Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Segala puji sukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
panduan yang berjudul “ Panduan Edukasi Kolaboratif” tepat pada waktunya.

Penyusunan buku panduan ini bertujuan sebagai bahan acuan dan standar dalam
memberikan pelayanan edukasi atau pendidikan kepada pasien dan keluarga di RSU
Sakinah. Dalam penyusunan buku panduan ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang ikut membantu, untuk itu penulis
mengucapkan bayak terima kasih.

Dalam penyusunan buku panduan ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis membuka diri segala kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, semoga buku “ Panduan Edukasi Kolaboratif “ ini dapat
bermanfaat bagi kita semua di RSU Sakinah.

Lhokseumawe, Desember 2018

Tim Akreditasi RSU Sakinah


BAB I

DEFINISI

Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan


pelayanan kepada pasien / klien, adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa,
melakukan kerja sama dalam asuhan kesehatan,saling berkonsultasi atau komunikasi
serta masing-masingbertanggung jawab padapekerjaan tiap profesinya.Kolaborasi
profesi kesehatan ini mempunyai tujuan umum yang sama, aturan yang jelas, dan yang
perlu diingat adalah berbeda keahlian artinya masing-masing profesi tidak boleh
mengambil lahan profesi lainserta tidak boleh menganggap rendah posisi profesi lain.

Dasar dari sebuah kolaborasi adalahkerja sama tim yang kuat. Dalam hal ini bagaimana
memanajemen diri sendiri dan kelompok sangat diutamakan. Tidak lupa untuk
mengenal profesi kesehatan lainnya dengan mengenal perorangan secara lebih dini.

Inti dari dari sebuah hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling ketergantungan
(interdefensasi) untuk kerja sama dan bekerja sama. Bekerja sama dalam suatu kegiatan
dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi
pekerjaan agar tujuan atau target yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu
menggunakan catatan klien terintegrasi merupakan suatu alat untuk berkomunikasi
antara profesi secara formal tentang asuhan klien.

Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika:

1. Semua profesi memiliki visi dan misi yang sama


2. Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
3. Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
4. Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang bergabung
dalam tim.

Kolaborasi kesehatan meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan
perspektif kepada seluruh kolaborator. Tim pelayanan kesehatan interdisiplin
merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum
dan berbeda keahlian.
Tim akan berfungsi dengan baik, jika terjadi adanya kontribusi dari anggota tim dalam
memberikan pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai
sesama anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektifyang unik dalam tim
inter disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktekprofesi kesehatan lain. Memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik profesional
BAB II

RUANG LINGKUP

Sasaran pemberian edukasi kolaboratif pada pasien dan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Pasien yang sedang mendapatkan perawatan dirawat inap RSUD Balangan.


b. Pasien yang dirawat oleh lebih dari dua dokter spesialis, dirawat selama lebih
dari satu minggu, dan pasien yang belum ditemukan secara pasti dignosa yang
tepat saat dirawat di rumah sakit.
c. Keluarga pasien yang sedang mendampingi pasien, terutama keluarga pasien
anak-anak atau keluarga pasien usia lanjut maupun pasien dengan penurunan
kesadaran serta pasien dengan keterbatasan fisik maupun mental.
BAB III

TATALAKSANA EDUKASI KOLABORATIF

Tata laksana pemberian edukasi kolaboratif pada pasien dan keluarga adalah sebagai
berikut

A. Assesment / Pengkajian kebutuhan edukasi Kolaboratif

1. Kebutuhanedukasi kolaboratif pada pasien dan keluarga diidentifikasi mulai


pada saat pengkajian awal.
2. Pemberian edukasi pada pasien dan keluarga direncanakan dengan melakukan
assesment kebutuhan pendidikan secara kolaboratif meliputi penilaian tentang
kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut pada pasien dan keluarga, kemampuan
membaca dan menulis, tingkat pendidikan, bahasa yang digunakan, hambatan
emosional dan motivasi, keterbatasan fisik dan kognitif, kesediaan pasien untuk
menerima informasi.
3. Proses assesment di RSUD Balangan, dilaksanakan dengan efektif sehingga
dapat menghasilkan keputusan dalam pemberian edukasi kolaboratif tentang
pengobatan pasien yang harus segera dilakukan, kebutuhan pengobatan lanjutan,
emergency, bahkan ketika kondisi pasien berubah.
4. Proses assesment pada pasien anak dan pasien dengan penurunan kesadaran
dilakukan pada orangtua pasien, keluarga atau penanggung jawab pasien.
5. Proses assesment pasien dilakukan secara terus menerus dan digunakan pada
rawat inap RSUD Balangan yang dicatat pada form informasi dan edukasi
terintegrasi.

B. Pemberian edukasi Kolaboratif pada pasien dan keluarga

1. Edukasi kolaboratif dilaksanakan jika pasien dirawat lebih dari 1 minggu


dirumah sakit, dilaksanakan jika pasien dirawat oleh lebih dari dua dokter
spesialis yang berbeda, dilakukan jika pasien belum ditemukan secara pasti
diagnosa yang tepat saat dirawat dirumah sakit.
2. Pasien dan keluarga mendapatkan edukasi kolaboratif mengenai perkembangan
penyakit, pemeriksaan lanjutan, tindakan medis, perubahan terapi, kebutuhan
asupan makanan, dan pelayanan lanjutan kesehatan lain yang diperlukan oleh
pasien.
3. Edukasi kolaboratif pada anak dan pasien dengan penurunan kesadaran
diberikan kepada orang tua pasien, keluarga atau penanggung jawab pasien
4. Edukasi kolaboratif dilaksanakn dengan koordinasi pertemuan langsung antara
DPJP utama dengan DPJP konsulen maupun DPJP tambahan, serta tenaga
kesehatan lain (perawat, ahli gizi, farmasi, rehabilitasi medik) untuk
memberikan edukasi langsung kepada pasien atau keluarga pasien tentang
kondisi pasien sesuai dengan bidang disiplin ilmu masing-masing.
5. Dokumentasi dicatat pada form informasi dan edukasi terintegrasi pada kolom
edukasi kolaboratif.

C. Petugas atau edukator Pemberian Edukasi kolaboratif

1. Petugas yang memberikan edukasi kolaboratif memiliki pengetahuan tentang


materi sesuai dengan kebutuhan pasien, keterampilan komunikas yang baik, dan
mampu bekerjasama dengan multi disiplin ilmu yang terlibat dalam perawatan
pasien.
2. Petugas yang memberikan edukasi kolaboratif memiliki waktu yang cukup
dalam memberikan edukasi
3. Edukasi kolaboratif diberikan oleh multidisiplin yang terlibat dalam perawatan
psien yaitu dokter spesialis, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, rehabilitasi
medik,.

D. Metode pemberian edukasi kolaboratif

1. Ceramah
2. Observasi
3. Diskusi

E. Media Pemberian Edukasi Kolaboratif

1. Leaflet
BAB IV

DOKUMENTASI

Pemberian edukasi kolaboratif pada pasien dan keluarga dicatat secara terintegrasi oleh
petugas kesehatan(Dokter, perawat, bidan, ahli gizi, fisioterapi, apoteker) yang dicatat
pada form informasi dan edukasi terintegrasi pada kolom edukasi kolaboratif.

Ditetapkan di : Lhokseumawe
Pada tanggal :

Direktur RSU Sakinah

dr. Reisna Refiana

Anda mungkin juga menyukai