ANDAL
Kelompok 1
Trias Mustika Nur Pratiwi 15314006
Rizka Putri Nara 15314007
Diva Denita 15314008
Astrid Monica 15314009
Hellen Putri Kusumasari 15313039
Fitriana Puspitasari 10614026
1.3.1 Pemrakarsa
Pemrakarsa proyek kegiatan pembanguna Industri Tahu Susu adalah
1. Nama Instansi : PT Taman Harapan Indah
2. Alamat Kantor : Jalan Jenderal Sudirman 40, Kelurahan Karet
Tengsinm Kecamatan Tanah Abang, Kota Adminitrasi Jakarta Pusat
3. No Telp : (021) 7779034
4. Email : info@harapanindah.com
5. Nama Proyek : Pembangunan Indutsri Tahu Susu
6. Lokasi Proyek : Jalan Ciganitri, Bojongsoang, kabupaten Bandung
7. Luas Tanah : 1,2 Ha
Tahapan Konstruksi
Tahap konstruksi merupakan suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik
dari rencana proyek yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan pembangunan
yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan. Berikut tahapan konstruksi dalam pembuatan pabrik tahu susu.
Gambar I. 4Kegiatan Pada Proses Konstruksi
Tahapan Operasi
Tahap operasi merupakan tahapan beroperasinya kegiatan produksi yang
direncanakan, dalam laporan ini yang dimaksud adalah produksi tahu susu. Tahap
ini merupakan tahap inti dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan pada proyek
ini.
Gambar I. 5. Tahapan Operasi
Gambar I. 6Neraca Masa Tahapan Operasi
Kerusakan jalan
No Proses Jenis Kegiatan Dampak potensial
Peningkatan kebisingan
Pengecran dan -
pemasangan lantai
Peningkatan kebisingan
Peningkatan pencemaran
kualitas udara
Peningkatan pencemaran
kualitas udara
Pengecran - - -
dan
pemasanga
n lantai
n kacang produksi?
kedelai - Bagaimana kondisi air
tanah apabila diambil
untuk proses produksi?
- Seberapa banyak luas
wilayah yang akan
terkena dampak akibat
pengambilan air tanah?
Kerusakan jalan
Tahap Konstruksi
Tabel I. 6Dampak Penting Hipotetik Tahap Konstruksi
Tahap Operasi
Peningkatan kebisingan
b) Batas Ekologis
Batas Ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air dan udara) dimana proses
alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana
kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan/atau
kegiatan.
c) Batas Sosial
Batas sosial ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan
memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang berada diluar batas
proyek dan ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana
kegiatan. Oleh karena itu batas sosial adalah batas proyek dengan pemukiman
terdekat/sekitar. Dengan demikian batas kajian sosial meliputi pemukiman-
pemukian penduduk di sekitar proyek meliputi Kota Bandung, Kecamatan Cimahi,
Kecamatan Margaasih, Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Ketapang,
Kecamatan Pameungpeuk, Kecamatan Baleendah. Batas kajian wilayah studi dapat
dilihat pada Gambar I.10.
Gambar I. 10. Batas Sosial
d) Batas Adminitrasi
Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Batas ruang ini dapat
berupa batas administrasi pemerintahan atau batas konsesi pengelolaan sumber
daya oleh suatu dan/atau kegiatan. Dengan memperhatikan batas-batas tersebut dan
mempertimbangkan kendala-kendala teknis yang dihadapi (dana, waktu, dan
tenaga) maka akan diperoleh batas adminitrasi yaitu :
Kelurahan : Bojongsoang
Kecamatan : Bojongsoang
Wilayah : Kota Administrasi Kabupaten Bandung
Provinsi : Jawa Barat
Gambar I. 11 Batas Adminitrasi
(Sumber :https://id.climate-data.org/location/618793/)
Curah hujan paling sedikitl terlihat pada Agustus.Rata-rata dalam bulan ini
adalah 63 mm. Hampir semua presipitasi di sini jatuh pada Desember, rata-rata 290
mm.
Variasi dalam presipitasi antara bulan terkering dan bulan terbasah adalah
227 mm. Sepanjang tahun, suhu bervariasi menurut 1.5 °C
Dari gambar 12 diatas ditunjukan bahwa prevailing wind berasal dari arah
tenggara kea rah barat laut, kemudian kecepatan dominan berkisar 0.5-2.5 m/s
dankecepatan rata-rata angina berkisar 3.07 m/s.
Lokasi titik sampling kualitas udara berada pada longitude 107,38’22.60 E
dan langitude 6,58’11.82 S. Penentuan lokasi titik sampling kualitas udara
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya adalah memilih titik lokasi yang
berada jauh dari gedung dan pepohonan yang dapat menimbulkan terjadinya proses
absorpsi atau adsorpsi pencemar udara ke gedung atau pohon. Walaupun demikian
pemilihan lokasi titik sampling udara ambien harus memperhatikan daerah yang
mempunyai konsentrasi pencemar yang tinggi.Faktor meteorologi yang harus
diperhatikan dalam melakukan sampling udara ambien adalah arah angin,
kecepatan angin, suhu udara, kelembaban, serta faktor geografi seperti topografi
dan tata guna lahan.
Gambar II.7Konsentrasi CO
Karbon monoksida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat
racun. CO biasanya bercampur dengan gas-gas lain yang berbau sehingga dapat
terhirup tanpa disadari. CO dihasilkan dari limbah industri terutama hasil
pembakaran tidak sempurna gas alam dan material-material lain yang mengandung
karbon (OSHA 2002). Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara terkait
konsentrasi karbon monoksida (CO) mengalami fluktuatif.Namun kecenderungan
mengalami penurunan dan pada tahun 2018 menunjukkan angka 2050 ug/m3. Oleh
sebab itu kualitas udara berdasarkan konsentrasi CO masih di bawah baku mutu
yakni 10000 ug/m3 untuk pengukuran 24 jam.
2.1.3 Kebisingan
Kepadatan lalu lintas akan dipantau terlebih dahulu sebelum mengukur
kebisingan dengan tujuan mengetahui jam-jam puncak di tiap bagian waktu.
Pengukuran jumlah kendaraan yang melintas di Jalan Bojongsoang dilakukan
selama 16 jam dari pukul 06.00- 22.00 dan dilakukan selama hari kerja dan hari
libur. Pengambilan sampel jumlah kendaraan dilakukan selama 15 menit di tiap
jamnya. Lokasi pengukuran kebisingan dilakukan di jalan Ciganitri, Bojongsoang
tepat di depan lokasi pembangunan proyek industri tahu susu.
Data aktivitas lalu lintas selama studi tercermin khas pola lalu lintas
perkotaan. Peningkatan jumlah kendaraan terjadi pada pagi hari dan sore hari ketika
jam masuk dan keluar kantor atau sekolah. Jumlah kendaraan dipantau selama 15
jam, dari pukul 07.00- 22.00 (Gambar 1). Dari hasil pengamatan, sejak pukul 18.00
ke atas jumlah kendaraan yang lewat akan terus menurun. Jumlah kendaraan
tertinggi terdapat pada pukul 16.00-17.00 yang mencapai 4136 kendaraan per jam.
Pada pagi hari jam puncak terjadi pukul 08.00-10.00, jam puncak di siang hari pukul
11.00-13.00 dan di sore hari jam puncak ada pada pukul 15.00- 17.00. Jumlah
kendaraan pada hari libur, yaitu Sabtu atau Minggu, secara keseluruhan jumlahnya
lebih banyak daripada hari kerja. Hanya saja untuk jam-jam tertentu, seperti pukul
08.00-09.00, pukul 15.00-17.00 dan pukul 19.00-20.00 jumlah kendaraan di hari
kerja lebih banyak dari hari libur. Hal ini dapat dikarenakan karena jam-jam
tersebut merupakan jam masuk dan keluar kantor, sehingga volume kendaraan di
hari kerja pada jam tersebut cenderung lebih banyak.
Parameter
2.Parameter Kimia
Kualitas kimia sungai secara langsung dipengaruhi oleh adanya pencemaran
air yang terjadi pada sungai. Semakin berat pencemaran berlangsung maka dapat
dipastikan kondisi kualitas sungai akan menurun. Kandungan senyawa organik di
anak sungai DAS Citasrum Bojongsoang cukup tinggi. Kandungan Nitrogen di
dalam air sungai yang terukur dengan senyawa ammonia (NH3), Nitrat (NO3), dan
Nitrit (NO2) lebih tinggi dari baku mutu kelas 1 dalam PP No 82 Tahun 2001.
Sedangkan kandungan unsur logam seperti Mn, Cu, Pb, Hg, Cr masih di bawah
baku mutu.
3. Parameter Biologi
Pengukuran parameter biologi pada anak sungai DAS Citarum Bojongsoang
adalah dengan coliform total dan coliform faecal. Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan oleh BPLH, maka parameter mikrobiologi tersebut melebihi baku mutu
yang telah disyaratkan.
Konsentrasi (mg/l)
1.2
0.93
1 0.85 0.9
0.75 0.8
0.8 0.610.66
0.510.58
0.6 0.4
0.4 0.2
0.2
0
2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun
Peralatan yang digunakan untuk pengambilan air tanah adalah water level
meter, low flow meter, bailer, pompa, DO meter, dan konduktimeter.
Kecamatan Bojongsong terletak pada ketinggian 600 mdpl.Muka air tanah
di kecamatan Bojongsoang khususnya dilokasi proyek memiliki kedalaman sekitar
60 meter. Berikut merupakan data ketinggian muka air tanah dari tahun 2012-2018
ditunjukkan pada grafik berikut
558
560
555 550
550 545
545 540
540
535
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Gambar II. 17Lokasi Sampling Flora Fauna Area Darat dan Sungai
Jumlah
Kelompok Umur
Kecamatan Kelurahan Penduduk di
Penduduk
wilayah studi
Cipagalo 25.217 jiwa 0-14 tahun: 26%
15-64 tahun: 70%
65+ tahun: 4%
Buah Batu 20.408 jiwa 0-14 tahun: 29%
Bojongsoang 15-64 tahun: 68%
65+ tahun: 3%
Bojongsoang 24.066 jiwa 0-14 tahun: 23%
15-64 tahun: 74%
65+ tahun: 3%
Total penduduk terdampak proyek: 69.691 jiwa.
2.3.2 Kebersihan
Kondisi kebersihan disekitar lokasi proyek pada saat pengamatan Februari
2018 terlihat cukup bersih.Tidak terlihat tumpukan sampah yang berserakan di tepi
Jalan Ciganitri, Bojongsoang.Namun pada tahun 2016 lalu terdapat isu tumpukan
sampah disejumlah titik titik di tepi jalan Karena adanya pembatasan kuota
pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA) Babakan di Kecamatan
Ciparay.
Kondisi serupa juga terlihat di Ciganintri Kecamatan Bojongsoang, tepatnya
di jalan menuju sejumlah perumahan dan cluster.Di tempat ini, tumpukan sampah
terlihat di lokasi perumahan yang tengah dibangun dan kawasan
pendidikan.Sehingga kemudian segera ditangani oleh aparat desa Cigapalo
setempat dan dilakukan pengelolaan sampah lebih baik.
Kriteria
Definisi
dampak
Sifat dampak
Dampak Dampak dalam bentuk terjadinya perubahan terhadap rona
negatif lingkungan menjadi lebih buruk dari koondisi semula
Dampak dalam bentuk terjadinya perubahan terhadap rona
Dampak positif
lingkungan menjadi lebih baik dari kondisi semula
Jenis dampak
Dampak Dampak yang ditimbulkan oleh interaksi secara langsung
Langsung antara aktivitas proyek yang direncanakan dengan komponen
(Primer) lingkungan penerima dampak
Kriteria
Definisi
dampak
Dampak
Dampak terhadap komponen lingkungan merupakan dampak
Turunan
turunan dan dampak primer berupa dampak sekunder, tersier,
Sekunder,
dst (contoh: hilangnya habitat terhadap peruahan
Tersier dan
keanekaragaman satwa liar)
seterusnya
Besaran dampak
Rendah Dampak terjadi kurang dari satu kali dalam satu bulan
Pengurangan
Jangka
kuantitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
Panjang
tanah
Perebusan dan
3 pengadukan Penurunan
Jangka
kacang kedelai kualitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
Panjang
permukaan
Penurunan
Jangka
keanekaragaman Negatif Primer Lokal Sedang Sedang Tinggi Tinggi Mayor Penting
Panjang
biotik
Penyaringan
Timbulan limbah
atau pemisahan Jangka
4 padat berupa Negatif Primer Lokal Sedang Rendah Rendah Tinggi Minor Tidak penting
ampas dari sari Panjang
ampas
kedelai
Pencampuran Penurunan
Jangka
5 sari kedelai dan kuantitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
Panjang
bahan lainnya tanah
Tabel III.7 Penentuan Sifat Penting Tahap Operasi-2
Dampak
Tahapan
No DPH Lama Sifat Kesimpulan
kegiatan Sifat Jenis Persebaran Besaran Sensitivitas Kerawanan Peluang
dampak penting
Pengurangan
Jangka
6 kuantitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
Panjang
Perebusan tahu tanah
dengn air
Penurunan
garam Jangka
kualitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
Panjang
permukaan
Penurunan
Pendinginan Jangka
7 kuantitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
tahu Panjang
tanah
Pengurangan
Jangka
kuantitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
Panjang
tanah
Penambahan
8
kunyit
Penurunan
Jangka
kualitas air Negatif Primer Regional Besar Rendah Sedang Tinggi Moderat Penting
Panjang
permukaan
Tabel III.8 Penentuan Sifat Penting Tahap Pasca Operasi
Tahapan Dampak
No DPH Kesimpulan
kegiatan Sifat Jenis Lama Persebaran Besaran Sensitivitas Kerawanan Peluang Sifat
Kerusakan jalan Jangka
Negatif Primer Lokal Sedang Rendah Rendah Kecil Diabaikan Tidak penting
raya Panjang
Peningkatan Jangka
Mobilisasi alat Negatif Primer Lokal Sedang Tinggi Tinggi Kecil Moderat Penting
1 kebisingan Pendek
produksi
Peningkatan
Jangka
pencemaran Negatif Primer Lokal Sedang Tinggi Tinggi Kecil Moderat Penting
Pendek
kualitas udara
Peningkatan
pencemaran
limbah padat Jangka Sangat
Negatif Primer Lokal Kecil Rendah Kecil Diabaikan Tidak penting
berupa Pendek Rendah
Pembongkaran
2 berangkal, dan
pembangunan
sisa2 bebatuan
Peningkatan
Jangka
pencemaran Negatif Primer Lokal Kecil Tinggi Sedang Kecil Minor Tidak penting
Pendek
kualitas udara
Setelah itu, dilakukan pengelompokan dampak penting kembali
berdasarkan sifat pentingnya,
Tabel III.9 Klasifikasi Dampak Penting
Kemacetan lalu
9 2/3
lintas
Kerusakan
10 3/3
prasarana jalan
Gangguan lalu lintas
11
kereta api
II Biologi
1 Flora
2 Fauna
3 Biota air
III Sosekbud
Keresahan
1 5/6
masyarakat
Keresahan pemilik
2 3/4
lahan
Penurunan
3
pendapatan
Peningkatan
4 aktivitas ekonomi
lokal
Gangguan aktivitas
5
pertanian
IV Kesehatan
Gangguan
1 kesehatan
masyarakat
Gangguan
2 kenyamanan
masyarakat
- Analisis Dampak dengan Matrik Sorensen
No Dampak Penting Sumber Dampak Rona Lingkungan Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak Secara
Holistik
1. Keresahan Pengadaan lahan 70% dari hasil survey Sifat penting dampak:
masyarakat mengatakan bahwa Penting
masyarakat
mengalami keresahan Besarnya dampak:
karena adanya Akan menyebabkan
pembebasan lahan ini. masyarakat menjadi
Masyarakat takut akan kurang kepercayaan
No Dampak Penting Sumber Dampak Rona Lingkungan Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak Secara
Holistik
lahannya dibeli terhadap pembangunan
dengan harga yang pabrik tahu susu, akibatnya
murah atau dapat menghambat proses
pemasangan patok pembangunan seperti
diluar perbatasan kemungkinan terjadinya
demo
2. Penurunan Tahap Prakonstruksi Berdasarkan hasil Sifat penting:
Kualitas udara c. Mobilisasi perngukuran dan data Penting
Peralatan sekunder, ditunjukan
Tahap Konstruksi bahwa kualitas udara Besarnya dampak:
c. Mobilisasi sebelum dibangunnya Akan terjadi peningkatan
peralatan dan pabrik tahu susu untuk PM 10 hingga melebihi
bahan parameter penting baku mutu udara ambient
Tahap Pascaoperasoi seperti PM10, SO2, akibat adanya mobilisasi
e. Mobilisasi alat CO, NOx, dan Ozon peralatan dikarenakan
produksi adalah dibawah baku cuaca yang kering dan
mutu udara ambien berdebu. Selain itu, hal ini
No Dampak Penting Sumber Dampak Rona Lingkungan Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak Secara
Holistik
f. Pembongkatan juga disebabkan karena
pembangunan daerah sekitar jalanan
jarang pepohonan yang
dapat menyerap debu.