Laporan Kegiatan IPCN SURVEILENCE SUKMA BUNDA
Laporan Kegiatan IPCN SURVEILENCE SUKMA BUNDA
A. PENDAHULUAN
Terjangkitnya infeksi rumah sakit dan fasilitas kesehatan /HAIs (Healthcare
associated infections), artinya infeksi yang terjadi di rumah sakit. Hal ini
beimplikasi sangat luas menimbulkan masalah bagi penderita dan dapat
merugikan nama baik rumah sakit.
Sebagai suatu penyakit yang berdiri sendiri (terlepas dari keterkaitan penyakit
dasar) yang muncul sebagai akibat tindakan medis dan asuhan keperawatan
yang dilakukan baik sesuai SPO ataupun tidak, maka HAIs dapat mempengaruhi
mobilitas dan mortalitas penyakit dasar. Akibat lain adalah hari rawat yang lebih
panjang dan itu berarti adanya tambahan biaya dan juga dapat memberI kesan
kurang baik terhadap pencegahan dan infeksi yang merukan indicator mutu
pelayanan rumah sakit.
Untuk terlaksananya pencegahan dan pengendalian infeksi harus ada suatu
organisasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang disebut komite atau tim
pencegah dan pengendalian infeksi (PPI), dimana didalam komite atau tim PPI
ada IPCN (infection prevention control nurse) yang bekrja purna waktu .IPCN
merupakan motor dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit.
Berdasarkan SK Direktur RSIA Sukma Bunda No: ……………………tentang
struktur organisasi komite dan tim pencegah dan pengendali infeksi (PPI) RSIA
SUKMA BUNDA yang terdiri dari berbagai unit terkait yang bertanggung jawab
kepada Direktur Utama. Kemudian berdasarkan keputusan menteri kesehatan
republic Indonesia nomor: 27/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman manajerial
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainya,maka ditunjuk tenaga IPCN(Infection Preventive Control Nurse ) purna
waktu menurut SK Direktur Utama RSIA SUKMA BUNDA No:……………………..
Pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit mempunyai peran penting
dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap pasien, baik
langsung maupun tidak langsung.
B. TUJUAN :
1. Sebagai alat untuk pelaksanaan manajemen control
2. Memberi gambaran kinerja rumah sakit
3. Sebagai alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan
kegiatan pada masa datang.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Sesuai dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit yang
terdiri dari 5 (lima ) yaitu:
1. Surveilans
Sebelum melakukan survelans kami terlebih dulu dengan komite PPI
menciptakan fomulir pengumpulan data serta petunjuk pelaksanaan
pengisian fomulir yang disesuaikan dengan data HAIs yang akan
dikumpulkan dari rawat inap .
Hasil surveilans HAIs di bulan Januari s/d Juni 2017 adalah sebagai berikut (
tabel 1 ) :
4. Pencegahan infeksi
Dalam pelaksanaan program pencegahan infeksi kami baru dalam rangka:
a. Menpersiapan kebijakan dan prosedur tindakan.
b. Suvervisi dan sosialisasi dilapangan.
c. Audit kepatuhan cuci tangan .
d. Sosialisasi Pedoman dan SPO PPI
e. Monitoring pelaksanaan pelayanan .
5. Pengunaan antimikroba yang rasional
Dalam pelaksanaan program ini belum banyak hal yang kami lakukan, hasil
informasi dari bagian farmasi, penggunaan antibiotika dan antimikroba di
RSIA Sukma Bunda belum ada standarisasi/fomularium yang disepekati
Pemetaan kuman di RSIA Sukma Bunda belum pernah dilakukan.
6. Persiapan untuk Penilaian Akreditasi
PPI merupakan unsur utama dalam penilai akreditasi rumah sakit, salah satu
kegiatan dari PPI adalah mempersiapan rumah sakit untuk dapat lulus
akreditasi. Kegiatan PPI dalam hal ini adalah mempersiapkan dokumen yang
berupa kebijakan/pedoman dan SOP serta bukti kegiatan. Selain persiapan
dokumen komite PPI juga berkewajiban untuk merubah prilaku seluruh
petugas RSIA Sukma Bunda sesuai Standar Pelayanan. Untuk dapat
tercapainya tujuan kegiatan ini maka PPI yang termasuk dalam anggota
pokja PPI sudah membuat program kegiatan PPI untuk tahun 2018.
Kesimpulan
Angka infeksi rumah sakit /HAIs , di RSIA Sukma Bunda ……………………
Saran
1. Pengumpulan data harus sesuai dengan kejadian dan harus dipahami
kapan kita laporkan sebagi infeksi, sehingga tidak ada yang ditutupi atau
bahkan dilebihkan.
2. Perlunya pemahaman semua pihak tentang pembatasan kunjungan
dimana waktu belum terkontrol dan anak-anak dibawah 12 tahun masih
banyak yang masuk ke ruangan rawat inap.
3. Adanya pengawasan / evaluasi dari pekerjaan clenaning service.
4. Menyediakan fasilitas /peralatan yang memadai untuk perawatan
pasien.sepeti : trolly tindakan masih kurang.
5. Diadakannya pelatihan interns rumah sakit tentang PPI, sehingga seluruh
karyawan rumah sakit memahami dan mengaplikasikan tentang PPI.
6. Dukungan manajemen yang berkesinanbungan sangat dibutuhkan untuk
pelayanan yang baik dan berkualitas.
7. Melalui komite farmasi dan terapi mengusulkan penggunaan antibiotika
dan antimikroba yang rasional, bila mungkin dilaksanakan peta kuman.
D. PENUTUP
Demikianlah laporan ini di buat mudah-mudahan menjadi bahan pertimbangan
untuk beberapa kebijakan yang menyangkut PPI RSIA SUKMA BUNDA ,
tentunya untuk kemajuan rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan yang
bermutu dan turut berkontribusi menciptakan masyarakat yang sehat dan
mandiri.
Vivi…………………..