Anda di halaman 1dari 8

PENCAHAYAAN DAN KENYAMANAN KANTOR TATA

USAHA FAKULTAS DI UNIVERSITAS NEGERI


MALANG
Reza Dwi Antoro¹, Sutrisno²

¹Universitas Negeri Malang, rezaashter1922@gmail.com


²Universitas Negeri Malang, sutrisno.ft@um.ac.id
Abstrak: Metode yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif. Data didapat dengan pengukuran
menggunakan lux meter dan kuesioner. Hasil pengukuran tingkat pencahayan menggunakan lux meter
dibandingkan dengan standart kepmenkes RI No.1405/menkes/SK/XI/2002, sedangkan data persepsi
pengguna terhadap tingkat kenyamanan pencahayaan akan dideskripsikan berdasarakan skala nilai yang
ditentukan. Hasil penelitian ini : (1) Kondisi pencahayaan pada kantor tata usaha fakultas di Universitas
Negeri Malang belum sesuai standart, hanya pada ruang tata usaha FIP yang sudah masuk standart. (2)
Persepsi pengguna terhadap kenyamanan pencahayaan kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri
Malang secara keseluruhan masuk kategori cukup nyaman, tetapi pencahayaan pada FMIPA terjadi
gangguan kesehatan mata dan pada FE dan FS terjadi pencahayaan silau, jadi tidak terjadi hubungan yang
linier antara tingkat pencahayaan dengan kenyamanan pencahayaan dan adanya kecenderungan yang
berbeda tentang persepsi kenyamanan pencahayaan pada setiap individu.

Kata kunci: pencahayaan, kenyamanan pencahayaan

1. PENDAHULUAN
Kualitas pencahayaan yang memadai sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan
produktivitas seseorang dalam melakukan sesuatu, khususnya di dalam ruangan. Dalam
aktivitas seperti membaca, menulis, mengerjakan tugas tentunya akan membutuhkan
standar kualitas cahaya yang berbeda pula dalam kebutuhannya. Pada penggunaan
gedung atau ruang-ruang di Universitas Negeri Malang penggunaan cahaya yang harus
maksimal atau membutuhkan tingkat kenyamanan tinggi antara lain di ruang kelas
mahasiswa, kantor administrasi (tata usaha), ruang dosen dll. Dimana untuk penanganan
yang sifatnya universal dan menyangkut kepentingan orang banyak adalah di kantor
administrasi (tata usaha). Menurut Thojib (2013) kantor sebagai area kerja
membutuhkan tingkat kenyamanan pencahayaan yang memadai agar pengguna di
dalamnya dapat melakukan aktivitas dengan lancar dan memiliki produktivitas kerja
yang baik.
Standarisasi pencahayaan kantor sudah diatur dalam peraturtan pemerintah. Seperti
yang terdapat pada kepmenkes RI No.1405/menkes/SK/XI/2002 menyebutkan bahwa
pencahayaan kantor harus mencapai 300 lux untuk bisa dikatakan standar. Untuk
mengetahui pencahayaan yang standar dapat diukur menggunakan lux meter.
Namun mendasarkan penilaian kenyamanan hanya pada standar yang
direkomendasikan saja belum cukup, karena pengguna bangunan sebagai subjek yang
merasakan kenyamanan memiliki perilaku yang berbeda tiap individu yang
mempengaruhi persepsi mereka terhadap kenyamanan pencahayaan dalam ruang
(Widiyantoro, H., dkk : 2017). Penilaian kenyamanan visual dari pencahayaan akan
tepat jika terdapat kesesuaian antara hasil terukur dari kesesuaian rancangan dengan
teori dan standar dengan persepsi penggunanya. Menurut Achsani (2015) “persepsi
pengguna terhadap pencahayaan dipengaruhi oleh empat faktor, yakni kontras antara
detail pekerjaan dengan tempat pekerjaan itu dilakukan, intensitas pencahayaan, jenis

1
pekerjaan dan lama waktu pekerjaan”. Hal tersebut menjadi indikator kenyamanan
seseorang pada sebuah pencahayaan.
Penelitian terkait persepsi dan peran pengguna telah dilakukan sebelumnya seperti
oleh Achsani (2016), dengan hasil jenis penggunaan pencahayaan yang banyak
digunakan di kantor adalah penggunaan pencahayaan alami dan buatan secara bersama
dimana pencahayaan buatan dipilih oleh banyak responden untuk dinyalakan sepanjang
hari. Kemudian pada penelitian yang lain oleh Achsani (2015), tentang Persepsi
Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja menyimpulkan bahwa
berdasarkan persepsi pengguna, kualitas pencahayaan yang memadai adalah yang
memberikan intensitas pencahayaan sesuai standar. Konsep kualitas pencahayaan pada
masing-masing pekerjaan menyimpulkan bahwa pelajar/ mahasiswa merumuskan
kualitas pencahayaan ideal dengan adanya sebuah konsep integrasi antara pencahayaan
alami, buatan dan interior.
Lalu pada penelitian Vidiyanti dkk (2017), tentang Analisis Pencahayaan Terhadap
Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor menyimpulkan waktu yang tepat untuk
menggunakan tirai dan cahaya lampu pada zona A adalah saat kurang cahaya
(kemungkinan pada waktu mendung). Sedangkan pada zona B hampir sepanjang waktu
membutuhkan cahaya lampu, karena pada zona B orientasi jendela berhadapan dengan
ruang lain/ void.
Dilihat dari beberapa kesimpulan penelitian diatas mengenai kualitas pencahayaan
kaitannya dengan presepsi pengguna dan dari permasalahan pencahayaan di atas maka
peneliti akan menganalisa masalah tersebut melalui penelitian yang berjudul
“Pencahayaan dan Kenyamana Kantor Tata Usaha Fakultas di Universitas Negeri
Malang”.
Penelitian bertujuan : (1) Untuk mengetahui kondisi pencahayaan di kantor Tata
Usaha fakultas di Universitas Negeriu Malang, (2) Untuk mengetahui persepsi
penggguna terhadap kenyamanan pencahayaan kantor Tata Usaha Fakultas di
Universitas Negeri Malang.

2. METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif-
kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan penyebaran
kuisioner.
Lokasi penelitian ini semuanya ada di Universitas Negeri Malang. Lebih tepatnya
ruang tata usaha fakultas di Universitas Negeri Malang, yakni pada ruang tata usaha FT
(Fakultas Teknik), FIS (Fakultas Ilmu Sosial), FPPSi (Fakultas Pendidikan Psikologi),
FIK ( Fakultas Ilmu Keolahragaan), FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam), FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan), FE ( Fakultas Ekonomi), FS
(Fakultas Sastra).
Dalam penelitian ini terdapat dua data yang diambil, yaitu data tingkat pencahayaan
ruang-ruang Tata Usaha Universitas Negeri Malang dan data kenyamanan pengguna
pencahayaan oleh pengguna ruangan dengan menggunakan kuisioner. Adapun tata cara
pengukuran tingkat pencahayaan menggunakan diukur menggunakan alat lux meter dan
untuk mengukur tingkat kenyamanan pencahayaan dengan penyebaran kuesionern,
kemudian responden diarahkan untuk mengisi kuisioner dengan kondisi pencahayaan
yang dirasakan saat itu. Jumlah responden pada setiap ruang tata usaha fakultas masing-
masing 5 orang responden dan dilakukan pada semua kantor tata usaha fakultas di
Universitas Negeri Malang.

2
Hasil pengukuran tingkat pencahayaan menggunakan lux meter selanjutnya
dibandingkan dengan Kepmenkes RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002, sementara untuk
kenyamanan pencahayaan data dari kuesioner akan di bandingkan dengan literatur
standart yang sudah di tentukan dan dideskripsikan oleh peneliti yakni :

Tabel 1. Kriteria Skala


Sangat nyaman 5
Lebih dari nyaman 4
Cukup nyaman 3
Kurang nyaman 2
Sangat kurang nyaman 1

3. HASIL
Kondisi Pencahayaan
Rata-rata tingkat pencahayaan pada kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri
Malang adalah 172,3 lux. Hasil pengukuran pencahayaan pada setiap fakultas disajikan
pada diagram 1.

Diagram 1. Pengukuran Lux meter

Dari diagram 1 di atas diketahui pencahayaan kantor tata usaha fakultas di


Universitas Negeri Malang sesuai urutan dari tingkat pencahayaan dari mulai yang
paling tinggi adalah sebagai berikut : (1) FIP 375,5 lux, (2) FE 210 lux. (3)
FMIPA182,5 lux, (4) FS 266,5 lux, (5) FPPSi 116 lux, (6) FIS 114,5 lux, (7) FT 108
lux, (8) FIK105,5 lux.
Jadi kesimpulannya pencahayaan ruang tata usaha fakultas di Universitas Negeri
Malang masih di bawah standart.

Kenyamanan Pencahayaan
Kenyamanan pencahayaan diukur pada kantor tata usaha fakultas di Universitas
Negeri Malang. Pengukuran dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang merupakan
indikator tingkat kenyamanan pencahayaan kepada pengguna yang berada di kantor
tersebut. Rata-rata skala nilai dari persepsi pengguna terhadap kenyamanan

3
pencahayaan kantor tata usaha di Universitas Negeri Malang adalah 3,55 dari skala 1-5.
Rekap nilai kenyamanan pengguna kantor tata usaha fakultas disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Rekap hasil responden
Rerata indikator kenyamanan Rata-rata
No Indikator indikator
FT FIS FPPSi FIK FMIPA FIP FE FS
1 Kesahatan mata 4,2 4,6 4 3,4 2,6 4,2 3,2 3,2 3,675
2 Terlaksananya aktivitas 4,2 4 3,8 3,4 3 4,2 3 3 3,575
3 Tingkat kesilauan 3,8 4 3,8 3 3,4 3,4 2,4 2,8 3,325
4 Kekuatan cahaya 4,2 4,2 4,2 3 3 4,2 3,6 3,2 3,7
5 Kelemahan pencahayaan 3 3,4 3,8 3,2 3,2 3 3 3 3,2
Rata-rata Fakultas 3,88 3,96 3,98 3,56 3,12 3,42 3,42 3,04

Hasil pengukuran persepsi pengguna tentang kenyamanan pencahayaan disajikan dalam


2 penyajian berbeda, yakni hasil rata-rata tingkat kenyamanan per fakultas dan rata-rata
per indikator. Rincian dari hasil rata-rata persepsi pengguna terhaadap kenyamanan
pencahayaan tersebut di uraikan pada diagram 2 seperti di bawah ini.

Diagram 2. Persepsi rerata pengguna pencahayaan per fakultas

Dari diagram di atas diketahui nilai persepsi pengguna terhadap kenyamanan


pencahayaan pada kantor tata usaha di Universitas Negeri Malang sesuai urutan dari
yang tertinggi adalah : (1) FPPSi mencapai 3,96, (2) FIS mencapai 3,96, (3) FT
mencapai 3,88, (4) FIK mencapai 3,56, (5) FIP dan FE sama-sama mencapai 3,42, (6)
FMIPA mencapai 3,12, (7) FS mencapai 3,04. Kesimpulan nilai kenyamanan pengguna
kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri Malang jika di tinjau per fakultas semua
hampir sama diantara kisaran 3 ke atas yang berarti masuk ketegori “cukup nyaman”.
Hasil rata-rata kenyamanan pencahayaan kantor tata usaha juga bisa di lihat dengan
rerata skala nilai per indikator kenyamanan pencahayaan. Adapun rinciannya disajikan
dalam bentuk diagram 3 seperti d bawah ini

4
Diagram 3. Persepsi rerata pengguna pencahayaan per indikator

Dari diagram 3 diketahui nilai rata-rata indikator tingkat kenyamanan pencahayaan


pada kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri Malang mulai dari yang tertinggi
sebagai berikut : (1) terhadap kuat cahaya pencahayaan diperoleh nilai 3,70, (2)
terhadap kesehatan mata di peroleh nilai 3,68, (3) terhadap terlaksananya aktivitas
diperoleh nilai 3,58, (4) terhadap tingkat kesilauan pencahayaan diperoleh nilai 3,33, (5)
terhadap kelemahan penccahayaan diperoleh 3,20 atas atau pada ketegori “cukup
nyaman”.
Kesimpulan dari nilai kenyamanan pengguna kantor tata usaha fakultas di
Universitas Negeri Malang jika dilihat dari per indikator juga diperoleh nilai kisaran 3
ke atas yang berarti masuk dalam kategori “cukup nyaman”.

4. PEMBAHASAN
Kondisi Pencahayaan
Dari data hasil penelitian didapat perolehan tingkat pencahayaan yang berbeda-beda
pada setiap fakultas di Universitas Negeri Malang tetapi rata-rata pencahyaanya tidak
standart. Adapun pernyataannya sebagai berikut : (1) FIP” mencapai standart”, (2) FE
“tidak standart”, (3) FMIPA “tidak standart”, (4) FS “tidak standart”, (5) FPPSi “tidak
standart”, (6) FIS “tidak standart”, (7) FT “tidak standart”, (8) FIK “tidak standart”.
Dari paparan tersebut diketahui rata-rata tingkat pencahayaan kantor tata usaha
fakultas di Universitas Negeri Malang masih di bawah 300 lux. Jadi tingkat
pencahayaan kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri Malang rata-rata masih
belum mencapai standart yang di tentukan oleh kepmenkes RI No.1405/menkes/SK/
XI/2002 yang menyebutkan bahwa pencahayaan kantor harus mencapai 300 lux untuk
bisa dikatakan standar, hanya pada ruang tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan yang
sudah masuk standart, sehingga pencahayaan kantor tata usaha fakultas di Universitas
Negeri Malang dinyatakan belum mencapai standart.

5
Kenyamanan Pencahayaan
Kenyamanan pencahayaan yang diperoleh dari pengukuran dari responden disajikan
pada tabel untuk rincian skala nilai dari kenyamanan pencahayaan yang ditampilkan
pada tabel 2. Adapun faktor untuk menentukan penilaian Menurut (Achsani : 2016),
faktor terpenting untuk mendapatkan pencahayaan alami dan buatan yang ideal adalah
dengan memperhatikan ‘Tidak Mengganggu Kesehatan Mata’ > ‘Aktifitas Terlaksana
dengan Baik’ > ‘Tidak Silau’. Kecenderungan ini masih memen-tingkan terlaksananya
aktifitas dan kebutuhan biologisnya untuk mendapatkan kualitas pencahayaan ideal.
Dan selain itu perlu diketahui juga kekuatan dari tingkat pencahayaan dan juga
kelemahan dari pencahayaannya.
Jadi untuk dikatakan nyaman tentunya persepsi dari pengguna pencahayaan
tentunya harus sesuai dengan faktor-faktor atau indikator tersebut dan dinyatakan
dengan penilaian kenyamanan yang sudah deskripsikan oleh peneliti.
Diketahui pada FMIPA pencahayaannya masih “di bawah batas nyaman”, jika
berdasarkan indikator kenyamanan berarti pencahayaan di tempat tersebut mengganggu
kesehatan mata dan pada FE dan FS pencahayaan juga “di bawah batas nyaman” jika
berdasarkan indikator kenyamanan berarti pencahayaan di tempat tersebut masih terasa
silau. Rata-rata nilai kenyamanan pencahayaan kantor tata usaha fakultas di Universitas
Negeri Malang oleh pengguna pada bab sebelumnya di dapat nilai 3,55. Diuaraikan juga
kenyamanan pencahayaan ditinjau dari per fakultas maupun per indikator masing-
masing mendapatkan nilai di atas 3. Sementara pada skala penilaian yang sudah
dideskripsikan oleh peneliti yakni jika skala nilai mencapai 3 maka pencahayaan di
tempat tersebut bisa dikatakan “cukup nyaman”.
Dari diagram 2 yakni persepsi pengguna terhadap kenyamanan pencahayaan pada
kantor tata usaha di Universitas Negeri Malang dibandingkan dengan skala penilaian
yang sudah dideskripsikan oleh peneliti dan ditinjau per fakultas pernyataannya adalah
sebagai berikut : (1) FPPSi “mencapai batas nyaman”, (2) FIS “mencapai batas
nyaman”, (3) FT “mencapai batas nyaman”, (4) FIK “mencapai batas nyaman”, (5) FIP
mencapai batas nyaman, (6) FE “mencapai batas nyaman”, (7) FMIPA “mencapai batas
nyaman”, (8) FS “mencapai batas nyaman”.
Sementara itu untuk mengetahui secara rinci perlu diketahui juga nilai per indikator
kenyamanan pencahayaan pada setiap fakultas di Universitas Negeri Malang antara lain
: (1) terhadap kuat cahaya pencahayaan “mencapai batas nyaman”, (2) terhadap
kesehatan mata “mencapai batas nyaman”, (3) terhadap terlaksananya aktivitas
“mencapai batas nyaman”, (4) terhadap tingkat kesilauan pencahayaan “mencapai batas
nyaman”, (5) terhadap kelemahan penccahayaan “mencapai batas nyaman”.
Perbandingan pengukuran pencahayaan menggunakan lux meter dan diagram
pengukuran kenyamanan pengguna pencahayaan kantor tata usaha fakultas di
Universitas Negeri Malang juga disajikan menjadi satu diagram dengan 2 hasil yang
berbeda seperti pada diagram 4 di bawah ini.

6
Diagram 4. Pengukuran pencahayaan dan kenyamanan pengguna

Hasil dari uraian-uraian di atas senada dengan penelitian terkait tentang Persepsi
Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor (Achsani: 2015) yakni
“Intensitas pencahayaan dianggap paling penting untuk mendapatkan kualitas
pencahayaan yang ideal walaupun masing-masing pengguna memilki konsep yang
berbeda-beda terhadap pencahayaan yang ideal” Jadi menurut saya kenyamanan
pencahayaan ruangan antara cahaya yang standart tidak mutlak selaras dengan cahaya
yang nyaman untuk pengguna, hal ini sangat berbeda dan kembali lagi kepada konsep
dan kondisi dari pengguna masing-masing. Dan juga pada penelitian tentang Persepsi
Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja (Achsani : 2016) yakni hasil
penelitian didapatkan bahwa jenis pencahayaan yang banyak digunakan adalah jenis
pencahayaan alami dan buatan secara bersama dimana pencahayaan buatan dapat
memberikan tingkat penerangan yang konstan untuk beraktifitas dan penggunaan
pencahayaan alami untuk memuaskan kebutuhan dasar biologisnya. Dari penelitian ini
berarti penentuan satndart pencahayaan suatu ruangan juga diukur ketika cahaya alami
dan buatan difungsikan bersamaan.
Tetapi pada penelitian lain, pencahayaan yang standart selaras dengan kenyamanan
pencahayaan seperti pada penelitian tentang Analisis Pencahayaan Terhadap
Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor (Widiyantoro: 2017), hasil dari penelitian
ini yakni Hasilkan zona A sudah mencapai standart SNI ruang kantor 350lux pada
kondisi tirai terbuka. Yaitu dengan nilai zona A1 365 lux, zona A2 365.33 lux dan zona
A3 341.33 lux serta responden menyatakan nyaman. Kemudian pada zona B mencapai
standar SNI pada kondisi tirai tertutup dengan hasil zona B1 347.67 lux, zona B2
350.67 lux dan zona B3 355 lux serta pada kondisi ini responden merasa nyaman.
Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi pengguna terhadap
kenyamanan pencahayaan kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri Malang
secara keseluruhan masuk kategori cukup nyaman, tetapi pencahayaan pada FMIPA
terjadi gangguan kesehatan mata dan pada FE dan FS pencahayaan masih silau. Jadi
tingkat pencahayaan dan persepsi kenyamanan pencahayaan kantor tata usaha fakultas
di Universitas Negeri Malang tidak terjadi hubungan yang linier antara tingkat
pencahayaan dengan persepsi kenyamanan pencahayaan kantor tata usaha fakultas di
Universitas Negeri Malang dan adanya kecenderungan yang berbeda tentang persepsi
kenyamanan pencahayaan pada setiap individu.

7
5. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut : (1) Kondisi pencahayaan pada kantor tata usaha fakultas
di Universitas Negeri Malang rata-rata belum sesuai standart yang ditentukan kemenkes
RI No.1405/menkes/SK/XI/2002 yang menyebutkan bahwa pencahayaan kantor harus
mencapai 300 lux untuk bisa dikatakan standar, hanya pada ruang tata usaha Fakultas
Ilmu Pendidikan yang sudah masuk standarat. (2) Persepsi pengguna terhadap
kenyamanan pencahayaan kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri Malang
secara keseluruhan masuk kategori cukup nyaman, tetapi pencahayaan pada FMIPA
terjadi gangguan kesehatan mata dan pada FE dan FS pencahayaan masih silau. Tidak
terjadi hubungan yang linier antara tingkat pencahayaan dengan persepsi kenyamanan
pencahayaan kantor tata usaha fakultas di Universitas Negeri Malang dan adanya
kecenderungan yang berbeda tentang persepsi kenyamanan pencahayaan pada setiap
individu.

6. DAFTAR RUJUKAN
Achsani, R.A. (2015), Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor.
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI | H 161

Achsani, R. (2016), Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja.


Prosiding Temu Ilmiah IPLBI | D 039

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1405/menkes/SK/XI/2002


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantor dan Industri

Thojib, J., & Adhitama M.S. (2013), Kenyamanan Visual Melalui Pencahayaan Alami
Pada Kantor. Jurnal RUAS, Volume 11` N0 2, ISSN 1693-3702

Widiyantoro, H. (2017), Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada


Pengguna Kantor. Jurnal Arsitektur, Bangunan, &Lingkungan |Vol.6 No.2: 65-
70

Anda mungkin juga menyukai