Anda di halaman 1dari 6

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN

2.1 Kondisi Daerah Penelitian


Daerah penelitian adalah Jalan Poros Tawaeli – Toboli yang mempumyai
panjang jalan ± 60 KM, dengan lokasi penelitian yaitu KM 42+900 – KM 42+950.
Secara umum kondisi daerah penelitian terletak pada : sebelah utara berbatasan
dengan Kecamatan Labuan, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Palu, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi – Moutong dan sebelah barat berbatasan
dengan Teluk Palu. Keberadaan jalan ini sangat penting terutama sebagai jalan
penghubung dari propinsi, jalan penghubung antar kabupaten dengan intensitas
kepadatan yang cukup banyak dilalui oleh berbagai jenis kendaraan baik kendaraan
roda dua, ataupun roda empat, sehingga jalan ini termasuk dalam jalan Trans
Sulawesi. Berikut ini adalah peta lokasi penelitian :

Lokasi Penelitian

Gambar 2.1 Peta Lokasi Penelitian


(Sumber : Peta Sulawesi, 2010)
II-1
U

Lokasi Penelitian

Gambar 2.2 Peta Lokasi Perencanaan dan Penelitian


(Sumber : Google Maps,2017)

Kondisi iklim jalan Tawaeli – Toboli terletak pada 0,4o - 0,5o LS dan termasuk
dalam iklim tropis. Musim hujan terjadi pada bulan November dan Mei dan musim
kemarau berada pada bulan Juni hingga Oktober.
Kondisi geologi daerah penelitian adalah Kecamatan Tanantovea pada Desa
Nupabomba dibagi dalam tiga kelompok. Pembagian tersebut dapat dilihat dalam
Tabel 2.1.
Kondisi geologi yang ditampilkan dalam Tabel 2.1 adalah kondisi geologi yang
memotong pada arah utara ke selatan. Sedangkan jalan tersebut memotong struktur
geologi dari timur ke barat.

II-2
Tabel 2.1 Kondisi geologi pada ruas jalan Tawaeli-Toboli
Umur
Formasi Geologi Distribusi Keterangan
Geologi
Holocene Alluvium Pasir, lempung 1 km 100 – 6 Alluvium
dan Gravel km 500 terdistribusi pada
unconsolidated 44 km 300 – dataran rendah
45 km 418 dekat Tawaeli dan
Toboli
Miocene Formasi Sandstone 6 km 500 – 15 Formasi ini
Selebes Conglomerat km 300 termasuk weakly
Mudstone consolidated dan
diklasifikasikan
sebagai material
antara tanah dan
batuan lunak
Palaeogene Batuan Schist Schist : Schist terdistribusi
Period Metamorf Gneiss 16 km – 27 pada sisi Tawaeli
km dan Gneiss pada sisi
32 km – 35 Toboli
km 700
Gneiss :
15 km 300 –
16 km
27 km – 31
km
35 km 700 –
44 km 300
(sumber, Feasibility Study for Tawaeli-Toboli Road, JICA, dalam Martini 2002)

II-3
Hampir sepanjang daerah poros jalan Tawaeli-Toboli dibentuk oleh lereng
yang sangat terjal. Kemiringan lereng sangat bervariasi, mengingat sebagian besar
kondisi jalan Tawaeli-Toboli merupakan daerah pegunungan. Pekerjaan perbaikan
tanah sudah sering di lakukan pada jalan ini mengingat kecuraman pada lereng ini
cukup terjal.
Pada musim kemarau, lereng-lereng poros jalan Tawaeli – Toboli tidak
perlu dikhawatirkan akan terjadi longsor, sebaliknya pada musim hujan kondisi
lereng perlu menjadi perhatian karena tidak sedikit lereng mengalami kelongsoran
saat musim penghujan, juga pada saat terjadi gempa.

Gambar 2.3 Kelongsoran lereng pada ruas jalan Tawaeli-Toboli

II-4
Gambar 2.4 Kelongsoran lereng pada ruas jalan Tawaeli-Toboli

Daerah penelitian pada lereng ruas jalan Tawaeli-Toboli KM 42+900 –


KM 42+950 memiliki kemiringan yang cukup curam ± 75º. Pekerjaan perbaikan
tanah sudah sering di lakukan pada jalan ini mengingat kecuraman pada lereng ini
cukup terjal. Lereng ini memiliki ketinggian sekitar ± 30 m, dengan lebar bidang
longsor yang terjadi ± 40 m.
Pada musim kemarau jalan poros Tawaeli – Toboli KM 42+900 – KM
42+950 tidak perlu di khawatirkan akan terjadi longsor, sebaliknya pada musim
hujan kondisi lereng akan mengalami kelongsoran.
Metode perbaikan yang saat ini dilakukan pada lereng di KM 42+900 – KM
42+950 adalah terasering dan permukaan lereng ditutupi dengan lembaran
geosintetik. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan 2.6. Pelaksanaan dengan
terasering sudah dilakukan, untuk pemasangan lembaran geosintetik belum
dilakukan.

II-5
Gambar 2.5 Perbaikan Tanah Pada Lokasi Penelitian dengan Terasering

II-6

Anda mungkin juga menyukai