BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Bimbingan Tugas Akhir” adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para orang tua
tentang pentingnya bermain dan manfaat bermain pada anak. Selain itu dengan adanya
makalah ini diharapkan dengan mengetahui serta memahami segala suatu yang berhubungan
dengan bermain maka para guruTK mampu menerapkan di lapangan atau pada saat mengajar
anak-anak yang mengikuti program di TK. Proses pembelajaran yang dilakukan sambil
bermain dan terarah akan memberikan hasil yang optimal dalam perkembangan anak
sehingga tidak ada lagi keluhan bahwa anak TK sudah dibebani kegiatan belajar yang tidak
proposional.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
1. Anak mempunyai energi berlebih karena terbebas dari segala macam tekanan, baik
tekanan ekonomi maupun sosial, sehingga ia mengungkapkan energinya dalam
bermain (Schiller dan Spencer)
2. Melalui kegiatan bermain, seorang anak menyiapkan diri untuk hidupnya kelak jika
telah dewasa. Misalnya, dengan bermain peran secara tidak sadar ia menyiapkan diri
untuk peran atau pekerjaannya di masa depan (Karl Gross)
3. Melalui bermain, anak melewati tahap-tahap perkembangan yang sama dari
perkembangan sejarah umat manusia (Teori Rekapitulasi ). Kegiatan-kegiatan seperti
lari, melempar, memanjat dan melompat, merupakan bagian dari kehidupan sehari-
haridari generasi ke generasi (Stanley Hall )
4. Anak bermain (berekreasi) untuk membangun kembali energi yang telah hilang.
Bermain merupakan medium untuk menyegarkan badan kembali (revitalisasi) setelah
bekerja berjam-jam (Lazarus)
5. Melalui kegiatan bermain, anak memuaskan keinginan-keinginannya yang terpendam
atau tertekan. Dengan bermain anak seperti mencari kompensasi untuk apa yang tidak
ia peroleh dalam kehidupan nyata, untuk keinginan-keinginan yang tidak mendapat
pemuasan (Mazhab Psikoanalisis)
6. Bermain juga memungkinkan anak melepaskan perasaan-perasaan dan emosi-
emosinya, yang dalam realitas tidak dapat diungkapkannya.
7. Kepribadian terus berkembang dan untuk pertumbuhan yang normal, perlu ada
rangsangan (stimulus) dan bermain memberikan stimulus ini untuk pertumbuhan
(Appleton)
Dari berbagai pandangan ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para pakar
sepakat bahwa bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai
perkembangan yang utuh baik fisik, intelektual, social, moral dan emosional.
Bermain sangat digemari oleh anak-anak pada masa prasekolah dan pada umumnya
sebagian besar waktu mereka digunakan untuk bermain. Para ilmuwan telah melakukan
berbagai penelitian dan diperoleh temuan bahwa bermain mempunyai manfaat besar bagi
perkembangan anak, baik dalam fisik, motorik, kognitif, bahasa dan sosial serta emosional.
Mainan atau bermain tertentu secara bersamaan memiliki berbagai manfaat, jadi tidak hanya
mempunyai manfaat tunggal saja.
1. Manfaat Bermain dalam Perkembangan Fisik
Salah satu ciri dari anak usia pra sekolah adalah seneng bergerak, dan secara fisik ia
aktif seklai untuk beraktivitas. Melalui bermain maka ia dapat menyalurkan energi tubuhnya
yang sedang senang bergerak sehingga ia pun memperoleh kepuasan dan tidak merasa dirinya
dikekang. Dengan bergerak naik-turun tangga, berlarian di sekitar ruangan, jumpalitan,
melompat, meloncat, meniti, bermain perosotan, bermain ayunan dan seterusnya maka otot-
otot tubuhnya pun menjadi kuat dan tubuhnya menjadi sehat.
Ada manfaat ganda yang diperoleh anak dari kegiatan fisik semacam ini, ia akan
merasa lebih percaya diri karena mampu melakukan berbagai gerakan dan memudahkannya
untuk berbaur dengan sesama anak. Batas dirinya dengan orang lain akan hilang karena anak-
anak ini melakukan kegiatan yang menyenangkan, ia lupa bahwa anak yang baru
dijumpainya di lokasi bermain adalah orang asing. Mereka akan tertawa bersama sambil
bermain dan pertemanan pun akan berlanjut. Guru pun dapat memanfaatkan situasi ini
sebagai upaya dalam melakukan pendekatan terhadap anak, maka sangatlah bijaksana bila
guru mampu memahami kebutuhan anak-anak ini untuk bergerak bebas, apalagi setelah
berjam-jam mereka harus duduk mengerjakan tugas di dalam kelas.
2. Manfaat Bermain dalam Perkembangan Motorik
Sumbangan bermain terhadap perkembangan motorik, baik motorik kasar maupun
motorik halus sudah sangat jelas. Bila kita perhatikan anak menjelang usia dua tahunan
bermain dengan berlari-lari kecil maka selanjutnya di usia tiga tahunan anak tersebut sudah
terampil berlari. Beda halnya dengan anak yang kurang diberi kesempatan untuk melakukan
aktivitas ini, gerakan berlarinya nampak canggung sekalipun usianya sudah tiga tahun. Hal
ini berlaku pula dalam aktivitas lain yang membutuhkan gerakan motorik kasar, sperti
melompat, meloncat, meniti dan berjumpalitan. Bila anak-anak diberi kesempatan untuk
melakukannya, maka mereka akan lincah bergerak.
Dalam hal perkembangan motorik halus, anak-anak dapat dilatih keterampilannya
melalui berbagai aktivitas yang menunjang. Beberapa kegiatan yang menunjang antara lain
mencoret-coret di kertas, yang akan berkembang menjadi coretan benang kusut, kemudian
menjadi garis lurus, lengkung dan seterusnya. Sekalipun kematangan motorik mempunyai
peranan besar tetapi tanpa latihan yang dilakukan melalui bermain maka perkembangan
motorik tidak berkembang dengan pesat.
2. Beberapa hasil penelitian mengenai dampak positif dari keterlibatan guru dalam aktivitas
bermain bersama anak
Bila guru ikut bermain bersama anak, ada beberapa hasil positif yang teramati, yaitu :
a. Lamanya (durasi) anak bermain bersama teman menjadi dua kali lipat dari biasanya,
dibandingkan bila mereka dilepas untuk bermain sendiri tanp aguru (Sylva et. al dalam
Johnson, 1999);
b. Anak-anak akan menampilkan kegiatan bermain kooperatif (tahap tertinggi dari kegiatan
bermain sosial yang dikemukakan oleh Parten). Berarti dengan keikutsertaan guru, anak-anak
mau melibatkan diri dalam kegiatan bermain yang lebih bersifat sosial (Farran, Silveri, dan
Culps dalam Johnson, 1999);
c. Kegiatan bermain yang dilakukan anak menunjukkan tahapan kognitif yang lebih tinggi
(Howes dan Smith dalam Johnson, 1999); serta
d. Dalam aktivitas membaca buku, ternyata anak-anak menunjukkan minat membaca dan
menulis yang lebih tinggi (Christie dan Enz, Morrow dan Rand, dan Vulkelich dalam
Johnson, 1999).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan
yang utuh baik fisik, intelektual, sosial moral dan emosioanl. Bermain mempunyai manfaat
besar bagi perkembangan anak, diantaranya dalam perkembangan fisik, perkembangan
motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial,
perkembangan emosi dan kepribadian. Agar terciptanya bermain dan belajar kreatif tentunya
peran oran tua sangat berpengaruh selain peran guru. Disamping itu para guru atau orang tua
perlu menyediakan fasilitas yang tepatuntuk bermain diantaranya dengan memperhatikan
beberapa pokok yaitu: situasi sosial, bahan permainan, obyek-obyek yang merangsang alat
indra, media cetak dan elektronik, suasana dan iklim.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan :
1. Orang tua perlu diberi informasi tentang pentinya bermain dan makna alat permainan.
2. Orang tua perlu mengetahui pilihan alat permainan yang tepat dan sesuai dengan umur anak.
3. Orang tua dapat dilibatkan dalam pembuatan atau produksi alat permainan yang edukatif dan
kreatif.
4. Orang tua dapat dilatih untuk membuat sendiri alat permainan yang sederhana dari bahan-
bahan alam Indonesia.