Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PKN

STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK


DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Di susun Oleh:
Kelas A
Kelompok : 4B

1.Diah pitaloka 6.Safril Nur Iman Latif


2.Yuwana Nimas Mulatyasih 7.Feri Aprilia
3.Rinaldi Dinanda Putra
4.Divo Kalama
5.Diah Ayu Anggraeni

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVSERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2018
LATAR BELAKANG

Pelayanan Radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan


kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-undang dasar
1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat undang-undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta
makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka
pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas.

Dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor


1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana
pelayanan kesehatan mengatur dalam penggunaan radiologi diagnostik yang aman
terhadap pasien dan petugas kesehatan.Serta semakin berkembangnya teknologi di
bidang kedokteran menjadi tantangan Rumah Sakit dalam menyediakan layanan yang terbaik.
Radiologi di beberapa Rumah Sakit sudah menyiapkan perlengkapan yang sesuai dengan
perkembangan terkini dalam bidang diagnostik, sehingga pasien dapat dilakukan pemeriksaan
dengan cepat namun tetap memperhatikan keamanan pasien. Dalam menyediakan layanan yang
terbaik perlu upaya untuk mengatur pelayanan di unit radiologi agar alur dan proses pekerjaan
dapat memvisualisasikan sinergi kerja yang cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Pelayanan radiologi antara lain meliputi Standar Ketenagaan, standar fasilitas,
tata laksana pelayanan, logistik, keselamatan pasien, keselamatan kerja, proteksi
radiasi dan pengendalian mutu.

Hal ini menuntut rumah sakit lebih meningkatkan mutu dalam pelayanan. Salah satu pelayanan
yang diberikan adalah pelayanan radiologi diagnostik yang sesuai dengan SKMenteri Kesehatan
Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana
pelayanan kesehatan. Dengan adanya SK Menteri Kesehatan Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 tersebut maka tenaga kesehatan beserta unsur terkait dituntut untuk
meningkatkan jumlah kebutuhan standarisasi tenaga sumber daya manusia berdasarkan SK
Menteri Kesehatan Nomer 1014/MENKES/SK/XI/2008 beserta tingkat profesionalisme kerja
terhadap penyelenggaraan pelayanan radiologidiagnostik di Instalasi Radiologi.
ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN

Analisis implementasi peraturan ini menjelaskan tentang Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar pelayanan radiologi
diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. Latar belakang terbentuknya peraturan tersebut
didasarkan pada UU RI Nomor 36 Tahun 2014 menimbang :
a. bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undatrg Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji Penyelenggara
kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur. Dalam menyusun Standar Pelayanan perlu memperhatikan prinsip :
1. Sederhana. Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah
dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi
masyarakat maupun Penyelenggara.
2. Konsistensi. Dalam penyusunan dan penerapan standar pelayanan harus memperhatikan
ketetapan dalam mentaati waktu, prosedur, persyaratan, dan penetapan biaya pelayanan
yang terjangkau.
3. Partisipatif. Penyusunan Standar pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak
terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau
hasil kesepakatan.
4. Akuntabel. Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan.
5. Berkesinambungan. Standar pelayanan harus dapat berlaku sesuai perkembangan
kebijakan dan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan.
6. Transparansi. harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat.
7. Keadilan. Standar pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat
menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan
perbedaan kapabilitas fisik dan mental.

Salah satu masalah yang sering dijumpai dalam bidang pelayanan radiologi adalah penagihan
setiap langkah dari prosedur seolah-olah prosedur terpisah. Contoh nya seperti USG dada dan
perut ditagihkan berbeda, padahal dilakukan sekaligus, hal ini adalah bentuk Kecurangan /
Fraud Pelayanan Kesehatan adalah kesengajaan melakukan kesalahan atau memberikan
keterangan yang salah (misrepresentasi) oleh seseorang atau entitas yang mengetahui hal itu dan
dapat menghasilkan sejumlah manfaat yang tidak legal kepada individu, entitas atau pihak lain
dari definisi operasional yang dikembangkan oleh Dewan Gubernur National Health Care Anti-
Fraud Association (NHCAA). Bentuk dari fraud adalah pernyataan yang salah, keterangan yang
salah atau dengan sengaja menghilangkan fakta.

Sejalan dengan amanat pasal 28 H,ayat(1) perubahan undang-undang dasar Negara republik
Indonesia tahun 1945 telah di tegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan, kemudian dalam pasal 34 ayat(3) dinyatakan Negara bertanggung jawab atas
penyediaan pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu
sama lain, ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang perlu
diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar,
membuat semakin kompleksnya permasalahan di rumah sakit. Pada hakekatnya rumah sakit
berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Fungsi dimaksud
memiliki makna tanggungjawab yang semestinya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, serta diperlukan pula sikap jujur dan bertanggung
jawab untuk salah satu modal utama memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan nyaman
diterima kepada setiap masyarakat

Peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusun dan
penerapan standar pelayanan minimal BAB 1 ayat 6 menyatakan: Standar pelayanan minimal
yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara
minimal.Ayat 7. Indikator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi didalam pencapaian
suatu SPM tertentu berupa masukan,proses,hasil dan atau manfaat pelayanan.

Ayat 8 pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan social ekonomi dan pemerintahan.

Dan dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 PP RI No 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keungan
daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan standar pelayanan adalah tolak ukur kinerja
dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah.

Hal tersebut sejalan dengan Pancasila sile ke-5 yang berbunyi : Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila tersebut bahwa manusia Indonesia menyadari
hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia.
Keadilan sosial memiliki unsur pemerataan, persamaan dan kebebasan.untuk itu, di kembangkan
sikap adil terhadap sesama,menjaga keseimbangan terhadap hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain. Dengan sikap yang demikian setiap orang berhak mendapat
pelayanan kesehatan yang adil dan merata agar terhindar dari kecurangan-kecurangan yang
disebabkan beberaapa oknum tertentu. Seperti hal nya dalam bidang pelayanan kesehatan
radiologi. Demi tercapai nya standar pelayanan yang di maksud dalam SK Menteri Kesehatan
Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008.
KESIMPULAN

Standar pelayanan ini di maksudkan agar tersedianya panduan bagi daerah dalam melaksanakan
perencaan pelaksaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban
penyelenggaraan standar pelayanan rumah sakit. Tujuan adanya standar pelayanan agar
memudahkan jalannya pelayanan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai