Anda di halaman 1dari 9

EFEK MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP

PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK DENGAN


MENGGUNAKAN 3 METODE

Indah Kurniawati1, Iwan Budiman2


1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
2. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No.65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang Manusia tidak lepas dari proses belajar yang sangat berkaitan dengan memori.
Kapasitas otak dalam menyimpan informasi tidak terbatas. Informasi yang diterima dapat berupa
verbal, visual, dan audio. Mengunyah permen karet merangsang sekresi hormon insulin,
meningkatkan denyut jantung dan aliran darah ke otak sehingga meningkatkan kemampuan
mengingat.
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh mengunyah permen karet terhadap memori jangka pendek
dengan cara visual gambar, visual tulisan, dan audio.
Metode Penelitian dilakukan terhadap 35 mahasiswa FK-UKM yang berumur 19-23 tahun.
Memori jangka pendek diukur dengan menghitung skor pretest dan posttest yang didapat dari
soal visual gambar, visual tulisan,dan audio. Penelitian dilakukan dengan tidak mengunyah
permen karet dan dengan mengunyah permen karet.
Analisis data Memakai uji “t” tes berpasangan, uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji
beda rata-rata LSD dengan α=0,05.
Hasil Skor rerata tes visual gambar, visual tulisan, dan audio sebelum dibandingkan setelah
mengunyah permen karet mengalami peningkatan yang signifikan (p<0,01). Hasil dari uji
ANAVA satu arah terhadap 3 pasang rerata perlakuan menunjukkan bahwa minimal terdapat
sepasang perlakuan yang berbeda ( p< 0.01). Uji Beda Rata-rata Fisher’s LSD menunjukkan
bahwa semua pasangan berbeda, kecuali pasangan preVisual tulisan dengan preVisual gambar
dan PostVisual tulisan dan postVisual gambar (p>0,05). Perbandingan jumlah mahasiswa yang
memiliki kemampuan belajar tipe visual dibanding dengan belajar tipe audio adalah sebesar 5:2.
Kesimpulan Mengunyah permen karet meningkatkan memori jangka pendek dengan cara visual
gambar, visual tulisan, dan audio.

Kata kunci: Mengunyah permen karet, Memori jangka pendek, Visual, Audio.

ABSTRACT
Background In life, human beings can not be separated from the learning process that is
associated with memory. The capacity of the brain in storing information is unlimited. The
information accepted can be verbal, visual, and audio forms. Chewing gum stimulates the
secretion of the insulin hormone, improves heart rate and blood flow to the brain which in turn
improve the ability in remembering.
Objective The aim of this study is to determine the effect of chewing gum on short-term memory
by means of visual images, visual text, and audio.
Methods The study is conducted on 35 faculty of medicine MCU students range from 19 -23
years of age. Short-term memory is measured by calculating the pretest and post-test scores
obtained from given tests of visual images, visual text, and audio. Research is done by not chewing
gum and chewing gum.
Data analysis Using paired "t" test, one-way ANAVA test was continued with an average
difference test LSD at α = 0.05.
Results The mean test scores of visual images, visual text, and audio before and after chewing
gum significantly increased (p <0.01). Results of one-way ANOVA test on the average 3 pairs of
treatment suggests that there is at least a pair of different treatment (p <0.01). In Fisher's LSD
test of different average showed that all the pairs are different, except for a pair of pre-Visual
writing and pre-Visual with pictures and post Visual writing and post-Visual with images (p>
0.05). The comparison between number of students who have types of visual learning ability
compared with the type of audio learning is at 5:2.
Conclusion Chewing gum increases short-term memory by means of visual images, visual text,
and audio.

Keywords: Chewing gum, short-term memory, Visual, Audio.


PENDAHULUAN meningkatan memori jangka
Otak membentuk pemikiran pendek.
manusia, memahami peristiwa, dan
menyimpan kenangan dalam ALAT DAN CARA
memori. Manusia tidak lepas dari Penelitian ini bersifat
proses belajar dan mengingat, yang eksperimental semu (Quasi
sangat berkaitan dengan memori(1). experimental design).
Terdapat dua macam memori, Penelitian dilakukan terhadap 35
diantaranya memori jangka pendek mahasiswa FK-UKM yang berumur
dan memori jangka panjang yang 19-23 tahun.
masing-masing mempunyai waktu Memori jangka pendek diukur
di dalam memori yang berbeda- dengan menghitung skor pretest dan
beda (2). posttest yang didapat dari soal visual
Kapasitas otak dalam gambar, visual tulisan, dan audio.
menyimpan informasi tidak terbatas. Penelitian dilakukan dengan tidak
Dengan sekitar 100 milyar neuron, mengunyah permen karet dan
yang masing-masing memiliki dengan mengunyah permen karet.
ribuan dendrit, maka otak hampir Analisis data menggunakan uji t
tidak mungkin kehabisan ruang berpasangan dan ANAVA satu arah
untuk menyimpan apa saja yang dilanjutkan dengan uji beda rata-
dipelajari individu selama rata LSD dengan α = 5%.
hidupnya(1). Informasi yang diterima Alat penelitian yang digunakan
dapat berupa verbal, visual, dan adalah lampiran soal tes visual
audio yang akan disimpan sesuai gambar dan visual tulisan,
dengan areanya masing-masing di mikrofon, stopwatch, alat tulis. Bahan
otak (1), (3). yang digunakan adalah permen
Mengunyah permen karet karet xylitol.
ternyata tidak hanya sekedar
sebagai kegiatan tak bermanfaat. Cara kerja
Ada banyak manfaat selain sering Pertama-tama subjek penelitian
digunakan sebagai makanan diberi penjelasan tentang tujuan,
sambilan, permen karet juga berefek prosedur dan manfaat penelitian.
mempengaruhi memori jangka Setelah bersedia menjadi subjek
pendek, relaksasi, menyegarkan penelitian, subjek menandatangani
mulut, mengurangi plak gigi, informed consent.
pengganti rokok, dan netralisasi Sehari sebelum tes dilakukan,
asam lambung (4). subyek penelitian cukup istirahat
Mengunyah permen karet dan cukup tidur, tidak
merangsang sekresi hormon insulin, mengkonsumsi obat-obatan/zat
meningkatkan denyut jantung dan yang dapat mengingkatkan maupun
aliran darah ke otak sehingga mendepresi SSP, tidak merokok.
meningkatkan kemampuan Pada hari tes dilakukan, subyek
mengingat (5), (6), (7). penelitian tidak makan minimal 2
jam setelah makan ringan dan 4 jam
TUJUAN PENELITIAN setelah makan berat, tidak boleh
Ingin mengetahui apakah merokok, tidak mengkonsumsi obat-
mengunyah permen karet obatan/zat yang dapat
mengingkatkan maupun menghapalkan kata yang diberikan
mendepresi SSP. sesuai waktu yang telah ditentukan
(1 kata 3 detik, terdapat 10 kata) dan
1. Pretest menulis kembali kata yang telah
Prosedur pretest visual tulisan, dihapalkan dalam waktu maximal 1
subyek penelitian beristirahat menit dan catat nilai yang diperoleh.
selama 10 menit sebelum melakukan Prodesur postest visual gambar,
tes, kemudian menghapalkan kata subyek penelitian beristirahat
yang diberikan sesuai waktu yang selama 10 menit sebelum melakukan
telah ditentukan (1 kata 3 detik, tes, subyek penelitian mengunyah
terdapat 10 kata) dan menulis permen karet (selama 5 menit
kembali kata yang telah dihapalkan sebelum postest dimulai sampai
dalam waktu maximal 1 menit dan postest selesai dikerjakan), kemudian
catat nilai yang diperoleh. menghapalkan gambar (lampiran
Prodesur pretest visual gambar, gambar 1) yang diberikan sesuai
subyek penelitian beristirahat waktu yang telah ditentukan (12
selama 10 menit sebelum melakukan gambar , masing-masing gambar 2
tes, kemudian menghapalkan detik), lalu menyebutkan gambar
gambar (lampiran gambar 1) yang (lampiran gambar 2 , yang terdiri
diberikan sesuai waktu yang telah dari 25 gambar) ada atau tidak pada
ditentukan (12 gambar , masing- gambar yang telah perlihatkan
masing gambar 2 detik), lalu sebelumnya dalam waktu maximal 1
menyebutkan gambar (lampiran menit dan catat nilai yang diperoleh.
gambar 2 , yang terdiri dari 25 Prosedur postest audio, subyek
gambar) ada atau tidak pada penelitian beristirahat selama 10
gambar yang telah perlihatkan menit sebelum melakukan tes,
sebelumnya dalam waktu maximal 1 subyek penelitian mengunyah
menit dan catat nilai yang diperoleh. permen karet (selama 5 menit
Prosedur pretest audio, subyek sebelum postest dimulai sampai
penelitian beristirahat selama 10 postest selesai dikerjakan), kemudian
menit sebelum melakukan tes, mendengarkan sampai selesai kata
kemudian mendengarkan sampai yang diucapkan oleh peneliti
selesai kata yang diucapkan oleh (diucapkan dengan nada datar, tiap
peneliti (diucapkan dengan nada kata selang 2 detik), lalu menulis
datar, tiap kata selang 2 detik), lalu kata yang telah disebutkan dalam
menulis kata yang telah disebutkan waktu maximal 1 menit dan catat
dalam waktu maximal 1 menit dan nilai yang diperoleh.
catat nilai yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Posttest
Prosedur postest visual tulisan,
subyek penelitian beristirahat Berdasarkan hasil penelitian,
selama 10 menit sebelum melakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
tes, subyek penelitian mengunyah
permen karet (selama 5 menit
sebelum postest dimulai sampai
postest selesai dikerjakan), kemudian
Tabel 4. 1 Skor Rerata Tes Tabel 4. 2 Uji ANAVA Satu Arah
Visual, Audio, dan Sum of Mean
Df F Sig.
Gambar Sebelum dan Squares Square
Sesudah Mengunyah Between
Permen Karet 22657.01 5 4531.4
Groups
Within 27.37 .000
33771.37 204 1,999
Std.
Groups
Total 56428.38 209
Mean N Deviation Uji t

Pair PostTulisan 95.14 35 6.585 p<0.01 Tabel 4.2 menggambarkan hasil


1 dari uji ANAVA satu arah terhadap
PreTulisan 79.14 35 12.919
3 pasang rerata di atas adalah
Pair PostAudio 82.57 35 14.419 p<0.01 berbeda sangat nyata p=0.000
2 PreAudio 63.14 35 13.884 (p<0,01). Hal ini menunjukkan
bahwa minimal terdapat sepasang
Pair PostGambar 90.97 35 11.302 p<0.01
perlakuan yang berbeda.
3 PreGambar 76.17 35 15.957
Tabel 4. 3 Uji Beda Rata-rata
Hasil percobaan menunjukkan Fisher’s LSD
bahwa :
 Skor rerata tes visual tulisan Sig.
setelah mengunyah permen karet PreVisual
(95.14) dibandingkan sebelum Tulisan preAudio .000
mengunyah permen karet (79.14) preGambar .335
mengalami peningkatan yang PostVisual
signifikan (p<0,01). Tulisan postAudio .000
 Skor rerata tes audio setelah postGambar .177
mengunyah permen karet (82.57) preAudio
dibandingkan sebelum mengunyah preTulisan .000
permen karet (63.14) mengalami preGambar .000
peningkatan yang signifikan postAudio
(p<0,01). postTulisan .000
 Skor rerata tes visual gambar postGambar .007
setelah mengunyah permen karet
preVisual
(90.97) dibandingkan sebelum
Gambar preTulisan .335
mengunyah permen karet (76.17)
preAudio .000
mengalami peningkatan yang
signifikan (p<0,01). postVisual
Gambar postTulisan .177
postAudio .007

Tabel 4.3 Uji Beda Rata-rata


Fisher’s LSD menunjukkan bahwa
semua pasangan berbeda, kecuali
pasangan preVisual tulisan dengan
preVisual Gambar dan postVisual
tulisan dengan postVisual gambar sesuatu secara tidak sadar seperti
(p>0,05), hal ini mengartikan bahwa kamera foto (9).
kemampuan OP dalam hal visual
tulisan dan Gambar adalah sama, DISKUSI
sementara dalam hal visual dan Belajar dapat diartikan sebagai
audio berbeda. kemampuan untuk mengubah
Data skor hasil percobaan perilaku berdasarkan pengalaman,
menunjukkan bahwa mayoritas sedangkan mengingat adalah
mahasiswa kedokteran FK UKM mempertahankan (retensi) dan
yang menjadi orang percobaan menyimpan informasi (2).
memiliki kemampuan belajar tipe Gaya belajar adalah kombinasi
visual yang lebih mudah mengingat dari menyerap, mengatur, dan
melalui tulisan dan gambar, mengolah informasi. Terdapat tiga
daripada ucapan (tipe audio). jenis gaya belajar berdasarkan
Perbandingan jumlah mahasiswa modalitas yang digunakan individu
yang memiliki kemampuan belajar dalam memproses informasi
tipe visual dibanding dengan jumlah (perceptual modality) yaitu Visual
mahasiswa yang memiliki learners yang menitik beratkan pada
kemampuan belajar tipe audio ketajaman penglihatan, Auditory
adalah sebesar 5:2. learners yang mengandalkan pada
Menurut Neisser, penyimpanan pendengaran untuk bisa memahami
ikonik menyimpan input visual dan dan mengingatnya, dan Kinesthetic
bekerja terpisah dari faktor-faktor learners yang mengharuskan
pengendali subjek (atensi). individu yang bersangkutan
Penyimpanan ikonik (bekerja seperti menyentuh sesuatu yang
kamera snapshoot) memiliki memberikan informasi tertentu agar
kapasitas sekurang-kurangnya 9 ia bisa mengingatnya (10).
item dengan jangka waktu sekitar Ingatan (memory) adalah retensi
250 milidetik hingga 4 detik. dan penyimpanan dari informasi
Sedangkan penyimpanan ekhoik yang diperoleh dari proses belajar (2).
menyimpan input auditorik 1 item Memori merupakan suatu
dengan jangka waktu 4 detik (8). penyimpanan dari pengetahuan
Pada percobaan, visual tulisan yang didapat untuk kemudian
memiliki rata-rata yang lebih baik mengalami proses pemanggilan
(pretest 79.14 dan posttest 95.14) (recall) kembali. Terdapat tiga jenis
daripada visual gambar (pretest 76.17 memori, yaitu memori jangka
dan posttest 90.97) hal ini di pendek, memori jangka menengah,
sebabkan terjadinya synesthesia, dan memori jangka panjang (11).
yaitu suatu kondisi di mana Memori Jangka Pendek
informasi sensorik dari sebuah merupakan ingatan yang
modalitas (tulisan) memicu sensasi berlangsung beberapa detik atau
modalitas lainnya (gambar). paling lama beberapa menit. Ingatan
Seharusnya, hasil tes visual gambar jangka pendek terjadi pada sinaps-
lebih baik daripada visual tulisan. sinaps yang terletak pada fibril-fibril
sesuai dengan kutipan Makoto saraf terminal segera sebelum fibril-
Schichida yang menyatakan bahwa fibril tersebut bersinapss dengan
otak kanan mampu merekam neuron berikutnya. Bahan-bahan
kimiawi neurotransmitter yang kita. Untuk berfungsi dengan baik,
disekresikan pada terminal seperti jaringan otak memerlukan jumlah
itu seringkali menyebabkan oksigen dan glukosa yang relatif
fasilitasi/inhibisi selama beberapa lebih besar daripada bagian lain
detik-menit. Lintasan inilah yang tubuh manusia. Otak menggunakan
menyebabkan ingatan jangka 20 % oksigen yang diperlukan
pendek (12). seluruh badan dan 65% dari
Proses memori terdiri dari keseluruhan glukosa yang
beberapa tahapan. Pertama, digunakan oleh seluruh badan . (12)

informasi diterima oleh modalitas Pada otak terdapat pemetaan


sensorik khusus (misalnya raba, bagian tubuh secara sensorik dan
auditif, atau visual) kemudian motorik yang disebut dengan
diregistrasi. Informasi ini akan Homonculus. Homonculus motorik
disimpan sebentar di memori jangka untuk daerah mulut menempati 30%
pendek (memori kerja). Kemudian, seluruh area tubuh, sehingga,
menyimpan dan mempertahankan mengunyah mengaktifkan area yang
informasi dalam bentuk yang lebih luas di otak. Pengaktifan ini
permanen (memori jangka panjang). menyebabkan metabolisme neuronal
Proses penyimpanan ini dapat meningkat sehingga otak
ditingkatkan oleh beberapa membutuhkan lebih banyak
pengulangan (repetisi) atau oleh konsumsi oksigen dan nutrisi yang
penggabungan dengan informasi berasal dari darah perifer. Hal ini
lainnya yang sudah berada di dalam menyebabkan peningkatan curah
simpanan. Penyimpanan merupakan jantung yang dipompakan ke otak,
proses aktif yang membutuhkan sehingga denyut jantung dan aliran
upaya melalui praktek dan latihan darah ke otak meningkat (12), (14).
(rehearsal). Langkah akhir pada Mengunyah (mastikasi) adalah
proses memori ialah memanggil memecahkan partikel makanan yang
kembali (recall) atau menjumput besar dan mencampur makanan
(retrieval) informasi yang disimpan. dengan sekret kelenjar air liur (2).
Langkah ini merupakan proses aktif, Mengunyah permen karet
memobilisasi informasi yang telah menghasilkan kontraksi otot yang
disimpan (3). ritmis. Mengunyah dapat
Pikiran adalah hasil dari pola meningkatkan kecepatan dalam
perangsangan berbagai bagian mengerjakan tes dengan
sistem saraf pada saat yang meningkatkan aktifitas hippocampus
bersamaan, mungkin terutama dan area prefrontal cortex cerebri ,
melibatkan cortex cerebri, thalamus, yang penting untuk proses kognisi.
sistem limbik, dan bagian atas Mengunyah mengaktifkan regio orris
formatio reticularis batang otak. dari cortex sensorimotor primer, area
Proses ini disebut teori holistik motoric, insula, dan cerebellum (15), (5),
pikiran (13). (16).

Otak manusia mempunyai Para peneliti membuktikan


volume sekitar 1300 ml, beratnya 3% bahwa peran dari mengunyah
dari berat badan dan merupakan meningkatkan memori jangka
bagian yang cukup besar bila pendek yang dipercaya
dibandingkan dengan ukuran tubuh meningkatkan denyut nadi dan
aliran darah yang kemudian SARAN
menambah asupan jumlah oksigen 1. Untuk pelajar dan mahasiswa
ke dalam otak. Hal inilah yang dapat dibiasakan mengunyah
meningkatkan fungsi otak (14). permen karet pada waktu belajar
Mengunyah permen karet dapat agar memori jangka pendek
meningkatkan pengiriman glukosa meningkat.
untuk memperbaiki kognitif (17) . 2. Dalam belajar, sebaiknya
Oral sensory stimulation seperti mahasiswa membuat
mengunyah bisa merupakan suatu rangkuman sendiri dengan
stimulus bagi aktivitas sel beta menulis dan menyertakan
pankreas sehingga pada waktu gambar.
mengunyah sel β pankreas akan 3. Para dosen pengajar hendaknya
mensekresikan insulin untuk memberikan materi tidak hanya
mengantisipasi makanan yang akan berupa kuliah lisan tetapi juga
dicerna(18), (19). Dahulu insulin memberikan tulisan beserta
dianggap tidak berperan pada otak, gambar.
tetapi sekarang banyak penelitian 4. Perlu dilakukan penelitian lebih
menunjukkan bahwa insulin dan lanjut dengan metode yang lebih
reseptornya pada otak mempunyai canggih dan subyek penelitian
peran penting dalam proses dengan usia berbeda.
pembentukan memori . (7)

Insulin diproduksi oleh pankreas DAFTAR PUSTAKA


dan telah diketahui bahwa insulin 1. Sousa, David A. Bagamana Otak
dapat melewati sawar darah otak Belajar. 4. Jakarta Barat : Indeks, 2012.
melalui reseptor spesifik dengan 2. Ganong, William F. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. 22. Jakarta : EGC,
mekanisme transport aktif /receptor-
2008.
mediated transcytosis (20),(21). Pada
3. Jensen, Eric. Pembelajaran Berbasis
hippocampus dan cortex cerebri, Otak. Jakarta Barat : Indeks, 2011.
insulin berhubungan dengan fungsi 4. Benefits of Chewing Gum: Oral Health
kognisi. Insulin memodulasi and Beyond. Leveille, Gilbert, et al., et
aktivitas dari reseptor eksitasi dan al. April 2008, FOOD SCIENCE, pp. 75-
inhibisi, termasuk glutamat dan 81.
reseptor asam γ-aminobutirat 5. Onozuka, Minoru, et al., et al.
(GABA) dan mengaktivasi 2 proses Interactions Between Chewing and
biokimia: jalur shc-ras-MAPK Brain Activity in Humans. Minoru
Onozuka and Chen Tung Yen. Novel
(mitogen-activated protein kinase) dan
Trends in Brain Science. Switzerland :
jalur PI3K (phosphoinositide 3-
springer, 2008, pp. 99-113.
kinase)/PKC, keduanya ini terlibat 6. Occlusion and brain function:
dalam proses pembentukan memori mastication as a prevention of cognitive
(7).
dysfunction. Ono, Y., et al., et al. 2010,
Journal of Oral Rehabilitation, Vol. 37,
SIMPULAN pp. 624-640.
Mengunyah permen karet 7. Insulin and the insulin receptor in
meningkatkan memori jangka experimental models of learning and
pendek. memory. Zhao, Wei Qin, et al., et al.
2004, European Journal of
Pharmacology, Vol. 490, pp. 71-81.
8. Solso, Robert L., Maclin, Otto H. and 17. Role of glucose in chewing gum-related
Maclin, M. Kimberly. Psikologi Kognitif. facilitation of cognitive function. Stephens,
Jakarta : Erlangga, 2007. Richard and Tunney, Richard J. 2004,
9. Shichida, Makoto. Misteri Otak Kanan. Appetite, Vol. 43, pp. 211-213.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 18. Effect of oral sensory stimulation on C-
2013. peptide density. Hashimoto, K., et al., et
10. Windura, Sutanto. 88 Cemilan Otak al. Hawaii : s.n., 2004. the
Sehat. Jakarta : PT Elex Media neuroscience/TMJ program.
Komputindo, 2012. 19. The Effects of Mastication on Insulin
11. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Secretion-Examination from the Ability to
Manusia. Jakarta : EGC, 2001. Masticate. Hideto, Matsuda, Kazuyoshi,
12. Guyton, Arthur Cliffton and Hall, Hashimoto and Toshio, Takiguchi.
John. Buku Ajar Fisiologi. New york : 2004, Japanese Journal of Clinical
elsevier, 2008. Physiology, Vol. 34, pp. 183-190.
13. Wibowo, Daniel S. Neuroanatomi 20. Effects of Insulin on Brain Glucose
untuk Mahawiswa Kedokteran. Malang : Metabolism in Impaired Glucose Tolerance.
Bayumedia, 2011. Hirvonen, Jussi, et al., et al. 2011,
14. Distribution of Cerebral Blood Flow Diabetes, pp. 443-447.
during Gum-Chewing. Matuura, 21. Feng, Ji Ming, Lui, Philip C.W. and
Yasuyuki, et al., et al. 2012, Forma, Vol. Li, Jian Yi. Receptor-Mediated
27, pp. 1-4. Transport of Drugs Across the BBB.
15. Brain Activity and Human Unilateral Drug Delivery to the Central Nervous
Chewing. Quintero, A., et al., et al. 2012, System. Switzerland : Humana Press,
JDR, Vol. 92, pp. 136-142. 2010, Vol. 45, pp. 15-34.
16. Effect of Mastication on Human Brain
Activity. Sakamoto, Kiwako, et al., et al.
2010, JAAM, pp. 153-160.

Anda mungkin juga menyukai