Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan adalah suatu tindakan, usaha, aktivitas, cara yang kita
lakukan untuk memulihkan kesehatan, setelah kesehatan kita
bermasalah/terganggu.
Menurut Mangan (2003), cara pengobatan yang ada di kalangan
masyarakat sekarang bisa disimpulkan kepada dua tipe pengobatan
yaitu pengobatan cara barat yang bersifat konvensional dan juga
dianggap moderen serta pengobatan cara timur yang bersifat alternatif
dan sering kali disebut pengobatan tradisional. Secara umum,
pengobatan timur bertujuan untuk meningkatkan sistem imun,
menghambat pertumbuhan penyakit, mengurangi keluhan pengguna
dan memperbaiki fungsi badan tubuh. Berbeda dengan pengobatan
barat di mana sebagai contohnya bisa membuang tumor atau kanker
dengan pembedahan, membunuh sel kanker dengan kemoterapi
ataupun melakukan radioterapi untuk membunuh sel kanker yang
kebanyakannya bersifat invasif pada tubuh manusia.
Paradigma yang diterapkan dalam pengobatan barat adalah “illness
is the enemy” dan pengobatan timur pula dengan paradigma “illness is
not an enemy but caused unbalancing energy” menyebabkan perbedaan
cara pandang masyarakat serta cara aplikasi keduanya pada upaya
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Meskipun demikian, pengobatan
tradisional ini diharapkan berkembang bersama pengobatan moderen
supaya bisa saling mendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang optimal pada masyarakat (Mushito, 2002).
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia
pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia
pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri,
kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan

1
komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan –
iklan terapi non – konvensional di berbagai media.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pengobatan tradisional?
2. Apa yang dimaksud obat herbal?
3. Apa saja kandungan dalam tanaman obat herbal?
4. Apa saja keuntungan pengobatan tradisional?
5. Apa saja kekurangan pengobatan tradisional?
6. Bagimana konsep pengobatan herbal?
7. Apa saja prinsip dalam pengobatan tradisional?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pengobatan tradisional
2. Untuk mengetahui definisi obat herbal
3. Untuk mengetahui kandungan dalam tanaman obat herbal
4. Untuk mengetahui keuntungan pengobatan tradisional
5. Untuk mengetahui kekurangan pengobatan tradisional
6. Untuk mengetahui konsep pengobatan herbal
7. Untuk mengetahui prinsip dalam pengobatan tradisional

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengobatan Tradisional


Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total
pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada
teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai
adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan
atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang
pengobatan alternatif yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan
yang dipilih oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak
memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995).

2.2 Obat Herbal


Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan
alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan
liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari
sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya (Mangan,
2003).
Dalam pengobatan tradisional ini, memang masih kurang data-data
laboratorium tentang khasiat serta manfaat tanaman-tanaman tersebut.
Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter moderan menganggap
pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan
data klinis yang valid.
Para ahli pengobatan tradisional ini pada dasarnya melihat
kesehatan sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya berlaku
gangguan pada salah satu organ tubuh maka ini akan menyebabkan
ketidakseimbangan pada organ tubuh yang lainnya. Tujuan utama

3
pengobatan ini dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan
menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya untuk
menghilangkan gejala saja (Mursito, 2002).

2.3 Kandungan dalam Tanaman Obat Herbal


Berikut ini adalah contoh kandungan yang ada dalam beberapa
tanaman obat tradisional :
No Nama Tanaman Zat yang Terkandung Khasiat
1 Daun Seledri Butilftalida dan Mengobati tekanan
butilidftalida darah tinggi

2 Daun Sirih BetIephenol, seskuiterpen, Mengobati batuk,


pati, diatase, gula dan zat antiseptika
samak dan kavikol (membunuh
mikroorganisme
berbahaya), dan obat
kumur

3 Daun Jambu biji Flavonoid seperti tanin Mengobati diare

4 Daun Kumis kucing Saponin, minyak atsiri, zat Bersifat


samak, lemak dan glucosit memperlancar air
orthosiphonin seni

5 Daun Landep Saponin, flavonoida, tanin, Mengobati rematik


garam kalium, dan silikat

6 Batang Kayu manis Zat-zat anti inflamasi Mengobati penyakit


batuk dan sesak
napas, nyeri lambung
perut kembung, diare,
rematik, dan
menghangatkan
lambung

7 Buah Jeruk nipis Fellandren dan sitral Mengobati penyakit


demam, batuk kronis,
kurang darah,
menghentikan
kebiasaanmerokok,
menghilangkan bau
badan, dan
memperlancar buang
air kecil

4
8 Mengkudu Terpenoid, Zat anti bakteri, Mengobati penyakit
Scolopetin Zat anti kanker radang usus, susah
Xeronine dan Proxeronine buang air kecil, batuk,
amandel, difetri,
lever,sariawan,
tekanan darah tinggi,
dan sembelit

9 Umbi Gingseng saponin dan glikosida Penguat sistem


kekebalan tubuh,
membantu menjaga
hati, kelenjar adrenal,
dan tiroid sehat,
dapat membantu
mencegah penyakit
mulai dari flu biasa
sampai kanker

10 Umbi Kunyit Curcuma, Mengobati diare,


desmetoksikumin dan masuk angin,
bisdesmetoksikurkumin hepatitis, dan kejang-
kejang

2.5 Keuntungan Pengobatan Tradisional


1. Efek sampingnya relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan
komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu
tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai
untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif. Oleh karena itu
lebih sesuai bila menggunakan obat alam, walaupun penggunaanya
dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil
sehingga dianggap lebih aman.
2. Adanya efek komplementer atau sinergisme dalam ramuan obat
tradisional/komponen bioaktif antar tanaman obat tradisonal.
Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari
beberapa jenis tanaman obat tradisonal yang memiliki efek saling
mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan
yang maksimal. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat

5
setepat mungkin agar tidak menimbulkan kontra indikasi, bahkan
harus dipilih jenis ramuan yang saling menunjang terhadap suatu
efek yang dikehendaki
3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit
sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa
metabolit sekunder sehingga memungkinkan tanaman tersebut
memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Sebagai contoh misalnya
pada rimpang temu lawak (Curcuma xanthoriza) yang disebutkan
memiliki beberapa efek farmakologi, antara lain : sebagai anti
inflamasi (anti radang), anti hiperlipidemia (penurun lipida darah),
cholagogum (merangsang pengeluaran produksi cairan empedu),
hepatoprotektor (mencegah peradangan hati) dan juga stomakikum
(memacu nafsu makan).
4. Murah dan mudah didapat. Hampir semua obat tradisional yang
mempunyai manfaat sangat baik bagi kesehatan mudah ditemukan
disekitar kita. Terkadang kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk
membeli tanaman obat tertentu, namun meskipun harus
mengeluarkan uang pasti juga sangat murah dibandingkan harus
membeli obat herbal atau obat kimia.
5. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan
degeneratif. Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di
Indonesia (bahkan di dunia) telah mengalami pergeseran dari
penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah) ke
penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah tahun 1970
hingga sekarang). Yang termasuk contoh penyakit metabolik antara
lain : diabetes (kecing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi),
asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan contoh penyakit
degeneratif diantaranya : rematik (radang persendian), asma (sesak
nafas), ulser (tukak lambung), haemorrhoid (ambaien/wasir) dan
pikun (Lost of memory)

6
6. Bebas toksin. Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi
siapa pun, bahkan seringkali memberikan efek meluruhkan racun
dalam tubuh (detoksifikasi).
7. Tidak selalu bergantung pada bantuan tenaga medis. Apabila
diagnosa sudah jelas, pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh
anggota keluarga sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan
tenaga medis atau paramedis.

2.6 Kekurangan Pengobatan Tradisional


1) Efek dari tanaman obat tradisional terhadap penyakit cenderung
lebih lambat dan lama, sehingga pengguna obat tradisonal
diharapakan untuk lebih bersabar.
2) Sering kurang efektif untuk penyakit tertentu. Hal ini dapat kita lihat
banyak penyakit belum ditemukan obatnya, sehingga obat yang
digunakan lebih banyak bersifat simptomatis dan digunakan terus
menerus sesuai gejalanya.
3) Obat tradisional tidak dapat mengobati trauma serius seperti patah
kaki, tidak juga menyembuhkan radang usus buntu atau serangan
jantung seefektif dokter yang menggunakan pengujian diagnosis
modern, operasi, dan obat-obatan.
4) Ketidaktahuan dosis. Salah dalam pengaturan dosis ramuan
sehingga dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang serius.

2.4 Konsep Pengobatan Herbal


- Pendekatan yang digunakan lebih bersifat holistic. Tubuh manusia
dilihat sebagai sebuah system harmoni yang selalu seimbang; tidak
berfungsinya satu bagian tubuh akan menyebabkan
ketidakseimbangan tubuh pada bagian yang lain. Jika tubuh kurang
mampu melakukan penyeimbangan kembali, maka akan muncul
sebuah penyakit. Jadi tujuan dari pengobatan herbal adalah usaha

7
untuk membantu tubuh mengembalikan harmoni atau keseimbangan
dalam tubuh.
- Selain faktor eksternal, pengobatan herbal melakukan penyembuhan
dengan memanfaatkan kekuatan penyembuh yang datangnya dari
faktor spiritual, emosional, mental, dan fisikal. Kekuatan
penyembuhan yang demikiandalam dunia medis modern biasa dikenal
dengan sistem Imun.
- Sistem Imun penentu utama seseorang sehat atau sakit. Herbalogi
fokus pada imunity tersebut. Sehingga pengobatan yang dilakukan
untuk “Improve and maintain body immune system against external
pathogen and pressure”.
- Menggunakan seoptimal mungkin bahan murni dari bahan herbal
sebagai obat, tanpa tambahan zat kimia sintetis seperti pada
pengobatan modern.

2.7 Prinsip Pengobatan Tradisional


1. Kebenaran bahan. Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam
spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang
lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek
terapi yang diinginkan.
2. Ketepatan dosis. Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik
memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang
harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Penggunaan takaran
yang lebih pasti dalam satuan gram dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya efek yang tidak diharapkan karena batas antara racun dan
obat dalam bahan tradisional amatlah tipis.
3. Ketepatan waktu penggunaan. Kunyit diketahui bermanfaat untuk
mengurangi nyeri haid dan sudah turun-temurun dikonsumsi dalam
ramuan jamu kunir asam yang sangat baik dikonsumsi saat datang
bulan (Sastroamidjojo S, 001). Akan tetapi jika diminum pada awal
masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran.

8
4. Ketepatan cara penggunaan. Satu tanaman obat dapat memiliki
banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat
berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda
dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika
dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai
obat asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan
keracunan / mabuk (Patterson S, dan O’Hagan D., 2002).
5. Ketepatan telaah informasi. Perkembangan teknologi informasi saat
ini mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses.
Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang
memadai dan telaah yang cukup seringkali mendatangkan hal yang
menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan bat tradisional
berbalik menjadi bahan membahayakan. Contohnya, informasi di
media massa meyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus communis L)
mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai
antikanker (Wang WX, et al., 1998). Risin sendiri bersifat toksik /
racun sehingga jika biji jarak dikonsumsi secara langsung dapat
menyebabkan keracunan dan diare ((Audi J, et al., 2005),
(Sastroamidjojo S, 2001)).
6. Tanpa penyalahgunaan. Tanaman obat maupun obat tradisional
relatif mudah untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep
dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat dari
tanaman obat maupun obat tradisional tersebut.
7. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu. Dalam satu jenis
tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam
terapi. Contoh, daun Tapak dara mengandung alkaloid yang
bermanfaat untuk pengobatan diabetes. Akan tetapi daun Tapak
dara juga mengandung vincristin dan vinblastin yang dapat
menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah putih) hingga ±
30%, akibatnya penderita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di dalam suatu ilmu kesehatan untuk menyembuhkan suatu
penyakit ada dua macam pengobatan, yaitu pengobatan modern dan
pengobatan tradisional.
Pengobatan modern adalah pengobatan yang dilakukan dengan
cara-cara modern/ilmiah atau telah diuji cobakan dengan sebuah
penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengobatan tradisional
adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek
yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman
masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan
atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam
pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik
dan juga mental.
Penggunaan ramuan tradisional memiliki efek samping negatif yang
sangat kecil jika dibandingkan dengan obat–obatan medis modern. Hal
ini dikarenakan, bahan baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak
bersifat sintetik. Meskipun demikian, obat herbal yang baru tetap harus
melewati uji klinis yang sama dengan obat-obatan sintetik. Selama
mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya higienis, dan
cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif ramuan
tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan.

3.2 Saran
Hubunganan di antara pengobatan alternatif dengan pengobatan
modern bukanlah hubungan yang bersaing. Pengobatan kedua-duannya
hidup saling berdampingan dan bersama-sama menyediakan pilihan
pengobatan untuk bermacam-macam penyakit. Jadi untuk pemilihan

10
obat yang baik pilihlah obat yang berkhasiat seperti obat tradisional tapi
tetap terjaga mutu dan kebersihannya seperti obat modern.
DAFTAR PUSTAKA

Devi, Shinta. 2013. Pengobatan Keperawatan Komunitas. http://tje-


tjeks.blogspot.com/2013/02/pengobatan-keperawatan-komunitas.html?m=1
(diakses pada 03 November 2018)
Laksono, dr Budi. 2010. Tanaman Obat dalam Pengobatan Modern. Semarang
Pramono, S,Katno. 2013. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu.
Yogyakarta : Fakultas Farmasi UGM
Waluyo Srikandi. 2009. 100 Questions & Answer about Diabetes. Jakarta: Elex
Media Komputindo

11

Anda mungkin juga menyukai