Anda di halaman 1dari 3

“PSSI BISA APA”

Mantan runner pengaturan skor Bambang Suryo mendapatkan tepuk tangan meriah saat
jawab pernyataan Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
(PSSI), Gusti Randa, yang sebut PSSI bisa melakukan segalanya.
Dilansir TribunWow.com, tepuk tangan meriah itu didapatkan Bambang Suryo saat dirinya
berdebat dengan Gusti Randa di program Mata Najwa berjudul "PSSI Bisa Apa?", Rabu
(28/11/2018) malam.
Bambang mempertanyakan soal peran PSSI atas masih beredarnya oknum-oknum yang
melakukan pengaturan skor di Liga Indonesia.
"Kenapa dia beredar di Indonesia sampai sekarang? Bandar pengaturan skor ini, dengan Vigit itu
berhubungan via telpon," tambahnya.
Gusti Randa pun menyebutkan jika apa yang diceritakan oleh Bambang adalah hal yang
tidak diketahuinya.
"Saya tidak kenal (Vigit Waluyo)," ucapnya.
Bambang pun menuturkan keheranannya. Diketahui, Vigit Waluyo adalah orang yang
kerap malang melintang di majamenen klub sepakbola Indonesia.
"Saya mau tanya, pak Gusti Randa orang baru di sepak bola?," tanyanya.
Najwa Shihab yang melihat mantan Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini, mendengarkan
perdebatan itu sambil mengangguk-angguk pun langsung bertanya apakah sang pelatih itu
mengenal Vigit Waluyo.
"Semua stakeholder sepak bola pasti tahu Vigit itu siapa. Pelatih, pemain, pasti tahu,"
jawab Fakhri Husaini.
"Anda tidak tahu? Anda kan jadi exco PSSI sudah 4 ketua, sudah sejak Nurdin Khalid, Anda
tidak kenal?," tanya Najwa lagi kepada Gusti Randa.
Mendengar itu, Gusti Randa pun berkelit dan mengatakan jika PSSI itu bertugas mengurus
federasi, bukan mafia.
"Begini, saya kan mengurus federasi sepak bola. Lah, ini orangnya bicara tentang mafia.
Bagaimana coba?," jelas Gusti Randa.
Tak mau kalah, Bambang pun kembali menegaskan jika PSSI harusnya mampu menindak
tegas para mafia di persepakbolaan Indonesia.
"Tadi Anda kan bicara jika PSSI bisa semuanya," ucapnya.
"Dalam konteks match fixing? Ya bisa dong, sekarang Anda report dong. Dari tadi saya
mendengar Anda bicara 'sontoloyo', itu bisa jadi hoaks pak," balas Gusti Randa yang tampak
sambil menunjuk Bambang.
"Loh ini kan sudah saya buka, kenapa Vigit tidak dipanggil PSSI?," tanya Bambang kemudian.
"Ya report-nya mana?," Gusti Randa kembali menjawab.
"Jadi apa? Apa PSSI hanya menunggu report? Apa hanya menunggu hasil pertandingan?," tanya
Bambang yang disambut riuh tepuk tangan dan sorakan dari penonton di studio.
"Anda juga harus tau, Anda seorang lawyer. Saya ngomong, Anda di jamannya Pak Nyalla
(Mantan Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti), getol untuk membela pak Nyalla. Setelah pak Nyalla
tidak ada disini, Anda membela pak Jenderal (Edy Rahmayadi).
“Padahal, saya rasa Pak Edy Rahmayadi tidak tahu sama sekali, kasihan Pak Edy," tegasnya
yang kembali disambut tepik tangan penonton.
Perdebatan tersebut pun bertambah panas.
"Saya enggak ngerti ini Pak Bambang arahnya kemana coba?," tanya Gusti Randa.
"Lho, saya berbicara berkonteks pada Anda yang berbicara," ucap Bambang dengan nada tinggi.
Sebelumnya, terdapat pengakuan dari manajemen klub yang menyebutkan adanya pengaturan
skor pada Liga Sepakbola Indonesia.
Najwa Shihab yang mengundang Gusti Randa di acaranya itu pun mempertanyakan apa
yang bisa dilakukan PSSI atas pengakuan tersebut.
"Bisa apa? Bisa Segalanya. Apalagi dalam konteks match fixing itu," jawab Gusti Randa.
Gusti Randa lantas menuturkan jika pada tahun 2016 PSSI sudah melakukan pakta integritas,
yang disebutnya sebagai tiga R.
"Yaitu rejected, recognize, dan report," katanya.
Gusti menuturkan, pada saat itu, seluruh pengurus PSSI menandatangani pakta integritas
tersebut.
"Kebetulan saya juga pengurus PSSI pada waktu itu, kita semua menandatangani itu, kita
katakan match fixing adalah kejahatan yang luar biasa," paparnya.
Untuk itu, jelasnya, jika match fixing terulang kembali, maka dirinya dan pihak komdis (Komisi
Disiplin) harus segera melakukan tindakan.
"Kalau tangan komdis juga tidak bisa menjangkau hal itu, silahkan naik kepada tatanan Exco,"
ujarnya.
Gusti pun menuturkan, PSSI saat ini sudah berubah dari tahun 2014 lalu, masa saat PSSI
dibekukan.
"Setelah pembekuan, PSSI berubah. Kita mencoba agar hal-hal seperti ini tidak ada lagi. Kalau
misalnya ada, tentu harus direport. Laporkan kepada kami. Kebetulan saya Komite Hukum,"
tuturnya.
"Tidak usah fakta, terendus saja, karena ini membawa marwah pada federasi, akan kita sikat,"
imbuh Gusti Randa.
BUKTI LEMAHNYA KINERJA PSSI

1. Banyaknya kejanggalan dalam pertandingan di liga 2.


2. Ada beberapa pertandingan di liga 1, liga 2, liga 3 yang terindikasi pengaturan skor.
3. Ada nya berita bahwa juara dan tiket promosi liga bisa dibeli.
4. Pengakuan dari mantan Runner (yang menjalankan) pengaturan skor bahwa masih ada
banyak mafia bola besar di persepakbolaan Indonesia.
5. Pengakuan dari Manajer, Pelatih, Official Tim yang mandapat tawaran uang dari mafia
untuk mengatur hasil pertandingan.
6. Banyaknya kalangan elit PSSI yang harusnya menjadi penegak hukum dalam pengaturan
skor justru malah menjadi dalang dalam kasus pengaturan skor.
7. Lemahnya peran Ketua PSSI untuk melakukan tindakan karena beliau menjabat juga
sebagai Gubernur Sumatra Utara.
8. Banyaknya anggota PSSI yang merangkap sebagai pengurus Tim.
9. Tidak adanya regenerasi ditubuh PSSI, Sehinngga masih ada pengurus PSSI yg menjabat
hingga 20 tahun.
10. Terlibatnya peran wasit dalam pengaturan skor.
11. Lemahnya Hukuman dari PSSI dalam pemberian sanksi kepada yang terlibat pengaturan
skor. Dll.

Anda mungkin juga menyukai