Anda di halaman 1dari 76

DRAFT AKHIR

REPUBLIK INDONESIA

RENCANA INDUK
PENGELOLAAN PERBATASAN
NEGARA

BUKU RINCI

DI PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR ISI

Bab I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1. Latar Belakang....................................... ....................................... 1
1.2. Tujuan............................ ................................................................ 4
1.3. Visi.................................................................................................. 4
1.4. Misi ................................................................................................ 4

Bab II GAMBARAN UMUM WILAYAH .......................................... 5


2.1. Kondisi Geografis dan Administratif ....................................... 5
2.2. Potensi Wilayah……... ................................................................ 9
2.3. Kondisi Perekonomian……………………… ............................ 10
2.4. Kondisi Kependudukan dan Sosial Budaya............................ 11
2.5. Kondisi Sarana dan Prasarana ................................................... 17
2.6. Kondisi Politik, Hukum dan Keamanan ................................. 20

Bab III ISU DAN PERMASALAHAN ..................................................


3.1. Aspek Demarkasi dan Deliniasi ........................................................ 24
3.2. Aspek Kesejahteraan Rakyat ............................................................. 24
3.3. Aspek Politik, Hukum dan Keamanan ......................................... 26

Bab IV STRATEGI PENGELOLAAN .................................................. 33


4.1. Karakteristik Kawasan Perbatasan.............................................. 28
4.2. Paradigma Pembangunan Kawasan Perbatasan....................... 30
4.3. Kebijakan Pembangunan Perbatasan.......................................... 31
4.4. Arah Pengembangan Kawasan Perbatasan Darat
Kalimantan Timur........................................................................ 34
4.5. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP)
Kalimantan Timur........................................................................ 35
4.6. Strategi Pembangunan Perbatasan ............................................. 36

Bab V PROGRAM PEMBANGUNAN


DAN KEGIATAN PRIORITAS ............................................... 41
5.1. Aspek Demarkasi dan Deliniasi.................................................. 41
5.2. Aspek Kesenjangan Pembangunan............................................. 42
5.3. Aspek Politik, Hukum dan Keamanan ...................................... 49

Bab VI PENUTUP ..................................................................................... 52


i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur ................................ 7


Tabel 2.2. Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur Berdasarkan Posisi
Koordinat ............................................................................................. 8
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk per Kecamatan di Wilayah Perbatasan ......... 12
Tabel 2.4. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru SD dan Ratio Murid
Terhadap Guru Tahun 2003 ............................................................... 13
Tabel 2.5. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru SLTP dan Ratio Murid
Terhadap Guru Tahun 2003 ............................................................... 14
Tabel 2.6. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru SLTA dan Ratio Murid
Terhadap Guru Tahun 2003 ............................................................... 15
Tabel 2.7. Banyaknya Tenaga Kesehatan di 11 Kecamatan Wilayah
Perbatasan Tahun 2003 ...................................................................... 16
Tabel 2.8. Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama di
Wilayah perbatasan tahun 2003 ..................................................... . 16
Tabel 2.9. Dermaga Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Nunukan
Tahun 2003 .......................................................................................... 18
Tabel 2.10. Lapangan Terbang di Kabupaten Nunukan Tahun 2003 ........... 19
Tabel 2.11. Kondisi Lapangan terbang Menurut Kecamatan di Kabupaten
Malinau (Tahun 2003) ........................................................................ 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Citra Satelit Wilayah Perbatasan Negara di Kalimantan Timur .. 7

Gambar 2.2. Wilayah Perbatasan Negara di Kalimantan Timur ......................... 8

iii
Bab 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan negara


Republik Indonesia hingga saat ini masih belum teratasi secara sistematis
dan terpadu. Berbagai kegiatan yang dilakukan secara partial perlu
dirumuskan dalam suatu kerangka pikir yang sudah mempertimbangkan
berbagai aspek yang menonjol di perbatasan. Peran pemerintah daerah yang
besar sejak diberlakukannya UU Otonomi daerah, perlu diakomodasi dalam
proses pembangunan wilayah perbatasan menjadi kawasan yang maju,
masyarakatnya sejahtera dan menjadi citra baik bagi NKRI dengan
mewujudkan wilayah perbatasan sebagai beranda depan negara dan pusat
pertumbuhan baru.
Untuk mewujudkan wilayah perbatasan sebagai beranda depan
NKRI, berbagai program dan kegiatan perlu dilaksanakan. Kewenangan
yang masih melekat di Pemerintah Pusat menuntut peran Pemerintah Pusat
yang besar untuk mewujudkannya. Kelembagaan khusus yang akan
dibentuk, hendaknya benar-benar mewujudkan suatu kebutuhan akan peran
lembaga tersebut untuk memperlancar dan melayani berbagai aktivitas
ekonomi di perbatasan. Peran pemerintah pusat, terutama dalam aspek
Hankam, Penegakan Hukum dan HAM serta hubungan dan kerjasama luar
negeri harus selalu mengikutsertakan pemerintah daerah dalam berbagai
kegiatan dan perjanjian dengan negara tetangga. Dari berbagai
permasalahan yang timbul serta potensi pengembangannya, serta panjang
wilayah perbatasan maka perlu dilakukan langkan-langkah pembangunan
secara bertahap dan berkelanjutan. Hal ini mengingat pada saat ini tingkat
pertumbuhan ekonomi dan masing-masing daerah sangat beragam.
Untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di perbatasan,
peran pemerintah daerah sangat besar untuk dapat merealisasikannya.
Dengan mengacu pada konsep dasar pengembangan perbatasan dalam
kerangka NKRI, pemerintah daerah diharapkan turut aktif dalam berbagai
program dan kegiatan serta masuk didalam kelembagaan yang akan
dibentuk khusus mengenai perbatasan. Karena bentuk dan pola pengelolaan
perbatasan negara sangat berbeda, selain tergantung pada pemerintah
daerah, pengelolaan wilayah perbatasan negara juga sangat tergantung pada

1
kondisi sosial politik negara tetangga serta perhatian negara tetangga
terhadap pembangunan di perbatasan.
Salah satu masalah pokok yang perlu mendapat perhatian saat ini
adalah kesenjangan pembangunan daerah di wilayah perbatasan yang masih
jauh tertinggal. Kendala utama kesenjangan ini adalah belum terlaksananya
pembangunan diwilayah perbatasan baik yang menyangkut sarana atau
prasarana pendukung. Selama ini sarana pendukung yang dapat
menjangkau wilayah perbatasan hanyalah kendaraan tradisional dan
sebagian dapat dilalui oleh kendaraan ukuran kecil (roda empat).
Keadaan ini menuntut perhatian yang lebih serius dari pemerintah,
agar program di wilayah perbatasan dapat ditingkatkan karena wilayah di
perbatasan diharapkan dapat menjadi outlet pintu gerbang yang mampu
menopang perdagangan antar wilayah perbatasan.
Wilayah perbatasan ini disalah satu sisi merupakan kawasan strategis
karena letaknya yang langsung berhadapan dengan wilayah lainnya, tetapi
potensi yang sangat besar ini belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga
wilayah perbatasan tergolong dalam kawasan tertinggal, terisolir dan belum
berkembang.
Dalam mengembangkan potensi Sumber daya pembangunan Wilayah
Perbatasan Kalimantan Timur akan dilakukan dengan prinsip-prinsip daya
dukung dan daya tampung yang menjamin kelestarian alam, dengan
memanfaatkan keunggulan posisi geografis yang berorientasi pasar, melalui
kegiatan-kegiatan ekonomi, social budaya,hankam baik secara sendiri
maupun bekerjasama dalam dan luar negeri, bertahap dan
berkesinambungan, terintegrasi antara kabupaten, Propinsi dan Nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya, dan mampu
mendukung pembangunan nasional sesuai fungsinya, melalui grand strategi
pembangunan sebagai berikut:
1. Mempercepat Pembangunan Sarana dan Parasarana Sosial-Ekonomi
yang diarahkan kepada tumbuh dan berkembangnya minat
pengembangan investasi, dan pelayanan social, pelatihan tenaga kerja
dan riset and development;
2. Membentuk Badan Pengelola dan koordinasi pembangunan wilayah
perbatasan, yang tugasnya diarahkan pada efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan segala sumber daya dalam upaya percepatan
pembangunan perbatasan;
3. Mendorong peran nasional yang semakin besar dalam pembangunan
wilayah perbatasan, yang akan diarahkan kepada pembiayaan
melalui program-program khusus perbatasan, efektivitas koordinasi
dan penentuan prioritas nasional diwilayah perbatasan;

2
4. Merealisasikan kesepakatan kerjasama dan mendorong tumbuh dan
berkembangnya kerjasama Luar Negeri baru pada bidang-bidang lain,
yang diarahkan pada pengembangan investasi, pengolahan hutan
lestari dan bidang ekonomi serta social lainnya;
5. Pengembangan Investasi dan Pengawasan Pemanfaatan SDA,
pengembangan investasi akan diarahkan pada berkembangnya
akuntabilitas pemanfaatan SDA oleh swdsta, baik dari sisi kelestarian
maupun kewajiban perusahaan lainnya terhadap pemerintah;

Pembangunan wilayah perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur


pada saat ini belum merata. Di bebarapa kecamatan (kawasan daratan)
intensitasnya relatif sangat lamban. Sementara itu di kecamatan daerah
pantai pembangunannya sangat pesat bahkan perkembangannya cenderung
tidak terkendali dan tanpa arah yang jelas, sehingga dalam jangka panjang
dapat menimbulkan permasalahan baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan
keamanan. Hal ini terutama disebabkan wilayah perbatasan Kalimantan
Timur menghadap Selat Makassar yang merupakan alur pelayaran nasional
dan internasional. Di samping itu kawasan pantai merupakan sebagai
daerah transit tenaga kerja dari beerbagai daerah di Indonesia, dan
pengunjung yang ingin ke Malaysia dan negara lain.
Posisi wilayah perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur - Sabah
sangat strategis, ditinjau dari aspek kerjasama ekonomi dan perdagangan,
politik dan sosial budaya serta pertahanan dan keamanan. Sehingga wilayah
ini juga berpotensi besar menjadi pusat pertumbuhan baru, terutama dalam
hal pengembangan industri, perdagangan dan pariwisata.
Di samping potensi di atas, pembangunan wilayah perbatasan
Provinsi Kalimantan Timur – Sabah pada saat ini dan di masa datang
dihadapkan kepada berbagai persoalan-persoalan, yaitu 1). Persoalan lokal,
antara lain belum berkembangnya komoditas unggulan, masih terjadinya
kesenjangan sosial (etos kerja, etnis dan budaya),
Keterbatasan infrastruktur, penyelundupan dan pencurian hasil hutan
dan belum berkembangnya sistem, struktur, maupun mekanisme
kelembagaan pembangunan, khusunya di wilayah perbatasan; 2). Persoalan
yang berkembang secara nasional, yaitu adanya tuntutan desentrasilsasi
(otonomi daerah), tuntutan transparasi di segala bidang dan berkembangnya
tuntutan demokrasi; serta; 3). Persoalan internasional, yaitu tumbuhnya
kemajuan teknologi yang kian cepat, dan bekembangnya kerjasama regional,
seperti tumbuhnya blok-blok perdagangan (AFTA dan APEC).
Memperhatikan besarnya potensi, dan mempertimbangkan beberapa
persoalan-persoalan tersebut, maka dalam upaya mengakselerasikan
pembangunan wilayah perbatasan sebagai pusat pertumbuhan baru di

3
Indonesia diperlukan berbagai langkah-langkah strategis agar dapat
menumbuhkan daya tahan dan daya saing produk-produk di wilayah ini di
dalam era persaingan global.
Untuk itu diperlukan adanya konsep pembangunan wilayah
perbatasan yang jelas dan komprehensif, sehingga mampu menyelesaikan
persoalan dan sekaligus dapat mengembangkan wilayah ini menjadi wilayah
yang maju dan modern.

1.2. Tujuan

Tujuan pembangunan wilayah perbatasan Kalimantan Timur adalah


untuk memacu pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah perbatasan yang
selama ini masih relatif tertinggal, sehingga dapat mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat, mengurangi disparitas pembangunan dan
disintegrasi bangsa serta mampu menunjang sistem pertahanan dan
keamanan negara.

1.3. Visi

Menjadikan wilayah perbatasan antar negara sebagai halaman


depan negara, wilayah aman, tertib, dan pusat pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat dan menjamin terpeliharanya negara kesatuan Republik Indonesia

1.4. Misi

1. Membangun komitmen program dan pembiayaan seluruh tingkat


pemerintahan terkait.
2. Memfungsikan dan mengoptimalkan lembaga pengelola pembangunan
wilayah perbatasan.
3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya kerjasama antara kabupaten
perbatasan, propinsi dan nasional bahkan kerjasama luar negeri.
4. Mengembangkan potensi berbasis lokal yang berorientasi pasar dan
berwawasan lingkungan.
5. Mengembangkan kemampuan sumberdaya manusia wilayah
perbatasan.
6. Meningkatkan penegakan hukum dan kondisi keamanan yang kondusif.

4
Bab 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH

Wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai


karakter dan kondisi yang relatif berbeda dengan wilayah perbatasan di
provinsi lain. Di provinsi ini sekaligus terdapat perbatasan darat, laut dan
pulau-pulau terluar. Secara geografis wilayah ini mempunyai posisi yang
sangat strategis karena terletak dalam alur pelayaran internasional.

2.1. Kondisi Geografis dan Administratif

Wilayah perbatasan Kalimantan Timur membentang dari Utara-


Selatan sepanjang 1.038 kilometer dengan luas sekitar 57.731,64 kilometer
persegi. Secara astronomis wilayah ini terletak pada 4° 20’ dan 1° 20’ Lintang
Utara, dan 113° 35’ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis wilayah ini
berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sabah dan Serawak. Di sebelah
Barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat, sedangkan sebelah
Timur dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi. Wilayah ini juga berada di
jalur pelayaran nasional dan internasional dan merupakan outlet Kalimantan
ke Asia Pasifik.

2.1.1. Kondisi Geografis

Wilayah perbatasan Kalimantan Timur meliputi kawasan pantai/laut


dan daratan/pegunungan. Dengan Serawak terdapat pegunungan Iban yang
membujur dari utara-selatan dan kemudian membelok ke barat, di
pegunungan Kapuas Hulu. Di samping pegunungan Iban, juga terdapat
pegunungan Batu Ayu, yang membujur dari timur ke barat. Di bagian utara
di Kecamatan Pulau Sebatik berbatasan dengan Negara Malaysia Timur,
sedangkan Kabupaten Nunukan berbatasan laut dengan Kota Tawau.

5
Topografi wilayah perbatasan terutama di daerah pedalaman terdiri
dari perbukitan dan pegunungan terjal dengan kelerengan diatas 40 persen.
Di bagian selatan khususnya di Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai
daerahnya bergunung-gunung dan bergelombang serta terdapat lipatan-
lipatan dan patahan-patahan. Wilayah landai dan datar ditemui di sepanjang
Sungai Mahakam dan anak sungainya. Daerah dataran lain terdapat di
bagian selatan, yakni di sepanjang aliran Sungai Kayan dan anak sungainya.
Sedangkan wilayah Kayan umumnya bergunung-gunung dan berbukit-
bukit, namun diantara bukit-bukit tersebut terdapat areal dataran dan
perbukitan rendah.

Gambar 2.1
Citra Satelit Wilayah Perbatasan Negara di Kalimantan Timur
(sumber : EarthSat,2005)

Wilayah perbatasan beriklim tropis, curah hujan rata-rata bulanan 250


milimeter (3.000-3.500 milimeter per tahun). Pada umumnya hujan turun
sepanjang tahun dan terbanyak pada bulan September-Januari. Di daerah-
daerah pegunungan pada waktu malam hari suhu dapat mencapai 14° C,
sedangkan di daerah pantai pada siang hari suhunya berkisar antara 30° C –
32° C, dan pada malam hari sekitar 24° C.

6
Sungai-sungai yang mengalir dan berperan penting di wilayah ini
adalah Sungai Mahakam yang dapat dilayari sepanjang 404 kilometer dari
Samarinda Long Iram. Pada saat pasang air sungai ini dapat dilayari sampai
ke Long Bagun, dan Long Apari dengan menggunakan long boat. Demikian
pula Sungai Kayan dapat dilayari sampai ke Long Peso dan selanjutnya
dapat dilayari sampai ke Long Pujungan dengan long boat dan Sungai
Sebakung dapat dilayari sampai ke Mensalong sampai Labang dengan
menggunakan long boat.

2.1.2. Wilayah Administratif

Wilayah perbatasan di Kalimantan Timur terdapat di 3 (tiga)


kabupaten 11 (sebelas) kecamatan. Di Kabupaten Kutai Barat terdapat 2 (dua)
yaitu Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari, di Kabupaten Nunukan
terdapat 6 (enam) kecamatan, masing-masing Kecamatan Nunukan, Sebatik,
Krayan, Krayan Selatan, Sebuku, dan Lumbis sisanya 3 (tiga) kecamatan
terdapat di Kabupaten Malinau terdiri dari Kecamatan Pujungan, Kayan
Hulu dan Kayan Hilir, dengan luasan masing-masing dapat dilihat pada
tabel 2.1

Tabel 2.1
Luas Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur
Luas Wilayah
No Kabupaten Luas Wilayah (Km ) 2 Perbatasan Kecamatan
(Km )2

1. Nunukan 12.128 14.263,68 Nunukan


(7 Kecamatan Sebatik
dan 218 Desa) Krayan
Krayan Selatan
Sebuku
Lumbis
2. Malinau 36.692,54 42.620,70 Pujungan
(9 Kecamatan Kayan Hulu
dan 135 Desa) Kayan Hilir
3. Kutai Barat 8.911,1 31.628,70 Long Pahangai
(21 Kecamatan Long Apari
dan 224 Desa)
TOTAL 57.731,64 88.513,08
Sumber : Paparan Gubernur Kalimantan Timur, 2005

7
Gambar 2.2
Wilayah Perbatasan Negara di Kalimantan Timur

Tabel 2.2
Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur Berdasarkan Posisi Koordinat

NO TITIK POSISI
KETERANGAN
KOORDINAT (LINTANG-BUJUR)
1 02°51’06” U – 101°00’02” T 1. Perjanjian Garis Batas Laut Wilayah antara Pemerintah RI dengan Malaysia
dilaksanakan/disetujui pada tanggal 17 Maret 1970, perjanjian tersebut
2 02°41’05” U – 101°12’01” T menyetujui/menyepakati 8 (delapan) titik koordinat yang terletak di SElat Malaka.
2. Pemerintah Republik Indonesia telah meratifikasi perjanjian ini dengan UU Republik
3 02°15’04” U – 101°46’05” T Indonesia No. 2 Tahun 1971, tanggal 10 Maret 1971,
3. Garis Batas Laut Wilayah antara Indonesia dengan Malaysia ini adalah garis yang
menghubungkan titik-titik koordinat yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama,
4 01°55’02” U – 102°13’04” T
4. Garis Batas Laut Wilayah antara Indonesia dengan Malaysia adalah garis tengah sama jarak
dari garis-garis dasar kedua negara dan untuk selat yang lebarnya tidak lebih dari 24 mil
5 01°41’02” U – 102°35’00” T
laut, maka garis batas laut ditarik di tengah-tengah selat yang diukur dari garis-garis dasar
yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan pada Konvensi Jenewa tahun 1958,
6 01°19’01” U – 103°02’01” T 5. Penentuan titik-titik koordinat tersebut, ditetapkan berdasarkan garis dasar yang
ditentukan oleh masing-masing negara,
7 01°19’05” U – 103°03’09” T 6. Garis batas laut wilayah Indonesia adalah garis yang menghubungkan titik-titik koordinat
no. 5,6,7, dan 8, sedangkan batas laut wilayah Kerajaan Malaysia hádala garis yang melalui
8 01°15’00” U – 103°22’08” T titik-titik koordinat 5,6, dan 7 berstatus sebagai perairan bebas,
Catatan :
Dengan masuknya P. Sipadan dan P. Ligitan menjadi bagian dari Malaysia perla ditetapkan
kembali Titik Dasar di P. SEbatik dan P. gosong Makasar

8
2.2. Potensi Wilayah

Wilayah perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur mempunyai


potensi yang besar untuk dikembangkan, baik potensi sumberdaya alam
maupun potensi di bidang jasa, perdagangan dan wisata. Wilayah ini
memiliki sumberdaya hutan, sumber hayati di Hutan Lindung dan Taman
Nasional Kayan Mentarang yang membentang di sepanjang wilayah
perbatasan dan potensi pertambangan yang belum optimal pengelolaannya.
Wilayah ini juga sangat potensial untuk jasa dan perdagangan, terutama
kawasan Sebatik dan Nunukan yang letaknya strategis berbatasan dengan
Negara Malaysia dan Philipina.
Potensi yang terdapat di wilayah perbatasan antara lain adalah
potensi hutan seluas 7.855.168 hektar yang terdapat di Kabupaten Nunukan
1.236.836 hektar, Malinau 4.205.000 hektar dan Kabupaten Kutai Barat
2.413.322 hektar. Selain menghasilkan kayu alam, kawasan hutan di wilayah
perbatasan juga menghasilkan hasil hutan ikutan yang mempunyai nilai
ekonomi cukup tinggi seperti kayu gaharu, sarang burung walet, damar,
rotan dan tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat untuk obat-obatan. Potensi
tambang yang dimiliki antara lain emas, uranium, batubara, batu permata
dan lain-lainnya.
Dengan kondisi tanah yang rata-rata podzolik serta curah hujan yang
cukup, wilayah perbatasan sangat ideal bila dijadikan kawasan perkebunan
khususnya tanaman kelapa sawit, kakao, karet dan hutan tanaman industri.
Sektor pariwisata merupakan salah satu kontribusi bagi pemasukan
pendapatan daerah serta meningkatkan perekonomian daerah. Di wilayah
perbatasan terdapat beberapa potensi yang belum dikembangkan dan dapat
dijadikan salah satu sumber dana bagi daerah. Kekuatan wisata di wilayah
perbatasan ini antara lain berupa wisata alam (ecotourism) yaitu berupa
wisata hutan, sungai, jeram dan wisata bahari yang dipadukan dengan
wisata budaya.
Wisata budaya merupakan kekayaan nilai-nilai tradisional yang
masih melekat secara kuat dalam kehidupan sehari-hari. Objek wisata
budaya setempat yang ada antara lain berupa rumah betang panjang (rumah
panjang) serta kesenian tradisional dari masing-masing suku yang ada di
perbatasan.

Potensi wisata di masing-masing kabupaten perbatasan antara lain:


- Kabupaten Nunukan: Air terjun Sungai Binusan, Wisata Pantai Firdaus
(Ecing), Wisata Pantai Sedadap, Wanawisata dan kebun binatang
Mambunut, Wanawisata yang didominasi oleh vegetasi spesifik hutan
dataran rendah, Agrowisata tambak dan ombak laut di Pulau Tinabasan,

9
Wisata Pantai Batu Lamampu, Agrowisata Sungai Nyamuk, Wisata
budaya Suku Dayak Murud (Tegalen), Ekowisata Taman Nasional Kayan
Mentarang, Pembuatan garam gunung terletak di hulu Sungai Main Desa
Long Layu, Binuang, Ba’ Liku dan Pa’Kebuan.
- Kabupaten Malinau: wisata budaya sejarah, budaya Suku Punan Desa
Sambudurut, Arung jeram di Data Dian, Lamin adat dan seni budaya
Suku Dayak Kenyah Lepo Jelau.
- Kabupaten Kutai Barat: Habitat Pesut di Danau Jempang, Anggrek alam
Kersik Luway, Museum Mencimai dan lamin suku Dayak Tunjung, Air
terjun Jantur Gemuruh, dan Upacara adat : Lamelah Tenan. Laliq Iqal,
Hudoq Apah di Desa Tering.

2.3. Kondisi Perekonomian

Pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan belum optimal,


aktivitasnya kebanyakan masih bersifat lokal dan tradisional, belum
berorientasi ke luar (ekspor). Hal ini disebabkan kendala-kendala
infrastruktur, kelembagaan dan terbatasnya permodalan dan teknologi yang
dimiliki.
Perkembangan perekonomian per kabupaten di perbatasan
Kalimantan Timur yang tergambar pada nilai Produk Domestik Regional
Bruto atas dasar harga berlaku masing-masing sebagai berikut: Nunukan
pada tahun 2001 masih sebesar Rp.543,16 miliar menjadi Rp.687,02 miliar
tahun 2003, meningkat rata-rata sebesar 12,46 persen pertahun.
Pertumbuhan ini juga terjadi pada Kabupaten Malinau dari Rp.381,80
menjadi Rp.546,91 miliar atau tumbuh rata-rata sebesar 19,68 persen per
tahun dan Kabupaten Kutai Barat mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
19,75 persen per tahun atau meningkat dari Rp.1,726 trilyun menjadi
Rp.2,475 trilyun dalam periode yang sama.
Untuk tahun 2004 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten
Nunukan diperkirakan sebesar Rp. 772,66 miliar, Kabupaten Malinau Rp.
654,57 miliar dan Kabupaten Kutai Barat Rp. 2,964 trilyun. Sedangkan
proyeksi untuk tahun 2005 dan tahun 2010 untuk Kabupaten Nunukan
sebesar Rp. 844,59 milyar menjadi Rp. 1,23 trilyun, Kabupaten Malinau Rp.
726,89 milyar menjadi Rp. 1,14 trilyun, dan Kabupaten Kutai Barat Rp. 3,338
trilyun menjadi Rp. 5,371 trilyun dalam periode yang sama.
PDRB (dengan migas) atas Dasar Harga Berlaku di wilayah
perbatasan Kalimantan Timur pada tahun 2003 adalah sebesar Rp 98,43
trilyun, kemudian pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi Rp

10
104,13 trilyun. PDRB per kapita dengan migas pada tahun 2003 sebesar Rp
37,41 juta, sedangkan tanpa migas sebesar Rp 16,69 juta. Secara umum
struktur perekonomian kabupaten-kabupaten perbatasan antar negara di
Kalimantan Timur masih didominasi oleh sumbangan sektor pertanian dan
pemungutan hasil hutan dan ikutannya. Hal ini terlihat dalam persentase
sektoral terhadap total PDRB di tiap-tiap kabupaten. Berikutnya disusul
oleh lapangan usaha perdagangan dan industri. Di sebagian besar
kabupaten, sektor perdagangan merupakan distributor kedua setelah
pertanian terhadap perkembangan PDRB-nya. Sektor dominan lainnya
adalah sektor industri. Kecendrungan penyebaran sumbangan sektoral
semakin ke pedalaman kabupaten semakin besar pula peran dan kontribusi
sektor primer (Produksi).

2.4. Kondisi Kependudukan dan Sosial Budaya

2.4.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di kecamatan-kecamatan yang terletak di wilayah


perbatasan negara di Kalimantan Timur pada tahun 2004 mencapai 114.736
jiwa. Kepadatan penduduk di perbatasan Kalimantan Timur tertinggi
terkonsentrasi di Kecamatan Sebatik dengan jumlah penduduk pada tahun
2003 sebesar 28.003 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 113,55
jiwa per kilometer persegi. Sedangkan konsentrasi penduduk terendah di
Kecamatan Kayan Hilir dengan jumlah penduduk 1.520 jiwa (848 laki-laki
dan 672 perempuan) dengan kepadatan penduduk 0,12 jiwa per kilometer
persegi. Perbedaan kepadatan penduduk di Kecamatan Sebatik dengan
kecamatan lain sangat signifikan antara lain disebabkan oleh konsentrasi
kegiatan ekonomi yang relatif tinggi di wilayah kecamatan ini. Sedangkan
luas wilayah Kecamatan Sebatik sendiri relatif kecil (246,61 kilometer
persegi) dibanding wilayah kecamatan lain. Kondisi kependudukan ini
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.3.
Sebagaimana penyebaran penduduk, pertumbuhan penduduk di
perbatasan Kalimantan Timur tidak menentu setiap tahunnya, hal ini
disebabkan karena adanya penduduk yang bermigrasi ke daerah lain atau
penduduk yang semula tinggal di pedesaan akhirnya menetap di perkotaan.
Pola penyebaran penduduk wilayah perbatasan menurut luas wilayah
sangat timpang sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat
kepadatan penduduk antar kecamatan yang menyolok.

11
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk per Kecamatan di Wilayah Perbatasan
Kalimantan Timur

Luas Wilayah Penduduk Kepadatan Penduduk


No Kecamatan
(Km2) Tahun 2003 (jiwa/km2)
1. Long Pahangai 3.420,40 4.743 1,33
2. Long Apari 5.490,70 4.423 0,81
3. Nunukan 1.443,59 44.457 30,80
4. Sebuku 3.307,90 9.554 2,89
5. Sebatik 246,61 28.003 113,55
6. Lumbis 3.391,32 8.564 2,53
7. Krayan*) 3.594 8.867 2,47
8. Krayan Selatan
9. Pujungan 1.551,20 3.260 0,28
10. Kayan Hulu 4.240,54 5.423 1,28
11. Kayan Hilir 12.921,4 1.520 0,12
Sumber : Renstra Pembangunan Perbatasan Propinsi Kalimantan Timur 2004-2008
Keterangan : *) Termasuk Kecamatan Krayan Selatan

2.4.2. Pendidikan

Kondisi pendidikan di wilayah perbatasan negara pada umumnya


masih kurang baik terutama disebabkan oleh kurangnya sarana dan
prasarana pendidikan. Di beberapa lokasi bahkan murid harus menempuh
perjalanan yang cukup jauh dengan menggunakan sarana transportasi
melalui sungai untuk mencapai sekolah. Dengan demikian minat guru untuk
bekerja di wilayah ini juga menjadi rendah.
Tingkat pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur masih sangat
kurang bila kita melihat dari rasio guru dengan murid serta dilihat dari
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang ada saat ini. Tenaga
pengajar atau pendidik di 11 Kecamatan menunjukkan bahwa beban guru
untuk tingkat SD rata-rata sebanyak 25 orang, ratio guru dan murid tertinggi
di Kecamatan Long Apari yaitu sebanyak 49 orang, sedangkan terendah
terdapat di Kecamatan Kayan Hilir sebanyak 6 orang. Pada tabel 2.4 tampak
bahwa rasio murid terhadap guru yang cukup tinggi terutama terdapat di
wilayah Kabupaten Kutai Barat, demikian pula ketersediaan sarana dan
prasarana pendidikan di kabupaten ini juga masih relatif rendah.

12
Tabel 2.4
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru SD dan Ratio Murid Terhadap Guru
Tahun 2003

Sekolah Murid Guru Ratio Murid terhadap


No Kecamatan
(unit) (orang) (orang) Guru
1. Long Apari 4 670 29 49
2. Long Pahangai 6 1.100 31 36
3. Nunukan 41 2.620 157 15
4. Sebuku 21 1.507 45 33
5. Sebatik 18 3.762 159 27
6. Lumbis 19 1.643 69 24
7. Krayan*) 27 1.628 134 12
8. Krayan Selatan
9. Pujungan 14 540 52 11
10. Kayan Hulu 2 120 13 20
11. Kayan Hilir 3 79 15 6
Total 155 13.669 704
Sumber : Program Pembangunan Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur 2003
Keterangan : *) Termasuk Kecamatan Krayan Selatan

Di wilayah perbatasan Kalimantan Timur tercatat terdapat 28 SLTP


dengan jumlah murid pada tahun 2003 sebanyak 4.291 siswa dan jumlah
guru sebanyak 346 orang pengajar. Ratio antara guru terhadap murid rata-
rata adalah , dimana setiap guru mempunyai tanggungan untuk mengajar 12
orang. Rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Sebatik sebanyak 26 orang dan
terendah terdapat di Kecamatan Kayan Hilir sebanyak 4 orang. Rendahnya
ketersediaan tenaga pengajar ini juga antara lain disebabkan oleh rendahnya
minat untuk mengajar terutama di daerah pedalaman sehingga tidak jarang
satu orang guru harus mengajar di kelas yang berbeda atau mengajar lebih
dari satu mata pelajaran. Untuk Kecamatan Nunukan, ketersediaan sekolah
dan tenaga pengajar relatif tinggi karena wilayah kecamatan ini relatif lebih
berkembang daripada kecamatan lain.

13
Tabel 2.5
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru SLTP dan Ratio Murid Terhadap Guru
Tahun 2003

Sekolah Murid Guru Ratio Murid terhadap


No Kecamatan
(unit) (orang) (orang) Guru
1. Long Apari 1 147 8 14
2. Long Pahangai 1 108 8 14
3. Nunukan 8 1.837 133 27
4. Sebuku 2 249 19 26
5. Sebatik 4 869 53 29
6. Lumbis 1 269 11 24
7. Krayan*) 6 553 87 9
8. Krayan Selatan
9. Pujungan 1 177 15 12
10. Kayan Hulu 2 43 4 13
11. Kayan Hilir 2 39 8 4
Total 28 4.291 3.46
Sumber : Program Pembangunan Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur 2003
Keterangan : *) Termasuk Kecamatan Krayan Selatan

Sedangkan untuk tingkat SLTA rata-rata ratio murid terhadap guru


sebanyak 8 orang, tertinggi terdapat di Kecamatan Kayan Hulu sebanyak 47
orang dan terendah terdapat di Kecamatan Lumbis yaitu sebanyak 4 orang.
Melihat kondisi tersebut beban guru SD lebih besar dibandingkan guru SLTP
atau SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa masih dibutuhkannya tenaga
pengajar untuk tingkat SD tetapi jika dilihat dari sarana dan prasarana
pendidikan untuk tingkat SLTP dan SLTA masih kurang. Walaupun jumlah
sekolah dan tenaga pengajar relative lebih banyak, namun jumlah siswa di
Kecamatan Nunukan dan Sebatik juga lebih besar. Dari tabel 2.6 tampak
juga bahwa penyebaran jumlah siswa di setiap kecamatan di wilayah
perbatasan Kalimantan Timur sangat tidak merata. Tidak meratanya kondisi
pendidikan di wilayah perbatasan ini merupakan indikasi perlunya
perencanaan dalam peningkatan kualitas pendidikan baik melalui
peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang merata sesuai
kebutuhan maupun peningkatan sarana dan prasarana transportasi yang
memadai.

14
Tabel 2.6
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru SLTA dan Ratio Murid Terhadap Guru
Tahun 2003

Sekolah Murid Guru Ratio Murid terhadap


No Kecamatan
(unit) (orang) (orang) Guru
1. Long Apari - - - -
2. Long Pahangai - - - -
3. Nunukan 4 843 94 24
4. Sebuku
5. Sebatik 1 180 20 9
6. Lumbis 1 53 12 4
7. Krayan*) 2 324 41 14
8. Krayan Selatan
9. Pujungan - - - -
10. Kayan Hulu 2 70 8 47
11. Kayan Hilir 1 - - -
Total 11 1.470 175
Sumber : Program Pembangunan Kawsan Perbatasan Kalimantan Timur 2003
Keterangan : *) Termasuk Kecamatan Krayan Selatan

2.4.3. Tingkat Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan


pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Penyediaan
pelayanan ini dilihat dari jumlah tenaga medis maupun sarana dan
prasarana medis yang tersedia. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di
wilayah perbatasan Kalimantan Timur, dirasakan masih kurang bila
dibanding dengan jumlah penduduk yang ada. Dokter yang ada di wilayah
ini jumlahnya masih sangat minim yaitu sebanyak 23 dokter. Dari jumlah ini
hanya tersedia 4 orang tenaga dokter spesialis (dokter gigi). Jumlah dokter
terbanyak terdapat di Kecamatan Nunukan yaitu sebanyak 12 dokter. Di
kecamatan ini juga terdapat 13 orang tenaga paramedis. Pada tabel 2.7 juga
tampak bahwa di Kecamatan Kayan Hulu sama sekali belum ada tenaga
medis baik dokter ataupun paramedis.

15
Tabel 2.7
Banyaknya Tenaga Kesehatan di 11 Kecamatan Wilayah Perbatasan
Tahun 2003
Dokter Dokter Gigi Tenaga Paramedis/Pembantu
No Kecamatan
(orang) (orang) (orang)
1. Long Apari 2 - 4
2. Long Pahangai - - 9
3. Nunukan*) 12 1 13
4. Sebuku
5. Sebatik 4 1 14
6. Lumbis 2 1 22
7. Krayan**) 2 - 14
8. Krayan Selatan
9. Pujungan 1 1 9
10. Kayan Hulu - - -
11. Kayan Hilir - - 5
Total 23 4 90
Sumber : Program Pembangunan Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur 2003
Keterangan : *) Termasuk Kecamatan Sebuku
**) Termasuk Kecamatan Krayan Selatan

2.4.4. Agama

Penduduk perbatasan Kalimantan Timur pada tahun 2003 sebagian


besar atau sebesar 116.382 jiwa beragama Islam, 51.152 jiwa beragama
Khatolik, 87.593 jiwa beragama Kristen Protestan, 222 jiwa beragama Hindu
dan 404 jiwa beragama Budha.
Jumlah sarana ibadah di daerah perbatasan semakin tahun semakin
meningkat seiring dengan meningkatkan jumlah penduduk, pada tahun
2003 jumlah sarana ibadah 746 buah dengan rincian gereja 492 buah, masjid
170 buah dan langgar 82 buah. Kondisi keagamaan menurut masing-masing
agama dapat dilihat pada tabel 2.8.

Tabel 2.8
Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama di Wilayah
Perbatasan Tahun 2003
Islam Khatolik Protestan Hindu Budha
Kabupaten
(orang) (orang) (orang) (orang) (orang)
Kutai Barat 54.903 3.272 20.065 52 167
Nunukan 5.693 4.625 33.352 22 195
Malinau 55.786 43.255 34.176 148 42
Total 116.382 51.152 87.593 222 404
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 20023

16
2.4.5. Sosial Budaya

Karakter social budaya masyarakat Kalimantan Timur sangat


beragam. Di wilayah perbatasan bagian barat yaitu di dataran tinggi dan
pegunungan (meliputi Long Apari, Long Pahangai, Lumbis, Krayan,
Pujungan, Kayan Hulu, Kayan Hilir, dan Mentarang) sebagian besar
masyarakatnya adalah Suku Dayak dengan kehidupan social budaya yang
sangat tergantung pada hutan. Sementara di bagian timur yang merupakan
daerah pesisir (Kecamatan Nunukan dan Sebatik) sebagian besar
masyarakatnya adalah pendatang. Pada umumnya keadaan penduduk di
Kalimantan, di wilayah perbatasan Kalimantan Timur jumlah penduduk
yang ada relatif kecil dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Penyebaran
penduduk di wilayah ini tidak merata dengan pusat-pusat permukiman
masyarakat yang tersebar dalam kelompok-kelompok kecil. Kondisi ini
disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang berpindah-pindah yang juga
menyebabkan kesulitan interaksi antar penduduk.

2.5. Kondisi Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana perhubungan di wilayah perbatasan pada


umumnya masih mengandalkan moda transportasi udara dan laut. Kondisi
ini disebabkan oleh kurang memadainya sarana perhubungan darat yang
ada.
Di sektor pendidikan maupun kesehatan, sarana yang tersedia
diantaranya Sekolah, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu.
Disamping itu juga terdapat 1 buah Perguruan Tinggi dan 1 Rumah Sakit di
Kabupaten Kutai Barat.

2.5.1. Transportasi Darat

Di wilayah Kabupaten Nunukan terdapat 110,10 km jalan Provinsi


dan 343,06 km jalan kabupaten. Pada umumnya jalan provinsi masih berupa
jalan tanah (97,10 km) dan baru 13 km yang sudah diaspal. Sedangkan untuk
jalan kabupaten hampir separuhnya sudah beraspal (84,06 km) dan sisanya
merupakan jalan tanah (182,9 km). Dari panjang jalan tersebut sebagian besar
jalan dapat dikategorikan sebagai jalan dengan kondisi rusak. Pada jalan
provinsi jalan yang rusak mencapai panjang jalan 97,10 km, sedangkan pada
jalan kabupaten terdapat 297,8 km jalan rusak. Sedangakn untuk Kabupaten
Kutai Barat jalan darat agak sulit untuk dilalui akibat kondisi jalan yang

17
kurang memadai, terkadamng untuk menempuh perjalanan menuju ibukota
Kabupaten, perjalanan dapat ditempuh dengan waktu 12 jam karena
banyaknya jalan darat yang rusak.

2.5.2. Transportasi Air

Untuk moda transportasi sungai dan penyeberangan, di wilayah


Kabupaten Nunukan terdapat 3 buah dermaga penyeberangan yang
semuanya terletak pada alur Selat Makasar.

Tabel 2.9
Dermaga Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Nunukan Tahun 2003

Nama Dermaga Nama Alur Konstruksi Kondisi


Pelabuhan Laut Selat Makasar Besi Beton Baik
PT. Yamaker Selat Makasar Kayu Besi Baik
Sungai Nyamuk Selat Makasar Kayu Baik
Sumber : Kanwil Perhubungan Provinsi Kaltim

Sedangkan untuk transportasi di Kabupaten Malinau Sarana


angkutan sungai merupakan alat mobilitas utama di kabupaten ini. Pada
tahun 2001 tercatat kapal tambat 763 kali dengan jumlah penumpang naik
9.109 orang dan penumpang turun 9.207 di dermaga Malinau.
Kabupaten Kutai alat transportasi air juga memiliki peranan penting,
dengan melihat kondisi transportasi darat yang sudah tidak memungkinkan
lagi, maka alat transportasi air memiliki peranan penting, untuk mencapai
ibukota kabupaten dari kota Bangun kita dapat menggunakan speed boat
dengan waktu kurang lebih 2,5 jam lebih pendek dibandingkan dengan
menggunakan bus reguler yang bisa mencapai 12 jam.

2.5.3. Transportasi Udara


Di Kabupaten Nunukan perhubungan udara merupakan sarana yang
cukup memadai sebagai pintu gerbang Kabupaten ini ke wilayah lain
maupun ke pusat pemerintahan. Di wilayah ini terdapat 8 lapangan terbang
diantaranya lapangan udara Nunukan yang mempunyai landasan 900x23
meter.

18
Tabel 2.10
Lapangan Terbang di Kabupaten Nunukan tahun 2003

Nama Lapangan Panjang Landasan Permukaan Kondisi


Yuvai Semaring 900x18 Aspal Penetrasi Baik
Kampung Baru 450x20 Clay/Grass Baik
Kurid 375x16 Grass Sand Baik
Lembudud 570x20 Clay/Grass Baik
Long Layu 550x26 Clay/Grass Baik
Ba’ Binuang 415x20 Clay/Grass Baik
Pa’ Upan 650x26 Grass Baik
Nunukan 900x23 Aspal Kolakan Baik
Sumber : Kanwil Perhubungan Provinsi Kaltim

Dari sekian banyak lapangan udara yang ada hanya beberapa saja
yang masih gunakan hal ini disebabkan oleh masih kecilnya volume
penerbangan dari dan menuju ke nunukan dengan menggunakan pesawat
terbang, hal ini disebabkan pula dengan landasannya yang hanya dapat
digunakan oleh kapal-kapal sejenis twin otter/yang berbadan kecil.
Untuk Kabupaten Malinau selama tahun 2001 tercatat 233
penerbangan dengan jumlah penumpang berangkat 664 orang dan
penumpang dating 998 orang. Angka ini menunjukkan peningkatan dimana
pada tahun 2000 hanya tercatat 117 kali penerbangan. Pada tahun 2001
terdapat 9 lapangan udara antara lain : lapangan terbang Apau Ping, Long
Apung 1, Long Apung 2, Lebusan, Sungai Barang, Data Dian, Long Lati,
Long Lati, dan Malinau selengkapnya terlihat di tabel 2.11.
Lain halnya denga Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau
memiliki volume penerbangan yang sudah cukup rutin, hal ini secara tidak
langsung menandakan akses untuk menuju dan dari ke Kabupaten Malinau
memiliki banyak pilihan selain dapat dilakukan melalu jalur air, dan darat
jalur udarapun telah dapat digunakan.

19
Tabel 2.11
Kondisi Lapangan Terbang Menurut Kecamatan di Kabupaten Malinau
(Tahun 2003)

Nama Panjang Kondisi


Kecamatan Permukaan
Lapangan Landasan
Long Apau Ping 335x18 Clay/Grass Baik
Pujungan
Kayan Hulu Long Apung 840x23 Aspal Screen Baik
Sheet
Long Apung 440x15 Clay Grass Baik
Lebusan 800x30 Clay Grass Baik
Sungai Barang 360x20 Clay Grass Baik
Kayan Hilir Data Dian 420x18 Clay Grass Baik
Long Lati 400x12 Clay Grass Baik
Long Sule 430x20 Clay Grass Baik
Malinau 900x23 Aspal Baik
Sumber : Kanwil Perhubungan Provinsi Kaltim

2.5.4. Sarana Air Bersih

Jumlah pengguna air minum di kabupaten Kutai Barat pada tahun


1999 sebanyak 8.575 jiwa yang berasal dari 6 kecamatan saja, meningkat 6%
dibanding tahun sebelumnya. Untuk 2 kecamatan yang berada di
perbatasan, keduanya belum terlayani dengan air minum tersebut. Bagi
masyarakat yang tidak terlayani dengan PAM, kebutuhan air mereka
dipenuhi dari danau dan sungai.
Untuk Kabupaten Malinau dari 6 kecamatan yang terlayani PAM,
masing-masing kecamatan hanya 1 desa yang terlayani untuk keperluan air
minum, sehingga dalam 1 kabupaten yang terdiri dari 208 desa hanya 6 desa
yang terlayani PAM atau 25%, sisanya yang 75% memanfaatkan air sungai
dan danau, sedangkan yang lainnya menggunakan mata air, sumur, pompa
listrik, air hujan, sumur artesis, dan sumber lainnya.

2.6. Kondisi Politik, Hukum, dan Keamanan

Wilayah perbatasan pada umumnya merupakan bagian dari wilayah


kabupaten yang merupakan bagian wilayah Provinsi dan wilayah nasional,
dengan demikian maka dalam suatu perencanaan sering ditempatkan

20
sebagai kawasan belakang, sementara wilayah ini seringkali memerlukan
penanganan yang sangat mendesak.
Lembaga informal lokal selama ini belum terberdayakan karena
penerapan sistem sentralistik ekonomi maupun kelembagaan, selain itu
lembaga TNI masih berperan di wilayah ini dengan konsep pertahanan
negara dan ekonomi yang belum terpadu dalam proses pengembangan
wilayah perbatasan.

21
Bab 3
ISU DAN PERMASALAHAN

Berbagai isu dan permasalahan wilayah perbatasan yang


berkembang di wilayah Propinsi Kalimantan Timur relatif berbeda dengan
wilayah propinsi lain. Bentangan wilayah perbatasan yang ada sangat luas
dengan tipologi yang bervariasi terdiri dari perbatasan darat, laut dan pulau-
pulau terluar. Selain itu pada beberapa bagian terdapat interaksi langsung
antara penduduk Republik Indonesia dengan Malaysia. Kondisi inilah yang
membuat permasalahan perbatasan di Kalimantan Timur menjadi spesifik
sehingga dari hasil identifikasi didapatkan beberapa isu dan permasalahan
seperti di bawah ini.

Isu-isu strategis yang berkembang menyangkut perbatasan negara


di Kalimantan Timur antara lain :

1. Kebijakan pembangunan terutama di masa lalu yang belum maksimal


memperhatikan kawasan perbatasan sehingga relatif tertinggal dan
terisolir serta dianggap sebagai halaman belakang Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Masih rendahnya komitmen politik masyarakat, pemerintah pusat
dan daerah dalam membangun kawasan perbatasan.
3. Belum adanya kelembagaan yang mempunyai otonomi jelas dalam
mengelola kawasan perbatasan secara integral dan terpadu.
4. Ketertinggalan perkembangan ekonomi kawasan perbatasan
Kalimantan Timur menyebabkan tingginya kesenjangan wilayah bila
dibandingkan dengan kawasan perbatasasn negara tetangga (Sabah
dan Serawak).
5. Terbatasnya sarana dan prasarana dasar serta tranportasi dan
telekomunikasi di kawasan perbatasan Kalimantan Timur yang
menyebabkan wilayah ini memiliki aksebilitas yang rendah dan
terisolir dari wilayah sekitarnya.
6. Pemekaran wilayah yang tidak diikuti dengan kesiapan sarana dan
prasarana serta aparatnya.

22
7. Rawan terhadap disintegrasi bangsa dan penyerobotan batas wilayah
serta pencurian sumberdaya alam yang berdampak pada kerusakan
ekosistem alam dan hilangnya keanekaragaman hayati.
8. Lunturnya rasa nasionalisme dan rendahnya kesadaran politik
kebangsaan masyarakat perbatasan Kalimantan Timur akibat sulitnya
jangkauan pembinaan.
9. Terancam dan berkurangnya batas wilayah Republik Indonesia di
kawasan perbatasan Kalimantan Timur.
10. Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas menyebabkan produk-
produk kawasan perbatasan Kalimantan Timur diklaim sebagai
produk Malaysia.
11. Tingkat kesehatan, pendidikan dan keterampilan penduduk di
kawasan perbatasan Kalimantan Timur umumnya masih rendah

Permasalahan yang terkait dengan pembangunan kawasan


perbatasan Propinsi Kalimantan Timur antara lain :

1. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat berdampak pada tingginya


tingkat kesenjangan wilayah dibandingkan dengan kawasan
perbatasan negara tetangga.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana dasar tranportasi dan
telekomunikasi berdampak pada rendahnnya tingkat aksebilitas serta
keterisolasian dari wilayah sekitarnya.
3. Globalisasi ekonomi dan sistem perdagangan bebas menyebabkan
produk-produk lokal kurang mampu bersaing dengan produk-
produk wilayah lainnya.
4. Derajat kesehatan, pendidikan dan keterampilan penduduk
umumnya masih rendah.
5. Pemekaran wilayah belum diikuti dengan dukungan sarana dan
prasarana serta aparatnya.
6. Rawan terhadap disintegrasi bangsa dan pencurian sumber daya alam
yang berdampak pada kerusakan ekosistem alam dan hilangnya
keanekaragaman hayati.
7. Terancam dan berkurangnya luas wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Adapun permasalahan yang berpengaruh terhadap kepentingan antar


negara di kawasan perbatasan Propinsi Kalimantan Timur antara lain
masalah tata batas, perdagangan ilegal, pelintas batas ilegal, kelembagaan
pengelola perbatasan negara, hukum dan keamanan, tata ruang, sarana dan

23
prasarana wilayah serta hubungan luar negeri, dimana hal ini berpengaruh
terhadap beberapa aspek, antara lain :

3.1. ASPEK DEMARKASI DAN DELINIASI WILAYAH

Permasalahan tata batas wilayah negara selalu timbul sebagai akibat


dari ketidakjelasan posisi batas wilayah ataupun perundangan yang
mengaturnya. Beberapa permasalahan menyangkut aspek demarkasi dan
deliniasi di wilayah Kalimantan Timur, antara lain :

1. Belum selesainya permasalahan tata batas antara Republik Indonesia


dengan Malaysia.
Penentuan batas maritim Indonesia-Malaysia di beberapa bagian
wilayah perairan selatan Kalimantan Timur masih belum disepakati
kedua negara. Ketidakjelasan batas maritim tersebut sering menimbulkan
friksi di lapangan antara petugas lapangan dan nelayan Indonesia
dengan pihak Malaysia.
Demikian pula dengan perbatasan darat di Kalimantan Timur,
beberapa titik batas belum tuntas disepakati oleh kedua belah pihak.
Permasalahan lain antar kedua negara adalah masalah pelintas batas,
penebangan kayu ilegal, dan penyelundupan.

2. Pemindahan tapal batas negara.


Lemahnya pengawasan terhadap perbatasan negara memberikan
peluang bagi pihak-pihak tertentu baik dari dalam maupun luar negeri
untuk memindahkan tapal batas negara. Di beberapa lokasi perkebunan
sawit yang dikelola oleh pengusaha Malaysia, pemindahan tapal batas
sring dilakukan untuk memperluas lahan perkebunan. Hal ini
dimungkinkan karena di sisi wilayah Republik Indonesia, wilayah ini
berupa kawasan lindung yang tidak bisa dimanfaatkan atau dikelola oleh
masyarakat setempat sehingga tidak ada rasa memiliki terhadap wilayah
Republik Indonesia.

3.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kesenjangan pembangunan telah menyebabkan perbedaan kondisi


masyarakat di wilayah perbatasan negara Republik Indonesia dengan
dengan negara tetangga. Perbedaan ini merupakan ancaman tersendiri yang
akan berakibat pada lemahnya ketahanan masyarakat di perbatasan.

24
Beberapa permasalahan yang menyangkut aspek kesejahteraan masyarakat
perbatasan di wilayah Kalimantan Timur adalah :

1. Terbatasnya sarana dan prasarana dasar, transportasi dan


telekomunikasi yang berdampak pada rendahnya tingkat aksesibilitas
serta keterisolasian dari wilayah sekitarnya.
Mengakibatkan masyarakat di wilayah perbatasan Kalimantan Timur
lebih banyak mengakses layanan transportasi dan informasi dari negara
tetangga sehingga seakan-akan mereka menjadi bagian dari komunitas
negara tetangga sehingga orientasi masyarakat yang cenderung ke negara
tetangga yang pada gilirannya memunculkan degradasi nasionalisme
masyarakat perbatasan. Apalagi pada beberapa kawasan masih terdapat
penduduk yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan
penduduk negara tetangga. Selain itu sebagian besar wilayah perbatasan
merupakan hutan lindung, suaka margasatwa maupun taman nasional
sehingga sulit untuk dikembangkan sebagai kawasan pertumbuhan
ekonomi. Perbedaan menonjol antara daerah perbatasan Kalimantan
Timur dengan Malaysia adalah menyangkut fasilitas pendukung berupa
pembangunan infrastruktur wilayah terutama prasarana wilayah.

2. Derajat kesehatan, pendidikan dan keterampilan penduduk umumnya


masih rendah.
Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan di
wilayah perbatasan Kalimantan Timur menjadi salah satu masalah
utama. Untuk mencapai daerah pelayanan kesehatan dan pendidikan
masyarakat daerah perbatasan harus menempuh jarak yang cukup jauh.

3. Globalisasi ekonomi dan sistem perdagangan bebas menyebabkan


produk-produk lokal kurang mampu bersaing dengan produk-produk
wilayah lainnya.
Produk negara tetangga yang merupakan hasil pengolahan dengan
mekanisasi produksi mempunyai kualitas yang lebih baik. Disamping itu
sistem perdagangan di dalam negeri relatif kurang kondusif untuk
memacu pertumbuhan produksi.

4. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat yang berdampak pada


tingginya tingkat kesenjangan wilayah dibandingkan dengan wilayah
perbatasan negara tetangga.
Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hubungan kerjasama
antara wilayah perbatasan Kalimantan Timur dengan Malaysia sehingga
tidak terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Fakta dari

25
permasalahan ini adalah terjadinya ketidakseimbangan terutama pada
aspek ekonomi, sosial dan pemerintahan antara Kabupaten Nunukan
dengan Kota Tawau (Malaysia). Pada sisi lain pada umumnya penduduk
perbatasan Kalimantan Timur dengan mata pencaharian sebagai petani,
pekebun dan nelayan dengan pendidikan dan keterampilan yang rendah
sehingga sulit untuk meningkatkan nilai tambah dari mata pencaharian
mereka. Kemudian hal ini juga diperburuk dengan ketersediaan sarana
dan prasarana distribusi barang yang terbatas. Sebagai contoh di wilayah
perbatasan Kabupaten Kutai Barat, untuk memasarkan hasil mata
pencaharian masyarakat harus melalui media transportasi sungai dengan
jarak yang cukup jauh.

3.3. ASPEK POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

Wilayah perbatasan negara merupakan wilayah yang sangat rawan


terhadap terjadinya pelanggaran hukum, disamping itu disadari pula
adanya potensi penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara di wilayah
ini. Beberapa permasalahan yang menyangkut aspek politik, hukum dan
keamanan adalah :

1. Rawan terhadap disintegrasi bangsa dan pencurian sumberdaya alam.


Sumberdaya alam daerah perbatasan Kalimantan Timur lebih banyak
diperdagangkan secara ilegal ke luar negeri akibat kondisi infrastruktur
industri yang lebih memadai serta kesempatan melakukan usaha
ekonomi yang lebih pasti di luar negeri. Hal ini menjadi semakin buruk
dengan lemahnya pengawasan atas hasil eksploitasi sumberdaya alam di
dalam negeri. Masalah ini tentu saja sangat menguntungkan negara
tetangga yang dapat memanfaatkan hasil eksploitasi sumber daya alam
kita dengan harga yang lebih murah.

2. Terancam akan berkurangnya luas wilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia.
Ancaman ini perlu disadari mengingat rendahnya kemampuan
pengamanan terhadap tapal batas negara terutama tapal batas di wilayah
pedalaman. Sedangkan aksesibilitas transportasi, komunikasi, dan
informasi yang dimiliki negara tetangga relatif lebih baik daripada di
dalam negeri.

26
3. Jumlah Pintu Perbatasan (Pos Pemeriksa Lintas Batas dan Pos Lintas
Batas) Masih Sangat Terbatas
Keberadaan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) sebagai gerbang
yang mengatur arus keluar masuk orang dan barang di wilayah
perbatasan sangat penting. Sebagai pintu gerbang negara, pos pemeriksa
lintas batas diharapkan dapat meningkatkan hubungan sosial dan
ekonomi antara daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia,
khususnya antara penduduk di wilayah perbatasan di masing-masing
negara, namun jumlah pintu perbatasan masih sangat terbatas, sehingga
pengawasan yang menyangkut lintas batas belum dapat dilaksanakan
secara optimal.

4. Belum adanya lembaga pengelolaan perbatasan


Pengelolaan perbatasan negara sangat strategis dan mendesak
dilakukan karena menyangkut dengan integritas Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Salah satu hal yang sangat penting terhadap
pengelolaan kawasan perbatasan adalah belum optimalnya hasil-hasil
penanganan perbatasan dengan belum terbentuknya lembaga yang
secara khusus mengelola keseluruhan aspek pengelolaan perbatasan,
baik di tingkat nasional maupun di daerah. Selama ini penanganan
perbatasan yang dilakukan masih bersifat temporal dan ad hoc dengan
leading sector yang berganti-ganti sehingga tidak memberikan hasil yang
optimal dalam penanganan persoalan perbatasan.

5. Pemekaran wilayah belum diikuti dengan dukungan sarana dan


prasarana serta aparat yang memadai.
Usaha untuk memperbaiki pelayanan pemerintah justru banyak
menimbulkan permasalahan di daerah perbatasan karena terbatasnya
ketersediaan sarana dan prasarana serta kelembagaan yang memadai
dengan sumber daya aparatur yang profesional dalam menangani
masalah perbatasan.

27
Bab 4
STRATEGI PENGELOLAAN

Kawasan perbatasan negara merupakan kawasan yang strategis


karena merupakan titik tumbuh bagi perekonomian regional maupun
nasional. Melalui kawasan ini, aktifitas perdagangan negara dapat dilakukan
dengan mudah, cepat dan murah yang pada gilirannya akan mendorong
naiknya kegiatan produksi masyarakat, pendapatan masyarakat dan
berujung pada kesejahteraan masyarakat.
Melihat peluang dan potensi yang dimiliki kawasan ini, dimasa
mendatang kawasan perbatasan dimungkinkan menjadi kawasan yang
mengembangkan teknologi, kawasan pariwisata, kawasan agroindustri,
kawasan pertahanan dan berbagai bentuk kawasan potensial lainnya yang
kesemuanya mendukung pendayagunaan potensi sumberdaya secara
optimal.

Melihat potensi, prospek dan permasalahan yang dijumpai di


kawasan perbatasan diatas, maka perencanaan terpadu dan komprehensif
merupakan langkah tepat untuk mempercepat pembangunan di kawasan
perbatasan tersebut. Langkah awal dan strategis yang perlu dilakukan yaitu
dengan mengetahui karakteristik kawasan perbatasan yang lebih lanjut akan
memudahkan dalam menganalisis dan merumuskan kebijakan
pengembangan kawasan perbatasan.

4.1. KARAKTERISTIK KAWASAN PERBATASAN.

4.1.1. Karakteristik Fisik dan Infrastruktur

1. Batas fisik wilayah negara di kawasan perbatasan sangat


memprihatinkan, karena banyak patok/ pilar batas yang hilang dan
sebagian besar kondisinya kurang baik.
2. Kawasan perbatasan darat pada umumnya berada di kawasan
terisolir dan pedalaman dengan kondisi alam yang sulit dijangkau,

28
sedangkan kawasan perbatasan laut berada di pulau-pulau kecil
terluar dan sebagian tidak berpenghuni dan tanpa ada aktifitas serta
ada yang hampir tenggelam, baik secara alami maupun ulah
perbuatan manusia (pengambilan pasir).
3. Hutan yang ada di sepanjang kawasan perbatasan umumnya hutan
alam dan sebagian besar dikategorikan sebagai kawasan konservasi
atau kawasan lindung dengan kandungan keanekaragaman hayati
yang tinggi.
4. Infrastruktur di kawasan perbatasan relatif masih sangat terbatas dan
perlu penanganan yang serius, terutama untuk bidang pendidikan,
kesehatan, perhubungan, telekomunikasi dan informasi serta
pemukiman.
5. PPLB belum memadai serta belum dapat digunakan secara maksimal
bila dibandingkan dengan cakupan luas kawasan perbatasan.

4.1.2. Karakteristik Sosial Ekonomi

1. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia, terutama dari segi


pendidikan.
2. Penyebaran penduduk tidak merata terutama di kawasan perbatasan
laut, khususnya di pulau-pulau terluar banyak yang tidak
berpenghuni.
3. Arus keluar masuk tenaga kerja dan penduduk dari dan ke kawasan
perbatasan cukup tinggi.
4. Penduduk di perbatasan umumnya memiliki hubungan kekerabatan
dengan penduduk di kawasan perbatasan negara tetangga, bahkan
tempat tinggal mereka berada di tengah-tengah perbatasan antara
kedua negara.
5. Terdapatnya kesenjangan sosial yang tinggi antara penduduk di
perbatasan dengan penduduk di negara tetangga.
6. Aktifitas perdagangan ilegal dan penyelundupan di kawasn
perbatasan cukup tinggi.
7. Nilai tambah produk, terutama yang berasal dari sumberdaya alam
masih minim, sedangkan nilai tambah dalam bentuk hasil industri
pengolahan dinikmati oleh negara tetangga.
8. Mata pencaharian penduduk di kawasan perbatasan sebagian besar
adalah petani, pekebun dan nelayan.
9. Sistem perdagangan antar penduduk di kawasan perbatasan masih
bersifat tradisional, karena belum memadainya infrastruktur
perekonomian (seperti bank dan pasar).

29
10. Pendapatan (hasil usaha) yang diperoleh sebagian besar untuk
memenuhi kebutuhan primer keluarga (kebutuhan pokok).
11. Rendahnya aktifitas dan efektifitas ekonomi masyarakat di kawasan
perbatasan.
12. Alokasi dana pembangunan kawasan perbatasan hingga kini relatif
masih kecil.

4.1.3. Karakteristik Sumberdaya Alam

1. Kawasan perbatasan kaya akan potensi sumberdaya alam, seperti


pertambangan, kehutanan, perkebunan/pertanian, perikanan,
keindahan alam dan keragaman hayati.
2. Pemanfaatan sumberdaya alam relatif kurang terkendali terutama
eksploitasi hutan dan kawasan lindung secara ilegal.
3. Sumberdaya alam belum terkelola dengan baik, sehingga
mengakibatkan semakin meningkatnya kerusakan lingkungan.

4.1.4. Karakteristik Pertahanan

1. Adanya kegiatan penyelundupan barang dan tenaga kerja Indonesia.


2. Rentannya persoalan yang terkait dengan nasionalisme penduduk
karena kurangnya informasi yang masuk dari Indonesia.
3. Rendahnya penegakkan supremasi hukum, akibat sangat kurangnya
tenaga penegak hukum yang bertugas di daerah perbatasan.
4. Derasnya informasi dan komunikasi dari negara tetangga (Malaysia)
menyebabkan masyarakat di kawasan perbatasan lebih mengenal
negara tetangga dibandingkan negara sendiri.

4.2. PARADIGMA PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

Dengan semakin disadarinya kawasan perbatasan yang memiliki


posisi strategis seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka pemerintah
pusat dan daerah harus membenahi kawasan yang bersangkutan melalui
serangkaian perubahan konsep kebijakan pembangunan menyangkut
pengembangan kawasan perbatasan antara lain :

1. Terjadinya otonomi daerah, yang ditandai dengan berkembangnya


daerah-daerah administrasi. Dengan berkembang menjadi kabupaten
baru maka secara langsung akan berdampak pada semakin cepatnya
perubahan penggunaan lahan di kawasan perbatasan. Hal ini
dimungkinkan karena adanya kewenangan yang lebih luas dalam

30
mengatur pemanfaatan sumberdaya di wilayah yang bersangkutan,
disamping adanya tuntutan untuk dapat membiayai pemerintahannya
secara mandiri.
2. Adanya keinginan pemerintah daerah untuk menjadikan wilayah
perbatasan menjadi suatu Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Terpadu
(KAPET) khusus perbatasan. Sasaran dari kebijakan ini adalah menyertakan
perkembangan kawasan perbatasan dengan wilayah-wilayah lainnya.

Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut, maka konsep


pengembangan kawasan perbatasan sebagai suatu konsep “Halaman Depan”,
benar-benar dapat diwujudkan di kawasan perbatasan tersebut. Dengan
demikian, perubahan mendasar dalam paradigma pembangunan perbatasan
harus diwujudkan secara lebih konkret dalam perencanaan pembangunan
secara spasial, sektoral, maupun dalam sistem kelembagaannya.

4.3. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERBATASAN

Kebijakan pembangunan kawasan perbatasan merupakan bagian integral


yang tidak bisa dipisahkan dari kebijakan pembangunan nasional maupun
kebijakan pembangunan Propinsi Kalimantan Timur khususnya. Dalam
konteks pembangunan nasional, ada beberapa kebijakan yang menjadi
acuan, antara lain :

1. Rancangan Undang-Undang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional Tahun 2005 – 2025

Salah satu dokumen kebijakan nasional berupa dokumen perencanaan


pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun kedepan yang
disebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
yang sementara masih dalam bentuk Rancangan Undang-Undang yang
memuat penjabaran dan tujuan dibentuknya pemerintahan negara dengan
salah satu misi pembangunan nasional, khususnya berkaitan dengan
pembangunan kawasan perbatasan adalah “Mewujudkan Pemerataan
Pembangunan dan Berkeadilan” mengandung” pengertian :
a. Meningkatkan pembangunan daerah.
b. Mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh.
c. Keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah daerah
yang masih lemah.
d. Menanggulangi kemiskinan secara drastis.

31
e. Menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai
pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi.

Adapun arah pembangunan jangka panjang nasional dikaitkan dengan


pembangunan kawasan perbatasan dijabarkan bahwa wilayah perbatasan
dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang
selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking,
sehingga kawasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Dokumen perencanaan yang menjelaskan secara komprehensif


tentang program pembangunan nasional lima tahunan yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang merupakan bagian dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang berkedudukan
sebagai dokumen perencanaan induk, dimana acuan utama memuat visi,
misi, arah kebijakan dan rencana program indikatif kepala pemerintahan
terkait dengan rancangan pembangunan secara nasional yang akan dijadikan
pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Daerah, antara lain program
pembangunan berupa penyusunan rencana pengembangan wilayah
perbatasan dengan program kegiatan :

a. Penetapan arah kebijakan pembangunan wilayah perbatasan dengan


orientasi mendukung pergerakan aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga.
b. Penetapan garis batas negara secara jelas dan benar.
c. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung terhadap aktivitas
sosial ekonomi masyarakat setempat serta guna membantu
pengamanan kawasan perbatasan.
d. Pengembangan kawasan perbatasan menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi strategis dengan pemanfaatan sumberdaya alam setempat.
e. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia agar lebih berpotensi dan
profesional.
f. Penetapan fungsi lembaga pengelola kawasan perbatasan sesuai
dengan kapasitasnya.

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Di dalam RTRWN 1992-2002 dinyatakan secara tegas bahwa


perbatasan termasuk salah satu kawasan tertentu karena mempunyai nilai

32
strategis secara nasional, sehingga harus diprioritaskan pengembangannya.
Merujuk pada klasifikasi tadi, maka rencana strategis pengembangkan
kawasan perbatasan menjadi sebuah KAPET Perbatasan diskenariokan
untuk dikembangkan menjadi lima kawasan, yaitu :
a. Kawasan Cepat Tumbuh.
b. Kawasan Agropolitan.
c. Kawasan Transito.
d. Kawasan Ekowisata dan Riset Ilmiah.
e. Kawasan Pantai dan Laut.

4. Rancangan Keputusan Presiden Republik Indonesia Tentang Rencana


Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan Timur

Rancangan Keputusan Presiden Republik Indonesia disusun sebagai


acuan bagi penetapan ruang propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan
Timur beserta Kabupaten pada propinsi tersebut yang berbatasan langsung
dengan negara Malaysia dengan tujuan :

a. Mendorong keterpaduan pembangunan kawasan perbatasan dalam


rangka mewujudkan kehidupan sosial ekonomi masyatakat yang
sejahtera, melindungi fungsi lingkungan dan menciptakan pertahanan
keamanan di kawassan perbatasan negara.
b. Mengurangi kesenjangan wilayah lintas negara.
c. Mempercepat pembangunan kawasan melalui upaya pengembangan
pusat pertumbuhan ekonomi dan membuka keterisolasian wilayah
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan nilai sosial budaya
setempat.
d. Mendorong kerjasama ekonomi sub regional secara sinergis,
seimbang dan serasi antara kepentingan kesesjahteraan masyarakat
dan pertahanan keamanan.

Adapun sasaran rancangan Keputusan Presiden Republik Indonesia ini


yaitu :

a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang menjamin tidak


bergesernya patok batas negara.
b. Terwujudnya pengelolaan hutan konservasi, hutan lindung dan hutan
produksi di kawasan perbatasan secara berkelanjutan.
c. Terwujudnya pengembangan kawasan yang sesuai dengan negara
tetangga dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan
nilai kearifan lokal.

33
d. Terwujudnya pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah
untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan perbatasan dan
mewujudkan sistem jaringan prassarana wilayah yang saling sinergis
negara bertetangga.
e. Terwujudnya sistem pusat permukiman yang memperhatikan
kepentingan ekonomi masyarakat setempat, pertahanan keamanan
dan kelestarian lingkungan hidup.
f. Terwujudnya fungsi pos pemeriksaan lintas batas dengan dukungan
prasarana dan sarana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam konteks pembangunan daerah, kebijakan yang menjadi acuan


yaitu : Rencana Strategi Daerah Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2003 –
2008. Bagian dokumen perencanaan daerah ini yang memuat salah satu
prioritas pembangunan daerah perbatasan dengan program prioritas :

a. Pembangunan sarana dan prasarana jalan darat yang


menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah kota
dan pantai dengn wilayah di perbatasan termasuk jalan tembus
menuju ke daerah Malaysia.
b. Pembukaan sarana dan prasarana perintis dan air strip yang sudah
ada di daerah perbatasan dan bantuan subsidi penerbangan ke daerah
perbatasan.
c. Pengembangan potensi ekonomi yang tersedia di daerah perbatasan
melalui pola agribisnis dan agroindustri dengan tujuan ekspor ke
negara tetangga.
d. Pengawasan sumberdaya alam di daerah perbatasan dan pencurian
oleh pihak-pihak yang kurang bertanggungjawab serta pengawasan
pemindahan patok-patok batas negara di perbatasan Indonesia
dengan Malaysia.
e. Peningkatan kerjasama sosial ekonomi antara pemerintah dan
masyarakat perbatasan antar kedua negara malalui payung kerjasama
SOSEK MALINDO dan kerjasama bidang lainnya yang saling
menguntungkan masyarakat di kedua belah pihak.

4.4. ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN DARAT


KALIMANTAN TIMUR

Dengan memperhatikan letak geografis dan kondisi alam Propinsi


Kalimantan Timur, maka kebijakan pengembangan kawasan perbatasan yang
dapat diterapkan adalah sebagai berikut :

34
1. Penguatan struktur ekonomi kawasan perbatasan Kalimantan Timur
dengan pengembangan di sektor hulu dan hilir.
2. Perluasan ketersediaan sarana dan prasarana/infrastruktur dasar wilayah,
transportasi dan telekomunikasi.
3. Penyiapan kemampuan aparat kawasan perbatasan Kalimantan Timur
dalam rangka pengelolaan beberapa kabupaten baru yang dimekarkan
secara efektif dan efisien.
4. Perlindungan kelestarian hutan secara berkelanjutan.
5. Peningkatan rasa nasionalisme dan pemahaman politik bagi masyarakat
perbatasan Kalimantan Timur.
6. Penguatan fungsi pertahanan dan keamanan untuk menjaga batas-batas
wilayah Republik Indonesia secara konsisten.
7. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat perbatasan dan peningkatan
pengawasan dan pengamanan terhadap pelanggar lintas batas, terutama
untuk kegiatan illegal logging.
8. Peningkatan ekonomi masyarakat dengan pembentukan kawasan-
kawasan industri dan perdagangan, penciptaan iklim investasi yang
kondusif dan pengelolaan sumberdaya lokal secara profesional dan
bertanggungjawab.
9. Peningkatan kualitas kehidupan sosial budaya masyarakat
perbatasan di bidang kesehatan, pendidikan dan ketrampilan
penduduk.

4.5. RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI (RTRWP)


KALIMANTAN TIMUR

Arah kebijakan pemanfaatan ruang di kawasan perbatasan Propinsi


Kalimantan Timur adalah :

1. Perlu dibuka jalur-jalur transportasi yang menghubungkan kawasan


perbatasan dengan daerah–daerah lainnya, baik yang menuju Indonesia
maupun Malaysia, untuk lebih memudahkan pemasaran hasil-hasil
bumi setempat.
2. Perlu dibuka pos-pos imigrasi di kawasan perbatasan untuk
melegalkan arus barang yang masuk dan ke luar dari wilayah
Indonesia.
3. Perlu dibangun pelabuhan laut yang khusus melayani arus keluar
masuk barang dari Indonesia di wilayah Nunukan kepulauan.
4. Mempercepat tercapainya kemandirian masyarakat dan pemerintah
Kabupaten Nunukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

35
5. Mengembangkan dan menserasikan laju pertumbuhan pembangunan
antar wilayah kecamatan, wilayah pedesaan, antarsektor ekonomi
serta membuka wilayah pedalaman, perbatasan, terisolasi dan kawasan
tertinggal lainnya, yang diimbangi dengan pendayagunaan dan
peningkatan efektivitas pembangunan daerah.
6. Mengoptimalkan pemanfaatan pendapatan yang berasal dari
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan prinsip
pembangunan yang berkelanjutan.
7. Meningkatkan investasi dan peran swasta untuk mendorong penguatan
ekonomi rakyat.

4.6. STRATEGI PEMBANGUNAN PERBATASAN

Strategi pembangunan daerah perbatasan Kalimantan Timur diarahkan


untuk :

1. Mempercepat penetapan tata batas negara dan mengurangi konflik


dengan negara tetangga.
2. Meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan.
3. Meningkatkan pengelolaan wilayah perbatasan.
4. Meningkatkan pelayanan sosial dibidang pendidikan dan kesehatan.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi daerah perbatasan
sampai ke daerah-daerah pedesaan baik melalui jalur darat, laut
maupun udara.
6. Meningkatkan upaya pembinaan politik untuk meningkatkan
nasionalisme dan rasa kebangsaan.
7. Meningkatkan kerjasama sub-regional dalam rangka peningkatan
keamanan dalam negeri dan peningkatan investasi.

Beberapa rumusan yang berkaitan dengan pembangunan kawasan


perbatasan pada masing-masing kabupaten perbatasan adalah sebagai
berikut :

4.6.1. Kabupaten Nunukan

Misi pembangunan perbatasan Kabupaten Nunukan sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan mengembangkan pembangunan yang lebih merata ke


seluruh daerah pedalaman dan perbatasan melalui peningkatan peran
serta masyarakat.

36
2. Memanfaatkan keanekaragaman sumberdaya alam secara lestari yang
berorientasi pada industri pengolahan dan ekspor, dengan
memperhatikan aspek lingkungan hidup dan budaya setempat.
3. Memperkuat ekonomi rakyat yang didukung oleh peningkatan
kemampuan sumberdaya manusia yang menguasai iptek dan
dilandasi imtaq.
4. Membuka peluang untuk perdagangan bebas dengan Sabah
(Malaysia) dan Brunai Darussalam.
5. Menciptakan daerah Kecamatan perbatasan sebagai “Halaman Depan”
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai zona
penyangga pertahanan keamanan.

Selanjutnya dalam mewujudkan visi tersebut strategi pembangunan yang


ditempuh Kabupaten Nunukan adalah :

1. Intensifikasi pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari yang


berorientasi pada industri pengolahan dan ekspor.
2. Peningkatan dan pengembangan kualitas dan kuantitas sumberdaya
manusia.
3. Pengembangan dan peningkatan investasi, khususnya di sektor
swasta.
4. Pengembangan dan peningkatan pemanfaatan keunggulan komparatif
potensi pembangunan di sekitar Kabupaten Nunukan.
5. Pengembangan dan peningkatan kemampuan pelayanan infrastruktur
daerah.
6. Peningkatan penguasaan IPTEK, khususnya yang berkaitan dengan
industri dan jasa.

4.6.2. Strategi Pembangunan Perbatasan Kabupaten Malinau

Dalam mendukung program pembangunan perbatasan Kabupaten Malinau,


ditetapkan misi pembangunan daerah perbatasan, yaitu :

1. Membangun prasarana dan sarana dasar sosial dan ekonomi


masyarakat.
2. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia setempat terutama dibidang
pendidikan.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat.
4. Meningkatkan jalur transportasi darat dan udara.
5. Mengelola potensi sumberdaya alam secara lestari untuk pemberdayaan
masyarakat.

37
Adapun strategi pembangunan kawasan perbatasan dengan ditetapkannya
program pembangunan perbatasan Kabupaten Malinau, antara lain :

1. Penyediaan prasarana dan sarana pendidikan SD, SLTP dan SLTA.


Kualitas sumberdaya manusia di daerah ini dapat dikatakan rendah
yang disebabkan prasarana dan sarana pendidikan yang kurang,
disamping partisipasi masyarakat terhadap pendidikan masih rendah.
Untuk itu penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang
merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas
Pendidikan sangat dibutuhkan.

2. Pengadaan sarana kesehatan.


Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah,
merata dan murah. Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan masyarakat diantaranya adalah rendahnya konsumsi
makanan bergizi, kurangnya sarana kesehatan serta keadaan sanitasi
dan lingkungan yang tidak mendukung.

3. Peningkatan Kesehatan Masyarakat.


Faktor terpenting dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
terletak pada manusianya sebagai subyek sekaligus obyek dari upaya
tersebut, karena itulah kesehatan merupakan hal yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan suatu pembangunan.

4. Pembangunan Jalan Lintas Kecamatan dan Perbatasan.


Jalur transportasi darat masih sangat memperihatinkan, kecuali daerah
perkotaan (Malinau), sedangkan untuk daerah perbatasan mayoritas
penduduk menggunakan transportasi sungai dan udara dikarenakan
kondisi wilayah atau letak geografis yang kurang mendukung.

5. Peningkatan Jalan Lintas Kecamatan.


Telah dicanangkannya program pembangunan jalan lintas Kabupaten
Malinau bekerjasama dengan pemerintah Propinsi Kalimantan Timur
mulai tahun 2002.

6. Pembangunan Lapangan Terbang Perintis.


Sarana angkutan udara merupakan mobilitas penting bagi masyarakat
daerah perbatasan, dimana setiap tahunnya frekuensi angkutan udara
mengalami peningkatan yang sangat tinggi.

38
7. Peningkatan Bandara Desa Perbatasan.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan angkutan udara, maka
guna memenuhi kebutuhan masyarakat daerah perbatasan khususnya
dalam hal sarana angkutan udara tersebut, maka pembangunan bandara
pada desa-desa perbatasan sangat penting sekali dilaksanakan, karena
sangat berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian masyarakat
setempat.

4.6.3. Strategi Pembangunan Perbatasan Kabupaten Kutai Barat

Salah satu strategi dalam mendorong percepatan program pembangunan


daerah perbatasan Kabupaten Kutai Barat adalah dengan menetapkan misi,
yaitu :

1. Membangun prasarana dan sarana dasar sosial dan ekonomi


masyarakat.
2. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia setempat yang berorientasi
global berbasiskan nilai leluhur yang dinamis.
3. Mengelola sumberdaya alam secara lestari untuk keberdayaan
masyarakat.
4. Menggali dan mengembangkan kearifan tradisional dan teknologi
tepat guna lokal untuk mendukung pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan strategi pembangunan perbatasan dengan 3 (tiga) program pokok


pembangunan perbatasan Kabupaten Kutai Barat, yaitu :

1. Pembukaan wilayah dari keterisolasian fisik, sosial, ekonomi dan budaya.


Kegiatannya antara lain : pembangunan jalan dan jembatan,
pengembangan bandar udara, pembangunan telekomunikasi pedesaan,
pembangunan sarana air bersih dan kelistrikan, pembangunan rumah
tidak layak huni, peningkatan kapasitas dan kualitas jalan,
peningkatan kapasitas kelembagaan kampung, peningkatan sarana
dan prasarana keagamaan.

2. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia.


Kegiatannya antara lain : pembangunan dan peningkatan prasarana dan
sarana pendidikan serta peningkatan pelayanan kesehatan.

3. Program pengembangan pertanian, kehutanan dan lingkungan hidup.


Kegiatannya antara lain : optimalisasi pemanfaatan sumber daya
alam, pengembangan dan pengelolaan sumberdaya hutan,

39
pengembangan agribisnis, pembangunan dan peningkatan obyek–
obyek wisata serta pengembangan industri kecil rumah tangga.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa Rencana Strategis Pembangunan


Perbatasan Kalimantan Timur pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi
lima pilar, yaitu :

1. Pengembangan perekonomian berbasis sumberdaya alam melalui


pengembangan potensi sumberdaya alam yang berdaya saing dan
berorientasi ekspor.
2. Pengembangan infrastruktur ke seluruh penjuru kawasan perbatasan
dalam upaya memeratakan tingkat kemajuan pembangunan antar
wilayah dan antar sektor.
3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia (aparat pemerintah,
pengusaha, dan masyarakat) yang berkompeten, profesional dan
mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
4. Pengembangan kapasitas kelembagaan dan penguatan regulasi.
5. Pengembangan “link and match” ekonomi sosial politik dengan negara
tetangga.

40
Bab 5
PROGRAM PEMBANGUNAN
DAN KEGIATAN PRIORITAS

Program pembangunan di wilayah perbatasan negara Provinsi


Kalimantan Timur meliputi aspek demarkasi dan delimitasi garis batas,
aspek kesenjangan pembangunan serta aspek politik, hukum dan keamanan.
Berdasarkan program pembangunan wilayah perbatasan negara
Provinsi Kalimantan Timur dan kondisi terkini yang berkembang di
kawasan tersebut, maka dapat diturunkan kegiatan-kegiatan prioritas yang
meliputi kegiatan-kegiatan pada masing-masing bidang diatas.

5.1. Aspek Demarkasi dan Delimitasi

Program dalam aspek demarkasi dan delimitasi di Kalimantan Timur


merupakan program yang dilakukan untuk memperjelas batas negara
Indonesia terhadap Malaysia. Program dan kegiatan yang dilakukan
meliputi program :
1. Program peningkatan Tata Batas Wilayah, dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan :
a) Pemasangan Patok Batas Wilayah baru di beberapa titik
perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Pembangunan menara mercusuar di Pulau-Pulau terluar di
wilayah Kabupaten Nunukan,
2. Program survai dan pemetaan wilayah perbatasan , dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan :
a) Survai dan pemetaan detil wilayah perbatasan darat di
Kabupaten Malinau dan Kutai Barat’
b) Survai dan pemetaan detil wilayah perbatasan darat dan laut
Kabupaten Nunukan.
c) Penetapan tata ruang perbatasan di seluruh wilayah
Kalimantan Timur.

41
5.2. Aspek Kesenjangan Pembangunan

Kesenjangan pembangunan yang paling berpengaruh terhadap


perikehidupan masyarakat di perbatasan Kalimantan Timur adalah
kesenjangan pembangunan di bidang ekonomi, sarana prasarana serta
sumberdaya manusia .

5.2.1. Ekonomi

Dalam bidang ekonomi perlu dilakukan penguatan terhadap


ketahanan ekonomi lokal, meningkatkan keterlibatan dan aktivitas swasta
serta peningkatan ekspor. Program-program yang dilakukan meliputi :
1. Program pembinaan dan pengembangan ekonomi lokal, yang
diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal,
meliputi kegiatan;
a) Pengembangan koperasi dan UKM di Kabupaten Nunukan,
Malinau, dan Kutai Barat.
b) Pembinaan dan pengendalian kelambagaan Koperasi/ Kawasan
Sentra Produksi Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai
Barat,
c) Bantuan permodalan untuk UKMK di Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat,
d) Pengembangan sarana pelayanan peternakan yang meliputi
kegiatan pembangunan Pos Pelayanan Terpadu dan
pengawasan impor daging ilegal di Kabupaten Nunukan
e) Peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Nunukan dan
Malinau
f) Pengembangan socio-forestry di Kabupaten Nunukan, malinau
dan Kutai Barat
g) Pengembangan industri moulding, kerajinan dan pengolahan di
Kabupaten Malinau
h) Pengembangan teknologi unggulan lokal di Kabupaten
Nunukan, dan Malinau.
2. Program pengembangan ekonomi pesisir dan kepulauan, diarahkan
untuk meningkatkan ketahanan ekonomi daerah pesisir dan
kepulauan, meliputi kegiatan :
a) Pengamanan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil perbatasan
di Kabupaten Nunukan,
b) Pembangunan rambu-rambu navigasi laut perbatasan di
Kabupaten Nunukan,

42
c) Pembangunan prasarana pengolahan perikanan di Kabupaten
Nunukan
3. Program peningkatan pengawasan dan pembinaan sektor swasta,
yang diarahkan untuk meningkatkan kegiatan sektor swasta di
wilayah perbatasan negara, meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Pengembangan sumberdaya mineral dengan kegiatan
penyusunan peta potensi sumberdaya mineral, pengawasan
dan pemantauan pertambangan dan energi, serta zonasi tata
ruang pertambangan dan energi di Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat,
b) Pengembangan perkebunan wilayah perbatasan dengan
kegiatan pengembangan kelapa sawit, kakao, dan tanaman
tumpang sari; pelatihan teknis perkebunan kelapa sawit, kakao
dan karet; serta penelitian pengembangan pusat industri kelapa
sawit di Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat.
c) Pembukaan Lahan untuk HTI dan Usaha Kehutanan di
Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
d) Pengawasan perdagangan dalam dan luar negeri di Kabupaten
Malinau dan Kutai Barat
e) Penelitian peningkatan pengelolaan, pengawasan dan
pengendalian pungutan hasil hutan dan SDA lainnya di
Kabupaten Kutai Barat
4. Program pemberian kemudahan perijinan dan insentif bagi investor
yang ingin melakukan investasi di perbatasan, yang diarahkan untuk
meningkatkan investasi swasta di wilayah perbatasan negara,
meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Pembangunan sistem pelayanan perijinan satu atap di
Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Perumusan dan penetapan Peraturan Perundangan tentang
kemudahan perijinan dan insentif investasi di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,;
5. Program pengembangan komoditas unggulan perbatasan yang
bernilai ekspor, yang diarahkan untuk memberikan nilai tambah
terhadap hasil produksi pengolahan komoditas dan meningkatkan
nilai ekspor, dengan kegiatan-kegiatan :
a) Pengembangan tanaman unggul di tapal batas di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Peningkatan mutu bibit, yang meliputi kegiatan penyebaran
bibit sapi, penyebaran bibit babi, inseminasi buatan sapi,
inseminasi buatan kerbau, pengembangan hijauan makanan

43
ternak, pelayanan kesehatan hewan, dan pengadaan alat mesin
pertanian di Kabupaten Nunukan dan Malinau,
c) Pengembangan pertanian dan perkebunan di Kecamatan
Sebatik, Krayan, Lumbis, dan Sembakung

5.2.2. Sarana dan Prasarana

Pengembangan wilayah perbatasan memerlukan dukungan sarana


dan prasarana yang memadai. Untuk itu sejalan dengan pelaksanaan
program-program lain, peningkatan sarana dan prasarana merupakan
prasyarat utama dalam proses pengembangan ini. Sarana dan prasarana
yang dibangun dan perlu ditingkatkan adalah menyangkut sarana dan
prasarana transportasi, komunikasi dan informasi, sosial, kepabeanan,
imigrasi, karantina, serta sarana dan prasarana untuk mendukung
pengembangan ekonomi. Sehubungan dengan itu maka program-program
yang dilakukan antara lain adalah :
1. Program Pengembangan sarana dan prasarana transportasi, baik yang
lintas negara, maupun jalur-jalur perintis melalui moda-moda
transportasi darat, laut dan udara, yang diarahkan untuk
meningkatkan aksesibilitas antar wilayah dan antara wilayah ke
pusat-pusat pertumbuhan di Kalimantan Timur; meliputi kegiatan-
kegiatan :
a) Pembangunan jaringan jalan dan jembatan beserta fasilitasnya
di Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Pembangunan jaringan jalan perbatasan koridor Simanggaris-
Long Midang,
c) Pembangunan dan peningkatan jalan perbatasan Malinau-
Simanggaris,
d) Pembangunan dan peningkatan jalan perbatasan Malinau-Long
Midang,
e) Pembangunan dan peningkatan jalan perbatasan :
i. Ruas Jalan Kota Bangun-SP. Blusuh
ii. Ruas Jalan SP. Blusuh-Tukuq
f) Pengembangan Lapangan Terbang Nunukan (Kabupaten
Nunukan)
g) Pengembangan Lapangan Terbang Long Bawan (Kabupaten
Nunukan)
h) Pengembangan Lapangan Terbang Long Layu (Kabupaten
Nunukan)
i) Pengembangan Lapangan Terbang Binuang (Kabupaten
Nunukan)

44
j) Pengembangan Lapangan Terbang Long Apung (Kabupaten
Malinau)
k) Pengembangan Lapangan Terbang Bessing (Kabupaten
Malinau)
l) Pengembangan Lapangan Terbang Melak (Kabupaten Kutai
Barat)
m) Pengembangan Lapangan Terbang Data Dawai (Kabupaten
Kutai Barat)
n) Pengembangan Pelabuhan Sei Nyamuk (Kabupaten Nunukan)
o) Pembangunan Bendungan Sungai Bolong (Kabupaten
Nunukan)
p) Subsidi ongkos angkutan di Kabupaten Nunukan, Malinau,
dan Kutai Barat
2. Program Pembangunan PLB dan PPLB, diarahkan untuk
meningkatkan pelayanan administrasi dan pengawasan terhadap
aktivitas lalu lintas manusia dan barang di perbatasan; yang terdiri
dari kegiatan-kegiatan :
a) Pembangunan Pos Terpadu di Kabupaten Nunukan, Malinau,
dan Kutai Barat
b) Pembangunan Pos Lintas Batas Kabupaten Nunukan, Malinau,
dan Kutai Barat
3. Program pengembangan sarana dan prasarana kepabeanan, imigrasi,
karantina, dan keamanan, diarahkan untuk meningkatkan pelayanan
kepabeanan dan imigrasi serta meningkatkan pertahanan dan
keamanan; yang terdiri dari kegiatan-kegiatan :
a) Peningkatan sarana dan prasarana komunikasi di PLB dan
PPLB,
b) Peningkatan sarana dan prasarana CIQS,
4. Program peningkatan sarana dan prasarana sosial (pendidikan dan
kesehatan), yang diarahkan untuk meningkatkan pelayanan
pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat lokal; terdiri dari
kegiatan-kegiatan :
a) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi di
Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
5. Program peningkatan jalur-jalur ekonomi utama dari dan ke wilayah
perbatasan, yang diarahkan untuk meningkatkan arus koleksi dan
distribusi barang dari dan ke wilayah perbatasan; meliputi kegiatan :
a) Peningkatan aksesibilitas daerah tujuan wisata, di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,

45
b) Peningkatan sarana transportasi barang (laut dan darat) di
Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
c) Program Pengembangan sarana dan prasarana komunikasi,
dilaksanakan terutama pada daerah-daerah terisolir di seluruh
wilayah perbatasan Kalimantan Timur
a. Penambahan kapasitas sambungan telepon kabel dan
jangkauan telepon selular di daerah terisolir,
b. Pembangunan stasiun relay televisi di daerah-daerah
terisolir.

5.2.3. Sumberdaya Manusia

Untuk menanggulangi beberapa permasalahan dalam bidang


sumberdaya manusia perlu dilakukan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia baik pada aspek pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan serta
melakukan pemberdayaan masyarakat perbatasan. Program-program yang
dilakukan terkait dengan bidang sumberdaya manusia adalah :
1. Program peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI), yang dilakukan dengan memberikan keterampilan
dan keahlian yang cukup bagi tenaga kerja yang akan dikirim ke luar
negeri; terdiri dari kegiatan-kegiatan :
a) Peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah di
Kabupaten Nunukan , Malinau dan Kutai Barat
b) Pemerataan pola dan mutu pendidikan di daerah perbatasan
Kabupaten Nunukan dan Kutai Barat
c) Perintisan pendidikan terpadu di Kabupaten Kutai Barat.
d) Bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan sekolah di
Kabupaten Nunukan dan Malinau
e) Peningkatan kualitas dan kuantitas buku perpustakaan sekolah
di Kabupaten Nunukan
f) Penyusunan standar pelayanan dan kulaitas SDM jangka
panjang di Kabupaten Kutai Barat
g) Peningkatan kualitas SDM transmigran di Kabupaten Malinau
h) Pembentukan perpustakaan umum di Kabupaten Kutai Barat
i) Pembinaan minat baca masyarakat di Kabupaten Kutai Barat,
j) Peningkatan SDM aparat pemerintah di Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat.
2. Program peningkatan kesejahteraan, kependudukan dan sosial
budaya, yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perbatasan dengan meningkatkan pelayanan pemerintah

46
dalam aspek kependudukan dan sosial budaya; yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan :
a) Penyuluhan sosial dan sosialisasi HIV/AIDS, narkoba dan
psikotropika di Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat
b) Perlindungan anak jalanan dan anak terlantar di Kabupaten
Malinau
c) Bantuan sosial fakir miskin di Kabupaten Nunukan
3. Program peningkatan kesehatan masyarakat, yang diarahkan untuk
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat wilayah perbatasan;
yang meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan di Kabupaten
Nunukan dan Kutai Barat,
b) Pemberantasan penyakit malaria di Kabupaten Nunukan
c) Pemberantasan penyakit menular di Kabupaten Malinau dan
Kutai Barat
d) Crash program campak di Kabupaten Nunukan, Malinau dan
Kutai Barat,
e) Peningkatan sarana fisik PUSKESMAS di Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat
f) Pengadaan sarana mobilitas PUSKESMAS di Kabupaten
Nunukan dan Kutai Barat
g) Peningkatan pelayanan Rumah Sakit Umum di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat
h) Penyuluhan kesehatan masyarakat perdesaan di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat
4. Program pemberdayaan masyarakat, yang dilakukan dengan
meningkatkan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat; meliputi
kegiatan-kegiatan :
a) Pemberdayaan komunitas adat terpencil di Kabupaten
Nunukan
b) Pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa, di
Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat
c) Pengawasan pelaksanaan community development di Kabupaten
Malinau
5. Program pengembangan teknologi di kawasan perbatasan, terdiri dari
kegiatan-kegiatan :
a) Pembangunan Balai Riset Daerah di Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat,
b) Sosialisasi dan pengembangan pemanfaatan teknologi tepat
guna di Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,

47
5.2.4. Sumberdaya Alam dan Pelestarian Lingkungan

Banyaknya pemanfaatan sumberdaya alam secara ilegal pada saat ini


merupakan masalah serius yang berpotensi akan merusak kelestarian
sumberdaya alam pada masa mendatang. Untuk itu perlu dilakukan
program untuk meningkatkan usaha pengelolaan sumberdaya alam di
dalam negeri dan meningkatkan pengawasan terhadap eksploitasi
sumberdaya alam di darat maupun di perairan. Program-program yang
dilakukan antara lain adalah :
1. Program peningkatan produksi pengolahan sumberdaya alam,
melalui intensifikasi dan diversifikasi budidaya dan diarahkan untuk
meningkatkan ekspor serta menciptakan lapangan kerja baru,
meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Intensifikasi dan diversifikasi budidaya pertanian, di
Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Diversifikasi usaha pengelolaan hasil hutan, di Kabupaten
Malinau dan Kutai Barat,
c) Inventarisasi sumberdaya pertambangan di Kabupaten
Malinau dan Kutai Barat.
2. Program peningkatan pemanfaatan teknologi untuk pengolahan
sumberdaya alam, diarahkan untuk melakukan optimalisasi
pengelolaan sumberdaya alam; yang meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Pemanfaatan teknologi tepat guna di Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat,
3. Program peningkatan pelaksanaan pengawasan dan pengelolaan
hutan, diarahkan untuk mengurangi pencurian kayu dan
meningkatkan pengelolaan hasil hutan; yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan :
a) Zonasi tata ruang pertambangan di Kabupaten Kutai Barat,
b) Pengawasan lingkungan pertambangan dan kehutanan, di
Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
c) Pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
4. Program pelestarian lingkungan khususnya hutan tropis perbatasan,
diarahkan untuk mengurangi penjarahan hasil hutan dan
meningkatkan fungsi hutan Kalimantan Timur sebagai paru-paru
dunia; meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Nunukan, Malinau
dan Kutai Barat,

48
b) Pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
c) Rehabilitasi lahan kritis Kabupaten Nunukan, Malinau dan
Kutai Barat,
d) Pembinaan pengendalian pencemaran lingkungan di
Kabupaten Malinau dan Kutai Barat.
5. Program pengelolaan kawasan lindung sebagai kawasan wisata riset,
dilakukan dalam rangka optimalisasi fungsi hutan dan meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi; meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Riset kehutanan terpadu di Kabupaten Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat,
b) Zonasi kawasan hutan di Kabupaten Nunukan, Malinau dan
Kutai Barat.

5.3. Aspek Politik, Hukum dan Keamanan

Program dan kegiatan politik, hukum dan keamanan perbatasan


Kalimantan Timur dilakukan untuk memperkuat ketahanan negara dan juga
dalam rangka pengamanan sumberdaya yang ada di wilayah Republik
Indonesia. Program-program tersebut antara lain adalah :

5.3.1. Pertahanan dan Keamanan

Program di bidang pertahanan dan keamanan tidak lepas dari usaha


untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Mengingat di Provinsi Kalimantan Timur terdapat
perbatasan darat, laut, maupun berupa pulau-pulau terluar maka
pengamanan perbatasan akan melibatkan semua unsur TNI. Keterlibatan
masyarakat dalam bela negara juga perlu ditingkatkan terutama di wilayah-
wilayah dengan aksesibilitas yang rendah. Program-program yang
dilakukan antara lain adalah :
1. Program peningkatan kerjasama patroli perbatasan negara, yang
dilakukan baik pada perbatasan darat, laut maupun pulau-pulau
terluar; yang meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Patroli bersama TNI dengan Tentara Diraja Malaysia di
wilayah perairan perbatasan,
b) Latihan kerjasama penanganan kegiatan illegal di perbatasan,
2. Program pengembangan pertahanan dan keamanan di perbatasan,
melalui peningkatan sarana dan prasaran pertahanan dan keamanan
dan daya dukung personil; meliputi kegiatan-kegiatan :

49
a) Pengadaan peralatan utama sistem persenjataan TNI di
perbatasan,
b) Penambahan jumlah personil TNI di perbatasan,
c) Pembangunan pos-pos TNI di perbatasan.
3. Program peningkatan peran serta TNI dalam pembangunan wilayah
perbatasan, yang diarahkan untuk meningkatkan stabilitas
pembangunan wilayah perbatasan; yang meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Operasi TNI terpadu untuk membangun prasarana dasar
masyarakat di perbatasan,
b) Pelatihan keterampilan dasar masayarakat oleh TNI,
4. Program pengawasan terhadap pencurian sumberdaya alam di
Kalimantan Timur, meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Pengawasan pencurian hasil hutan di Kabupaten Malinau dan
Kutai Barat,
b) Pengawasan pencurian sumberdaya laut (ikan) di perairan
Kabupaten Nunukan,
5. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pertahanan dan
keamanan negara, yang dilakukan melalui peningkatan kesadaran
bela negara dan peningkatan aksesibilitas informasi ke pedalaman,
meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Pendidikan ketahanan masyarakat dan bela negara,
b) Pengembangan sistem pertahanan masyarakat perbatasan.

5.3.2. Hukum dan Kelembagaan

Kondisi kelembagaan yang ada saat ini, baik kelembagaan


pemerintah, swasta, maupun masyarakat masih belum mampu untuk
menciptakan hubungan dan kerjasama yang memadai untuk pengembangan
wilayah perbatasan. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kualitas
kelembagaan dan peningkatan kerjasama dalam negeri maupun luar negeri
(sub-regional) serta peningkatan
1. Program peningkatan fungsi kelembagaan pemerintah dan swasta
yang telah ada, yang diarahkan untuk meningkatkan pelayanan
administrasi pemerintahan dan meningkatkan keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan sektor swasta; yang meliputi kegiatan-
kegiatan :
a) Pengembangan Kecamatan (PPK) di Kabupaten Nunukan,
Malinau, dan Kutai Barat
b) Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah di Kabupaten
Nunukan, Malinau, dan Kutai Barat Penelitian kebutuhan

50
aparat pemerintah di Kabupaten Nunukan, Malinau, dan Kutai
Barat.
2. Program peningkatan fungsi kelembagaan masyarakat, yang meliputi
kegiatan-kegiatan :
a) Penguatan kelembagaan kelompok tani di Kabupaten
Nunukan, Malinau dan Kutai Barat,
b) Pelatihan pemberdayaan kelompok tani melalui sistem
kebersamaan ekonomi (SKE) di Kabupaten Malinau
c) Workshop fasilitator sistem pemberdayaan kelompok tani di
Kabupaten Malinau dan Kutai Barat
d) Pemberdayaan organisasi masyarakat di Kabupaten Nunukan,
Malinau dan Kutai Barat,.
3. Program peningkatan koordinasi dan pembinaan kerjasama antar
lembaga dan antar wilayah, yang diarahkan untuk meningkatkan
koordinasi dan kerjasama antar instansi pemerintah dan antar
lembaga dan/atau antara instansi pemerintah dan swasta; yang terdiri
dari kegiatan-kegiatan :
a) Pembentukan Forum Koordinasi Pembangunan Perbatasan,
b) Pembentukan Badan Pengelola Kawasan Perbatasan di masing-
masing kabupaten.

51
Bab 6
PENUTUP

Buku Rinci Rencana Pengelolaan Perbatasan Negara di Kalimantan


Timur ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Buku Utama
Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara. Di dalam Buku Rinci ini
memuat strategi pengelolaan perbatasan negara di wilayah Kalimantan
Timur yang merupakan turunan dari strategi umum pengelolaan perbatasan
negara seperti yang tercantum dalam Buku Utama dengan mengedepankan
kondisi, karakteristik dan tipologi wilayah perbatasan di wilayah
Kalimantan Timur. Disamping itu juga termuat arahan kebijakan beserta
program-program pembangunan yang harus dilaksanakan.
Pelaksanaan pengelolaan perbatasan negara merupakan merupakan
suatu keharusan untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Usaha ini akan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan,
untuk itu diperlukan koordinasi yang menyeluruh dalam semua aspek dan
tingkatan pemerintahan maupun semua kalangan yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan perbatasan negara di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Buku Rinci ini merupakan pedoman bagi pemerintah daerah, baik
pemerintah Provinsi Kalimantan Timur maupun kabupaten/kota untuk
melaksanakan pengelolaan perbatasan negara di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Selanjutnya pemerintah daerah diharapkan menyusun
Rencana Aksi Tahunan sebagai rencana implementasi pengelolaan
perbatasan negara.
Buku Rencana Induk Pengelolaan Wilayah Perbatasan Negara
merupakan referensi dan acuan dalam penyusunan berbagai peraturan
dalam pengelolaan wilayah perbatasan negara di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

52
RENCANA AKSI
PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kabupaten : Nunukan
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009

A Aspek
Demarkasi
dan Deliniasi 1 Pemasangan patok batas wilayah di beberapa 1 Paket Kab. Nunukan APBN TNI, Bakosurtanal █████
titik perbatasan darat Pemda
2 Pembangunan menara mercusuar di pulau- 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dep. PU, TNI, █████ █████
pulau terluar Pemda
3 Survai dan Pemetaan detil wilayah perbatasan 1 Paket Kab. Nunukan APBN Bakosurtanal, █████ █████
darat dan laut Pemda
4 Penetapan tata ruang perbatasan 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dep. PU, Pemda █████

B Aspek
Kesenjangan
Pembangunan

b.1 Bidang 1 Pengembangan perdagangan 1 Paket Kab. Nunukan Swasta Dep. Perdagangan, Pemda █████ █████
Ekonomi 2 Pengembangan Industri 1 Paket Kab. Nunukan APBD, Swasta Dep. Perindustrian, Pemda █████ █████ █████
3 Pengembangan Koperasi dan UKM 1 Paket Kab. Nunukan APBN/APBD KUKM, Pemda █████ █████ █████ █████
4 Peningkatan Mutu Bibit
~ Penyebaran bibit sapi 50 ekor Lumbis, Nunukan, APBN/APBD Deptan, Pemda █████ █████
~ Penyebaran bibit babi 100 ekor Sebatik, Sebakung
Sebatik APBN/APBD Deptan, Pemda █████ █████
~ Inseminasi buatan sapi 100 dosis Krayan APBN/APBD Deptan, Pemda █████ █████
~ Inseminasi buatan kerbau 350 dosis Krayan, Krayan Selatan APBN/APBD Deptan, Pemda █████ █████
~ Pengembangan Hijauan Makanan Ternak 5 Ha Krayan APBN/APBD Deptan, Pemda █████ █████
~ Pelayanan Kesehatan Hewan 835 Ekor 5 Kecamatan APBN/APBD Deptan, Pemda █████ █████ █████ █████
~ Pengadaan Alat Mesin Pertanian 15 Unit Krayan, Nunukan APBN/APBD Deptan, Pemda █████
5 Pengembangan Sarana Pelayanan Peternakan

~ Pemb. Pos Pelayanan Terpadu 1 Unit Kec. Nunukan APBN/APBD Dep.PU, Deptan, Pemda █████
~ Pengawasan Impor Daging Illegal 1 Paket 1 Kecamatan APBN/APBD Deptan, Depkeu,Pemda █████ █████ █████ █████

1
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
6 Pengembangan Sumber Daya Mineral
~ Penyusunan Peta Potensi Sumber Daya 1 Paket Kab. Nunukan APBN/APBD Bakosurtanal, Pemda █████
~ Mineral
Pengawasan dan Pemantauan pertambangan 1 Paket Kab. Nunukan APBN DESDM █████ █████ █████ █████
dan energi
~ Zonasi tata ruang pertambangan dan energi 1 Paket Sebatik APBN DESDM █████ █████

7 Peningkatan Ketahanan Pangan 1 Paket Kab. Nunukan APBN Deptan █████ █████ █████ █████
8 Pengembangan Perkebunan Wilayah
Perbatasan
~ Pengembangan Kelapa Sawit 150.000 Ha Kec. Sebuku dan APBN/Swasta Deptan █████ █████ █████
~ Pengembangan Tanaman Kakao Semanggis
11.000 Ha Kec. Sebatik APBN/Swasta Deptan █████ █████ █████
~ Pengembangan Tanaman Tumpang Sari 1.500 Ha Kab. Nunukan APBN/APBD Deptan █████ █████ █████
█████ █████ █████
~ Pelatihan Teknis Perkebunan Kelapa Sawi, 12 Poktan Kab. Nunukan APBN Deptan █████ █████
Kakao dan Karet
9 Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani

~ Pelatihan pemberdayaan kelompok Tani 12 poktan Sebuku, Sebatik dan APBN Deptan
█████
melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) @ Rp. 100 jt Simanggaris

~ Workshop fasilitator sistem pemberdayaan 1 Paket Kab. Nunukan APBN Deptan


kel. Tani █████
~ Pembukaan Jalan Usaha Tani 20 Km Kab. Nunukan APBD Pemda, PU
10 Penanaman Tapal Batas dengan Tanaman 2000 Ha Kab. Nunukan APBN Deptan █████ █████
Unggul
11 Pengembangan Social Forestry Daerah 4 Lokasi Kab. Nunukan APBN Dephut █████ █████
Perbatasan
12 Pembangunan Pusat Penelitian Industri Kelapa 1 Paket Kab. Nunukan APBN Deperindustrian █████ █████
Sawit di Perbatasan Kaltim
13 Pembuatan Alat Pengering Pertanian dari 2 Unit Kec. Sebatik dan APBN BPPT,Ristek
█████ █████
Tenaga Panas Matahari (Surya Termal) Nunukan

14 Peningkatan Aksesibilitas Daerah Tujuan 1 Paket Kec. Sebatik dan APBN/APBD Dep.PU, Dephub,Pemda
█████ █████
Wisata Wilayah Perbatasan Nunukan
15 Pembangunan Pelabuhan Perikanan 1 Paket Nunukan APBN DKP
Nusantara █████ █████
16 Pengadaan Kapal Pengawas Perikanan 1 Unit Nunukan APBN DKP █████
17 Pengadaan Kapal dan Alat Tangkap 10 Unit Nunukan Swasta DKP █████
2
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
18 Pemetaan Potensi Perikanan Tangkap dan 1 Paket Kab. Nunukan APBN DKP, Bakosurtanal,BPPT █████
Budidaya █████ █████
19 Pembangunan Pelabuhan Cek Point 1 Paket Sebatik APBN Dephub
20 Perluasan Komoditi Unggulan Petani Panili 20 Ha Kec. Krayan APBN Deptan █████ █████
21 Pengembangan Kemitraan Usaha Perkebunan

~ Pengembangan perkebunan kelapa sawit 1.500 Ha Kec. Nunukan APBN Deptan █████ █████ █████ █████
rakyat dengan pola Revolving Fund

~ Pengembangan perkebunan kelapa sawit 230 Ha Kec. Sebuku APBN Deptan █████ █████ █████ █████
rakyat dengan pola Revolving Fund

~ Pengembangan perkebunan kelapa sawit 230 Ha Kec. Lumbis APBN Deptan █████ █████ █████ █████
rakyat dengan pola Revolving Fund

~ Pengembangan perkebunan kelapa sawit 230 Ha Kec. Sembakung APBN Deptan █████ █████ █████ █████
rakyat dengan pola Revolving Fund

22 Penataan dan Pemantapan Kawasan Kec. Sembakung, APBN/APBD Dephut,Pemda █████


Kehutanan Sebuku, Nunukan dan
Lumbis
23 Bantuan Penguatan Modal Usaha Perikanan

~ pengadaan BBM untuk nelayan 1 Paket Kec. Nunukan dan APBN/APBD DESDM,DKP,Pemda █████ █████
Sebatik
24 Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

~ Penyediaan modal usaha gilir bagi 100 Orang Kecamatan Krayan, APBN/APBD KUKM, Pemda █████ █████
masyarakat dari golongan ekonomi lemah Lumbis, Krayan
baik perorangan maupun kelompok Selatan, Sebatik dan
Sebuku
~ Transmigrasi lokal masyarakat Kec. Krayan 100 Unit Kec. Krayan Selatan APBN Depnakertrans █████ █████
Selatan ke perbatasan Malaysia wilayah
Serawak dengan tujuan mempermudah
masy. Kecamatan Krayan selatan untuk
menjual hasil pertaniannya dan menjaga
garis batas NKRI - Malaysia

3
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
b.2 Bidang
Sumberdaya
Manusia
1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar 1 paket Kab. Nunukan APBD Pemda, Depdiknas █████ █████
2 Peningkatan Mutu Pendidikan Menengah 1 paket Kab. Nunukan APBD Pemda, Depdiknas █████ █████
3 Penyediaan Tenaga Pengajar Politeknik 1 paket Kab. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████
4 Insentif tenaga guru di perbatasan 1 paket Kab. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████
█████ █████ █████
5 Pengembangan Seni dan Budaya Lokal 1 Paket Kab. Nunukan APBD Pemda █████ █████ █████ █████
6 Bimbingan Teknik Pengelolaan Perpustakaan 1 Kali Kab. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████
Sekolah
7 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas koleksi 23.000 eks Kab. Nunukan APBD Pemda, Depdiknas █████
buku perpustakaan sekolah
8 Peningkatan Kualitas SDM Aparatur 1 Paket Kab. Nunukan APBN/APBD Pemda, Depdagri,
█████ █████
Depdiknas
9 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1 Paket Kab. Nunukan APBN/APBD Depdiknas, Pemda █████ █████ █████

10 Pola Pemerataan dan Mutu Pendidikan di 1 Paket Kab. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████ █████ █████
Daerah Perbatasan
11 Pengembangan SDM Transmigran 1 Paket Kab. Nunukan APBN Depnakertrans, Depdiknas
█████ █████
12 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil 1 Paket Sebuku & Lumbis APBD Pemda █████ █████ █████ █████

13 Peningkatan Mutu Pendidikan dan


Tenaga Kependidikan/ Siswa
~ Pelatihan kempetensi guru SD/MI, 750 Orang Kec. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████ █████
SMP/MTs dan SMA/MA
~ Sertifikasi guru dari SPG ke D2 dan 200 Orang Kec. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████ █████
S1
~ Sertifikasi guru umum dari D2 ke PGSD 60 Orang Kec. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████ █████

4
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
15 Pembinaan Masyarakat dan Pelajar
~ Kejar paket A, B, C dan KF Kab. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████
~ Pertukaran pemuda Kab. Nunukan APBD Pemda █████ █████
~ Pelatihan pelajar Kab. Nunukan APBD Pemda █████ █████
~ Pemberian bea siswa murid kurang mempu Kab. Nunukan APBN Depdiknas █████ █████ █████ █████
SD/MI, SPM/MTs SMA/MA █████ █████ █████ █████

~ Peningkatan intelektual pelajar SD/MI, Kab. Nunukan APBD Pemda █████ █████ █████ █████
SMP/MTs dan SMA/MA
16 Peningkatan Tenaga Terampil untuk Dokter,
Perawat dan Non Perawat
~ Pelatihan UGS, ATLS, BTLS, Laparoscopy 9 Dokter RSU Kab. Nunukan APBN Depkes █████ █████ █████
dan Tenaga Anistesi 12 Perawat

17 Peningkatan Sumberdaya Manusia di Bidang


Kesehatan
~ Pendidikan SPK ke D3 Keperawatan 40 Orang Puskesmas Terpencil se APBN Depkes █████ █████ █████
Kab. Nunukan

~ Pendidikan D3 Kebidanan 20 Orang Puskesmas Terpencil se APBN Depkes █████ █████ █████
Kab. Nunukan
~ Pendidikan D3 Keperawatan 40 Orang Puskesmas Terpencil se APBN Depkes █████ █████ █████
Kab. Nunukan
b.3 Bidang Sarana
dan Prasarana 1 Pembangunan Jaringan Jalan dan Jembatan 1 paket Kab. Nunukan APBN Dep.PU
█████ █████ █████
2 Pembangunan Pos Terpadu 1 paket Kab. Nunukan APBN Dep.PU, Depkeu, Deptan █████
3 Pembangunan Pos Lintas Batas 1 paket Kab. Nunukan APBN Dep.PU, Depkeu █████
4 Pembangunan Jaringan Jalan Perbatasan 50 Km Kab. Nunukan APBN/APBD Dep.PU, Pemda
Koridor Simanggaris - Long Midang █████ █████ █████

5 Pembangunan dan peningkatan Jalan 160,93 Kab. Nunukan APBN/APBD Dep.PU, Pemda
█████ █████ █████
Perbatasan Malinau-Simanggaris
6 Pembukaan Lahan untuk HTI dan Perhutanan 150 Km2 Kab. Nunukan APBN/APBD Pemda
█████ █████

5
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
7 Pengembangan Lapangan Terbang Nunukan 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dephub
█████ █████ █████

8 Pengembangan Lapangan Terbang Long 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dephub


█████ █████ █████
Bawan
9 Pengembangan Lapangan Terbang Long Layu 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dephub
█████ █████ █████
10 Pengembangan Lapangan Terbang Binuang 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dephub
█████ █████ █████

11 Pembangunan Pelabuhan Laut Sei Nyamuk 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dephub
█████ █████ █████
12 Pembangunan Bendungan Sungai Bolong 1 Paket Kab. Nunukan APBN Dep.PU
█████ █████ █████
13 Subsidi Ongkos Angkut 1 Paket Kab. Nunukan APBD Pemda
14 Pembangunan/Rehab Gedung SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/MA
~ Pembangunan kembali :
a. Gedung SD/MI 3 Unit Kec. Sebatik APBN Dep.PU, Depdiknas █████ █████ █████
b. Gedung SMP/MTs 2 Unit Kec. Sebatik APBN Dep.PU, Depdiknas █████ █████ █████
~ Pembangunan sekolah baru :
a. TK, SD, SMPN 1 dan 2, SMAN 1 6 Unit Kec. Krayan dan APBN/APBD Dep.PU, Depdiknas, Pemda █████ █████ █████
Krayan Selatan
~ Rehabilitasi TK, SD, SMP dan SMA/SMK 2 Paket Kec. Nunukan, Lumbis, APBD Pemda █████ █████
10 Unit Sembakung dan Sebatik

15 Pembangunan Ruang Praktikum, Serbaguna 6 Unit Kec. Sebatik APBN Depdiknas


dan Olahraga █████ █████
16 Pengembangan Sarana Transmigrasi 1 Paket Kab. Nunukan APBN Depnakertrans,Pemda █████ █████
17 Pengadaan Kendaraan 145 Unit Kec. Nunukan APBD Pemda █████
18 Pengadaan Buku Paket dan Pegangan Guru 1 Paket Kab. Nunukan APBN/APBD Depdiknas, Pemda █████ █████
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA
19 Pengadaan Mesin Stensil SD/MI, SMP/MTs 166 Unit Kab. Nunukan APBD Pemda
dan SMA/MA
20 Pengadaan Komputer SD/MI, SMP/MTs dan 300 Unit Kab. Nunukan APBD Pemda █████ █████
SMA/MA
21 Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap 1 Paket Kab. Nunukan APBN/APBD DKP, Pemda █████ █████ █████ █████

6
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
22 Pengembangan Sarana dan Prasarana 1 Paket Mensapa Kecamatan
Penunjang Produksi Nunukan APBN Deperind. █████ █████ █████
23 Pengelolaan Wilayah Laut Pesisir dan Pulau- 200 Unit Mensapa Kecamatan APBN DKP █████ █████ █████ █████
Pulau Kecil Nunukan
24 Peningkatan Sarana Peralatan Medis dan Non 1 Unit RSU Kab. Nunukan APBN Depkes █████ █████
Medis di RSU Sei. Fatimah

25 Pembangunan Rumah Dinas Para Medis, 17 Lokal RSU Kab. Nunukan APBN Depkes █████ █████
Medis, Asrama Perawat Sei. Fatimah
26 Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa 1 Paket Kec. Krayan, Krayan APBD Pemda █████ █████
Selatan Lumbis, Sebatik
dan Sebuku
27 Pengadaan Listrik Desa (PLTS) 1.100 Unit Kec. Krayan, Krayan APBN DESDM █████ █████ █████ █████
Selatan Lumbis, Sebatik
dan Sebuku,
Sembakung dan
Nunukan

28 Pembangunan Hubungan Jalan Darat (Padat 70 Km Kec. Krayan Selatan APBD Pemda █████ █████
Karya) dan Lumbis
29 Pembangun Posyandu Percontohan 7 Unit Kec. Krayan, Krayan APBD Pemda █████
Selatan Lumbis, Sebatik
dan Sebuku,
Sembakung dan
Nunukan

30 Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan 14 Unit Kec. Sembakung, APBD Pemda █████ █████ █████ █████
Prasarana Kesehatan 4 Paket Lumbis, Sebatik,
Nunukan, Sebuku
31 Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan 21 Unit Kec. Sembakung, APBD Pemda █████ █████ █████ █████
Prasarana Kesehatan 1 paket Lumbis, Krayan,
Krayan Selatan,
Nunukan dan Sebatik
32 Peningkatan Fasilitas Pendukung Kesehatan 11 Unit Kab. Nunukan dan APBD Pemda █████ █████
6 Paket Kota Samarinda

33 Penyediaan dan Pengelolaan air Bersih 1 Paket Kec. Krayan Selatan, APBD Pemda █████ █████ █████ █████
Sebatik dan Lumbis

7
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
34 Rehabilitasi Sarana Lingkungan 1 Paket Kec. Krayan Selatan, APBD Pemda █████ █████
Sebatik dan Lumbis
35 Perbaikan Perumahan dan Permukiman 1 Paket Kec. Krayan Selatan, APBN Kem. Permukiman, Dep.PU █████ █████ █████
Sebatik dan Lumbis
36 Pembangunan dan Peningkatan Jalan 11 Km Kab Nunukan APBN Dep.PU █████ █████
37 Pembangunan Jalan Binuang - Long Layu 60 Km Kec. Krayan APBN Dep.PU

38 Pembangunan Jalan Pa'Betuing - Pa'Pani 40 Km Kec. Krayan APBN Dep.PU █████ █████

39 Pembangunan Jalan Aji Kuning - Sei. Taiwan 17,594 Km Kec. Sebatik APBN Dep.PU █████ █████

C Aspek
Politik, Hukum
dan Keamanan

c.1 Pencegahan
Konflik dan 1 Rehabilitasi Hutan & Lahan di Daerah 300 Ha Kab. Nunukan APBN Dephut █████ █████ █████
Rehabilitasi Perbatasan
Bencana
2 Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
~ Pengembangan Pengelolaan LH Prov. 1 paket Kab. Nunukan APBN Kem.LH █████ █████ █████ █████
Kaltim
~ Pembinaan Pengendalian Pencemaran 1 paket Kab. Nunukan APBN Kem.LH █████ █████ █████ █████
Lingkungan
3 Rehabilitasi Lahan Kritis 1 paket Kab. Nunukan APBN Dephut █████ █████ █████ █████
4 Pengembangan Hutan Tanaman Industri 500 Ha Kab. Nunukan APBN Dephut █████ █████ █████

c.2 Kelembagaan
1 Pengembangan Kecamatan (PPK) 4 Desa Kab. Nunukan APBN Depdagri █████ █████
2 Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan 4 Desa Kab. Nunukan APBN Depdagri █████ █████ █████ █████
Desa
Pembangunan Desa
3 Perencanaan Partisipatif dan Pembangunan 12 Desa Kab. Nunukan APBD Pemda █████ █████ █████ █████
4 Desa
Penelitian Pembentukan Kabupaten Perbatasan 1 Paket Kab. Nunukan APBD Pemda █████
5 Kajian Kewenangan Daerah Perbatasan 1 Paket Kab. Nunukan APBD Pemda █████
6 Penelitian Kebutuhan Aparatur 1 Paket Kab. Nunukan APBD Pemda █████
7 Pemantapan kelembagaan dan Pengawasan 1 Paket Kec. Sebatik APBD Pemda █████ █████
sesuai Perudang-Undangan

8
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
8 Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani

∼ Pelatihan pemberdayaan kelompok Tani 12 poktan Kec. Sebuku, Sebatik APBN Deptan █████ █████ █████ █████
melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) @ Rp. 100 jt dan Simanggaris

∼ Workshop fasilitator Sistem Pemberdayaan 1 Paket Kab. Nunukan APBN Deptan █████ █████ █████ █████
Kelompok Tani
∼ Pembukaan Jalan Usaha Tani 20 Km Kab. Nunukan APBN Dep.PU, Pemda █████ █████

9
RENCANA AKSI
PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kabupaten : Kutai Barat
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009

A Aspek
Demarkasi
dan Delineasi 1 Pemasangan patok batas wilayah di beberapa 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN/APBD TNI, Bakosurtanal █████
titik perbatasan darat Pemda
2 Pengawasan kondisi dan lokasi patok batas 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Dep. PU, TNI, █████ █████ █████ █████
dan garis batas
3 Survai dan Pemetaan detil wilayah perbatasan darat 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN/APBD Bakosurtanal, █████ █████
Pemda
4 Penetapan tata ruang perbatasan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN/APBD Dep. PU, Pemda █████

B Aspek
Kesenjangan
Pembangunan

b.1 Bidang
Ekonomi 1 Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit 35.000 Ha Kec. Tanjung Issuy Swasta Deptan, Pemda, Swasta █████ █████ █████ █████
2 Pengembangan Tanaman Karet 1.000 Ha Kab. Kutai Barat Swasta Deptan, Pemda, Swasta █████ █████ █████ █████
6.900 Ha Kec. Melak, Barong Swasta Swasta
Tongkok dan Datah █████ █████ █████ █████
Bilang
3 Perdagangan Dalam Negeri
~ Pengawasan atau monitoring perdagangan antar 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depperdag █████ █████ █████ █████
pulau
~ Pengembangan pasar lelang agro 1 Paket Kab. Kutai Barat APBD Pemda █████ █████
~ Pengawasan dan pengendalian mutu barang 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depperdag █████ █████ █████ █████
ekspor - impor
4 Studi dan Pengembangan Potensi Ekonomi di 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN/APBD BKPM, Pemda █████
Daerah Perbatasan
5 Pengembangan Teknologi Unggulan Lokal 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Ristek, BPPT,LIPI █████ █████ █████ █████

10
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
6 Penelitian Peningkatan Pengelolaan, Pengawasan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN LIPI, Depkeu,Pemda █████
dan Pengendalian Pungutan Hasil Hutan dan SDA
Lainnya di kawasan perbatasan

7 Penelitian Pembangunan Pusat Industri Kelapa 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depperind █████ █████
Sawit di wilayah Perbatasan
8 Kajian Pusat Pembibitan dan Pengembangan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Deptan
Tanaman Hortikultura █████
9 Pengembangan Tanaman Tumpang Sari 100 Ha Kab. Kutai Barat APBN Deptan █████ █████ █████ █████

10 Penataan dan Pengembangan SumberDaya Mineral 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN DESDM █████

11 Penyusunan Peta Potensi SD Mineral Spasial 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN DESDM █████
Kab/Kota

12 Pengawasan dan Pemantauan Pertambagan & 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN DESDM █████ █████ █████ █████
Energi
13 Penanaman Tapal Batas Dengan Tanaman Unggulan 500 Ha Kab. Kutai Barat APBN/APBD Deptan, Pemda █████ █████ █████ █████

14 Pengembangan Sosial Forestry Daerah Perbatasan 1 Lokasi Kab. Kutai Barat APBN Dephut █████ █████ █████ █████

15 Pengembangan dan Pengawasan Perdagangan


Dalam Negeri
~ UPTD Metereologi 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depperdag █████ █████ █████ █████
16 Pengembangan dan Pengawasan Perdagangan Luar
Negeri
~ UPTD BPSMB 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depperdag █████ █████ █████ █████
~ Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang 1 Paket Kec. Long Pahangai APBN Depperdag █████ █████ █████ █████
Ekspor-Impor
17 Industri
~ Pengadaan mesin /peralatan pengolahan kakao 3 Kegiatan Kec. Long Apari APBN Depperind █████
dan kemasan produk kakao bubuk

~ Pengadaan mesin /peralatan pengolahan kakao 3 Kegiatan Kec. Tiong Ohang APBN Depperind █████
dan kemasan produk kakao bubuk

18 Koperasi & UKM


~ Pembinaan dan kelembagaan bagan koperasi / 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN KUKM █████ █████ █████ █████
kawasan sentra produksi
~ Bantuan permodalan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN KUKM █████ █████
~ Penguatan permodalan agribisnis 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN KUKM █████ █████ █████ █████

11
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
19 Usaha Kecil Menengah
~ Penyiapan dan inventarisasi perda tentang 80 UKM Kec. Long Apari APBN KUKM
█████
pemberdayaan KUKM
~ Koordinasi dalam rangka Perumusan Kebijakan 80 UKM Kec. Long Apari APBN KUKM █████
Pemberdayaan KUKM
~ Fasilitasi forum lintas pelaku dalam rangka 80 UKM Kec. Long Apari APBN KUKM █████ █████ █████ █████
pengembangan potensi daerah perbatasan

~ Pemetaan dan sosialisasi pengembangan 80 UKM Kec. Long Apari APBN KUKM █████
pengusaha mikro dan kecil di sektor agribisnis
melalui penguatan dana bergulir

20 Peningkatan Aksesibilitas Daerah Tujuan Wisata 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Budpar, Dep.PU █████ █████

21 Pembangunan Pasar Kecamatan 20 x 5 M Kec. Long Apari APBD Pemda █████


12 x 50 M Kec. Long Pahangai APBD Pemda █████
22 Pengadaan Bibit Coklat 1 Paket Kec. Long Apari APBN Deptan █████
23 Pembangunan Pos Pengamanan Sarang Burung
Walet (SBW) 3 Unit Kec. Long Apari APBN Dep.PU, TNI, Polri █████
24 Workshop Fasilitator Sistem Pemberdayaan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Deptan █████
Kelompok Tani

b.2 Bidang Sumberdaya


Manusia

1 Pembinaan Minat Baca Masyarakat 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depdiknas █████ █████ █████ █████
2 Pembentukan Perpustakaan Umum 1 Paket Kec. Barong Tongkok APBN Depdiknas
█████
3 Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa 2 Desa Kec. Long Pahangai APBN Depdagri █████ █████ █████ █████
desa
4 Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Pemerintah Kab. Kutai Barat

~ Rekruitment aparatur berijazah 300 org APBD Depdagri, Kem.PAN,Pemda █████ █████
~ Penetapan Personel Dalam Jabatan 850 org APBD Depdagri, Kem.PAN,Pemda █████
~ Mutasi pegawai dalam dan antar Kabupaten 67 org APBD Depdagri, Kem.PAN,Pemda █████ █████ █████ █████
dalam wilayah Prov. Kaltim

~ Peningkatan kualitas pegawai melalui diklat 1 Paket APBN Depdagri, Kem.PAN █████ █████ █████ █████
dalam jabatan
~ Peningkatan kualitas pegawai melalui diklat 1 Paket APBN Depdagri, Kem.PAN █████ █████ █████ █████
kader/formal

12
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
5 Penelitian Kebutuhan Aparatur 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN/APBD Pemda, Kem.PAN █████
6 Pola Pemerataan dan Mutu Pendidikan di Daerah 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depdiknas █████ █████ █████ █████
Perbatasan
7 Penyusunan Standar Pelayanan dan Kualitas SDM 1 Paket Kab. Kutai Barat APBD Depdagri, Kem.PAN █████
Jangka Panjang
8 Pelatihan Teknis Kelapa Sawit, Kakao dan Karet 4 Poktan APBN Deptan █████ █████ █████ █████

9 Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN DESDM █████ █████ █████ █████
Bidang Pertambangan
10 Pengembangan Pendidikan Dasar dan Pra- 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depdiknas █████ █████
Sekolah
11 Pengembangan Pendidikan Menengah Umum 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depdiknas █████ █████
12 Pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan 4 Unit/ 40 Kab. Kutai Barat APBN Depdiknas
█████ █████
Orang
13 Perencanaan & Evaluasi Pembangunan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBD Pemda █████ █████ █████ █████
14 Rintisan Pendidikan Terpadu 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depdiknas █████ █████
15 Bidang ORSENIBUD
~ Pembentukan / Pembinaan Klub Olahraga Pelajar 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depdiknas █████

16 Pengembangan Pengelolaan LH Prov. Kaltim 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Kem.LH █████ █████ █████ █████

17 Peningkatan Sarana Fisik Puskesmas 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depkes █████
18 Pengadaan Obat-obatan dan ALKES 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depkes █████ █████ █████
19 Pengadaan Sarana Mobilitas Puskesmas 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depkes █████
20 Peningkatan Pelayanan RSU 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depkes █████ █████ █████ █████
21 Pemberantasan Penyakit Menular 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depkes █████ █████ █████ █████
22 Crash Program Campak 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depkes █████ █████
23 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Perdesaan 30 Desa Kec. Long Apari APBN Depkes █████ █████ █████ █████
24 Pembangunan/Rehab Gedung SD dan Sarana
Penunjang lainnya
~ Pembangunan kembali
a. Ruang belajar SDN 001, 003, 004 dan SD 12 Lokal Kec. Long Apari dan APBN Depdiknas █████
Pararel @ 3 lokal Long Pahangai

b. Rumah dinas kepsek SDN 001 1 Paket Kec. Long Apari APBN/APBD Depdiknas █████
c. Rumah dinas guru SDN 001 4 Unit Kec. Long Apari APBN/APBD Depdiknas █████
d. Mess guru SDN 003 1 Paket Kec. Long Apari APBN/APBD Depdiknas █████
e. Gedung SMU 4 Lokal Kec. Long Apari dan APBN/APBD Depdiknas █████ █████
Long Pahangai

f. Puskesmas Pembantu 1 Unit Kec. Long Pahangai APBN Depkes █████

13
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
g. Mess PKM 1 Unit Kec. Long Pahangai APBN/APBD Depkes, Pemda █████

~ Rehabilitasi
a. SD dan ruang belajar SDN 002 1 Paket dan Kec. Long Apari dan APBN Depdiknas █████
6 Lokal Long Pahangai

b. Puskesmas Pembantu 1 Paket Kecamatan Long APBN Depkes █████


Pahangai

b.3 Bidang Sarana dan


Prasarana
1 Pembangunan Fasilitas Jalan dan jembatan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Dep.PU, Dephub █████ █████ █████
2 Pembangunan dan Peningkatan jalan Perbatasan

~ Ruas Jalan Kota Bangun - SP. Blusuh 157,05 Km Kab. Kutai Barat APBN Dep.PU, Dephub █████
~ Ruas Jalan SP.Blusuh - Tukuq 92 Km Kab. Kutai Barat APBN Dep.PU, Dephub █████
2 Pembangunan Pos Terpadu 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Dep.PU █████
3 Pembangunan Pos Lintas Batas 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Dep.PU █████
4 Pengembangan Bandara Melak 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Dephub █████ █████

5 Pengembangan Bandara Data Dawai 1.200 M Kec. Long Pahangai APBN Dephub █████ █████

6 Subsidi Ongkos Angkut 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Dephub █████ █████ █████ █████
7 Semenisasi Jalan Kampung 1 Paket Kec. Long Apari APBD Dep.PU,Pemda █████
8 Pembangunan Jembatan Ulin 6 Paket Kec. Long Apari dan APBN Dep.PU █████
Long Pahangai

9 Pembangunan Dermaga dan Tangga 2 Paket Kecamatan Long APBN Dep.PU, Dephub █████
Pahangai
10 Pembangunan SAB 2 Paket Kec. Long Apari dan APBN Dep.PU █████
Long Pahangai

11 Pembukaan Badan Jalan 1 Paket Kec. Long Pahangai APBN Dep.PU █████

12 Pengembangan Wilayah Perbatasan


~ Penataan perluasan kampung 1 Paket Kec. Long Pahangai APBD Kem.Pera, Dep.PU █████ █████

~ Perbaikan sarana dan prasarana permukiman 1 Paket Kec. Long Apari dan APBN Kem.Pera, Dep.PU █████ █████
kumuh Long Pahangai

~ Pembangunan jalan dan jembatan Long Pahangai 130 Km Kec. Long Apari dan APBN Dep.PU █████
- Long Apari Long Pahangai
~ Pembangunan jalan dan jembatan Long Bagun - 45 Km Kec. Long Bagun dan APBN Dep.PU █████
Long Pahangai Long Pahangai

14
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
~ Pembangunan jembatan gantung Long Apari 1 Paket Kec. Long Apari APBN Dep.PU █████

C Aspek Politik
Hukum dan
Keamanan

c.1 Pencegahan Konflik


dan Rehabilitasi
Bencana

1 Kajian Kebijakan Penanggulangan Disintegrasi 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Dephan █████

2 Studi Perdagangan Perempuan di Kawasan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Kem. Pemb. Perempuan █████
Perbatasan

3 Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Daerah Perbatasan 200 Ha Kab. Kutai Barat APBN Dephut █████ █████ █████

4 Pembinaan dan Pengendalian Dampak Lingkungan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Kem.LH █████ █████ █████ █████

5. Pengembangan Hutan Tanaman Industri 500 Ha Kab. Kutai Barat APBN Dephut █████ █████

c.2 Bidang
Kelembagaan
1 Program Pengembangan Kecamatan 4 Desa Kec. Long Pahangai APBD Depdagri █████ █████
dan Long Apari

2 Perencanaan Partisipatif 1 Paket Kecamatan Long APBD Bappenas █████


Pahangai
1 Paket Kec. Long Apari
3 Penelitian Pembentukan Kab. Perbatasan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBD Pemda █████
4 Kajian Tapal Batas 1 Paket Kab. Kutai Barat APBD Pemda █████
5 Workshop Fasilitator Sistem Pemberdayaan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Deptan █████
Kelompok Tani
6 Pembentukan Jalan Usaha Tani 20 Km Kab. Kutai Barat APBD Pemda █████
7 Sosialisasi Peraturan Perundangan Perdagangan 1 Paket Kab. Kutai Barat APBN Depperdag, Deplu █████ █████
Luar Negeri

15
RENCANA AKSI
PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kabupaten : Malinau
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009

A Aspek
Demarkasi
dan Deliniasi
1 Pemasangan patok batas di beberapa titik 1 Paket Kab. Malinau APBN/APBD TNI,
█████
perbatasan darat Bakosurtana,Pemda
2 Pengawasan kondisi dan lokasi patok batas dan 1 Paket Kab. Malinau APBN/APBD Dep.PU, TNI █████ █████ █████ █████
garis batas APBN/APBD Bakosurtanal, Pemda
Survai dan pemetaan detil wilayah perbatasan
3 1 Paket Kab. Malinau APBN/APBD █████ █████
darat
4 Penetapan tata ruang perbatasan 1 Paket Kab. Malinau APBN/APBD Dep.PU, Pemda █████

B Aspek
Kesenjangan
Pembangunan

b.1 Bidang Ekonomi


1 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 30.000 Ha Kec. Malinau Swasta Deptan,Swasta █████ █████ █████ █████

2 Pengembangan Tanaman Kakao 1000 Ha Kec. Malinau Swasta Deptan,Swasta █████ █████ █████ █████
3 Peningkatan Ketahanan Pangan 1 Paket Kec. Malinau APBN Deptan █████ █████ █████ █████
4 Pelatihan Teknis Kelapa Sawit, Kakao dan Karet 5 poktan Kab. Malinau APBN Deptan █████ █████

5 Pengembangan Tanaman Tumpang Sari 300 Ha Kab. Malinau APBN Deptan █████ █████ █████ █████

6 Penataan dan Pengembangan Sumberdaya Mineral 1 Paket Kab. Malinau APBN DESDM █████ █████ █████ █████

7 Penyusunan Peta Potensi Sumber Daya Mineral 1 Paket Kab. Malinau APBN DESDM █████

8 Pengawasan dan Pemantauan Pertambangan dan 1 Paket Kab. Malinau APBN DESDM █████ █████ █████ █████
Energi
9 Pengembangan dan Pengawasan Perdagangan 1 Paket Kab. Malinau APBN Depperdag █████ █████ █████ █████
Dalam Negeri
10 Pengembangan dan Pengawasan Perdagangan Luar 1 Paket Kab. Malinau APBN Depperdag █████ █████ █████ █████
Negeri

16
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
11 Pengembangan Industri Moulding, Kerajinan dan 1 Paket Kab. Malinau APBN Depperind █████ █████ █████ █████
Pengolahan
12 Pengembangan Koperasi dan KUKM 1 Paket Kab. Malinau APBN KUKM █████ █████ █████ █████
13 Penanaman Tapal Batas dengan Tanaman Unggulan 100 Ha Kab. Malinau APBN Deptan █████ █████

14 Pengembangan Social Forestry Perbatasan 1 Lokasi Kab. Malinau APBN Dephut █████ █████ █████ █████

15 Pengembangan Teknologi Unggulan Lokal 11 Kec Kab. Malinau APBN Ristek, BPPT █████ █████

16 Penelitian Pengembangan Pusat Industri Kelapa 11 Kec Kab. Malinau APBN Deptan, LIPI █████ █████ █████
Sawit
17 Peningkatan Mutu Bibit ternak 1135 ekor Kab. Malinau APBN Deptan █████ █████

18 Peningkatan Aksesibilitas Daerah Tujuan Wisata 1 Paket Kab. Malinau APBN Dep.PU, Budpar █████ █████
Perbatasan
19 Subsidi Angkutan Transportasi Udara 195 Ton Kec. Pujungan, Kayan APBN/APBD Dephub, Pemda █████ █████ █████ █████
Hulu dan Kayan Hilir

20 Pelatihan Kewirausahaan dan Peningkatan Usaha 2 Paket Kec. Pujungan dan APBN KUKM █████ █████ █████ █████
Kelompok Keluarga Miskin Kayan Hulu

21 Studi dan Pengembangan Potensi Ekonomi di 1 Paket Kab. Malinau APBN BKPM █████
Daerah Perbatasan

b.2 Bidang
Sumberdaya 1 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Koleksi 1 Paket Kab. Malinau APBN Depdiknas █████
Manusia Perpustakaan Sekolah
2 Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di 1 Paket Kab. Malinau APBN DESDM,Depkes █████ █████ █████ █████
Bidang Pertambangan

3 Pengawasan Pelaksanaan Community Development 1 Paket Kab. Malinau APBN DESDM █████ █████ █████ █████

4 Peningkatan Kualitas SDM Aparatur 1 Paket Kab. Malinau APBN Depdagri,Kem.PAN █████ █████ █████
5 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan

~ Pengembangan Pendidikan Dasar dan 1 Paket Kab. Malinau APBN Depdiknas █████ █████ █████
Prasekolah
~ Pengembangan Sekolah Menengah Umum 1 Paket Kab. Malinau APBN Depdiknas █████ █████ █████

17
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
~ Pengembangan Sekolah Kejuruan Perikanan 1 Paket Kab. Malinau APBN Depdiknas █████ █████ █████ █████

~ Perencanaan dan Evaluasi Pendidikan 1 Paket Kab. Malinau APBD Pemda █████
~ Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan 1 Paket Kab. Malinau APBN Depdiknas █████ █████ █████ █████
Bina Generasi
6 Peningkatan Sarana dan Prasaran Kesehatan Dasar 1 Paket Kab. Malinau APBN Depkes █████ █████ █████

7 Peningkatan Pelayanan RSU 1 Paket Kab. Malinau APBN Depkes █████ █████ █████ █████
8 Pemberantasan Penyakit Menular 300 orang Kab. Malinau APBN Depkes █████ █████
9 Crash Program Campak 300 orang Kab. Malinau APBN Depkes █████ █████
10 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Perdesaan 25 Desa Kab. Malinau APBN Depkes █████ █████ █████ █████
11 Diklat Guru-Guru Sekolah 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN Depdiknas █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu
12 Pembangunan SD, SLTP dan SLTA 15 Unit Kec. Pujungan, Kayan APBN Depdiknas █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu
13 Bantuan Pendidikan bagi Penduduk Miskin 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN Depdiknas █████ █████ █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu
14 Peningkatan Jenjang Pendidikan Guru 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN Depdiknas █████ █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu
15 Bantuan Kesehatan bagi Penduduk Miskin 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN Depkes █████ █████ █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu
16 Pembangunan PKM 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN Depkes █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu
17 Pemberdayaan Keluarga Miskin 3 Paket Kec. Pujungan, Kayah APBD Pemda █████ █████ █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu

b.3 Bidang Sarana dan


Prasarana
1 Pembangunan Fasilitas Jalan dan Jembatan 1 Paket Kab. Malinau APBN Dep.PU, Dephub █████ █████ █████ █████

2 Pembangunan dan Peningkatan Jalan Perbatasan 312 Km Kab. Malinau APBN Dep.PU █████ █████
Malinau - Long Midang
3 Pembangunan Pos Terpadu 1 Paket Kab. Malinau APBN Dep.PU, Depkeu, █████
4 Pembangunan Pos Lintas Batas 1 Paket Kab. Malinau APBN Deptan Polri, TNI
Dep.PU, █████
5 Pembangunan dan Pengembangan Lapangan
Terbang
~ Pembangunan lapangan terbang 1 Paket Kec. Pujungan APBN Dephub █████ █████
~ Pembangunan lapangan terbang Long Sule 1 Paket Kec. Kayan Hilir APBN Dephub █████ █████

18
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
~ Pengembangan lapangan terbang Long Apung 1 Paket Kab. Malinau APBN Dephub █████ █████

~ Pengembangan lapangan terbang R. A. Bessing 1 Paket Kab. Malinau APBN Dephub █████ █████

6 Subsidi Ongkos Angkutan 1 Paket Kab. Malinau APBN/APBD Dephub, Pemda █████ █████ █████ █████
7 Pembangunan Listrik Pedesaan 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN DESDM █████ █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu

8 Semenisasi Jalan Desa 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBD Dep.PU █████
Hilir dan Kayan Hulu

9 Pembangunan Kantor Camat 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBD Pemda █████
Hilir dan Kayan Hulu

10 Pembangunan Telkom Ibukota Kecamatan 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN/BUMN Telkom, Depkominfo █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu

11 Pembangunan Jalan ke Data Dian 1 Paket Kec. Pujungan APBN Dep.PU █████
12 Pembangunan Jembatan 1 Paket Kec. Kayan Hulu APBN Dep.PU █████
13 Pembangunan Jalan ke Long Ampung 1 Paket Kec. Kayan Hulu APBN Dep.PU █████

C Aspek
Politik, Hukum,
dan Keamanan

c.1 Pencegahan
Konflik dan
Rehabilitasi 1 Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Daerah Perbatasan 200 Ha Kab. Malinau APBN Dephut, Kem.LH █████ █████ █████ █████
Bencana
2 Pengembangan Hutan Tanaman Industri 250 Ha Kab. Malinau APBN Dephut █████ █████ █████ █████

c.2 Pengembangan
Kelembagaan
1 Pelatihan Pemberdayaan Kelompok Tani melalui 5 Poktan Kab. Malinau APBN Deptan █████ █████ █████ █████
Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE)

2 Workshop Fasilitator Sistem Pemberdayaan 1 Paket Kab. Malinau APBN Deptan █████
Kelompok Tani

19
Waktu Pelaksanaan
No Program Kegiatan Volume Lokasi (Kab/Kec) Sumber Dana Instansi Terkait
2006 2007 2008 2009
3 Pengawasan Lingkungan di Bidang Pertambangan 1 Paket Kab. Malinau APBN DESDM █████ █████ █████ █████
Umum
4 Pembukaan Jalan Usaha Tani 10 Km Kab. Malinau APBD Pemda █████
5 Pengembangan Kecamatan 6 Desa Kab. Malinau APBD Pemda █████
6 Penelitian Pembentukan Kabupaten Perbatasan 1 Paket Kab. Malinau APBD Pemda █████

7 Kajian Kewenangan Daerah Perbatasan 1 Paket Kab. Malinau APBD Pemda █████

8 Penelitian Kebutuhan Aparatur 1 Paket Kab. Malinau APBD Pemda █████ █████
9 Pengembangan Kawasan Transmigrasi untuk 1 Paket Kab. Malinau APBN Depnakertrans █████ █████ █████ █████
Wilayah Perbatasan
10 Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa 6 Desa Kab. Malinau APBN/APBD Pemda, Depdagri █████ █████ █████ █████

11 Perencanaan Partisipatif 3 Kec Kab. Malinau APBN Bappenas, Depdagri █████


12 Pengembangan Pengelolaan Lingkungan Hidup 1 Paket Kab. Malinau APBN Kem.LH █████ █████ █████ █████
13 Pembinaan Pengendalian Pencemaran Lingkungan 1 Paket Kab. Malinau APBN Kem.LH █████ █████ █████ █████

14 Latihan Aparat Desa 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN/APBD Pemda, Depdagri █████
Hilir dan Kayan Hulu
15 Pelatihan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN/APBD Pemda, Depdagri █████
Hilir dan Kayan Hulu
16 Penyusunan Master Plan Kawasan Perbatasan 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN Dep.PU █████
Hilir dan Kayan Hulu
17 Penguatan Kelembagaan Desa Mandiri 3 Paket Kec. Pujungan, Kayah APBN/APBD Pemda, Depdagri █████ █████ █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu
18 Penguatan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat 3 Paket Kec. Pujungan, Kayan APBN/APBD Pemda, Depdagri █████ █████ █████ █████
Hilir dan Kayan Hulu

20

Anda mungkin juga menyukai