Skripsi Rokok Rev
Skripsi Rokok Rev
Skripsi Rokok Rev
Oleh:
Rasyid Hayadi
109011000044
HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Nama :Rasyid Hayadi
NIM :109011000044
Fak/Jurusan :Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi :Hubungan Merokok Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
i
KATA PENGANTAR
ii
4. Bapak H. Dr. Abdul Madjid Khon, MA dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA
selaku ketua dan sekretaris program studi Pendidikan Agama Islam UIN
Jakarta.
5. Bapak Rusydi Jamil, MA selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima
kasih atas semua pengetahuan, motivasi, nasihat, dan kesabaran beliau
yang sangat luar biasa dalam membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Bahrissalim, MA selaku dosen penasehat akademik, yang
memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
7. Bapak dan Ibu dosen FITK yang telah memberikan ilmunya dan
membimbing penulis selama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Bapak pimpinan beserta para staf perpustakaan utama, perpustakaan
tarbiyah atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk
mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat Pendidikan Agama Islam 2009 (Yusuf Qurdhawi, S.Pd.I, Ahmad
Fauzi S.Pd.I, Cyntia Indriani, S.Pd.I, Ali Umar, S.Pd.I beserta istri dan
teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tidak
satupun kenangan bersama kalian yang akan penulis lupakan. Terima kasih
untuk kebersamaan kita, sukses untuk kita dan seluruh angkatan 2009.
10. Sahabat Ikatan Pesantren Darul Arafah (IKAPDA) Henrizal Saidi Harahap
dan istri, Dienny, Siska Dasrin, Khairul Adha, Hafiz, Rija, Nurul, Udin,
Wilda, Aswandi, Surya dan Andre. Terima kasih untuk kehangatan ikatan
primodial kita selama penulis melakukan studi di kampus UIN Jakarta ini.
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
perbaikan mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya, semoga Allah SWT meridhoi dan
dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Rasyid Hayadi
iv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 6
F. Kegunaan Penelitian 6
v
b. Ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar 20
c. Tujuan Belajar 20
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar 21
B. Kerangka Berfikir 24
C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan 25
D. Hipotesis Penelitian 26
A. Deskripsi Data 33
1. Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa 33
2. Deskripsi Hasil Angket Penelitian 40
B. Pengujian Hipotesis Hubungan Rokok Dengan Motivasi Belajar
Mahasiswa 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian 56
1. Interprestasi dan Pemaknaan Hasil Penelitian 56
2. Keterkaitan Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa 58
3. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Penelitian Terpadu 60
D. Keterbatasan Penelitian 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 62
B. Saran 63
vi
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
1
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Istilah rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di
Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa tembakau
yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini awalnya dilakukan
pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk mempererat hubungan antar suku
yang berbeda. Namun selain sebagai penguat hubungan antar suku, banyak juga
yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan suku Indian
menggunakannya sebagai media ritual terhadap dewa-dewa mereka.
Kemudian pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan rombongannya
datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba untuk menghisap
tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa budaya menghisap tembakau ini
ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah budaya ini dibawa ke Eropa,
ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh
Eropa. Dia lah Jean Nicot, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah
Nikotin. Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun
tidak seperti suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para
bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka.
Kepopulerannya yang semakin meningkat di Eropa membuat John Rolfe
tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah
orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang
kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa.
Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di
Inggris pada tahun 1855. Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari
1
2
Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian
2
kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam.
Perokok aktif dan perokok pasif memiliki resiko tinggi terkena berbagai
macam penyakit akibat merokok. Hal ini disebabkan oleh racun-racun dari rokok
tersebut dapat terakumulasi di dalam tubuh. Menurut penjelasan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok
bagi kesehatan, perokok aktif mempunyai resiko 2-4 kali lipat untuk terkena
penyakit jantung koroner dan memiliki resiko lebih tinggi untuk kematian
mendadak.
Sedangkan perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit kanker 30%
lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif itu sendiri. Masyarakat telah
mengetahui bahaya merokok, namun angka kejadian merokok masih cenderung
tinggi. Data Litbang Depkes tahun 2003, Indonesia merupakan urutan ke-5 di
antara 10 negara di dunia yang mengonsumsi rokok. Indonesia mengalami
peningkatan tajam konsumsi tembakau dalam 30 tahun terakhir, dari 33 milyar
batang per tahun di tahun 1970 ke 217 milyar batang di tahun 2000.
Biasanya kerusakan yang diakibatkan dari merokok akan terakumulasi
sedikit demi sedikit dan baru dapat dirasakan langsung dalam beberapa tahun atau
beberapa puluh tahun kemudian. Menurut data national cancer institute di
Amerika Serikat tahun 2007, kanker akan terlihat atau dapat dirasakan gejalanya
oleh perokok setelah 20 tahun atau lebih mengonsumsi rokok. Karena dampak
penyakit dari perilaku merokok tersebut akan terlihat dalam jangka panjang, hal
3
inilah yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini.
Orang yang sudah kecanduan merokok umumnya tidak dapat menahan
keinginan untuk merokok dan cenderung lebih sensitif terhadap efek dari nikotin.
Seorang perokok kemudian semakin meningkatkan konsumsi rokoknya saat tubuh
perokok menginginkan nikotin. Rasa sensitif terhadap nikotin tersebut juga akan
2 Ibid., h. 16-17
3 Tjandra, Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan, (Jakarta Penerbit Universitas
Indonesia UI Press 1997).h. 18-19
2
3
mempengaruhi otak. Apabila rokok dikonsumsi sejak usia dini akan berpengaruh
terhadap fungsi otaknya. Jika perokok terus-menerus menghisap rokok, maka
akan terjadi penumpukan nikotin di otak.Penumpukan nikotin tersebut akan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap motivasi belajar remaja.
Kini merokok sudah menjadi tren di setiap kalangan, mulai dari anak-
anak, remaja, hingga dewasa. Tren merokok sangat melekat di banyak kalangan
masyarakat hingga banyak menimbulkan istilah-istilah dalam pergaulan sehari-
hari seperti “dengan merokok membuat hidup menjadi santai”, “rokok adalah
solusi setiap permasalahan”, “dengan merokok pikiran menjadi tenang” dan lain
sebagainya. Istilah-istilah itu sering diucapkan kepada sesama pecinta rokok
maupun kepada orang yang belum pernah mengisap rokok, sehingga
menimbulkan perspektif yang jauh berbeda dengan fakta dalam dunia kesehatan
yang menyebutkan rokok adalah sumber kematian yang paling utama.
Seorang perokok akan menjadi lebih PD (Percaya Diri) ketika ia merokok
sehingga dalam mengerjakan kegiatan apapun akan merasa rileks dan nyaman.
Anggapan tersebut mendasar pada kepercayaan mayoritas perokok yang
mengatakan bahwa rokok dapat mendorong rasa percaya diri sehingga dapat
memotivasi diri untuk melakukan suatu hal dengan penuh keyakinan dan
kesiapan.
Sama halnya dengan para mahasiswa PAI (Pendidikan Agama Islam)
FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang sebagian besar merupakan perokok aktif sehingga memiliki anggapan yang
tak jauh berbeda tentang “Rokok”. Secara jelas dapat dilihat bahwa banyak dari
mahasiswa PAI yang sebelum ataupun sesudah jam pelajaran dan ketika
mengerjakan tugas mereka selalu menyalakan rokok, baik di dalam lingkungan
kampus maupun di luar lingkungan kampus.Dikatakan bahwa dengan merokok
dapat menghilangkan rasa khawatir dan stres ketika akan melangsungkan kegiatan
perkuliahan dan dengan merokok pikiran terasa rileks dan nyaman sehingga dapat
mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik.
3
4
4
5
B. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
1. Merokok tidak bisa memotivasi mahasiswa perokok aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kampus.
2. Merokok tidak dapat membantu konsentrasi mahasiswa perokok aktif
dalam mengerjakan tugas kuliah.
C. Pembatasan Masalah
Dalam skripsi ini, penulis membatasi masalah dengan persoalan sebagai berikut :
2. Motivasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah jenis motivasi
ekstrinsik yaitu motivasi yang berasal dari luar tubuh manusia sehingga
dapat merangsang manusia untuk mengerjakan suatu kegiatan. Adapun
aspek yang diteliti dalam penulisan ini adalah :
a. Suasana mahasiswa ketika merokok untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kampus.
b. Suasana mahasiswa ketika merokok sambil mengerjakan tugas.
c. Suasana mahasiswa ketika tidak merokok untuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kampus.
d. Suasana mahasiswa ketika tidak merokok sambil mengerjakan tugas
5
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah :
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalahuntuk mengetahui hubungan
merokok dengan motivasi belajar mahasiswa PAI di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfa’at bagidiri saya pribadi
khususnya dan bagi setiap mahasiswa perokok pasif umumnya dalam
mengambil keputusan untuk tidak merokok.
2. Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat dijadikan referensi untuk
peningkatan mutu dan kualitas mahasiswa dalam pembelajaran.
6
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung/ dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan
pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang
rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya
beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi
(ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya.
Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
5
Alkohol, dan Zat Adiktif).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, rokok diartikan gulungan tembakau
(kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas). Adapun jenis-
jenis rokok diantaranya adalah :
1) Rokok Kawung adalah rokok yang penyalutnya (pembungkusnya) adalah
daun enau (aren)
2) Rokok Kelembak adalah rokok yang tembakaunya dibubuhi kelembak
6
3) Rokok Kretek adalah rokok yang tembakaunya dibubuhi cengkih.
Bagi orang yang aktif merokok disebut sebagai perokok aktif, sedang bagi
orang yang tidak merokok sementara menghirup asap rokok saja disebut sebagai
perokok pasif.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang
5
Lisa Ellizabet Aula, op. cit., h. 29.
6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke empat. Hal
1180
7
8
8
9
7 Abdul Karim Muhammad Nashr, Rokok Haram, (Jakarta, Citra Risalah, 2008) h. 49-
56
9
10
3) Penyebab Depresi
Jurnal Addictive Behaviors pernah membuat laporan tentang efek
emosional yang diterima melalui merokok pada remaja. Dalam penelitian ini, 662
remaja SMU diminta untuk melengkapi 20 Kuisioner tentang penggunaan rokok
untuk memperbaiki mood. Para partisipan dibagi ke dalam tiga kelompok; tidak
pernah menjadi perokok, perokok yang tidak menggunakan rokok untuk
mengobati atau memperbaiki mood atau status psikologis, serta perokok yang
menggunakan rokok untuk mengobati status psikologis. “perokok yang
menggunakan rokok sebagai peningkat mood mempunyai resiko lebih tinggi
untuk mengalami peningkatan gejala depresi daripada remaja yang tidak pernah
merokok,”.
10
11
4) Kanker Paru-paru
Penelitian di Amerika Serikat menunjukaan merokok merupakan
penyebab tiga kematian utama, yaitu kanker paru, jantung koroner dan penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK). Apalagi anak-anak yang hidup dilingkungan
perokok pasif mempunyai resiko besar 30% lebih mengidap berbagai penyakit
berhubungan dengan paru-paru.
Universitas Texas Amerika Serikat telah melaporkan bahwa telah ditemukan
hubungan langsung antara merokok dengan kanker paru. Berdasarkan hasil
penelitian ditemukan bahwa benzo (a) pyrene dalam rokok antara 20 – 40
nanogram per satu batang rokok. Benzo(a)pyrene menyebabkan gen p53
(tumor suppressor genez) bermutasi yang semula berfungsi melindungi sel dari
9
kanker menjadi gen penyebab kanker.
5) Emfisema
Merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru
kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastissannya, maka paru-
paru menjadi sulit mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai
mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-
engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk
yang berat, dan mungkin dengan bronkitis kronis. Batuknya sering kali tidak
berhenti dan menjadi kronis.
6) Osteoporosis
Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin yang
terkandung di dalam rokok akan mempercepat penyerapan tulang. Selain
penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen
dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam
menghadapi proses pelapukan. Selain itu, proses pembentukan tulang pada
perokok akan sulit terjadi, hal itu disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah
keseluruh tubuh. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporisis baik secara
langsung maupun tidak langsung.
9Ibid h. 72
11
12
7) Rendahnya IQ
Studi yang dilakukan terhadap 20.000 orang dewasa yang dilakukan Sheba
Medical Centre menyimpulkan bahwa merokok satu bungkus perhari atau lebih
bisa menurunkan IQ 7,5 poin lebih rendah daripada non perokok. Mereka yang
merokok lebih dari satu bungkus sehari memiliki IQ sangat rendah, sekitar 90.
Kecerdasan rata-rata nilai IQ berkisar 84 – 116 poin. Kaum muda yang merokok
secara teratur cenderung memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah mencolok dari
pada yang bukan perokok. Tipikal perokok usia 18 – 21 tahun ditemukan memiliki
IQ 94, sementara non perokok pada usia yang sama rata-rata 101.
Tidak hanya perokok aktif yang memiliki IQ lebih rendah, namun perokok
pasif yang tinggal bersama dilingkungan para perokok juga akan terkena imbas
yang sama. Mereka yang tinggal bersama perokok memiliki IQ yang lebih rendah
dari mereka yang tinggal di lingkungan tanpa asap rokok.
Selain itu, World Health Organization (WHO)menambahkan penyakit-
penyakit yang disebabkan rokok antaralain :
1) Merontokkan Rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah
terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang dapat menyebabkan kerontokan
rambut, ulserasi/bisul atau sariawan di mulut, serta rash (ruam) di wajah, kulit
kepala, dan tangan
2) Katarak
Perokok mempunyai resiko 40 persen lebih tinggi terkena katarak,
buramnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya. Bahkan, dapat
menyebabkan kebutaan. Semburan zat kimia beracun dari asap rokok mengiritasi
mata atau menghambat aliran oksigendalam darah ke mata.
3) Keriput
Asap rokok yang membakar protein dan merusak vitamin A yang
memelihara elastisitas kulit, serta menurunkan kelancaran aliran darah. Kulit
perokok, khususnya di sekitar bibir dan mata, menjadi kering, kasar, dan bergaris-
garis.
12
13
4) Merusak Pendengaran
Rokok menyebabkan plaque (plak) pada pembuluh darah sehingga
menggangu aliran oksigen dalam darah yang menuju ke teliga dalam. Perokok
dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada mereka yang bukan perokok,
serta lebih mudah terkena infeksi telinga tengah yang dapat diikuti komplikasi
seperti meningitis dan kelumpuhan otot wajah.
5) Merusak Gigi
Zat-zat kimia beracun asap rokok menimbulkan plak yang aktif
berkontribusi merusak gigi. Perokok satu setengah kali lebih mudah kehilangan
gigi. Selain itu kebiasan merokok dapat menyebabkan struktur gigi rusak.
6) Tukak Lambung
Merokok menurunkan pertahanan tubuh terhadap bakteri penyebab tukak
lambung sekaligus merusak kemampuan lambung menetralisir asam sehabis
makan. Tukak pada perokok lebih sulit diobati dan lebih mudah kambuh.
8) Kelainan Sperma
Berbagai racun rokok dapat merusak DNA dan mengubah bentuk sperma,
yang kemudian menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat. Merokok juga
mengurangi kesuburan pria serta mengurangi aliran darah ke penis, yang dapat
menyebabkan impotensi.
9) Penyakit Burger
Penyakit ini disebut juga dengan thromboangitis abliterans, yaitu suatu
peradangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta saraf pada kaki dan secara
keseluruhan mengurangi aliran darah. Jika tidak ditangani, penyakit burger dapat
13
14
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan mengatakan bahwa motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang
10 Ibid h.
68-78 11Ibid., h.
4-5
14
15
15
16
c. Jenis Motivasi
Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi Instrinsik
Hamalik berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang
tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan
siswa sendiri. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong
untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor pendorong dari
luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa
motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang
16
17
bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau dengan kata lain
motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri
siswa.
Siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat terlihat dari kegiatannya
yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh dan ingin
mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan adalah ingin mencapai tujuan
yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi
instrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar.
Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu
mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar siswa, guru memanfaatkan dorongan keingintahuan siswa yang
bersifat alamiah dengan jalan menyajikan materi yang cocok dan bermakna bagi
siswa.
Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa
secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-
aktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. seseorang
mempunyai motivasi instrinsik karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan
menambah pengetahuan. Dengan kata lain, motivasi instrinsik bersumber pada
kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan
14
karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi
ini keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau
rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan,
hadiah, hukuman dan teguran dari guru. Menurut Sardiman motivasi ekstrinsik
17
18
adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau
15
dorongan dari luar”.
Motivasi instrinsik juga diperlukan dalam kegiatan belajar karena tidak
semua siswa memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar. Guru
sangat berperan dalam rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian
motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa
diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang
sudah ada dalam diri siswa akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan
motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam
pembelajaran.
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku. Maka belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
16
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit atau
terbatas dengan mengahafal atau memperoleh pengetahuan. Dalam kaitannya
dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor penentu proses
perkembanganmanusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan,
sikap, keterampilan, nilai, reaksi keyakinan dan lain-lain tingkah laku yang
dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar. Berikut pengertian belajar
menurut para ahli :
15
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h.90-91
16 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Memperngaruhi, (Jakarta: PT
Rineka Cipta,2013), h.2
18
19
17
Musaqim, Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010) h. 60-61
19
20
c. Tujuan Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang
benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang yang
belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan/pembentukan
tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara
efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.
Menurut Winarmo Surachmad, tujuan belajar disekolah itu ditujukan untuk
mencapai :
20
21
1) Pengumpulan pengetahuan
2) Penanaman konsep dan kecekatan/keterampilan
3) Pembentukan sikap dan perbuatan
Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih dikenal
dengan tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa
diarahkan untuk mencapai ketiga ranah : kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta /ingatan,
pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berfikir analisis, sintesis, dan evaluasi.
Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi, karakterisasi dan tujuan
psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitandengan
20
keterampilan gerakmaupun keterampilan ekspresi vebal dan nonverbal.
21
22
orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak
sekali mengganggu belajar itu, misalnya seandainya satu kelas murid
sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain
becakap-cakap di samping kelas. Kecuali kehadiran yang langsung
seperti yang telah dikemukakan, mungkin juga oranglain itu hadir tidak
langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya, misalnya sajapotret dapat
merupakan representasi dari seseorang, suara nyanyian yang sedang
didengar melalui radio atau tape recorder juga dapat merupakan
representasi bagi kehadiran seseorang.
Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan pada
umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi belajar.
Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi, sehingga
perhatian tidak dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau akitivitas
belajar itu semata-mata. Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut
harus diatur, supaya belajar dapat berlangsung dengan baik.
2) Faktor Instrinsik/faktor yang berasal dari dalam diri pelajar terbagi atas dua
macam yakni :
a) Faktor Fisiologis terbagi atas dua macam, adalah :
1) Keadaan tonus Jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan
melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan
lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar,
keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak
lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu
dikemukakan, yaitu :
(i) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan
mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya
dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan
sebagainya.
(ii) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu.
Penyakit-penyakit seperti pileks, influensa, sakit gigi, batuk dan
yang sejenis dengan itu biasa diabaikan karena dipandang tidak
22
23
23
24
24
25
B. Kerangka Berfikir
Merokok merupakan sebuah budaya yang sudah membudidaya di
Indonesia, dari semua kalangan baik muda remaja maupun dewasa pasti
merasakan merokok. Rokok yang sudah seperti bahan pokok bagi para
perokokaktif,menjadikan rokok sederajat bahkan lebih tinggi derajatnya di
banding makanan-makanan pokok lainnya seperti nasi. Sehingga merokok
merupakan sebuah hal yang dinilai dapat memberikan manfa’at bagi
penggunanya.
Banyak asumsi-asumsi masyarakat perokok yang sama sekali tidak sesuai
dengan fakta-fakta kesehatan yang telah diungkapan oleh banyak lembaga-
lembaga kesehatan yang ada di Indonesia. Semisal dengan asumsi masyarakat
yang mengatakan bahwa dengan merokok dapat menenangkan pikiran serta dapat
membuat daya fikir bertambah kuat. Padahal jika kita teliti lewat dunia kesehatan,
asumsi tersebut sama sekali tidak benar dan tidak ada pembuktian atas
pembenaran asumsi tersebut. Karena jika kita melihat dalam dunia kesehatan,
dengan merokok justru akan membuat syaraf-syaraf di otak akan putus sehingga
mengganggu daya fikir manusia, serta oksigen yang dihasilkan oleh pembuluh
darah menuju otak akan berkurang dikarenakan asap rokok yang dihirup perokok
tersebut akan membuat kerja otak manusia tidak akan berfungsi dengan baik.
Sama halnya dengan banyak asumsi masyarakat luas akan budaya
merokok, mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki asumsi yang
sama tentang merokok. Mereka berasumsi bahwa rokok dapat membantu
menguatkan daya pikir sehingga ketika merokok akan memberikan motivasi
tersendiri ketika ingin mengikuti kegiatan belajar di kampus.Serta dapat membuat
pikiran rileks sehingga dapat menghilangkan rasa khawatir ketika mengerjakan
tugas maupun ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Sejalan dengan fakta tersebut penulis berusaha membuktikan asumsi-
asumsi mahasiswa tentang merokok lewat penulisan skripsi yang berjudul
Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan harapan penulisan skripsi ini dapat memberikan
fakta yang real tentang efek rokok terhadap tubuh manusia.
25
26
26
27
D. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan adalah : Tidak Terdapat
hubungan yang positif antara Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
27
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk
22
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode
penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif yang
ditunjang dengan metode kuantitatif yakni metode penelitian yang berusaha
memberikan gambaran dengan fakta-fakta yang valid tentang Hubungan Merokok
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Dengan
menyebarkan angket kepada responden di tempat penelitian yang telah ditentukan.
Serta mendeskripsikan hasil temuan penelitian di lapangan dengan memberikan
informasi yang valid.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui
penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan meneliti
berbagai buku referensi yang relevan dengan tema yang diangkat. Adapun tujuan
dari penelitian kepustakaan adalah untuk memperoleh bahan-bahan dan konsep
yang berkaitan dengan tema penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan langsung
terjun meneliti ditempat penelitian yang telah ditentukan. Penelitian lapangan ini
27
28
29
bertujuan untuk mendapatkan data yang valid tentang interaksi sosial individu
maupun kelompok yang terdapat pada tempat penelitian.
JP
Keterangan : S : Sampel yang di butuhkan
JSS : Jumlah Sampel Strata
JP : Jumlah Populasi
JS : Jumlah Sampel
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 1993), h. 107
29
30
2. Angket
Angket yang akan disebarkan kepada responden oleh peneliti adalah
sebanyak 28 buah disesuaikan dengan jumlah sampel yang diambil. Bentuk
angket yang disebarkan adalah angket terstruktur atau tertutup dimana telah
dicantumkan jawaban-jawabannya.
30
31
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah dilakukan, biasanya
24
dokumentasi berupa tulisan ataupun berupa gambar. Dalam istilah lain
dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan yang ada
25
dan mempunyai Hubungan dengan tujuan penelitian.
Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan penelitian
melalui berkas-berkas atau dokumen berupa catatan yang dapat memberikan
informasi tambahan dalam penelitian.
31
32
Tabel 02
Skor Positif Angket
Pertanyaan Item
SL 5 Selalu
SR 4 Sering
JR 3 Jarang
KD 2 Kadang-kadang
TP 1 Tidak Pernah
Tabel 03
Skor Negatif
Pertanyaan Item
SL 1 Selalu
SR 2 Sering
JR 3 Jarang
KD 4 Kadang-kadang
TP 5 Tidak Pernah
32
33
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )
F. Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan dugaan sementara penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, baik dugaan kemungkinan benar maupun dugaan kemungkinan salah.
Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti yang ditunjukan peneliti ada
kebenaran dan jika salah maka akan dikelola kembali. Penolakan dan penerimaan
hipotesis tergantung pada penyelidikan bukti-bukti yang telah didapat. Adapun
hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis alternative (Ha), yaitu adanya pengaruh yang signifikan
antara Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Hubungan Merokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
26
ibid., h. 206
33
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
Merokok adalah sebuah kebiasaan dan sudah menjadi keharusan bagi
sebagian orang terutama bagi kalangan remaja atau pemuda. Karena keyakinan
dan pemahaman mereka tentang “Rokok” yang masih sebatas opini-opini tanpa
adanya fakta dan bukti yang kuat.
Opini dan keyakinan masyarakat yang mengatakan bahwa dengan
merokok akan mendatangkan rasa percaya diri dan bahkan dapat menenangkan
pemikiran bagi setiap penikmat rokok. Kesemua opini tersebut jelas bertentangan
dengan fakta-fakta yang telah dikemukakan dalam dunia kesehatan yang telah
banyak dibuktikan melalui penelitian dan observasi kesehatan.
Akibat-akibat yang disebabkan merokok hingga kini selalu di
informasikan kepada masyarakat luas demi menciptakan gaya hidup yang cerdas
dan sehat. Bahkan informasi tersebut kini tidak hanya diaplikasikan melalui
himbauan-himbauan berbetuk tulisan lagi. Informasi-informasi melalui media
gambar baik yang berbentuk animasi maupun nyata di setiap bungkus rokok
ataupun iklan-iklan kesehatan melalui media televisi telah dilakukan.
Himbauan berbentuk tulisan yang sekarang sering terlihat oleh kita seperti
“Rokok Membunuhmu” dan bahkan aplikasi-aplikasi informasi melalui media
gambar selalu menampilkan gambar-gambar real organ tubuh manusia yang
hancur diakibatkan oleh rokok.
Terdapat bahaya yang ditimbulkan dari rokok baik bagi perokok aktif itu
sendirimaupunperokok pasif yang terkena dampakdari asap orang yang sedang
merokok. Karena komposisi/kandunganyang terdapat dalam rokok memang sudah
dapat dipastikan dan dibuktikan dapat memunculkan akibat yang buruk bagi
kesehatan manusia. Diantara bahan-bahan yang berbahaya tersebut antaralain:
34
35
a. Nikotin
Nikotinlah yang menyebabkan ketergantungan. Nikotin menstimulasi otak
untuk terus menambah jumlah nikotin yang dibutuhkan. Semakin lama,nikotin
dapat melumpuhkan otak dan rasa,serta meningkatkan adrenalin, yang
menyebabkan jantung diberi peringatan atas reaksi hormonal yang membuatnya
berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras. Artinya,jantung membutuhkan lebih
banyak oksigen agar dapat terus menompa. Nikotin juga menyebabkan
pembekuan darah lebih cepat dan meningkatkan resiko serangan jantung.
Secara perlahan, nikotin akan mengakibatkan perubahan pada sel-sel otak
perokok yang menyebabkan anda merasa perlu merokok lebih banyak untuk
mengatasi gejala-gejala ketagihan. Nikotin termasuk salah satu jenis obat
perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, serta nikotin
membuat pemakainya kecanduan.
Secara cepat, nikotin masuk ke dalam otak saat seseorang merokok. Kadar
nikotin yang diisap akan menyebabkan kematian, apabila kadarnya lebih dari 30
mg. Setiap batang rokok rata-rata mengandung nikotin 0,1-1,2 mg nikotin. Dari
jumlah tersebut, kadar nikotin yang masuk ke dalam peredaran darah dalam
tinggal 25%. Namun, jumlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu
15 detik.
b. Karbon Monoksida
Gas berbahaya pada asap rokok ini seperti yang ditemukan pada asap
pembuangan mobil. Karbon monoksida menggantikan sekitar 15% jumlah
oksigen, yang biasanya dibawa oleh sel darah merah,sehingga jantung si perokok
menjadi berkurang suplai oksigennya. Hal ini sangat berbahaya bagi orang yang
menderita sakit jantung dan paru-paru. Karena ia akan mengalami sesak napas
ataupun napas pendek dan menurunkan stamina. Karbon monoksida juga merusak
lapisan pembuluh darah dan menaikkan kadar lemak pada dinding pembuluh
darah yang dapat menyebabkan penyumbatan.
35
36
c. Tar
Tar digunakan untuk melapisi jalan atau aspal. Pada rokok atau cerutu, tar
adalah partikel penyebab tumbuhnya sel kanker. Sebagian lainnya berupa
penumpukan zat kapur, nitrosmine dan B-naphtyl-amine, serta cadmium dan
nikel.
Tar mengandung bahan kimia yang beracun, yang dapat merusak sel paru-
paru dan menyebabkan kanker. Tar bukanlah zat tunggal, namun terdiri atas
ratusan bahan kimia gelap dan lengket,dan tergolong sebagai racun pembuat
kanker
d. Arsenic
Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari
unsur-unsur berikut;
1) Nitrogen oksida, yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran
pernapasan, bahkan meransang terjadinya kerusakan dan perubahan kulit
tubuh
2) Amonium karbonat, yakni zat yang bisa membentuk plak kuning pada
permukaan lidah, serta mengganggu kelenjar makanan dan perasa yang
terdapat pada permukaan lidah.
e. Amonia
Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki sel-sel
tubuh. Saking kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika
disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan.
f. Formic Acid
Formic acid tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas, dan dapat
mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat tersebut
dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigt semut. Bertambahnya zat itu
dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernapasan menjadi cepat.
36
37
g. Acrolein
Acrolein ialah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat ini
diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode
pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini
sangat menggangu kesehatan.
h. Hydrogen Cyanide
Hydrogen cyanide merupakan jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar,
dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat
yang mengandung racun sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimaksukan ke
dalam tubuh, maka dapat mengakibatkan kematian.
i. Nitrous Oksida
Nitrous oksida adalah sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini terisap maka
dapat menimbulkan rasa sakit.
j. Formaldehyde
Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dekat laboratorium(formalin).
k. Pyridine
Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan
untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
l. Methanol
Methanol ialah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar.
Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan
27
kematian.
37
38
a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial atau
lingkungan. Terkait itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter seseorang
banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik keluarga, tetangga, ataupun teman
pergaulan. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk
mencari jati diri mereka. Biasanya, mereka memperhatikan tindakan orang lain,
dan kadang kala mencoba untuk meniru perlakuannya. Hal ini sebagai suatu
proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani
38
39
b. Faktor Psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok,
yaitu demi relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau
ketegangan. Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok
dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan
efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat keseimbangan.
Mengenali alasan atau penyebab merokok, seperti faktor kebiasaandan
kebutuhan mental (kecanduan/ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai
untuk mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses
berhenti merokok. Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat dicermati untuk
mengenali alasan merokok.
1) Ketagihan
a) Adanya rasa ingin merokok yang menggebu.
b) Merasa tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok.
c) Merasa tidak tahan bila kehabisan rokok.
d) Sebagian kenikmatan merokok saat menyalahkan rokok
e) Kesemutan di lengan dan kaki.
f) Berkeringat dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh terhadap hilangnya
nikotin).
39
40
3) Kebiasaan
a) Merasa kehilangan benda yang bisa dimainkan di tangan.
b) Kadang-kadang menyalakan rokok tanpa sadar.
c) Kebiasaan merokok sesudah makan.
28
d) Menikmati rokok sambil minum kopi
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah
pengaruh iklan. Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantan glamour, membuat remaja
sering kali terpicu untuk meniru perilaku dalam iklan tersebut.
Dari faktor-faktor yang telah dijelaskan di ataslah mayoritas mahasiswa
kurang memperdulikan bahkan acuh terhadap informasi-informasi kesehatan
terkait bahaya dari akibat merokok. Bahkan sebagian besar mahasiswa PAI UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta secara nyata menolak fakta dan bukti akan kebenaran
bahaya yang disebabkan oleh merokok. Mereka masih memiliki kekuatan dan
keyakinan yang mendalam bahwa rokok dapat memberikan sensasi rileks dan
dapat menenangkan pikiran selain itu juga dapat menambah rasa percaya diri bagi
perokok itu sendiri.
Padahal pemikiran semacam itu sudah terbukti dan dapat dipastikan
hanyalah asumsi belaka (mitos) yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Yang
jelas bahwa ketika seseorang mulai merokok maka akan banyak akibat yang dapat
merugikan dirinya dan juga orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
akibat dari merokok sangatlah berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian.
28 Ibid, hal 39 - 43
40
41
c.Jarang 6 21%
d.Kadang-kadang - -
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
41
42
Tabel 05
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
Tabel 06
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
42
43
Tabel 07
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
d.Kadang-kadang - -
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
43
44
Tabel 08
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
Ketika a.Selalu 5 18
mengerjakan tugas
pekerjaan rumah b.Sering 12 43
saya merokok
c.Jarang 9 32
d.Kadang-kadang 2 7
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
Tabel 09
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
d.Kadang-kadang 2 7%
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
44
45
Tabel 10
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
d.Kadang-kadang 4 15%
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
45
46
Tabel 11
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
Tabel 12
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
46
47
Tabel 13
d.Kadang-kadang 8 29%
Jumlah 28 100
47
48
Tabel 14
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
Tabel 15
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
Jumlah 28 100
48
49
Tabel 16
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
49
50
Tabel 17
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
50
51
Tabel 18
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
Jumlah 28 100
51
52
Tabel 20
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
d.Kadang-kadang 3 11%
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
52
53
Tabel 21
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
d.Kadang-kadang 4 14%
e.Tidak Pernah 1 4%
Jumlah 28 100
Tabel 22
e.Tidak Pernah - -
Jumlah 28 100
53
54
Tabel 23
Pertanyaan Alternatif Frekuensi Presentase
Jawaban
Jumlah 28 100
54
55
1 19 38 361 1444
722
2 22 36 484 1296 792
55
56
56
57
57
58
Tabel 25
Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya "r"
Interpretasi
Product Moment (rxy)
58
59
hitung 0, 164 <r tabel 5% = 0, 388 / r hitung 0, 164 <r tabel1% = 0, 496) yang artinya r
hitunglebih kecil (0, 164) dari r tabel5% (0, 388) dan r tabel1% (0, 496). Maka hasil
akhir yang diperoleh adalah bahwa hubungan antara merokok dengan motivasi
belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak terdapat korelasi
yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan.
59
60
samping dari salah satu bahan rokok yaitu nikotin yang memberikan efek
ketagihan bahkan ketergantungan bagi setiap perokok.
Sehingga ketika mahasiswa yang sudah mengalami ketergantungan
terhadap rokok akan sulit beraktivitas jika tidak dibarengi dengan merokok.
Perasaan mereka akan menjadi tidak tenang sehingga ketika melakukan aktivitas
apapun ada rasa tidak percaya diri muncul dalam diri mereka. Dan ketika mereka
mulai merokok rasa percaya diri mereka barulah akan muncul. Hal tersebut terjadi
karena faktor terbiasa merokok dalam melakukan aktivitas apapun, sehingga
ketika tidak merokok akan muncul perasaan resah dan gelisah.
Jika memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi diri untuk belajar lebih
giat diantaranya adalah adanya keinginan yang besar dari diri sendiri untuk
menyelesaikan pelajaran dengan sangat baik serta adanya dorongan dari luar
seperti dukungan dari orangtua ataupun orang terdekat lainnya selama proses
belajar mengajar berlangsung.
Sebagai contoh kecil, seseorang akan semakin giat belajar jika ia dapat
memahami pelajaran walaupun tidak banyak ketika seorang guru
menerangkannya. Ketika ia sudah memahaminya maka akan muncul rasa
keingintahuan yang lebih dalam untuk menggali terus pengetahuan yang ia
pahami. Sebaliknya jika ia tidak dapat memahami sekalipun sudah dijelaskan
berkali-kali tentang sebuah pelajaran, maka sedikitnya akan muncul rasa enggan
bahkan menolak untuk mengikuti proses belajar mengajar di pelajaran yang tidak
ia pahami atau sukai.
Dengan demikian, faktor yang dapat memotivasi seorang dalam menjalani
proses belajar mengajar adalah murni didapat melalui proses belajar mengajar itu
sendiri. Baik melalui situasi dan kondisi ketika proses belajar mengajar
berlangsung semisal dengan metode pembelajaran yang digunakan guru ataupun
melalui kondisi fisik seorang semisal dalam keadaan sehat/fit 100% ataupun
sedang dalam keadaan sakit sehingga dapat mengganggu konsentrasi dalam
belajar. Dan hal tersebut biasa disebut dengan faktor internal dan eksternal dalam
belajar.
60
61
61
62
D. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan beberapa hambatan
sehingga menyulitkan peneliti untuk mendapatkan menyelesaikan penelitian
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, adapun hambatan yang ditemui
penulis antara lain adalah :
Kekhawatiran Peneliti dalam Judul skripsi ini adalah Hubungan Rokok
Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sehubungan dengan judul tersebut, maka dalam pelaksanaan penelitian sebagian
dari mahasiswa yang diberi kuesioner tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan
dari peneliti. Oleh sebab itu, peneliti merasa khawatir akan penelitian yang
berhubungan dengan kebiasaan mahasiswa, yaitu kebiasaan merokok. Adapun
sebab kekhawatiran peneliti antara lain adalah:
a. Beberapa mahasiswa tidak mencantumkan nama karena khawatir
reputasi dirinya terancam,
b. Bentuk kekhawatiran selain ancaman reputasi terhadap nama
mahasiwa adalah penolakan mahasiswa melakukan foto untuk
keabsahan penelitian dari skripsi ini,
c. Khawatir dengan memberikan kuesioner, terkadang sample yang
diberikan oleh peneliti kepada mahasiswa tidak menunjukkan keadaan
sesungguhnya ketika menjawab kuesioner tersebut.
62
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan mengenai korelasi
antara merokok terhadap motivasi belajar mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rokok sudah menjadi ketergantungan pada sebagian kecil dari mahasiswa
perokok aktif. Apabila mahasiswa perokok aktif tidak melakukan kegiatan
merokok maka terdapat rasa kurang percaya diri ketika akan
melangsungkan kegiatan belajar di kampus.
2. Pada kenyataannya, adanya rasa kepercayaan diri mahasiswa ketika
mengerjakan tugas yang dikuti dengan kegiatan merokok adalah sugesti
belaka. Hal ini dikarenakan rokok tidak mengandung bahan yang
memotivasi suatu kegiatan.
3. Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa tidak terdapat korelasi yang
positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rokok dengan
motivsi belajar mahasiswa. Dengan hasil yang diperoleh adalah r hitung <r
tabel (r hitung 0, 164 <r tabel 5% = 0, 388 / r hitung 0, 164 <r tabel1% = 0, 496) yang
artinya r hitung lebih kecil (0, 164) dari r tabel5% (0, 388) dan r tabel1% (0,
496).
B. Saran
63
64
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Cipta, 2013)
Muhammad Nashr, Abdul Karim, Rokok Haram, (Jakarta: Citra Risalah, 2008)
2011)
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014)
65
66
66
Lampiran 1
Angket Penelitian
Lampiran 2
Pedoman Observasi
No Pernyataan Ket
1 Mahasiswa Merokok setiap ingin masuk kelas
Mahasiswa Merokok setiap ingin mengikuti kegiatan belajar mengajar di
2
kampus
Mahasiswa merokok ketika selesai melaksanakan kegiatan belajar
3
mengajar di kampus
4 Saat melaksanakan tugas di lingkungan kampus mahasiswa merokok
5 Ketika mengerjakan tugas pekerjaan rumah mahasiswa merokok
6 Ketika belajar untuk persiapan ujian mahasiswa merokok
7 Mahasiswa merokok ketika mengerjakan tugas makalah di rumah
Mahasiwa merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti
8
kegiatan belajar di kampus
Mahasiwa merokok untuk menenangkan pikiran ketika akan mengikuti
9
ujian di kampus
10 Ketika berdiskusi dengan teman di kampus, mahasiwa merokok
Mahasiwa semangat untuk belajar di kampus karena suka dengan
11
dosennya
Mahasiwa termotivasi belajar di kampus karena suka dengan lingkungan
12
kampus yang indah
Mahasiwa termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus
13
karena suka dengan pelajarannya
Mahasiwa sangat senang belajar di kampus karena metode yang
14
digunakan oleh dosen sangat mengasyikan
Mahasiwa senang belajar di kampus karena mempunyai teman-teman
15
yang menyenangkan
Sebelum belajar mahasiwa merokok terlebih dulu untuk mendorong rasa
16
semangat belajar saya
17 Jika tidak merokok mahasiwa tidak semangat untuk belajar di kampus
18 Jika tidak merokok mahasiwa tidak PD untuk berangkat ke kampus
Mahasiwa rajin belajar di kampus karena bercita-cita menjadi yang
19
terbaik di kampus
Mahasiwa tidak ingin mengecewakan keluarga, oleh karenanya
20
mahasiswa sangat semangat untuk belajar di kampus
Keterangan :
1. SL: Selalu
2. SR: Sering
3. JR: Jarang
4. KD: Kadang-kadang
5. TP : Tidak Pernah
Lampiran 3
Penentuan Sampel
S = JSS x JS
JP
Keterangan : S : Sampel yang di butuhkan
JSS : Jumlah Sampel Strata
JP : Jumlah Populasi
JS : Jumlah Sampel
2 Angkatan 2012 37 S = 37 x 28 = 7
140
3 Angkatan 2013 36 S = 36 x 28 = 7
140
4 Angkatan 2014 35 S = 35 x 28 = 7
140
Lampiran 4
Data MentahHitungan
Variabel X
Item Soal
No Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 1 2 2 1 2 1 3 4 1 19
2 2 4 22
1 1 2 2 3 3 1 3
3 2 2 25
3 2 3 2 2 2 4 3
4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 21
5 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 16
6 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 20
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
8 2 1 3 3 2 2 3 2 2 4 24
9 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 20
10 3 3 4 3 2 2 1 3 2 3 26
11 3 2 18
1 2 1 1 2 2 2 2
12 1 3 2 2 3 1 3 3 4 4 26
13 2 3 1 2 3 4 3 3 4 5 30
14 3 2 21
3 3 2 2 1 2 1 2
15 2 2 1 2 3 2 4 3 3 2 24
16 2 2 3 2 1 2 1 3 2 4 22
17 2 3 3 2 4 4 4 4 3 5 34
18 2 2 3 2 2 3 2 2 3 5 26
19 2 3 2 3 2 2 3 2 3 4 26
20 2 2 3 3 4 3 4 3 3 5 32
21 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 27
22 3 2 3 2 2 3 2 4 3 2 26
23 2 2 3 1 2 1 2 1 2 4 20
24 3 5 25
1 2 1 3 3 2 2 3
25 3 4 3 2 1 2 2 2 2 1 22
26 4 5 29
2 1 2 2 3 3 3 4
27 2 4 25
2 2 3 2 3 2 2 3
28 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 27
673
Lampiran 5
Data MentahHitungan
Variabel Y
Item Soal
No Total
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 5 5 4 1 3 3 4 5 38
2 5 5 36
3 3 4 5 4 1 3 3
3 5 5 40
4 5 4 5 4 3 3 2
4 4 5 4 5 5 1 2 2 4 5 37
5 4 5 4 5 4 1 3 2 5 4 37
6 4 5 4 4 5 2 3 3 5 5 40
7 5 5 4 5 4 3 2 3 5 5 41
8 4 4 5 5 5 2 3 3 5 5 41
9 4 4 5 5 4 3 3 3 5 5 41
10 4 5 5 5 5 3 2 3 3 5 40
114 4 5 40
4 4 5 5 4 3 3 3
12 3 4 2 4 4 3 4 3 4 5 36
13 5 4 5 5 5 2 2 3 5 5 41
14 3 5 37
4 4 5 4 4 3 2 3
15 5 4 4 3 5 3 3 3 4 5 39
16 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 38
17 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 39
18 3 4 4 3 3 2 4 3 3 5 34
19 4 5 4 4 4 3 3 4 5 4 40
20 4 5 5 4 5 2 3 3 5 5 41
21 5 5 4 5 5 2 3 1 4 5 39
22 4 3 4 4 5 2 2 4 3 4 35
23 4 2 3 1 5 1 2 5 2 5 30
24 2 5 33
3 2 4 3 5 2 3 4
25 4 4 5 5 5 2 2 2 5 5 39
26 4 5 38
5 5 4 5 4 1 3 2
27 5 5 37
4 3 4 4 4 3 3 2
28 4 4 5 4 5 3 3 2 5 5 40
1067
Lampiran 6
HasilAnalisisDeskriptif
Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 28, ΣX = 673, ΣY = 1067,
∑X² = 16661, ∑Y² 40859, ∑XY 11117945, maka dapat dicari indeks korelasinya dengan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ )
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )
Dengan memeriksa tabel “r” roduct moment ternyata df sebesar 26 sehingga diperoleh
rtabel pada taraf signifikasi 5% adalah 0, 388 dan pada taraf signifikasi 1% adalah 0, 496.
Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah r hitung< r tabel(r hitung 0, 164 <r tabel 5% = 0, 388 / r
hitung 0, 164 <r tabel1% = 0, 496) yang artinya r hitunglebih kecil (0, 164) dari r tabel5% (0, 388) dan r
tabel1% (0, 496). Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa hubungan antara merokok
dengan motivasi belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak tterdapat
korelasi yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Lampiran 7
Foto-FotoHasilPenelitian
Lampiran8
ProfilFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan
1. AlamatFakultasIlmuTarbiyah Dan Keguruan
Jl. Ir. Juanda No:95Ciputat 15412 Jakarta-Indonesia Kampus 1 UIN
SyarifHidayatullah Jakarta
2. Visi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan adalah menjadi LPTK yang unggul,
kompetitif, profesional, dengan mengintegrasikan keilmuaan, keislaman dan
kemanusiaan.
3. Misi
a. Menyelenggarakanpendidikandanpengajaranberwawasanriset.
b. Melaksanakanpenelitiandanpengembangankeilmuanuntukmenghasilkansatuka
ryainovatif di bidangpendidikan
c. Mengembangkanpengabdiankepadamasyarakatmelaluipembinaanpemberdaya an
madrasah/sekolah.
d. Mengembangkankomitmendanbudayaakademikbagicivitasakademika.
e. Mengembangkanlayananberbasisteknologiinformatika/ICT
f. Mengembangkanjenjangdankemitraandenganberbagailembaganasionalmaupun
internasional
g. Melaksanakanevaluasikinerjakelembagaansecaraberkelanjutan