Anda di halaman 1dari 9

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan

perilaku polapencarian pengobatan di Desa


Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Relationship Between Education Level And Health-
Seeking Behavior Pattern At Pangkalan Village, Tegal
Angus District, Tangerang Regency, Banten Province

Faisal Muhammad1, Gamar Fauzie1, Harianti Ayu1, Iga Faldini1,


Lisa Dwiriansyah1, Erlina Wijayanti2
1. Mahasiswa Kepaniteraan IKM Universitas Yarsi
2. Dosen IKM Universitas Yarsi

KATA KUNCI Perilaku, Pencarian Pengobatan


KEYWORDS Behavior, Health-seeking

ABSTRAK Perilaku pencarian pengobatan ialah perilaku siapa saja atau


kelompok maupun penduduk untuk melakukan atau pencarian
pengobatan agar memperoleh pengobatan sehingga dapat
mengatasi masalah kesehatannya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan
dengan pola pencarian pengobatan di Desa Pangkalan,
Kecamatan Tegal Angus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan
perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat di Kecamatan
dan Tegal Angus. Penelitian ini bersifat analitik. Cara
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh
masyarakat di kecamatan Tegal Angus yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sebanyak 30 responden. Data diolah
menggunakan SPSS 23.0 dan disajikan dalam bentuk tabel

ABSTRACT
Health-seeking behavior is the behavior of a person or a group or a
population for doing or seeking treatment in order to get medication so
that they can deal with their healths problem. The aim of this study is
to describe about health-seeking behavior pattern at Pangkalan
Village, Tegal Angus District. This study aims to determine the
relationship between education level and health-seeking behavior in
assisted families in Tegal Angus Districts.This study uses an
analytical method. The method of sampling in this study uses the
purposive sampling technique. The sample in this study were all
assisted families in Tegal Angus districts who met the inclusion and
exclusion criteria of 30 respondents. Data is processed using SPSS
23.0 and presented in table form.
PENDAHULUAN
menjalani pengobatan ke alternatif
Perilaku pencarian dan menjalani pengobatan medis.
pengobatan (health seeking behavior) Perilaku mencari pengobatan
yaitu usaha yang dilakukan untuk dipengaruhi oleh pengetahuan,
mencari atau melakukan sikap, dan tindakan individu.
pengobatan dengan mengobati Pengetahuan, sikap dan tindakan
penyakitnya sendiri atau membentuk jenis respon manusia
memanfaatkan fasilitas kesehatan akan adanya suatu kondisi
(rumah sakit, puskesmas, dan tertentu. Pemahaman pengetahuan,
sebagainya) maupun fasilitas sikap dan tindakan yang berbeda-
pengobatan tradisional (dukun, beda menyebabkan tingkat
antisipasi terhadap penyakit
shinshe, dan sebagainya).1 Upaya
kanker payudara yang berbeda
pengobatan secara mandiri yang
pula, sehingga sangat diperlukan
dilakukan masyarakat untuk
dalam upaya untuk menekan
mengobati dirinya sendiri dikenal
angka kesakitan akibat kanker
dengan istilah self medication atau
payudara.4
swamedikasi.2 Anderson dalam buku
Menurut Lawrence Green pada behavioral model of families use of
teori Preced-Proceed dalam health services menjelaskan bahwa
Notoatmodjo (2014) diuraikan perilaku orang sakit berobat ke
bahwa perilaku ditentukan atau pelayanan kesehatan
terbentuk dari 3 faktor yakni faktor sama dipengaruhi oleh faktor
predisposisi (predisposisi factors), predisposisi (usia, jenis kelamin,
faktor pemungkin (enabling factors), pendidikan, pekerjaan, Faktor
dan faktor pendorong (renforcing pemungkin (ekonomi keluarga,
factors). Faktor predisposisi akses terhadap sarana pelayanan
(predisposisi factors) adalah faktor kesehatan yang ada dan
yang terwujud dalam penanggung biaya pengobatan) dan
pengetahuan, sikap, kepercayaan, faktor individu (kondisi individu
dan nilai nilai yang mempengaruhi yang mencakup keluhan sakit).
motivasi penderita kanker payudara Menurut Notoadmodjo, orang
dalam mencari pegobatan. Dalam dengan pendidikan formal yang
arti umum, kita dapat mengatakan lebih tinggi akan mempunyai
faktor predisposisi sebagai faktor pengetahuan yang lebih tinggi
yang telah ada dalam diri seseorang dibanding dengan orang dengan
atau masyarakat.3 tingkat pendidikan formal yang
Penelitian Lannifa (2016) lebih rendah, karena akan lebih
dengan judul Perilaku Mencari mampu dan mudah memahami arti
Pengobatan Penderita Kanker dan pentingnya kesehatan
Payudara di Medan dapat dilihat Correpondence:
bahwa terdapat empat pola Erlina Wijayanti
Bagian IKM Fakultas Kedokteran Universitas
pencarian pengobatan pada Yarsi
penderita kanker payudara yaitu Email: erlina.wijayanti@yarsi.ac.id
mengobati sendiri, pengobatan kesehatan serta pemanfaatan
dengan membeli obat ke warung,
pelayanan kesehatan.

METODE Perilaku adalah Pernyataan


tentang tindakan responden
Penelitian bersifat analitik dalam mengatasi penyakit
dengan analisis bivariat. Jenis dengan hasil ukur baik (poin
Penelitian yang digunakan adalah kuesioner 3) dan buruk (poin
penelitian Deskriptif dengan desain kuesioner
penelitian Cross Sectional. Jenis data <3). Usia adalah usia responden
berupa data kuantitatif. Penelitian saat mengisi kuesioner dengan
dilaksanakan selama dua belas hari hasil ukur < 36 tahun dan > 36
pada tanggal 25 Oktober – 5 tahun. Jenis kelamin dalam
November 2018 di Desa Pangkalan, penelitian ini adalah karakteristik
Kecamatan Tegal Angus , biologis yang dilihat dari
Kabupaten Tangerang, Provinsi penampilan luar dengan hasil
Banten. Populasi pada penelitian ini ukur berupa perempuan atau laki-
adalah 21 keluarga binaan di Desa laki. Pendidikan pada penelitian
Pangkalan, Kecamatan Tanjung ini adalah jenjang pendidikan
Pasir, Kabupaten Tangerang, formal terakhir yang ditamatkan
Provinsi Banten. Teknik responden dengan hasil ukur
pengambilan sampel yang adalah pendidikan rendah (tidak
digunakan adalah purposive bersekolah, SMP dan SD) serta
sampling, pengambilan sampel pendidikan tinggi (SMA, dan
dimana jumlah sampel sama perguruan tinggi). Pekerjaan yang
dengan populasi, namun telah dimaksud dalam penelitian ini
memenuhi kriteria inklusi dan adalah aktivitas sehari-hari untuk
eksklusi sebelumnya. memenuhi kebutuhan hidup
Pemilihan responden adalah dengan hasil ukur tidak bekerja
yang memenuhi kriteria inklusi, atau bekerja. Ekonomi dalam
yaitu anggota keluarga binaan yang penelitian ini adalah keadaan
tinggal di Desa Pangkalan, berusia ≥ finansial keluarga berdasarkan
17 tahun, dan bersedia menjadi aspek pendapatan yang dilihat
responden. Sedangkan kriteria dari upah minimum Kabupaten
eksklusi pada penelitian ini yaitu Tangerang yaitu sebesar Rp
masyarakat yang tidak tinggal di 3.555.834 dengan hasil ukur
Desa Pangkalan, dan tidak bersedia dikatakan cukup adalah ≥ Rp
menjadi responden. Responden 3.555.834,- dan dikatakan rendah
yang diambil berjumlah 30 adalah < Rp 3.555.834.
responden.
Adapun teknik pengumpulan Analisis bivariat dilakukan
data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi
dengan wawancara menggunakan masing- masing variabel. Data
kuesioner berisi pertanyaan yang yang telah diambil dalam
telah disusun oleh peneliti untuk penelitian ini selanjutnya
mengetahui perilaku masyarakat dianalisis. dengan menggunakan
dalam pencarian pengobatan. program SPSS 23.0 statistik
analitik dan selanjutnya disajikan naratif sesuai dengan tujuan
dalam bentuk tabel distribusi penelitian.
yang kemudian dijelaskan secara

HASIL

Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Kelompok Usia
<36 Tahun 14 46,7%
>36 Tahun 16 53,3%
Subtotal 30 100%
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 50,0%
Perempuan 15 50,0%
Subtotal 30 100%

Pendidikan
Rendah 24 80%
Tinggi
6 20 %
Subtotal
30 100%
Pekerjaan
Bekerja 20 66,6%
Tidak Bekerja 10 33,3 %
Subtotal 30 100%

Pendapatan
<UMR 20 66,6%
Tidak Berpendapatan 10 33,3 %

Subtotal 30% 100%


Berdasarkan Tabel 1. 33,3% responden tidak
didapatkan sebesar 46,7% berpendapatan.
responden berusia dibawah 36
tahun dan 53,3% responden
berusia diatas 36 tahun. Jenis
kelamin laki-laki sebesar 50,0% Pada Tabel 2 didapatkan bahwa
dan 50,0% perempuan. dari 24 responden yang memiliki
Persentase terbesar pada pendidikan yang rendah , 5
tingkat pendidikan, yaitu responden memiliki perilaku
tingkat pendidikan rendah pencarian pengobatam baik dan
sebesar 80%. Sebanyak 66,6% 19 responden memiliki perilaku
responden bekerja dan 33,3% pencarian buruk. Dan dari total 6
tidak bekerja. Sebanyak 66,6% responden yang memiliki tingkat
responden memiliki pendidikan tinggi, 6 diantaranya
pendapatan dibawah UMR dan memeiliki perilaku pencarian
pengobatan baik .

Perilaku Pencarian Pengobatan


Baik Buruk Total P

Tingkat Rendah 5 19 24 <0


Pendi dikan ,0
02
6 0 6
Tinggi
Total 11 19 30
Tabel 2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Pencarian Pengobatan
PEMBAHASAN

Pada arian
anali peng
sis obat
bivar an.
iat Pend
Ting idika
kat n
Pend yang
idika rend
n , ah
hasil pada
uji resp
statis onde
tik n
dipe menj
roleh adi
nilai salah
p- satu
valu fakto
e r
sebe ting
sar kat
0,002 peng
(P < etah
0,05) uan
deng yang
an buru
kesi k.
mpu Hal
lan ini
ting sesu
kat ai
pend deng
idika an
n pene
berh litian
ubu Lind
ngan a
deng (201
an 7)
peril bah
aku wa
peril mas
aku yara
penc kat
di berobat ke tenaga kesehatan. Pola
kelu yang demikian ini sesuai dengan apa
raha yang dinyatakan oleh beberapa ahli
n yang ditulis oleh bahwa di negara
Kow berkembang dan negara maju
anga tindakan pertarna yang dilakukan
n, untuk mengatasi penyakit ialah
keca mengobati sendiri atau self
mata medication.5
n Beberapa pendapat para ahli
Tem yang dikutip yang berkaitan dengan
angg konsep ini menyebutkan: "lndividu
ung melakukan tindakan berdasarkan atas
bah pengalaman, persepsi pemahaman
wa dan penafsiran atas suatu obyek
terd stimulus atau situasi tertentu" (teori
apat Aksi dari Max Weber).6 Terhadap
hub pelayanan kesehatan puskesmas
unga responden umumnya cenderung
n kurang tertarik, meskipun ada
antar beberapa yang memanfaatkan hanya
a karena murah saja. Keengganan
ting mereka memanfaatkan pelayanan
kat puskesmas oleh karena berbagai
pend kendala klasik yang pernah diungkap
idika oleh beberapa penelitian sebelumnya.
n Faktor-faktor yang berpengaruh
kepa terhadap hal tersebut adalah kualitas
la dan jenis layanan atau obat yang
kelu digunakan meragukan, tidak
arga diperiksa oleh dokter, kurang bisa
deng berkomunikasi, menemui dokter sulit,
an jam buka yang terbatas. Keadaan di
peril atas tersebut sesuai dengan hasil
aku analisis atas data Surkesnas 2004
penc (Survei Kesehatan Nasional) yang
arian menjelaskan bahwa pada rawat jalan
peng di lndonesia tenaga yang memeriksa
obat lebih banyak Perawat/Bidan (68,1%)
an dibandingkan tenaga dokter (66,9%).
gigi. Selanjutnya pada rawat jalan
Di dalam pencarian pengobatan puskesmas dijumpai faktor lama
apabila mereka sakit, mereka menunggu, keramahan petugas,
umumnya mencoba untuk kebebasan memilih petugas serta
mengobatinya terlebih dahulu diikutkan dalam pengambilan
(terutama untuk penyakit yang ringan) keputusan rnerupakan variabel-
dengan membeli obat-obat seperti variabel yang berpengaruh terhadap
yang diiklankan TV, Radio dan koran,
kepuasan pasien7,8 Keterbatasan
kemudian setelah tidak sembuh baru
dalam penelitian ini adalah kurang populasi penelitian
waktu penelitian serta sedikitnya

KESIMPULAN
KEPUSTAKAAN
Pada penelitian secara bivariat ini
didapatkan kesimpulan bahwa
1. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan
tingkat pendidikan pada
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta Jaya,
masyarakat di Kecamatan Tegal
Jakarta ; 2007
Angus berhubungan dengan
2.Depkes RI. Pedoman Penggunaan Obat
perilaku pencarian pengobatan.
Bebas Dan Bebas Terbatas. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia , Jakarta:
2006
SARAN
3. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku
Disarankan peran serta kader dan
Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Jaya,
tokoh masyarakat setempat untuk
Jakarta; 2014
ikut mensosialisasikan tentang
4.Lannifa, M. Perilaku Mencari
perilaku perilaku pencarian
Pengobatan Penderita Kanker Payudara di
pengobatan yang baik.
Medan. Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, Medan ;
2016
5.Maulana HDJ. Promosi Kesehatan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Jakarta: EGC; 2009.
6. SarwonoSolita.Sosiologi Kesehatan.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Beberapa Konsep beserta aplikasinya.
Allah SWT yang telah memberikan
Gajahmada University Press, Jogjakarta:
rahmat dan karuniaNya sehingga 2009.
penulis dapat menyelesaikan
7.Sudibyo S. Pengetahuan, Sikap dan
penyusunan penelitian ini. Dalam Perilaku Ibu Rumah Tangga terhadap Obat
kesempatan ini penulis mengucapkan
Tradisional di desa Tapos – Bogor dan
terima kasih kepada: Faktor yang Mempengaruhinya. Fakultas
1. Pihak Puskesmas Tegal Angus
Pascasarjana Universitas Indonesia,
2. Warga Desa Pangkalan, Teluk Jakarta: 2009
Naga, Tangerang Banten
8.Budijanto, Didik dan Suharmiati.
Analisis Faktor-Faktor Yang
MempengaruhiTingkat Kepuasan Penderita
Rawat Jalan Dan Rawat Inap Di Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Jakarta: 2005.
9.Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Nasional (Surkesnas).
Substansi Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat
dan Kesehatan Lingkungan, Badan
Litbangkesn, Jakarta: 2004

Anda mungkin juga menyukai