Refka 1 Dermatitis Atopik SAF N11117167

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS Januari 2018

DERMATITIS ATOPIK

Disusun Oleh:

NAMA : Shahrizal Abdul Fattah

NIM : N 111 17 167

PEMBIMBING KLINIK

dr. Asrawati Sofyan, Sp.KK, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pasangkayu
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Tanggal pemeriksaan : 20 Januari 2018

II. ANAMNESIS
Keluhan utama:
Gatal pada tangan dan kaki sudah beberapa hari yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien perempuan umur 48 tahun datang ke poliklinik Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal pada tangan dan
kaki. Awalnya muncul bintik-bintik merah dan terasa gatal pada tangan
kemudian menyebar sampai ke badan dan kaki. Kemudian pasien
mengeluhkan kulit kering dan mengelupas pada bagian tangan dan kaki. Hal
ini pernah dialami 1 tahun sebelumnya, sudah pernah diobati di puskesmas
dan sembuh. Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan.
Riwayat penyakit terdahulu:
Pasien pernah merasakan hal serupa setahun yang lalu tapi keluhan
tidak seberat sekarang. Riwayat hipertensi (-), asma (-), DM (-), alergi obat
(-).
Riwayat keluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada yang mengalami atau
mengeluhkan hal serupa dalam keluarganya.

1
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalisata
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Status gizi : Gizi baik
b. Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Status dermatologis
1. Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
3. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
4. Perut : Tampak papul eritematous dan
berukuran miliar tersebar merata
pada area abdominal
5. Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
6. Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
7. Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit
8. Ekstremitas atas : Tampak papul eritematous dan
berukuran miliar di regio ante
brachii dextra dan sinistra. Tampak
plak hiperpigmentasi disertai
likenifikasi dan skuama pada
dorsum manus dan digitalis dextra
dan sinistra
9. Ekstremitas bawah : Tampak plak hiperpigmentasi
disertai likenifikasi, erosi, dan
skuama pada dorsum pedis dextra
dan sinistra

2
IV. GAMBAR

Gambar 1 Tampak papul eritematous dan berukuran miliar tersebar merata pada area
abdominal

Gambar 2 Tampak papul eritematous dan berukuran miliar di regio ante brachii dextra dan
sinistra

3
Gambar 3 Tampak plak hiperpigmentasi disertai likenifikasi dan skuama pada dorsum
manus dan digitalis dextra dan sinistra

Gambar 4 Tampak plak hiperpigmentasi disertai likenifikasi, erosi, dan skuama pada
dorsum pedis dextra dan sinistra

4
V. RESUME
Pasien datang dengan keluhan gatal pada daerah tangan dan kaki.
Pasien mulai merasakan keluhan sejak satu tahun yang lalu, dan bertambah
berat beberapa hari ini. Awalnya muncul bintik-bintik merah dan terasa
gatal pada tangan kemudian menyebar sampai ke badan dan kaki.
Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan papul eritematous
berukuran miliar pada area abdominal. Plak hiperpigmentasi disertai
likenifikasi, erosi, dan skuama pada dorsum manus dan pedis.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Dermatitis Atopik

VII. DIAGNOSIS BANDING


 Dermatitis Kontak Alergi
 Neurodermatitis Sirkumskripta

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Pemeriksaan kadar IgE
 Patch test

IX. PENATALAKSANAAN
a. Non-medikamentosa
 Menjaga kebersihan kulit
 Jangan menggaruk area yang gatal
b. Medikamentosa
 Topikal:
Desoximetasone 0,25% krim 2x sehari
 Sistemik:
Metilprednisolon 4 mg (3x1)
Setirizin 10 mg (1x1)

5
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad comesticam : dubia ad bonam

6
PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan gatal pada daerah tangan dan kaki. Pasien
mulai merasakan keluhan sejak satu tahun yang lalu, dan bertambah berat
beberapa hari ini. Awalnya muncul bintik-bintik merah dan terasa gatal pada
tangan kemudian menyebar sampai ke badan dan kaki.
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis residif disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masih bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopik pada keluarga
atau penderita. Riwayat atopik dalam keluarga atau pada penderita dapat
berupa adanya riwayat ashma bronkial, rhinitis alergi, dan reaksi alergi
terhadap serbuk-serbuk tanaman.[1]
Dermatitis atopik dapat disebabkan oleh faktor endogen yang lebih
berperan sebagai faktor predisposisi dan faktor eksogen berperan sebagai
faktor pencetus. Faktor endogen meliputi: faktor genetic, hypersensitivitas tipe
1 (IgE mediated) dan disfungsi sawar kulit. Sedangkan faktor eksogen
meliputi: trauma fisika-kimia-panas, bahan iritan, alergi debu, tungau debu
rumah.[2]
Tiga fase klinis DA yaitu DA infantil (2 bulan – 2 tahun), DA anak ( 2 –
10 tahun) dan DA pada remaja dan dewasa. Lokasi lesi pada remaja adalah di
lipatan siku/lutut, samping leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa, distribusi
lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan pergelangan tangan,
dapat pula berlokasi setempat misalnya pada bibir (kering, pecah, bersisik),
vulva, puting susu atau skalp. Kadang-kadang lesi meluas dan paling parah di
daerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul, papul
datar cenderung berkonfluens menjadi plak likenifikasi dan sedikit skuama.
Bisa didapati ekskoriasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi
hiperpigmentasi.[3]
Dalam praktik sehari-hari dapat digunakan kriteria William guna
menetapkan diagnosis DA, yaitu:
I. Harus ada:
Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)
II. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut:
 Riwayat perubahan kulit/ kering di fossa cubiti, fosa
poplitea, bagian anterior dorsum pedis, atau seputar leher
(termasuk kedua pipi pada anak <10 thn)
 Riwayat asma atau hay fever pada anak (riwayat atopi pada
anak <4 tahun pada generasi-1 dalam keluarga)
 Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun

7
 Dermatitis fleksural (pipi, dahi dan paha bagian lateral pada
anak <4 tahun)
 Awitan di bawah usia 2 tahun (tidak dinyatakan pada anak
usia <4 tahun. [1]
Tatalaksana DA yang efektif meliputi kombinasi penghindaran pencetus,
pengurangan gatal menjadi seminimal mungkin, perbaikan sawar kulit, dan
obat anti inflamasi.[4]Sekitar 90% pasien DA akan sembuh saat mencapai
pubertas, sepertiganya menjadi rinitis alergika dan sepertiga yang lain
berkembang menjadi asma. Prognosis buruk jika riwayat keluarga memiliki
penyakit serupa, onset lebih awal dan luas, jenis kelamin perempuan, dan
bersamaan dengan rinitis alergika dan asma.[5]
Cara kerja kortikosteroid terjadi melalui ikatan dengan reseptor
glukokortikoid yang terdapat di dalam sitoplasma, yang kemudian akan
memengaruhi ekspresi gen pada inti sel. Efek kortikosteroid terhadap ekspresi
gen ini akan mengurangi pembentukkan prostaglandin dan leukotrien,
mengurangi sintesis berbagai molekul peradangan, termasuk sitokin,
interleukin, molekul adesi dan protease. Kortikosteroid juga dapat bekerja
langsung tanpa memengaruhi ekspresi gen, yaitu melalui reseptor pada
membran sel dan atau interaksi fisikokimia dengan membran sel.[1]
Antihistamin bekerja secara kompetitif inhibitor terhadap histamin pada
reseptor jaringan, sehingga mencegah kerja histamin pada organ sasaran. Kerja
dari Antihistamin H1 (AH1) akan menurunkan produksi dari sitokin pro-
inflamasi, ekspresi molekul adhesi, kemotaksis eosinofil dan sel lainnya. AH1
juga berperan dalam pelepasan mediator dari sel mas dan sel basofil.[1]

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Linuwih, S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Balai penerbitan
FKUI; 2016.129-153p.
2. Baratawijaya, K.G. Imunologi Dasar. Jakarta: FK UI.2010 Kariosentono,
Harijono. Dermatitis atopik ( Eksema ) Dari gejala klinis, Reaksi atopik, Peran
eosinofil, Tungau debu rumah, Sitokin sampai kortikosteroid pada
penatalaksanaannya. UNS Press, Solo.2006.
3. Harahap,M. IlmuPenyakitKulit. Jakarta : FKUI. 2000.14-16p.
4. Linuwih, Sri. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 7th. Balai Penerbit FK UI,
Jakarta, 2015.
5. Menaldi, SLSW, Bramono, K, Indriatmi, W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
7th ed rev. Jakarta: FKUI. 2015. 232-233p.

Anda mungkin juga menyukai