Anda di halaman 1dari 4

Diagnosa keperawatan keluarga dengan penyakit Hipertensi

Menurut pendapat Friedman (1998:59) diagnosa keperawatan keluarga

merupakan perpanjangan dari diagnosa-diagnosa keperawatan terhadap sistem

keluarga dan merupakan hasil dari pengkajian. Diagnosa keperawatan

keluarga di dalamnya termasuk masalah-masalah kesehatan yang aktual dan

potensial.

Doenges. M. E (1999) mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah

cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan pasien serta

respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.

Carpenito (1998:5) mendefinisikan diagnosa keperawatan sebagai

berikut :

“Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon


manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial dan
aktual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat secara legal
mengidentifikasi dan untuk itu pula perawat dapat menyusun intervensi-
intervensi definitif untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk
mengurangi, menghilangkan, atau mencegah”.

Dengan pengertian diatas yang telah disampaikan para ahli, keluarga

merupakan satu tipe kelompok dimana diagnosa keperawatan dapat

diberlakukan, meskipun demikian, diagnosa keperawatan masih berorientasi

pada individu. Diagnosa yang mungkin muncul dalam keluarga dengan

penyakit hipertensi menurut Doenges. M. E (2000:152) antara lain nyeri

kepala, insomnia, gang perfusi jaringan, penurunan curah jantung, intoleransi

aktifitas, nyeri dada dan resti injuri (diplopia).

1) Prioritas masalah
Menurut Nasrul Effendi (1998:52) hal-hal yang perlu diperhatikan

dala penyusunan prioritas masalah adalah tidak mungkin masalah-masalah

kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga diselesaikan

sekaligus, perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat

mengancam kesehatan seperti masalah penyakit.

Mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap

asuhan keperawatan keluarga yang diberikan, keterlibatan anggota

keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi, sumber daya

keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan atau

keperawatan keluarga serta yang tidak kalah pentingya adalah

pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

2) Kriteria prioritas masalah

penyusunann prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga, didasarkan pada beberapa kriteria. Menurut Nasrul Effendi

(1998:52-54), kriteria yang menjadi dasar prioritas masalah adalah sifat

masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah untuk

dicegah dan menonjolnya masalah.

Sifat masalah dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, tidak

atau kurang sehat, dan krisis. Dalam menentukan sifat masalah, bobot

yang paling besar diberikan pada keadaan sakit atau yang mengancam

kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit kemudian baru diberikan kepada

hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya pada situasi


krisis dalam keluarga di mana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian

dalam keluarga (Efiendy, 1998:54).

Sedangkan kemungkinan masalah hipertensi dapat diubah, adalah

kemungkinan keberhasilan mengurangi atau mencegah masalah yang

berhubungan dengan hipertensi jika dilakukan intervensi. Faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi masalah hipertensi dapat diubah adalah faktor

pengetahuan dan tindakan untuk menangani masalah hipertensi, sumber

daya keluarga, di antaranya adalah keuangan, tenaga, sarana dan

prasarana. Selain itu sumber daya perawatan, diantaranya adalah

pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan masalah keperawatan

serta waktu dan sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas,

organisasi seperti posyandu, polindes, dan sebagainya juga menjadi faktor

yang mempengaruhi kemungkinan masalah hipertensi untuk diubah

(Nasrul Effendi, 1998:54).

Potensial masalah hipertensi untuk dicegah, adalah sifat dan

beratnya masalah berhubungan dengan hipertensi yang timbul dan dapat

dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan, misalnya dengan

memberikan informasi tentang hipertensi, cara mencegah terjadinya serta

menganjurkan penderita hipertensi untuk memeriksakan kesehatannya ke

tempat palayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dan dokter).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan

masalah hipertensi adalah kepelikan atau kesulitan masalah hipertensi hal

ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau hipertensi yang dialami oleh
keluarga. Kedua perhatikan tindakan yang sudah dan sedang dilaksanakan,

yaitu tindakan untuk mencegah dan mengobati masalah hipertensi dalam

rangka meningkatkan status kesehatan keluarga (Nasrul Effendi, 1998:54).

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan

masalah hipertensi berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah

hipertensi. Keadaan ini erat hubungannya dengan beratnya masalah

hipertensi pada keluarga dan potensi masalah untuk dicegah. Dan yang

tidak kalah pentingnya adalah adanya keiompok resiko tinggi dalam

keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk

mencegah masalah hipertensi (Nasrul Effendi, 1998:54).

Menonjolnya masalah hipertensi adalah cara keluarga melihat dan

menilai masalah yang berhubungan dengan masalah hipertensi dalam hal

berat dan mendesak masalah hipertensi untuk diatasi melalui intervensi

keperawatan.

Daftar pustaka

Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing


Diagnosis). Edisi 8, Alih bahasa monica Ester. Jakarta: EGC

Doengoes. M. E, Moorhouse. M. F, Geisler. A. C.(2000). Rencana asuhan keperawatan.


(Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting Patient Care),
Edisi 3. Alih Bahasa: I made kariasa, Ni. made sumarwati.. Jakarta: EGC

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing


teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC

Nasrul Effendy (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai