Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS TOILET WISATA CIAWI

Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 2

SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1. JENIS PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


 PEMBANGUNAN TOILET WISATA CIAWI – Kecamatan Cibeber Kabupaten
Lebak dengan jenis pekerjaan sesuai dengan Bill Of Quantity (BOQ)
Pekerjaan.

Pasal 2. PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS

Penggunaan Syarat-syarat dan Teknis ini adalah :


a. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan
Gambar Kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan persetujuan Direksi / Pengawas
Lapangan.
b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran maka gambar
dalam skala besar yang harus diikuti, atau ada kemungkinan lain suatu
pengecualian dengan Persetujuan Direksi.
c. Gambar Detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan
diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah Teknis yang belum jelas,
Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak Direksi dan tidak
diperkenangkan mengambil keputusan tanpa persetujuan Direksi.

Pasal 3. SYARAT-SYARAT UMUM

a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah :


 Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961
 Peraturan Konstruksi Baja Indonesia
 Peraturan Instalasi Listrik Indonesia
 Peraturan-peraturan Pemerintah setempat menyangkut pekerjaan
ini.

b. Jika terdapat ketidak cocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam


pasal “3 point a” dengan Rencana Kerja dan Syarat serta tidak terdapat
dalam Penawaran, maka harus di konsultasikan dengan Direksi untuk
mengambil Keputusan.

Pasal 4. PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN DAN PERSIAPAN

a. Kontraktor harus membuat Gudang Bahan untuk penyimpangan Bahan


dan Alat, sesuai kebutuhan hingga selesainya pekerjaan.
b. Kontraktor harus menyiapkan kotak pertolongan kecelakaan P3K di kantor

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 3
Direksi
c. Kontraktor harus menyediakan Konsumsi Direksi Pengawas selama masa
pelaksanaan Kegiatan, dan sewaktu-waktu Pejabat Pembuat Komitmen
maupun Kuasa Pengguna Anggaran meninjau pekerjaan atau tamu yang
berkepentingan atas pelaksanaan peker- jaan.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran –
ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat- syarat
(RKS) pekerjaan.
e. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran – ukuran satu sama lain dan
segera memberitahukan / berkonsultasi dengan Direksi bilamana terdapat
perbedaan ukuran – ukuran satu sama lainnya.
f. Peil nol (0,00) ditetapkan sesuai gambar dilapangan serta kondisi dan
keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dan dicantumkan dalam
Berita Acara Peninjauan Lapangan.
g. Kontraktor diwajibkan membuat tetap untuk ukuran peil nol diatas patok
yang kuat dan pemeliharaannya selama waktu pekerjaan berlangsung dan
patok tersebut telah disetu- jui oleh direksi.
h. Kontraktor diwajibkan menyediakan air bersih yang memenuhi syarat untuk
kontruksi hingga selesainya pekerjaan dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

Pasal 5. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan Pembersihan /


Mengupas Lapisan tanah permukaan, meliputi segala macam tumbuhan dan
tanaman, sampah dan bahan-bahan lain yang dapat merusak bangunan.
b. Untuk tanah bekas galian pondasi dapat digunakan pada timbunan kembali.
c. Pekerjaan Urugan meliputi :

 Urugan tanah dibawah Lantai setebal ± 60 CM


 Urugan pasir dibawah Lantai setebal ± 25 CM atau disesuaikan
Gambar Kerja sesuai timbunan dari ketinggian rencana Peil Nol dari
Bangunan.
 Urugan tanah untuk halaman setebal ± 50 cm
 Urugan sirtu untuk jalan/halaman ± 10 cm

d. Bahan dasar urugan pasir dari sungai / kali yang sudah bersih dan bebas dari
zat orga n- ik lainnya dan lumpur.
e. Pekerjaan pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis
maksimum 20 CM, dengan menggunakan mesin Soil Compactor (mesin
stamper atau alat sederhana yang disetujui oleh Pengawas) dan dibantu
dengan air pada saat pemadatan.

Pasal 6. PEKERJAAN GALIANPONDASI

a. Pekerjaan Galian Pondasi harus mengikuti kedalaman yang sesuai dengan

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 4
Gambar.
b. Sebelum pekerjaan galian dimulai, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan AS Galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, Siku
bangunan dan lain -lain ber- sama-sama dengan Pengawas Lapangan dan
Konsultan Perencana.

Pasal 7. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI

a. Sebelum pemasangan Pondasi, Kontraktor harus mengecek ulang posisi


Bouwplank / patok tetap, Kontraktor juga menyempurnakan Benang sebagai
alat kontrol, menimbang dengan alat sederhana seperti ( selang + air ) dan
kontrol Siku dengan alat sederhana dari mistar segi tiga yang dibuat dengan
komposisi (100 x 80 x 60) CM.
b. Kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku bangunan dan harus
disetujui oleh Direksi
c. Sebelum memasang Batu Kosong, Kontraktor diwajibkan konsultasi dengan
Pengawas/Direksi tentang benarnya kedalaman / lebar galian pondasi
sesuai gambar.
d. Batu Gunung/Kali yang akan digunakan harus dibersihkan dari kotoran tanah
dan Lum- pur sebelum digunakan / dipasang.
e. Batu Gunung/Kali yang diizinkan untuk digunakan dengan ukuran maximum
15 -25 CM.
f. Apabila menggunakan batu kali/sungai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus dipecahkan agar permukaan batu tersebut tidak licin.

Pasal 8. PEKERJAAN BETON

1. Material Bahan Beton

a. Seme n
Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis Merk dan Mutu yang
baik atas persetujuan Direksi, ditetapkan harus memakai produk Lokal (Ex.
Tonasa) atau yang setara. Kemudian Semen yang tidak boleh digunakan
adalah :
 Semen yang telah mengeras sebahagian maupun seluruhnya
 Kantong Zaknya telah sobek
 Semen yang tertumpah
 Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah
bermalam
 Semen yang sudah lama dijemur atau kena matahari.
Keamanan tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban lantai dan percikan air.

b. Pasir Beton
 Pasir Urugan dan Pasir Pasangan yang digunakan adalah pasir dari
jenis yang baik serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat
atau kotoran dan bahan organis lainnya.

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 5
 Pasir berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat-alat
pemecah batu.
 Pasir untuk campuran Beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih
dari lumpur serta bahan organis lainnya.
 Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir halus
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering).
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya
pasir harus memenuhi syarat-syarat PBI 71 Bab. 3.3

c. Krikil / Batu Pecah Beton


 Krikil dapat berupa krikil alam atau batuan-batuan yang diperoleh dari
pemeca- han batu.
 Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori,
bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap
konstruksi.
 Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan
dalam PBI 1971 Bab 3.
 Krikil harus disimpan diatas permukaan besih dan keras serta
dihindarkan ter- jadinya pengotoran serta tercampur adukan.
 Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1977 NI-3.
 Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai standar
kebutuhan untuk pondasi dan untuk pasangan batu kosong bawah
pondasi harus berstruktur cukup kuat awet serta tidak keropos.
 Krikil / Batu Pecah beton, sebelum digunakan harus dicuci dengan air
sampai ber- sih. Penumpukan bahan krikil / batu pecah beton harus
dipisahkan dengan mate- rial lain.

d. Ai r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak
mengandung mi n- yak, asam, garam, alkohol atau bahan lain yang
dapat merusak beton.

e. Takaran Material Beton


 Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan
hanya menggunakan skop/diperkirakan saja. Takatan yang
diperbolehkan adalah uk u- ran dan bahan yang sama, antara lain
seperti : ember, drum plastik atau tong dari kayu dengan standar
yang telah ditentukan yakni dengan ukuran K.175 atau K.225.
 Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 Bab. 4.7 termasuk slump
test mau- pun compression test. Bilamana beton tidak memenuhi
slumptest maka seluruh adukan tidak boleh digunakan dan harus
dibuang keluar site oleh Kontraktor.
 Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur PBI 1971

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 6
untuk perbai- kan beton yang harus dilakukan. Mutu beton harus
K.225 pemboran harus mem- buat mixed design untuk ditujukan dan
disetujui Direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan pada tiap
perubahan sumber pengambilan agregat.

f.Besi Beton
 Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan
spesifikasi dan kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu Baja
dengan mutu U-24 sesuai PBI 1971.
 Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas
dari cacat - cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang
bulat dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971.
 Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan
petunjuk gambar kerja (FULL dan sesuai standar SII) memenuhi batas
toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan PBI 1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis
dari Direksi dan biaya menjadi tanggungan Kontraktor.
 Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan
bentuk. Ha- rus disimpan terlepas dari tanah serta tidak
diperbolehkan ditempat terbuka u n- tuk jangka waktu panjang.
 Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas dari cacat
seperti retak, bengkok-bengkok dan lain-lain sebagainya serta harus
berpenampang bu- lat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam
PBI 1971.
2. Pekerjaan Pembesian Beton
a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja dan diukur dengan mm (melimeter) untuk besaran diameternya
ditetapkan berdasarkan alat ukur SIGMA.
b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat
selama pengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971.
c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antar a dengan
potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
d. Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton
dengan standar PBI 1971 adalah minimal 2,5 CM anatara besi.
e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam
PBI 1971
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi peker- jaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah
tertulis dari Direksi.
3. Jenis dan Mutu Beton
a. Beton Bertulang K 175 , digunakan pada beton praktis seperti, Kolom
praktis, Ring- balk, kuda-kuda beton dan Plat atap, plat strip dan Beton K
225, digunakan untuk Pondasi Poer Plat, Kolom Utama, Sloef, Balok
Lantai, Plat Lantai dan Tangga.
b. Beton tidak bertulang 1Pc : 3Ps : 5 Kr, digunakan untuk lantai kerja Poer

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 7
Plat, Rabat beton bawah overstek keliling bangunan.
c.
Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar
komposisi bahan.
4. Pengecoran dan Perawatan Beton

a. Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan Kapasitas diatas
250 L lebih disukai molem yang bekerja berdasarkan perbandingan berat.
Bila digunakan penga- duk berdasarkan volume, maka Kontraktor harus
menghitung perbandingan mate- rial dalam volume dengan membagi
berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban.

b. Angker Untuk Dinding


Semua sambungan vertikal anatara kolom beton dengan tembok harus
dilengkapi dengan batang-batang baja dia. 10 mm panjang 25 Cm ditekuk
pada satu ujungnya dan dimasukkan kedalam beton, yang lainnya
dibiarkan berupa stok panjang 25 CM untuk penyambungan dengan
dinding.
Angker-angker tersebut dipasang pada jarak 50 – 150 CM diatas sloef
pondasi atau plat.

c. Lubang-lubang serta Klos Kayu dan lain-lain


Kontraktor harus menentukan tempat serta membuat lobang-lobang, klos-
klos kayu, angker-angker dan sebagaimana yang diperlukan untuk jalan
pipa, pemasangan alat- alat penyambung dan sebagainya. Apabila
kemudian ternyata tempatnya tidak sesuai maka harus dipindahkan sesuai
dengan petunjuk Direksi dan perlengkapan lainnya harus dilakukan agar
dicapai tujuan yang disyaratkan.

d. Tolerans i
1) Toleransi intuk beton kasar
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1
CM dengan syarat toleransi ini tidak boleh komulatif.
Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas ketelitian –0,3 dan +0,5 CM
2) Toleransi untuk beton dengan permukaan rata.
Toleransi untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian-
bagian dan anta- ra 0,00 dan 0,2 CM untuk ukuran-ukuran bagian.
Pergeseran bekesting pada sambungan-sambungan tidak boleh
melebihi 0,1 CM penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus
dalam batas 1% tetapi toleransi ini tidak boleh komulatif.

d. Pemberitahuan sebelum penegcoran

Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Kontraktor


diwajibkan memberitahukan Direksi serta mendapatkan perstujuan.
Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran
tidak disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 8
beton yang sudah dicor dengan biaya sendiri.

g. Pengangkutan dan pengecoran beton

Beton harus diangkut dengan menghindari terjadinya penguraian dari


komponen- komponennya serta tidak diperkenangkan untuk dicor dari
ketinggian melebihi 2 M kecuali disetujui Direksi. Pada kolom yang
panjang, pengecoran dilakukan lewat lubang pada bekesting dalam
menghindari hal tersebut.
Semua kotoran dan lain-lain harus dibersihkan sebelum pengecoran
dimulai. Permukaan bekesting yang menghadap beton harus dibasahi
dengan air bersih sege- ra sebelum pengecoran.
Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton
keras, lunak dan sebagainya.
Pengecoran beton
Pengecora Beton dalam bekesting harus diselesaikan sebelum beton
mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan,
pembe r- hentian pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi.
Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi
persyaratan dida- lam PBI 1997. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada
waktu hujan kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan persiapan-
persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi.

5. Pemadatan Beton

Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan
mempu- nyai frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton
yang boleh dipa- datkan lebih dari 20 detik, kecuali disarankan oleh Direksi.
Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung
maupun melalui penulangan. Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-
peraturan dalam PBI 1971.

6. Proses Pengerasan

Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin
dan hujan sampai beton tersebut mengeras secara wajar dan menghidarkan
pengeringan yang te r- lalu cepat dengan cara sebagai berikut :

a. Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibasahi
secara ter- atur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi selama 2
(dua) minggu setelah pengecoran.
c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan
dengan me m- beri penutup yang basah.
d. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 9
diatas beton yang menurut Direksi belum cukup mengeras.

7. Pembongkaran Bekisting

a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum mencapai


kekuatan sesuai PBI 1977 Bab 5 ayat 8 (hal 51).
b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton
mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk
membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu
berlangsung.
Harus ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton
sepenuhnya pada Kontraktor serta harus memenuhi peraturan mengenai
pembongkaran bekisting pada PBI 1971.
c. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar
bekisting ba- gian-bagian pekerjaan beton yang penting serta
mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi hal ini tidak mengurangi
tanggung jawab atas hal tersebut.
d. Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah berumur 3
(tiga) minggu, kecuali beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar
setelah berumur 3 – 7 hari dengan persetujuan Direksi.

Pasal 9. PEKERJAAN DINDING

1. Pasangan Tembok
a.Bahan pasangan tembok adalah Batu Bata ukuran minimal 50 x 100 x
200 MM yang berkualitas baik, terbakar matang, cukup keras dan tidak
keropos serta tidak pecah-pecah melebihi 5%, mempunyai kekuatan
tekan 60 – 80 Kg/CM2
b. Pasangan trasram dengan campuran 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk kaki
tembok m u- lai dari pasangan diatas sloef beton sampai 20 CM diatas
permukaan lantai dan semua pasangan batu bata yang berhubungan
langsung dengan tanah.
c. Pasangan tembok adukan 1 Pc : 5 Ps, digunakan untuk pasangan tembok
yang ti d- ak termasuk pada point “2” tersebut diatas.
d. Semua batu bata harus direndam atau disiram sebelum dilakukan
pemasangan
e. Semua pasangan harus tegak lurus, rata secara horizontal maupun
vertikal, dan dil- akukan dengan menggunakan tarikan benang yang
dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas pasangan sebelah bawahnya dan
batu bata yang patah tidak boleh digunakan.
f. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk yang datar dan 1,5 cm
untuk tegak, kecuali jika ditentukan lain.
g. Setiap pasangan seluas 9 m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi
kolom prak- tis berukuran 12 x 12 cm; demikian juga halnya dengan
pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas.

Pasal 10. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 10

1. Plesteran adukan 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk :


a. Tembok trasram pada point “2” pasal 9 diatas.
b. Sloef luar, Kolom dan Balok beton yang nampak dan muncul.
c. Atap plat beton, Lesplank beton dan Sunscreen.
d. Pondasi yang muncul diatas permukaan tanah
2. Plesteran adukan 1 Pc : 5 Ps, digunakan untuk seluruh pasangan tembok
termasuk kolom dan balok beton yang rata dengan tembok/dinding.
3. Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan
penyiraman sam- pai jenuh pada daerah yang akan diplester.
4. Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian tembok bagian
dalam dengan campuran : 1Pc : 8Pc putih atau A Plus. Di aci dan digosok
hingga per- mukaannya licin dan rata, untuk tembok bagian luar diaci
dengan adonan Portland Cemen.

Pasal 11. PEKERJAAN KOSEN PINTU /JENDELA DAN KACA

1. Lingkup pekerjaan :

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat- alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan pembuatan kosen Kayu meliputi seluruh detail yang
dinyatakan dalam gambar.

2. Bahan-bahan :

 Bahan kosen dari Kayu berkualitas baik (KW 1).


 Ukuran kosen sesuai dengan gambar rencana.
 Mutu dan kualitias Kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam SNI,
lurus, siku dan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak
maupun cacat lainnya.
3. Pelaksanaan :

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana wajib meneliti gambar


rencana.
 Sambungan Kayu harus kuat sesuai dengan detail sambungan yang ada
pa- da gambar rencana.
 Kosen Kayu harus siku serta sambungan-sambungan harus rapat.
 Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan
pintu/jendela pada gambar kerja sebelum melaksanakan pekerjaan
baik perakitan, pengadaan ma u- paun pemasangan kosen tersebut dan
bila terdapat kelainan / kesalahan seperti perletakan, bukaan serta
ukuran-ukuran segera dikonsultasikan dengan Direksi/Pengawas
Lapangan. Atas kelalaian Kontraktor maka kontraktor di- wajibkan
memperbaiki atau mengganti sesuai dengan gambar kerja atau kebu-
tuhan.

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 11
 Pemasangan kosen harus siku baik Horizontal maupun Vertikal dengan
memakai alat Waterpass dan Benang serta harus dikontrol dengan
dinding untuk mendapatkan hasil yang rata setelah dinding diplester.
 Semua pengujian kosen harus dipastikan kokoh sebelum pekerjaan
selesai.

4. Macam Pekerjaan.
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis
Aluminium sep- erti dibawah ini.
a. Semua kosen-kosen yang ditentukan dalam gambar
b. Daun pintu Kaca
c. Bingkai jendela kaca
d. Semua ukuran yang terdapat dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.

 Pekerjaan Kaca
- Kaca Reflektif warna biru tebal 5 MM digunakan semua pemakaian kaca
pintu dan jendela bagian luar.
- Kaca Bening tebal 5 MM digunakan untuk pemakaian kaca pintu dan
jendela bagian dalam.
- Kaca Buram tebal 5 MM digunakan untuk kaca pintu Kamar Mandi dan
Pintu Shap. Kaca-kaca tersebut tidak boleh ada retak dan cacat dengan
ukuran seperti tertera pada gambar, dipasang pada rangka yang
telah siap, ukuran dan bentuk seperti pada gambar kerja.

Pasal 12. PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA , GORDING DAN LESPLANK

1. Pekerjaan Rangka Kuda-kuda dan Gording


a. Jenis pekerjaan rangka kuda-kuda menggunakan Kayu KOMEA
dengan rincian pemakaian ukuran sebagai berikut :
 Kuda-kuda 6/12 CM
 Balok nok 6/12 CM
 Gording 5/10 CM
 Jepitan-jepitan 5/7 CM
 Skoor angin 5/7 CM
 Lesplank papan bayam 2x2,5/30 CM (susun)

b. Pasangan kuda-kuda dan gording harus vertikal dan horizontal serta


sesuai kemiringan yang telah ditetapkan dalam gambar kerja.

c. Cara Pelaksanaan :
 Penyambungan balok-balok sesuai dengan persyaratan teknis tentang
kayu dit- ambah dengan menggunakan bout / mur dan beugel.
 Besi plat untuk beugel yang digunakan pada kuda-kuda menggunakan
besi ketebalan minimal 3 MM dan lebar secukupnya, bout/mur yang
digunakan diame- ter 12 MM (sesuai gambar kerja)
 Pasangan gording setelah kuda-kuda dan skor angin serta konsol-
konsol telah terpasang
 Untuk menjaga kestabilan, maka gording harus memakai klos pada

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 12
bagian bawah dan diikat dengan paku pada kaki kuda-kuda.
 Jarak gording sesui ukuran dalam gambar detail (jenis atap yang
digunakan).
 Pasangan gording harus rata sesuai dengan rencana kemiringan atap.

Pasal 13. PEKERJAAN PENUTUP ATAP, TALANG DAN NOK

1. Bahan Penutup Atap ; Genteng Tanah Liat yang mempunyai permukaan


rata dan halus dan berkualitas baik, sistim pemasangannya bedasarkan
gambar kerja.
2. Bubungan atap digunakan dari jenis Bubungan Genten Tanah Liat.
3. Talang atap atau jurai dalam menggunakan landasan papan 2 X 2/25 jenis
Papan kelas I Bayam dengan pelapis Seng Plat Aluminium dibentuk
sedemikian rupa sehingga air yang tumpah tidak muda keluar dari jalur
talang.
4. Sedapat mungkin tidak melakukan penyambungan pada setiap lajurnya.
5. Sistim pemasangan :
 Sistim pemasangan mengikuti arah kemiringan dan sebelum dipasang
harus dicek / ditimbang (elevasi) rata dan tidak bergelombang pada
permukaan.
 Sambungan antara atap yang saling bersinggungan harus sesuai dengan
petunjuk teknis pemasangan jenis atap yang digunakan.
6. Pekerjaan atap dianggap selesai apabila semua bekas-bekas guntingan
telah dibersihkan

Pasal 14. PEKERJAAN LANTAI

Lingkup pekerjaan ini adalah permukaan lantai seluruh bangunan sebagimana


yang dinyatakan dalam gambar kerja.

1. Bahan lantai dan dinding lainnya menggunakan Keramik Unpolish


Teksture yang berkualitas baik, siku, rata serta tidak pecah dan warna
ditentukan kemudian.
2. Lantai Teras Depan Menggunakan Keramik 40x40 Upolish Teksture Warna
Hitam Corak Andesit
3. Lantai Ruang dalam Menggunakan Keramik Upolish Teksture 20x20
Teksture Warna Cerah Motif
4. Lantai KM/WC menggunakan kramik unpolish 20 X 20 CM Motif Mozaik
5. Dinding KM/WC dan Kas menggunakan tegel kramik 20 X 25 CM setinggi
200 CM
6. Untuk pemasangan lantai kramik baru menggunakan alas kramik (screed)
dari cam- puran 1 Pc : 5 Ps tebal 3 CM setelah pasir urug dipadatkan.
7. Nat tegel kramik yang diizinkan adalah 1 MM harus rata dan lurus dan
pemasangann- ya harus dileveling dengan memakai waterpass.
8. Semua kramik yang digunakan adalah produksi dalam Negeri yang
sekualitas dengan produksi ASIA atau INA (KW1).
9. Cara pemasangan tegel kramik :
a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 13
persiapan yang baik terutama pemadatan pasir urug yang
menggunakan mesin stamper dengan baik. Permukaan yang akan
dipasang kramik harus bersih, cukup kering dan rata air dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik kontrol rencana peil lantai yang
di- inginkan maupun leveling.
b. Tentukan patokan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang,
beda tinggi lantai yang telah direncanakan.
c. Sebelum tegel kramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam
dalam air.
d. Setiap jalur pemasangan kramik sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen kental untuk permukaan dasar kramik harus penuh dan
rata.
f. Perbandingan adukan yang dianjurkan untuk lantai 1 Pc : 3 Ps dengan
ketebalan r a- ta-rata 0,5 – 1,5 CM diatas lantai.
g. Adukan pengisi Nat dari semen tegel spesial hingga terisi penuh dan
dioles dengan jari tangan atau dengan menggunakan bahan dari karet
atau gabus agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap.
h. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam setelah
pemasangan kra- mik lantai.
i. Pemotongan tegel kramik sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa
harus dipotong, maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari ½
ukuran tegel. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati dan
memakai alat pemotong elektrik.
j. Penggunaan Tegel Kramik dari setiap unit bangunan berdasarkan
RAB dan Gambar
k. Apabila mutu dan cara pemasangan tegel kramik tersebut tidak
memenuhi mutu standar atau contoh yang telah disepakati, maka
Direksi/Pengawas wajib melakukan perintah pembongkaran secara
tertulis kepada pelaksana Kontraktor dilapangan.

Pasal 15. PEKERJAAN SANITAIR DAN INSTALASI AIR

A. Sanitair
1. KM/WC menggunakan Closet Duduk dan Closet Jongkok yang berkualitas
baik setara dengan Merk KIA/Amerikan Standar, Kran-kran air kamar mandi
menggunakan Stain- less Steel lengkap dengan floor drain/pembuangan
pada sisi dalam. Kemudian pada sisi luar dibungkus dengan pasangan batu
bata, sesuai gambar detail.
2. Nat sambungan kramik baik vertikal maupun horizontal memakai ukuran
serapat mung- kin sekitar 2 MM agar memberi kesan bersih.
3. Washtafel, Urinoir dan tempat sabun, yang berkualitas baik setara dengan
Merk Toto atau KIA/Amerikan Standar warna ditentukan kemudian dan
sistim pemasangannya berdasarkan gambar detail dan petunjuk teknis
pemasangan dari pabrik.
4. Septiktank memakai bahan pasangan batu bata, yang diplester licin dengan
campuran kedap air dan menggunakan perembesan/peresapan sesuai

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 14
penjelasan pada gambar detail.
5. Beerfut menggunakan bahan Gorong-gorong beton, bentuk dan ukuran
sesuai gambar.
6. Saluran keliling bangunan yang dilengkapi bak kontrol dengan
menggunakan bahan dari pasangan batu bata campuran 1 Pc : 3 Ps yang
diplester licin, bentuk dan uk u- rannya sesuai gambar kerja.
Jika dibutuhkan penutup saluran, maka digunakan plat beton cor dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. tebal 10 CM ketinggian peil disesuaikan
dengan kebutuhan.

B. Instalasi air terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut :


1. Air Bersih
b. Semua Instalasi air bersih maupun sambungan-sambungannya
menggunakan Pipa PVC yang berkualitas AW, dan setara dengan
produksi Maspion atau Wavin.
c. Pipa PVC diameter ½ “ untuk daerah KM/WC dan tertanam, Untuk pipa
PVC diam e- ter ¾” dan 1 “ digunakan pada pipa distribusi dan suplay
air bersih.
d. Sedangkan untuk pembuangan washtafel, dan air kotor cair
menggunakan pipa PVC diameter 2” dengan sistim sambungan Lem.
e. Penggunaan lem pada sambungan pipa PVC memakai bahan EX Jepang
dalam kaleng.
2. Air Kotor / Air Buangan
Instalasi air kotor terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu air Padat dan air buangan cair
dengan uraian sebagai berikut :
a. Instalasi air kotor padat
 Instalasi air kotor padat menggunakan pipa PVC diameter 4” dengan
standar ketebalan “D” dan sambungan menggunakan ketebalan
“AW”.
 Penggunaan lem pada sambungan, pemasangannya seperti uraian
pada pipa air bersih (point 1).
b. Instalasi air kotor cair

Instalasi untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal menggunakan
pipa PVC diameter 2.5” dengan standar ketebalan “D” dan sambungan
menggunakan ketebalan “AW”.
3. Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah
ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air
tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

Pasal 16. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan
jendela, s e- lanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

2. Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel dari Kuningan H – 777, POMEL 4” atau 5”

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 15
b. Kunci pintu dipasang merek Yale, Union 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau
yang setara.
c. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik.
d. Grensel panjang merek alpha atau setara
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, yang
berkwalitas baik.
b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan di l- akukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Konsultan pengawas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan
yang dis- yaratkan, maka Konsultan pengawas berhak untuk menyuruh
bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas
biaya Kontraktor.
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur..
f. Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun
pintu pada satu pintu.

Pasal 17. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Umu m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan,
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar kerja dimana
bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan harus sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, maka merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa ada ketentuan
tambahan biaya.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah :
 Sekring Kast dan MCB serta kelengkapannya.
 Pentanahan / Grounding
 Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi yang
tertanam dalam tembok, plat beton, plafond dan lain-lain.
 Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 16
c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala.
3. Jenis Bahan
a. Panel tegangan rendah
1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN serta
mengikuti pera- turan IEC dan PUIL.
2) Panel harus dibuat dari plat besi dengan tebal 2 MM dan seluruhnya
harus di Zinchromat di duco 2 kali dengan cat bakar, warna abu-abu,
pintu dari Panel tersebut harus dilengkapi dengan Master Key.
3) Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen harus
diatur sedemikian rupa sehingga apabila diperlukan pada waktu
perbaikan dan pen- yambungan komponen-komponen yang
dimaksud dapat dengan mudah dil- aksanakan tanpa mengganggu
komponen yang lainnya.
4) Setiap Panel harus mempunyai 5 (lima) Busbar Copper yang terdiri
dari 3 (tiga) Busbar Phase K-S-T 1 (satu) Busbar Netral dan 1 (satu)
Busbar Grounding. Besarnya Busbar harus diperhitungkan besar arus
yang akan mengalir dalam Busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu
lebih dari 65 derajat Celcius. Setiap Busbar Copper harus diberi warna
sesuai peraturan dari pihak PLN.
5) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan
dan keperl u- an dan komponen-komponen pengaman yang
digunakan harus sesuai dengan gambar.
b. Kabel - kabel
6) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan
minimal 0,6 KA dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos
standar yang diizinkan.
7) Pada perinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
NYM dan NYA untuk kabel penerangan.
8) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
9) Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 MM.
c. Sakelar dan Stop kontak
 Sakelar dan stop kontak yang akan dipasang pada dinding tembok
adalah type pemasangan masuk / Inbow dan kotak-kotak Inbow
dipasang pada dinding sesuai gambar.
 Stop kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan
mengikuti Standar VDE sedangkan Stop Kontak khusus 1 (satu) Phase
(inbow), mempunyai rating 15 A.
 Stop kontak khusus 3 (tiga) phase (inbow) harus mempunyai rating
minimal 15 A.
 Stop kontak dinding dan Sakelar dipasang setinggi 150 CM dari
permukaan lan- tai.

d. Grouding
 Kawat Grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BBC = Bare
Copper Co n- dector).
 Besarnya kawat Grouding yang dapat digunakan, minimal

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 17
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder).
 Electrode Pentanahan untuk Grounding digunakan pipa Galvanized
dengan diam- eter minimal 1”. Diujung pipa tersebut dipasang Copper
Rod sepanjang 0,5 M. Electrode Pentanahan dipantek kedalam tanah,
minimal sedalam 6 M atau sam- pai menyentuh permukaan air
tanah.
4. Persyaratan Teknis Pemasangan
a. Panel-panel
 Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari Pabrik
pembuatannya dan rata secara horizontal.
 Setiap kabel yang masuk /keluar dari panel harus dilengkapi dengan
Gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
 Panel harus di-tanah-kan.
b. Kabel-kabel
 Semua kabel pada kedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable
Merk yang jelas dan tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasi arah
beban.
 Setiap Kabel Daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengiden- tifikasi phasenya dengan PUIL.
 Kabel Daya yang dipasang harus di Klem dan disusun dengan rapih
 Setiap tarikan kabel tidak diperkenangkan adanya penyambungan,
kecauli pada kabel penerangan.
 Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton,
harus dibuat- kan sleeve dari pipa PVC dengan diameter minimum
2,5 kali penampang kabel.
c. Lampu-lampu penerangan
 Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana
Plafond dan artistik serta disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
 Lampu tidak diperkenangkan memberikan beban kepada rangka
plafond.
 Penggunaan lampu harus sesuai gambar kerja.
d. P e n t a n a h a n
 Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan.
 Elektroda pentanahan harus ditanam dengan kedalaman sesuai
standar.
 Tahanan pentanahan maksimum adalah 2 Ohm.
e. P e n g u j i a n
 Sebelum semua peralatan utama dari sistim listrik itu dipasang,
terlebih dahulu harus diadakan pengujian secara individual.
 Peralatan tersebut dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
Sertifikat Pe n- gujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan
LMK/PLN serta Instansi lain yang berwenang untuk itu.
 Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menye- luruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem tersebut
berfungsi dengan baik.

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 18
Pasal 18 PEKERJAANPENGECATAN
1. Ketentuan Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan , bidang-bidang yang akan dilapisi/ dicat
terlebih dahulu disiapkan dengan baik.
Bidang harus mempunyai permukaan yang rata dan lurus atau mempunyai
kemiringan sesuai dengan gambar rencana, bebas dari segal macam
kotoran, tidak retak atau pecah dan tidak lembab.
b. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian tersebut
diperiksa oleh Pengawas dan diizinkan pelaksanaannya.
c. Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk disetujui oleh
Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah
disetujui dan dalam keadaan baru, dikemas dalam kaleng-kaleng yang masih
disegel serta tidak pecah atau bocor.
Penggunaan bahan-bahan harus sepengetahuan pengawas dan pelaksana
bertanggung jawab atas keaslian dari warna dan bahan yang digunakan.
d. Pelaksana harus memberikan jaminan tertulis bahwa hasil pekerjaan
pengecatan tidak menggelembung, mengelupas dan cacat-cacat lainnya
selama 2 tahun sesudah penyerahan pekerjaan.
2. Pengecatan Kayu
a. Semua sambungan-sambungan kayu, penampang ujung balok bagian
yang akan melekat pada tembok, harus dicat meni dengan kualitas setara
dengan produksi Glotex.
b. Cat kayu mengkilat digunakan merk Glotex., Avian atau berkualitas
setara dan sebelumnya harus menggunakan cat Dasar, Palmur dan
Dempul. Tata laksana pen- gecatan harus mengikuti patent atau
petunjuk dari Pabrik.
c. Bagian-bagian yang akan di cat Kayu adalah :
 List-list profil kayu plafon
 Lesplank papan, konsol-konsol dan segala pekerjaan yang nampak.
 Realing tangga

d.
Pelapisan cat dasar dilakukan minimal 2 (dua) kali jalan, kemudian
diplamur dan di ampelas lagi sampai rata sehingga lubang-lubang serat
kayu sudah tertutup. Pen- gecatan akhir dilakukan minimal 3 (tiga) kali
dengan selang waktu minimal 6 (enam) jam sampai didapat permukaan
yang halus dan warna yang rata tanpa cacat.
3. Pengecatan Tembok dan Plafond
a. Cat tembok yang dapat dipergunakan adalah jenis cat bekualitas setara
dengan produksi Mowilex, Dulux (Ex. Indonesia) dan tata laksana
pengecatan harus mengikuti patent atau petunjuk Pabrik.
b. Sebelum dinding dicat, terlebih dahulu harus diplamur dengan plamur
tembok kemudian diamplas hingga halus, selanjutnya dilakukan
pengecatan.
c. Bagian yang akan dicat tembok adalah :
 Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah diaci dengan rata.
 Seluruh plafond kalsi board maupun Gypsum board dan lesnya
 Seluruh permukaan beton yang nampak (kolom, balok, sunscreen,

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK


Spesifikasi Teknis Toilet Wisata Ciawi 19
bagian bawah plat lantai, ring balk ) dan lain-lain
d. Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang digunakan harus
disetujui oleh Direksi atau Pengawas Lapangan.
e. Warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi atau Bouwheer.

Pasal 19 PEKERJAAN LAIN – LAIN DAN PEMBERSIHAN


1. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, maka Kontraktor harus
membersihkan semua kotoran dan sisa-sisa material akibat kegiatan
pelaksanaan tersebut.
2. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan, baik jalanan, maupun
fasilitas lainnya akibat pekerjaan ini.
3. Dalam masa Pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan
sampai Serah Terima Kedua.

Pasal 20 KETENTUAN TAMBAHAN


1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan Administrasi,
Pemeriksaan Bahan dan Mutu Pelaksanaan serta Ketentuan Lain dari
pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula
sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
2. Semua bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan Direksi dengan
terlebih dahulu menunjukkan contohnya atau menggunakan Surat
Keterangan Persetujuan terutama bahan- bahan Produksi Industri yang
mempunyai banyak jenis Merk.
3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

Rangkasbitung, Mei 2018


Konsultan Perorangan

Asep Gumilar, AMd. Ars.

DINAS PARIWISATA KABUPATEN LEBAK

Anda mungkin juga menyukai