Makalah Cardiac Early Score System Revisi 2 PDF
Makalah Cardiac Early Score System Revisi 2 PDF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat Lanjut I
Dibimbing oleh : Ns. Tony Suharsono, S. Kep, M. Kep
Oleh :
KELOMPOK 5
1 Zaki Soewandi Ahmad (156070300111004)
2 Dudella Desnani Firman Yasin
(156070300111034)
3 Erik Irham Lutfi
4 Syafrudin L. Ahmad (156070300111041)
5 Ode Irman
(156070300111048)
(156070300111050)
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Unit gawat darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan
kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin. Jumlah
dan kasus pasien yang datang ke unit gawat darurat tidak dapat
diprediksi karena kejadian kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan
saja, dimana saja serta menimpa siapa saja. Kondisi penyakit level kronis
membutuhkan pemantauan yang ekstra waspada dari tenaga kesehatan.
Pemantauan tersebut bisa mengenai infus, tekanan darah, detak jantung dan
lain-lain. Salah satu contoh penyakit yang mudah mengalami perubahan
kearah gawat darurat adalah penyakit jantung.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) (2011) bahwa
penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan
60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit
iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30 % kematian di
seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Diperkirakan tahun
2030 bahwa 23,6 juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit
kardiovaskular. Prevalensi Penaykit jantung di Indonesia berdasarkan
wawancara terdiagnosis sebesar 0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis
dokter atau gejala sebesar 1,5%. Prevalensi penyakit jantung meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65-74
tahun yaitu 2,0% dan 3,6%, menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75
tahun (Depkes, 2013)
Ruang perawatan cenderung memiliki jumlah pasien banyak dengan
pasien sakit berat dengan periode penyakit kritis. Akibat dari masalah ini
adalah peningkatan jumlah komplikasi atau efek samping seperti serangan
jantung dan tidak diragukan lagi hal ini akan berdampak pada kematian pasien
(Georgaka, D; Mparmparousi, M & Vitos, N, 2012). Kejadian henti jantung
selama perawatan di rumah sakit di Amerika Serikat diperkirakan 192.000
pasien setiap tahunnya dan survei American Hospital Association
memperkirakan 211.000 pasien henti jantung setiap tahunnya (Merchant et al,
2012). Pada dasarnya penyakit henti jantung di rumah sakit biasanya
didahului oleh tanda-tanda yang dapat diamati, yang sering muncul 6 sampai
dengan 8 jam sebelum henti jantung tersebut terjadi. Studi menunjukkan
banyak pasien memperlihatkan tanda-tanda dan gejala kerusakan medis yang
tidak ditangani sebelum serangan jantung terjadi (Duncan & McMullan,
2012).
Salah satu strategi untuk deteksi dini kegawatan pasien jantung adalah
dengan penerapan Early Warning Score (EWS). EWS adalah sebuah sistem
peringatan dini yang menggunakan penanda berupa skor untuk menilai
pemburukan kondisi pasien dan dapat meningkatkan pengelolaan perawatan
penyakit secara menyeluruh. Skor peringatan dini (EWS) yang
direkomendasikan sebagai bagian dari pengkajian awal dan respon terhadap
kerusakan organ pasien. EWS dapat mengidentifikasi keadaan pasien yang
beresiko lebih awal dan menggunakan multi parameter. Salah satu parameter
yang dinilai adalah perubahan tanda-tanda vital. Para ahli mengatakan bahwa,
sistem ini dapat menghasilkan manfaat lebih bagi pasien dan rumah sakit
dengan mengidentifikasi penurunan kondisi pasien (Patterson et al, 2011)
Banyak rumah sakit sekarang menggunakan skor peringatan dini
(EWS) untuk mengidentifikasi kebutuhan pemantauan atau frekuensi
monitoring, pengobatan dan untuk memanggil bantuan tenaga kesehatan
lainnya .Penggunaan ini sistem telah terbukti meningkatkan frekuensi penting
untuk memantau secara dini jika kondisi pasien mengalami perburukan
(Deakin et al, 2010). Pada tahun 2010, Dewan Resusitasi Eropa menjelaskan
pentingnya EWS dengan memasukkan ke dalam pedoman resusitasi dan
termasuk ke link pertama dalam rantai kelangsungan hidup (Georgaka, D;
Mparmparousi, M & Vitos, N, 2012).
Hasil penelitian yang dilakukan Polly, H (2013) mengenai early
warning scores in cardiac arrest patients . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
early warning score sangat bermanfaat pada pemantaun atau deteksi dini
sebelum pasien mengalami kondisi yang lebih buruk dan mampu
menggunakan jalur rujukan atau tindakan yang sesuai. Apapun penyakit yang
mendasarinya tanda-tanda klinis perburukan kondisi bisanya serupa yang
dapat dilihat dari fungsi pernapasan, kardiovaskular dan neurologis.
Pengamatan efektif pasien adalah kunci pertama dalam mengidentifikasi
kondisi pasien. Sangat penting untuk memiliki praktek keperawatan yang
lebih baik sehingga dapat memberikan laporan secepat mungkin agar bisa
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
2. Tujuan penulisan
2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui predictor EWS pada pasien yang mengalami serangan
jantung.
2.2. Tujuan Khusus
2.2.1. Untuk mengetahui predictor EWS pada pasien yang mengalami
Heart Failure
2.2.2. Untuk mengetahui predictor EWS pada pasien yang mengalami
Cardiact arrest
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Penerapan Early Warning Scoring System (EWSS) bukan merupakan
pendekatan yang baru untuk bidang kedokteran. Sistem ini dirancang untuk
identifikasi tepat waktu terhadap risiko perburukan suatu penyakit. Early
Warning Scoring System (EWSS) didefinisikan sebagai proses sistemik untuk
mengevaluasi dan mengukur risiko awal untuk mengambil langkah-langkah
preventif untuk meminimalkan dampak pada sistem tubuh (Georgaka.,
Mparmparousi., & Vitos, 2012). Warning Scoring System (EWSS) sekarang
didefinisikan sebagai prosedur tertentu untuk deteksi dini dari setiap yang
berpatokan pada frekuensi normal klinis atau reaktor serologis penyakit
tertentu dengan memantau sampel dari populasi yang beresiko (Georgaka.,
Mparmparousi., & Vitos, 2012). Kyriacos, Jelsma & Jordan (2011),
medefenisikan Early Warning Scoring System (EWSS) adalah Sebuah sistem
penilaian sederhana yang digunakan di berbagai tingkat rumah sakit
berdasarkan pengukuran fisiologis yang rutin dilaksanakan seperti denyut
jantung, tekanan darah, laju pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran dengan
masing-masing skor atas dan bawah dari 0-3 poin dan hitung nilai totalnya.
National Clinical Effectiveness Committe (NCEC). (2013),
mendefenisikan Early Warning Scoring System (EWSS) adalah sebuah sistem
skoring fisiologis (tanda-tanda vital) yang umumnya digunakan di unit
medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring EWSS
disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian
pasien. EWSS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat dalam menangani
kondisi kegawatan pada pasien serta berfokus kepada mendeteksi kegawatan
sebelum hal tersebut terjadi.
Skor Peringatan Dini telah dikembangkan untuk memfasilitasi deteksi
dini kerusakan dengan mengelompokkan keparahan penyakit pasien dan
mendorong staf perawat untuk meminta tinjauan medis pada titik-titik pemicu
tertentu sebagai komunikasi terstruktur untuk menyusun rencana yang
definitif (Mitchell et al., 2010).
EWSS SKOR
3 2 1 0 1 2 3
CNS A V P U
Respiratory Rate 30 or
8 or less 9-16 17-20 21-29
(bpm) more
94% or 84% or
SpO2 (%) 90 – 93% 85 – 89 %
more less
≥130 or
Pulse ≤ 40 41-50 51-100 101-110 111-129
more
New
AVPU Confusion / A V P U
Agitation
38.2 or
Temp (oC) 35 or less 35.1-36.0 36.1-37.5 37.6-38.1
more
No
Urine 21-35 1-20 Nil
Concerns
Score 3 2 1 0 1 2 3
Normal
Systolic BP 15% 30%
<45% <30% 15% down for >45%
up up
patient
Heart rate <30 <40 41-50 51-100 101- 111- >130
(BPM) 110 130
Respiratory
<8 — 8-11 12-20 21-25 26-30 >30
rate (RPM)
Oxygen
Saturations <85 >85 >90 >95 — — —
(%)
Respiratory CPAP
>60% O2 Nil — — —
Support BiPAP
New
AVPU — — Alert Voice Pain Unconscious
Confusion
Urine Output
<80 80-119 120-200 >200 >800 — —
(mls)
Pain Score Severe Moderate Mild None — — —
Tabel : Early Warning Scoring System (EWSS), yang dipakai Rumah Sakit
Regional Sundsvall di Swedia. (Dokumen Tim Manajemen Rumah
Sakit County Sundsvall-Härnösand, 2011)
SKOR
EWSS
3 2 1 0 1 2 3
SKOR
EWSS
3 2 1 0 1 2 3
Frekuensi
Pernapasan <8 8 >30
9-17 18-20 21-29
x/menit
Frekuensi >130
101-
Nadix/meni 51-100 111-129
<40 40-50 110
t
Tekanan
darah
<70 71- 101-159 160- >220
Sistolik(mm 81-100 200-220
80 199
Hg)
Acute
Tingkat Confusio
Stup Compos Apati
Kesadaran Coma Somnolen nalStates/
or Mentis s
Delirium
38.05-
Suhu <35 35.05- 36.05-
38.50 >38.50C
Tubuh(oC) 0C 360C 38.0C
C
Keterangan:
Hijau: 0-1 Kuning: 2-3 Orange: 4-5 Merah: ≥ 6
Penatalaksanaan Early Warning Scoring System (EWSS), Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) (Firmansyah, 2015):
Hijau: Pasien dalam kondisi stabil
Kuning:
Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift. Jika skor
pasien akurat maka perawat primer atau PP harus menentukan tindakan
terhadap kondisi pasien dan melakukan pengkajian ulang setiap 2 jam oleh
perawat pelaksana. Pastikan kondisi pasien tercatat di catatan perkembangan
pasien.
Orange:
Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift dan diketahui
oleh dokter jaga residen. Dokter jaga residen harus melaporkan ke DPJP dan
memberikan instruksi tatalaksana pada pasien tersebut. Perawat pelaksana
harus memonitor tanda vital setiap jam.
Merah:
Aktifkan code blue, TMRC melakukan tatalaksana kegawatan pada pasien,
dokter jaga dan DPJP diharuskan hadir disamping pasien dan berkolaborasi
untuk menentukan rencana perawatan pasien selanjutnya. Perawat pelaksana
harus memonitor tanda vital setiap jam (setiap15 menit-30 menit-60 menit)
BAB III
PEMBAHASAN
Adanya masalah yang aktual selalu didahului dengan adanya tanda dan
gejala yang berpotensi meningkatkan masalah aktual tersebut, meskipun itu
adalah Sudden Cardiac Arrest. Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung
secara tiba-tiba dan mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang
didiagnosa dengan penyakit jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa
diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu gejala dan tanda tampak
(American Heart Association,2010).
4.1 Kesimpulan
Cardiac early warning score sangat bermanfaat pada pemantaun atau deteksi
dini sebelum pasien mengalami kondisi yang lebih buruk, dimana cardiac early
warning score ini membantu dalam hal pengambilan tindakan yang tepat dan
cepat serta untuk mengetahui kondisi perburukan pasien. Pada pasien yang
mengalami gagal jantung (Heart Failure) bisa diterapkan penggunaan early
warning dimana agar pasien dapat ditangani secara cepat. Parameter yang terkuat
dari early warning untuk Heart Failure ditunjukkan pada parameter Urine dan
parameter yang terendah yaitu Emosi. Early warning pada cardiac arrest juga
sangat berperan penting untuk mencegah kondisi perburukan pasien. Pemberian
skoring EMSS mengacu kepada 6 penilaian yang dilakukan perawat terhadap
pasien, Studi ini menemukan EWS menjadi prediktor terbaik untuk
mengidentifikasikan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Bian, Y., Xu, F., Lv, R. J., Wang, J. L., Cao, L. J., Xue, L., . . . Chen, Y. G. (2015). An
early warning scoring system for the prevention of acute heart failure. Int J
Cardiol, 183, 111-116. doi: 10.1016/j.ijcard.2015.01.076
Brown, H. (2012). Graded Response Observation Chart (Leeds Teaching Hospitals
Trust )
Deakin, C.D; Nolan, J.P; Soar, J; Sunde, K; Koster, R.W;…& Perkins, G.D (2010)
European resuscitation council guidelines for resuscitation 2010. Section 4.
Adult advanced life support. www.elsevier.com/locate/resuscitation
Depkes (2013) Riset kesehatan dasar www.depkes.go.id
Duncan, K., & McMullan, C. (2012). Early warning system. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.