Anda di halaman 1dari 20

I.

Pengertian

Mobilisasi adalah kemampuan

seseorang untuk bergerak bebas merupakan

salah satukebutuhan dasar manusia yang

harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah

memenuhikebutuhan dasar (termasuk

melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan

aktifitas rekreasi),mempertahankan diri

(melindungi diri dari trauma),

mempertahankan konsep

diri,mengekspresikan emosi dengan gerakan

tangan non verbal. Immobilisasi adalah

suatukeadaan di mana individu mengalami

atau berisiko mengalami keterbatasan gerak

fisik.Mobilisasi dan immobilisasi berada pada

suatu rentang. Immobilisasi dapat berbentuk

tirahbaring yang bertujuan mengurangi

aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh,

menguranginyeri, dan untuk mengembalikan

kekuatan. Individu normal yang mengalami

tirah baringakan kehilangan kekuatan otot

rata-rata 3% sehari (atropi disuse).

II. Tujuan Mobilisasi :

· Memenuhi kebutuhan

dasar manusia
· Mencegah terjadinya

trauma

· Mempertahankan tingkat

kesehatan

· Mempertahankan interaksi

sosial dan peran sehari - hari

· Mencegah hilangnya

kemampuan fungsi tubuh

III. Faktor yang Mempengaruhi

Mobilisasi :

· Gaya Hidup : Gaya hidup

sesorang sangat tergantung

dari tingkat pendidikannya.

Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang akan di

ikuti oleh perilaku yang

dapat meningkatkan

kesehatannya. Demikian

halnya dengan pengetahuan

kesehatan tetang mobilitas

seseorang akan senantiasa

melakukan mobilisasi dengan

cara yang sehat misalnya;

seorang ABRI akan berjalan

dengan gaya berbeda dengan


seorang pramugari atau

seorang pemambuk.

· Proses Penyakit Dan Injury

: Adanya penyakit tertentu

yang di derita seseorang akan

mempengaruhi mobilitasnya

misalnya; seorang yang patah

tulang akan kesulitan

untukobilisasi secara bebas.

Demikian pula orang yang

baru menjalani operasi.

Karena adanya nyeri mereka

cenderung untuk bergerak

lebih lamban. Ada kalanya

klien harus istirahat di

tempat tidurkarena mederita

penyakit tertentu misallya;

CVA yang berakibat

kelumpuhan, typoid dan

penyakit kardiovaskuler.

· Kebudayaan : Kebudayaan

dapat mempengaruhi pola

dan sikap dalam melakukan

aktifitas misalnya; seorang

anak desa yang biasa jalan


kaki setiap hari akan berebda

mobilitasnya dengan anak

kota yang biasa pakai mobil

dalam segala keperluannya.

Wanita kraton akan berbeda

mobilitasnya dibandingkan

dengan seorang wanita

madura dan sebagainya.

· Tingkat Energy : Setiap

orang mobilisasi jelas

memerlukan tenaga atau

energi, orang yang lagi sakit

akan berbeda mobilitasnya di

bandingkan dengan orang

sehat apalagi dengan seorang

pelari.

· Usia dan Status

Perkembangan : Seorang anak

akan berbeda tingkat

kemampuan mobilitasny

dibandingkan dengan seorang

remaja. Anak yang selalu

sakit dalam masa

pertumbuhannya akan

berbeda pula tingkat


kelincahannya dibandingkan

dengan anak yang sering

sakit.

· Tipe Persendian dan

Pergerakan Sendi : Dalam

sistim muskuloskeletal

dikenal 2 maca persendian

yaitu sendi yang dapat

digeragan (diartroses) dan

sendi yang tidak dapat

digerakan (siartrosis).

IV. Jenis Mobilisasi dan Imobilisasi

1. Jenis Mobilisasi

a) Mobilisasi Penuh,

merupakan

kemampuan

seseorang untuk

bergerak secara

penuh dan bebas

sehingga dapat

melakukan interaksi

sosial dan

menjalankan peran

sehari-hari. Mobilisasi

penuh ini merupakan


fungsi saraf motorik

volunter dan sensorik

untuk dapat

mengontrol seluruh

area tubuh seseorang.

b) Mobilisasi Sebagian,

merupakan

kemampuan

seseorang untuk

bergerakdengan

batasan jelan dan

tidak mampu

bergerak secara bebas

karena dipengaruhi

oleh gangguan saraf

motorik dan sensorik

pada tubuhnya. Hal

ini dapat dijumpai

pada kasus cidera

atau patah tulang

dengan kemasan

traksi. Pasien

paraplegi mengalami

mobilisasi sebagian

pada ekstremitas
bawah karena

kehilangan kontrol

motorik dan sensorik.

Mobilisasi sebagian

ini dibagi menjadi

dua jenis, yaitu:

· Mobilisasi

Sebagian

Temporer,

merupakan

kemampuan

individu untuk

bergerak

dengan batasan

yang bersifat

sementara.

Dapat

disebabkan oleh

trauma

revelsibe pada

sistem

muskoluskeletal

, contohnya

adalah adanya

dislokasi sendi
dan tulang.

· Mobilisasi

Sebagian

Permanen,

merupakan

kemampuan

individu untuk

bergerak

dengan

batasanyang

sifatnya

menetap. Hal

tersebut

disebabkan oleh

rusaknya sistem

saraf irevelsibe,

contohnya

terjadinya

hemiplegia

karena stroke,

paraplegi

karena cidera

tulang

belakang,

poliomyelitis
karena

terganggunya

sistem saraf

motorik dan

sensorik.

2. Jenis Imobilisasi

a) Imobilisasi

Fisik, merupakan

pembatasan

untuk bergerak

secara fisik

dengan tujuan

mencegah

terjadinya

gangguan

komplikasi

pergerakan,

seperti pada

pasien dengan

hemiplegia yang

tidak mampu

mempertahankan

tekanan didaerah

paralisis sehingga

tidak dapat
mengubah posisi

tubuhnya untuk

mengurangi

tekanan.

b) Imobilisasi

Intelektual,

merupakan

keadaan ketika

seseorang

mengalami

keterbatasan daya

pikir, seperti

pada pasien yang

mengalami

kerusakan otak

akibat suatu

penyakit.

c) Imobilisasi

Emosional,

merupakan

keadaan ketika

seseorang

mengalami

pembatasan

secara emosional
karena adanya

perubahan secara

tiba-tiba dalam

menyesuaikan

diri. Contohnya

keadaan stres

berat dapat

disebabkan

karena bedah

amputasi ketika

seseorang

mengalami

kehilangan

bagian anggota

tubuh atau

kehilangan

sesuatu yang

paling dicintai.

d) Imobilisasi

Sosial, merupakan

keadaan individu

yang mengalami

hambatan dalam

melakukan

interaksi sosial
karena keadaan

penyakitnya

sehingga dapat

mempengaruhi

perannya dalam

kehidupan sosial.

V. Perubahan Sistem Tubuh Akibat

Imobilisasi

· Perubahan metabolisme

· Ketidakseimbangan cairan

dan elektrolit

· Gangguan fungsi

gastriointestinal

· Perubahan sistem

pernapasan

· Perubahan kardiovaskuler

· Perubahan sistem

muskoluskeletal

· Perubahan sistem

integumen

· Perubahan eliminasi

· Perubahan perilaku

VI. Masalah Fisik :

· Masalah muskuloskeletal :

Menurunnya kekuatan dan


kemampuan otot, atropi,

kontraktur, penurunan

mineral, tulang dan

kerusakan kulit

· Masalah urinari : Terjadi

statis urine pada pelvis ginjal,

pengapuran infeksi saluran

kemih dan inkontinentia

urine.

· Masalah gastrointestinal :

Terjadinya anoreksia/

penurunan nafsu makan

diarrhoe dan konstipasi

· Masalah respirsi :

Penurunan ekspansi paru,

tertumpuknya sekret dalam

saluran nafas, ketidak

seimbangan asam basa (CO2

O2)

· Masalah kardiovaskuler :

Terjadinya hipotensi

orthostatic, pembentukan

trombus

VII. Upaya Pencegahan :

· Perbaikan status gisi


· Memperbaiki kemampuan

monilisasi

· Melaksanakan latihan

pasif dan aktif

· Mempertahankan posisi

tubuh dg benar sesuai

dengan bady aligmen

(Struktur tubuh)

· Melakukan perubahan

posisi tubuh secara periodik

(mobilisasi untuk

menghindari terjadinya

dekubitus / pressure area

akibat tekanan yang menetap

pada bagian tubuh.

VIII. Macam-Macam Posisi Di Tempat

Tidur :

· Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi

setengah duduk a.tau duduk,

di mana bagian kepala tempat

tidur lebih tinggi atau

dinaikan. Posisi ini dilakukan

untuk mempertahankan

kenyamanan dan memfasilitasi


fungsi pernapasan pasien.

Cara:

1) Dudukkan pasien

2) Berikan sandaran

pada tempat tidur

pasien atau atur

tempat tidur, untuk

posisi semifowler

(30-45 derajat) dan

untuk fowler (90

derajat)

3) Anjurkan pasien

untuk tetap berbaring

setengah duduk

· Posisi Sim

Posisi sim adalah posisi miring

ke kanan atau miring ke kiri.

Posisi ini dilakukan untuk

memberi kenyamanan dan

memberikan obat per anus

(supositoria).

Cara:

1) Pasien dalam

keadaan berbaring,

kemudian miringkan
ke kiri dengan posisi

badan setengah

telungkup dan kaki

kiri lurus lutut. Paha

kanan ditekuk

diarahkan ke dada

2) Tangan kiri diatas

kcpala atau di

belakang punggung

dan tangan kanan di

atas tempat tidur

3) Bila pasien miring

ke kanan dengan

posisi badan setengah

telungkup dan kaki

kanan lurus, lutut, dan

paha kiri ditekuk

diarahkan ke dada

4) Tangan kanan di

atas kepala atau di

belakang punggung

dan tangan kiri di atas

tempat tidur

· Posisi Trendelenburg

posisi pasiom berbaring di


tempat tidur dengan bagian

kepala lebih rendah daripada

bagian kaki. Posisi ini

dilakukan untuk mdancarkan

perdaran darah ke otak.

Cara:

1) Pasien dalam

keadaan be;rbaring

telentang, letakan

bantal di antara

kepala dan ujung

tempati tidur pasien,

dan berikan bantal

dibawah lipatan lutut.

2) Berikan balok

penopang pada bagian

kaki tempat tidur atau

atur tempat tidur

khusus dcngan

meninggikan bagian

kaki pasien.

· Posisi Dorsal Recumbent

Pada posisi ini pasien

berbaring tele;ntang dengan

kedua lutut ficksi (ditarik atau


direnggangkan) di atas tempat

tidur. Posisi ini dilakukan

untuk merawat dan

memc;riksa genitalia scrta

proses persalinan.

Cara:

1) Pasien dalam

keadaan berbaring

telentang, pakaian

bawah di buka

2) Tekuk lutut,

renggangkan paha,

telapak kaki

menghadap ke tempat

tidur dan

renggangkan kedua

kaki.

3) Pasang selimut

· Posisi Litotomi

Posisi berbaring telentang

dengan mengangkat kedua

kaki dan menariknya ke atas

bagian perut. Posisi ini

dilakukan untuk memeriksa

genitalia pada proses


persalinan, dan memasang alat

kontrasepsi.

Cara:

1) Pasien dalam

kcadaan berbaring

telentang, kemudian

angkat kedua paha

dan tarik ke arah

perut

2) Tungkai bawah

membentuk sudut 90

derajat terhadap paha

3) Letakkan bagian

lutut/kaki pada tempat

tidur khusus untuk

posisi lithotomic

4) Pasang selimut

· Posisi Knee Chest

Pada posisi ini pasien

menungging dengan kcdua

kaki ditekuk dan dada

menempel pada bagian alas

tempat tidur. Posisi ini

dilakukan untuk mcmc;riksa

daerah rektum dan sigmoid.


Cara:

1) Anjurkan pasien

untuk posisi

menungging dengan

kedua kaki ditekuk

dan dada mencmpel

pada kasur tempat

tidur.

2) Pasang selimut pada

pasien.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Ka - Defiyanti
    Laporan Ka - Defiyanti
    Dokumen61 halaman
    Laporan Ka - Defiyanti
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 PDF
    Bab 4 PDF
    Dokumen34 halaman
    Bab 4 PDF
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • JADWAL SHIFT IGD BULAN OKTOBER Ok
    JADWAL SHIFT IGD BULAN OKTOBER Ok
    Dokumen29 halaman
    JADWAL SHIFT IGD BULAN OKTOBER Ok
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Penulisan Resep
    Penulisan Resep
    Dokumen40 halaman
    Penulisan Resep
    BiancaJeanne
    Belum ada peringkat
  • JADWAL SHIFT IGD BULAN OKTOBER Ok
    JADWAL SHIFT IGD BULAN OKTOBER Ok
    Dokumen29 halaman
    JADWAL SHIFT IGD BULAN OKTOBER Ok
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Cover Yang Benar Deasy
    Cover Yang Benar Deasy
    Dokumen8 halaman
    Cover Yang Benar Deasy
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Kegiatan
    Lampiran Kegiatan
    Dokumen56 halaman
    Lampiran Kegiatan
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Halaman Judul
    Halaman Judul
    Dokumen1 halaman
    Halaman Judul
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Askeb Persalinan
    Askeb Persalinan
    Dokumen346 halaman
    Askeb Persalinan
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Data Ibu Hamil
    Data Ibu Hamil
    Dokumen1 halaman
    Data Ibu Hamil
    Andri Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Kab - Kolaka Utara - 3 - 2008
    Kab - Kolaka Utara - 3 - 2008
    Dokumen12 halaman
    Kab - Kolaka Utara - 3 - 2008
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Feses
    Feses
    Dokumen3 halaman
    Feses
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Data BBLR
    Data BBLR
    Dokumen1 halaman
    Data BBLR
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Belakang
    Lampiran Belakang
    Dokumen3 halaman
    Lampiran Belakang
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Askeb Persalinan
    Askeb Persalinan
    Dokumen27 halaman
    Askeb Persalinan
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • SAP Dan Leaflet
    SAP Dan Leaflet
    Dokumen2 halaman
    SAP Dan Leaflet
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Tpa 10
    Tpa 10
    Dokumen2 halaman
    Tpa 10
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Rekapan Hasil Posyandu 2016
    Rekapan Hasil Posyandu 2016
    Dokumen3 halaman
    Rekapan Hasil Posyandu 2016
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Askeb Persalinan
    Askeb Persalinan
    Dokumen27 halaman
    Askeb Persalinan
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Anatomi&Fisioog
    Anatomi&Fisioog
    Dokumen2 halaman
    Anatomi&Fisioog
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Feses
    Feses
    Dokumen3 halaman
    Feses
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Feses
    Feses
    Dokumen3 halaman
    Feses
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Format Data Sasaran E-Ppgbm-4
    Format Data Sasaran E-Ppgbm-4
    Dokumen6 halaman
    Format Data Sasaran E-Ppgbm-4
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Tpa 1
    Tpa 1
    Dokumen2 halaman
    Tpa 1
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Data BBLR
    Data BBLR
    Dokumen1 halaman
    Data BBLR
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Data Ibu Hamil
    Data Ibu Hamil
    Dokumen1 halaman
    Data Ibu Hamil
    Andri Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Data Ibu Hamil
    Data Ibu Hamil
    Dokumen1 halaman
    Data Ibu Hamil
    Andri Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat
  • Form Keluarga PDF
    Form Keluarga PDF
    Dokumen6 halaman
    Form Keluarga PDF
    pkmkediri
    100% (3)
  • Data BBLR
    Data BBLR
    Dokumen1 halaman
    Data BBLR
    Uus Hoirand Delsa
    Belum ada peringkat