PENDAHULUAN
1
komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan –
iklan terapi non – konvensional di berbagai media.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pengobatan tradisional
2. Untuk mengetahui definisi obat herbal
3. Untuk mengetahui kandungan dalam tanaman obat herbal
4. Untuk mengetahui keuntungan pengobatan tradisional
5. Untuk mengetahui kekurangan pengobatan tradisional
6. Untuk mengetahui konsep pengobatan herbal
7. Untuk mengetahui prinsip dalam pengobatan tradisional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pengobatan ini dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan
menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya untuk
menghilangkan gejala saja (Mursito, 2002).
4
8 Mengkudu Terpenoid, Zat anti bakteri, Mengobati penyakit
Scolopetin Zat anti kanker radang usus, susah
Xeronine dan Proxeronine buang air kecil, batuk,
amandel, difetri,
lever,sariawan,
tekanan darah tinggi,
dan sembelit
5
setepat mungkin agar tidak menimbulkan kontra indikasi, bahkan
harus dipilih jenis ramuan yang saling menunjang terhadap suatu
efek yang dikehendaki
3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit
sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa
metabolit sekunder sehingga memungkinkan tanaman tersebut
memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Sebagai contoh misalnya
pada rimpang temu lawak (Curcuma xanthoriza) yang disebutkan
memiliki beberapa efek farmakologi, antara lain : sebagai anti
inflamasi (anti radang), anti hiperlipidemia (penurun lipida darah),
cholagogum (merangsang pengeluaran produksi cairan empedu),
hepatoprotektor (mencegah peradangan hati) dan juga stomakikum
(memacu nafsu makan).
4. Murah dan mudah didapat. Hampir semua obat tradisional yang
mempunyai manfaat sangat baik bagi kesehatan mudah ditemukan
disekitar kita. Terkadang kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk
membeli tanaman obat tertentu, namun meskipun harus
mengeluarkan uang pasti juga sangat murah dibandingkan harus
membeli obat herbal atau obat kimia.
5. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan
degeneratif. Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di
Indonesia (bahkan di dunia) telah mengalami pergeseran dari
penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah) ke
penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah tahun 1970
hingga sekarang). Yang termasuk contoh penyakit metabolik antara
lain : diabetes (kecing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi),
asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan contoh penyakit
degeneratif diantaranya : rematik (radang persendian), asma (sesak
nafas), ulser (tukak lambung), haemorrhoid (ambaien/wasir) dan
pikun (Lost of memory)
6
6. Bebas toksin. Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi
siapa pun, bahkan seringkali memberikan efek meluruhkan racun
dalam tubuh (detoksifikasi).
7. Tidak selalu bergantung pada bantuan tenaga medis. Apabila
diagnosa sudah jelas, pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh
anggota keluarga sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan
tenaga medis atau paramedis.
7
untuk membantu tubuh mengembalikan harmoni atau keseimbangan
dalam tubuh.
- Selain faktor eksternal, pengobatan herbal melakukan penyembuhan
dengan memanfaatkan kekuatan penyembuh yang datangnya dari
faktor spiritual, emosional, mental, dan fisikal. Kekuatan
penyembuhan yang demikiandalam dunia medis modern biasa dikenal
dengan sistem Imun.
- Sistem Imun penentu utama seseorang sehat atau sakit. Herbalogi
fokus pada imunity tersebut. Sehingga pengobatan yang dilakukan
untuk “Improve and maintain body immune system against external
pathogen and pressure”.
- Menggunakan seoptimal mungkin bahan murni dari bahan herbal
sebagai obat, tanpa tambahan zat kimia sintetis seperti pada
pengobatan modern.
8
4. Ketepatan cara penggunaan. Satu tanaman obat dapat memiliki
banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat
berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda
dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika
dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai
obat asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan
keracunan / mabuk (Patterson S, dan O’Hagan D., 2002).
5. Ketepatan telaah informasi. Perkembangan teknologi informasi saat
ini mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses.
Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang
memadai dan telaah yang cukup seringkali mendatangkan hal yang
menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan bat tradisional
berbalik menjadi bahan membahayakan. Contohnya, informasi di
media massa meyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus communis L)
mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai
antikanker (Wang WX, et al., 1998). Risin sendiri bersifat toksik /
racun sehingga jika biji jarak dikonsumsi secara langsung dapat
menyebabkan keracunan dan diare ((Audi J, et al., 2005),
(Sastroamidjojo S, 2001)).
6. Tanpa penyalahgunaan. Tanaman obat maupun obat tradisional
relatif mudah untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep
dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat dari
tanaman obat maupun obat tradisional tersebut.
7. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu. Dalam satu jenis
tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam
terapi. Contoh, daun Tapak dara mengandung alkaloid yang
bermanfaat untuk pengobatan diabetes. Akan tetapi daun Tapak
dara juga mengandung vincristin dan vinblastin yang dapat
menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah putih) hingga ±
30%, akibatnya penderita menjadi rentan terhadap penyakit infeksi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam suatu ilmu kesehatan untuk menyembuhkan suatu
penyakit ada dua macam pengobatan, yaitu pengobatan modern dan
pengobatan tradisional.
Pengobatan modern adalah pengobatan yang dilakukan dengan
cara-cara modern/ilmiah atau telah diuji cobakan dengan sebuah
penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengobatan tradisional
adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek
yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman
masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan
atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam
pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik
dan juga mental.
Penggunaan ramuan tradisional memiliki efek samping negatif yang
sangat kecil jika dibandingkan dengan obat–obatan medis modern. Hal
ini dikarenakan, bahan baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak
bersifat sintetik. Meskipun demikian, obat herbal yang baru tetap harus
melewati uji klinis yang sama dengan obat-obatan sintetik. Selama
mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya higienis, dan
cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif ramuan
tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan.
3.2 Saran
Hubunganan di antara pengobatan alternatif dengan pengobatan
modern bukanlah hubungan yang bersaing. Pengobatan kedua-duannya
hidup saling berdampingan dan bersama-sama menyediakan pilihan
pengobatan untuk bermacam-macam penyakit. Jadi untuk pemilihan
10
obat yang baik pilihlah obat yang berkhasiat seperti obat tradisional tapi
tetap terjaga mutu dan kebersihannya seperti obat modern.
DAFTAR PUSTAKA
11