Kinerja Pelayanan Air Bersih Komunal di Wilayah Pengembangan Ujung Berung Kota Bandung
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 21 No. 2, Agustus 2010, hlm.95 - 110
Prima Apriyana
Abstrak
Abstract
The limited range of services in the City PDAM Bandung, requires the active
participation of community in the provision of clean water. Communal water supply
emerged as an alternative to the provision of community-based clean water. The
challenge is the ability and the limited capacity of the community both economically and
socially. Is still not known how the achievement of service generated by a communal
water supply in the city of Bandung. This article evaluated service performance of the
communal water supply located in residential areas in the city of Bandung. Identification
of the performance of services is conducted through evaluation of the performance of the
five service components, namely: water quantity, water quality, water continuity, water
rates, and complaints handled. Each component has its own performance benchmark -
each. Performance assessment is based on the achievement of the benchmarks with
supply and demand approaches to did the formal evaluation which was analyzed by
descriptive-analytic and quantitative methods. The result is, all have good service
performance. Show the public's perception of satisfaction with the service of communal
water supply. This is supported by the achievement of the performance of communal
water services, where the majority of the achievement of service standards of existing
services.
95
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
96
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
dikarenakan PDAM merupakan lembaga formal 2. Teori dan Kebijakan Air Bersih
penyedia air bersih publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah sehingga Bagi suatu kota, ketersediaan prasarana dan
pengelolaannya dilakukan berdasarkan pelayanan air bersih yang baik penting bagi
pedoman formal dan perencanaan yang baik. pemerataan dan penyebaran penduduk;
Namun cakupan pelayanan PDAM sampai mendorong peningkatan mutu kehidupan
sekarang, masih belum mampu menjangkau masyarakat; dan memberikan kesempatan bagi
seluruh masyarakat Kota Bandung. kota untuk tumbuh dan berkembang lebih baik
Sebagaimana yang disebutkan dalam artikel (Sutrisno, 2004). Selain itu ketersediaan akses
“2010 Bandung tanpa Air Bersih” dalam terhadap prasarana air bersih penting dalam
Artikel Kelompok Kerja Komunikasi Air No 9 rangka memenuhi kebutuhan air bersih yang
Tahun 2008, saat ini PDAM Kota Bandung merupakan kunci utama bagi perkembangan
hanya mampu melayani kebutuhan air bersih suatu kegiatan dan elemen penting bagi
53% dari jumlah penduduk di Kota Bandung. keberlanjutan suatu produktivitas perekonomian
Artinya masih terdapat sekitar 1.254.036 jiwa (Thuran, 1995 dalam Arika, 2007). Air dapat
penduduk Kota Bandung yang belum digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan
mendapatkan distribusi pelayanan air bersih yaitu (Chatib, 1996) :
PDAM. Sejauh ini belum diketahui mengenai a. keperluan umum, meliputi penggunaan air
kondisi pelayanan air bersih komunal yang untuk memberikan jalan menyiram taman-
terdapat di permukiman penduduk di Kota taman, persediaan air untuk pemadam
Bandung. Gambaran mengenai kondisi kebakaran, untuk keperluan sekolah,
pelayanan air bersih komunal diperlukan untuk perkantoran, gedung pertemuan, untuk
mengetahui sejauh mana ketercapaian kepentingan sosial, untuk keperluan
pelayanan yang diberikan oleh sarana air bersih komersial, pelabuhan, dan fasilitas rekreasi;
komunal sebagai salah satu penyediaan air b. keperluan industri, meliputi penggunaan
minum berbasis masyarakat. Oleh karena itu, sebagai bahan pokok dan bahan pembantu;
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
pelayanan sarana air bersih komunal yang c. keperluan rumah tangga (domestic use),
terdapat di permukiman penduduk yang ada di meliputi minum, masak, mandi dan
Kota Bandung. Pembahasan artikel ini terdiri membersihkan diri, keperluan cuci-
dari empat bagian. Bagian pertama adalah mencuci, fasilitas sanitasi dalam rumah, dan
pendahuluan yang memaparkan latar belakang keperluan dalam rumah tangga.
dilakukannya studi ini dan tujuan utama artikel
ini. Bagian yang kedua membahas teori dan 2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih
kebijakan terkait pengelolaan air bersih,
terutama pengelolaan sistem komunal. Bagian Menururt Chatib (1996), sistem penyediaan air
ketiga merupakan bagian utama yang bersih secara umum dapat dibagi menjadi dua
membahas kinerja pelayanan air bersih bagian utama, yaitu komponen dalam sistem
komunal di empat lokasi perumahan di WP penyediaan air bersih serta bentuk dan teknik
Ujung Berung. Yang terakhir adalah penutup dari sistem penyediaan air bersih. Komponen
yang memaparkan kesimpulan umum hasil dalam sistem penyediaan air bersih dapat
artikel ini dan rekomendasi berdasarkan artikel dibagi menjadi tiga komponen utama.
ini. Komposisi dari suatu sistem penyediaan air
bersih dapat terdiri dari sebagian atau
97
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
keseluruhan dari ketiga komponen tersebut. dilengkapi dengan transmisi dan distribusi
Tiga komponen tersebut adalah sebagai berikut agar air yang dihasilkan dapat menjangkau
(Chatib, 1996). daerah-daerah pelayanannya (konsumen).
a. Sistem Sumber (dengan atau tanpa
bangunan pengolahan air bersih). Sumber 2.2 Sistem Air Bersih Komunal
dapat terdiri dari sumber dan sistem
pengambilan / pengumpulan (collection Sistem air bersih komunal ialah suatu sistem
works) saja ataupun dapat pula dilengkapi penyediaan air bersih yang melayani lebih dari
dengan suatu sistem pengolahan air satu bangunan (misalnya dalam satu kawasan
(purification / treatment works). Sumber- permukiman atau satu kompleks perumahan)
sumber yang dapat digunakan yaitu air namun dalam skala pelayanan yang terbatas
permukaan, air tanah, air laut, dan air hujan. yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat
b. Sistem Transmisi. Dimulai dari sistem (TACSDW, 2004). Menurut Mustika (2007),
pengumpulan sampai bangunan pengolahan penyelenggaraan air bersih komunal diadakan
air bersih atau dimulai dari bangunan secara mandiri oleh masyarakat lokal, atau
pengolahan air bersih sampai reservoir dengan bantuan dari pemerintah maupun LSM,
(tempat penampungan). Cara namun tetap melibatkan masyarakat setempat
pengangkutannya bisa dengan cara gravitasi sebagai pelaku utama dalam pengelolaan,
atau pemompaan dan kapasitas yang akan pengoperasian, dan pemeliharaan dari air bersih
diangkut. komunal itu sendiri. Hal tersebut dimaksudkan
c. Sistem distribusi, merupakan sistem untuk meningkatkan rasa memiliki (sense of
penyaluran air bersih dari reservoir sampai belonging) masyarakat terhadap sumber daya
ke daerah-daerah pelayanannya. air bersih sehingga pola penggunaan air dapat
dikelola dengan lebih baik secara rasional dan
Dilihat dari bentuk dan tekniknya, sistem terkendali demi keberlanjutan proses
penyediaan air minum dapat dibedakan atas dua penyediaan air bersih di lingkungannya
sistem berikut (Chatib, 1996). (Mustika, 2007). Penyediaan air bersih komunal
a. Penyediaan air minum individual dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
(individual water supply system). Sistem pilihan sumber air baku seperti mata air, air
untuk penggunaan individual dan untuk tanah, air permukaan, dan air hujan, namun
pelayanan yang terbatas. Sumber air yang pemilihan air baku tersebut akan tergantung
digunakan umumnya berasal dari air tanah. pada kuantitas, kualitas, dan kontinuitas dari air
Sistem bentuk ini pada umumnya sangat baku (Dirjen Cipta Karya, 2009).
sederhana, biasanya tidak memiliki
komponen transmisi dan distribusi. Misal, Penggunaan sumber air baku pada penyediaan
sumur yang digunakan dalam satu rumah air bersih komunal, seperti mata air, air tanah,
tangga. dan air permukaan, membutuhkan perizinan
b. Penyediaan air minum komunitas atau sesuai dengan Peraturan Daerah yang ada di
perkotaan (community water supply Kota Bandung, kecuali penggunaan air hujan.
system/public water supply system). Pada Perizinan penggunaan mata air dan air tanah
umumnya sistem ini merupakan sistem diatur dalam Bab IV Peraturan Daerah Kota
yang mempunyai kelengkapan komponen Bandung No 08 Tahun 2002 tentang
dan kadang-kadang sangat kompleks dari Pengelolaan Air Bawah Tanah. Sedangkan
segi dan sifat pelayanannya. Sistem ini perizinan penggunaan air permukaan diatur
98
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
dalam Bab VII Peraturan Daerah Kota Bandung (acceptable); cukup (sufficient); mudah diakses
No 06 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan (accessible); dan terjangkau (affordable).
Pengairan di Kota Bandung. Penggunaan air
bawah tanah (mata air dan air tanah) harus Jumlah rata – rata air bersih yang digunakan
mendapatkan izin dari Walikota atau pejabat setiap hari berkaitan dengan tingkat pelayanan
terkait setelah mendapatkan persyaratan teknis air bersih yang ada. Jumlah air bersih yang bisa
dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi dikonsumsi setiap harinya oleh seorang
Jawa Barat. individu dapat mencerminkan tingkat pelayanan
air bersih yang dimiliki atau didapatkan oleh
2.3 Pelayanan Air Bersih individu tersebut. Adapun besarnya konsumsi
beserta tingkat pelayanannya dapat dilihat pada
Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai suatu tabel 1 berikut.
kondisi dinamis yang berhubungan dengan Tabel 1
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan Tingkat Pelayanan dan Jumlah Konsumsi Air
yang memenuhi atau melebihi harapan (David Bersih
Rata-rata konsumsi air bersih
Tingkat Pelayanan
& Goetsch dalam Huda, 2008). Penilaian (liter/orang/hari)
No access <5
terhadap kualitas pelayanan ini dapat dilihat Basic access 20
dari beberapa sudut pandang yang berbeda Intermediate access 50
Optimal access 100-200
(Yogi S, dan Ikhsan, 2006 dalam Huda, 2008), Sumber: WHO, 2003
misalnya dari segi : (a) product based, di mana
kualitas pelayanan didefinisikan sebagai suatu 2.4 Kriteria Kinerja Pelayanan Air Bersih
fungsi yang spesifik, dengan variabel
pengukuran yang berbeda terhadap karakteristik Kriteria yang digunakan dalam mengukur
produknya; (b) user based, di mana kualitas kinerja pelayanan air bersih komunal ialah
pelayanan adalah tingkatan kesesuaian kriteria dasar yang dapat mendukung
pelayanan dengan yang diinginkan oleh terwujudnya tujuan dari pelaksanaan
pelanggan; dan (c) value based, berhubungan penyediaan air minum berbasis masyarakat
dengan kegunaan atau kepuasan atas harga. yaitu masyarakat dapat memperoleh air bersih
dengan mudah dan terjangkau, disertai dengan
Berdasarkan teori terkait pelayanan air bersih, kualitas sesuai persyaratan dan ketersediaan air
diketahui bahwa kualitas pelayanan bagi setiap bersih yang berkelanjutan. Kajian terhadap teori
orang menjadi faktor utama dan menjadi hak terkait pelayanan air bersih dilakukan untuk
setiap orang untuk memperoleh air bersih mengetahui kriteria pelayanan dari suatu
(Gleick, 1999) sehingga bentuk pelayanan air pelayanan air bersih yang ideal. Hasil kajian
bersih lebih mengutamakan pada user based terhadap teori yang dikemukaan oleh WHO,
karena menyangkut kesesuaian antara diperoleh empat kriteria penting yang perlu
kebutuhan masyarakat akan air bersih dan diperhatikan dalam pelayanan air bersih.
kemampuan kualitas pelayanan dalam Kriteria-kriteria tersebut yaitu: (1) aman dan
memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut World layak (safe and acceptable); (2) mencukupi
Health Organization (WHO) terdapat lima (sufficient); (3) mudah diakses (accessible);
kriteria penting yang harus diperhatikan serta (4) terjangkau (affordable).
berkaitan dengan hak akan air bersih yang
mengedepankan pelayanan air bersih bagi
setiap orang, yaitu: aman (safe) dan layak
99
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
Tabel 1
Pengelompokan Komponen Pelayanan Kinerja dari setiap komponen kriteria akan
Berdasarkan Kriteria diberi nilai skor bergantung pada
Aman dan Terjang-
layak (safe and
Cukup Mudah
kau
ketercapaiannya terhadap tolok ukur. Nilai skor
(sufficient) (accessible)
acceptable) (affordable) dari masing-masing ketercapaian tolok ukur
- Kualitas
- Kuantitas - Kontinuitas kinerja dibagi menjadi tiga, yaitu: skor lima (5)
- Cakupan
- Tingkat - Kemampuan
pelayanan
- Produktivitas
kehilangan penanganan
Tarif
untuk ketercapaian kinerja yang sesuai dengan
air pengaduan
pemanfaatan
- Peneraan - Kecepatan tolok ukur, skor tiga (3) untuk ketercapaian
instalasi
meter air penyambungan kinerja yang kurang sesuai dengan tolok ukur,
produksi
Sumber: Hasil Analisis, 2009 dan skor satu (1) untuk ketercapaian kinerja
yang tidak sesuai dengan tolok ukur. Berikut
Sepuluh komponen yang telah dikelompokan indikator dan tolok ukur dari masing – masing
tersebut, selanjutnya akan direduksi. Reduksi komponen kriteria, yaitu:
dilakukan karena adanya penyesuaian terhadap a. Kuantitas air. Indikator dan tolok ukur dari
kondisi dari sarana air bersih komunal yang kuantitas air mengacu pada peraturan
cenderung memiliki sistem penyediaan air yang standar kebutuhan air per orang per hari
lebih sederhana dibandingkan sistem air publik Departemen PU dan Departemen
(PDAM), sehingga tidak semua komponen Kesehataan yaitu 126,9 dan 150
dapat terukur. Komponen yang dipilih ialah L/orang/hari. Tolok ukur dari kuantitas air
komponen yang dapat mewakili indikator ialah sebagai berikut.
keberhasilan pelaksanaan air bersih komunal - Tolok ukur terhadap persepsi (demand
dan sesuai dengan kondisi sarana air bersih side): memenuhi kebutuhan sehari –
komunal serta dapat terukur dengan pelayanan hari, seperti memasak, minum, MCK,
yang ada dalam sistem air bersih komunal. cuci pakaian, kebersihan rumah, cuci
Komponen (berdasarkan kriteria) hasil kendaraan, menyiram tanaman.
pemilahan (reduksi) yang akan digunakan skor lima (5): 60-100%
dalam mengidentifikasi kinerja pelayanan air responden menyatakan
bersih komunal, disajikan pada Tabel III memenuhi tolok ukur;
berikut: skor tiga (3): 34-67%
responden menyatakan
memenuhi tolok ukur;
100
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
skor satu (1): 1-33% responden Skor satu (1): belum pernah
menyatakan memenuhi tolok teruji laboratorium.
ukur c. Kontinuitas air. Indikator dan tolok ukur
- Tolok ukur terhadap standar (supply kontinuitas air mengacu pada Keputusan
side): 126,9 L/orang/hari. Menteri Dalam Negeri No 47 Tahun 1999
skor lima (5): rata-rata tentang Pedoman Penilaian Kinerja
konsumsi air >126,9 l/o/h Perusahaan Daerah Air Minum. Peraturan
skor tiga (3):rata-rata konsumsi tersebut menyatakan bahwa kontinuitas air
air 63,5-126,9 l/o/h bersih yang baik ialah dapat mengalirkan
skor satu (1):rata-rata konsumsi air selama 24 jam/hari. Sistem pengaliran
air 1-63,4 l/o/h air yang digunakan seringkali
b. Kualitas air. Indikator dan tolok ukur menggunakan jadwal yang rutin dengan
kualitas air mengacu pada Peraturan durasi pengaliran dalam waktu tertentu,
Menteri Kesehatan RI No. sehingga tolok ukur dari kontinuitas air
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang ialah:
persyaratan kualitas air bersih. Air yang - Tolok ukur terhadap persepsi (demand
dikonsumsi harus memenuhi persyaratan side): air mengalir sesuai jadwal
fisis, kimiawi, dan bakteriologis. Untuk dengan durasi yang mencukupi.
mengetahui kualitas air diperlukan uji Skor lima (5): 68-100%
laboratorium. Selain itu secara fisik dapat responden menyatakan
diamati bahwa air tidak keruh, tidak memenuhi tolok ukur;
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Skor tiga (3): 34-67%
- Tolok ukur terhadap persepsi (demand responden menyatakan
side): secara fisik diamati air tidak memenuhi tolok ukur;
keruh, tidak berwarna, tidak terasa, Skor satu (1): 1-33% responden
dan tidak berbau. menyatakan memenuhi tolok
Skor lima (5): 68-100% ukur.
responden menyatakan - Tolok ukur terhadap persepsi
memenuhi tolok ukur; (supply side): air mengalir 24
Skor tiga (3): 34-67% responden jam/hari.
menyatakan memenuhi tolok Skor lima (5): air mengalir 24
ukur; jam/hari;
Skor satu (1): 1-33% responden Skor tiga (3): air mengalir 13-
menyatakan memenuhi tolok 23 jam/hari;
ukur. Skor satu (1): air mengalir 1-12
- Tolok ukur terhadap standar (supply jam/hari.
side): teruji laboratorium sebagai air d. Penanganan pengaduan/keluhan
bersih. tertangani. Indikator dan tolok ukur
Skor lima (5): teruji kriteria penanganan pengaduan tertangani
laboratorium secara berkala; mengacu pada pedoman penilaian kinerja
Skor tiga (3): teruji laboratorium PDAM. Penanganan keluhan yang baik
namun tidak berkala; ialah ≥ 80% keluhan dapat ditangani.
Tolok ukur dari penanganan pengaduan
ialah:
101
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
102
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
103
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
104
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
liter/orang/hari). Hal tersebut dimungkinkan untuk cuci pakaian, prioritas kelima untuk
karena cukup banyak warga pengguna air menyiram tanaman, prioritas keenam untuk
bersih komunal yang juga memiliki sumber air kebersihan rumah, dan prioritas terkahir untuk
bersih yang lain. Dari total 28 responden, cuci kendaraan. Prioritas utama penggunaan
sebanyak 18 (64%) responden menjawab air bersih komunal banyak digunakan untuk
memiliki dan menggunakan sumber air bersih keperluan memasak dan minum dimungkinkan
yang lain berupa sumur pribadi dan 10 (36%) karena kualitas air bersih komunal yang baik.
responden menjawab tidak memiliki sumber Sebanyak 25 responden menjawab bahwa
air bersih yang lain. Dari 18 responden alasan mereka menggunakan air bersih bersih
tersebut, alasan mereka menggunakan air komunal adalah karena kualitas airnya yang
bersih yang lain ialah mayoritas sebanyak 13 baik sehingga airnya diprioritaskan untuk
responden menjawab untuk mengurangi beban memenuhi keperluan primer seperti minum
tagihan air bersih komunal. dan memasak.
105
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
Berdasarkan ketercapaiannya terhadap masing- diberikan hanya dua hari sekali dengan durasi
masing tolok ukur maka nilai skor yang satu jam saja. Walaupun belum sesuai dengan
diperoleh dari sarana air bersih komunal di standar, ternyata sebagian besar responden
Perumahan Sukaasih disajikan pada Tabel 7 merasa bahwa kebutuhan air bersih mereka
berikut. sudah terpenuhi dengan kondisi pelayanan
yang ada. Sehingga tidak selalu suatu sistem
Tabel 7 penyedia air bersih yang belum memenuhi
Nilai Skor Terhadap Ketercapaian Tolok Ukur standar akan menghasilkan pelayanan yang
Kinerja (Perumahan Sukaasih) buruk bagi masyarakatnya. Namun memang
Skor Ketercapaian Skor Ketercapaian
(Tolok Ukur Standar) (Tolok Ukur Persepsi) akan lebih baik lagi jika bisa mencapai
Kuantitas 5 5
Kualitas 5 5
standar yang telah ditetapkan karena standar
Kontinuitas 5 5 merupakan suatu dasar untuk mencapai
Tarif 5 5
Pengaduan tingkat pelayanan yang baik.
5 5
tertangani
Jumlah 25 25
Tabel 8
Sumber: Hasil Analisis, 2009
Kinerja Pelayanan Air Bersih Komunal
Perumahan Sukamiskin (Desa Kertasari
Pada tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah Komponen Tolok Ukur Ketercapaian
Kriteria Standar Persepsi Standar Persepsi
total skor yang diperoleh pelayanan sarana air 90%
bersih komunal di Perumahan Sukaasih ialah Memenuhi
Rata-rata responden
Konsumsi konsumsi menyatakan
50. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan kebutuhann
Kuantitas air bersih air bersih kuantitas air
air bersih
bahwa Perumahan Sukaasih memiliki kinerja 126,9l/o/h komunal memenuhi
sehari-hari
154 l/o/h kebutuhan
pelayanan air bersih komunal yang baik. sehari-hari
Kualitas air
secara fisik 90%
Memenuhi Teruji
3. Perumahan Sukamiskin (Desa Kertasari) dapat responden
syarat air laboratoriu
diamati: menyatakan
bersih m sebagai
Kualitas tidak kualitas air
(teruji air bersih
berwarna, bersih
Perumahan Sukamiskin memiliki labora-
tidak
pada akhir
komunal
torium) tahun 2006
kecenderungan yang baik dari segi persepsi berbau, dan adalah baik
tidak berasa
masyarakatnya namun kurang jika melihat 86%
Rutin responden
dari segi ketercapaian standar kinerja Rutin terjadwal: menyatakan
sarananya. Berdasarkan Tabel VIII 24
terjadwal pagi pukul kontinuitas air
Kontinuitas dengan 5.30-10.00 mengalir rutin
selanjutnya, dapat dilihat bahwa seluruh jam/hari
durasi yang dan sore sesuai jadwal
persepsi responden terhadap masing – masing mencukupi pukul dengan durasi
16.00-21.00 yang
kriteria memiliki ketercapaian yang baik. mencukupi
Rata-rata
Sedangkan dari segi standar, komponen Tagihan beban
kriteria: kuantitas, kualitas, dan kontinuitas <4% dari tagihan Seluruh
pengh- mengurangi responden
masih belum memenuhi tolok ukur. Dari segi Tarif asilan Terjangkau 1,4-3,5% menyatakan
masya- rata-rata tarif air
kuantitas, perkiraan rata – rata konsumsi rakat penghasilan terjangkau
maksimal yang dapat dilakukan ialah 120 pelanggan warga
pelanggan
l/o/h. Nilai tersebut dibawah standar Seluruh
kebutuhan air yaitu 126,9 l/o/h. Kemudian > 80% Keluhan 100% responden
jumlah dapat jumlah menyatakan
kualitas air, sudah lama tidak teruji Pengaduan
keluhan ditangani lehuhan keluhan
tertangani
dapat dengan baik dapat ditangani
laboratorium sejak 25 tahun yang lalu, tertangani dan cepat ditangani dengan baik
sehingga kualitasnya diragukan secara dan cepat
Sumber: Hasil Analisis, 2009
standar. Sementara kontinuitas air yang
106
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
107
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
Komponen Tolok Ukur Ketercapaian terhadap tolok ukur standar yang ditetapkan.
Kriteria Standar Persepsi Standar Persepsi
Seluruh Kinerja pelayanan sarana yang ada di keempat
> 80% Keluhan 100% responden
jumlah dapat jumlah menyatakan
perumahan, rata-rata memiliki ketercapaian
Pengaduan
tertangani
keluhan ditangani lehuhan keluhan diatas standar pelayanan yang berlaku. Hanya
dapat dengan baik dapat ditangani
tertangani dan cepat ditangani dengan baik komponen kontinuitas saja yang kinerjanya
dan cepat banyak tidak tercapai atau tidak memenuhi
Sumber: Hasil Analisis, 2009
tolok ukur standar. Dari empat perumahan yang
Berdasarkan ketercapainnya terhadap masing- menjadi studi kasus, hanya satu perumahan saja
masing tolok ukur maka nilai skor yang yang memiliki kontinuitas air 24 jam/hari,
diperoleh dari sarana air bersih komunal di sedangkan ketiga perumahan lainnya
Perumahan Cikadut disajikan pada Tabel 11 menggunakan jadwal pengaliran secara rutin.
berikut. Dari segi kuantitas sudah mencukupi dimana
konsumsi rata – rata berada diatas standar
Tabel 11 kebutuhan air. Dari segi kualitas air, air
Nilai Skor Terhadap Ketercapaian Tolok Ukur konsumen memiliki kualitas yang baik dengan
Kinerja (Perumahan Cikadut) asumsi tidak terdapat perubahan kualitas selama
Skor Ketercapaian Skor Ketercapaian
(Tolok Ukur Standar) (Tolok Ukur Persepsi) pengaliran dari sumber ke rumah warga.
Kuantitas 5 5 Kemudian dari segi tarif pun menunjukan
Kualitas 3 5
Kontinuitas 1 5 rentang pengeluaran untuk tagihan air berada
Tarif 5 5 dibawah 4% dari rata – rata penghasilan
Pengaduan
tertangani
5 5 bulanan warga pelanggan.
Jumlah 19 25
Sumber: Hasil Analisis, 2009 Sarana air bersih komunal yang terdapat di
lokasi studi telah mampu memberikan
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pelayanan air bersih yang baik kepada warga
total skor yang diperoleh pelayanan sarana air penggunanya. Pelayanan yang diberikan oleh
bersih komunal di Perumahan Cikadut (Desa sarana air bersih komunal dapat memenuhi hak
Cibangdan) adalah 40. Dengan demikian, dapat dan harapan warga sebagai pengguna air bersih
disimpulkan bahwa Perumahan Cikadut untuk memperoleh air yang layak, aman,
memiliki pelayanan air bersih komunal yang berkecukupan, mudah, dan disertai dengan
baik. harga yang terjangkau. Sarana air bersih
komunal saat ini telah menjadi suatu alternatif
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
bagi penyediaan air bersih secara swadaya.
Penggunaanya tidak terbatas pada suatu
Hasil evaluasi terhadap kinerja pelayanan air
golongan tertentu saja. Penggunaan sumber air
bersih komunal menunjukan bahwa keempat
dan jumlah biaya pembangunan yang berbeda-
sarana air bersih komunal di lokasi studi
beda pada pengelolaan sarana air bersih
memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik
komunal di lokasi studi, ternyata sama-sama
ditunjukan oleh ketercapaian terhadap tolok
dapat menghasilkan pelayanan air bersih yang
ukur, baik berdasarkan persepsi maupun kinerja
baik kepada penggunanya. Dalam konteks kota,
sarana terhadap standar. Mayoritas persepsi
sarana air bersih komunal di lokasi studi telah
responden menyatakan bahwa kinerja dari
membantu meningkatkan pelayanan air bersih
masing-masing komponen pelayanan mencapai
bagi masyarakat.
tolok ukur yang ditetapkan. Hal tersebut
didukung oleh ketercapaian kinerja sarana
108
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan dapat ditulis. Terima kasih juga kepada dua
maka berikut ini rekomendasi yang dapat mitra bestari yang telah memberikan komentar
diberikan kepada masing-masing pihak terkait yang berharga.
demi meningkatkan pelayanan air bersih
Daftar Pustaka
komunal.
____, 2003. The Right to Water. World Health
1. Rekomendasi bagi pengelola air bersih Organization: France
komunal. Bagi pengelola air bersih Arika, Dian Mangiring. 2007. Kajian Pola
komunal, jika memungkinkan secara Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga di
finansial hendaknya membuat suatu sistem Kelurahan Setiamanah, Kota Cimahi
Sebagai Masukan Bagi Upaya
pengolah air sederhana guna mengolah air
Konservasi. Tugas Akhir Program
baku sebelum dialirkan secara langsung ke Perencanaan Wilayah dan Kota. Institut
rumah-rumah warga guna menjaga kualitas Teknologi Bandung: Bandung.
air tetap baik. Selama ini air yang berasal Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum.
dari sumber dialirkan secara langsung ke 2006. Tata Cara Perencanaan Instalasi
Saringan
rumah warga tanpa adanya proses
Chatib, Benny. 1996. Sistem PAM: Pendidikan
pengolahan. dan Latihan Tenaga Teknik Penyediaan
Air Minum. Lembaga Pengabdian Kepada
2. Rekomendasi bagi masyarakat pengguna. Masyarakat, ITB: Bandung.
Pada masyarakat pengguna di perumahan Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Pedoman
Penyediaan Air Minum Berbasis
yang tidak menggunakan sistem tarif
Masyarakat (PAM BM) : 2.
progresif, sehingga biaya menjadi lebih Penyelenggaraan. Pd-T-05-2-2005-C
murah, disarankan untuk tidak Dirjen Cipta Karya. 2009. Pedoman
mengkonsumsi air secara berlebihan karena Pengelolaan Program Pamsimas.
murahnya air bukan berarti dapat Departemen Pekerjaan Umum : Jakarta
Gleick, Peter. 1999. The Human Right to Water.
menghabiskan air bersih sebanyak-
Pacific Institute for Studies in
banyaknya mengingat ketersediaan air Development, Environment, and
tanah yang terbatas. Security: USA.
Huda, Risa Nurul. 2008. Studi Peminimalan
3. Rekomendasi bagi Pemerintah Daerah. Kesenjangan Antara Standar Pelayanan
Air Bersih dengan Pelayanan yang
Bagi Pemerintah Daerah, hendaknya
Dirasakan Masyarakat Pengguna PDAM
mengawasi penggunaan air tanah yang dan Komunal di Kota Banjaran dan
merupakan sumber air dari sarana air bersih Soreang. Tugas Akhir Program
komunal guna mencegah penggunaan air Perencanaan Wilayah dan Kota. Institut
tanah yang berlebihan. Penggunaan air Teknologi Bandung: Bandung.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47
tanah yang berlebihan dapat menyebabkan
Tahun 1999 Tentang Pedoman Penilaian
semakin cepat berkurangnya cadangan air Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.
tanah dan menurunnya muka air tanah di Mustika, Susi. 2007. Pengaruh Tarif, Ukuran
lingkungan sekitar. Keluarga, Tingkat Pendapatan, dan
Sumber Air Alternatif Terhadap Tingkat
Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga
Ucapan Terima Kasih
Pada Sistem Komunal. Tugas Akhir
Program Perencanaan Wilayah dan Kota.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Institut Teknologi Bandung: Bandung.
Prof. Ir. Roos Akbar, M.Sc., Ph.D. untuk
arahan dan bimbingan sehingga artikel ini
109
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 2 Agustus 2010
110