Anda di halaman 1dari 4

SAMPAH2011/2012

No.1 Dikenal beberapa pola transfer pengumpulan sampah dengan sistem kontainer. Jelaskan!
2. Teknologi pengomposan sampah kota dapat dilakukan dalam skala rumah tangga sampai skala
pabrik dengan masukan rekayasa. Jelaskan jenis teknologi dengan masukan rekayasa pengomposan
sampah kota!

 Wind Row System adalah proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling murah. Bahan
baku kompos ditumpuk memanjang, tinggi tumpukan 0.6 sampai 1 meter, lebar 2-5 meter. Sementara itu
panjangnya dapat mencapai 40-50 meter. Sistim ini memanfaatkan sirkulasi udara secara alami.
Optimalisasi lebar, tinggi dan panjang nya tumpukan sangat dipengaruhi oleh keadaan bahan baku,
kelembaban, ruang pori, dan sirkulasi udara untuk mencapai bagian tengah tumpukan bahan baku.
Idealnya adalah pada tumpukan bahan baku ini harus dapat melepaskan panas, untuk mengimbangi
pengeluaran panas yang ditimbulkan sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba.
Windrow sistim ini merupakan sistim proses komposting yang baik yang telah berhasil dilakukan di banyak
tempat untuk memproses pupuk kandang, sampah kebun, lumpur selokan, sampah kota dll. Untuk
mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada windrow sistim ini, maka dilakukan proses
pembalikan secara periodik Inilah secara prinsip yang membedakannya dari sistim pembuatan kompos
yang lain. Kelemahan dari sistim Windrow ini adalah memerlukan areal lahan yang cukup luas.
 Sistem Aerated Static Pile Sistim pembuatan kompos lainnya yang lebih maju adalah Aerated Static
Pile. Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan windrow sistim, tetapi dalam sistim ini
dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara. Udara ditekan memakai blower. Karena ada
sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter. Proses
itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen. Apabila temperatur terlalu tinggi, aliran oksigen dihentikan,
sementara apabila temperatur turun aliran oksigen ditambah. Karena tidak ada proses pembalikan, maka
bahan baku kompos harus dibuat sedemikian rupa homogen sejak awal. Dalam pencampuran harus
terdapat rongga udara yang cukup. Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan panjang harus dipotong-
potong mencapai ukuran 4-10 cm.
 Sistem yang ketiga adalah sistem In Vessel Composting. Dalam sistim ini dapat mempergunakan
kontainer berupa apa saja, dapat silo atau parit memanjang. Karena sistim ini dibatasi oleh struktur
kontainer, sistim ini baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau
sampah kota. Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan udara sama seperti sistim Aerated Static
Pile. Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran kompos jadi yang
berbeda.
3. Dalam pengelolaan sampah secara termal, dikenal beberapa jenis teknologi, mulai dari
insinerator, gasifikasi dan gasifikasi plasma. Apa yang saudara ketahui tentang jenis teknologi
ini ?
C. Gasifikasi plasma merupakan suatu metode efektif dalam menguraikan berbagai senyawa organik
dan anorganik menjadi elemen-elemen dasar dari sebuah senyawa, sehingga elemen-elemen tersebut
dapat digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle). Proses pertama yang dilakukan dalam
gasifikasi plasma adalah sampah dimasukkan ke dalam konverter atau reaktor plasma. Plasma yang
dihasilkan sangat panas hingga mencapai 5000 oC yang dibentuk oleh gas terionisasi. Reaktor plasma
ini dioperasikan tanpa oksigen masuk ke dalam reaktor sehingga tidak terjadi pembakaran. Oleh
karenanya, gasifikasi plasma tidak membakar sampah seperti halnya insinerator, melainkan
mendekomposisi sampah ke dalam struktur dasarnya sehingga zat buangannya dalam bentuk
synthetic gas dan kerak logam yang cendrung tak berbahaya.

Umumnya terdapat tiga reaksi yang terjadi dalam gasifikasi plasma. Reaksi pertama adalah Thermal
Cracking. Pada proses ini molekul berukuran besar diuraikan menjadi gas (molekul yang lebih kecil dan
lebih ringan). Hasil akhirnya menghasilkan hidrokarbon ringan seperti metana dan hidrogen. Reaksi
kedua adalah Oksidasi parsial. Proses ini dapat menghasilkan karbon monoksida, dan dengan proses
oksidasi yang lebih rumit akan memberikan hasil akhir CO2 dan H2O. Reaksi ketiga adalah Reforming.
Merupakan kombinasi dari reaksi-reaksi yang berlangsung. Contoh, karbon dapat bereaksi dengan air
menghasilkan CO dan H2 atau karbon bereaksi dengan CO2 menghasilkan dua molekul CO. Reaksi
reforming ini memiliki kemungkinan membentuk fuel gas.

4.Teknologi biogas sudah umum digunakan dalam pengelolaan limbah padat, seperti
untuk mengolah kotoran sapi. Bagaimana prospeknya untuk mengolah sampah kota
?

Anda mungkin juga menyukai