Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kanker ovarium merupakan suatu kanker yang belum diketahui penyebabnya.Kanker Ovarium sering
ditemukan wanita yang berumur 40 - 74 tahun. Penyebaran suatu kanker ovarium bisa menyebar
kebagian yang lain,seperti daerah panggul dan perut melalui getah bening dan melalui peredaran darah
untuk menuju kehati dan paru-paru.

Karsinoma ovarium adalah jenis epitel adalah penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi
diamerika serikat. Pada tahun 2003 diperkirakan terdapat 25.400 kasus kanker dengan 14.300 kematian
yang mencakup kira- kira 5% dari semua kematian wanita karena kanker.

Meskipun mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitelial,kanker ovarium dapat juga berasal dari sel
yang terdapat diovarium. Tumor ovarium yang berasal dari sel germinal yang kelasifisikan sebagai
disgerminoma dan teratoma sedangkan tumor ovarium yang berasal dari sel folikel di kelasifisaikan
sebagai sex cord stromal terutama tumor sel granulosa dan tumor yang berasal dari stroma ovarium
adalah sarkoma. Akan tetapi angka kejadian tumor ovarium non epitelial kecil sekali sehingga dianggap
angka kejadian seluruh kanker ovarium.

Kanker ovarium jarang ditemukan pada umur dibawah 40 tahun . Angaka kejadian meningkat dengan
makin tuanya usia 15 – 16 per 100.000 pada usia 40 -44 tahun menjadi paling tinggi dengan angka
kematain 57 per 100.000 pada usia 70 – 74 tahun.Usia median saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48 %
penderita berusia diatas 65 tahun.

Pada tahun 2005, Masyarakat kanker Amerika memperkirakan bahwa 22.220 kasus baru kanker ovarian
akan bisa di diagnosa, dan itu kan membunuh 16.200 wanita. Hanya 77% kasus yang mempunyai tingkat
nilai survival 1 tahun, 44% kasus yang mempunyai tingkat nilai suvival 5 tahun. Dan hanya 19% kasus saja
kasus yang di diagnosa sebelum metastasis terjadi. Hal tersebut disebabkan Oleh karena ketiadaan
adanya deteksi dini peyakit dan kemajuan penyakit yang cepat. Sehingga menyebabkan angka kematian
yang sebabkan oleh kanker Ovari meningkat.

Karena belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium 70% kasus ditemukan kasus pada
keadaan yang sudah usia lanjut yakni tumor yang menyebar jauh dari ovarium.

Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan, dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan


keperawatan pada pasien dengan diagnosa CA OVARIUM.

b. Tujuan khusus
i. Mengetahui anatomi fisiologi OVARIUM

ii. Mengetahui pengertian dari CA OVARIUM

iii. Mengetahui tanda dan gejala CA OVARIUM

iv. Mengetahui cara mencegah ca ovarium

v. Mengetahui patofisiologi ca ovarium

vi. Mengetahui jenis stadium dari kanker ovarium

vii. Pemeriksaan penunjang ca ovarium

viii. Penatalaksanaan Medis

ix. Asuhan keperawatan pada pasien Ca Ovarium

Metode penulisan makalah

Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini diantaranya melalui media literature,
perpustakaan dan elektonik.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Anatomi fisiologi ovarium

1. Ovarium

Adalah gonad wanita, dua struktur kecil yang terletak pada kedua sisi uterus. Kelenjar yanng berada di
bawah pengaruh sikliis hormon hipofise ini menghasilkan oosit dan hormon ovarium (Brooker, 2012)

Ovarium adalah salah satu di antara beberapa organ reproduksi wanita yang berfungsi untuk
menghasilkan sel telur. Setiap wanita memiliki dua ovarium, terletak pada rongga panggul sebelah kiri
dan kanan. (Ilmu Dokter, 2014)

Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua ovarium. Mereka
oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi rahim (uterus) terhadap dinding
panggul di daerah yang dikenal sebagai fossa ovarium. Mereka diadakan di tempat oleh ligamen melekat
pada rahim, tetapi tidak secara langsung melekat pada sisa saluran reproduksi wanita, misalnya saluran
telur. (Kliksama, 2015)

2. Fungsi ovarium

A. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba fallopi tempat
fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika terjadi proses pembuahan (fertilisasi)
ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak
mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah
ovulasi.

B. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berperan terhadap pertumbuhan
jaringan payudara, gambaran spesifik wanita dan mengatur siklus menstruasi.

C. Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon

steroid dan peptida seperti

estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks
sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur
yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari
dalam mengatur sikuls menstruasi.

3. Letak Ovarium

Ovarium adalah dua organ

kecil, seukuran ibu jari Anda,

yang terletak di panggul

perempuan. Mereka melekat pada rahim, satu di setiap sisi,

dekat pembukaan tuba fallopi.

Ovarium berisi sel gamet

wanita, disebut oosit. Dalam

istilah non medis, oosit disebut

“telur”. Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua indung
telur. Mereka oval,

sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi rahim (uterus) dinding

panggul di wilayah yang dikenal sebagai fossa ovarium. Mereka

ditahan oleh ligamen melekat pada rahim tetapi tidak secara langsung melekat pada sisa

saluran reproduksi wanita. (Hikmat, 2014)

4. Bagian bagian ovarium

Struktur ovarium terdiri atas :


a. Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam
terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial.

b. Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah,
serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel
primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya
akan menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat
dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan
dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang matang
terisi dengan likuor folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.

5. GAMBAR OVARIUM

a. Organ reproduksi interna wanita genetalia-interna.jpg

b. Perbedaan ovarium normal dan abnormal

kanker-ovarium.jpeg

B. Pengertian

Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang paling sering
ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar melalui system getah
bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru – paru.

Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online
dan Media Informasi Obat-Penyakit).

Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel
ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)

Kanker ovarium merupakan sebuah penyakit di mana ovarium yang dimiliki wanita memiliki
perkembangan sel-sel abnormal. Secara umum, kanker ovarium merupakan suatu bentuk kanker yang
menyerang ovarium. Kanker ini bisa berkembang sangat cepat, bahkan, dari stadium awal hingga
stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Kanker ovarium merupakan suatu proses lebih
lanjut dari suatu tumor malignan di ovarium. Tumor malignan sendiri merupakan suatu bentuk
perkembangan sel-sel yang tidak terkontrol sehingga berpotensi menjadi kanker. Wikipedia Kanker
adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke
organ tubuh lain yang letaknya jauh (Corwin, 2009, Hal; 66).

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga
demoblast (ektodermal, endodermal, mesoderal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang
beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30% dan 10% terdapat pada
usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak dan tidak jelas pasti ganas
(borderline malignancy atau carsinoma of low-maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant)
(Priyanto, 2007).

C. Manifestasi klinis ca ovarium

Manifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau tenesmus, pada stadium awal
dapat timbul asites; dengan cepat kanker tumbuh melampaui kavum pelvis hingga ke abdomen hingga
teraba massa; haid tidak teratur, dapat timbul perdarahan per vaginam. Tanda & Gejala pada pasien
Kanker Ovarium, Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :

a. Haid tidak teratur

b. Ketegangan menstrual yang terus meningkat

c. Menoragia

d. Nyeri tekan pada payudara

e. Menopause dini

f. Rasa tidak nyaman pada abdomen

g. Dyspepsia

h. Tekanan pada pelvis

i. Sering berkemih

j. Flatulenes

k. Rasa begah setelah makan makanan kecil

l. Lingkar abdomen yang terus meningkat

D. Cara mencegah kanker ovarium

i. Menghentikan ovulasi.

ovulasi dapat memicu terjadinya kanker apabila sel-sel yang pada mulanya berfungsi untuk memperbaiki
sel-sel yang rusak setelah proses ovulasi mengalami kelainan. Oleh karena itu, hal-hal yang dapat
menghentikan ovulasi seperti melahirkan dan menyusui, penggunaan KB, dan operasi sterilisasi atau
hysterectomy (pengangkatan rahim), dapat mencegah munculnya kanker ovarium.

ii. Pola hidup.


Pola hidup adalah cara yang tidak hanya digunakan untuk mencegah kanker rahim, namun juga penyakit
lainnya. Untuk kanker rahim, obesitas merupakan salah satu faktor pemicunya. Sehingga, pola hidup
sehat dengan olahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan bergizi, serta melakukan diet sehat akan
dapat mengurangi resiko anda terkena kanker ovarium.

iii. regular check-up.

Gen penyebab kanker ovarium dapat menurun, beberapa tes seperti tes darah dan USG transvagina
untuk mendiagnosa kanker ovarium secara lebih akurat.

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.

E. Patofisiologi

Penyebab kanker ovarium masih belum diketahui secara pasti, (Ari, 2008). Namun teori yang banyak
dianut adalah teori Fathalla yang menyatakan bahwa diperkirakan pada saat terjadi ovulasi, terjadi
kerusakan pada sel-sel epitel ovarium. Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu. Jika
sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses penyembuhan akan
terganggu sehingga dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor (Busmar, 2006:469).

F. Mengetahui jenis stadium dari kanker ovarium

Stadium kanker ovarium menurut

International Federation of Obstetrics and Gynecology (FIGO).

a. Stadium I

Pertumbuhan terbatas pada ovarium

ü Ia : pertumbuhan terbatas pada 1 ovarium, tidak ada ascites, kapsul utuh, tidak ada pertumbuhan
pada permukaan luar.

ü Ib : pertumbuhan pada 2 ovarium, tidak ada ascites, kapsul utuh, tidak ada pertumbuhan pada
permukaan luar.

ü Ic : pertumbuhan terbatas pada 1 atau 2 ovarium dengan tumor pada permukaan, kapsul ruptur, dan
ascites atau bilasan peritoneum yang mengandung sel ganas.

b. Stadium II

Perluasan ke panggul

ü IIa : penyebaran ke uterus atau tuba.

ü IIb : penyebaran ke jaringan panggul lainnya.


ü IIc : stadium IIa dan IIb dengan tumor pada permukaan, kapsul ruptur, dan ascites atau bilasan
peritoneum yang mengandung sel ganas.

c. Stadium III

Implantasi peritoneum di luar panggul dan/atau adanya nodus retroperitoneal atau inguinal.

ü IIIa : tumor terbatas pada panggul sejati, tanpa nodus, penyebaran mikroskopis pada peritoneum
abdomen.

ü IIIb : implantasi pada peritoneum abdominal ≤ 2 cm, tanpa nodus.

ü IIIc : terdapat implantasi abdominal > 2 cm dengan adanya nodus retroperitoneal dan inguinal.

d. Stadium IV

Metastase jauh

G. Pemeriksaan penunjang ca ovarium

Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan dengan :

a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)

Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai sakit yang dirasakan
beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat dalam rekam medik.

b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.

c) Tes laboratorium

Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi
menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang

d) Penanda tumor (tumor marker)Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium
sering ditemukan peningkatan kadar CA 12

e) X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan gelombang lalu mengukur
serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa tulang akan memberikan warna putih, jaringan
akan memberikan warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna hitam Pencitraan lain

f) Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah memvisualisasikan tubuh, termasuk
jaringan dan cairan, dengan menggunakan metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara
alamiah dihasilkan oleh tubuh.Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara
memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang berkembang lebih cepat daripada sel
hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam
tubuh.

h) Scanning radioaktif.

i) Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram ginekologik)
merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada bagian pelvis atau daerah lain
dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.

j) Endoskopi

Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh menggunakan alat


fiberoptik.Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya abnormalitas seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas,
dan lain-lain.

H. Penatalaksanaan medis

Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi.Hanya kanker ovarium
stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak
memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu
sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap
sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan
sistem kardiovaskuler. Metode terapi utama yaitu :

1) Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal: melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon
intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus posterior kavum
pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam
3000-4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan
temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-
12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam.
Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak diberikan
lidokain intraperitoneal.

2) Imunoterapi intraperitoneal: masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan obat


kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator, umumnya digunakan vaksen
kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat timbul demam yang mencapai 39oC, 2-
3 jam kemudian reda spontan. Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan berdampak buruk.

3) Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau metastasis rongga
pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-helium. Metode ini setara dengan operasi
debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih keci dibandingkan operasi.

4) Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri ovarial,
suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi dengan cara
ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata 49%.
I. Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

Amnanesa

a. Data diri klien

b. Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan utama

c. Riwayat kesehatan masa lalu

d. Riwayat kesehatan keluarga

e. Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid

f. Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas, hamil

g. Data psikologis/sosiologis : Reaksi emosional setelah penyakit diketahui

h. Pemeriksaan fisik

i) Aktifitas istirahat

Gejala :

a) Kelemahan / keletihan

b) Perubahan pada pola tidur

c) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam

d) Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi

ii) Integritas ego

Gejala :

a) Faktor stress,merokok,alcohol

b) Menunda mencari pengobatan

c) Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan

d) Menyangkal diagnosis, putus asa

iii) Eliminasi

Gejala :Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur,sering berkemih,menopouse dini dan
menorrhagia.
b) Dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat.

iv) Neurosensori

Gejala : Pusing, sinkope

v) Nyeri / ketidaknyamanan

Gejala :

a) Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat (dihubungkan dengan proses
penyakit )

b) Nyeri tekan pada payudara

vi) Keamanan

Gejala : Pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogen

Tanda : Demam,ulserasi

vii) Seksualitas

Gejala : Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan seksual, aktifitas
seksual dini.

viii) Interaksi social

Gejala :

a)

Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung

b) Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan

c) Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab perawat

Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.

b) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada
diafragma.

c) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan gangguan GI
akibat adanya kanker metastasis.
d) Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.

Rencana Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.

Tujuan : Dalam 3x 24 jam rasa nyeri berkurang

Kriteria Hasil : Setelah diberi tindakan keperawatan skala nyeri berkurang

Intervensi :

a) Kolaborasi tindakan pembedahan untuk pengangkatan kanker.

Rasional :Pembedahan bertujuan untuk menghilangkan faktor utama penyebab nyeri.

b) Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.

Rasional :Menghilangkan rasa nyeri

c) Atur posisi senyaman mungkin.

Rasional :Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri

d) Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.

Rasional : Merelaksasi otot – otot tubuh

e) Kaji tingkat dan intensitas nyeri.

Rasional :Mengidentifikasi skala dan perkembangan nyeri

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada
diafragma.

Tujuan : Mengembalikan pola nafas klien menjadi normal kembali

Kriteria Hasil :

a) Klien tidak mengeluh sesak

b) RR normal kembali antara 20 x/mnt

c) Klien tidak terlihat cemas dan gelisah

Intervensi :

a) Batasi aktivitas dan mobilisasi klien


Rasional :Istirahat dapat mengurangi konsumsi O2 klien

b) Mengistirahatkan klien dengan posisi semifowler

Rasional :Posisi semi fowler menambah ruang ekspansi dada

c) Longgarkan baju klien

Rasional :Baju klien yang longgar mempermudah klien dalam bernafa

d) Kolaborasi pemberian terapi oksigen

Rasional :Terapi oksigen dibutuhkan jika klien membutuhkan O2 lebih

e) Tenangkan klien

Rasional :Jika klien tenang maka konsumsi O2 semakin efisien

3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan gangguan GI
akibat adanya kanker metastasis.

Tujuan : Dalam 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria Hasil : mual (-), nafsu makan pasien meningkat, berat badan stabil, penambahan berat badan
progresif

Intervensi :

a) Pantau masukan makanan setiap hari.

Rasional :Mengidentisifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.

b) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya protein kaya nutrient, dengan masukan cairan
adekuat.

Rasional : Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk
sisa).

c) Dorong penggunaan suplement dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari

Rasional : Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan kalori dan protein
adekuat.

d) Kontrol factor lingkungan. Hindari terlalu terlalu manis, berlemak, atau makanan pedas.

Rasional :Dapat mentriger respons mual muntah.

e) Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajenasi, latihan sedang sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunananoreksia, dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.

f) Identifikasi pasien yang mengalami mual atau muntah yang diantisipasi.

Rasional :Mual atau muntah psikogenik terjadi karena perubahan lingkungan pengobatan atau rutinitas
pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.

4. Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.

Tujuan :Dalam 2x 24 jam klien tidak terlihat cemas dan gelisah

Kriteria hasil : Berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan

dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya

Intervensi :

a) Dengarkan dengan seksama apa keluh kesah klien

Rasional : Dengan mendengarkan keluh kesah klien maka akan mengurangi stress klien

b) Berikan solusi yang relevan

Rasional :Solusi relevan sangat dibutuhkan klien

c) Berikan informasi tentang kesehatan klien

Rasional :Informasi tentang keadaan klien sangat dibutuhkan

d) Temani klien dalam memutuskan sesuatu

Rasional :klien membutuhkan teman untuk berbagi

e) Berikan humor ringan kepada klien

Rasional :Humor sangat diperlukan klien untk mengurangi stress yang dirasakanya

5. Evaluasi

1) Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan

2) Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.

3) Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual

4) Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.


5) Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapaalternatif cara
mengekspresikan keinginan seksual

(2014, Mei 29). Retrieved juni 22, 2015, from Ilmu Dokter:
http://www.ilmudokter.com/2014/05/pengertian-ovarium.html

(2014, September 09). Retrieved Juni 22, 2015, from Hikmat: http://hikmat.web.id/biologi-kelas-
xii/fungsi-ovarium-yang-normal/

(2015, Maret 23). Retrieved Juni 22, 2015, from Kliksama: http://kliksma.com/2015/03/pengertian-dan-
fungsi-ovarium.html

(2015, JUNI 08). Retrieved JUNI 22, 2015, from fungsi.web.id: http://fungsi.web.id/2015/06/fungsi-
ovarium-dalam-tubuh-manusia.html

Brooker. (2012). Kamus Saku Keperawatan edisi 31. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai