaja maupun dewasa pasti
merasakan merokok. Rokok yang sudah seperti bahan pokok bagi para
perokokaktif,menjadikan rokok sederajat bahkan lebih tinggi derajatnya di
banding makanan-makanan pokok lainnya seperti nasi. Sehingga merokok
merupakan sebuah hal yang dinilai dapat memberikan manfa’at bagi
penggunanya.
Banyak asumsi-asumsi masyarakat perokok yang sama sekali tidak sesuai
dengan fakta-fakta kesehatan yang telah diungkapan oleh banyak lembaga-
lembaga kesehatan yang ada di Indonesia. Semisal dengan asumsi masyarakat
yang mengatakan bahwa dengan merokok dapat menenangkan pikiran serta dapat
membuat daya fikir bertambah kuat. Padahal jika kita teliti lewat dunia kesehatan,
asumsi tersebut sama sekali tidak benar dan tidak ada pembuktian atas
pembenaran asumsi tersebut. Karena jika kita melihat dalam dunia kesehatan,
dengan merokok justru akan membuat syaraf-syaraf di otak akan putus sehingga
mengganggu daya fikir manusia, serta oksigen yang dihasilkan oleh pembuluh
darah menuju otak akan berkurang dikarenakan asap rokok yang dihirup perokok
tersebut akan membuat kerja otak manusia tidak akan berfungsi dengan baik.
Sama halnya dengan banyak asumsi masyarakat luas akan budaya
merokok, mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki asumsi yang
sama tentang merokok. Mereka berasumsi bahwa rokok dapat membantu
menguatkan daya pikir sehingga ketika merokok akan memberikan motivasi
tersendiri ketika ingin mengikuti kegiatan belajar di kampus.Serta dapat membuat
pikiran rileks sehingga dapat menghilangkan rasa khawatir ketika mengerjakan
tugas maupun ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Sejalan dengan fakta tersebut penulis berusaha membuktikan asumsi-
asumsi mahasiswa tentang merokok lewat penulisan skripsi yang berjudul
Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan harapan penulisan skripsi ini dapat memberikan
fakta yang real tentang efek rokok terhadap tubuh manusia.

25
26

C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Berdasarkan hasil penelitian yang di tulis oleh Kumboyono yang berjudul
Hubungan perilaku merokok dan motivasi belajar anak usia remaja di SMKBina
Bangsa Malang. Dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar responden memilikiperilaku merokok ringan, yaitu
menghisap 1-4 batang rokok per hari dengan jenis rokok mild. Salah satu
faktor penyebab perilaku merokok tersebut adalah pengaruh teman.
Remaja mengenal rokok pertama kali dari teman melalui hubungan
sosialnya;
2. Sebagian besar responden memiliki motivasi belajartinggi. Tingginya
motivasi belajar remaja di SMK Bina Bangsa Malang disebabkan karena
metode pembelajaran dan kinerja pengajar yang menarik serta minat yang
sama terhadap materi pelajaran;
3. Bahwa tidak ada hubungan antara perilaku merokok dan motivasi belajar
remaja di SMK Bina Bangsa Malang. Hal ini bisa dipengaruhi beberapa
faktor seperti karakteristik responden yang tergolong perokok ringan,
adanya minat responden yang besar terhadap materi pelajaran serta metode
pembelajaran yang menarik.
sekalipun memiliki kesamaan konsep penelitian yang sama dengan penulis
ajukan, terdapat beberapa hal yang membedakan antara konsep yang diajukan
penulis dengan konsep yang telah dijelaskan di atas. Adapun perbedaannya
antaralain adalah :
1. Obyek yang diteliti penulis adalah kalangan mahasiswa (remaja-dewasa),
sedangkan obyek yang diajukan Kumboyono adalah anak usia remaja saja
yaitu dikalangan siswa setingkat SMK.
2. Fokus Penelitian yang peneliti ajukan hanya sebatas perilaku merokok
mahasiswa ketika ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar dan ketika
sedang mengerjakan tugas kuliah. Sementara fokus penelitian yang
diajukan Kumboyono adalah perilaku merokok siswa dalam kurun waktu
satu hari (full day)

26
27

D. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan adalah : Tidak Terdapat
hubungan yang positif antara Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

27
28

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk
22
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode
penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif yang
ditunjang dengan metode kuantitatif yakni metode penelitian yang berusaha
memberikan gambaran dengan fakta-fakta yang valid tentang Hubungan Merokok
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Dengan
menyebarkan angket kepada responden di tempat penelitian yang telah ditentukan.
Serta mendeskripsikan hasil temuan penelitian di lapangan dengan memberikan
informasi yang valid.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui
penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan meneliti
berbagai buku referensi yang relevan dengan tema yang diangkat. Adapun tujuan
dari penelitian kepustakaan adalah untuk memperoleh bahan-bahan dan konsep
yang berkaitan dengan tema penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan langsung
terjun meneliti ditempat penelitian yang telah ditentukan. Penelitian lapangan ini

22 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D, (Bandung, Alfabeta, 2010) Cet. Ke-10, h. 3

27
28
29

bertujuan untuk mendapatkan data yang valid tentang interaksi sosial individu
maupun kelompok yang terdapat pada tempat penelitian.

C. Populasi dan Sampel


Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAI
angkatan 2011 – 2014 yang berjumlah 140 mahasiswa perokok aktif. Cara
pengambilan sampel (teknik sampling) dengan probality sampling (pengambilan
sampling berdasarkan peluang). Dalam probality sampling semua anggota
populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel yang
dilakukan secara acak atau random. Adapun jumlah sampel yang peneliti inginkan
adalah 20% dari jumlah Populasi. Hal ini berdasarkan apa yang telah diungkapkan
oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:
“Apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika subjeknya
23
lebih dari seratus dapat diambil 10-15 % atau 20-25 %.”

Dengan demikian, peneliti mengambil 20% sampel dari populasi yakni


sebanyak 28 mahasiswa. Teknik pengambilannya menggunakan metode random
sampling sistematis yaitu semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas
atau kesempatan yang sama untuk dipilih melalui acak nomor berdasarkan absensi
dengan menghitung kelipatan 2 dari jumlah di setiap angkatan.
Dan untuk menentukan jumlah sampel di setiap angkatan, peneliti
menggunakan metode hitung dengan ketentuan sebagai berikut : S = JSS x JS

JP
Keterangan : S : Sampel yang di butuhkan
JSS : Jumlah Sampel Strata
JP : Jumlah Populasi
JS : Jumlah Sampel

23
Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 1993), h. 107

29
30

D. Tehnik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung peneliti terhadap objek yang
akan ditelitinya dengan tujuan agar dapat mengetahui langsung keadaan sosial
yang ada di Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Angket
Angket yang akan disebarkan kepada responden oleh peneliti adalah
sebanyak 28 buah disesuaikan dengan jumlah sampel yang diambil. Bentuk
angket yang disebarkan adalah angket terstruktur atau tertutup dimana telah
dicantumkan jawaban-jawabannya.

Tabel Kisi-kisi Angket


Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 01
No Variabel Indikator

1. Merokok di setiap ingin


melaksanakan kegiatan Belajar
1 Merokok Mengajar di Kampus
2. Merokok di saat mengerjakan
tugas kampus
1. Hal yang memotivasi diri untuk
mengikuti kegiatan belajar

2 Motivasi Belajar mengajar di kampus


2. Hal yang memotivasi diri untuk
mengerjakan tugas kampus dengan
baik

30
31

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah dilakukan, biasanya
24
dokumentasi berupa tulisan ataupun berupa gambar. Dalam istilah lain
dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan yang ada
25
dan mempunyai Hubungan dengan tujuan penelitian.
Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan penelitian
melalui berkas-berkas atau dokumen berupa catatan yang dapat memberikan
informasi tambahan dalam penelitian.

E. Tehnik Analisis Data


Data-data yang telah diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada
responden kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan metode
deskriptif presentase. Dari angket yang telah terkumpulkan kemudian diolah
dengan tahapan sebagai berikut :
Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan teknik analisis data adalah
langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam
penelitian. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam analisis data ini
adalah:
1. Editing, yaitu memeriksa jawaban angket yang telah diserahkan oleh
responden. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada
dalam daftar pertanyaan. Bila ada jawaban yang meragukan atau tidak
dijawab, penulis menghubungi responden yang bersangkutan.
2. Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis
data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bentuk tabel dengan
menggunakan teknik deskriptif presentase.
3. Kemudian selanjutnya adalah dengan skoring, untuk menentukan skoring yang
semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai setiap jawaban sebagai
berikut:

24 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2007) hal. 72


25 Anas Sujdono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2006) hal. 30

31
32

Tabel 02
Skor Positif Angket

Pertanyaan Item

Jawaban Skor Keterangan

SL 5 Selalu

SR 4 Sering

JR 3 Jarang

KD 2 Kadang-kadang

TP 1 Tidak Pernah

Tabel 03
Skor Negatif
Pertanyaan Item

Jawaban Skor Keterangan

SL 1 Selalu

SR 2 Sering

JR 3 Jarang

KD 4 Kadang-kadang

TP 5 Tidak Pernah

32
33

4. Selanjutnya untuk menganalisis hubungan antara variabel X (merokok) dan Y


(motivasi belajar mahasiswa) digunakan analisis korelasi Product Moment,
dengan formulasi sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )

√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )

Dengan keterangan sebagai berikut :


rxy : angka index korelasi
N : Number of Case
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara Pertanyaan X dan Pertanyaan Y
∑X : Jumlah seluruh Pertanyaan X
26
∑Y : Jumlah seluruh Pertanyaan Y

F. Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan dugaan sementara penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, baik dugaan kemungkinan benar maupun dugaan kemungkinan salah.
Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti yang ditunjukan peneliti ada
kebenaran dan jika salah maka akan dikelola kembali. Penolakan dan penerimaan
hipotesis tergantung pada penyelidikan bukti-bukti yang telah didapat. Adapun
hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis alternative (Ha), yaitu adanya pengaruh yang signifikan
antara Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

26
ibid., h. 206

33
34

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
Merokok adalah sebuah kebiasaan dan sudah menjadi keharusan bagi
sebagian orang terutama bagi kalangan remaja atau pemuda. Karena keyakinan
dan pemahaman mereka tentang “Rokok” yang masih sebatas opini-opini tanpa
adanya fakta dan bukti yang kuat.
Opini dan keyakinan masyarakat yang mengatakan bahwa dengan
merokok akan mendatangkan rasa percaya diri dan bahkan dapat menenangkan
pemikiran bagi setiap penikmat rokok. Kesemua opini tersebut jelas bertentangan
dengan fakta-fakta yang telah dikemukakan dalam dunia kesehatan yang telah
banyak dibuktikan melalui penelitian dan observasi kesehatan.
Akibat-akibat yang disebabkan merokok hingga kini selalu di
informasikan kepada masyarakat luas demi menciptakan gaya hidup yang cerdas
dan sehat. Bahkan informasi tersebut kini tidak hanya diaplikasikan melalui
himbauan-himbauan berbetuk tulisan lagi. Informasi-informasi melalui media
gambar baik yang berbentuk animasi maupun nyata di setiap bungkus rokok
ataupun iklan-iklan kesehatan melalui media televisi telah dilakukan.
Himbauan berbentuk tulisan yang sekarang sering terlihat oleh kita seperti
“Rokok Membunuhmu” dan bahkan aplikasi-aplikasi informasi melalui media
gambar selalu menampilkan gambar-gambar real organ tubuh manusia yang
hancur diakibatkan oleh rokok.
Terdapat bahaya yang ditimbulkan dari rokok baik bagi perokok aktif itu
sendirimaupunperokok pasif yang terkena dampakdari asap orang yang sedang
merokok. Karena komposisi/kandunganyang terdapat dalam rokok memang sudah
dapat dipastikan dan dibuktikan dapat memunculkan akibat yang buruk bagi
kesehatan manusia. Diantara bahan-bahan yang berbahaya tersebut antaralain:

34
35

a. Nikotin
Nikotinlah yang menyebabkan ketergantungan. Nikotin menstimulasi otak
untuk terus menambah jumlah nikotin yang dibutuhkan. Semakin lama,nikotin
dapat melumpuhkan otak dan rasa,serta meningkatkan adrenalin, yang
menyebabkan jantung diberi peringatan atas reaksi hormonal yang membuatnya
berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras. Artinya,jantung membutuhkan lebih
banyak oksigen agar dapat terus menompa. Nikotin juga menyebabkan
pembekuan darah lebih cepat dan meningkatkan resiko serangan jantung.
Secara perlahan, nikotin akan mengakibatkan perubahan pada sel-sel otak
perokok yang menyebabkan anda merasa perlu merokok lebih banyak untuk
mengatasi gejala-gejala ketagihan. Nikotin termasuk salah satu jenis obat
perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, serta nikotin
membuat pemakainya kecanduan.
Secara cepat, nikotin masuk ke dalam otak saat seseorang merokok. Kadar
nikotin yang diisap akan menyebabkan kematian, apabila kadarnya lebih dari 30
mg. Setiap batang rokok rata-rata mengandung nikotin 0,1-1,2 mg nikotin. Dari
jumlah tersebut, kadar nikotin yang masuk ke dalam peredaran darah dalam
tinggal 25%. Namun, jumlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu
15 detik.

b. Karbon Monoksida
Gas berbahaya pada asap rokok ini seperti yang ditemukan pada asap
pembuangan mobil. Karbon monoksida menggantikan sekitar 15% jumlah
oksigen, yang biasanya dibawa oleh sel darah merah,sehingga jantung si perokok
menjadi berkurang suplai oksigennya. Hal ini sangat berbahaya bagi orang yang
menderita sakit jantung dan paru-paru. Karena ia akan mengalami sesak napas
ataupun napas pendek dan menurunkan stamina. Karbon monoksida juga merusak
lapisan pembuluh darah dan menaikkan kadar lemak pada dinding pembuluh
darah yang dapat menyebabkan penyumbatan.

35
36

c. Tar
Tar digunakan untuk melapisi jalan atau aspal. Pada rokok atau cerutu, tar
adalah partikel penyebab tumbuhnya sel kanker. Sebagian lainnya berupa
penumpukan zat kapur, nitrosmine dan B-naphtyl-amine, serta cadmium dan
nikel.
Tar mengandung bahan kimia yang beracun, yang dapat merusak sel paru-
paru dan menyebabkan kanker. Tar bukanlah zat tunggal, namun terdiri atas
ratusan bahan kimia gelap dan lengket,dan tergolong sebagai racun pembuat
kanker

d. Arsenic
Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari
unsur-unsur berikut;
1) Nitrogen oksida, yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran
pernapasan, bahkan meransang terjadinya kerusakan dan perubahan kulit
tubuh
2) Amonium karbonat, yakni zat yang bisa membentuk plak kuning pada
permukaan lidah, serta mengganggu kelenjar makanan dan perasa yang
terdapat pada permukaan lidah.

e. Amonia
Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki sel-sel
tubuh. Saking kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika
disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan.

f. Formic Acid
Formic acid tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas, dan dapat
mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat tersebut
dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigt semut. Bertambahnya zat itu
dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernapasan menjadi cepat.

36
37

g. Acrolein
Acrolein ialah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat ini
diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode
pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini
sangat menggangu kesehatan.

h. Hydrogen Cyanide
Hydrogen cyanide merupakan jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar,
dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat
yang mengandung racun sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimaksukan ke
dalam tubuh, maka dapat mengakibatkan kematian.

i. Nitrous Oksida
Nitrous oksida adalah sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini terisap maka
dapat menimbulkan rasa sakit.

j. Formaldehyde
Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dekat laboratorium(formalin).

k. Pyridine
Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan
untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

l. Methanol
Methanol ialah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar.
Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan
27
kematian.

Berikut merupakan bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok, dan dari


bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit diantaranya adalah;
kanker (kulit, mulut, bibir, dan kerongkongan), paru-paru, jantung koroner,
impotensi, stroke, merusak jaringan otak dan indra, mengancam kehamilan,
merontokan rambut, merusak gigi dan lain sebagainya.

27 Lisa Ellizabet Aula, Stop Merokok, (2010, Garailmu, Yogyakarta), hal. 29 - 35

37
38

Kendatipun informasi-informasi bahaya rokok telah diserukan dan selalu


disampaikan, pencinta dan pengkonsumsi rokok malah semakin meningkat.
Sejauh ini, tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang sulit
dapat dicegah di dunia. Tembakau menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa
di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian pada tahun 2006. Hal ini
membuktikan bahwa rata-rata 1 dari kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada
tahun 2020 akan mendekati 2 kali jumlah kematian saat ini, jika kebiasaan
konsumsi rokok sekarang terus berlanjut.
Selain itu, usia perokok pemula di Indonesia makin muda. Kondisi ini
disebabkan oleh tidak adanya peraturan perundang-undangan yang melarang
anak-anak merokok. Apalagi kalangan industri rokok gencar beriklan dengan
sasaran utama kalangan remaja. Jika tidak segera diantisipasi maka jumlah
perokok di kalangan anak dan remaja akan meningkat pesat dalam beberapa tahun
ke depan.
Sebagaimana telah dijelaskan, perokok mayoritas mengabaikan informasi
kesehatan tentang bahaya rokok yang sering disampaikan. Begitu juga halnya
dengan para mahasiswa PAI UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang usia rata-rata
mereka adalah 17 – 22 dalam artian masih dalam tahap perkembangan dan
pertumbuhan dari remaja menuju dewasa.
Sekalipun para mahasiswa sudah mengetahui sebab dan akibat dari
merokok, mereka seakan acuh dan tidak peduli dengan informasi tersebut. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor yang terjadi di kalangan mahasiswa. Faktor-faktor
tersebut antara lain :

a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial atau
lingkungan. Terkait itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter seseorang
banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik keluarga, tetangga, ataupun teman
pergaulan. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk
mencari jati diri mereka. Biasanya, mereka memperhatikan tindakan orang lain,
dan kadang kala mencoba untuk meniru perlakuannya. Hal ini sebagai suatu
proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani

38
39

hidup. Namun, sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang


baik saja yang ditiru, melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk
kebiasaan merokok.
Jika seseorang yang bukan perokok ternyata hidup atau bekerja dengan
seorang perokok, maka ia akan terpengaruh secara otomatis. Berbagai fakta
mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok, semakin besar juga
kemungkinan teman-temannya sebagai perokok. Demikan pula sebaliknya. Dari
fakta tersebut, ada kemungkinan bahwa remaja itu terpengaruh oleh teman-
temannya yang merokok, sehingga semuanya menjadi perokok. Di antara remaja
perokok terdapat 87% yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih
sahabat yang perokok. Begitu pula dengan remaja non perokok.

b. Faktor Psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok,
yaitu demi relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau
ketegangan. Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok
dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan
efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat keseimbangan.
Mengenali alasan atau penyebab merokok, seperti faktor kebiasaandan
kebutuhan mental (kecanduan/ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai
untuk mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses
berhenti merokok. Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat dicermati untuk
mengenali alasan merokok.

1) Ketagihan
a) Adanya rasa ingin merokok yang menggebu.
b) Merasa tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok.
c) Merasa tidak tahan bila kehabisan rokok.
d) Sebagian kenikmatan merokok saat menyalahkan rokok
e) Kesemutan di lengan dan kaki.
f) Berkeringat dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh terhadap hilangnya
nikotin).

39
40

g) Gelisah, susah kosentrasi, sulit tidur, lelah, dan pusing.


2) Kebutuhan mental
a) Merokok merupakan hal yang paling nikmat dalam kehidupan
b) Ada dorongan kebutuhan merokok yang kuat ketika tidak merokok.
c) Merasa lebih berkonsentrasi sewaktu bekerja dengan merokok.
d) Merasa lebih rileks dengan merokok.
e) Keinginan untuk merokok saat menghadapi masalah

3) Kebiasaan
a) Merasa kehilangan benda yang bisa dimainkan di tangan.
b) Kadang-kadang menyalakan rokok tanpa sadar.
c) Kebiasaan merokok sesudah makan.
28
d) Menikmati rokok sambil minum kopi
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah
pengaruh iklan. Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantan glamour, membuat remaja
sering kali terpicu untuk meniru perilaku dalam iklan tersebut.
Dari faktor-faktor yang telah dijelaskan di ataslah mayoritas mahasiswa
kurang memperdulikan bahkan acuh terhadap informasi-informasi kesehatan
terkait bahaya dari akibat merokok. Bahkan sebagian besar mahasiswa PAI UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta secara nyata menolak fakta dan bukti akan kebenaran
bahaya yang disebabkan oleh merokok. Mereka masih memiliki kekuatan dan
keyakinan yang mendalam bahwa rokok dapat memberikan sensasi rileks dan
dapat menenangkan pikiran selain itu juga dapat menambah rasa percaya diri bagi
perokok itu sendiri.
Padahal pemikiran semacam itu sudah terbukti dan dapat dipastikan
hanyalah asumsi belaka (mitos) yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Yang
jelas bahwa ketika seseorang mulai merokok maka akan banyak akibat yang dapat
merugikan dirinya dan juga orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
akibat dari merokok sangatlah berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian.

28 Ibid, hal 39 - 43

40
41

2. Deskripsi Hasil Angket Penelitian


Hasil penelitian yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket kepada
28 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian diolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah responden
b. Memeriksa angket sebelum dianalisa terlebih dahulu kemudian
menginterprestasikan data yang terkumpul dengan mengecek ulang data yang
ada dengan tujuan agar dapat memperoleh data yang valid
c. Mencari frekuensi dengan cara menjumlahkan jawaban dan mencari
korelasinya. Adapun data tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

4) Deskripsi data variabel X Merokok di kalangan Mahasiswa


Tabel 04
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya Merokok a.Selalu 6 21%


Setiap Ingin
Masuk kelas b.Sering 16 58%

c.Jarang 6 21%

d.Kadang-kadang - -

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 16 responden 58%


menjawab sering merokok setiap ingin masuk kelas, 6 responden 21% selalu
merokok setiap ingin masuk kelas, 6 responden 21% jarang merokok setiap ingin
masuk kelas, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak pernah 0%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas mahasiswa yang merokok
setiap ingin masuk kelas cukup banyak.

41
42

Tabel 05
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya merokok a.Selalu 4 14%


setiap ingin
mengikuti kegiatan b.Sering 17 60%
belajar mengajar
c.Jarang 6 22%
di kampus
d.Kadang-kadang 1 4%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 17 responden 60%


menjawab sering merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kampus, 6 responden 22% jarang merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kampus, 4 responden 14% selalu merokok setiap ingin mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kampus, 1 responden 4% kadang-kadang merokok
setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus, Sementara yang
menjawab tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa intensitas
mahasiswa yang merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kampus cukup banyak.

Tabel 06
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya merokok a.Selalu 5 18%


ketika selesai
melaksanakan b.Sering 11 39%
kegiatan belajar c.Jarang 11 39%
mengajar di
kampus d.Kadang-kadang 1 4%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

42
43

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 11 responden 39%


menjawab sering merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajar
di kampus, 11 responden 39% jarang merokok ketika selesai melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kampus, 5 responden 18% selalu merokok ketika
selesai melaksakan kegiatan belajar mengajar di kampus, 1 responden 4% kadang-
kadang merokok ketika selesai melaksakan kegiatan belajar mengajar di kampus,
Sementara yang menjawab tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa intensitas mahasiswa yang merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kampus cukup banyak.

Tabel 07
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saat melaksanakan a.Selalu 2 8%


tugas di
lingkungan kampus b.Sering 18 64%
saya merokok c.Jarang 8 28%

d.Kadang-kadang - -

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 18 responden 64%


menjawab sering melaksanakan tugas di lingkungan kampus saya merokok, 8
responden 28% menjawab jarang melaksanakan tugas di lingkungan kampus saya
merokok, 2 responden 8% menjawab selalu melaksanakan tugas di lingkungan
kampus saya merokok, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak
pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas mahasiswa
yang melaksanakan tugas di lingkungan kampus cukup banyak.

43
44

Tabel 08
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Ketika a.Selalu 5 18
mengerjakan tugas
pekerjaan rumah b.Sering 12 43
saya merokok
c.Jarang 9 32

d.Kadang-kadang 2 7

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 43%


menjawab sering mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya merokok, 9 responden
32% menjawab jarang mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya merokok, 5
responden 18% menjawab selalu mengerjakan tugas pekerjaan rumah saya
merokok, 2 responden 7% menjawab kadang-kadang mengerjakan tugas
pekerjaan rumah saya merokok, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%.

Tabel 09
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Ketika saya belajar a.Selalu 3 10%


untuk persiapan
ujian saya b.Sering 17 60%
merokok c.Jarang 6 23%

d.Kadang-kadang 2 7%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

44
45

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 17 responden 60%


menjawab sering saya belajar untuk persiapan ujian saya merokok, 6 responden
23% menjawab jarang saya belajar untuk persiapan ujian saya merokok, 3
responden 10% menjawab selalu saya belajar untuk persiapan ujian saya merokok,
2 responden 7% menjawab kadang-kadang saya belajar untuk persiapan ujian saya
merokok, semetara yang menjawab tidak pernah 0%.

Tabel 10
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya merokok a.Selalu 6 21%


ketika
mengerjakan tugas b.Sering 11 39%
makalah di rumah
c.Jarang 7 25 %

d.Kadang-kadang 4 15%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 11 responden 39%


menjawab sering saya merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah, 7
responden 25% menjawab jarang saya merokok ketika mengerjakan tugas
makalah di rumah, 6 responden 21% menjawab selalu saya merokok ketika
mengerjakan tugas makalah di rumah, 4 respoden 15% menjawab kadang-kadang
saya merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah, sementara yang
menjawab tidak pernah 0%.

45
46

Tabel 11
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya merokok a.Selalu 1 4%


untuk
menenangkan b.Sering 11 39%
pikiran ketika akan
c.Jarang 13 46%
mengikuti kegiatan
belajar di kampus d.Kadang-kadang 3 11%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 13 responden 46%


menjawab jarang saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan
mengikuti kegiatan belajar di kampus, 11 responden 39% menjawab sering saya
merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di
kampus, 3 responden 11% menjawab kadang-kadang saya merokok untuk
menenangkan pikiran ketika akan mengikuti kegiatan belajar di kampus, 1
responden 4% menjawab selalu saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika
akan mengikuti kegiatan belajar di kampus, Sementara yang menjawab tidak
pernah 0%.

Tabel 12
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya merokok a.Selalu 1 4%


untuk
menenangkan b.Sering 12 43%
pikiran ketika akan c.Jarang 11 39%
mengikuti ujian di
kampus d.Kadang-kadang 4 14%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

46
47

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 43%


menjawab sering Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan
mengikuti ujian di kampus, 11 responden 39% menjawab jarang Saya merokok
untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus, 4 responden
14% menjawab kadang-kadang Saya merokok untuk menenangkan pikiran ketika
akan mengikuti ujian di kampus, 1 responden 4% selalu Saya merokok untuk
menenangkan pikiran ketika akan mengikuti ujian di kampus,Sementara yang
menjawab tidak pernah 0%.

Tabel 13

Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase


Jawaban

Ketika berdiskusi a.Selalu 1 4%


dengan teman di
kampus,saya b.Sering 10 35%
merokok
c.Jarang 2 7%

d.Kadang-kadang 8 29%

e.Tidak Pernah 7 25%

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 10 responden 35%


menjawab sering, Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok, 8
responden 29% menjawab kadang-kadang. Ketika berdiskusi dengan teman di
kampus saya merokok, 7 responden 25% menjawab tidak pernah, Ketika
berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok, 2 responden 7% menjawab
jarang,Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok, 1 responden 4%
menjawab selalu, Ketika berdiskusi dengan teman di kampus saya merokok.

47
48

5) Deskripsi data variabel Y Motivasi belajar di lingkungan kampus

Tabel 14

Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase


Jawaban

Saya semangat a.Selalu 5 17%


untuk belajar di
kampus karena b.Sering 19 68%
saya suka dengan c.Jarang 4 15%
dosennya
d.Kadang-kadang - -

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 19 responden 68%


menjawab sering, Saya semangat untuk belajar di kampus karena saya suka
dengan dosennya, 5 responden 17% menjawab selalu, Saya semangat untuk
belajar di kampus karena saya suka dengan dosennya, 4 responden 15%
menjawab jarang, Saya semangat untuk belajar di kampus karena saya suka
dengan dosennya, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak pernah
0%.

Tabel 15
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya termotivasi a.Selalu 10 35%


belajar di kampus
karena saya suka b.Sering 12 43%
dengan dengan c.Jarang 4 14%
lingkungan
kampus yang d.Kadang-kadang 2 8%
indah
e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

48
49

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 43%


menjawab sering saya termotivasi belajar di kampus karena saya suka dengan
dengan lingkungan kampus yang indah, 10 responden 35% menjawab selalu saya
termotivasi belajar di kampus karena saya suka dengan dengan lingkungan
kampus yang indah, 4 responden 14% menjawab jarang saya termotivasi belajar
di kampus karena saya suka dengan dengan lingkungan kampus yang indah, 2
responden 8% menjawab kadang-kadang saya termotivasi belajar di kampus
karena saya suka dengan dengan lingkungan kampus yang indah, Sementara yang
menjawab tidak pernah 0%.

Tabel 16

Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase


Jawaban

Saya termotivasi a.Selalu 9 32%


mengikuti kegiatan
belajar mengajar di b.Sering 17 60%
kampus karena
c.Jarang 1 4%
saya suka dengan
pelajarannya d.Kadang-kadang 1 4%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 17 responden 60%


menjawab sering saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus
karena saya suka dengan pelajarannya, 9 responden 32% selalu saya termotivasi
mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus karena saya suka dengan
pelajarannya, 1 responden 4 % jarang saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kampus karena saya suka dengan pelajarannya, 1 responden 4%
kadang-kadang saya termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus
karena saya suka dengan pelajarannya, Sementara yang menjawab tidak pernah
0%.

49
50

Tabel 17

Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase


Jawaban

Saya sangat senang a.Selalu 14 50%


belajar di kampus
karena metode b.Sering 10 35%
yang digunakan
c.Jarang 3 10%
oleh dosen sangat
mengasyikan d.Kadang-kadang 1 5%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 14 responden 50%


menjawab selalu, Saya sangat senang belajar di kampus karena metode yang
digunakan oleh dosen sangat mengasyikan, 10 responden 35% menjawab sering,
Saya sangat senang belajar di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen
sangat mengasyikan, 3 responden 10% menjawab jarang. Saya sangat senang
belajar di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat
mengasyikan, 1 responden 5% menjawab kadang-kadang Saya sangat senang
belajar di kampus karena metode yang digunakan oleh dosen sangat
mengasyikan, sementara yang menjawab tidak pernah 0%.

50
51

Tabel 18
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya senang belajar a.Selalu 13 46%


di kampus karena
mempunyai teman- b.Sering 14 50%
teman yang
c.Jarang 1 4%
menyenangkan
d.Kadang-kadang - -

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 14 responden 50%


menjawab sering, Saya senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman
yang menyenangkan, 13 responden 46% menjawab selalu senang belajar di
kampus karena mempunyai teman-teman yang menyenangkan, 1 responden 4%
menjawab jarang Saya senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman
yang menyenangkan, Sementara yang menjawab kadang–kadang dan tidak pernah
0%.
Tabel 19

Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase


Jawaban

Sebelum saya a.Selalu 6 21%


belajar saya
merokok terlebih b.Sering 9 32%
dulu untuk
c.Jarang 12 42%
mendorong rasa
semangat belajar d.Kadang-kadang 1 5%
saya
e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

51
52

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 12 responden 42%


menjawab jarang, Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu untuk
mendorong rasa semangat belajar saya, 9 responden 32% menjawab sering,
Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat
belajar saya, 6 responden 21% menjawab selalu, Sebelum saya belajar saya
merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa semangat belajar saya, 1 responden
5% menjawab kadang-kadang, Sebelum saya belajar saya merokok terlebih dulu
untuk mendorong rasa semangat belajar saya, Sementara yang menjawab tidak
pernah 0%.

Tabel 20
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Jika tidak merokok a.Selalu - -


saya tidak
semangat untuk b.Sering 9 32%
belajar di kampus c.Jarang 16 57%

d.Kadang-kadang 3 11%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 16 responden 57%


menjawab jarang, Jika tidak merokok saya tidak semangat untuk belajar di
kampus, 9 responden 32% sering, Jika tidak merokok saya tidak semangat untuk
belajar di kampus, 3 responden 11% menjawab kadang-kadang, Jika tidak
merokok saya tidak semangat untuk belajar di kampus, Sementara yang menjawab
selalu dan tidak pernah 0%.

52
53

Tabel 21
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Jika tidak merokok a.Selalu 1 4%


saya tidak PD
untuk berangkat ke b.Sering 7 25%
kampus
c.Jarang 15 53%

d.Kadang-kadang 4 14%

e.Tidak Pernah 1 4%

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 15 responden 53%


menjawab jarang, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus,
7 responden 25% menjawab sering, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk
berangkat ke kampus, 4 responden 14% menjawab kadang-kadang, Jika tidak
merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus, 1 responden 4% menjawab
selalu, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke kampus, 1 responden
4% menjawab tidak pernah, Jika tidak merokok saya tidak PD untuk berangkat ke
kampus.

Tabel 22

Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase


Jawaban

Saya rajin belajar a.Selalu 13 46%


di kampus karena
saya bercita-cita b.Sering 8 28%
menjadi c.Jarang 5 18%
mahasiswa terbaik
di kampus d.Kadang-kadang 2 8%

e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

53
54

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 13 responden 46%


menjawab selalu, Saya rajin belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi
mahasiswa terbaik di kampus, 8 responden 28% menjawab sering, Saya rajin
belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi mahasiswa terbaik di kampus,
5 responden 18% menjawab jarang, Saya rajin belajar di kampus karena saya
bercita-cita menjadi mahasiswa terbaik di kampus, 2 responden 8% menjawab
kadang-kadang, Saya rajin belajar di kampus karena saya bercita-cita menjadi
mahasiswa terbaik di kampus, Sementara yang menjawab tidak pernah 0%.

Tabel 23
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban

Saya tidak ingin a.Selalu 25 89%


mengecewakan
keluarga saya,oleh b.Sering 3 11%
karenanya saya c.Jarang - -
sangat semangat
untuk belajar di d.Kadang-kadang - -
kampus
e.Tidak Pernah - -

Jumlah 28 100

Dari tabel di atas dapat di peroleh penjelasan bahwa, 25 responden 89%


menjawab selalu, Saya tidak ingin mengecewakan keluarga saya,oleh karenanya
saya sangat semangat untuk belajar di kampus,3 responden 11% menjawab sering,
Saya tidak ingin mengecewakan keluarga saya,oleh karenanya saya sangat
semangat untuk belajar di kampus, sementara yang menjawab jarang, Kadang-
kadang dan tidak pernah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
intensitas mahasiswa.

54
55

B. Pengujian Hipotesis Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mengajar


Mahasiswa
Tabel 24
Perhitugan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X dan
Variabel Y
No.
X Y X² Y² XY
Responden

1 19 38 361 1444
722
2 22 36 484 1296 792

3 25 40 625 1600 1000

4 21 37 441 1369 777

5 16 37 256 1369 592

6 20 40 400 1600 800

7 20 41 400 1681 820

8 24 41 576 1681 984

9 20 41 400 1681 820

10 26 40 676 1600 1040

11 18 40 324 1600 720

12 26 36 676 1296 936

13 30 41 900 1681 1230

14 21 37 441 1369 777

15 24 39 576 1521 936

16 22 38 484 1444 836

17 34 39 1156 1521 1326

18 26 34 676 1156 884

19 26 40 676 1600 1040

55
56

20 32 41 1024 1681 1312

21 27 39 729 1521 1053

22 26 35 676 1225 910

23 20 30 400 900 600

24 25 33 625 1089 825

25 22 39 484 1521 858

26 29 38 841 1444 1102

27 25 37 625 1369 925

28 27 40 729 1600 1080

∑X = ∑Y = ∑X² ∑Y² ∑XY


N= 28
673 1067 16661 40859 25. 697

Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 28, ΣX = 673,


ΣY = 1067, ∑X² = 16661, ∑Y² 40859, ∑XY 25. 697, maka dapat dicari indeks
korelasinya dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ )
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )

= 28 x 25. 697 – (673) x (1067)


√[(28 x 16661 – (673)²)][(28 x 40859 – (1067)²)]
= 719.516 – 718.091
√(466.508 – 452.929)(1.144.052 – 1.138.489)
= 1.425
√13.579 x 5.563
= 1.425
√75.539.977
= 1.425
8691,374
= 0,164

56
57

Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang


didapatkan antara hubungan merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diperoleh korelasi “r” product moment sebesar
0,164 yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan
Variabel Y.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Interprestasi dan Pemaknaan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan
interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment melalui dau cara
yaitu :
a. Interpretasi secara sederhana atau kasar
Interpretasi terhadap rxydan perhitungan di atas ternyata angka korelasi
antara variabel X dan Variabel Y bertanda negative, berarti diantara kedua
variabel tersebut tidak terdapat korelasi. Dengan memperhatikan besarnya
rxy(yaitu 0, 164), berarti antara variabel X dan Y memang tidak terdapat
korelasi yang signifikan. Hal ini mengacu pada Angka Indeks Korelasi “r”
Product Moment yaitu :

57
58

Tabel 25
Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya "r"
Interpretasi
Product Moment (rxy)

Antara variable X dengan variable Y memang terdapat


korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
0,00-0,20 sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan ( di
anggap tidak ada korelasi antara variable X dengan
variable Y )

Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi


0,20 -0,40
yang lemah atau sangant rendah

Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi


0,40 -0,70
yang sedang atau cukup

Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi


0,70 -0,90
yang kuat atau tinggi

Antara variable X dengan variable Y terdapat korelasi


0,90 -1,00
yang sangat tinggi

b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment


Rumusan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho), yang penulis
ajukan adalah :
1) Hipotesis alternative (Ha), yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara
Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2) Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Adapun kriteria pengajuannya adalah : jika r hitung> r tabel maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung< r tabelmaka Ha ditolak dan Ho diterima.
Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df atau db) dengan rumusnya
adalah: Df = N – nr
= 28 – 2
= 26

58
59

Dengan memeriksa tabel “r” roduct moment ternyata df sebesar 26 sehingga


diperoleh rtabel pada taraf signifikasi 5% adalah 0, 388 dan pada taraf signifikasi
1% adalah 0, 496. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah r hitung< r tabel(r

hitung 0, 164 <r tabel 5% = 0, 388 / r hitung 0, 164 <r tabel1% = 0, 496) yang artinya r
hitunglebih kecil (0, 164) dari r tabel5% (0, 388) dan r tabel1% (0, 496). Maka hasil
akhir yang diperoleh adalah bahwa hubungan antara merokok dengan motivasi
belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak terdapat korelasi
yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan.

2. Keterkaitan Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, bahwa merokok di
kalangan mahasiwa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak memiliki
hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa di kampus. Hal ini
menggambarkan bahwa pada realitanya rokok merupakan solusi dalam setiap
permasalahan yang di alami setiap manusia khususnya para mahasiswa PAI yang
selalu merokok demi mendapatkan rasa nyaman dan rasa percaya diri dalam
menjalani proses belajar mengajar di kampus.
Kepercayaan yang diyakini oleh sebagian mahasiswa yang merokok ketika
ingin melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus demi mendapatkan
kenyamanan ketika belajar hanyalah mitos belaka. Karena tidak ada bukti yang
real untuk membenarkan alasan tersebut. Justru sebaliknya merokok dapat
menyebabkan kerusakan anggota tubuh terutama bagian dalam. Ketika manusia
sudah ketagihan dan bergantung terhadap rokok maka sudah dapat dipastikan
beragam penyakit akan segera dideritanya. Semisal dengan kerusakan sel-sel pada
otak dengan terjadinya penyempitan pembuluh darah otak, hal ini disebabkan oleh
bahan nikotin yang terdapat dalam rokok yang dapat mengganggu suplai oksigen
keseluruh tubuh manusia.
Sementara apabila ada mahasiswa yang membenarkan adanya motivasi
ketika mereka merokok demi memunculkan rasa nyaman dan percaya diri ketika
ingin mengikuti kegiatan belajar di kampus hanyalah mitos. Karena hal tersebut
tidak didasari alasan yang tepat. Alasan terjadinya hal tersebut dikarenakan efek

59
60

samping dari salah satu bahan rokok yaitu nikotin yang memberikan efek
ketagihan bahkan ketergantungan bagi setiap perokok.
Sehingga ketika mahasiswa yang sudah mengalami ketergantungan
terhadap rokok akan sulit beraktivitas jika tidak dibarengi dengan merokok.
Perasaan mereka akan menjadi tidak tenang sehingga ketika melakukan aktivitas
apapun ada rasa tidak percaya diri muncul dalam diri mereka. Dan ketika mereka
mulai merokok rasa percaya diri mereka barulah akan muncul. Hal tersebut terjadi
karena faktor terbiasa merokok dalam melakukan aktivitas apapun, sehingga
ketika tidak merokok akan muncul perasaan resah dan gelisah.
Jika memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi diri untuk belajar lebih
giat diantaranya adalah adanya keinginan yang besar dari diri sendiri untuk
menyelesaikan pelajaran dengan sangat baik serta adanya dorongan dari luar
seperti dukungan dari orangtua ataupun orang terdekat lainnya selama proses
belajar mengajar berlangsung.

Sebagai contoh kecil, seseorang akan semakin giat belajar jika ia dapat
memahami pelajaran walaupun tidak banyak ketika seorang guru
menerangkannya. Ketika ia sudah memahaminya maka akan muncul rasa
keingintahuan yang lebih dalam untuk menggali terus pengetahuan yang ia
pahami. Sebaliknya jika ia tidak dapat memahami sekalipun sudah dijelaskan
berkali-kali tentang sebuah pelajaran, maka sedikitnya akan muncul rasa enggan
bahkan menolak untuk mengikuti proses belajar mengajar di pelajaran yang tidak
ia pahami atau sukai.
Dengan demikian, faktor yang dapat memotivasi seorang dalam menjalani
proses belajar mengajar adalah murni didapat melalui proses belajar mengajar itu
sendiri. Baik melalui situasi dan kondisi ketika proses belajar mengajar
berlangsung semisal dengan metode pembelajaran yang digunakan guru ataupun
melalui kondisi fisik seorang semisal dalam keadaan sehat/fit 100% ataupun
sedang dalam keadaan sakit sehingga dapat mengganggu konsentrasi dalam
belajar. Dan hal tersebut biasa disebut dengan faktor internal dan eksternal dalam
belajar.

60
61

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rokok tidaklah dapat memotivasi


seorang untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, karena
dengan merokok justru akan memunculkan kerugian-kerugian tersendiri
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

3. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Penelitian Terpadu


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa hubungan merokok
dengan motivasi belajar mahsiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak
memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dikarenakan fakta bahwa rokok tidak
memiliki efek positif bagi penikmatnya bahkan rokok hanya dapat mendatangkan
efek yang negatif baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Dan motivasi
dalam belajar tidak datang dari prilaku merokok melainkan dari ketertarikan
seorang terhadap pelajaran tersebut.

Dalam kajian terdahulu dijelaskan bahwa, ketertarikan seorang pelajar


terhadap sebuah pelajaran menjadi motivasi yang mendasar bagi setiap pelajar
yang mengikuti proses belajar dengan baik dan aktif. Selain itu, faktor
penggunaan metode yang digunakan oleh setiap pengajar menjadi faktor penentu
dalam memotivasi seorang pelajar agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik
dan semangat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merokok bukanlah termasuk


dalam hal yang dapat memotivasi seorang pelajar untuk dapat mengikuti pelajaran
dengan semangat dan baik. Karena dengan merokok justru akan merusak
kesehatan organ tubuh bagian dalam. Semisal dengan kerusakan fungsi otak yang
akan selalu mengalami penurunan selama kegiatan merokok itu berlanjut.
Sementara otak merupakan organ tubuh yang paling penting dan paling
dibutuhkan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Ketika otak mengalami
gangguan maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.

61
62

D. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan beberapa hambatan
sehingga menyulitkan peneliti untuk mendapatkan menyelesaikan penelitian
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, adapun hambatan yang ditemui
penulis antara lain adalah :
Kekhawatiran Peneliti dalam Judul skripsi ini adalah Hubungan Rokok
Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sehubungan dengan judul tersebut, maka dalam pelaksanaan penelitian sebagian
dari mahasiswa yang diberi kuesioner tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan
dari peneliti. Oleh sebab itu, peneliti merasa khawatir akan penelitian yang
berhubungan dengan kebiasaan mahasiswa, yaitu kebiasaan merokok. Adapun
sebab kekhawatiran peneliti antara lain adalah:
a. Beberapa mahasiswa tidak mencantumkan nama karena khawatir
reputasi dirinya terancam,
b. Bentuk kekhawatiran selain ancaman reputasi terhadap nama
mahasiwa adalah penolakan mahasiswa melakukan foto untuk
keabsahan penelitian dari skripsi ini,
c. Khawatir dengan memberikan kuesioner, terkadang sample yang
diberikan oleh peneliti kepada mahasiswa tidak menunjukkan keadaan
sesungguhnya ketika menjawab kuesioner tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut, dalam pelaksanaan penelitian wawancara


maupun obeservasi peneliti tidak merasa kebebasan karena terdapat beberapa
hambatan yang kurang memberi hasil yang valid dan jelas. Sehingga dalam
penelitian ini tidak terdapat hubungan merokok dengan motivasi belajar
mahasiswa.

62
63

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan mengenai korelasi
antara merokok terhadap motivasi belajar mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rokok sudah menjadi ketergantungan pada sebagian kecil dari mahasiswa
perokok aktif. Apabila mahasiswa perokok aktif tidak melakukan kegiatan
merokok maka terdapat rasa kurang percaya diri ketika akan
melangsungkan kegiatan belajar di kampus.
2. Pada kenyataannya, adanya rasa kepercayaan diri mahasiswa ketika
mengerjakan tugas yang dikuti dengan kegiatan merokok adalah sugesti
belaka. Hal ini dikarenakan rokok tidak mengandung bahan yang
memotivasi suatu kegiatan.
3. Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa tidak terdapat korelasi yang
positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rokok dengan
motivsi belajar mahasiswa. Dengan hasil yang diperoleh adalah r hitung <r
tabel (r hitung 0, 164 <r tabel 5% = 0, 388 / r hitung 0, 164 <r tabel1% = 0, 496) yang
artinya r hitung lebih kecil (0, 164) dari r tabel5% (0, 388) dan r tabel1% (0,
496).

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas


maka penulis menyarankan:

1. Sebaiknya hindari merokok karena rokok terdapat banyak penyakit yang


ada pada rokok tersebut sebelum terlambat. Ada juga bahaya asap rokok
meski tidak merokok, tetapi asap rokok juga bahaya bagi tubuh kita.
2. Mahasiswa sebagai kaum intelektual semestinya mampu melihat apa yang
baik dan apa yang buruk. Penulis berharap penelitian ini dapat menambah
pengetahuan tentang rokok terhadap mahasiswa perokok sehingga

63
64

mahasiswa memiliki kesadaran untuk berhenti merokok. Kesehatan lebih


penting dari segalanya, jika bukan dimulai dari diri sendiri maka tidak aka
ada contoh yang bisa kita tunjukan.
3. Dengan adanya skripsi mengenai rokok maka sebaiknya pihak akademik
universitas-universitas di Indonesia sadar akan bahaya yang mengancam
kesehatan mereka akibat merokok. Oleh sebab itu, insitusi pendidikan
harus menerapkan kawasan tanpa asap rokok di lingkungan belajar
penerus bangsa ini. Sehingga perokok aktif sadar bahwa merokok itu
berbahaya bagi kesehatan. Dengan demikian, mereka akan termotivasi
untuk berhenti merokok.

64
65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:


Rineka Cipta, 1993)

Aula, Ellizabet Lisa, Stop Merokok, (Yogyakarta, Garailmu 2010),

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke empat.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2013)

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara,2014)

Muhammad Nashr, Abdul Karim, Rokok Haram, (Jakarta: Citra Risalah, 2008)

Musaqim, Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,

2011)

Rif’an, Ahmad Rifa’i, Merokok Haram, (Jakarta: Republika, 2010)

Sabri, H. M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007)

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014)

Sudjana,Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (2010: Sinar Baru


Algesindo, Bandung)

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan


R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010) Cet. Ke-10

65
66

Sujdono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2006)

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2013)
Tjandra, Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan, (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia UI Press 1997).

66
Lampiran 1
Angket Penelitian
Lampiran 2
Pedoman Observasi

No Pernyataan Ket
1 Mahasiswa Merokok setiap ingin masuk kelas
Mahasiswa Merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di
2
kampus
Mahasiswa merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar
3
mengajar di kampus
4 Saat melaksanakan tugas di lingkungan kampus mahasiswa merokok
5 Ketika mengerjakan tugas pekerjaan rumah mahasiswa merokok
6 Ketika belajar untuk persiapan ujian mahasiswa merokok
7 Mahasiswa merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah
Mahasiwa merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti
8
kegiatan belajar di kampus
Mahasiwa merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti
9
ujian di kampus
10 Ketika berdiskusi dengan teman di kampus, mahasiwa merokok
Mahasiwa semangat untuk belajar di kampus karena suka dengan
11
dosennya
Mahasiwa termotivasi belajar di kampus karena suka dengan lingkungan
12
kampus yang indah
Mahasiwa termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus
13
karena suka dengan pelajarannya
Mahasiwa sangat senang belajar di kampus karena metode yang
14
digunakan oleh dosen sangat mengasyikan
Mahasiwa senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman
15
yang menyenangkan
Sebelum belajar mahasiwa merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa
16
semangat belajar saya
17 Jika tidak merokok mahasiwa tidak semangat untuk belajar di kampus
18 Jika tidak merokok mahasiwa tidak PD untuk berangkat ke kampus
Mahasiwa rajin belajar di kampus karena bercita-cita menjadi yang
19
terbaik di kampus
Mahasiwa tidak ingin mengecewakan keluarga, oleh karenanya
20
mahasiswa sangat semangat untuk belajar di kampus

Keterangan :
1. SL: Selalu
2. SR: Sering
3. JR: Jarang
4. KD: Kadang-kadang
5. TP : Tidak Pernah
Lampiran 3

Penentuan Sampel

Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan metode sistematis random


sampling, karena populasi sampel berstrata dalam tingkatan yang berjumlah 4 angkatan (2011-
2014), maka peneliti menggunakan metode hitungan dalam menentukan sampel pada setiap
mahasiswa dengan cara sebagai berikut:

S = JSS x JS
JP
Keterangan : S : Sampel yang di butuhkan
JSS : Jumlah Sampel Strata
JP : Jumlah Populasi
JS : Jumlah Sampel

Dengan memperhatikan jumlah populasi (mahasiswa PAI angkatan 2011-2014) adalah


140 orang dan sampel yang diambil berkisar 20% dari jumlah populasi yakni sebanyak 28
sampel (mahasiswa), maka hasil yang diperoleh adalah:

No Kelas Jumlah Mahasiswa Hasil Hitungan


1 Angkatan 2011 32 S = 32 x 28 = 7
140

2 Angkatan 2012 37 S = 37 x 28 = 7
140

3 Angkatan 2013 36 S = 36 x 28 = 7
140

4 Angkatan 2014 35 S = 35 x 28 = 7
140
Lampiran 4

Data MentahHitungan

Variabel X

Item Soal
No Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 1 2 2 1 2 1 3 4 1 19

2 2 4 22
1 1 2 2 3 3 1 3
3 2 2 25
3 2 3 2 2 2 4 3
4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 21

5 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 16

6 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 20

7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

8 2 1 3 3 2 2 3 2 2 4 24

9 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 20

10 3 3 4 3 2 2 1 3 2 3 26

11 3 2 18
1 2 1 1 2 2 2 2
12 1 3 2 2 3 1 3 3 4 4 26

13 2 3 1 2 3 4 3 3 4 5 30

14 3 2 21
3 3 2 2 1 2 1 2
15 2 2 1 2 3 2 4 3 3 2 24

16 2 2 3 2 1 2 1 3 2 4 22

17 2 3 3 2 4 4 4 4 3 5 34

18 2 2 3 2 2 3 2 2 3 5 26

19 2 3 2 3 2 2 3 2 3 4 26

20 2 2 3 3 4 3 4 3 3 5 32

21 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 27

22 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 26
23 2 2 3 1 2 1 2 1 2 4 20

24 3 5 25
1 2 1 3 3 2 2 3
25 3 4 3 2 1 2 2 2 2 1 22

26 4 5 29
2 1 2 2 3 3 3 4
27 2 4 25
2 2 3 2 3 2 2 3
28 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 27

673
Lampiran 5

Data MentahHitungan

Variabel Y

Item Soal
No Total
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 5 5 4 1 3 3 4 5 38

2 5 5 36
3 3 4 5 4 1 3 3
3 5 5 40
4 5 4 5 4 3 3 2
4 4 5 4 5 5 1 2 2 4 5 37

5 4 5 4 5 4 1 3 2 5 4 37

6 4 5 4 4 5 2 3 3 5 5 40

7 5 5 4 5 4 3 2 3 5 5 41

8 4 4 5 5 5 2 3 3 5 5 41

9 4 4 5 5 4 3 3 3 5 5 41

10 4 5 5 5 5 3 2 3 3 5 40

114 4 5 40
4 4 5 5 4 3 3 3
12 3 4 2 4 4 3 4 3 4 5 36

13 5 4 5 5 5 2 2 3 5 5 41

14 3 5 37
4 4 5 4 4 3 2 3
15 5 4 4 3 5 3 3 3 4 5 39

16 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 38

17 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 39

18 3 4 4 3 3 2 4 3 3 5 34

19 4 5 4 4 4 3 3 4 5 4 40

20 4 5 5 4 5 2 3 3 5 5 41

21 5 5 4 5 5 2 3 1 4 5 39

22 4 3 4 4 5 2 2 4 3 4 35
23 4 2 3 1 5 1 2 5 2 5 30

24 2 5 33
3 2 4 3 5 2 3 4
25 4 4 5 5 5 2 2 2 5 5 39

26 4 5 38
5 5 4 5 4 1 3 2
27 5 5 37
4 3 4 4 4 3 3 2
28 4 4 5 4 5 3 3 2 5 5 40

1067
Lampiran 6

HasilAnalisisDeskriptif

Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 28, ΣX = 673, ΣY = 1067,
∑X² = 16661, ∑Y² 40859, ∑XY 11117945, maka dapat dicari indeks korelasinya dengan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ )
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )

= 28 x 25. 697 – (673) x (1067)


√[(28 x 16661 – (673)²)][(28 x 40859 – (1067)²)]
= 719.516 – 718.091
√(466.508 – 452.929)(1.144.052 – 1.138.489)
= 1.425
√13.579 x 5.563
= 1.425
√75.539.977
= 1.425
8691,374
= 0,164

Dengan memeriksa tabel “r” roduct moment ternyata df sebesar 26 sehingga diperoleh
rtabel pada taraf signifikasi 5% adalah 0, 388 dan pada taraf signifikasi 1% adalah 0, 496.
Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah r hitung< r tabel(r hitung 0, 164 <r tabel 5% = 0, 388 / r
hitung 0, 164 <r tabel1% = 0, 496) yang artinya r hitunglebih kecil (0, 164) dari r tabel5% (0, 388) dan r
tabel1% (0, 496). Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa hubungan antara merokok
dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak tterdapat
korelasi yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Lampiran 7

Foto-FotoHasilPenelitian
Lampiran8
ProfilFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan
1. AlamatFakultasIlmuTarbiyah Dan Keguruan
Jl. Ir. Juanda No:95Ciputat 15412 Jakarta-Indonesia Kampus 1 UIN
SyarifHidayatullah Jakarta
2. Visi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan adalah menjadi LPTK yang unggul,
kompetitif, profesional, dengan mengintegrasikan keilmuaan, keislaman dan
kemanusiaan.
3. Misi
a. Menyelenggarakanpendidikandanpengajaranberwawasanriset.
b. Melaksanakanpenelitiandanpengembangankeilmuanuntukmenghasilkansatuka
ryainovatif di bidangpendidikan
c. Mengembangkanpengabdiankepadamasyarakatmelaluipembinaanpemberdaya an
madrasah/sekolah.
d. Mengembangkankomitmendanbudayaakademikbagicivitasakademika.
e. Mengembangkanlayananberbasisteknologiinformatika/ICT
f. Mengembangkanjenjangdankemitraandenganberbagailembaganasionalmaupun
internasional
g. Melaksanakanevaluasikinerjakelembagaansecaraberkelanjutan

4. Program Studi dan Kurikulum


Jurusanpendidikan agama islam (PAI) bertujuanmelahirkan guru agama islam
yang memiliki kewenangan untuk mengajar pendidikan agama islam di SLTP umum,
SLTA dan SMK. Mereka juga memiliki kewenangan untuk mengajarkan salah satu
dari empat mata pelajaran keagamaan di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah,
yaitu tafsir-hadist, fiqih dan ushul fiqih, ilmu kalam, dan sejarah peradaban islam
(SPI).
Lulusan atau outcome dari jurusan PAI FITK diharapkan memiliki kecakapan
sebagai muslim yang mampu menjadi guru pendidikan agama islam yang professional
padajenjangpendidikandasardanmenengah.Gelar akademik lulusan jurusan PAI adalah
sarjana pendidikani slam (S.Pd.I).

Anda mungkin juga menyukai