Anda di halaman 1dari 15

m

MATERI TENTANG GEOMETRI RODA

1. Sudut camber
Sudut camber adalah sudut yang dibentuk oleh kemiringan roda bagian atas terhadap
garis vertikal, bila dilihat dari depan atau belakang kendaraan.
Sudut camber positif adalah apabila roda miring ke arah luar terhadap janis vertikal
o
(90 ).
Dan sudut camber nol adalah apabila garis tengah rida berimpit dengan garis vertikal,
sedangkan sutud camber negatif adalah apabila roda miring ke arah dalam terhadap garis
vertikal.

2. Fungsi sudut camber


Sudut camber mempunyai fungsi, diantaranya adalah:
a. Mencegah keausan ban pada bagian dalam atau luar.
b. Memberikan beban yang lebih pada bantalan bagian dalam yang dibuat lebih besar
c. Membantu mengarahkan kendaraan dengan menempatkan berat kendaraan pada
pangkal spindel
Fungsi sudut camber, dapat lebih diperjelas dengan keterangan di bawah ini. Roda yang
miring akan meluncur mengelilingi titik pusat putaran.ini juga
yang terjadi pada putaran roda kendaraan dengan beban yang dipikulnya. Apalagi dengan
sudut camber yang berlebihan. Jikalau camber positif berlebihan, roda cenderung
berputar mengarah ke luar dari garis lurus kendaraan. Dan jikalau camber negatif
berlebihan, roda cenderung berputar ke dalam mengarah ke garis sumbu kendaraan.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan, bahwa kendaraan akan selalu tertarik ke
bagian sisi roda dengan camber berlebihan.

3. Pengaruh camber nol, positif, dan negatif terhadap pengemudian a


Pengaruh camber nol terhadap pengemudian
Apabila sudut camber dibuat nol, maka pada waktu kendaraan mulai dibebani dan
berjalan roda bagian bawah akan semakin tertarik ke arah luar. Ini berarti, terjadi
perpindahan tumpuan berat kendaraan. Semula berat kendaraan ditumpu dengan
benar pada spindel. Tetapi setelah dibebani dan berjalan, beban kendaraan akan
dipindahkan ke arah bagian luar dari spindel. Dengan demikian, menyebabkan
pengemudian menjadi berat, dan membantu roda slip. Selain mngakibatkan ban aus
pada bagian dalamnya.
b. Pengaruh camber positif terhadap pengemudian
Camber positif bertujuan untuk mengimbangi bagian bawah roda yang tertarik ke
arah luar, apabila kendaran mulai dibebani dan berjalan. Ini berarti, pada waktu roda-
roda berjalan akan tertarik ke arah dalam. Dan berat (gaya) kendaraan yang dipikul
oleh spindel, akan tertumpu pada kedudukan yang benar. Dengan catatan sudut
camber sesuai dengan spesifikasi.
Oleh karena itu, kendaraan akan tetaplurus kedepan, mencegah roda slip ke samping.
Dan bersama-sama saling membantu dengan sudut king pin, sudut camber positif
dapat meringankan pengemudian. Selain untuk mencegah agar roda-roda tidak lepas.
c. Pengaruh camber negatif terhadap pengemudian
Pada kendaraan dengan motor dan penggerak roda di depan (front engine – front
wheel drive), sudut camber dibuat negatif. Hal ini dilakukan untuk mengatasi
kekurangan, apabila kendaraan dengan motor penggerak roda di depan diberi sudut
camber positif.karena dengan camber positif, ada kecenderungan kendaraan miring.
Sedangkan pada sudut camber negatif, ketika membelok roda kendaraan bagian
dalam akan cenderung kembali ke nol, atau dengan kata lain, kendaraan akan tetap
lurus dan stabil untuk dikemudikan pada waktu membelok.

4. Pengaruh camber nol, positif, dan negatif pada celah bantalan roda
Pada roda kendaraan telah diberikan sudut-sudut camber. Akan tetapi karena adanya
pembebanan kendaraan, maka dimungkinkan terjadinya perubahan pada sudut-sudut
camber tersebut. Tidak hanya perubahan pada roda yang sama, tetapi juga perubahan
antara roda kanan dan roda kiri. Hal ini terjadi apabila pembebanan tertumpu pada salah
satu sisi atau berat yang berlebihan. Sehingga kendaraan dapat tertarik pada salah satu
sisi, karena adanya perubahan pada sudut camber.
Keadaan-keadaan inilah, yang menyebabkan pada bantalan cepat mengalami
kerusakan.
Oleh karena itu, persyaratan untuk mengukur, menyetel, dan memperbaiki geometri
roda harus dipenuhi adanya bantalan-bantalan yang baik.
Baik di sini tidak hanya kondisinya, tetapi baik putaran maupun beban awal (pre –
load) yang sesuai spesifikasi. Sehingga padsa roda terdapat celah main (end play), yaitu
daerah permukaan yang bersinggungan antara komponen yang
tetap dan berputar. Supaya tidak sampai “longgar”, bantalan jenis gulung tirus (tapper –
roll) biasa disetel celah mainnya sekitar0,1 mm (sesuai spesifikasi).

5. Besar sudut camber dan perbedaan sudut cember kiri dan kanan yang diijinkan
Sudut camber yang dibuat terlalu kecil atau terlalu besar menyulitkan pengendalian
kendaraan. Karena kemudi menjadi berat, dan dapat mengakibatkan permukaan ban
menjadi cepat aus.
Harga sudut camber ditetapkan sebesar 1o – 3o. Dengan perbedaan maksimum sudut
camber kiri dan kanan 30’ (menit). Sebab, apabila perbedaan antara roda kiri melebihi
30’, kendaraan cenderung lari ke salah satu arah.

U CASTER

1. Sudut caster dan fungsinya


Sudut caster adalah sudut yang dibentuk oleh kemiringan king pin atau perpanjangan
garissumbu sambungan peluru (ball joint) atas dan bawah dengan garis vertikal, bila
dilihat dari samping kendasraan.
Sudut caster positif adalah apabila titik potong perpanjangan garis sumbu king pin
dengan jalan berada di depan titik pusat persinggungan ban dengan jalan. Sudut caster nol
adalah apabila titik potong perpanjangan garis sumbu king pin dengan jalan berimpit
terhadap titik pusat perpanjangan ban dengan jalan. Sedangkan sudut caster negatif
adalah apabila titik potong perpanjangan garis sumbu king pin dengan jalan, di belakang
terhadap pusat perpanjangan ban dengan jalan.

2. Fungsi sudut caster


Sudut caster mempunyai fungsi, diantaranya :
a. Mengontrol pengemudian atau arah kelurusan kendaraan pada saat berjalan
b. Mengembalikan ke posisi lurus setelah dibelokan
Sumbu king pin dan garis vertikal, terhadap permukaan jalan mempunyai jarak yang
disebut “lead atau trail”. Karena adanya jarak antara kedua titik tersebut menyebabkan
“caster effect” atau efek caster.
Semakin besar efek caster semakin besar kecenderungan roda untuk bereaksi.dan
semakin kecil efek casterm, semakin kecil pula kecenderungan untuk bereaksi ke aah
lurus.besar kecilnya efek caster ditentukan oleh “trail”.
Untuk caster positif mempunyai efek lain yaitu adanya sedikit “tiping efect” (efek
kemiringan) bila sedang membelok.
Bilamana kendaraan dibelokan ke kanan, roda bagian dalam dapat mengakibatkan
knakel kemudi kanan sedikit naik, sedangkan roda sebelah kiri dapat mengakibatkan
knakel kemudi turun. Demikian sebaliknya, apabila kendaraan berbelok ke kiri.

3. Pengaruh caster nol, positif, dan negatif pada saat jalan lurus dan berbelok
a. Pengaruh caster nol pada saat jalan lurus
Apabila caster dibuat nol, maka tidak ada kemiringan king pin artinya tidak ada
“trail”. Oleh karena tidak ada “trail”, berarti tidak ada efek caster. Dengan demikian,
keseimbangan terhadap pengemudian kendaraan akan berkurang
dan sulit untuk berjalan lurus. Kemudian seolah-olah melayang karena kemudi terlalu
ringan.
Efek caster nol pada saat kendaraan jalan lurus :
a,a’ = titik tangkap gaya
0,0’ = titik pusat singung ban dengan jalan
P,P’ = gaya penggerak
F,F’ = gaya reaksi
T,T’ = momen putar
e,e’ = offset
T = Fxe
T’ = F’ x e’
F = F’
e = e’ dengan demikian
T = T’

b. Pengaruh caster nol pada saat jalan belok


Dengn tidak adanay efek caster, berarti tidak terjadi gaya balik pada kemudi.
Sehingga yang ada adalah pada saat kendaraan berbelok ke kanan terus ke kanan.
Demikian pula pada saat kendaraan berbelok ke kiri dan akan terus ke kiri.

Efek caster nol pada saat kendaraan berbelok:


α, ß = sudut belok inner dan outer
a, a’ = titik tangkap gaya
O, O’ = titik singgung ban dengan jalan
P, P’ = gaya penggerak
e, e’ = cffset
T, T’ = momen putar
sedangkan, T = Fxe
T’ = F’ x e
e = e’
maka T = T’

c. Pengaruh caster positif pada saat jalan lurus


Apabila caster dibuat positif, maka kemiringan king pin berada di depan garis
vertikal. Sehingga gaya dorong terhadap king pin berada di depan hambatan / gesekan
antara permukaan jalan dan ban. Dengan demikian sudut caster positif membantu
kestabilan gerakan lurus kendaraan.

Efek caster positif pada saat kendaraan jalan lurus


a, a’ = titik tangkap gaya
O, O’ = titik pusat singgung ban dengan jalan
P, P’ = gaya penggerak
F, F’ = gaya reaksi
T, T’ = momen putar
e, e’ = offet
momen T = Fxe
T’ = F’ x e’
e = e’
F = F’
Dengan demikian T = T’ sehingga saling meniadakan Dan
kendaraan tetap berjalan lurus ke depan.

d. Pengaruh caster positif pada saat jalan belok


Apabila membelokan kendaraan, maka roda kemudi diputarkan untuk mengarahkan
roda-roda pendorong untuk berjalan lurus. Hal ini dilakukan karena roda-roda
cenderung untuk berjalan lurus. Setelah kendaraan selesai
berbelok, roda-roda akan kembali mengarah ke posisi lurus secara otomatis.
Hal ini terjadi akibat adanya efek caster pada roda-roda.

Efek caster positif pada saat kendaraan membelok :


α, ß = sudut belok inner dan outer
a, a’ = titik tangkap gaya
O, O’ = titik singgung ban
P, P’ = gaya penggerak
F, F’ = gaya reaksi
T, T’ = momen putar
e, e’ = cffset
moment, T = Fxe
T’ = F’ x e
F = F’
e < e’
T < T’
e. Pengaruh caster negatif pada saat jalan lurus
Apabila caster negatif kemiringan king pin berada di belakang garis vertikal. Dengan
demikian, roda tidak ditarik oleh king pin melainkan di dorong. Sehingga mempunyai
efek yang serupa dengan apabila roda di dorong dari belakang. Yang terjadi kemudian
adalah kemudi menjadi ringan, tetapi kestabilan kendaraan saat berjalan lurus
menjadi berkurang. Di samping kemudikurang dapat dikontrol.

Efek caster nol pada saat kendaraan jalan lurus :


a,a’ = titik tangkap gaya
O,O’ = titik pusat singung ban dengan jalan
P,P’ = gaya penggerak
F,F’ = gaya reaksi
T,T’ = momen putar
e,e’ = offset
T = Fxe
T’ = F’ x e’
e = e’
F =F’, maka T = T’ dan kendaraan Tetap
berjalan lurus

f. Pengaruh caster negatif pada saat jalan belok


Apabila membelokan kendaraan, antara kendaran dengan sudut positif dan sudut
negatif berbeda. Apabila kendaraan dengan sudut positif pada waktu membelok,
knakel kemudi bagian dalam akan naik dan bagian luar akan turun.
Sedangkan kendaraan pada sudut negatif pada waktu membelok, membuat kemudi
ringan dan menyebabkan sedikit “banking effect” (efek membelok). Effek membelok
yaitu knakel kemudi bagian dalam akan turun dan bagian luar akan naik. Bodi
kendaraan cenderung miring pada sisi yang berbelok untuk menahan akibat adanya
gaya sentrifugal. Dengan demikian pada saat berbelok, kemudi cenderung tertarik ke
arah kendaraan di belokan. Sehingga untuk mengembalikan kemudi ke posisi luar
diperlukan gaya yang lebih besar.

Efek caster positif pada saat kendaraan membelok :


α, ß = sudut belok inner dan outer
a, a’ = titik tangkap gaya
O, O’ = titik singgung ban dengan jalan
P, P’ = gaya penggerak
F, F’ = gaya reaksi
T, T’ = momen putar
e, e’ = cffset
T = Fxe
T’ = F’ x e
F = F’

4. Besar sudut caster dan perbedaan sudut caster kiri dan kanan yang
diijinkan
Sudut caster yang dibuat terlalu kecil atau terlalu besar, pada waktu membelokan
kendaraan diperlukan gaya yang besar untuk memutarkan kemudi (kemudi menjadi
berat).
Harga sudut caster yang ditetapkan sebesar 1o – 30. dengan perbedaan maksimum
sudut caster kiri dan kanan 30’ (menit).
Camber
Kemiringan roda bagian atas ke dalam atau keluar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
kendaraan
 Camber Positif ( + )

Bagian atas miring keluar jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis vertikal dengan garis
tengah roda membentuk sudut  ( sudut camber “ + “ )
 Camber negatif ( - )

Bagian roda miring ke dalam jika dilihat dari depan kendaraan , sehingga garis vertikal dengan
garis tengah roda membentuk sudut  ( sudut “ - “ )
 Camber Nol ( 0 )
Garis tengah roda sejajar dengan garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan disebut camber
0
Caster
Kemiringan sumbu putar kemudi ( king pin ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping
kendaraan

Caster Nol
Tidak ada kemiringan pada sumbu king-
pin terhadap garis tengah roda vertikal “
0“

“0”

Caster Negatif ( - )
Bagian atas sumbu kilng-pin berada di
depan garis tengah roda vertikal “ 0 “ dan
bagian bawah sumbu king pin berada di
belakang

“0”

Caster Positif ( + )
Bagian atas sumbu king-pin berada di
belakang garis tengah roda vertikal “ 0 “
dan bagian bawah sumbu king-pin
berada di depan
Spindel bergerak naik Spindel bergerak turun
Badan mobil kanan bergerak turun dan Badan mobil kiri bergkerak naik
camber berubah ke arah negatif camber berubah ke arah positif

Besar sudut caster dan perbedaan yang diijinkan

Sudut caster umumnya : 30 – 80 ( 10– 100 )

Perbedaan yang diijinkan antara roda kiri dan kanan : 30’


Toe
Selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas
kendaraan

 Toe – Nol ( 0 )

BN

Toe nol, roda kiri dan kanan pada posisi pararel


Jarak A = B

 Toe – In ( Toe Positif )

A
N

B
N
Roda bagian depan berada pada posisi
saling mendekat
Toe-in : A  B
Disebut juga toe positif

 Toe-Out ( Toe-Negatif )

A
N

B
N
Roda bagian depan berada pada posaisi saling
menjauh

Toe-out : A  B

Anda mungkin juga menyukai